Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG The System

SS dengan Dandy yang paling suhu tungguin (max 2 character)

  • Widya, 19th (Teman Kampus)

    Votes: 50 6,5%
  • Shanti, 27th (Tante Dandy)

    Votes: 390 50,8%
  • Aprilia, 19th (Penghuni Kost #1)

    Votes: 33 4,3%
  • Aisyah, 18th (Penghuni Kost #2)

    Votes: 163 21,3%
  • Vanya, 18th (Penghuni Kost #3)

    Votes: 82 10,7%
  • Dr. Ayu, 24th (Penghuni Kost #4)

    Votes: 168 21,9%
  • Nindy, 23th (Penghuni Kost #5)

    Votes: 26 3,4%
  • Olive, 27th (Penghuni Kost #6)

    Votes: 86 11,2%
  • Thalia, 27th (Penghuni Kost #7)

    Votes: 70 9,1%
  • Alya, 21th (Penghuni Kost #8)

    Votes: 44 5,7%
  • Gaby, 25th (Penghuni Kost #9)

    Votes: 62 8,1%

  • Total voters
    767
Status
Please reply by conversation.
Bimabet
kasih ide nih hars punya asisten virtual yg bisa bantu tapi agak ga patuh, seru hu...cabul juga
 
Lanjut sys, ternyata dandi jago berantem juga...
 
Terakhir diubah:
pilihanku tetep tante shanti ma gaby huu,..tante" lebih menggairahkan
 
Mbak Olive yang sudah terlepas dari cengkraman mereka segera berlari ke belakangku. Aku hantamkan lagi kursiku ke arah si fotografer tapi ternyata kursinya malah ditangkap olehnya dan terebut dariku. Setelah mendapat senjata kursi, dia langsung menyabetkan kursi itu ke badanku. Kutekuk tanganku untuk bertahan. BRAK!!!

Kursi itu hancur berkeping-keping karena kerasnya sabetannya. Tapi anehnya badanku tak berasa apa-apa. Tanpa menunggu lama kujejakkan kakiku ke perutnya hingga dia tersungkur. Kududuki badannya dan kuhantam kepalanya berkali-kali. Dia mencoba melindungi kepalanya menggunakan tangannya. Pukulanku yang berkali-kali akhirnya membuatnya tangannya lemas dan kepalanya lolos dari pertahanannya.

BUGH. BUGH. BUGH.

Beberapa kali kupukul di bagian pipinya hingga dia pingsan. Lalu aku berdiri dan kuinjak-injak kepalanya.

“DANDY!!! UDAH DAN!!! UDAH!!
Wadawww... Manteb hu.. ceritanya... Seru² banget.. ada action-nya.. 😷👍

Lanjooootkan hu..
 
hubungan sedarah memang bikin asyik buat dibaca.........walaupun ngga ada interes ke arah sana tapi memang bikin syur
 
Kerenn cerita yg "out of the box" bisa kepikiran loh bikin cerita nggabungin sex-advanture dan game mantab mantab huuu.

Dua jempol dahhh
 
Part 6 – Kenikmatan Di Hotel Singgah




PING. PING. PING.PING.


Beberapa notifikasi system muncul tapi kuacuhkan semuanya dan langsung menutup notifikasi itu. Di dalam mobil kulihat mbak Olive masih sesengukan dan dia hanya melihat ke luar jendela. Beberapa kali aku mencoba menenangkannya tapi sia-sia. Di tengah jalan kulihat sebuah gerai supermarket kecil yang sudah menjamur di negeri ini. Kuberhentikan mobil di depan toko swalayan dan kubeli beberapa makanan ringan dan air mineral.

Setelah membayar belanjaanku, kuhampiri kursi penumpang yang diduduki oleh mbak Olive. Kubuka pintunya dan kuberikan air mineral itu ke mbak Olive yang sebelumnya sudah kubuka tutupnya.

“Minum dulu mbak biar agak tenang” kusodorkan air mineral itu ke depan mulut mbak Olive.

Mbak Olive sambil masih sesengukan meraih air mineral itu. Setelah meminum beberapa teguk dia kembalikan air mineral itu kepadaku. Kututup air mineral itu dan kutaruh di dasbor depan mbak Olive. Kuusap-usap kepala mbak Olive dan kugenggam tangannya.

“Mbak, udah ya tenang aja disini masih ada Dandy yang bakalan ngejagain mbak Olive selamanya” ucapku untuk menenangkannya.

Tapi bukannya tenang, mbak Olive mendekapku lagi dan menangis di dadaku. Kubiarkan beberapa saat agar semua air matanya keluar terlebih dahulu. Kudekap tubuh mbak Olive dan kuusap-usap kepalanya. Jam 20:15 semua air matanya telah keluar barulah aku kembali ke kursi supir dan menlanjutkan perjalanan.

“Dan, bisa gak kita gak pulang dulu ke kost-kostan” pinta mbak Olive di tengah-tengah perjalanan sambil menunduk. Kulihat wajahnya masih terlihat sedih.

“Loh emank kenapa mbak. Terus kita ini kemana??” tanyaku heran dengan permintaan mbak Olive.

“Terserah Dandy aja mau kemana. Yang penting malem ini jangan pulang dulu ke kost-kostan” jawab mbak Olive. “Mbak gak pengen yang laen tau kejadian yang menimpa mbak hari ini. Mbak pengen ngerasa tenang dulu” lanjutnya

“Terus nanti kita tidur dimana??masak di mobil??” tanyaku kebingungan.

“Kita nginep di hotel aja Dan. Ntar biar mbak yang bayarin kamarnya” ajak mbak Olive.

DUAR!!!! Hatiku langsung meledak ketika mendengar ajakan mbak Olive. Bukannya ingin menolak tapi gimana nanti aku bakal bilang ke tante Shanti. Kalau tante Shanti tau bahwa aku dan mbak Olive sudah check-in di hotel, aku yakin saat itu juga aku akan diusir dari rumah tante Shanti.

“Ntar kita pesen kamar buat sendiri-sendiri aja Dan. Ntar biar mbak yang bayarin kamarnya” lanjut mbak Olive.

NYES!!!! Kata-kata itu telah meruntuhkan ketakutanku. Dan sekarang hanya bagaimana caranya mencari alesan untuk tante Shanti. Kulihat mbak Olive memencet-mencet hapenya. Dan beberapa saat kemudian telpon masuk ke hapenya.

“Iyya Shan….Huum….Iyya….Tenang aja Shan….Huum…...Iyya Shan…..Iyya, ya udah ya bye” ucapnya di telepon dan setelahnya dia menutup teleponnya. “Mbak udah minta ijin ke Shanti, Dan. Jadi kita udah diijinin buat nginep di hotel.

“Um….ya udah deh mbak kalo mbak bilang gitu. Yang penting mbak tenang aja dulu” ucapku merasa lega. Ternyata telepon masuk tadi adalah dari tante Shanti yang sebelumnya sudah diWA oleh mbak Olive untuk minta ijin gak pulang malam ini.

Tanpa menanyakan lebih lanjut, aku arahkan mobil ke hotel terdekat dengan lokasiku saat ini. Setelah kami melakukan check-in, kami mendapat kamar yang bersebelahan. Saat kami menuju ke kamar kami, kami hanya bisa saling diam.

“Dan” panggilan mbak Olive mencegahku untuk melangkah menuju ke kamarku saat kami sudah sampai di depan kamar mbak Olive.

“Iyya mbak?? Ada yang bisa Dandy bantuin??” tanyaku.

“Makasih ya buat hari ini. Cup” secara tiba-tiba mbak Olive mencium pipi kananku. Posisi mbak Olive di sebelah kananku.

Mbak Olive langsung masuk ke kamarnya meninggalkan aku yang terdiam mematung di depan kamarnya. Setelah mbak Olive menutup pintunya, barulah aku sadar dari lamunanku. Kulangkahkan kakiku ke kamarku sendiri. Di dalam kamar, aku langsung membersihkan tubuhku. Setelah selesai bersih-bersih kudengar kamarku diketuk.

TOK. TOK. TOK.

“Dan. Kamu udah tidur??” suara mbak Olive dari luar kamarku.

Segera kupakai kimono mandi yang berwarna biru cerah properti hotel tersebut dan kubukakan pintu kamarku. Di luar mbak Olive juga mengenakan kimono mandi.

“Kenapa mbak??Ada yang bisa dibantu??” tanyaku.

“Um…..Dan….mbak boleh gak tidur sama kamu aja??Mbak lebih ngerasa tenang kalo ada kamu di dekat mbak” jawab mbak Olive.

“Um….” Balasku sambil garuk-garuk kepala yang sebenarnya tidak gatal sama sekali. “Ya udah deh mbak gapapa. Mbak tidur aja di kasur, biar aku tidur di sofa” lanjutku dan mempersilahkan mbak Olive masuk ke dalam kamar.

Mbak Olive langsung masuk ke kamarku dan duduk di sisi kasur.

“Kamu tidur bareng mbak aja, Dan. Mbak merasa lebih tenang pas dipeluk kamu kayak tadi” ajak mbak Olive.

“Heh??!!” jawabku keheranan.

Mbak Olive langsung berdiri dan memelukku erat. Disandarkan kepalanya di dadaku yang bidang. Terasa kenyalnya payudara mbak Olive yang menekan-nekan tubuhku.

“Mbak masih pengen kayak gini, Dan. Kalo bisa jangan tinggalin mbak sampe mbak tertidur” ucap mbak Olive.

“I i i iya mbak di di dikasur aja….ya mbak….bi biar ce ce cepet….ti ti ti tidurnya” jawabku gugup.

Dengan gemetaran kuajak mbak Olive untuk tidur di atas kasur. Aku mengambil posisi tiduran terlebih dahulu dengan tangan kiriku yang kubuka, lalu mbak Olive mengambil posisi tepat di sebelahku. Kepalanya disandarkan di dadaku dan kurangkul tubuhnya dengan tangan kiriku. Tangannya yang halus menyentuh dada bidangku yang terbuka.

“Makasih ya Dan. Kalo gak ada kamu, mungkin mbak gak akan selamat hari ini” ucap mbak Olive.

“I i i iya mbak. Sama-sama” balasku.

“Kamu udah jadi pahlawan buat mbak hari ini. Mbak gak akan lupain bantuan kamu hari ini” ucap mbak Olive sambil merangkul tubuhku.

“Ih…..Dandy. Kamu mikir jorok tentang mbak ya??” ucap mbak Olive seketika dan langsung duduk di atas kasur. “Tuh, itu kamu bangun tuh” sungutnya sambil menunjuk ke arah Leonardo.

“Eh, ma ma maaf mbak. Gak sengaja. Maaf. Jangan dilaporin ke tante Shanti ya” aku ikutan bangun dan memohon ke mbak Olive dengan menangkupkan kedua telapak tanganku agar tidak dilaporkan ke tante Shanti.

“Huh!!!” mbak Olive membuang mukanya dariku dan kedua tangannya bersedekap membuat kedua payudaranya yang berukuran 36C terangkat dan makin membulat.

“Please, please, jangan dilaporin ya mbak. Aku minta maaf. Ini gak sengaja” mohonku.

“Hihihihi. Udah gapapa, mbak sadar kok mbak yang salah. Mbak gak akan ngelaporin ke Shanti kok. Itung-itung sebagai ucapan terima kasih buat penolong mbak makanya mbak akan biarin Dandy” ucap mbak Olive menenangkanku. Ternyata itu hanya sandiwaranya saja.

“Udah yuk tidur lagi. Mbak masih pengen tiduran di dada kamu” ucapnya lagi.

Aku lalu diajak untuk tidur lagi oleh mbak Olive. Tentu saja dengan menyembunyikan Leonardo dari pandangan mbak Olive.

Jam sudah berada di angka 23:22, tapi mataku masih belum bisa terpejam. Situasi ini telah membuat mataku terjaga hingga hampir tengah malam.

“Dan” panggil mbak Olive yang ternyata sama-sama belum tertidur. Kepalanya mendongak menatapku. “Kamu gak bisa tidur??”

“E….belum bisa mbak” jawabku.

Kami sama-sama saling menatap. Entah siapa yang memulai, pelan-pelan bibir kami saling mendekat. Kukecup bibir mbak Olive lalu kulepaskan, kukecup lagi lalu kulepaskan lagi. Kulihat wajah mbak Olive sudah mulai memerah dan matanya tampak sayu. Tangannya telah digesekkan ke dadaku dan menyusup masuk ke dalam kimonoku. Jari jemari mbak Olive mulai bermain dengan putting kananku.

Nafsuku sudah mencapai puncaknya, tapi aku masih harus menahannya. Aku ingin bermain-main dulu dengan mbak Olive. Bibirnya beberapa kali kukecup lepas-kecup lepas. Hingga akhirnya mbak Olive sudah mulai tak dapat menahan birahinya. Mbak Olive langsung menaiki badanku. Di dalam kimono mbak Olive sudah tidak memakai apapun lagi. Kuketahui hal itu saat mbak Olive naik ke badanku dan mengangkangi tubuhku sehingga menyebabkan bagian bawah kimononya tersingkap dan terbuka. Dapat kurasakan Leonardo menyentuh sebuah lipatan basah yang ada di antara pahanya.

Mbak Olive yang terbawa nafsu langsung mecium bibirku. Payudaranya yang 36D itu tergencet oleh badannya yang menindihku. Tanganku mulai meremas-remas kedua bongkahan kenyal yang berada di belakang tubuhnya. Kuusap-usapkan telapak tanganku disana. Ciuman mbak Olive mulai berubah menjadi lumatan-lumatan ganas.

PLAK!!!! Kutamparkan telapak tangan kananku tak terlalu kencang ke bongkahan pantat kirinya. Mbak Olive yang kaget langsung melepas lumatannya dan menjauhkan wajahnya dari wajahku.

“Ah….Dandy. Kok pantat mbak ditampar sih” sungut mbak Olive. Kedua alisnya menekuk dan bibirnya manyun ke arahku.

Aku hanya tersenyum melihatnya. “Hehehe, mbak kok jadi binal banget sih mbak?? Santai aja mbak gak usah buru-buru.”

Mbak Olive hanya membalas senyumanku dengan senyumannya. Dia mendekatkan wajahnya lagi dan mencium bibirku kali ini dengan sangat lembut. Sepertinya nafsunya yang meluap-luap tadi kini sudah terkontrol olehnya. Pelan-pelan, lama kelamaan ciuman kami makin berubah menjadi lumatan-lumatan lembut. Kumasukkan lidahku ke dalam mulutnya dan dibalasnya dengan menghisap lidahku. Beberapa menit kami melakukan ciuman dan lumatan mesra.

“Mbak milikmu malem ini Dan” ucap mbak Olive lirih saat melepas lumatannya.

Kuputar tubuhku sehingga posisiku dan mbak Olive bergantian. Aku yang saat ini menindihnya mulai mencium bibirnya lembut. Tanganku mulai bergerak menyingkap kimononya melewati bahunya. Tanganku meremas-remas payudaranya yang selalu menggodaku itu.

Tak lama, ciumanku turun ke payudaranya. Kukecup lembut area di sekitar aerolanya yang berwarna coklat itu. Putingnya telah mencuat tegak.

“Ah……..” hanya suara itulah yang keluar dari mulut mba Olive.

Putting sebelah kanan mbak Olive kuemut-emut dan kuhisap sesekali kumainkan lidahku di tonjolan di puncak payudaranya. Sedangkan putting sebelah kirinya kumainkan dengan jari-jariku. Lenguhan-lenguhan erotis mbak Olive terdengar nyaring di telingaku.

Setelah puas bermain dengan payudara dan putingnya, aku turun ke bawah. Kujilati bagian perutnya dan lidahku bermain-main di bagian pusarnya. Mbak Olive merasa kegelian dengan permainan lidahku di pusarnya. Kuturunkan jilatanku. Disana kutemukan lipatan daging yang telah basah. Bulu rambut yang harusnya menutupi lipatan itu telah dicukur habis. Kubuka vaginanya dengan ibu jariku dan kujilat-jilat. Lidahku bermain di bagian clitorisnya membuat mbak Olive mendesah tidak terkontrol.

“Ahhhh….ouhhhh….Dandiiihhhh…..akhhh….kuuuhhhhh….keluarhhhh….”

Ser. Ser. Ser.

Mbak Olive telah mencapai orgasmenya. Kini giliranku untuk dipuaskan. Kunaikkan badanku hingga kini Leonardo berada di depan mulutnya. Tanpa menunggu lama lagi, dipegangnya Leonardo dan dimasukkan ke dalam mulutnya. Dia gerakkan kepalanya maju mundur untuk memberi servis kepada Leonardo.

“Puah….Lama banget sih Dan keluarnya” gerutu mbak Olive melepaskan Leonardo. Tangannya ikut membantu mengocok Leonardoku berharap agar Leonardo bisa segera mabuk dan muntah.

Kubalas gerutuan mbak Olive dengan senyuman saja. Kuelus kepalanya dengan lembut. Mbak Olive mulai memasukkan lagi Leonardo ke dalam mulutnya. Dua telur milik Leonardo pun tak luput dari service mbak Olive.

“Mbak Olive….aku mau….keluar….” ucapku ke mbak Olive setelah beberapa saat.

Mbak Olive langsung inisiatif memasukkan Leonardo ke dalam mulutnya sampai tak bersisa. Lalu dihisapnya Leonardo dengan kuat. Langsung saja kujebol pertahananku dan akhirnya Leonardo memuntahkan muntahannya ke dalam mulut mbak Olive.

GLEK. GLEK. GLEK.

Setelah Leonardo menyelesaikan muntahnya dan melemas, kubaringkan tubuhku di sebelah mbak Olive. Mbak Olive menyandarkan kepalanya ke dadaku dan merangkul tubuhku. Kubalas rangkulan mbak Olive dan kuelus-elus kepalanya.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd