Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

The Story

Main sama bnyk org..makanya roni susah malas...mungkin...hehrhe
 
Halo kawan-kawan penghuni Forum Ter-CINTA, Salam hotmat dari ane Penulis dan perilis Cerita yang masih tahap penyesuaian di dunia cerita. Real atau tidaknya tergantung bagaimana pembaca untuk membacanya. Menurut ane, Real kalo menurut pembaca atau suhu forum menganggap tidak, Nggeh silahkan. Maaf sebelumnya karena sudah Lama sekali tidak exist di dunia cerita. Karena memang benar-benar sedang kosong dan tidak ada yang di ceritakan. banyak yang datang dan mampir tetapi hanya sekedar mampir tidak banyak yang di ceritakan sehingga tidak menarik untuk di ceritakan.
Untuk yang bertanya di cerita sebelumnya, TS mohon maaf yang sebesar-besarnya karena TS sudah tidak ada hubungan lagi dengan mereka mereka. Sekali lagi Mohon Maaf.

Salam hangat dari Ane, ANUNEMAS




Dampak dari tahun 2020 sudah terasa di awal-awal bulan, dan bahkan ada yang merasakan jauh sebelum memasuki tahun 2020. Ada sebuah fenomena yang dimanapun dan kapanpun selalu menghiasi setiap tahun. UMR / UMK yang selalu di awal tahun menghiasai dunia para pekerja di Tanah Air. Dengan dampak UMK / UMR naik, otomatis membuat bahan kebutuhan juga semakin naik pekerjaan juga level semakin naik, dan bahkan tuntutan produktivitas juga semakin meningkat. Banyak di daerah-daerah harus rela bersaing secara tidak sehat ( Main Dukun, main sogok dan bahkan ada yang rela di SOGOK barangnya) demi sebuah tujuan yang mereka-mereka cita kan.

23 hari sudah aku menjalani di tahun 2020, Cuaca yang tidak menentu membuat daya tahan tubuh terasa terganggu, kadang hujan kadang pula panas sebuah keadaan yang menuntut kita untuk lebih meningkatkan daya tahan tubuh. Sore ini malam jum'at malam keramat bagi warga yang mempunyai hajat, tidak hanya masalah urusan biologis tetapi juga ada yang lebih meningkatkan dan mendekatkan kepada Sang Pencipta Yang Maha Kuasa. Jam 19:23 aku sedang berada di warkop seperti biasannya, Warkop yang tidak jauh dari Kost yang aku tempati, disini aku bertemu dengan Syahrul, Seorang Bapak-bapak yang bekerja sebagai Tukang Ojek Offline yang hampir setiap malam ( Sehabis isya' ) Selalu berada di warkop ini. Aku sudah kenal dengan Pak syahrul semenjak aku tinggal disini, tetapi kali ini tidak sedekat ini, Beberapa hari yang lalu beliau banyak mengeluh dengan kehidupan keluarganya yang memang semua berawal dari beliau itu sendiri.

Pak Syahrul adalah warga asli di wilayah kost yang aku tempati, Beliau sudah berkeluarga dan mempunyai anak 1 perempuan yang sudah menginjak SMP kelas 1, Istrinya hanya bekerja sampingan di rumahnya sendiri sebagai buruh cuci (bahasa Gaulnya Loundry) dirumahnya sendiri.
Pak Syahrul pernah bercerita bahwa dulu pernah bekerja di perusahaan, karena 1 kelompok ada yang berbuat curang (Mengeluarkan barang Pabrik untuk di jual di luar) akhirnya beliau ikut diberhentikan bekerja. 4 tahun beliau mengawali karir sebagai Ojek dan 4 tahun pula istri Pak Syahrul ( Bu Sulis ) membuka usahanya. Menurut kabar yang pernah aku dengar beberapa hari lalu (Dari warga sini juga) beliau juga suka bermain Kartu sampai larut malam dan bahkan menjelang pagi jika beliau mempunyai uang. Sebuah Fenomena menggandakan uang yang sangat Fiktif dan bahkan sudah terbukti dimana mana kecuali dia bandarnya. Dan saat ini beliau ada di depanku sedang melamun entah apa yang diLamunkan.

“Hari ini gak narik kah pak? Atau masih nanti berangkatnya?”, Tanyaku.
“Ya gak mesti, Tergantung mood soal'e udah ada langganan 3 antar jemput tiap harinya”
“Ya lumayan donk pak, sudah ada yang menjamin, hehehehehe”
“Ya, tapi tak pakai sendiri. IIbu jarang tak kasi.”
“Loh?”
, kagetku
“Gak usah kaget, dia ada penghasilan sendiri, lagian anak hanya 1. Udah bisalah sendiri”
“Lha bapak uange di tabung?”
“Ya buat ngopi, cuman kadang kalo lebih ya tak kasi. Susah hidup jaman sekarang”


Kalo menurutku bukan karena susah mendapatkan penghasilan tetapi beliaulah yang agak sedikit malas. Dan dari problem ini timbullah aku mengakrabpi lebih jauh agar aku tau kehidupan nyatanya dan keluarganya.

“Oh iya pak susah, saya aja sendiri kadang suka over kalo pas ada butuhnya.”
“Ternyata sama aja ya, Susah nich. Pemerintah enak-enakan korupsi. Aku benci sama korupsi”
“Hehehe, Sebenere bapak ini benci korupsi karena apa?”
“Ya enak-enak'an ambil uang Rakyat se-enaknya”
“Hehehe sebenarnya saya pingin pak, Cuman gak tau caranya hehehehehehe, Bapak gitu kan”
“hahahahaha, hmmmmmmm Cerdas juga samean hahahahahah”


Aku dan Pak syahrul mengobrol terus tentang banyak hal mulai dari kehidupan masa lalu sampai sekarang. Beliau banyak bercerita semasa muda nya yang sangat giat bekerja hingga sebelum menikah beliau bisa membangun rumah yang sampai saat ini ditinggali. Namun menurut cerita beliau, Setelah menikah beliau mengalami surut dan beliau akui memang kesalahannya, Tertipu Judi kartu yang menjajikan kemenangan. Sampai saat ini beliau terkadang masih ikut nibrung di area perjudian.

tanpa terasa jam sudah menunjukkan 22:10, Dan aku mengajak pak syahrul untuk mengakhiri obrolan sekaligus ngopi bersama dan aku kembali kekost untuk beristirahat.

Keesokan Harinya setelah pulang dari tempat kerja, Aku bertemu kembali Pak syahrul namun berbeda tempat, Jika semalam di Warkop dekat kost sekarang bertemu di Warkop dekat tempat kerja. Ujung-punya ujalung Pak Syahrul sedang menjemput salah satu karyawan di perusahaan sebelah tempat kerjaku. Dan otomatis membuat aku dan beliau ngobrol sambil menunggu pulang jemputannya. Terlihat agak lesu wajah dari Pak syahrul, sehingga aku memberanikan diri bertanya.

“Ada apa pak kelihatane capek gitu?”
“Ah enggak, lagi problem keluarga aja, sama istri dan anak”
“Oh, kok tumben kelihatan sedikit kacau, Dan maaf kalo sudah tanya pak!!!”
“Gak papa Biasa, Namanya memang lagi seret. Oh ya gimana bisa ajari masalah ojek online?”

“Ya nanti cari sama sama pak caranya di mbah google”
“Ok dech nanti habis mahrib kerumah ya, ngopi sambil ngobrol”
“Siap, kalo bapak butuh ok aja, saya juga gak ada acara pak,”
“Ok,”


Dan pada akhirnya aku janjian dengan Pak Syahrul, Tak lama beliau berpamitan karena sudah di WA oleh penumpangnya. Aku juga kembali ke kost untuk mandi dan beres-beres kamarku. Namun saat sampai di kost aku mendapati Bu Kost ku, Bu sundari dengan 2 orang beserta yang terlihat akan menjadi penghuni disini.

“Bu Tumben ada apa, Cek kost kah?”
“Nih nunjukin kamar, ada penghuni baru.”
“Oh………., Tumben oh ya kost naik gak bu?”
“Belum, masih awal januari ya Bulan depan aja.”
“Oh ya bu siap,”
“Kamu lama gak nongol kemana aja?”
“Saya lagi semedi bu heheheheheheheh”
“Semedi? Semedi buat apa juga, Cari jodoh? hahahahahahah”

“Ya semedi agar tidak nakal lagi.”
“Hmmmmm, Iya ya, kamu dulu pernah cerita pindah kesini agar gak nakal. Tapi jadi penasaran dech senakal apa sich?”

“Mau tau ibu?”
“Ya penasaran aja”
“Saya, mandi dulu ya hehehehehehe Maaf”
“Hmmmm alasan ngeles”
“Mboten Kok, ”
“Yawes sana”


Aku melanjutkan kegiatan pribadiku Mandi dan membersihkan kamar tidurku. Aku berganti pakaian santai celana 3/4 dan kaos merk tertentu. Aku keluar kembali dan duduk di kursi depan kamarku. Aku memperhatikan Bu Sundari dan entah siapa masih melihat-lihat Kamar yang akan disewa.
Tak Lama Bu sundari melihatku yang sedang duduk santai, aku di hampiri lalu duduk tepat sebelah kananku dengan santainya.

“Gimana eeeee maksudku sampai dimana cerita tadi?”, Awal mengajak bicara kembali.
“Oh tadi, sampai anak nakal.”
“Oh iya itu gimana sich ceritanya penasaran aku dari dulu. Wajah gini kok nakal, haruse Alim baik dan smart.”
“Heheheh keadaan Bu, Jadi gini Dulu sebelum kost di sini saya pernah cerita kalau aku kost di daerah ****** dan disitulah awal aku nakal.”
“Kok Bisa?”
“Nanti dulu, belum selesai cerita sudah di potong.”

“Hmmm Yawes lanjut”
“Jadi awal mula ya gitu, Berawal ngobrol santai sama Bu Kost sampai hal ke masalah uang. Bu kowt yang dulu orange ekonomi pas pasan jadi terkadang aku bayar dobel. Dan kalo gak salah sekitar 5 bulan aku kost, Aku dan Bu Kost sering ngobrol sampai ke hal masalah pribadi, Atau pacarnya. Dan gak tau kenapa curhat kalo dia belum pernah merasakan kayak pacaran jaman sekarang. Dan akhirnya itu Bu minta dari aku.”

“Kamu apain aja?”
“Ya awal sih hanya sekedar Kiss dan Raba, Tambah hari tambah minggu Sampai itu jilat menjilat”

“Jilat? Apanya?”
“Hmmmm Ya miss v nya lah, punya ku juga di masukin mulutnya dan beberap minggu lagi ya maaf Aku layani SEX ”
“Wih……. Gak hamil?”
“Gak tau, Kayaknya enggak soale pakai tanggal. Dan selalu dia yang ngajak. Sampai-sampai gratis kostnya. Mungkin ketagihan ya hehehehehehehe”

“Hmmm enak di kamu gak enak di dia donk”
“Ya gak tau juga sich bu, intinya sama sama lah. Karena seringnya gitu dan mulai gak nyaman aku pergi, dia juga mau menikah. Makannya saya pindah disini lalu SEMEDI heheheheheh alias ingin lupa gitu.”

“Ah kamu bisa aja”
“Ya bisa lah, ibu kenapa tanya? Ibu mau hehehehehe”

“Hmmmm enak aja, Saya gak seperti itu. Lagian kok sukannya sama yang Tua”
“Hey, yang bilang tua siapa? Ndak lah Bu, Ibu kalo sama Bu kost saya dulu jauh lah”

“Dari apanya?”
“Semua, Kaya nya, Trus dandannya, bodynya jauh lah ibu mah top. Makannya bapak sayang banget hehehehehe”

“Hmmmm sayang banget, Kamu salah. Pak Citro ya byasa aja. Udah jarang gitu-gituan dah lama”
“Wah sama donk kayak saya, saya juga dah lama.”
“Trus, kamu ngarep gitu sama saya?”
“Heheheh nggak kok bercanda, tuch Bu kayaknya orang deal sama kamarnya. Beresin dulu. Saya juga ada janji mau bertamu nich”
“Kemana?”
“Kerumah Pak Syahrul, Mau di ajari masalah Ojek Online”
“Oh yaudah sana”
“Ok, Jangan dipikirin ya kalo saya nakal hehehehe ”


Sambil tertawa cekikik an aku pergi meninggalkan Bu Sundari. Dia pun hanya melengos saja.

Aku pergi kerumah Pak Syahrul hanya berjalan kaki, sambil melemaskan kaki yang jarang sekali aku buat jalan-japan, karena bekerjapun aku hanya Stay di depan Komputer.
Sampai di depan pelataran Rumah Pak Syahrul aku melihat Beliau sedang duruk di teras sambil mengutak utik HP.


“Malam Pak, Maaf telat hehehehehe”, sapaku sambil berjalan
“Weih mas Awan, Gak papa baru juga telat beberapa menit, Ku kira gak kesini malahan”

“Ya gak lah pak, kan udah janji”
“Oh ya sebentar, Buk Kopi 1 untuk mas awan”
, teriak pak syahrul dari luar.

“Gak usah repot-repot pak”
“Ah gak papa kopi aja kok, Gimana masalah Ojek nya, Mas susah paham?”
“Oh ojek ya, Intinya sich gini pak, Bapak harus punya kendaraan sendiri, trus SIM dan KTP, lalu daftar melalui online atau datang ke kantor Ojeknya. Nanti di pandu kok pak.”
“Ribet gak sich?”

“Ya awal pasti ribet kayak bapak pakai WA atau sosmed lain gitu lama lama juga terbiasa, Intinya gini aja pak, Bapak daftar saja trus yang Ojek byasannya Mangkal tetep. Jadi dobel. Cuman pas pakai online jangan lupa jaket dan helm di pakai, Pokoknya jangan sampai terlihat seperti ojek online jika bersama teman bapak. Dan terpenting Niat dan Fokus”
“Oh ya ya, eeee jadi besok ya atau kapan enaknya. Pakai biaya gak sich?”

“Semua bergantung bapak, Kalo biaya saya kurang paham, Tapi buat jaga jaga ya bawa lah pak”
“Oh gitu,”


Tak lama istrinya, membawa kopi dan menaruh di meja, Sambil aku lirik sorot mata Istri, Terlihat sangat penasaran dengan Keberadaanku. Dan aku juga ri suguh kan goyangan Gunung kembarnya yang membuat fokus pembicaraanku terhenti.

“……..”, hanya anggukan kepala saja tanda Aku terimakasih
“Monggo diminum Mas e, Adanya kopi ”

“Oh ya pak makasih, ”
, kagetku

Aku terus memperhatikan gerak gerik Istrinya yang terbilang agak aneh, Mencari sensasi untuk mengundang simpatik. Berjalan kesana kemari seperti menyapu dan mengebas-ngebaskan yang tidak perlu di sekitaran aku dan Pak Syahrul duduk.

“Pak kalo ke Kamar mandi Boleh, kebelet Buang air besar saya, maaf pak.”
“Oh silahkan di belakang lurus aja belok kiri.”
“Maaf pak ya”
“Iya gak papa.”


Aku berjalan kebelakang menuju arahan Pak Syahrul, Sebenarnya aku tidak kebelet tetapi aku ingin tau apa maksud dan sikap istri Pak Syahrul, Yang ku ketahui namanya Sulis, entah nama orangnya atau anaknya. Sampai di kamar mandi aku melihat seperti beberapa gantungan baju kotor yang terlihat kurang enak di pandang, Ada beberapa yang memang akan di cuci. Iseng lah aku mengolak alik tumpukan itu terpampanglah sebuah BH langsung pikiranku tertuju pada identitasnya alias nomer nya. Dan aku lihat 38 / C /50 .

“Hmmm pantesan mengkal banget tadi” batinku

“Kricik-kricik” terdengar dari luar aku intip dari kamar mandi, Ternyata Istri pak syahrul sedang mencuci piring. Tanpa pikir panjang keluarlah aku berjalan santai

“Permisi!!!!!!”, Ketika aku lewat.
“Kok Cepet Mas,”

Seketika aku berhenti.

“Iya, Bu, Cuman Pipis,”
“Oh gitu, Mas nya Teman Bapak sudah lama?”
“Kenal sich sudah, lumayan lah, sering juga di warung. Ada apa bu ya, kelihatannya Ibu kok Penasaran sama saya”
, tanyaku

“Ya gak papa, Bapak byasanya temannya tuch gak ada yang bener, kok tumben punya teman kelihatan bener gini”, sambil memperhatikanku dan melihat kearah depan.

“Bapak tuch kayaknya mau masuk”
“Hah? saya masuk lagi Bu,”


Aku masuk kembali kedalam Kamar mandi. dan menunggu apa yang akan di bicarakan. Dari luar terdengar dia mengajak bicara Istrinya. Lalu

“Mas masih lama mas, ”, Sahutnya dari luar kamar mandi.
“Masih pak, ada apa pak?”
“Enggak bapak mau keluar ada ojekan. Jari bapak tinggal ya, nanti jangan lupa kopinya di minum. Anggap aja udah beres masalah Ojekan”
“Ya pak, maaf saya kebelet soalnya pak”

“Ya gak papa, saya tinggal ya”
“Iya pak maaf.”
sahutku dari kamar mandi.

tak lama terdengar suara sepeda di stater, tanda Pak syahrul berangkat. Aku keluar dan kulihat Bu sulis tidak di belakang lagi. Aku berjalan kedepan dan kulihat sedang berada di aruang Tamu, Duduk dan kopiku sudah berada di ruang tamu.

“Ini kopinya mas, Disini saja, diluar dingin”
🙂 Maaf Bu saya tadi berbohong.”

“Gak papa, Maksud Mas berbohong untuk apa?”
“Ya gak papa, Hanya ingin kenal Ibu saja”
sambil menoleh ke arahnya.

“Mas maune apa? Kok bisa bisanya ngibulin Bapak?”
“Ya gimana ya, ya harusnya Ibu maunya apa kok sampek tebar pesona tadi pas ngasi kopi sama mondar mandir?”
“Ya penasaran aja sama mas nya. Soalnya kok beda sama teman-temannya Bapak.”
“Oh gitu, Sebenarnya kalo boleh tau masalah apa ya Bu kok sampai ramai sama Bapak?”

“Masalah tanggung Jawab aja”
“Apa itu?”
“Ya masalah Nafkah Mas,”
“Oh.... gak di kasi gitu ya Bu?”
“ya sebenarnya sich di kasi mas, Cuman gak cukup dan akhir akhir ini aku tau kalo bapak tuch itu.”
“Itu kenapa Bu? main Judi?”

“he'em Mas, ya kan aku kesel gitu. Dah tau keluarga kurang dapet uang malah di buat main. makannya kami bertengkar, bahkan hampir tiap hari”
“yang sabar buk ya.....”
, Sambil mataku terus melihat kearah gundukannya.

Aku dan Bu Sulis terdiam beberapa saat, terlihat sedikit Galau dan memikirkan sesuatu yang tidak pasti. Disisi lain aku yang sedang memperhatikannya hanya dapat menelan ludah, Karena sudah lama sekali aku tidak mendaki Gairah Syahwat yang Hakiki.

“ya gak papa bu, jika suatu saat ibu butuh sesuatu bisa ngomong sama saya, sapa tau bisa bantu walau gak sepenuhnya.”, kataku asal, Agar bu sulis pikirnnya lega.
“mau kamu apa?”

"Deg"
Sebuah jatung berdegub kencang mendengar pertannyaan yang di lontarkan. Aku berfikir sejenak agar bisa di terima oleh Bu Sulis.

“Ya intinya gini, Saya kan temannya Pak Syahrul jadi ya wajar jika aku menawari gitu.”
“Lhaiya mas..... Maunya mas apa? jangan anggap aku gak tau mas dari tadi lihat apa.”
“ee....eee itu.... nggak kok bu”
, Jawabku terbata-bata
“Hmmm Bilang aja penasaran gitu sama istri nya, Trus kamu nolong pakai duwit kamu lalu seenaknya bisa makai aku gitu?”

“maksud ibu makai apa ya, jangan itu.......Bu”
“halah gak usah ngeles, Aku dari tadi tau kok kamu lihat apa”
“hehehe Iya, maaf khilaf bu, Maafin ya”
“nah gitu donk ngaku, Dari tadi gak ngaku. Mang ada sesuatu yang kamu ingin kah?”

“Nggak bu, Cuman kagum aja. Sudah berumur tapi masih SIP hehehehehe”
“Ah bisa aja kamu.”
“yaudah bu kalo gitu, Saya permisi pamit saja karena pak Syahrul sendiri juga lagi keluar, nggak enak kalo lama-lama disini.”
“yawes makasih ya sudah mau kesini dan mau aku curhatin. Dan tolong rahasiakn ya. Aku soalnya gak ada yang di ajak bicara , dan aku makasih jadi agak sedikit lega dengan cerita ke kamu.”


Aku hanya mengangguk saja, lalu berdiri dan berpamitan. Aku kembali ke kost dan beristirahat untuk hari esok.

Hari ini tanggal 25, Hari untuk umat chinese, banyak warga sekitar kost yang mengisi dengan kegiatan refresing dan ada juga terdiam terpaku merenungi nasib. Yah, memang di bulan ini pula banyak terjadi PHK yang lumayan mengagetkan, disamping UMR yang naik bahan pokok pun juga ikut naik. Pagi ini saja aku sudah mendapat beberapa WA mulai cerita masalah Keuangan dan kerjaan ada juga masalah keharmonisan. Entah aku jadi apa sampai di curhati seperti itu, Aku sendiri Nasib bekerja juga di ujung tanduk meskipun tidak separah yang lain.

Hari ini pula adalah hari dimana kewajiban seorang warga kost'an untuk membayar sewa kost. Dan aku berencana untuk berkunjung kerumah Bu Sundari untuk membayar kost. Setelah selesai bersih-bersih dan mandi. aku menstater kuda besi dan mengendarai menuju Rumah Bu kost. Tidak sampai 5 menit aku sudah sampai di Car Pot Aku di sambut oleh pembantu rumahnya, yang aku baru tau jika dirumah Bu kost ada pembantu. Tanpa basa basi aku bertanya ke pembantu ingin bertemu Bu sundari dengan keperluan membayar kost.
Aku menunggu Di teras rumahnya, dengan santai aku menyalakan Rokok kesukaanku. Entah berapa lama Bu sundari keluar dari dalam rumah dan duduk di samping kursi yang aku duduki.

“Tumben Pagi-pagi kesini?”
“Mau bayar kost Bu…………., Tumben ibu belum mandi, masih pakaian tidur gini”

“Hmmmmmm, kayak kamu tau aja kebiasaanku dirumah. Mandi ya udah donk…… Cuman belum ganti baju. Gak kemana-mana!!!!!!!”
“Oh iya ya hehehehehehe, Oh ya bu mau bayar kost. Jadi berapa naik apa belum?”

“Terserah kamu aja, naik nggaknya?”
“Ha…….? Maksud ibu apa? Kan ibu yang punya?”
“Bingung, Mau dinaikin berapa?”
“Ya gak Tau bu……!!!!!!!”

“Besok ajalah aku rundingan dulu sama bapak,”
“Trus ngutang lagi nich?”

“Ya besok lah paling cepat, besok kebetulan minggu. Jadi sekalian lihat kondisi Kost lagi mau tak pastiin.”
“Yawes ok dech. Oh ya tadi itu pembantu ibu?”
“Iya baru seminggu, kenapa? Suka?”
“Yaelah Bu tanya aja udah di bilang suka.”
“Habis nya kamu kan demen kayak gitu, yang lugu-lugu trus kamu PHP in trus iya kan”
“hehehehe, hmmmm gak tau ah bu, gak bisa ngomong saya hehehehehe”
, jawab asalku.

“Hmmm Alasan, Sebenarnya obsesi kamu apa sich?”
“Opsesi apa sich Bu?”
“Kok sukannya yang Ibu ibu”
“Ya selama aku jalani dulu dulu sich ya Enak. Apa ya seru lah hehehehehehehe”
sambil mencuri kearah baju Bu Kost
“Aneh, baru kali ini tau ada yang gini, byasannya juga yang di cari yang cantik sexy atau gimana, ini malah sasaran Mak mak hehehehehe aneh kamu”
“Ya selera kan beda. Apa lagi eeee.e.e.e.e.e.e.e”

“Apa lagi apa maksudnya?”
“Ya maaf kayak ibu gini , hmmmmm wes pokoknya lemas lemas dech heheheheheheh”
“Kayak kamu kuat aja, badan juga kecil gini”

Aku memandang agak sebal, karena kata kata bu kost merendahkan

Dalam hatiku berkata "Awas aja kalo ibu kena, aku bakal buat lemas tanpa ampun"

“Ya belum tau kan beda beda bu meskipun namanya sama”
“hmmmmmm”
“Yaudah bu maaf saya pergi dulu, besok jangan lupa. Kalo aku di luar WA aja lah Bu sapa tau besok pas lagi makan atau keluar. Tau gininaja ibu WA berapa sewa kamar kostnya, naik berapa gitu aja.”


Aku langsung berdiri tanpa melihat Bu Kost, menstater sepeda dan menuju warkop untuk ngopi. Sebenarnya entah apa yang aku pikirkan intinya aku sedikit merasa tidak enak dengan kata-kata Bu Kost ku sendiri.

Di warung Kopi.
Dan lagi-lagi aku bertemu dengan Pak Syahrul, Namun kali ini dia sudah berbeda, dengan resmi dia sudah berseragam Ojek Online. Sebuah kemajuan yang terlihat pada diri Pak Syahrul.

“Halo,……..Gimana Ok gak ?”, Dengan senyum yang lebar.
“Sip, Bisa nambah istri nich makin ganteng……..” Pujiku.

“Hahahaha, Bisa aja mase ini. Hmmmmm Aku seneng mas dan betah jarang dirumah Makin lama punya titel Mas, Titel SE”
“SE , sarjana Ekonomi?”
“Bukan tapi Sobo Embong”
“Hehehehehehe, masuk pak syahrul………”

“Ibu makin sayang donk punya kerjaan baru gini?”
, Pancingku menelisik keadaan Rumah Tangganya.
“Biasa aja, Istri malah kerja sekarang!!!!”

“Dimana?”
“Di rumah saja, kerja nya ngomel hehehehehehehe, dikasi dikit kurang padahal baru aja jalan. Pusing dan sumpek akhirnya kesini dech ngopi dan ngopi.”

“Sebenarnya eeeee tapi maaf sebelumnya. Sebenarnya ada apa sich pak kok kliatannya selalu berantem, tapi maaf sebelumnya saya tanya”
, dengan wajah serius
“Byasa, pingin pulang kampung minta 350 kan belum ada, mintanya sekarang sekarang. Jadi males lah”
“kekampung? Mana itu”
“Ya rumahnya sana……… Kangen mbok e kayaknya. Tapi biarin lah. Biar usaha sendiri.”


tak lama bunyi ponsel dari pak syahrul “ting-ting”…

“Orderan Tuch pak, pagi pagi nich ……”
“Tak tinggal dulu ya mas…… Kopinya ikut aku aja…….”
“Gak usah pak makasih…..”
“G papa, santai aja. Maaf ya tak tinggal …..”

dan aku hanya mengangguk saja.

Aku lantas berdiam diri, tiba tiba terfikir dengan istri pak syahrul. dan uang 350. Aku mencoba memikirkan ulang

“Kalo aku kesana ngasi uang 350 kira kira bisa nidurin gak ya. Mumpung suaminya lagi keluar. Ah sial kenapa jadi horny gini……. Kampret nich” pikirku dalam dalam.
Tanpa terencana dan tanpa di rencana sebuah pemandangan tertuju dari ujung. Terlihat istri pak syahrul sedang berjalan membawa keresek entah berisi apa. Terlihat wajah sedikit kecewa.

Aku temui dipinggir jalan sebelah warung.

“Bu kemana? Mau di anter?”
“Ech kamu ngagetin aja……Mau pulang mandi.”

“Katanya mau pulkam ya bu, kapan?”
“Hmmmm uange gak ada.”
, sambil berjalan lagi dan tampak kesal.
Agak jauh aku sedikit teriak

“Kalo mau aku kasih…… 350….. Tapi ………ada tapinya”

Dia menoleh. Dan sedikit mengeryitkan dahi. Lalu mengangguk pelan. “Yesss …..” Dalam hati. Aku buru buru menghabiskan kembali kopi di meja warkop dan segera menyusul kerumah Bu Sulis.

Tidak sampai 20 menit aku memarkirkan kuda besi di pelataran. Tak lama Bu Sulis keluar. Dan terlihat sudah selesai mandi meskipun masih memakai pakaian lusuh.

“Bu……”
“Sepedanya bawa masuk saja.”
, perintahnya.

Aku memasukkan sepeda dan terlihat dia menutup pintu. Aku segera mengeluarkan uang 4 lembar 100 ribuan.

“Ini uangnya”
“Iya, kamu tau dari mana aku butuh uang? Tadi sama pak syahrul kah?”

“Iya…… katanya butuh uang.”
sambil aku duduk di bawah tempat menonton TV
“Oh gitu, yaudah ayo…..”

Lalu dia berbaring. membuka kancing depan nya “Hmmmmm mak nyuss” Alu segera menindihnya duduk tepat di lututnya. tanpa permisi aku memfotonya

“Maaf buat kenangan ya”
“Terserah…….”



Aku memulai menciumi Bibirnya dan meremas-remas dada yang terbilang empuk dan wangi.

“Buka baju dan celana Mas. Ayo keburu ada orang dan ingat Rahasia ya….”

Lalu aku berdiri dan menanggalkan semua yang menempel. Bu Sulis terlihat hanya menyingkapkan bagian bawahnya yang sudah tidak lagi memakai CD, sehingga membuat senjataku tegang setegangnya. Bulu lubang kenikmatan yang tergolong agak lebat.

“Langsung aja Mas, keburu ada orang.”

Aku lantas jongkok di antara kedua kakinya, memposisikan untuk siap menggaulinya. Namun……..

“Punyaku belum bisa masuk, soalnya punya Ibu masih belum basah”, Alasanku agar bisa pemanasan untuk menghisap Dadanya.

“Gak usah Sini, aku sudah basah kok” jawabnya.

Aku di tarik dan di tidurkan di atas kasur dekat televisi. Dengan posisi dibawah dan Bu sulis berada di atas lalu tiba tiba hanya menyingkap bajunya dia memposisikan di atas dan Blesssss…………

“ech…………. ” hanya itu yang keluar dari mulutnya. Beberapa detik kemudia dia mulai menaik turunkan posisi jongkoknya sambil merem melek. Tak ada suara yang keluar kecuali suara peraduan alat kelamin kami yang semakin lama semakin Becek. Aku hanya terlentang Pasrah menikmati genjotannya sesekali tanganku kuarahkan ke dadanya yang kembali tertutup. Tetapi tangannya menjauhkan tanganku untuk tidak memegang dadanya.

“Lain kali aja mas, Hari ini yang penting Mas keluar dulu. Lain waktu bisa di ulang”, katanya di sela genjotannya.

Aku terpaksa hanya terlentang dan hanya menikmati jepitan serta goyangan becek darinya. Beberapa menit berlalu masih dengan posisi sama dia mengejut-ngejut berulang-kali.

“Ouh…… hsssssss ah……..” Tanda bahwa Bu sulis Sudah keluar.

“Mas kok lama gak keluar?”
“Coba aku di atas.……”


Lalu Bu sulis melepas jepitan miss V yang basah. Dia terlentang dan aku mengambil kendali. Membuka selebar- lebarnya kangkangan kaki Bu Sulis dan menekuk kakinya.

“Maaf Bu, saya bersihkan dulu banyak lendirnya nich”
“Iya itu ada kain handuk”


Aku mengambil kain handuk di samping nya, dan mengangkangkan kembali kakinya. Aku mengambil juga sebuah bantal dan ku ganjal tepat di pantatnya. Setelah aku ganjal dan ku kangkangkan bukannya aku mengelap cairan dengan handuk melainkan aku langsung mengecup tepat dilubang Miss V nya.
Dan otomatis membuat Bu Sulis terkaget serta kakinya berusaha menendang-nendang. Namun usahanya sia sia karena kedua lutut sudah aku pegang kuat dan bagian pantat sudah aku ganjal tadi Otomatis membuatku leluasa menikmati lubang milik Bu Sulis

“Oh……. geli oh…… ssststststtststs”

suara yang keluar dari mulut Bu Sulis, Desiran manja yang membuat dia melupakan segalanya. Lama semakin lama membuat basah dan becek di sekitaran Area lubang miss V nya.

“Ayolah,……. Buruan. Keburu ada orang…….”, Pinta Bu sulis.

Tanpa banyak kata, Aku memposisikan diantara kangkangan kakinya, Kumasukkan perlahan dan sampai mentok. Bu sulis terlihat meringis dan terlihat juga agak kesakitan, entah sakit atau enak atau kaget.

Aku ayun perlahan lahan sambil memainkan kedua payudara yang hanya di buka lewat sela kancing bajunya, Lama semakin lama suara berubah menjadi kocokan yang membuat jantung manapun tersirap. Sesekali aku ayunkan keatas dan kebawah seolah mengaduk-aduk. Kepala Bu Sulis hanya menggeleng-nggeleng ke kiri kekanan. Dan tiba tiba saja sebuah lonjakan pantat dan cengkraman vagina yang amat sangat terasa serta jeritan manja

“ih…….. ah………..” disertai kejutan kejutan manja
Tanda bahwa sudah mencapai Orgasme.

Aku berhenti sejenak dan membimbingnya untuk tengkurap, Aku memposisilan bantal sebagai ganjal tepat di perutnya, Aku bimbing untuk merangkak.
Aku memulai mengarahkan senjata dari belakang, dan “Sre….ttttttt” masuklah kedalam disertai eluhan kekagetan tusukanku.

“Ih…….. pelan pelan.”, katanya.

Aku hanya tersenyum kemenangan. Aku lanjut genjot perlahan dan kedua tanganku memegangi pantatnya, Genjotan semakin lama aemakin cepat ritme yang aku gunakan, sampai terasa ngilu di ujung senjataku, Dan Bu sulis pun merasa sudah tidak kuat lagi

“Ayo udahan…………cepet keluarin sudah panas……..”, katanya dan masih tetap aku genjot

“Iya………, luar apa dalam?”, tanyaku.

Namun aku menunggu beberapa detik tak ada jawaban, aku terus menggenjot lubang yang sudah sangat basah, Bu Sulis hanya merintih entah orgasme atau enggak, aku terus menggenjot dan aku hanya fokus menjemput Ejakulasiku.

Dan entah berapa lama aku mulai merasa ada yang mendesak ingin segera mengakhiri,

Cret…..Crettttt… Crettttttttt

Spermaku keluar di dalam lubang milik Bu Sulis. dan Kami terkapar kekelahan.
Aku menikmati sisa sisa kenikmatan dengan menelungkupkan badanku di atas Bu Sulis yang sedang tengkurap. Perlahan lahan aku melepas Senjata dari lubang milik Bu Sulis.
Tak lama Bu Sulis berdiri dan menuju ke kamar mandi. Aku masih terkapar telanjang dan melihat atap rumah milik Bu Sulis, Tak ada bayangan siapapun kecuali sisa kenikmatan yang masih terasa menjalar di sepanjang Senjataku.


2 Hari selanjutnya aku sudah tidak lagi main kerumah Bu Sulis Atau bertemu dengan Pak Syahrul, Aku hanya merasa bersalah telah menikmati Licinya Lendir di sepanjang Lubang Milik Istrinya, Entah karena kesibukan Pak Syahrul atau memang aku nya yang memang tidak ingin bertemu, Semua hanya sebuah beban hati jika aku bertemu dengan Pak Syahrul atau pun dengan Bu Sulis.


SALAM_SEMPR🌏t
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd