Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT THREESOME, DRAMA DAN DILEMA

Bimabet
CHAPTER 7

"Hari pertama, Partner sudah akan datang ya Yah" ucap wulan saat bercakap dengan Rio di hari yang lain. Semakin dekat dengan terwujudnya rencana mereka "Ayah dan Bunda akan datang lebih dulu ke kamar hotel. Bunda sudah hubungi pihak hotel yang Ayah book, mereka mau memberikan akses langsung untuk partner ke suite kita. Bunda nanti akan berikan identitas partner ke pihak hotel, jadi mereka tau"
Wulan semakin bersemangat menunggu hari yang telah lama direncanakan. 1 minggu lagi, saat Rio bertugas ke kota ini, di akhir pekan, ia akan mendapatkan Fantasi liarnya menjadi nyata.
"Bunda tidak mau kirim foto partner dulu untuk ayah? Atau minimal ciri2nya ..." bujuk Rio
"Tidak .." tolak Wulan "Biar sensasinya kita rasakan sama2 nanti Yah .. Ayah dan Bunda akan merasakan pengalaman pertama .. sensasi yang belum pernah kita rasakan"
"Lalu, partner akan tinggal berapa lama?" tanya Rio lagi
"Ini tergantung Ayah ..." jawab Wulan "Setelah 3S selesai, Partner akan menjadi tanggungjawab Ayah. Ayah bayar lalu partner pulang, atau Ayah mau memperpanjang satu hari lagi? Ayah book hotel untuk 2 hari kan ..."
Rio mengiyakan. Tampaknya wulan sudah mengatur semuanya dengan baik. Pada harinya nanti Rio akan menjemput Wulan di klinik untuk bersama sama menuju Hotel yang telah ditentukan. Sang Partner akan datang sendiri kemudian.
"Bun, boleh Ayah tau dari mana Bunda dapatkan Partnernya?" tanya Rio berusaha menuntaskan rasa penasarannya
"Rekomendasi dari salah seorang teman baik Yah .. dan dia jamin partner kita nnt bersih, bebas penyakit dan berpengalaman." jawab Wulan "Bunda jadi tidak sabar, ingin tau seberapa hebat permainan seks nya"
Wulan sedikit melancarkan aksinya, mencoba menyentuh rasa cemburu, posesif dan ego Rio. Dan tampaknya berhasil. Setelah jeda beberapa lama, terdengar tanya Rio diujung telpon "Kenapa Ayah jadi kuatir ya Bun .... Bagaimana kalau permainan seks nya lebih bagus dari Ayah?"
"Kemungkinan besar begitu .. kan katanya dia sudah profesional Yah ..." ujar wulan, belum ingin mengakhiri aksinya "Bagaimana kalau nanti Bunda menikmati dan minta partner untuk mengulanginya lagi?"
Rio menghela nafas "Untuk Bunda, Apapun akan ayah lakukan ..."

Hari hari mendekati rencana besar mereka, Wulan dan Rio mulai mempersiapkan diri. Wulan membuat janji dengan salah satu spa dan salon sehari sebelum waktu yang ditentukan tiba. Ia ingin memoles penampilannya, memanjakan dirinya sendiri agar relax pada saat permainan 3S nanti. Ia memberi dua set lingerie yang modelnya sudah ia diskusikan pada Rio. Lingerie yang harus bisa membuat Rio maupun partnernya nanti merasa terangsang. Tidak mungkin rasanya bermain 3S bila ada salah satu penis yang tidak bisa berdiri.
Wulan juga meminta Rio menentukan variasi seks apa yang akan dilakukan kepadanya nanti. Beberapa barang pendukung sudah disiapkan Rio.
Hari yang dinantikan tiba. Rio menjemput Wulan untuk bersama2 menuju Hotel yang telah ditentukan. Wulan berpakaian casual, celana jeans yang menampakkan lekuk tubuh indahnya dan membingkai dua tonjolan bokong indahnya, serta kemeja putih longgar sebatas pinggul. Wulan tampak sangat cantik dimata Rio. Kesederhanaannya justru menampakkan sisi indahnya. Tidak ada kesan gugup sedikitpun pada diri wulan hari itu. Sepanjang jalan mereka berbicara mengenai banyak hal, namun tidak tentang 3S yang akan mereka jalani.
Kamar mereka berada di lantai teratas, kedap suara, luas dengan satu tempat tidur ukuran King size yang kokoh, berpilar dengan kelambu tipis dan indah menaunginya. Kamar bergaya Renaisance, sangat romantis. Tersedia satu ruang tamu dengan set sofa yang nyaman, kamar mandi dengan bath tube dan kitchen set sederhana di salah satu pojok ruangan.
Wulan menyukai kamar itu. persis seperti yang ia inginkan. Berjalan berkeliling, Wulan merasakan dirinya semakin nyaman berada di kamar itu, siap memuaskan dirinya dan Rio.
Pukul 4 sore. Wulan melarang Rio untuk menyentuhnya lebih dulu. Wulan sengaja berjalan mondar mandir tanpa busana, membuat Penis Rio berdiri tegak
"Bunda ..... " ucap Rio "Bolehkah ayah dulu ...."
Wulan mengerling .. menggelengkan kepalanya dan masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan diri, meninggalkan rio dengan hasrat seks nya yang semakin memuncak.
Pukul 6 Wulan dan Rio menikmati makan malam bersama di resto lantai dasar hotel. Jam 7 nanti, pesta mereka akan dimulai. Wulan sudah sangat siap, begitupun Rio ..

Rio memesan red wine untuk mereka berdua malam itu. Setelah menu dipiring tandas, Rio dan Wulan bersantai sejenak menikmati red wine.
"Bunda sedikit gugup ... Ayah ...?" tanya Wulan dengan suara sedikit bergetar
"Iya tentu .. ini kan baru bagi kita Bun .. apalagi membayangkan sebentar lagi Fantasi Ayah akan terwujud .. Ayah sangat antusias tapi juga cemas " jawab Rio sambil menggenggam tangan Wulan, berusaha menenangkan hati isterinya.
Wulan malam itu berdandan sangat cantik. Gaun malam panjang off shoulder berwarna peach dengan potongan sederhana, polos tanpa hiasan menjuntai hingga menutupi kakinya. Bahu dan punggungnya terlihat indah, serasu dengan detail model gaun pada bagian pinggang. Rambutnya digelung modis ke atas kepala dengan jepit panjang bermanik manik sebagai hiasannya. Wajahnya bermake up tipis, hampir tidak terlihat, hanya menonjolkan bulu matanya yang memang lentik, pipi yang sedikit merona dan bibir pink menggoda. Sangat sempurna untuk Rio. Wulan tidak pernah berdandan seperti ini sebelumnya, tapi kali ini ia sendiri merasa ia harus tampil cantik dan sempurna untuk menambah rasa percaya dirinya.
Wulan dan Rio menyelesaikan makan malam mereka. Beranjak menuju suite mereka, jantung Wulan mulai berdegup kencang. Digamitnya lengan Rio erat2. Sesampai di kamar, Wulan mengambil nafas panjang dan menghembuskan pelan2.
"Sayang, Bunda baik2 saja?" Tanya Rio lembut. Dipegangnya pundak Wulan yang mulus terbuka. Wulan menatap Rio. Senyuman Rio menenangkannya. Rio memeluk Wulan lembut
"Kalau Bunda tidak mau melakukannya, tidak apa2. Belum terlambat untuk membatalkan semuanya." ujar Rio. Wulan menggeleng. Ia akan tetap melangkah apapun yang terjadi .. untuk Rio.
"Bunda hanya perlu waktu untuk menenangkan diri ..." kata Wulan pelan.
"OK ..." bisik Rio .. Dikecupnya mesra bibir indah wulan, membiarkan sensai hangat mengalir ke seluruh tubuh Wulan .. Wulan mulai membalas ciuman Rio dengan mesra, tangannya bergantung bebas pada leher Rio, turun ke dadanya yang bidang, menyelipkannya dibalik celah T shirt Rio, mengelus lembut penuh cinta. Tangan Rio membuka zipper gaun Wulan dan tanpa halangan gaun tersebut meluncur ke lantai, meninggalkan tubuh Wulan hanya berbalut celana dalam saja.
Birahi Rio yang sejak sore ditahannya kini tidak terbendung lagi. Disentuhnya payudara Wulan yang ranum sementara bibirnya kini berpindah menciumi telinga dan leher Wulan, membuat Wulan mendesah dalam kenikmatan. Kaki kanan Rio membuka kaki kiri wulan satu langkah, Rio menyelipkan tangannya ke dalam celana dalam Wulan, meraba bagian luar vagina Wulan yang mulai basah. Saat birahi mereka mulai meningkat, terdengar bell pintu kamar berbunyi. Keduanya tersentak. Wulan melirik jam .. pukul 7 lebih 10. Itu pasti partner mereka.
Refleks Wulan menutupi tubuhnya dengan tangan, membayangkan orang lain akan melihat tubuhnya membuat ia gugup
"Ayah ... " rintihnya panik. Rio memeluknya mencoba meredakan kegugupan Wulan
"Bunda berpakaianlah .. pakai lingerie di bagian dalam dan gaun mandi sebagai penutupnya ya ..." ujar Rio "Ayah akan menemui partner kita lebih dulu sementara Bunda bersiap2"
Tanpa kata Wulan memungut gaunnya, meraih lingerie yg telah disiapkan dari dalam kopernya dan melangkah menuju kamar mandi. Rio merapikan pakaiannya, melintasi ruang tamu, membuka pintu dan .... terkejut ...
"EVAN ????" gumamnya heran. Pria didepan pintu menyeringai lebar seraya berkata "Hallo Rio .. akulah yang kalian nantikan hari ini "
Dari belakang punggung Rio, Wulan terdiam mematung. "Kalian ..... saling kenal.....?" gumamnya lirih.
Ketiganya terdiam dengan pikiran masing masing, ditengah situasi yang mulai terasa membingungkan ...

Seluruh badan Wulan bergetar, rasa dingin mulai merayapi tubuhnya dibalik gaun mandi yang ia kenakan. Ditatapnya nanar dua orang laki laki yang berdiri dihadapannya. Rio menatapnya dengan pandangan bingung, sementara Evan memandangnya dengan pandangan yang sulit dijelaskan. Entah apa yang berkecamuk di pikirannya saat itu.
Ya Tuhan, apa yang telah aku lakukan .....? bisik Wulan dalam hati. Ketiganya tak bersuara. Sejurus kemudian Rio mendorong Evan menjauh dari pintu, menarik gagang pintu dari luar, meninggalkan Wulan yang berdiri mematung. Entah apa yang Rio dan Evan lakukan diluar, Wulan tidak berani berspekulasi.
Mereka saling kenal. Mereka kenal. Dimana mereka bertemu? Temankah? Atau Partner bisnis? Wulan merasa dirinya menemukan suatu puzzle yang sangat sulit yang harus ia rangkai.
Tak lama kemudian Rio membuka pintu. Entah apa yang ia lakukan pada Evan, tapi kini hanya tinggal Wulan dan Rio. Rio mendekati Wulan. Menatap matanya lekat lekat seakan meminta penjelasan.
"Ayah ... Bunda tidak tahu kalau ......" Wulan tak sanggup menyelesaikan kalimatnya. Ia sendiripun merasa bingung.
Tanpa suara Rio mengarahkan pandangan matanya ke sofa, isyarat bagi Wulan yang segera melangkah duduk disana. Rio masih berdiri di tempatnya, menatap tajam Wulan yang menunduk menahan galau yang semakin berkecamuk di hati dan pikirannya. Hening beberapa saat, sejurus kemudian Rio mendekati Wulan, duduk disampingnya dan bertanya : "Dimana Bunda bertemu Evan? Ada hubungan apa Bunda dengan Evan?"
Suara Rio tegas, sedikit meninggi walau tetap dalam tempo lambat. Wulan tau ini serius. Rio gusar, ia perlu penjelasan. Wulan tetap menunduk, dalam keadaan seperti ini pun ia tetap merasa tatapan Rio yang tajam menusuk hatinya. Ia bingung harus berkata apa
"Bunda .. jawab pertanyaan Ayah"
Wulan menggenggamkan kedua telapak tangannya erat erat. "Lihat mata Ayah Bunda" ujar Rio lagi.
Perlahan Wulan mengangkat wajahnya menatap Rio. Wajah Rio tetap tenang meski tanpa senyum. Rahangnya mengeras, menandakan ia tengah gusar.
"Selama ini, tidak ada rahasia antara kita." ujar Rio "Bunda selalu ceritakan apapun kejadian yang Bunda alami. Jawab pertanyaan Ayah."
Evan ... teman Bunda sejak kuliah Ayah ...." susah payah Wulan menjawab pertanyaan Rio. Lalu cerita mengenai dirinya dan Evan mengalir lambat, memaksa Wulan mengingat kembali luka hati yang telah lama ia coba lupakan. Rio menyimak satu persatu setiap kata yang diucapkan Wulan. Ia tidak ingin ada yang terlewat. Bagaimana mungkin satu bagian masa lalu istrinya tidak ia ketahui. Lima tahun mengenal Wulan, empat tahun berumah tangga, tidak sekalipun Wulan menyebut nama Evan dalam obrolan mereka.
Rio sendiri mengenal Evan karena Evan adalah teman satu SMA Rio. Mereka berdua adalah bintang di sekolah, pujaan banyak wanita. Keduanya merupakan pengurus OSIS. Evan lebih dikenal dengan penampilannya yang selalu up to date, ia vokalis Band sekolah, rajin mengikuti festifal Band mewakili SMA mereka. Sementara Rio memiliki pengagum sendiri karena prestasi akademisnya, tergabung dalam team Volly sekolah yang juga sering mengikuti kejuaraan dan aktif di kegiatan pencinta alam. Evan memiliki banyak teman dekat wanita, sementara Rio, walau banyak wanita mencoba mendekatinya, namun hanya memiliki 1 kekasih saja. Cinta masa remaja, wanita paling populer di SMA mereka dahulu yang menjadi kekasih Rio. Dalam hal ini, Evan memiliki rasa penasaran yang luar biasa. Evan juga menaruh hati pada Fani, kekasih Rio. Mereka mencintai wanita yang sama, tapi kemudian Rio yang memenangkan hati Fani. Saat itu, suatu kebanggan luar biasa dapat memenangkan hati Fani. Hubungan cinta keduanya merenggang, berpisah Universitas, dan Rio tidak lagi mendengar kabar Fani sampai suatu saat ia mendengar kabar Evan menikahi Fani. Tidak ada sedikitpun rasa cemburu Rio karena Fani baginya hanyalah cinta masa SMA. Tidak ada yang serius.
Dan kini Wulan membawa Evan kehadapannya tanpa disangka sangka. Dari cerita Wulan Rio paham bahwa Evan pernah menjadi bagian penting dalam hidup istrinya ini. Wulan menceritakan seluruh bagian dengan detail. Ia tidak ingin ada yang terlewat dan bisa menyebabkan kesalah pahaman yang menambah gusar suaminya.
Rio menyimpulkan, Evan meninggalkan Wulan demi Fani , cinta masa lalu yang tidak pernah ia dapatkan. Mungkin, rasa penasaran yang membawa Evan lebih memilih Fani, ataukah memang cinta sejati yang membawa mereka menyatu kembali. Rio tidak perduli. Ia lebih memikirkan cerita yang disembunyikan istrinya selama ini. Istri yang sangat dicintainya.

Wulan kembali menunduk setelah mengakhiri ceritanya. Mengenang kembali masa lalu yang menyakitkan tidaklah mudah. Namun ia harus melakukannya saat ini. Ia menunggu reaksi Rio.
"Kapan Bunda mulai bertemu Evan lagi?" tanya Rio
"Setelah pertemuan kita terakhir Yah .. setelah perayaan anniversary dan ide 3S ini Bunda dengar dari Ayah ...."
"Bunda langsung meminta Evan jadi partner 3S kita?" tanya Rio tajam
"Tidak Yah ..." jawab Wulan cepat " Saat itu Bunda perlu penjelasan lebih banyak tentang 3S. Bunda menemui Evan hanya untuk berdiskusi."
"Kenapa harus Evan? Bunda katakan tadi Evan melukai hati Bunda, lalu kenapa menemui Evan lagi?"
"Bunda .. sebenarnya sudah memaafkan Evan .. Bunda mencoba untuk tidak lagi terbelenggu masa lalu. Bunda masih berteman dengan Evan selama ini Yah. Beberapa kali Evan masih chat Bunda hanya sekedar menanyakan kabar" jelas Wulan "Bunda pikir Evan adalah orang yang tepat untuk berdiskusi. Karena ... Evan ... reputasinya terkenal ...."
"Apa ......?" desak Rio "Kenapa reputasi Evan?"
"Evan dulu terkenal Play Boy Ayah .. Sering berganti ganti wanita dan Bunda pikir mungkin pengalaman sex nya lebih banyak. Bunda bisa ambil pengalamannya kalau mungkin dia pernah juga 3S atau ....." Wulan tidak bisa menemukan kata kata yang tepat untuk menjelaskan situasinya. Ia hanya berharap Rio mengerti "Bunda tidak menemukan orang lain yg lebih tepat untuk berdiskusi masalah ini Yah. Dan dengan Evan setidaknya Bunda lebih bisa terbuka karena Bunda cukup lama mengenal Evan"
"Lalu kenapa Bunda pilih Evan jadi partner 3S kita?" tanya Rio. Untuk bagian ini, setelah ia tau sejarah hubungan Wulan dan Evan, Rio memiliki asumsi sendiri. Dan ini yang perlu ia ketahui dari Wulan "Karena Bunda masih mencintainya? Cinta yang membawa Bunda untuk bisa mencicipi berhubungan Sex dengan Evan? Menuntaskan Cinta tak sampai Bunda di masa lalu? Kesempatan emas .. kapan lagi bisa berhubungan sex dengan Evan kalau tidak momen seperti ini kan? Mau membandingkan Ayah dengan Evan, mana yang bisa lebih memberikan kenikmatan untuk Bunda .. ya kan?"
"Ayah!!" jerit Wulan. Ia menutup kedua telinganya dengan kedua telapak tangannya, menggeleng gelengkan kepalanya, menunduk berurai air mata "Teganya Ayah menuduh Bunda seperti itu ....."
"Lalu?" Rio masih tenang, mencoba mengendalikan emosi yang mulai timbul dalam hatinya "Kenapa pilih Evan?"
Wulan masih terisak. Hatinya terasa teriris mendengar perkataan Rio. Tidak ada kata yang bisa ia ucapkan, namun ia tau Rio akan terus menunggu sampai ia mendapatkan jawabannya.
Rio meraih tangan Wulan, menurunkan tangannya yang sedari tadi menutup telinga, menyentuh dagu Wulan untuk mengarahkan wajah Wulan menatapnya. "Jawab Ayah" katanya tajam memandang wajah wulan yang berurai air mata
"Bunda hanya ... Bunda tidak meminta ia menjadi partner ... Bunda hanya mengikuti saran Evan ..." Wulan mencoba menjelaskan disela isak tangisnya
"Saran apa?" tanya Rio
"Saran agar Bunda merasa nyaman saat 3S ... " jawab Wulan masih terisak "Evan bilang agar permainannya lancar, Bunda harus nyaman .. Bunda minta ia mencarikan partner 3S tapi ia mengajukan dirinya sendiri dengan alasan Bunda sudah kenal jadi tidak canggung lagi .... Dan ... Bunda pikir alasannya masuk akal Yah ..."
"Tapi dia teman ayah !" nada Rio makin meninggi
"Bunda tidak tahu Ayaahh ...." ratap Wulan dalam isaknya yang semakin menjadi "Maafkan Bunda Ayah ... Bunda tidak tahu kalau ayah kenal Evan ... maafkan Bunda ......"
Rio terdiam menahan emosi. Entah apa yang harus ia lakukan. Situasi yang begitu rumit yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Istru yang ingin mewujudkan fantasinya, 3S yang menjadi keinginannya, Partner mengejutkan dari masa lalu mereka .... Rio memijat keningnya mencoba menghilangkan kebingungan yang melanda. Salah Wulankah? Salah dirinya? Atau salah evan?
Di resto bawah hotel, tempat Rio menyuruh evan menunggu, Evan duduk tenang menghabiskan minuman ringannya. Malam istimewa yang tidak akan ia lewatkan bersama Wulan, sangat patut untuk bersabar .. menanti ..
 
Terakhir diubah:
mantap suhu.... surprise dan kemelut bisa tergambar dg baik dan enak....
nubi jd ikut merasakan paniknya rio dan wulan....
lanjut suhu.... emejing.

btw, jgn nentukan halaman update suhu, nanti disemprit oum momod... kalau hari update, masih boleh...
 
mantap suhu.... surprise dan kemelut bisa tergambar dg baik dan enak....
nubi jd ikut merasakan paniknya rio dan wulan....
lanjut suhu.... emejing.

btw, jgn nentukan halaman update suhu, nanti disemprit oum momod... kalau hari update, masih boleh...
Terimakasih untuk koreksi dan cendolnya suhu. 🙏🙏🙏 Apresiasi dan koreksi seperti ini yg justru jadi semangat utk update story.
 
Terimakasih telah berbagi kisah luar biasa, dan diceritakan dengan alur yg mampu membawa kita pembaca (saya) masuk meresapi, hingga mem porak porandakan hati serta pikiran. Sampai tensinya berebut naik turun dengan Otong saya. ... Wulan oh Wulan ....andai
 
keren juga cerita nya.. mending dibatalkan 3S nya dgn Evan.. hahahaha.. ganti yg lain..
 
Bimabet
Lanjut dg evan suhu.... tp evannya cmn boleh nonton ama coli + di BJ aja...
hehehehe....

g sabar neh, gmn kelanjutan konflik ini...
keep healthy suhu.... jd updatenya lancar
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd