Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Tiga Putri

Tigapuluh Empat



Tak terasa hari mulai petang, ansel seharian melihat album foto kedua orang tuanya, cuman ada satu foto ansel dengan mereka, yaitu saat di rumah sakit. Selebihnya foto mereka berdua.

“kalau gitu ansel, maksudnya nelson pulang ya pa ma, “ ucapnya yang sedang berada di makam keluarga, di depan batu nisan kedua orang tuanya

“rasanya aneh, tapi takdir gak bisa di ubah, mau gak mau harus pakai nama itu” ucapnya, berdiri dan siap melangkah pergi.

“kamu langsung pulang?”tanya kakeknya yang menunggu di dalam mobil.

“iah, mau info soal yang kita bicarain, dan ke lainnya di sambas, “ senyum ansel menarik nafas nya panjang-panjang.

“pasti mereka mau, apa lagi ke tempat lebih baik, dan mereka gak harus terkekang karena erna,” tepukan di pundak ansel.

Ansel pun kembali ke hotel dengan beberapa pengawalan, hal itu membuat pengunjung hotel tertuju ke arahnya, seolah ia seperti tamu penting dengan delapan orang pengawal.

“udahlah, kembali mobil, pulang ke rumah ajah” ucap ansel benar-benar risih di jaga sampai pintu depan kamar hotel.

“siap tuan nelson, “ ucapnya bergegas langsung meninggalkan dirinya, ansel pun langsung masuk ke dalam hotel. Ternyata sepi tak ada orang.

“helloooo” panggilnya. Terdengar suara langkah kaki berasal dari balkon hotel, ternyata anggit yang memakai daster, dengan rambut yang masih di gulung handuk berlari kearahnya.

“brruukkk” dengan keras anggit menabrak dan memeluk erat tubuhnya.

“lo kemana aja si ansel ihhhh!” gerutunya antara kesal dan kwahtir menjadi satu,

“sekarang nama ansel sudah gak ada, yang ada nelson.” Ucapannya membuat anggit melepaskan dekapannya dengan wajah murung.

“kenapa?”

“bearti kita gak akan ketemu lagi doang?”

“lahh, kok mikir gitu sih, cuman ganti nama, pakai nama asli, emang gak boleh?” elusan di pipi anggit, hal itu membuatnya sedikit tersenyum.

“nah gitu dong, anggit yang gue kenal” nelson langsung mencium bibirnya dengan mesra.

“yang lain kemana?”

“cari lo lah, madam erna bilang lo gak ada di rumah yang kemarin, “

“siapa bilang, seharian disana, kakek pasti yang bikin madam erna muter-muter,”

“bentar ada telepon” anggit berlari ke arah meja makan, tapi di tahan oleh ansel,

“kenapa?”

“biarin aja mereka nyari, sambil nunggu mereka pulang, kangen rasanya mau..” sebelum ansel menyelesaikan ucapannya anggit langsung mencium bibirnya. Dan menarik ke arah tempat tidur.

“duh pinter bebebku ini, tau aja,” bisik ansel,

“tapi sebelum itu, gue mau tanya, celana dalam sama bra di depan balkon punya siapa?” tanya dengan tatapan serius nan ingin menelannya hidup-hidup.

“hehehee,”

“jawab aja, gue gak marah kok, “

“yakin?”

“iah, paling minta dua kali hmm, eh engak buat gue lemes aja deh” nelson langsung merebah anggit dan siap menyosor bibirnya lagi.

“ih jawab dulu,”

“nessa, sama bibi erna” jawab ansel, gak mau kalau ia pernah melakukan dengan cecil,.

“ouh pantesss,, “

“jadinya?”

“uhmm. Yad bikin dua kali keluar sebelum mereka kesini,”

“siaappppp” nelson langsun mencium bibirnya, kedua tanganya merebah buah dada anggit yang tak memakai bra, dan mengelus vaginanya dari luar celana dalam.

Nelson meregangkan kedua kaki anggit, melepas celana dalamnya, dan satu lumatan di vaginanya membuat dirinya mendesah panjang,

“ohhh,, ihh gak mau pakai jarii ngggh” protesnya saat dua jari ansel keluar masuk, walau rasa nikmat juga, anggit tak mau memakai jari.

“kecil-kecil nakal yah” balas nelson memposisikan penisnya di vagina anggit.

“lo kan yang bikin gue nakal, “ juluran lidah anggit, meregangkan kedua kakinya,

“eennggggghh” hentakan pelan membuat anggit terpejam sambil meremas buah dadanya sendiri. Sampai akhirnya masuk.

Dengan lembut ansel menggerakan pinggulnya, lalu membungkukan tubuhnya berciuman dengan anggit dengan mesra. Kedua kaki anggit melingkar erat di pinggang nelson,

“gue mau di atas,, hmm” pintanya sambil mendesah. Nelson menyetujuinya, ia mencabut penisnya, membiarkan anggit memainkan perannya sekarang. Dengan susah payah akhirnya anggit bisa memasukannya sendiri dengan tangannya,

Anggit menaik turunkan tubuhnya dengan berpegangan erat di kedua tangan nelson. Nelson tersenyum melihat anggit yang naik turun,

“aaaahhhhhhhh “ anggit menekan pinggulnya, kepalanya mendongkak ke atas, dan kedua tangnaya menggengam erat tangan nelson.

“satuuu?” angguknya ambruk di atas nelson, dengan penis yang menancap.

“ploppp,” ansel mencabut penisnya. Membiarkan anggit posisi tengkurap menikmati klimaksnya. Tak lama nelson mengganjal perut anggit dengan bantal sampai pinggulnya sedikit naik. Bersamaan dengan itu nelson menggesekan kembali di vaginanya.

“ouhhhhhh” lenguh anggit saat penisnya mulai masuk kembali perlahan.

“entott lagi beb?”

“ya dong.. satu lagi unggghh” desahnya sambil menggigit bibirnya sendiri, merasakan penis nelson mulai bergerak maju mundur.

“krinnggg krinngggg krinngg” ponsel anggit kembali berbunyi, tapi ia tak bisa mengangkatnya dengan posisi seperti ini.

“itu pasti maa hh adaaamm,, aahhh” racaunya.

“biarin aja, biar mereka pulang lama dikit, hehehe” nelson terus menggerakan pinggulnya dengan cepat. Tetapi ponselnya terus berbunyi, terpaksa membuat anggit mengangkatnya.

“halooo madam” jawab anggit dengan nafas terengah. Karena dikit lagi ia klimkas.

“kamu kemana aja sih, ansel udah pulang belum?”

“hmm.. belum” jawabnya ketika ansel mengisyaratkan kalau dirinya belum pulang.

“ya sudahlah..

“aaahhuhhh” tiba-tiba anggit menjerit karena nelson memasuka penisnya kembali.

“kenapa anggit?”

“annuu auh, kecoaaa,, “ jawabnya

“ouh, oke.. kayaknya saya tau dimana dia bearada” ucap bibi erna sebelum menutup teleponnya.

“ishhhh,, ketauan gimana?” omel anggit.

“heheh, yah paling nanti minta jatah” ledek nelson, mengajak anggit ke luar balkon untuk sesi keduanya.

Dengan posisi berpegangan ke balkon, nelson kembali memasukan penisnya lagi, dan menggerakan pinggulnya dengan cepat.

“plokkk plokk plokk” desah anggit tak tertengar karena jembusan angin,. Tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat, nelson menekan pinggulnya terus, merasakan jepitan dinding vagina anggit.

“prokk prokk prokkkk, baguss katanya belum pulang, tapi ada disini” suara tepukan tangan di pintu balkon, nelson dan anggit langsung menoleh kearahnya.

“madam” anggit begitu terkejut langsung merapihkan dasternya, bersamaan dengan itu cairan putih meleleh ke pahanya, bibi erna hanya tersenyum melihatnya.

“sana bersih-bersih, “ pintanya, anggit pun menerutinya dengan wajah ketakutan.

“hhehehe, “ tawa nelson masih menunjukan penisnya yang masih berdiri. Dan tentunya belum klimaks dari kemarin. Bibi erna menutup pintu balkonnya, dan menurunkan celana jeansnya termasuk celana dalamnya.

“ sinii” pintanya senyum sambil menungging berpegangan ke balkon. Tanpa basa basi nelson langsung memasukan penisnya.

***

Dengan pakian acak-acakan bibi erna berusaha bersikap apa adanya, karena saat ia sudah klimaks kedua kalinya sampai nessa dan cecil sudah pulang. Sepertinya mereka berdua tak curiga apa yang terjadi, tetapi anggit tahu apa yang terjadi di luar balkon sana.

“mumpung lagi ngumpul, ada yang harus di kasih tau” ucapnya.

“ansel sudah tak ada” ucapan bibi erna membuat cecil dan nessa langsung murung. Mereka merasa ansel tak akan kembali.

“tapi dia kembali dengan nama nelsonnn,” ucap bibi erna bersamaan dengan nelson yang muncul dari luar balkon. Cecil dan nessa reflek memeluknya dengan erat. Termasuk anggit yang juga ikut memeluk nelson. Bibi erna hanya tersenyum melihat mereka berdua,

Bersamaan dengan makan malam, nelson apa yang di bicarakan bersama kakeknya ke mereka berempat, bibi erna tampak ragu,

“oh ia bi, ini aset yang dia tahan kan?” nelson memberikan sertifikat tanah dengan nama almahrum suami bibi erna,

“kenapa kamu bisa dapat ini?”

“dia yang kasih, dan minta maaf ke bibi karena menngambil semua aset yang ada, agar bibi melepaskan tanah yang selama ini kita tempatin” jelas nelson, bibi erna terlihat menitikan air matanya karena terharu,

“jadi bibi bisa hidup dengan tenang bersama cecil sekarang, “

“hasil penjualan tanah pun bakal ansel kasih buat orang yang selama ini tinggal disana, agar mereka bisa mencari kebahagian masing-masing sekarang” senyum nelson.

“gimana?”

“setuju,” dengan kompak cecil, anggit, nessa setuju, dan bibi erna pun mengangguk setuju.

Entah kenapa ansel merasakan kelegaan yang luarbiasa, seperti tugas yang di embannya secara tak langsung kini selesai.

***

Beberapa bulan kemudian, semua warga yang berada disana sudah mendengar kabar ini, mereka juga setuju tak ada yang menolak,

Dengan bantuan kakeknya, tanah yang berhektar-hektar pun laku dengan mudah dengan harga tinggi. Yang nantinya tanah ini akan menjadi derah tambah minyak mentah.

Bulan berikutnya, ansel membelikan rumah yang layak di tempat mereka tinggal, yang sudah berpencar ke berbagai daerah yang mereka mau.

Bibi erna dan cecil menempati rumah lamanya, anggit dan nessa, ikut dengan nelson sementara, sambil ia mencari tanah untuk bisnis perternakan,

“kamu senang aku dulu apa aku yang sekarang beb?” tanya nelson di halaman depan rumah.

“uhhmm iah, aku senang kamu gak berubah seperti ansel yang aku kenal” jawabnya lebih lembut, karena kakeknya setuju dengan hubungan dengan anggit,

“oh ia, kakek minta aku segera menikah, kamu siap?”

“haaaa?”

“kenapa? Kita kan udah sering kawin”

“ihhhhh bukan gitu” muka anggit memerah,

“terus?”

“mama, aku mikirin dia bakalan nikah sama siapa”

“nikah sama ansel,” jawab nessa yang bawa juss jeruk.

“ihh mama seriusss ah” anggit kelihaatan bingung.

“seriusan, mama bakalan nikah sama ansel, dan kamu nikah sama nelson” tawanya mengelus kepala anggit.

“ansel kan ganti nama, jadi nelson, jadinya ansel mana?”

“jadi gini beb, aku juga bakalan nikahin mama kamu, “ bisik nelson, membuatnya sedikit terkerjut,

“tapi seriusan?” angguk nessa sama nelson bersamaan.

“uhhmmm,” anggit terdiam sejenak.

“ okelah, aku setuju”

“bisa threesome yah?” celetuk anggit, membuat nessa dan nelson saling bertatapn, tak lama mereka bertiga tertawa.

“tapi seriusan, gak percaya ih” gumam anggit.

“iah, kakek izinin kok, asal bisa adil satu sama lain, dalam kata lain bukan karena uang,”

“melainkan kalian berdua yang terpenting sekarang,” senyum tulus nelson ke anggit dan nessa.

“nanti nikahnya dua sekaligus?”

“uhm.... secara agama aja mungkin. Hanya kakek yang tau haha, lagian sama saudara yang lain gak dekat dan gak kenal”

“uhm.. okeh aku ikut kamu,”

“yap, ikut aja, anggit yang pertama, aku yang kedua” sambung nessa tertawa.

“ya udah, udah malam, bye sayang,” senyum genit nessa, setelah mencuim pipi kanan nelson.

“aku juga mau bobo, bye bebeb” anggit juga cium pipi kirinya, langsung menyusul nessa.

“yahhhh... gak jatah?”

“nikah dulu, baru jatah” sahut nessa dari jauh.

***

Satu minggu setelahnya, nelson menikahi anggit dan nessa bersamaan. Dengan kakeknya sebagai saksi dan perwakilan keluarga. Pernikahan yang sederhana di banding dengan harta yang sudah nelson miliki sekarang.

“kalian honeymoon kemana?” tanya kakek saat upacara pernikahan sudah selesai

“ke bali, hehehe”

“kakek mau tanya serius ke kamu, ucapan kamu serius mau punya tiga istri?” tanya kakek.

“hehehee,, tadinya,”

“satu lagi siapa emang?”

“uhhmm... anaknya bibi erna, tapi kan kita satu saudara, heheh gak bisa kan” itu yang mengganjal.

“ohh dia, “ senyum kakek menepuk pundaknya.

“kakek setuju sih, kalau sama dia, tapi memang sih saudara” senyumnya lagi.

“kalau bukan saudara kakek, sesuasai dengan perusahaan nelson bentuk, yaitu tiga putri sejahtera”

“hehehehe, “ ketawa cengengesan nelson.

“ya sudahlah, fokus honeymoon sana,” kakeknya beranjak pergi sambil tertawa memikirkan ucapan cucu yang satunya itu. Baginya sekarang, apapun keputusannya, yang penting kebahagian nelson, yang tak ia rasakan selama ini.

***

Mereka bertiga pun terbang ke bali untuk tujuh hari dan menyewa resort di four season resort bali. Harga dengan pemandangan sangat bagus karena langsung ke arah laut. Dan juga ada kolam renang,

“permisi ade.. ini kartu visa papa kamu jatuh” suara pelayan hotel memberikan credit card yang lupa nelson ambil setelah check in.

“iahh, terima kasih” jawab lirih anggit, dan langsung segera menyusul nelson ke kamar hotel.

“isshh,,” desis anggit terlihat bete.

“kenapa sih” nessa mengelus rambut anggit.

“tadi resepsionis hotel, masih panggila aku adek, terus suruh kasih ini ke papa ya” ucapnya menirukan ucapan pelayan hotel ke dirinya.

“huahahaha” nelson yang mendengar langsung tertawa cukup kencang.

“ihh ngeselin,” gumamnya memanyunkan bibirnya.

“bagus tau, jadinya pelayan hotel gak curiga, kalau kalain berdua mau di entotttt gantian” sambung nelsonnn.

“ihhhh nelssonnnnnn” pekik mereka berdua bersamaan dan langsung menerjangnya untuk mencubit. Tapi itu tak terjadi, yang ada mereka berdua di pelukanya dengan mesra di atas ranjang dengan king size.

“lah kan emang bener?” bisiknya mengelus rambut mereka berdua.

“istirahat dulu ah, capek” nessa menggelendot manja di bahu ansel, dan memeluk pinggangnya dengan erat.

“hu,uh sama.” Anggit juga melakukan hal yang sama, dan benar beberapa menit di dekapannya mereka tertidur. Memang terlihat dari wajah mereka yang lelah, kemungkinan kurang tidur semalam.

Bearti nelson tak klimaks hampir satu bulan dengan mereka berdua, dan berencana mengluarkannya sama rata ke nessa anggit.

“sial, keinget di balkon hotel” gumamnya memikirkan persetubuhannya dengan cecil,

“ya tuhan, andai dia bukan saudara, pasti lengkap kehidupankuu” gumam ansel tertawa sendiri, karena benar-benar ingin menikahi cecil, karena hanya mereka bertiga yang benar-benar ingin nelson bahagiakan.

Apa lagi nelson melihat raut wajah cecil yang datar saat mereka menikah, cecil dan bibi erna langsung pulang.

“ya sudahlah, harus ikhlas,,”

“tapi tetep aja, gak ikhlas kalau cecil nikah, terus di entot orang lain,” racaunya bimbang,

“ahhh,, “ nelson menarik nafas dalam-dalam saat melihat nessa dan anggit,

“walau begitu, gue udah punya anggit dan nessa, “ nelson memilih mandi sambil menunggu mereka bangun.

Selesainya anggit dan nessa seperti sedang berbicara dengan seseorang di telepon..

“dari siapa?”

“hmm madam hehehe,”

“ada apa?”

“uhmm,, kasih tau gak yah,....” ledek nessa tersenyum lebar.

“biarin madam yang kasih tau aja” sambung anggit. Bersamaan madam erna kembali menelpon, kali ini nelson yang angkat.

“haloo bii,, “

“kamu bisa jemput cecil gak di bandara,?’

“bandara mana bi?”

“ngurah rai lah, cecil kan mau nyusul kalian bertiga kesana”

“hee?”

“seriusan, satu jam lagi mungkin di sampai disana,”

“ssst.. jemput aja dulu, nanti cecil yang kasih sendiri alasannya apa nyusul kalian okeh,”

“iahh bi...”

“tunda dulu aja yah membuahi dua liang, hihihi” cekikian madam seperti ada yang ia sembunyikan. Di lain sisi juga penasaran kenapa cecil nyusul kesini.

Nelson memeritahu apa yang terjadi, dan bersiap ke bandara menjemput ceccil, dengan mobil sewaan nelson langsung menuju ke bandara.

***

Satu jam berlalu, tak ada tanda-tanda ada telepon dari cecil, sampai akhirnya nelson melihat seseorang dengan dua koper dan susah payah membawanya keluar bandar, tak lain adalah cecil.

“cillllllll” lmabaian tangan nelson. Tampak wajah cecil begitu gembira karena nelson sudah datang menjemputnya.

“gilaa,, bawaan, kayak pindahan rumahh” komentar nelson membantu membawakan satu koper.

“hehehhee, yah kan cewek, bawaannya banyak, gak kayak cowok kan?” cecil lebih feminim, terlihat dari potongan rambutnya walau tak memakai pakaian yang memperlihatakan lekuk tubuhnya, cecil terlihat lebih kurus,

“yuk, langsung hotel”

“oke,”

“tapi wajah lo lebih tirus dari biasanya, diet?”

“ihh,, ngaklah, banyak pikiran, dan kesini mau happy-happy” jawabnya santai.

“tapi kan kita mau ah ah ah gitu, “ goda nelson.

“yah, gak apa-apa, kan beda kamar, lagian wajarkan kalian udah nikah” jawabnya agak pelan,

“uhhmm, terus, selain itu pasti ada hal lain kan?” tanya nelson penasaran.

“adaaaa... tapi kasih taunya sampai hotel yah, ada sesuatu buat kalian”. Angguk nelson langsung mencancam gas ke hotel dia nginap,

Nelson merasakan dua koper yang di bawa cecil benar-benar berisi, entah isinya apa, tapi benar-benar berat.

“anggit.... mbak nessaa” jerit cecil berlari kearah mereka dan berpelukan.

“gak langsung check in?” tanya nelson.

“besok aja, gak boleh gitu tidur disini semalam?” tanya cecil menyilangkan kedua tangannya.

“iah iah boleh, lagian besok juga gue ngaduk semennya” celetuk nelson tertawa.

“oh ia sebentar,” cecil langsung menelpon seseorang tak lain ada bibi erna.

“aahhhh aahh, ahh, iah sayang,, kenapa??”

“aahh nelson beluuumm nggh jemputt?” suara bibi erna yang mendesah nikmat,

“ih mama, belum sehari, udah bawa orang ke rumah,,”

“hehehe, gatel sayangg.. uhhmm,”

“mama yang ngomong yah, cecicl malu hehehehee”

“kalian udah di hotel?”

“iahhhh, ada anggit, mbak nessa dan nelsoon jugaaaa” jawab ceecil loudspeaker ponselnya.

“ahhhh,,, iah, sebentar, dikit lagi mama kamu klimaks” jawab bibi erna benar-benar menuntaskan klimaksnya, yang hampir sepuluh menit mendengarkan desahannnya.

“jadi begini, nelsonn..”

“untuk anggit, nessa juga,”

“madam sudah mendengar dari kakeknya kalau nelson, mau mempunyai tiga istri, sesuai dengan perusahaannya tiga putri”

“tapi, salah satu wanita pilihannya adalah cecil tak bisa, karena masih ada hubungan saudara,” cecil tertunduk sebentar.

“saya, sekalu orang tuanya, mendiskusikan dengan kakek nelson, kalau sebenarnya...”

“ahhhhhh jangan di tusuh bebeb, nanti aku gak kasih crot dalam” gumamnya di sela-sela pembicaraan.

“maap, darah muda memang gitu, hehe” lanjut bibi erna.

“jadinya, kalian berdua memang saudara, tapi bukan saudara dari laki-laki, yaitu alm papa kamu, “

“melainkan dari alm mama kamu nelson,”

“suami bibi, atau papanya cecil, masih ada saudara dengan mama kamu,”

“secara garis besar, walau begitu masih memang saudara, tapi sudah tak sedarah”

“terkecuali bibi nikah dengan dengan adik papa kamu, karena masih sedarah,”

“amit-amit, ya tapi nikah sama orang kayak adik papa kamu,” gerutunya.

“jadinya?” potong ansel.

“bibi selaku orang tua cecil, dan pesan dari kakek kamu, kalian boleh menikah”

“haaa??” raut wajah neslon langsung tersenyum lebar. Begitu juga cecil.

“serius madam?” tanya nessa, dan anggit bersamaan.

“seriusss.. tapi kalain berdua setuju gak? Cecil jadi istrinya nelson?”

“setujuuuuuuuuuuuuuuuuuuu” jawab anggit terlihat girang

“setuju madam, “ nessa juga terlihat senang mendengarnnya.

“cecil??” tanya bibi erna.

“iah mah, “

“nelson”

“ia biii”

“lamar cecil dong, biar sah, dan pulang dari bali kalian menikah”

“iah,”

“ya udah, cecil mama mau bergadang yah,”

“asiikkkk” suara beberapa lelaki bersamaan di dalam telepon, kemungkinan bibi erna sedang di garap dua lelaki bahkan lebih. Telepon terputus.

“kenapa nangiss?” cecil terlihat menikan air matanya.

“uhhm entah, yah,, seneng aja,,” jawabnya sedikit terisak,

“gue juga, tuhan kabulin doa gue selama ini, kalian bertiga sekarang orang terpenting dalam hidupku” cecil memeluk tubuh nelson dengan erat, begitu juga anggit dan nesssa.

“aku sayang kalian bertigaa’

“aku jugaaaaaaa”

“aku jugaa

“akuu juga” jawab mereka bergantian. Ansel hanya bisa tersenyum lebar sekarang.

“kalian istrirahat dulu sana” nelson mengusap rambut ketiganya bergantian.

***

Waktu sudah menunjukan jam delapan pagi, nelson menggeliat di atas kasurnya, ia merasakan sudah tak ada orang di atas kasur. Karena mereka berempat tidur dalam satu kasur.

Masih menggeliatkan badannya, nelson mencari ketiganya di depan hotel dan sampai akhirnya terdengar dari kamar mandi.

‘hahahaa, geliiiii, ahh...” suara cecil dari dalam,

“emang nelson suka yang plontos?”

“iah, aku aja di cukurin sama dia, sambil di jilatin,” jawab anggit, nelson terus menguping dari pintu kamar mandi yang terkunci.

“ihh, enak dong,..”

“iah,, jilatannnya enak, bisa klimaks cuman di jilat ajah” sambung nessa yang ketawa cekikikan.

“terus, anggit, nelson tusuk kamu pas kapan?” anggit terdiam sejenak, karena ragu untuk menjawabnya.

“gak apa-apa kok, lebih baik gak ada rahasia, kita bertiga kan istrinya nelson” jawab cecil.

“hmm pas di kontrakan, hehe, pas banget hujan, “

“uwwwwoooow,” gumam cecil dan nessa bersamaan.

“kalau mbak nessa?” tanya cecil penasaran.

“pas di rumah, anggit lagi gak ada hehehee” jawabnya malu.

“uhhmm,, kesempatann.. “

“kalau mbak cecil? Pernah sama nelson?” pertanyaan polos anggit, membuat cecil terdiam.

“hayoo.. bilang aja, kita gak marah kok,” nessa mencoba mencairkan suasana karena cecil terdiam.

“ituu.. iah, aku anterin dia naik motor, di grepe-grepe, keeenakan jadinya gitu”

“SAMAAA!!” jawab nessa dan anggit bersamaan.

“tapi enak,, ketagihan, belaiannya buat nyaman” sambung nessa dengan wajah memerah.

“hahaa.. bearti kita semua terjebak sama belaiannya yah”

“iahh,, hahahaha” tawa mereka bertiga yang cukup keras sambil terus melanjutkan mencukur kemaluannya masing-masing.

Nelson yang menguping hanya tertawa dan tersenyum lebar, merasakan ia tak salah memilih mereka bertiga.

Sambil menunggu mereka selesai ansel menyiapkan makan paginya, yang sudah di antar oleh pelayan hotel. Nelson menyiapkannya di balkon dekat kolam renang.

Dari sini bisa menyaksikan deburan ombak, dan indahnya pantai sambil menikmati sarapan pagi.

“selamat pagi sayanggg” cuman cecil, yang pertama keluar, ia masih menggunakan handuk model kimono, di susul anggit dan nessa, menggunakan pakaian yang sama.

“ihh jorok belum mandi, sana mandi” omel nessa.

“ngapain buru-buru, kayak kejar setoran ajah” ledek nelson menggerakan kedua alisnya.

“ialah, kejar setoran biar barengan” jawab nessa, dengan tiba-tiba ansel membuka pakaiannya hanya menyisakan celana dalammnya.

“ihhh tuh kan, bener” ucap anggit. Tetapi ansel langsung menceburkan diri ke kolam renang. Hal itu membuat mereka bertiga salah paham, dan terlihat malu sendiri.

Dari tepi kolam renang, ansel terus memandam dalam wajah ketiganya satu persatu, nelson masih merasakan ini seperti mimpi.

“terima kasih tuhan, “ gumamnya terus bersyukur karena ini bukan mimpi.

“nelsonnn... mama kasih sesuatu di ponsel kamu, di suruh liat” teriak cecil dengan mulut penuh nasi.

“apa?”

“suruh di buka,” anggit langsung kasih ponselnya,

“gimana, gak kalah sixpack sama kamu” tulis madam dengan posisi duduk sambil membelakangis seseorang, dan tentunya penisnya masuk ke dalam. Di tambah kedua tangan bibi erna memegang dua penis lainnya,

“ih parah mama sekarang, doyan brondong sixpack.” Ucap cecil yang ikut melihat akrena penasaran.

“nanti kita kirimin foto kalian bertiga terkapar dengan sperma yang meleleh di vagina masing-masing” celetuk nelson.

“boleh, kita kirimin foto menggoda buat mama” saran cecil.

“gimana?”

Ccecil pun menyuruh nelson duduk di bangku, anggit berada di panggukannya dengan posisi mau menggendong, sedangkan cecil dan nessa memepetkan tubuhnya sambil bersiap mau menciumnya,

“tunggu beentar” cecil menyingkap kimono handuknya sampai terlihat buah dadanya sebelah, begitu juga nessa dan anggit.

“siap di isi sperma tujuh hari, tujuh malam” mereka berempat tertawa lebar, pasti ini membuat bibi ernah sedikit cemburu.

“oh ia beb, selama kita diisni, kita bertiga gak bakalan pakai pakaian dalam tauu” ucap anggit.

“seriuss?”

“biar bisa di entot setiap saat” bisik nessa.

“crot dimana kamu mau” bisik cecil, ikut meremas penis nelson dari celana dalamnya. Ebgitu juga nessa.

“baiklahh para tiga putri kuuuu” senyum merekah nelson mencium bibir ketiganya satu persatu. Sayangnya adegan tertunda karena masih pagi, nelson akan melakukann nanti malam,

***

Nelson dengan pihak hotel sudah menyiapkan makan malam spesial di kamar hotelnya. Dengan menata hias sudut ruangan.

“ serius pak buat empat orang?” tanya manager hotel, terlihat terkejut, karena biasanya hanya untuk dua orang.

“untuk keluarga kok, hehe, “

“ouh, saya kira pak nelson punya istri tiga hehe”

“maap pak, “ lanjutnya.

“gak masalah, selama mereka belum balik, dekorasi yang seromantis mungkin yah,”

“siap pak, saya pastikan jam tujuh malam sudah siap” senyum nelson lega, karena pasti bakalan perbincangan kalau benar-benar ia bilang untuk tiga istrinya.

Sambil menunggu malam, nelson dan ketiganya memilih jalan-jalan di pantai, termasuk makan siang disana sambil menunggu malam.

“wew” desis nelson melihat ketiganya memakai bikini yang lumayan terbuka dan senada, membuat beberapa bule melirik mereka bertiga.

“olesin sunlight dong ke punggung” ucap anggit. Menyusul nelson yang berteduh di bawah tenda.

“huahahhaa, kamu kira cuci piring?”

“lah benerakan sunlight, sun matahari, light cahaya, jadinya cahaya matahari” protes anggit.

“iah, tapi nama yang benernya tuh, sunscreen, tuh baca aja tulisanya” tunjuk nelson kearah tulisan sunscreen, wajah angggit langsung merengut dan memanyun bibirnya.

“ya udah siniii” nelson mengoleskan creamnya ke punggung anggit, perlahan tanganya mengoleskan cream ke buah dadanya dan juga memainkan vagina anggit.

“ihh kok kesitu”

“biar gak item” bisik neslon, terus memainkan buah dada dan bibir vagina anggit.

“ssshh” desah anggit membiarkan nelson memainkannya,

“ehheemm,, katanya tunggu malam tapi gak sabaran” celetuk cecil, di susul nessa juga.

“mau di olesin juga?” tanya nelson dengan senyum mesumnya.

“ya dong, ya kan mbak nessa?” angguknya. Nelson menoleh sebentar agar tak ada yang lihat, secara bergantian ia melakukannya ke cecil dan nessa. Dan selesainya ketiganya langsung bermain bola di pantai.

Pandangan nelson terfokus ke buah dada nessa dan cecil, saat kedua melompat, seolah buah dadanya ingin keluar dari sarang. Berbeda dengan anggit yang terlihat pas, rasanya ingin ia lumat dar luar bikini.

Puas bermain di pantai, mereka berempat memilih ke cafe yang tak jauh, dari sana bisa bersantai sejenak sambil menunggu matahari terbenang. Katanya bisa melihatnya dari sini.

Orang-orang sedikit melirik ke arah neslon saat ia berjalan dengan tiga wanita dengan bikini yang senada. Tanpa malu nelson menggandeng ketiganya.

Obrolan ringan tentang apa yang bakal di lakukan selama di bali selain menanam bibit, cecil dan nessa merecenakan keliling bali.

“ke lombok,, aja hari terakhir,”

“puas-puasin yah disana” sambung nelson.

“boleh, hari pertama sama terakhir, harus tanem yah yang banyak” bisik cecil.

“biar cepet jadi?”

“iah.. biar jadinya bertiga hahahaha” celetuk nessa, membuat mereka berempat tertawa.

“tapi itu kan harapan kita bertiga, semoga terjadi” senyum nessa, anggit dan cecil.

“aminnnnnn”....

***

Ternyata melihat matahari terbenam harus pupus hari ini, cuaca tak mendukung kali ini. mereka berempat memutuskan kembali ke hotel dengan masih berbikini, tetapi di tutupi kain, agar tak terlalu terlihat mencolok

“sebentar” nelson langsung menutup mata ketiganya.

“ihh ada apa ini”

“mau langsung emang?”

“mandi duluu ahhh” jawab ketiganya berbeda-beda...

“ssstt... “ ketiganya menuruti apa yang nelson inginkan. Nelson mengarahkan mereka ke kolam renang. Yang sudah di hiasin mawar merah, dan putih, dengan nama masing-masing, anggit, nessa dan cecil.

“silahkan di buka” pinta nelson.

“woow.. “ senyum neessa melihatnya. Cecild anggit terdiam sejenak saat membacanya,

“I LOVE U, ANGGIT, NESSA CECIL” tak jauh dari sana juga sudah tersedia makan malam yang cukup mewah, steak sampai sushi.

“sana mandi, terus makan”

“habis makan?” tanya nessa.

“ngentot lahh hahahaha” jawab spontan nelson sambil tertawa. Di ikuti ketawa cekikikan mereka bertiga yang langsung mandi.

Saaat semuanya selesai mandi, ketiganya kompak memakai kimono tidur yang sama, berwarna putih.

Lampu semua kamar di matikan, hanya lilin di meja makan, dan lilin di kolam renang menghiasi malam ini.

“mari makan”

“trinngggg” suara gelas saat mereka berempat bersulang, menikmati makan malam romantis.

“ini minum” ucap cecil memberikan segelas yang berisi sesuatu.

“apaan tuhh?”

“jamu, yang bikin mama K.O”

“kita bertiga buat tadi, “ lanjut nessa

“tapi bisa tiga kali keluar gitu satu-satu?” tanya anggit masih agak polos.

“bisa dong, satu orang satu kali crot.” Senyum nelson langsung menenggak habis isi dalam gelas itu.

“tunggu tiga puluh menit baru kerasa efeknya, kata madam”

“okelah, kalau gitu, siapa yang duluan?” ketiganya saling lirik dan tersenyum pelan. Tak lama mereka bertiga membuka kimononya bersamaan. Terlihat ketiganya memakai lingrie model yang sama.

Bagian atasnya berenda bulu, tetapi bagian buah dadanya tak tertutup, hanya tali yang melingkar mengelilingi buah dadanya. Begitu juga bawahnnya bagian tengahnya tak tertutup, memperlihatkan belahan vagina ketiganya, dengan bonus tanpa bulu.

“wooow... kompakk” desis kagum nelson.

“bakalan kerja keras ini, “ lanjutnya tertawa geli.

“iah,, tapi kerjanya pas ngecrotin yah”

“pertamanya yang jelas puasin sang benita dulu ya kan?’ nelson memeluk ketiganya mencium bibir satu persatu, meremas buah dada mereka bergantian.

Nelson langsung rebahan di kasur, di susul ketiganya merangkak ke kasur juga. anggit langsung mengangkang di wajah nelson.

“slrruuupps” jilatan lembut di vagina anggit, sedangkan nessa dan cecil menurunkan celana nelson.

“ssslllrrruup uuppmmm” secara bergantian keduanya melumat penis nelson yang masih setengah tertidur sampai akhirnya berdiri dengan tegak.

“aagggghhhhhhh “ desah anggit yang tak tahan dengan lidah nelson yang bermain di vagiannya, sedangkan kedua tanganya meremas masing-masing satu buah dada nessa dan cecil. Tak lupa jarinya pun memilin putingnya.

Setelah anggit, nessa selanjutnya, anggit bergantian memainkan penis ansel, dan selanjut cecil, wajah ketiganya terlihat merah padam, menandakan ketiganya sudah horny.

Anggit yang pertama, dengan posisi nelson yang masih tiduran, anggit memposisikan vaginanya dengan pas.sambil cecil dan nessa menjilati batang, sekaligus vagina anggit yang perlahan turun.

“engghhhhh” pekik anggit, karena tiba-tiba nelson menghentakan seluruh penisnya.

“awass yaahhh” gumam anggit langsung menggerakan pinggulnya. Bersamaan dengan itu cecil dan nessa di sampingnya menjilatin dada nya. termasuk pentilnya.

“ih gelii,, ahh” tawa neslon baru pertama kali pentilnya di jilat seperti itu,

“rasanya sama kayak kamu isep puting kita” bisik nessa melanjutkan memainkan pentil nelson.

Anggit berbeda dari biasanya, gerakan pinggulnya lebih liar dari sebelumnya. Terlihat kepala anggit mendongak ke atas. Tak lama nessa dan cecil pun mendekati anggit, dan melumat kedua buah dadanya bersamaan,

“mbaakk,, maaa,, auhhh” jerit anggit semakin cepat menggerakan pinggulnya, sampai ia menakan dalam-dalam pinggulnya..

“aku keluarrr.. uhhmm”” lenguhnya dengan nafas yang terengah-engah.

“okeh, sekarang?”

“kamu dulu” ucap cecil menunjuk nessa.

Nessa pun langsung memposisikan penis nelson, tapi sebelumnya ia tersenyum sambil memainkan kepala penisnya di belahan vaginanya, tak tinggal diam. cecil dan anggit kembali melumat vagina, sekaligus kepala penis nelson.

“blesssshhh, ohh tidak bisa” hentakan dari nessa, sebelum nelson mau menghentakan penisnya lagi. sama dengan anggit, nessa lebih bergairah dari sebelumnya.. tapi bedanya gerakan pinggulnya di ikuti dengan naik turun buah dadanya.

“oooooohhhhhhhh” desis nessa. Bertumpu ke dada nelson, tak tinggal diam nelson memeluknya dan menghentakan pensinya dari bawah sampai nessa menjerit klimaks.

“hehe... satu kosong” gumam nelson,

“next...” sekarang giliran cecil. Sedikit berbeeda. Cecil lebih memilih menggesekan batang penisnya ke belahan vaginanya, dan terkadang memasukan kepala penisnya, lalu di keluarkan kembali, hal itu membuat nelson sedikit meringis.

“uuhhnngghh” dengan lembut tanpa hentakan cecil menurunkan pinggulnya. Ada yang berbeda, cecil tak menurun pinggulnya, cecil memilih memutar-mutar pinggulya, sekaligus memaju mundurkan pinggulnya sebelum ia menggerakan pinggulnya naik turun.

Pertarungan terasa sengit karena cecil lebih lama klimaks, di bandingkan anggit dan nessa. Hal itu membual keduanya menggigit bibrnya, apa lagi tubuh keduanya berkeringat.

“ahhhhhh gak kuatt,,, aahhhhh “ cecil membaringkan tubuhnya di dada nelson, tapi pinggulnya terus naik turun, sampai akhirya ia menekan dalam-dalam pinggulnya bersamaan dengan remasan di kedua bongkahan pantatnya,

“yuk,, yang pertama crotin” ucap nelson duduk. Menarik tangan anggit, tak pakai lama ansel langsung memasukan penisnya,

“ooohhhhhh” desahh anggit dengan tubuh yang bergerakan seirama gerakan nelson...

“oooooohhh shitttt...” gumam nelson menekan-nekan pinggulnya semakin dalam..apa lagi vagina anggit sudah terasa seperti menelan penisnya.

“nggggghhhhhhhh “ lenguh anggit.

“cccrroootttttttttttttttttt” nelson terus menekannya seolah tak ada yang mau setetes pun keluar.

“plopppp” nelson mencabut penisnya, degang sigap, cecil dan nessa melumat bersih dari batang sampai kepala penisnya.

“yang kedua sabar yah, reload dulu” bisik nelson ke nessa.

“dan ketiga juga” bisik ke cecil,

“okeh, asal malam ini semua di crotin”

Pengecrotan pun di lanjutkan, dengan berbagai posisi yang ansel kuasai selama ini. kali ini giliran nessa yang sudah siap.

Tak pakai lama ansel mengawalinya dengan posisi normal, nessa di bawah dan nelson yang gerak, serasa kurang nessa posisi menungging di iringi anggit dan cecil yang memainkan buah dadanya.

Hal itu membuat nessa cepat klimaks, dalam posisi dooggy stytle, nelson tak menghiraukannya ia terus memompanya dengan cepat.

Rangsangan yang di berikan anggit dan nessa pada tubuhnya membuat klimaksnya lebih cepat. Apa lagi pentilnya di jilat, sekaligus di gigit pelan.

“huaaahhhhhh” erangg nelson setelah cukup lama memompa penisnya dengan cepat.

“crrrooottttttttttttttttttt” ia pun klimaks dengan nessa masih posisi menungging, walau tubuhnya di tahan beberapa bantal agar pinggulnya tetap naik.

“plopp” saat di cabut, anggit dan cecil kembali melumat membersihkan sisa sperma di penisnya.

“tunggu yah, sepuluh menita” ucap nelson bersandar di tempat tidur, sambil di kelilingi anggit dan cecil.

“iahh, dong” jawab cecil menicum bibir nelson mesra.

Sepuluh menit pun berlalu, cecil yang sudah tak sabar merangkak ke selangkangan nelson, ia melumatnya hanya menggunakan mulut dan lidahnya.

Tak pakai lama penis nelson kembali berdiri tegak, dengan lihai cecil melumatnya dan sesekali memeberikan boobsjob. Sedangkan kedua ansel sedang asik mengocok vagina anggit dan nessa yang sedang mengangkang di sisinya.

“eitzzz, aku yah sayang, aku yang gerak sampai aku puas, dan kamu ngecrottt” bisiknya sambil desah, dan itu terdengar sangat menggoda.

Cecil menempelakan batang penisnya di belahan vagina, yang semakinlama semakin masuk perlahan,

“eeaahhhhhhhh “ desah menggoda cecil saat penis nelson masuk perlahan.

Cecil melakukannya dengan santai, seolah menikmati setiap inci penis nelson. Kedua tanganya pun berpengangan ke paha nelson, pinggulnya naik turun kecil tapi cepat. Kepalanya mendongan sambil terus meracau.

Cecil pun mengganti posisinya, ia hanya memutar tubuhnya membelakangi nelson, tetapi secara tiba-tiba, nelson menarik tubuhnya sambil ia berbaring di atasnya, buah dadanya tak luput dari remasan dan jilatan cecil, nessa.

“ouhh curangg uhnggh” desis cecil. Apa lagi nelson menhanan kedua kakinya dengan kakinya, di tambah menggerakan pinggulnya.

“ouhh....” racaunya semakin menjadi saat nessa menjilati vagina dan batang penis nelson yang keluar masuk perlahan.

“oohhh nnoooooooo” tubuh cecil bergetar hebat, neslon membiarkan cecil menikmati klimaksnya.

***

Malam terasa singkat, jam sudah menunjukan jam dua belas, hal itu membuat anggit dan nessa tertidur pulas sambil memeluk tubuh nelson. Karena di atas tubuh nya masih ada cecil yang menikmati klimaksnya.

Begitu juga cecil yang ternyata ketiduran setelah klimaks, nelson mengeser tubuhnya. Ia sedikit kecewa karena ia tak berhasil klimaks untuk cecil,

“haaa.. besok yah, “ bisik nelson ke cecil, kini di tempat tidur mereka bertiga berjajar rapih dengan tubuh masih telanjang bulat.

Nelson bangun untuk meregangkan tubuhnya di balkon dekat kolam renang. Dan sesekali menghisap satu barang rokok. Nelson duduk sambil melihat penisnya yang setengah tertidur dan terasa linu.

“gila,, setara dua belas cewek sekaligus” gumamnya tersenyum.

“ihhssh malah disini” suara cecil yang ternyata terbangun.

“kok gak tidur?”

“kamu lom keluar, kan sesuai janji”

“hehehe, ketauan yah”

“ya lahh,, aku siap kok ngentot lagi, sampai kamu klimaks” cecil langsung duduk di pangkuan nelson lagi.

“okey, kayaknya bakalan lebih lama ini”

“gak takuttt”

Cecil dan nelson kembali bermain di atas kursi, kemudian berpindah ke pinggiran kolam renang, di hadapan nessa dan anggit yang sudah tertidur, di kamar mandi, setiap sudut ruangan.

Sampai akhirnya nelson keluar di tempat tidur di tengah-tengah lagi, bersmaan dengan cecil yang klimaks dua kali setelahnya.

Nelson merasakan kepala penisnya terasa linu, saat ia klimaks, tapi ia menepatinya janjinya sekarang. Cecil kembali ambil posisi di atas nelson.

Dan akhirnya tertidur setelah jam dua pagi,

#TAMAT

#Note, saya menguncapkan banyak terima kasih atas dukungan para suhu, yang sudah membaca cerita ini sampai habis, dan bisa berkontribusi di forum tercinta ini,
:ampun:

masih ada satu part epilog,, :ampun: :Peace:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd