Update kelima - I love this journey, but...
Ya tuhan... aku sadar kalo tadi pagi aku belum bisa memuaskan angel. Aku tau seharusnya aku bisa memuaskan dia. Karena aku sadar sudah lama aku dan angel tidak bercinta. Aku bisa saja mengkambing hitamkan pekerjaanku, tapi aku tidak mau membohongi diriku sendiri. Memang benar awalnya karena pekerjaanku inilah yang membuat hubungan intim kami berkurang. Tapi, tapi aku juga sedang menikmati petualangan liarku bersama bagas, sahabat baruku.
Setelah pengalaman pertamaku itu, aku dan bagas makin menggila kami keluar masuk tempat yang secara tidak langsung sama. Sama sama bisa dibilang 'swargo ing ndunyo'. Seperti yang kami lakukan kemarin malam sepulang dari kantor. Karena inilah aku tidak bisa memberi kepuasan ke angel.
10 jam sebelumnya.....
Hari ini aku dan bagas kembali berpetualang, kemarin bagas baru dapet info tentang sebuah panti pijat (PP) yang bisa plus plus, plusnya tiga malahan, setelah jam kantor selesai aku dan bagas memacu honda civic ku menuju kearah perbatasan kabupaten dan kota kami. Jam di dashboard mobilku menunjukan sudah jam 7 malam. Kami pun segera bergegas masuk kedalam panti pijat yang letaknya cukup jauh dari apartementku.
Dari depan panti pijat ini memang nampak legal, alias bukan panti pijat plus plus. Saat aku dan bagas masuk kedalamnya ada dua orang receptionis yang menyapa kami dengan ramah. Mereka berdua masih muda, bahkan bisa dibilang anak baru gede (abg). Namanya dinna dan putri, darimana aku tau nama mereka? Tentu saja aku menggunakan mata elang ku untuk membaca name tag yang menempel di dada mereka. Oke tujuan utamaku bukan membaca nama mereka, tapi menerawang buah dada mereka. Karena nampak dari luar saja sudah sangat menggiurkan. Buah dada dinna yang montok dan bulat hampir sempurna. Sedangkan buah dada putri lebih besar dari dinna. Ditambah dengan kaos seragam mereka yang sangat ketat, uhhh perpaduan yang bagus untuk mata lelaki.
Setelah berbasa basi ria dengan kedua abg yang ranum ini. Aku dan bagas sepakat memilih paket pijat premium. Dengan fasilitas kami berdua bisa dipijat bersama di satu ruangan serta beberapa therapy yang bisa kami dapatkan. Tak lupa bagas mengatakan magic word kepada dinna dan putri. Magic wordnya adalah "kami dapet recom dari mas anton, katanya pijet disni enak" [buat agan agan sekalian kalo mau ke pp usahakan punya magic word, biar dapet servis lebih] Lalu Bagas disodori sebuah buku yang nampak seperti album foto. Dengan senyum menggoda bagas mengembalikan buku itu tanpa melihat isinya dan berkata " kamu aja yang pilihin din.. pokoknya yang kayak kalian berdua gini deh" [agan agan pasti paham kan buku apa itu]
"oke deh mas" jawab dinna sambil tersenyum manja ke bagas. Sedangkan aku sibuk berbicara dengan putri.
"ya udah mas, silahkan" ajak dinna mempersilahkan kami untuk masuk kedalam menuju ruangan pijat.
Sesampainya kami didepan pintu yang bertuliskan Bougenville, dinna pamit meninggalkan kami dan berkata " silahkan mas, nanti saya antarkan therapystnya"
Saat masuk kedalam, aku melihat dua buah ranjang yang sudah di modifikasi. Bentuknya seperti ranjang rumah sakit tapi ada sebuah lobang di ranjang itu, kurasa untuk meletakan wajah saat kami dipijat dengan posisi tengkurap.
"di lepas semua bro?" tanyaku ke bagas.
"udah lepas aja semua, kita telanjang" jawab bagas enteng sambil melucuti baju kerjanya.
Setelah seluruh pakaian kerja kami sudah lepas dari badan, aku dan bagas menuju ke ranjang itu dan mulai merebahkan badan dengan posisi telungkup.
"tok.. tok...tok.. permisi..... ckrek.." kudengar suara perempuan yang lembut dari balik pintu setelah itu pintu pun terbuka.
Tanpa menoleh aku menjawab "iya... Silahkan"
"waduh, kok uda bugil aja mas?" tanya perempuan itu, tapi suaranya beda dengan perempuan yang mengetuk pintu tadi.
Penasaran aku mengangkat sedikit tubuh bagian atasku dan menoleh kebelakang.
"sialan.... Cantik sekali mereka" batinku setelah melihat dua sosok gadis muda yang memakai seragam persis seperti dinna dan putri.
"namanya siapa?" tanya bagas.
"shinta" jawab abg yang memiliki wajah oriental dengan rambut dikuncir kuda, shinta memiliki kulit yang sangat putih hampir tidak bernoda. Ukuran payudaranya standart lah, tidak terlalu besar namun tampak ranum dibalik kaos ketatnya.
"cindy" jawab abg satunya, cindy tidak kalah putih dari shinta hanya saja rambutnya pendek dan dengan payudara yang besar dan bulat tapi sedikit kendor. Tidak mancung menantang seperti shinta.
"oh... Bagas, itu frans atasan saya" jawab bagas dengan bumbu sebuah kedipan mata kearah ku.
"mulai dari mana ni? Terlentang atau tengkurap gini dulu?" tanyaku
"tengkurap aja dulu mas" jawan shinta lembut
Tak beberapa lama aku merasakan kulit lembut shinta menempel di punggung ku. Dan ternyata shinta menduduki pungungku, begitu juga dengan cindy yang duduk diatas pungung bagas.
Sekitar lima menit shinta memijat pungungku, aku merasa cukup dan ingin segera menuju therapy berikutnya. Karena pijatan shinta tidak terasa, lebih tepatnya selama lima menit tadi shinta mengusap usap pungungku. Sepertinya aku kalah start dari bagas. Karena kulihat cindy sudah mulai mengulum pennis bagas.
"sialan bagas, cepet bener beraksinya" batinku
Tanpa menunggu lama aku mencoba bangkit dari posisi ini. Melihat aku yang akan bangkit shinta berdiri dari ranjang therapy dan berdiri di sampingku.
"ganti therapy ya shin..." pintaku ke shinta sambil tersenyum.
seakan sudah paham shinta langsung naik ke ranjang dan berlutut di antara pahaku sehingga wajah cantiknya tepat berada di atas pennisku. Tanpa menunggu intruksi shinta melahap kepala dan batang pennisku secara membabi buta.
"oohhsss..hmmm..hmmm" desahan mulai keluar dari mulutku.
Sekitar 10 menit shinta mengoral pennisku kudengar pintu terbuka. Tentu saja aku terkejut. Ternyata yang masuk adalah dua abg didepan tadi. Ya dinna dan putri.
"lho kok ikutan masuk? Tanyaku polos
"iya donk mas, masa iya kami ngebiarin cowo cowo keren ini di layani dua abg aja" jawab dinna centil.
"lah kok ga dari tadi aja din?" tanya bagas dari ujung sana
"iya lah mas, kan kudu cari orang buat gantiin jaga depan" jawab putri enteng
Tanpa menunggu komando dinna dan putri melucuti pakaian mereka masing masing dan berjalan menuju kearah ku dan bagas. Dinna kearah bagas sedangkan putri berjalan kearahku. Kulihat dinna melucuti pakaian cindy, saat ku lihat kearah putri ternyata putri juga melakukan hal yang sama kepada shinta. Dan nampaklah keempat puting abg ini. Puting shinta dan putri masih terlihat berwarna merah muda. Sedangkan kedua payudara mereka sama sama bulat sempurna tidak kendor sedikitpun, masih kencang terawat.
Setelah pakaian shinta jatuh semua dilantai putri mendekatkan wajahnya padaku dan mengecup bibirku. Mulanya kecupan itu lembut namut lama kelamaan berganti menjadi lumatan lumatan penuh nafsu. Saat ini aku sudah tidak bisa memperhatikan kegiatan bagas cindy dan dinna. Aku sibuk dengan urusanku sendiri.
"hmmnngg...hmmnggg" suara desahan putri karena sambil berciuman tanganku mulai bergrilya di payudarahnya.
"sluurppss...slurrppss..hmmmngg...." desahan putri semakin menjadi saat tanganku memilin milin lembut putingnya, sedangkan shinta kulihat masih sibuk menggulum pennisku.
Melihat putri yang makin terangsang aku menarik tangan putri agar dia duduk diatas badanku. Saat vagina putri menyentu dadaku. Aku bisa merasakan betapa basahnya vagina putri.
"sialan, baru petting gini udah basah banget ni anak" pikirku
Dengan posisi ini aku bisa meremas buah dada putri dengan leluasa.
"hmmmgg...ahhh....ahhhhh.." racauan putri semakin menggila karena selain remasanku di payudarahnya putri juga menggesek gesekan vagina basahnya di dadaku.
"ohhh....ohhmmm..massss... teerrrusss massss, remasss susu putriii mass aahhhhsss" lenguh putri tak karuan.
"ohhhmmmmsssssss hmmmm" desahku tertahan karena shinta dengan semangat mengebu gebuh mengocok pennis ku. Seiring semakin cepatnya kocokan shinta di pennisku putri pun menambah rpm gesekan vaginanya di dadaku, tak mau kalah aku makin semangat meremas payudarah putri.
"ohhhssss..hmmmm ahhhhhhh.. massss...putriiii kkkkeeeee...luuuuuarrrrrrrrrrrrrrr" teriak putri diiringi sentakan sentakan tubuhnya di dadaku.
Dengan tubuh yang masih bergelinjang keenalkan putri melumat kembali bibirku. Karena putri sudah mendapatkan orgasme pertamanya, shinta meminta bertukar posisi dengan putri. Kini putri menggantikan tugas shinta mengoral pennisku, sedangkan shinta dengan cekatan berjongkok tepat di atas wajahku. Dengan posisi ini nampaklah vagina shinta yang tidak ditumbuhi sehelai bulu pun merekah merah. Dan sedikit basah, tanpa menunggu lagi aku langsung melumat vaginanya.
"aaahhhhhhhh..hhhmmmmmm... mas frans nakaalll" teriak shinta terkejut akan manuverku.
Tanpa mempedulikan shinta aku terus menjilati bibir vagina shinta hingga vaginanya makin baasah.
"ahhh..ahhsss...ahhhh.... massssss" desah shinta keenakan.
"slurrppsss..slurpppsss" suara jilatan lidahku di vagina basah shinta
Aku melihat clitoris shinta yang mulai membesar dan berwarna merah merona, kulumat habis clitorisnya hingga membuat shinta klojotan, kakinya mengapit kepalaku, kadang menghentak hentakan vaginanya kemulutku. Hingga kulakukan jurus sapuan lidah ku dengan rpm yang sangat tinggi di clitoris shinta.
"ooohhssss....masssssss...tttterrrussss..masssssss...ahhhhhhngggg" racau shinta tak karuan.
Sedangkan putri yang saat ini mengambil alih kekuasaan shinta atas pennisku mulai memasukan pennisku kedalam mulutnya dan memaju mundurkan kepalanya.
"ooohsssss...." Erangku. Nikmat sekali oralan putri, seakan pennisku diurut oleh rongga rongga mulutnya.
Dengan telaten aku menyapukan lidahku di vagina shinat sesekali menyedot habis clitorisnya. Sedangkan shinta hanya bisa menghentak hentakan vaginanya diwajahku dan meremas buah dada nya sendiri. Tak lama kemudian melihat reaksi shinta yang akan mencapai orgasme, akupun mempercepat sapuan lidahku di clitorisnya.
"ahhhssss...hnnngggg..oohhh masssssssss....akkkkuuuu keeekkeelluaarrrrrrrrr" pekik shinta diikuti hentakan hentakan vaginanya dimulutku, lalu aku merasakan cairan orgasme shinta meleleh dibibirku, serasa tak ingin kehilangan air surga itu aku menghisap habis seluruh cairan orgasme shinta yang keluar dari vaginanya.
"slluurrrrpppsssssssss..... ahhhhhh" suara yang timbul saat aku menyedot vagina shinta yang berkedut kedut. Sedangkan shinta hanya bisa mendorong tubuhnya menjauh dariku namun ku tahan dengan tanganku.
Setelah semua air surga shinta aku telan aku mengendorkan tanganku yang menahan tubuh shinta agar tidak beranjak dari wajahku.
"mas nakalll.... Geli tauu" kata shinta manja
"abis enaaakkk siii" jawabku tak kalah manja ke shinta
Melihat shinta yang sudah mendapat orgasmenya putri bangkit dari posisi berlututnya dan beranjak berdiri sambil masih mengurut pennisku.
Seakan paham akan maksud putri aku menggambil alih urutan dipennisku. Mengocoknya sebentar dan memposisikannya sebaik mungkin, agar semua berjalan dengan lancar.
Tak lama kemudian putri mulai berjongkok mengarahkan vaginanya yang sudah basah lagi ke arah pennisku.
Sebelum melakukan penetrasi ku gesek gesekan dulu kepala pennisku ke vagina putri dan sesekali menggesek clitorisnya. Dengan gesekan kepala pennisku di clitorisya putri hanya bisa mendesah dan sesekali mencoba mengangkat tubunya karena geli.
"srreeepp"pennisku langsung ku lesakan ke dalam vagina putri. Sontak saja putri terkejut dengan hentakanku yang tiba tiba.
"aahhhggggg, mas nakal" pekik putri manja kepadaku. Aku sengaja tidak langsung menggenjot vagina putri dari bawah. Aku mendiamkan sejenak pennisku beradaptasi dengan liang liang serta otot otot vagina putri. Setelah kurasa penisku dan vagina putri sudah saling berkenalan aku mulai memompa dengan kecepatan rendah. Sedangkan putri mulai menaik turunkan pingugulnya berlawanan dengan hentakan pennisku di vaginanya.
"oohhh..... enaakk nyaaahhssss..ahhhhh" desah putri
"ahhhsss..ahhssssss" lenguhku karena aku sudah mulai menambah kecepatan sodokan pennisku.
Shinta yang sudah bangkit lagi dari orgasmenya bangkit berdiri dan melumat bibir manis putri. Sekarang kedua abg yang ranum ini tengah sibuk berciuman, shinta mengambil posisi menghadap putri dengan vagina menempel didadaku. Dengan posisi ini aku dengan leluasa melihat bongkahan pantat bulat shinta. Semakin lama meraka berciuman merakapun sudah mulai saling meremas payudarah masing masing. Shinta yang semakin horny mulai menggesek gesekan vaginanya di dadaku. Sedangkan putri dengan sepenuh tenaga menaik turunkan pinggulnya di pennisku.
"oohhhhh..ohhhh......ttterrrusssss massssssss"teriak putri. Melihat tanda tanda putri akan orgasme ku percepat kocokan pennisku di vaginanya, benar saja baru sekitar lima hentakan putri sudah menggelinjang tak karuan karena orgasme, kali ini putri tidak bisa melenguh karena bibirnya habis dilumat oleh shinta. Selang beberapa menit putri pun terkulai lemas.
"ganti shinta ya mass" kata shinta manja kepadaku. Dengan cepat shinta menggantikan posisi putri di atas pennisku yang masih tegak sempurna.
"bllessssssss" pennisku dengan mduah masuk ke dalam vagina shinta, licin sekali, vagina shinta tidak sesempit vagina putri tapi di dalam vagina shinta pennisku seakan akan tersedot.
"ohhhhsssss.... Gila shin meki kamu bisa nyedot gitu" ucapku ke shinta.
"iya donk mas, teknik rahasia shinta" jawabnya genit sambil mengeluarkan tekniknya sekali lagi.
"ohhhhssss....hmmmm" tak kuat aku menahan sensai ini aku mulai menggoyang pinggulku.
"ahhhh.. ahhhhhhh.. ahsssss" desahku dan shinta hampir bersamaan.
Putri yang sudah bisa mengguasai dirinya dari orgasme mulai ikut ambil bagian, putri melahap kedua payudarah shinta yang melonjak lonjak naik turun. Meremas, menyedot dan kadang menyubit payudarah shinta penuh nafsu.
"ohhhnnnnggggggg...hhmmmmmmmm" desah shinta menjadi saat kulihat tanggan putri yang kanan turun ke pantat shinta. Dari posisi ini aku tidak begitu jelas dengan apa yang terjadi. Tapi bisa kurasakan tangan putri tidak menyentuh vagina shinta.
"ohhhh... puttt... basahin dikidd donkk..hmmmmppppp" protes shinta tertahan karena sodkan pennisku yang semakin cepat di vaginanya.
"hehehe sory ciiinnn....." dengan wajah tak berdosa putri menjawab sambil tersenyum ke shinta.
"eh? Uda pernah di anal shin?" tanyaku ke shinta tanpa mengurangi hentakan pennisku. Kenapa aku bertanya seperti ini? Karena aku sadar kalo putri sedang mencoba memasukan jarinya dilubang anus shinta.
"ssssudaahhh mas... ahhhhsssss hmmm.. ahh...ahhhhh" jawab shinta tertahan karena putri menyapukan lidahnya kelubang anus shinta. Melihat itu aku mulai berpikir, gimana ya rasanya anal? Mau coba ah, mumpung bisa ni.
"ahhss.. ahhhh... shin... aku boleh ncoba anal ngga?" tanyaku ke shinta diiringi desahan karena pennisku masih menggocok vaginanya.
"ahhh...ahhhh.... Iiyyaaaa massssss..... ttappi nambah yaaa" jawab shinta yang mendesah desah sambil tersenyum.
"masih sempet minta tambahin uang ni abg" batinku.
"bbberesss shinnn.. apa sing yang nggak buat kamuu" jawabku ke shinta
"ohhhss..ohhssss..ahhhhh massss selesein yang ini dulu yaah.. shinta uda mau sampe" jawab shinta seakan tidak perlu menunggu jawabanku shinta dengan buas mengehntak hentakan vaginanya di pennisku.
"aahhhh.. ahhhhh.. massssss aku sampeeeeeeeee..." pekik shinta di iringi hentakan pinggulnya yang melemah dan tubuh yang mengelinjang. Sejenak aku masih menikmati sensasi orgasme shinta pada pennisku. Pennisku seakan diurut dan di sedot secara bersamaan.
"ppploppp..." bunyi yang timbul saat aku mencabut pennnis ku di vagina shinta.
Sekarang saatnya aku menambah pengetahuanku. Saatnya aku mencoba hal baru. Anal sex!
Tanpa menunggu shinta yang belum habis menikmati orgasme nya aku bangkit berdiri dan menarik tubuh shinta hingga pass untuk melakukan gaya doggiestyle. Dengan bantuan putri yang celumasi lobang anus shinta dan kembali mengulum pennisku, aku siap untuk menusuk lubang pantat shinta.
Aku mulai menggesek gesekan pennisku di atas lubang pantat shinta. Putri ikut membantuku dengan menarik kedua bongkah pantat shinta ke arah yang beralawanan sehingga lubang panat shinta makin melebar. Sedangan shinta hanya bisa mendehsa desah keenakan.
Perlahan namun pasti kepala pennisku mulai kutempelkan di lubang anus shinta.
"pelan pelan ya mas... shinta baru dua kali di anal soalnya" kata shinta yang nampaknya sudah kembali dari orgasmenya.
"iya shin.. kalo sakit bilang ya, aku baru pertama soalnya" jawabku lugu.
"ooohhhhsss....." pekik shinta saat kepala pennisku mulai masuk kedalam lubang anusnya.
"daamnn!!!! Sempit sekali shinnn" pekik ku tak kalah dari shinta.
"aaahhhhssss...hmmmmnnnnngggggggg" lenguh shinta tertahan saat aku mulai mendorong masuk seluruh pennisku kelubang anusnya.
"ahhhhhh..ahhhnnmmmmmm" akhirnya pennisku bisa masuk seluruhnya di lubang anus shinta. Seperti tadi aku tidak langsung mengocok pennisku.
Aku membiarkan pennis dan lubang pantat shinta saling mengenal terlebih dahulu. Sedangkan putri membantu melumasi lubang pantat shinta yang tersumpal oleh pennisku dengan air liurnya.
Setelah kurasa pennis dan lubang anus shinta saling mengenal, aku mulai menarik sedikit pennisku keluar dari lubang anus shinta, kira kira setengah batangku masih berada didalam lubang anus shinta.
Melihat gerakanku putri mulai mengali posisi terlentang di bawah shinta dengan wajah mengahadap vaginna shinta, seperti posisi 69. Saat putri mulai menjilati vagina shinta untuk mengurangi rasa sakit shinta, akupun mulai memasukan kembali pennisku ke dalam lubang anus shinta.
"oohhhhh..aahhhhhhhhh.. ahhhhhh" desah shinta.
Akupun mulai berani memaju mundurkan pinggulku karena kurasa lubang anus shinta mulai membesar seiring gerakanku tadi.
"aahhh...hmmmmm shinnn sempiittt bangeeettt" desahku sambil memaju mundurkan pinggulku dengan tempo sangat pelan.
"ahhhh.. ahhhhhhh..hnnngggggg" desah shinta yang sudah mulai horny karena kegiatan putri di vaginanya.
Aku yang melihat tanda tanda shinta mulai horny, menambah kecepatan pennisku.
"ohh...teruussss massss.... Iiiyaaa disituu puuuttt" pekik shinta yang sedang melayani dua orang sekaligus.
"ohhhh..ohhhh.... sempiitt shiinn" desahku yang kini sudah dengan bebas megocok anus shinta yang sudah sangat licin.
"oohhhhgggg..aahhhhhh" kudengar tiba tiba putri mendesah. Kulihat shinta tak mau diam saja, dia juga melumat vagina putri.
Lumatan jilatan sedotan shinta dan putri di vagina mereka masing masing serta sodokan pennisku di anus shinta seperti gayung bersambut, hentakan hentakan tubuh kami bertiga seakan terkordinasi dengan bagus.
"oohhh..ohhhh.....akku mau keluaaarrrrr puuuuttttt" pekik shinta
"ahh..ahhhhsss bentarr shiinn akuu jugaaaaaaa.." putri juga memekik histeris
"ahhh..ahhhhsss..... akuu jugaa mau keluuaarrrrr shiinnnn" lenguh ku yang tak kuasa menahan sensai peret lubang anus shinta.
Selang beberapa detik kami bertiga pun orgasme hampir bersamaan.. mungkin hanya beda seper sekian detik.
Pertama tama putri berteriak orgasme disusul shinta yang menagalami multy orgasme sehingga gerakan pantatnya makin liar hingga kau tak kuasa menahan spermaku yang sudah diujung tanduk ini.
"ahhhhh..ohhhssss..ahhhhhh..akuuu keluaaarrr shiinnn" pekikku
"creettt...crettt...cretttt...cret...." Kutumpahkan semua isi pennisku dalam lubang anus shinta. Kutunggu hingga tetes terakhir spermaku keluar dari lubang pennisku, baru ku tarik dari lubang anus shinta. Saat mearik keluar pennisku yang bergesekan dengan dinding anus shinta terasa geli sekali. Lalu aku kembali duduk mengatur nafas.
Melihat pennisku yang sudah bebas shinta membalikan badan dan melumat pennisku. Sedangkan putri melahap lelehan spermaku yang meleleh keluar dari lubang anus shinta.
"sialan pengalaman yang tak akan terlupakan ini" batinku.
Kulihat disebrang sana bagas pun baru saja selesai dengan kegiatannya. Posisi terakhir yang tertangkap oleh mata elangku bagas sedang menggauli dinna dari belakang sedang cinddy terlentang di bawah dinna sambil melumat buah zakar bagas.
Setelah kami selesai puas dengan orgasme yang kami dapat kami ber enampun mandi air hangat yang ada didalam kamar mandi ruangan pijat ini. Didalam kamar mandi ak udan bagas masih sempat mendapat oral sex dari keempat abg ini. Tapi komposisinya berbedah, cindy dan dinna mengoral aku sedangkan putri dan shinta melayani pennis bagas.
Setelah kami berenam kembali memakai pakian kami dan sudah terlihat rapi aku memberi shinta dua lembar uang bergambar soekarno-hatta. Sedangkan putri kuberi selembar, karena merasa kurang enak akhirnya putri pun aku beri lagi selembar. Aku dan bagas keluar ruangan terlebih dahulu untuk menyelesaikan pembyaran paket therapy kami sedangkan para abg ini masih didalam ruangan, merapikan ruangan kata mereka.
Saat aku dan bagas berdiri di lobby aku melihat jamdinding menujukan jam 9 malam, akupun segera membayar dan bergegas mengantarkan bagas ke kostanya dan segera pulang.
"gila badan mau rontok rasanya, masuk panti pijat bukannya badan enak malah lemes semua, tapi.." aku tersenyem sendiri didalam mobilku. Pengalaman yang luarbiasa, akhirnya aku bisa merasakan anal sex.
Jam sudah menunjukan 10 malam ketika aku sampai di apartement.
"aku pulang ma..." kataku sambil melepas sepatu dan menggendorkan simpul dasi yang kupakai seraya duduk dimeja makan.
"malem sayang.... Minum dulu, aku sudah siapin air panas buat mandi" Sapa isteriku sambil membawa segelas air dingin buatku.
Tanpa menjawab aku meminum air pemberian isteriku, kulihat ada yang aneh pada angel isteriku, saat aku minum air dingin itu dengan sengaja dia menempelkan payudarahnya dipundak ku sambil bertanya mengapa aku pulang malam sekali. Aku yang sangat capek setelah menghadapi dua abg tadi hanya menjawab dengan malas kalo tadi ada rapat mendadak dikantor itu pun belum selesai besok pagi rapat dilanjutkan. Tanpa memperdulikan isteriku aku bangkit berdiri dan bergeas mandi.
"hari yang melelahkan....."
To be continue...................
=============================================================================================================
semoga berkenan dengan apdetan kali ini...
maksih yaa udah mampir ditunggu komeng dan thanks nya....
