Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT THREESOME, DRAMA DAN DILEMA

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
CHAPTER 4

Wulan mencoba membuka matanya. Kepalanya terasa berat dan berdenyut2 sakit sekali . Ia bangkit dari tidurnya keposisi duduk, menoleh kesamping dan tampak siluet sosok Rio duduk disisi tempat tidur tengah memandanginya lekat lekat. Wulan menunduk, memejam matanya erat2 seraya memijat ringan kening kepalanya .. "Sakit ..." gumamnya pelan.
Rio mendekat, memegang tangannya lembut .. "Bunda .. apanya yg sakit ..?" Wulan masih merasakan amarah dalam hatinya atas apa yg dilakukan Rio semalam padanya. Namun sakit di kepalanya membuatnya tidak mampu melakukan apapun saar ini. Ia hanya terdiam menunduk, memejamkan mata dan mengerenyikan dahi, menyiratkan rasa sakit luar biasa yang dapat dilihat Rio.
Wulan merasakan Rio melepaskan tangannya, beranjak dari tempat tidur dan meninggalkannya sesaat sebelum kembali lagi kesamping Wulan.
"Minum dulu Bunda ... Bunda pasti lelah semalaman menangis ... Ayo diminum dulu teh hangatnya"
Wulan membuka matanya perlahan. Sedikit enggan menyambut cangkir berisi teh hangat yang disodorkan Rio dan meneguknya perlahan lahan. Wulan merasakan kehangatan mengalir kedalam tenggorokan dan perutnya. Rasa manis dan aroma teh yang wangi seperti terapi ringan bagi sakit dikepalanya. Sedikit tanaga seperti terpercik kembali, membuatnya merasa lebih nyaman. Kembali diteguknya perlahan teh di cangkir hingga tersisa hanya seperempat cangkir saja didalamnya. Wulan menyodorkan kembali cangkir yang hampir kosong kepada Rio. Mengangkat wajahnya dan menatap Rio. Awalnya terlihat buram. Tapi lambat laun lukisan wajah Rio semakin jelas. Rio tampak lelah dan kuatir. Wajahnya lesu, senyumnya hanya sekilas seperti dipaksakan. Ia meletakkan cangkir di meja kecil disamping tempat tidur kemudian kembali ke sisi wulan dan memegang tangannya erat.
"Maafkan ayah Bunda .... " ucapnya lirih namun jelas terdengar oleh Wulan "Maaf sudah buat bunda sesedih ini. Ayah perhatikan semalaman Bunda tidak berhenti menangis karena Ayah .. Ayah kuatir .. Ayah tidak tidur menunggu Bunda bangun." Wulan tetap diam, menundukkan wajahnya. Beribu rasa berkecamuk dalam dadanya. Ternyata Rio pun merasakan hal yang sama, gundah karena kejadian semalam.
"Bunda .. lupakan saja apa yang Ayah utarakan semalam ya .. Tolong Bunda lupakan. Ayah sangat mencintai bunda .. Ayah tidak bisa melihat Bunda tersiksa seperti ini. Bunda segalanya buat ayah. Ayah ingin Bunda bahagia apapun yang harus Ayah lakukan..."
Wulan menatap Rio lekat lekat. Bagaimana mungkin ia bisa begitu saja melupakan apa yang telah Rio torehkan dalam hatinya saat ini. Tapi sisi kewanitaannya yang lain menyadari bahwa apa yg terjadi juga membuat Rio terluka. Dan keadaan Rio pasti tidak lebih baik darinya. Tidak tidur semalaman dan hanya menunggunya seraya merasakan kuatir yang teramat sangat juga bukanlah hal yang mudah. Sebersit rasa simpati muncul di hati wulan. Ia mencondongkan tubuhnya kedepan untuk memeluk Rio lekat lekat. Rio membalas pelukannya lebih erat. Selama beberapa waktu hanya hening yang ada, sebelum terdengar bisikan lirih Rio di telinga Wulan "Ayah Cinta Bunda .. sangat .. jangan pernah lupakan itu .." Wulan semakin mempererat pelukannya. Tanpa kata, ia tau Rio mengerti apa yang ingin ia sampaikan .. "Aku juga mencintaimu sangat, sayangku .."
Beberapa menit Wulan menikmati nyamannya berada dalam pelukan Rio, sebelum ia merasa Rio melepaskan pelukannya, memegang bahunya, mendorong wulan sedikit menjauh dan mencium keningnya penuh cinta.
"Bunda, ini sudah jam 10 pagi .. Bunda belum sarapan .. Biar Ayah buatkan sarapan buat bunda ya .."
Wulan tersenyum mengangguk. Ia tau tidak banyak menu yang Rio kuasai. Soal masak, Wulan masih jauh lebih unggul. Tapi Omelet buatan Rio, menurut wulan kelezatannya tidak ada bandingannya.
"Omelet ...." hanya itu yang keluar dari mulut wulan sambil tersenyum. Rio menyeringai lebar. Wulan tau kecemasan dalam hatinya mulai mencair "OK sayang .. apapun yang bunda pinta .." ujarnya penuh mesra
Dibimbingnya tangan wulan untuk bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke dapur. Rio mendudukkan wulan di kursi meja dapur dan berkata "Bunda tunggu disini sementara ayah masak ya ... " Wulan mengangguk setuju.

Wulan duduk terdiam tanpa kata sementara matanya mengawasi Rio yang lalu lalang di dapur ala.chef internasional. Sesekali ia melemparkan senyuman saat Rio menatapnya dalam kesibukannya berjibaku dengan Omelet. Pikiran Wulan menari dalam kepalanya. Banyak hal yang dipikirkannya, termasuk betapa ia sangat mencintai Rio. Mengenang proses percintaan mereka yang tidak mudah, membuat Wulan menyadari bahwa apa yang mereka miliki saat ini tidak seharusnya dengan mudah ternoda apalagi terpisah dengan alasan apapun.
Selama empat tahun ini Rio sudah membuktikan betapa ia sangat mencintai Wulan. Resiko berat apalagi selain mengambil keputusan menikahinya tanpa sepengetahuan istri dan anak2nya? Rio berani mengambil langkah ini termasuk ancaman pada karirnya, apa alasannya kalau bukan Rio sangat mencintainya? Masih lekat dalam ingatannya saat rio melamar tanpa keraguan, sementara Wulan sendiri yang masih ragu karena tidak ingin menghancurkan kebahagiaan yang telah Rio miliki selama ini. Keluarga dan karirnya.
Tidak pernah selama inipun, Ia merasa di nomor duakan oleh rio. Wulan merasa prioritas Rio pada dirinya sangat luar biasa. Sesibuk apapun rio selalu berusaha memantau kondisi dirinya. walau tidak sempat bicara banyak, Rio tidak lupa mengirimkan pesan kondisi dirinya sendiri dan menanyakan kondisi Wulan yang terpisah jarak. Kemanapun Rio pergi, selalu ada barang istimewa yang ia bawa untuk wulan saat pulang. Saat sesih ataupun susah, Wulan selalu merasakan perhatian Rio. Tidak jarang masalah yang wulan temui terpecahkan saat ia sudah berkomunikasi dengan rio. Rio sangat mengerti kondisi hubungan mereka. Dan sekalipun Wulan tidak pernah merasakan kesepian atau kesusahan walau Rio tak selalu dapat ia jangkau, terpisah oleh situasi dan jarak yang sangat jauh.
Lalu pantaskah ia kini menuduh rio tidak lagi mencintainya, tanpa menanyakan terlebih dahulu alasan rio menginginkan 3S yang ia utarakan semalam. Ia sungguh telah berlaku tidak adil. Baik pada dirinya sendiri dengan menanamkan rasa gulana yang sangat, maupun pada Rio yang telah banyak membuktikan cintanya selama ini.
"Omelet spesial untuk Bunda tercinta siiaapp ..." teriak rio seolah melepaskan rasa lega dalam hatinya. Wulan tertawa, memandang sepiring kentang goreng dan omelet dihadapannya. Aromanya lezat membuat isi perut wulan menari kelaparan.
"Ooppss ... lupa .. yang paling Bunda suka" ujar rio seraya menaburkan keju parmesan diatas omelet dan kentang goreng buatannya "Perfecto! Ayo dimakan bundaaa .."
Wulan tersenyum "Ayo makan sama sama ayah .. Ayah juga pasti belum makan kan?" ucap wulan
Rio menyeringai sambil menggaruk kepalanya "Iya ... Ayah juga lapar .."
Sarapan pagi itu terlewati dengan penuh kebahagiaan. Wulan dan rio seolah telah melupakan apa yang terjadi semalam. Mereka berdua menikmati menu pagi buatan Rio dengan santai, kembali bercerita tentang apapun yang mereka alami. Sesekali Wulan tertawa lepas mendengar lelucon yang dilontarkan Rio. Satu hal lagi yang membuat wulan jatuh cinta pada Rio : Sisi jenaka Rio yang berkelas. Rio selalu bisa membuat wulan tertawa terbahak bahak karena gurauannya.
Sesekali pula wulan menatap rio sambil berkata dalam hati "Tuhan, ternyata aku sangat mencintainya ...."

Sarapan pagi benar2 membuat Rio dan Wulan kembali pada kondisi nyata kehidupan mereka. Tanpa perlu banyak berkata, keduanya tampak sepakat untuk tidak lagi menyinggung bahasan yang sangat sensitif tentang 3S. Semalaman tanpa tidur, membuat Rio memutuskan untuk beristirahat setelah mandi. Wulan membiarkan Rio terlelap dengan tenang, sementara ia duduk diam di kursi balkon, menikmati udara taman sambil memainkan HP android miliknya.
Wulan mulai dengan membuka aplikasi sosial medianya, membaca beberapa berita ringan dan tujuan wisata mancanegara kegemarannya. Sakit kepalanya sudah hilang setelah Rio memberikan obat penghilang sakit untuk ia minum tadi.
Tiba tiba saja terbersit kembali 3S tang sempat dilontarkan Rio tadi malam. Hal yang sangat baru untuk Wulan dan tidak pernah ia dengar sebelumnya. Wulan mulai membuka laman informasi mengenai 3S yang bisa ia temui. Apa itu 3S? Kenapa Rio sampai memiliki fantasi semacam itu dan ia tidak pernah tahu sama sekali. Wulan membaca artikel demi artikel dengan seksama, mencoba membuka pikirannya dan tidak menggunakan hatinya. Wawasan baru ini mungkin bisa ia pergunakan untuk membuka diskusi dengan rio nanti. Ya .. ia telah memutuskan untuk tidak secara sepihak menghakimi apa.yang telah Rio utarakan, sebelum ia berdiskusi terlebih dahulu dengan Rio. Kalaupun keputusannya tidak bagi Wulan, Ia ingin Rio pun mengerti hal apa yg membuat Rio tidak boleh melakukan 3S bersamanya. Dan kalaupun ternyata ia menerima, maka keputusan itu harus sudah ia ambil karena ia terpapar informasi yang benar tentang Fantasi seksual Rio yang luar biasa itu.
Ia masih ingat ucapan Rio bahwa 3S ingin ia lakukan hanya untuk memberikan kepuasan seks lebih bagi wulan. Maka niat baik ini seharusnya ia sikapi dengan lebih bijak. Dan Fantasi seksual .. apa salahnya Rio memiliki Fantasi seks sementara ia pun memiliki Fantasi seksual yang sering ia utarakan pada Rio.
Berjam jam terlewati tanpa sadar, beratus artikel, berpuluh video ia analisa dengan cermat. Saat tersadar, Wulan melihat matahari telah condong ke barat, menunjukkan angka 15.45 wib pada layar HP nya. Wulan bangkit berjalan menuju kamar. Dilihatnya Rio masih terlelap. Wulan tersenyum .. ada lega dihatinya. Saat Rio bangun nanti, ia tahu apa yang akan ia bicarakan pada laki2 yang sangat dicintainya itu. Wulan mengecup pipi Rio lembut, melangkah ke kamar mandi untuk menyegarkan diri dibawah shower air hangat...

Mendung dan hujan diujung hari menjelang malam .. Wulan dan Rio memutuskan untuk tetap tinggal di apartemen dan memesan makanan siap antar dari resto di lantai dasar apartemen mereka. Rio memesan sup kaki kambing kesukaannya, sementara Wulan memesan Soto Betawi. Makanan berkuah memang terasa cocok sebagai hidangan dalam cuaca dingin seperti saat ini.
Mereka menghabiskan santap malam sambil membicarakan beberapa topik ringan, sebelum Wulan mulai mengambil inisiatif memulai diskusi yang telah ia rencanakan siang tadi
"Ayah ...." ujarnya serius. Rio memandangnya sambil terus mengunyah menu makan malamnya "Memang wajar ya, kalau dalam kehidupan berumah tangga yang telah lama itu, ada suatu kebosanan yang melanda sebuah pasangan ..." Rio mengangguk setuju tanpa memberikan komentar
"Jadi perlu variasi ya hubungan suami istri itu .. Salah satunya mewujudkan fantasi seksual pasangan bisa jadi alternativ juga ...."
Rio berhenti mengunyah. Menatap Wulan dalam dalam, menelan makanan di mulutnya, meminum seteguk air sebelum berkata "Bun .... sudahlah, jangan dimulai lagi .. Kita kan sudah sepakat untuk melupakan ...."
"Tidak ...." potong Wulan lembut dan tegas "Ini akan terus menjadi ganjalan di hati kita kalau tidak kita bicarakan ... Bunda yang salah .. seharusnya Bunda mendengarkan penjelasan Ayah terlebih dahulu sebelum mengedepankan emosi." Rio terdiam, menghela nafas, menyandarkan punggungnya pada tembok dibelakangnya.
"Kita sudah cukup lama berumah tangga" sambung Wulan "Seharusnya kita sudah berada dititik saling memahami ... membahas apapun dengan terbuka tanpa memendam satu rahasiapun .. itu menurut Bunda kunci dari keharmonisan suami dan istri" Rio masih terdiam mendengarkan.
"Jadi mari kita bahas masalah ini. Apapun yang ada dibenak Ayah dan Bunda .. jangan ada yg ditutupi ... Bunda siap sekarang" tukas Wulan lebih lanjut
"Apa yang ingin Bunda bahas?" tanya Rio
Wulan menghela nafas dan berkata "Bunda sudah baca cukup banyak informasi mengenai 3S siang tadi" Rio membelalakan mata. Terkejut akan sikap yang diam diam diambik oleh istrinya.
"Kenapa ayah mau melakukan 3S? Tidak kah itu sesuatu yang tabu untuk kita yang berasal dari timur?"
Rio terdiam sesaat. Ia tau saat ini Wulan sudah cukup terbuka menerima semua hal tentang 3S yang ingin ia lakukan.
"Itu awalnya hanya fantasi ayah Bun ... Dan kemudian ayah memperhatikan kalau ternyata dari 3S, seorang pasangan bisa mendapatkan kepuasan lebih. Ayah ingin Bunda merasakan beribu kali kenikmatan dari yang ayah berikan. Ayah sendiri pun belum tau apa yang akan ayah rasakan nanti bila melihat bunda disentuh laki laki lain. Jujur, membayangkannya saja ayah cemburu .. Bunda tau bagaimana cintanya ayah pada Bunda sehingga kalau ada laki laki lain yang dekat dengan bunda saja ayah bisa marah .. apalagi ini harus menyentuh bagian intim Bunda ... Ayah hanya ingin merasakan sensasi itu untuk memenuhi fantasi ayah ... dan memuaskan bunda lebih dari yang biasa ayah lakukan ..."
Wulan terdiam. Rio melanjutkan "Tidak ada paksaan sayang .. kalau Bunda tidak suka, Ayah bisa terima .. "
"Kenapa ayah pikir Bunda perlu tambahan kenikmatan?" tanya Wulan lebih lanjut. Kemudian meluncur cerita tentang seluruh pikiran yang sempat membuatnya gundah kemarin malam kepada Rio. Rio menyimak satu persatu dengan penuh perhatian. Ia bisa mengerti kekuatiran dan kesedihan yang dialami istrinya malam itu. Wulan menutup ceritanya dengan mata berkaca2. Ia tidak menangis, tapi Rio tau wulan memerlukan jawaban.

"Bunda ... " ujar Rio setelah hening beberapa saat "Tidak ada satupun yang bisa membuat Ayah berhenti mencintai Bunda. Bunda segalanya untuk Ayah .. Seandainya saja Ayah diberi kesempatan untuk bisa menentukan kehidupan Ayah, Ayah akan pilih Bunda seorang saja yang mendampingi hidup Ayah sampai akhir hayat ... Jadi jangan pernah bicara mengenai apa yg Ayah lakukan karena status dan posisi Bunda .. tidak sayang, Bunda lebih berharga dari apapun di dunia ini. Semua yg Ayah lakukan tujuannya hanya satu .. untuk kebahagiaan Bunda .. "
"Hal ini juga baru untuk Ayah .. Ayah lontarkan sekedar wacana .. rencana yg belum jelas juga bisa terwujud atau tidak .. Masih banyak yg harus Ayah pikirkan sebelum Ayah mulai melakukan 3S .. termasuk kenyamanan Bunda .. Persetujuan Bunda itu yang bisa menentukan lanjut atau tidaknya rencana Ayah .. kalau Bunda bisa menerima, Ayah akan pikirkan langkah selanjutnya .. Ayah juga masih memikirkan perasaan ayah apakah rela demi kenikmatan Bunda, Ayah tahan rasa cemburu dan amarah .. Kalau Ayah juga tidak sanggup, maka Ayah akan batalkan semuanya ..."
"Ini sesuatu yang baru bagi kita berdua. Tidak ada yg tau apa yang akan terjadi sayang .. kita baru akan tau setelah benar2 menjalaninya. Dan sampai saat ini, ini baru sekedar Fantasi Ayah saja ..."
Wulan terdiam, mencerna semua ucapan Rio dengan seksama, mengolahnya dalam logika, mengesampingkan emosi dan mengedepankan realita. Ia tidak tau pasti apakah semua ini benar benar Fantasi liar Rio semata ataukan ada maksud lain yang tersembunyi di hati Rio. Ia perlu satu alasan saja untuk menyetujui keinginan Rio. Hanya satu dan itu harus cukup untuk membukatkan tekadnya mewujudkan Fantasi Rio.
"Baiklah ...." ujar Wulan "Jika ayah sanggup membawa Fantasi ayah ini menjadi nyata, Bunda ikut saja apa mau Ayah ..."
Rio menegakkan duduknya, tampak nyata ia terkejut dengan keputusan wulan yang begitu tiba2 .
"Tapi apa yang membuat Bunda berubah seperti ini?" tanya Rio . Wulan tersenyum "Cinta." jawab wulan singkat. "Karena Cinta Bunda pada Ayah melebihi segalanya ...."
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd