Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT THREESOME, DRAMA DAN DILEMA

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ane dulu daftar jadi cameramen tp ga lolos kayaknya. Haduhh..
 
terima kasih suhu updated nya, kra2 bakal ada perubahan gk yah di wulan?
berharap ada 3s lg di bali with random people, ato sisi liar wulan mulai muncul pelan2
 
CHAPTER 13

Setelah adegan sex yang luar biasa, Rio dan Wulan mempersiapkan diri untuk makan malam mereka. Wulan mengenakan rok simple berpotongan A sebatas lutut dengan blouse tanpa kerah dengan kancing depan. Rio mengenakan celana Jeans longgar dengan T Shirt berkerah. "Tidak usah pakai gesper Yah" saran Wulan. Walau sedikit keberatan karena kuatir celananya akan sedikit longgar, Rio menuruti saran penasihat mode nya itu. "Kurang pas, " alasan Wulan melarangnya mengenakan gesper.
Mereka berjalan menuju lift, Wulan menggamit lengan Rio seraya bergelayut manja "Ayah luar biasa malam ini " bisiknya Rio tersenyum.
Lift dari lantai 15 membawa mereka turun ke lantai 2, tempat resto hotel tempat mereka akan bersantap berada. Lift kosong, hanya membawa mereka berdua. Mungkin jam 8 sudah lewat waktu makan malam bagi kebanyakan orang. Dalam Lift yang dikelilingi kaca, Wulan melirik Rio. Tiba tiba ia merangkul leher Rio, memagut bibir Rio penuh nafsu, melancarkan aksi french kiss andalannya ke mulut Rio
"Mmhff mmmhmm Bndsss ... "Rio sedikit kewalahan menerima aksi Wulan yang membabi buta "Nnnttt mmmdddd mmngngng ...." dengan terengah dan sedikit kesulitan Rio mencoba memperingatkan Wulan. Ia kuatir lift suatu saat berhenti dan pintu terbuka, mempertontonkan adegan mereka kepada semua orang yang tengah menanti di depan pintu. Wulan tampak tidak peduli. Ia malah menyelipkan jemarinya kebalik celana Rio, menggoda penisnya yang tengah tertidur dengan usapan dan cengkraman lembut, tanpa sedikitpun melepas ciumannya pada bibir Rio. Rio melepaskan rasa kuatirnya dan kali ini ikut menyelipkan tangannya meremas payudara Wulan dan menggoda putingnya dengan sentuhan jemarinya .
"Mmmhhh ... mmmhhh " gumam mereka bersahutan. mata Rio sesekali melirik pada lampu penunjuk lantai yang tertera di dinding lift. 7.. 6 .. 5 ..Rio dan Wulan masih tetap hanyut dalam foreplay mereka .. 4 .. ciuman mereka semakin dahsyat... 3 ... Rio dan Wulan mulai melepaskan pelukan mereka, merapikan rambut dan pakaian mereka .. 2 .. dan ting !! pintu lift terbuka, memperlihatkan beberapa orang yang sedang menunggu. Rio dan Wulan susah payah mengatur nafas mereka yang memburu, berjalan santai keluar dari lift menuju resto tempat dinner mereka seraya tersenyum dan saling mengerling.
Pelayan Hotel menyambut mereka. Rio menyebutkan namanya untuk memastikan reservasi yang telah ia lakukan. Pelayan mengantar mereka ke satu meja di sudut luar resto, dekat dengan aquarium besar dan taman kecil ber air terjun buatan. Jarak dengan kursi meja lain cukup jauh, dan posisi mereka tepat berada di belakang deretan kursi lain. Privacy yang sangat sempurna. Setelah menyebutkan pesanan mereka, Wulan menggeser bangkunya mendekati bangku Rio. Kondisi resto saat itu cukup sepi. Hanya ada 2 meja lain yang terisi dan jaraknya cukup jauh dari tempat mereka duduk.
"Sex yang terburu2 itu memacu adrenalin . Ada kepuasan tersendiri saat melakukannya" kata Rio pada wulan
"Mungkin harus dari lantai 30 baru bisa sampai penetrasi " seringai wulan pada Rio
"Tapi perlu nyali besar Bun ..." tambah rio "Bunda Bunda mungkin tidak akan berani"
"Siapa bilang?" bantah Wulan dengan mata membelalak "Disini pun Bunda berani dan Bunda yakin bisa membuat Ayah O lagi ..." kerling Wulan menantang.
Rio tertawa. Belum selesai ia menutup mulutnya, Rio merasakan sentuhan hangat mengalir pada penisnya. Ia terhenyak. Tangan wulan telah kembali berada di balik celananya, mengocok lembut Penisnya perlahan. Taplak meja yang panjang menghalangi pandangan orang lain pada apa yang terjadi di balik meja.
"Bun ...." desis rio tertawa canggung. Wulan tersenyum "Jadi ini alasan kenapa ayah tidak boleh pakai ikat pinggang ..."gumam rio pelan seraya mencoba menahan debar jantungnya.
Tangan wulan bergerak makin cepat. rio menundukkan wajahnya menyembunyikan gurat kenikmatan dari wajahnya. Ia kuatir pelayan sewaktu waktu datang mengantar pesanan mereka dan melihat ekspresi wajah Rio yang aneh.
"Tangan tetap diatas meja Ayah ..." bisik wulan "Jangan sampai yang lain curiga"
Wulan beringsut merendahkan tubuhnya. Sebelum rio sempat bertanya, tubuh wulan sudah sepenuhnya berada di bawah meja. Rio terhenyak saat ia merasa zippernya ditarik turun, dan jemari wulan menyelipkan penisnya keluar dari celana dalam menyembul keluar dari Zipper yang telah dibuka Wulan. Sesaat kemudian hangat rongga mulut Wulan mengalir dari penisnya dan terasa lidah wulan bermain lincah diujung kepala penisnya. "Oohhhh ...." Rio terpekik perlahan, menutup mulutnya rapat, membenamkan wajahnya dalam telapak tangannya yang menopang di meja. Oral sex wulan mulai berjalan. Nikmat .. sangat nikmat. Dan Rio terpenjara dalam keputus asaannya antara ingin menikmati sepenuhnya dan terhalang situasi Resto yang semakin ramai. Wulan terus asik bermain dengan penis Rio dibawah sana. Keberadaaanya tersamar taplak tebal menjuntai. Berbagai variasi dilakukannya untuk memanjakan penis Rio yang semakin menegang. Rio sekuat tenaga menahan puncak birahinya.....

Rio mengepalkan kedua telapak tangannya kuat kuat, mengatup erat bibirnya, menundukkan kepalanya dan memejamkan matanya, melawan hasrat kenikmatan yang sedari tadi dilancarkan Wulan pada penisnya dibawah sana. Seorang pelayan mendekat, membawakan pesanan makanan dan minuman mereka.
"Anda .. baik baik saja, Pak?" tanya pelayan kepada Rio saat melihat posisi Rio yang terasa aneh untuknya. Rio menengadahkan wajahnya, berusaha tersenyum dan mengangguk. Ia tidak berani menjawab, kuatir bila yang ia ucapkan nanti bukanlah kata tapi suara erangan kenikmatan.
Pelayan memindahkan satu persatu makanan dan minum dari trolley nya ke meja Rio. Rio mengumpat dalam hati .. gerakan pelayan ini begitu lamban. Ia ingin pelayan ini segera pergi karena sulitnya menahan serangan Wulan dibawah sana.
Rio merasa satu tahun menunggu saat pelayan beranjak pergi. Wulan semakin bernafsu memainkan lidahnya. Sesekali tangan Rio turun memegang kepala Wulan sambil bergumam pelan "Uuhh .. Buunn ..." . Suatu tindakan yang tak lama disesalinya karena setelah itu, mulut nakal Wulan beraksi semakin binal. Rio meregangkan kakinya, menegakkan duduknya saat hisapan erotis Wulan pada penisnya terasa begitu nikmat.
Meja makan malam mereka sedikit terisolir dari meja makan lainnya. Tertutup oleh interior bambu yang serupa tirai, meminimalkan pandangan dari meja lain kearahnya. Dengan taman di hadapan mereka dan Aquarium besar di sisi kiri mereka, jarang pelayan ataupun pengunjung yang mondar mandir melewati meja mereka. Pelayanpun hanya datang bila Mereka membunyikan bel kecil yang tersedia di meja mereka.
Rio masih menahan nafsunya, keinginannya berteriak terasa sangat menyiksa. Setelah memastikan seluruh pesanan telah tiba di meja, Rio merenggangkan kakinya, meluruhkan badannya dan menjumpai Wulan yang terlihat terkejut dibawah meja. Rio terududk dilantai, lututnya ditekuk agar kakinya tidak menjulur keluar. Gelora birahi yang sedari tadi ditahannya membuat Ia menciumi bibir Wulan dengan dahsyat, menarik paksa kemeja Wulan membuat satu kancingnya terlepas, satu tangannya menarik keluar dan meremas payudara wulan, sementara tangan yang lain bermain pada vagina Wulan. Wulan terengah, menahan tubuhnyan tidak menggelinjang yang bisa menyebabkan meja makan mereka bergerak. Kenikmatan kini dirasakan keduanya "Ayo selesaikan, Sayang" bisik Rio.
Ia mendorong kepala Wulan kearah penisnya, serta merta Wulan mengulum penis Rio, memompa dengan tangannya, menghisap keluar masuk .. semakin dalam .. semakin kuat .. semakin cepat .. dan .. Wulan merasakan semburat hangat cairan mani Rio dalam mulutnya. Wulan menelannya, menjilat sisa cairannya pada penis Rio, tersenyum, mengecup bibir Rio dan beringsut naik keatas, duduk kembali di kursi makannya meninggalkan Rio yang terduduk lemas di lantai bawah meja. Wulan merapikan rambutnya, meraih tissue untuk mengeringkan peluhnya dan merapikan bajunya. Satu kancing kemejanya hilang, membuat sedikit payudaranya terlihat dari luar. Rio yang telah pulih kemudian menyusul keluar dari bawah meja. Ia merapikan celananya , memandang sekeliling .. aman. Tidak ada yang curiga.
Nafas keduanya masih sedikit tak beraturan ketika mereka mulai menyantap hidangan. Makan malam paling romantis bagi mereka selama ini. Dan sisa malampun mereka habiskan dengan obrolan ringan ditingkah canda dan tawa ..

###############################

Bandara Ngurah Rai Bali, siang ini cukup ramai. Wulan duduk menikati satu gelas Orange Juice dan sepotong Macaroni Scootle di salah satu sudut resto dalam Bandara. Rio mengantarnya tadi untuk kembali ke Jakarta. Mereka sengaja mengambil jam penerbangan berbeda, menghindari kesempatan bertemu seseorang yang mereka kenal. Ya, salah satu konsekwensi Wulan menjadi istri rahasia Rio adalah mereka tidak mungkin bisa menghabiskan waktu bersama di keramaian seperti ini. Wulan sama sekali tidak keberatan. Hal yang sulit adalah berpisah dari Rio tanpa tahu kapan akan bertemu lagi. Tapi ini sudah dijalani Wulan lebih dari 4 tahun, dan ia merasa baik baik saja. Justru kerinduan yang menumpuk karena perpisahan yang cukup lama, membuat hubungan mereka semakin mesra saat bertemu.
Wulan tersenyum, mengingat kembali seluruh kemesraan yang dilewati semalam di Bali bersama Rio. Dari mulai balkon, jacuzzi, Resto dan hubungan sexual mereka lakukan tadi pagi di kamar ganti ruang fitness hotel. Terburu buru, kuatir ada pengunjung lain yang ingin menggunakan kamar ganti tersebut, justru membuat Wulan dan Rio semakin bernafsu. Sex mereka terasa sangat luar biasa ditingkah adrenalin yang meningkat sangat tinggi. Tampaknya berhubungan sex di tempat yang tidak lazim akan menjadi agenda variasi sex mereka selanjutnya.
Wulan melirik jam tangannya. Satu jam sebelum boarding. Wulan menarik koper mungilnya, melangkah mengikuti antrian pada Counter check in. Ia tengah memeriksa tiketnya saat tepukan lembut pada bahunya memaksanya menoleh ke belakang. Dan ... sesosok postur yang sangat dikenalnya berdiri tersenyum kearahnya. Wulan terperangah, menahan degup jantungnya yang semakin cepat, tak bersuara saat sosok itu menyapanya
"Hai Moon ... sekuat apapun kamu menolakku, karena Cinta, Tuhan akhirnya membawamu kehadapanku sekarang ...."
Wulan merasa kakinya melemah, tak kuat menopang tubuhnya yang terasa semakin berat.....
 
horeee..... akhirnya ketemu evan lagi... trus duduk berdampingan kelas bisnis....
( bner g y?)..
lanjut quiky di toilet....

hehehehe.... menghayal.
lanjut suhu....
(bisikin hotel di balinya suhu...pengn nyoba quicky di spot resto nya..)
:semangat: ;) :semangat:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd