Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT TRAMPOLINE - Re Upload

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 

@ Para Suhu, Master dan SOSEM yth,

Maaf saya agak lamaan mengupdate cerita, maklum sawah lagi butuh perhatian sedikit lebih...
Dan saya juga minta maaf belum sempat membalas satu-per satu komen suhu dan master di treat saya, begitu ada waktu pasti saya reply satu persatu...
tapi jangan kapok komen ya suhu, karena komen Suhu dan Master lah yang selama ini membakar konsistensi nubi...

OK deh, gak usah kebanyakan kata...
Selamat menikmati suhu...


Dilanjutpun!


Miring Sri !!


Kupejamkan mata. Potongan kelabu buram itu masih terus menerus berkelebat tak menentu di dalam benakku. Semakin Buram dan semakin Gelap. Aku kembali menarik nafas panjang, mencoba nenetralisir dorongan apapun yang aku rasakan kini. Mencoba untuk mengenyahkan semua emosi apapun yang bergejolak. Mencoba untuk menenangkan hati. Namun lagi-lagi yang hadir adalah alam kelam dan semakin kelam, lebih ku pusatkan konsentrasi. Kembali ku atur nafas. Mencoba menghadirkan sedikit cahaya di alam meditasi yang aku masuki.

Cahaya itu sekilas nampak di sana, namun secara cepat tertelan oleh kegelapan yang seolah menjelma menjadi monster ganas yang lama terpenjara dan tak sabar menunggu saatnya terbebas. Lalu wajah bengis itu kembali membayang, semakin jelas dan semakin jelas. Lalu tiba-tiba wajah itu meluncur dan menghantamku…

Aku membuka mata, memandang sekeliling. Ruang meditasi kecil di Dojo pribadi yang terletak di sudut belakang nest ku nampak seperti ruangan asing di mataku kini. Aku merasakan tangan ini menyentuh dinding, namun pandanganku seperti dilakukan dari tempat yang sangat jauh. Gelap dan Berkabut. Setiap sudut dinding yang mengapit ruangan kecil itu nampak buram dan sedih.

Kepalaku terasa sakit dan berat.

Benturan kayu tadi?

Mungkinkan aku mengalami concussion?

Gegar otak?

Aku berjalan limbung. Sakit dan tertatih, perlahan menyusur ruangan demi ruangan dari Nest. Mencoba mengenalinya kembali. Sudut pandang ini…aneh… Kaca! Aku butuh kaca, aku harus memeriksa luka dari benturan di kepalaku tadi, kalau memang parah, aku harus membawanya ke rumah sakit

Aku terseok ke kamar mandi dan menghampiri kaca di depan wastafel

Mmm, luka kecil itu sekarang sudah setengah mengering. Jam berapa sekarang? Berapa lama aku bermeditasi? Kupandangi lagi refleksi wajahku di dalam kaca.

Tegar, dingin dan…Menyeringai…

Menyeringai?

Entah kenapa tiba-tiba raut wajah menyeringai itu menjadi terlihat begitu memuakkan di mataku sekarang.

CUKUP!! Bentakku, namun dia masih menyeringai. Sambil berteriak kaca itu ku hantam dengan kepalan tanganku. Jangankan kaca, aku percaya, batu bata juga akan runtuh dengan kekuatan hantaman-ku itu, namun tinjuku serasa memukul permukaan hampa saat seharusnya menumbuk permukaan kaca… dan wajah itu masih saja ada di sana…

Menyeringai !!

Tunggu…

Kalau begitu…

Kalau kaca ini tidak bisa aku sentuh…

Kalau sisiku yang hampa…

Jangan-jangan…

Akulah si bayangan di balik kaca…??

Dan iblis yang menyeringai dalam wajah dan tubuhku itu??

Siapa??

“Kamu lemah, kamu pantas kalah…akulah sekarang yang berkuasa…tubuh ini kubawa…dan akan ku anugerahkan padanya semua yang gagal kau berikan…” bisik iblis itu dengan dingin, mendesis, suram dan seakan diliputi oleh kesedihan…

“Bangsat!! Kamu siapa?!?” aku bertanya lantang

“Sttt…!! Tidak udah memakiku…karena…Aku…adalah…Kamu…” jawabnya lagi, kali ini dengan seringai yang semakin menyeramkan…

---

Oghh…Kepalaku sakit sekali, dan badanku terasa amat lemas. Jam berapa sekarang? Ku lirik pergelangan tangan kiriku secara reflek. 09.25 kode jarum dari Seiko Kinetik yang melingkar di pergelangan tanganku itu ku baca secara cepat. Eh? Dimana aku? Kok?

Aku berjalan! Ini adalah lingkungan Nest. Deretan rumah demi rumah ini ku kenali, namun kenapa aku berjalan di sini? Ku coba memutar kepala untuk melihat sekeliling. Berat! Leherku terasa kaku, aku mencoba lagi, pandanganku masih saja ke depan, berarti kepalaku belum berhasil ku gerakkan. Masa aku tak dapat menggerakkan leherku sendiri? Tapi aku melihat dan merasakan, aku sedang berjalan. Ini apa apaan? Ku rasakan pipiku sedikit tertarik ke belakang. Aku tersenyum?

Pintu itu, itu rumah Indra, salah satu temanku yang kebetulan mengontrak rumah satu blok dari Nest

Aku berjalan sampai rumah Indra?

Aku kembali memaksa otakku untuk bekerja…

Hanya satu kesimpulannya, si Iblis telah benar-benar menguasai badanku, dia membawaku beraktifitas saat aku sendiri tertidur. Aku bisa melihat, mendengar dan merasakan sensasi sentuhan di kulitku bahkan mencium bau-bauan yang melewati hidungku. Aku dapat merasakan kalau aku membawa suatu benda di tangan kananku. Aku dapat mencecap semua rangsangan indera, namun aku tidak dapat menggerakkan tubuhku sendiri???

“Ssstt…jangan berisik…” desis iblis itu lirih, seakan bisikan itu memang dia tujukan kepadaku sambil memencet bel pintu rumah si Indra

“KAU! Apa seb…” aku berteriak menjawab bisikan itu, tepat saat si Kembar(1), teman-ku juga yang tinggal satu kontrakan dengan Indra membuka pintu dan menyapaku, maksudku, menyapa tubuhku yang sekarang di kendalikan oleh si Iblis…

(1) Ni anak namanya Kembar, dan dia memang kembar. Kembarannya namanya Kembar Adi Pangestu, sedangkan dia sendiri namanya Kembar Andi Pangestu. Panggilan kedua kembaran itu sama, yaitu ‘Kembar’.

Ku harap ente jelas dengan penjelasanku sob, bingung juga soalnya ngejelasinnya, memang susah ngejelasin orang yang gak begitu jelas… Jelas sob?


“Oiii, Brader!!! Udah balik kau dari berlayar?! Anjrit! Tambah ganteng ae loe brad!!” pekik Kembar dengan riang sambil menjabat tanganku, ni anak memang sosok-nya riang all the time

“Anjir! Kamu yang pertama kali fitnah aku Mbar!! Biasa orang langsung jujur bilang aku jelek!! Hahaha…”

Kembar ikutan terkekeh “Kapan loe balik sob dari layar sob? Eh, masuk masuk! Jangan di depan pintu kayak tukang kredit!!”

“Belom berubah aja loe sob! Aku udah sementara waktu ini balik, nih ada dikit oleh-oleh…” kata iblis yang mengendalikan tubuhku itu sambil menyerahkan benda yang ada di tangan kanan-ku. Sebuah Johnnie Walker Blue Label Scotch yang memang aku beli buat Indra dan Kembar berdua sebagai oleh-oleh. Iblis ini juga menguasai semua memoriku…

Eh?

Memoriku tentang Vika?

Aku mendadak panik…

SIAL!!

“Anjrit!! Barang bagus nih, Blue label man!!” pekik kembar kesenangan menerima oleh-oleh ku sambil menimang-nimang Silk-Lined Box, kemasan dari si Blue label…

“Indra su-parjoe kemana sob?”

“Ada tuh di kamar, ada cewenya…”

“Hadeh…kelon aja tu anak!”

--

“Eh, bro, loe tau gag cewe yang kontrak di depan tuh? Parraahh!!” kata si Kembar, waktu kita sudah masuk ke kamar-nya, sambil kembali mengotak-atik komputernya yang layarnya masih mendisplaykan sebuah gambar desain konstruksi dari program Auto-Cad(2). Dengan sigap kembar menarik-narik garis-garis di autoCad nya, membentuk sebuah desain layout sebuah ruangan yang menurutku lumayan

(2) Sumpah, aku yakin sejuta yakin, Kembar ini kuliah ngambil jurusan Sastra Inggris…

“Parah gimana Mbar?”

“Parah tuh anak! Beberapa kali dateng ke sini lagi celeng, mabok dia…”

“Haiyah! Mesti dah pernah kamu naikin! Ya to?”

“Sorry kas, mas Kembar-mu yang paling ganteng sejagat Rt/Rw kita ini orangnya setia…”

“Setia apa ga laku ndul?”

“Ya elah, kalau mas Kembar-mu yang ultra gagah ini mau, cewe mana sih yang gak klepek-klepek mamen?”

“Lagak loe baaaannnggg…” celetuk-ku eh, celetuk si iblis(3) itu dengan kemayu-kemayu riang

(3) OK deh, aku ngaku, sama seperti kamu, aku juga kadang susah ngebedain antara aku dan si Iblis. Apa karena kami memang sebenernya sama ya? Jadi gimana ya enaknya? Ah, embuh lah!

Eh, btw, tadi gebetan aku yang di Jakarta, si Nony, barusan nelp, dah agak lama gak denger suara dia, jadi gimanaa gitu… Suaranya jadi lebih mendesah gimanaaa gitu… kaya manjaa banget, ngegemesin deh… iiiih, bikin kangen aja tu anak…

Kembali ke si Iblis, mulai sekarang aku panggil dia ‘Iblis-ku’ yah? Biar mesra gitu…

Eh? Kok foot-note malah jadi ajang curcol sih? Ya ga-papa lah ya? sekali-kali, lagian aku mau pamitan juga. Mau pindah ke Bulan, di bumi orang-nya jahat-jahat. Nakal lagi… huft!

“Eh Mbar, baidewai tuh cewe kamu kok bisa nempel gitu sih, padahal aku liat kamu tuh cuman biasa-biasa aja…”

“Lah bro, masa gak tau sih rahasianya?”

“Pa-an tuh?”

“Ini si Lionel Messi, kecil sih tapi geolan-nya mantab! Kocek-kocek dikit GOAL! Sepak terjangnya… Menusuk!!” argumen kembar sambil mengelus-elus selangkangannya dengan norak

Aku dan Iblis-ku geleng-geleng kepala. Kompak!

Dan kami ber-haha-hehe kembali

--

“Yuhuu…spada, clamat ciang…abaaangg…di rumah kah? Ada cewe cantik nih baangg, godain dooonggg…” sebuah suara melengking nan ganjen datang dari arah pintu depan

“Nah lho! Tuh si Iblis betina gentayangan… kamu atasi ya brad? Pusing tujuh puting aku kalau sama doi…” kata Kembar dengan mimik muka ngeper

“IYA BABE!! Kami di kamar!!” kembar berteriak menyahuti salam si Iblis betina

“Haiyah, katanya puting eh pusing, kok panggilnya babe?! Anjrit! Namanya sapa Mbar?” kataku cepat, keburu tu Iblis betina nyampe(4)


(4) Eh, kenapa juga aku ikutan panggil dia Iblis betina ya? Kenal juga kagak…

Lha kalau si Nony, gebetan ku yang di Jakarta itu memang bisa di sebut Iblis betina binal, buset bray, nafsunya…gak kukuh… iiihh, jadi tambah kangen deh sama tu Pinky Girl!

Doi imut lho…

Haiyah!

“Ntar aja kenalan sendiri bray, biar lebih afdolz” sahut Kembar bersamaan dengan sesosok mungil(5) yang muncul dengan hebring di kamar si Kembar

(5) OK, sedikit berlebihan kalau kubilang mungil. Berlebihan sekian puluh kilo…

Tapi brad, walau si Nony gebetanku yang di Jakarta itu juga sedikit chubby, doi mempunyai proporsi yang menggemaskan…Iiiih, kangen tambah deh!!

Hedeh, curcol lageeee!!!

Tapi gak juga ding, si Dea juga lumayan proporsional. Cuman agak tinggi aja kandungan kolesterolnya kalau di konsumsi…soalnya sedikit berlemak dia…

“Hi…” sapa Iblis-ku dengan wajah sok di ramah-ramahin

“Ih Kembar, punya cowo baru kok ga kenalin Dea cii?” omelnya garing “Eh, Mbar, dia AC/DC apa cuman homo aja, sama kayak kamu?” bisiknya ke kembar

“Sialan lo!” jawabku sambil mengulurkan tangan “Dede!”

Wanita Iblis Betina versi Kembar itu menyambut tangan iblis-ku untuk bersalaman. Begitu tangan mereka bersentuhan Iblis-ku dengan gentle namun tidak mungkin tertolak menarik tangan si betina. Alhasil dia tertarik dan jatuh terhempas ke pangkuan iblis-ku**

“Yee, di ajak salaman malah minta pangku…” goda Iblis-ku dengan sok kalem sambil mengeluarkan jurus tatapan mata sok sayu (punyaku) yang memang terbukti sakti mandraguna!**

**Adegan ini dilakukan oleh Professional - Don't Try it at Home!!
Or at Any Other Place

“Iiihh, kakak nakal…” protesnya, namun tidak juga beranjak dari pangkuan Iblis-ku

“Siapa tadi namamu?” kata Iblis-ku masih dengan tatapan sayu nan membius plus senyum kalem andalanku. Bangsat juga ni iblis, main curi jurus!

“Dea”

“lengkapnya Dea imut, atau De’akucaiyangamakaka?”

“kasih tau gag ya? Hihihi…”

Iblis-ku tebahak…

“Jadinya mau bangun apa mau di pangku terus nih?”

“Maunya…” kata Dea sambil bangkit berdiri

“Maunya siapa?” kata iblis-ku sambil meraba bokong Dea yang mencoba berdiri dan saat itu mengenakan rok ‘kodok’ pendek sepaha yang membuatnya kelihatan tambah imut dan chubby(6)

(6) Nah, di sini intuisi predator kamu berperan, untuk melihat jenis cewe dan sampai tahap mana kamu bisa mendorong-nya menerima perlakuan dari-mu.

Aku sebenarnya memiliki insting yang lumayan jitu, namun dalam banyak kesempatan aku bisa menahan diri. Demi apapun.

Iblis-ku ini kelaihatannya mempunyai kemampuan yang sama denganku, dan dia…kurasa tidak akan repot-repot menahan diri…

Si Kembar?

Dia kembali asyik dengan autoCad-nya

--

“Arrgghhh!!!” Kembar dengan santainya menggeliat. “Bro dibuka aja sekarang yuk…”

“Ihh kak kembar, maunya main buka-buka aja, satu-satu kali, masa dua-dua’an langsung, bisa lemezzz Dea…” sahut Dea ganjen. Sekarang doi sudah tertelungkup di ranjang si Kembar, membaca majalah MISTERI, sebuah majalah jayuz bin semprul yang mengulas tentang klenik, perdukunan dan hantu narsiong. Jiwa si Kembar banget! Sesuai dengan motto si kembar: Cah Antik!!

Iblis-ku melirik Dea, postur remajanya memang terlihat menggiurkan dari pose telungkup itu. Rambutnya yang jatuh tergerai, wajah mudanya yang innocence tapi menyiratkan kenakalan. Kakinya yang ditekuk mencuat keatas berayun-ayun lucu dan mempertontonkan dua gumpalan betis gilik dan langsat. Kecokelatan dan eksotis. Pahanya gilik dan terekspose secara malu-malu. Gundukan pantatnya, belahan dadanya yang mengintip…ah…! Aku merasakan lelehan ludah panas merambat di tenggorokanku yang kian mengering.

Badanku memanas, dan organ di selangkanganku mulai menggeliat. Semua adalah gejala awal dari rangsangan sexual. Dan aku yakin, kalau sudah sampai tahap ini bagaimanapun caranya, Iblis-ku pasti akan berusaha untuk meniduri cewe imut ini. Aku harus mencegahnya menyakiti hati dan tubuh Dea, aku harus mencegah Iblis-ku atau potongan diriku sendiri untuk mengumbar hal jahat itu

Tapi bagaimana caranya?

Aku sekarang hanyalah sebuah bisikan kecil di kepala Iblis-ku!

Aku tidak punya kuasa lagi mengendalikan tubuh ini!

Bagaimana?

“Yaelah, pikiran loe neng! Ngentot mulu…itu bos Dede bawa Blue Label, buka aja sekarang, kalau nuggu si Indara keburu jadi jelly tuh kakaknya RL” ujar Kembar

“Blue? Mau-mau-mau-mau! Udah lama nih gak minum…”

“Haiyah! Bicara loe neng! Barusan juga dua hari lalu loe tepar di sini…”

“Iiih…kembar, jahat ah, buka-buka rahasia orang…”

“Boleh gak bro, tak buka sekarang?” kembar meminta persetujuanku

“Suka-suka lah bray, udah hak milik ente kalee…” ucap Iblis-ku sok cuek, padahal aku tau bener otaknya sedang bertereak gembira ria!

--

“Anjir Mbar! Ngaku loe! Belom pernah kan kamu entot cewe kamu??” Desak Dea sambil mencekik Kembar dan bercanda-bercanda setelah sloki ke-5. Mulai mabok dia. Tuh minuman memang sedikit nendang! Yep, kita memang memutuskan mencicipi minuman itu di kamar Kembar, tepatnya di atas kasurnya

“Babi cerewet loe ‘A…!” kembar hanya tersipu-sipu sambil berusaha menyingkirkan tangan Dea

“Eh jangan-jangan loe gak bisa berdiri kak? Coba liat! Liat-liat-liat-liat-liat!” Dea masih menggoda sambil merangsek Kembar, jadinya mereka jatuh bergulingan di kasur. Iblis ku hanya memandang mereka kalem. Sikap yang bijak!

Karena kami berdua, aku dan si Iblis tau, sebenernya, apapun yang dilakukan Dea, dia cuman Caper kepada kami

Kembar berhasil bangkit dan menyingkirkan Dea yang dari tadi agresif menyerang

“Liat punya Dede aja tuh, punya ku tak segel buat my love! Hihihi…”

“Iiiih, kalo punya kak Dede mah, gak perlu di pastikan bisa berdiri apa enggak, dari tadi juga udah berdiri liat Dea…iya gak kak?”

Iblis-ku hanya mengangkat bahu dan terseyum kalem

“Beneran brad? Sakit jiwa loe kalau sampe berdiri karena liat ulat bentet macam Dea!” kembar nyolot

“Ih, kak kembar beneran jahat!”

“Udah-udah, jangan berantem mulu, kaya suami istri aja kalian berdua lama-lama!” Iblis-ku sok bijak menengahi

"Amit-amit dah brad!" kembar nyinyir

“Ih, amit-amit juga dah! Ogah punya suami homo!” Dea gak mau kalah nyinyir, Kembar cuman cengengesan…

“Yaudah! Ni giliran Dea!” kata Iblis-ku sambil menyodorkan sloki penuh dan seiris lemon yang teriris tipis dan rapi. Kembar dan Indra ini memang pasangan kompak, stok partynya di kulkas bisa buat buka bar man!

“Cuapin kak…” rintihnya manja

“Bentar bro tak ambilin torong minyak tanah!” Kembar nyinyir

Iblis-ku tersenyum. Dengan isyarat jari dia menyuruh Dea mendekat. Kepalanya mendongak, sloki itu di masukkannya ke mulut sampai tenggelam hampir dua-pertiganya. Dea yang tau apa yang di lakukan oleh iblis-ku ini, mulai mengambil posisi dan menempelkan bibir-nya di sloki yang ada di mulut Iblis-ku. Seiring dengan tegaknya kepala Iblis-ku, isi sloki itu sedikit demi sedikit berpindah ke mulut dea.

Cara menyuap ‘drink from my loving cup’ ala anak club yang cukup popular akhir-akhir ini. Kepala Iblis-ku dan Dea sekarang dalam posisi sejajar. Seperti orang frech-kiss. Hanya sloki kecil yang menjadi pembatas dua bibir itu. Tangan kanan Iblis-ku merengkuh hangat pinggangnya. Mata kami bertemu. Ku-rasakan nafas Dea memburu. Kelihatannya dia sudah siap ke tahap selanjutnya. Kelihatannya birahi juga sudah menginvasi otaknya, menaiki kendaraan tempur maha kuat bernama Alkohol

“Aghhhh…” Dea menghembuskan nafas naga, sebuah dorongan tak tertolak sesaat setelah alkohol melintasi kerongkogan saat bermigrasi dari botol cantik ke dalam lambung asyik

Aku menyodorkan potongan lemon. Dea dengan cepat menghisapnya, ganas dan seduktif

“Asem bangeeett lemonnnyaaaa…” keluh Dea pendek

Iblis-ku menengok dan menyemburkan sloki yang masih ada dalam mulutku itu ke-arah Kembar. Tepat jatuh di perutnya yang memang sedang menggelosoh santai bertopangkan bantal besar andalannya menyaksikan tingkah polah kami. Dea dan iblis-ku

“Asu!” desis-nya pendek, entah mengomentari di bagian mananya dia. Bagian ketimpuk sloki atau bagian tontonan gratis. Iblis-ku menyeringai licik-bersahabat

Kembali menghadap Dea, Iblis-ku tanpa ba-bi-bu langsung menyosor bibirnya. Dea sedikit terperanjat, namun sekejap kemudian membalas ciuman itu dengan tak kalah panas. Bibir dan lidah kami bertemu, bergelut dan saling membelit. Tangan kanan Iblis-ku semakin kuat memeluk punggung Dea, seakan memberikan pernyataan: Aku ingin memilikimu seutuhnya, selamanya… Sedangkan jari tangan kirinya sudah menyusup ke bongkahan pantat Dea, dan mengelus ritmik permukaan vaginanya dari luar celana dalam. Dea mendesah. Iblis-ku semakin terbakar…

Sial, ini gak boleh terjadi!!

Ini bukan aku!!

Ini memalukan!!

Aku harus menghentikan ini!!

Harus!

Tapi…

Bagaimana?

Tubuhku di kuasainya, aku tak kuasa menggerakkannya, dan…

Dan…

Dan… Karena indera-ku dan si Iblis sama, aku sama-sama merasakan stimulasi apapun yang Iblis-ku rasakan…

Dan…

Dan… Kurasa aku juga mulai hanyut dalam permainan ini…

Dan…

Dan aku merasakan ada tangan mungil mulai merabai selangkanganku…

Tangan Dea…

Dan Alkohol ini…

Dan…

DAN...CUUKK..!!!

---

To be Conticrotz...

INDEX
 
Terakhir diubah:
:eek: perasaan ane yg puyeng apa gimana ini yaa kaya punya 2 kepribadian kya si dede:colok: gara2 kena getok:getok:

ngeraba lagi dah bacanya pelan2

makasih apdetnya suhu :ampun:
 
Sekali lagi mohon dimaafkan, apabila nubi belum sempet membalas satu persatu komen dari Suhu dan Sobat Semprot semuanya, maklum sawah kebetulan memang lagi manjah, selalu menuntut perhatian lebih.

Tetapi nubi juga selalu memohon untuk dapat di luangkan waktunya untuk komen, walau berupa caci maki dan celaan serta hinaan, karena komen-komen Suhu dan Master serta Sobat Semprot semuanya disini sangat berarti buat Nubi

Dilanjutpun...


Sebelumnya..

Dan… Kurasa aku juga mulai hanyut dalam permainan ini…

Dan…

Dan aku merasakan ada tangan mungil mulai merabai selangkanganku…

Tangan Dea…

Dan Alkohol ini…

Dan…

DAN...CUUKK..!!!



Bukak Sithik Joss!!

“Anjing…!” Kembar yang menyaksikan adegan XXX-3D-LIVE di depan matanya itu, meleletkan lidah sambil menatap Dea dan Iblis-ku. Sesaat, Iblis-ku sekilas melepaskan ciumannya terhadap Dea dan melirik Kembar, Kembar yang masih menatap kegilaan mereka itu menggelengkan kepala, nyengir sambil membuat tanda dengan jari di depan jidatnya. Miring! Begitu arti tanda itu

Namun Kembar tak juga beranjak dari tempat dia menggelosoh. Iblis-ku tersenyum dan mengedipkan satu mata kearahnya

Dengan meletakkan kedua telapak-tangan-nya di atas pipiku, Dea kembali menarik kepalaku sejajar dengan mukanya “Ayo kita panas-panasin Kembar kak!” ajaknya

Iblis-ku tersenyum, muka kami hampir menempel kembali

“Tapi kan aku juga ikutan panas to cantik…” desah Iblis-ku sok manja

“Oya?” sahut Dea sambil menggesekkan hidungnya dengan hidungku. Dea mencium secara kilat

“Dea juga udah panas kan?” goda Iblis-ku “Udah basah banget tuh dibawah…” lanjutnya dengan berbisik mesra

“Iiiiihhh…kakak…jahat deh!” rajuknya

Iblis-ku tersenyum sok manis “Aku memang penjahat cinta…”

“Dangdut banget…” sahut Dea

“Penjahat Selangkangan!” Kembar menyahut ketus

Dea ngikik, dan kembali mencium Iblis-ku. Dan mereka meneruskan kegiatan bersilat lidah. Suara ceplak-ceplok saat bibir itu dengan ganas beradu di selingi dengan lenguhan lenguhan kembali terdengar. Saat ini selain lidah mereka berbelitan, tangan Iblis-ku juga mulai bergerilya kembali ke area yang paling sensitive buat wanita.

Menyentuh dia tepat di hatinya, eh bukan! Itu Ari Lasso!

Iblisku mulai merabai, meremas dan memilin payudara remaja yang menggantung dengan proporsional di dada Dea. Sedang satu tangan lagi bergerak ke bawah, di daerah kewanitaan Dea yang sudah semakin basah. Seakan semakin memprovokasi vaginanya untuk kembali meyemburkan lubrikasi yang nantinya akan sangat berguna saat penetrasi

Dea melenguh, menikmati setiap sentuhan dan perlakuan Iblis-ku yang ku akui sangat terukur dan provokatif. Aku tahu betul cara memperlakukan, membelai dan memanjakan wanita, kurasa Iblis-ku juga dapat mengakses database pengetahuan yang sama di Drive:C otakku, tempat OS dan semua program pengetahuanku terinstall.

Program itu di terapkannya untuk mengolah “software” atau “perangkat empuk” remaja imut yang baru saja kami kenal. Dan nampaknya peluang berhasil hampir sebesar 97,5%(1)

(1) Karena yang 2,5% adalah hak fakir miskin dan anak yatim.

Hedeh! Emangnya Zakat fitrah?

“Hajar terus broo!!! Dea… Dasahannya mana sayang? Asiikk!! Bro, masukin jarinya bro! Stststst…mantab! Teruss…Kobel terus broo…Dea, pantatnya goyang sedikit sayang…” seperti komentator, Kembar berteriak-teriak kacau semakin memanasi kami

“Anjing loe Mbar! Aku rasanya kaya ngentot live di CamFrog dan di komentari ama DJ mupeng!” Iblis-ku memprotes

Kembar dan Dea malah ngakak

Dea berbalik dan menghadap Kembar, lalu merangkak mendekatinya, memposisikan tubuh merangkaknya di atas kembar yang menggelosoh terlentang

“Kamu mau keluar kamar atau liatin aku ngentot Mbar?” tantang Dea

“Mau liat dong, gila apa keluar! Enak aja ini kan kamarku!” Kembar melayangkan Pledoi-nya

“Tapi gak boleh kepengen trus ikutan ngentotin aku lho!” Ancam Dea

“Sok seksi loe ‘A! disamping aku gak doyan ama loe, aku ini orangnya setia ama cewe-ku!” jawab kembar nyoyor, lebih dari nyinyir. Sambil tangan nakalnya mentowel-towel dan mulai merabai payudara rermaja nan ranum milik Dea

“Mulutmu Mbar! Setia kok grepe-grepe juga!” Dea memprotes, namun tidak ada usaha menyingkirkan tangan si Kembar dari dadanya

“Aku orangnya setia, tapi tanganku suka khilaf! Xexexexe… Abis susu Dea lucu ciihh…kemasannya menarik… hihihi…” Kembar kerkekeh mesum

Iblis-ku hanya senyum-senyum menyaksikan Kembar yang mulai panas juga gak tahan buat grepe-grepe Dea. Entah kenapa, aku juga merasa ada aliran listrik yang menyentak-nyentak membayangkan apa yang akan terjadi. Ngentot live di depan penonton. Batang penisku ku rasakan semakin membengkak tegak! Hal yang wajar, mengingat kami, aku dan Iblis-ku berbagi indera yang sama. Dia terangsang, mungkin automatis aku juga ikutan terangsang…

“Ayo say kita lanjutkan!” ajak Dea sambil menoleh ke-arah Iblis-ku “Dari belakang ya, pelan-pelan aja dulu masukinnya…” Ajaknya seduktif

Iblis-ku beringsut mendekati pantat Dea yang masih dalam posisi merangkak lalu menggesekkan penis kami ke bongkahan empuk dan hangat itu. Dea mendesah dan semakin menungging. Tanpa menuggu lama, Iblis-ku menarik turun celana dalam Dea yang memang sudah basah kuyup oleh cairan vaginnaya sendiri lalu memelorotkan celana kami sampai ke lutut

“WOW !!” Kembar memekik histeris sambil menatap benda-ku

“Eh! Apaan Mbar?” Dea latah ikutan lalu menoleh ke belakang dan ternganga

Aku sendiri bersyukur atas karunia ini, batang yang di anugerahkan kepadaku memang memiliki ukuran sedikit di atas rata-rata penis asia. Bukan berarti berukuran super-duper takhayul seperti yang sering ada di film bokep vivid mapun di kisahkan secara hiperbola di cerita-cerita panas lain.

Namun memang dari beberapa wanita (dan pria - Sial! Aku bener-bener tidak mau ceritain kejadiannya) yang pertama kali melihat ukuran-ku itu sepontan menimbulkan perasaan terintimidasi. Jujur, aku bener-bener tidak ingin menyebutkan ukurannya secara pasti dalam centimeter di sini

“Pelan-pelan ya yang…ngilu nih lihatnya…” Dea mendesah manja

“Anjing loe brad! Dasar Eksibisionis keparat loe! Aku bakalan mimpi buruk seumur hidup…” Kembar memprotes

Iblis-ku hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum. Dengan lembut dan hati hati kepala penis itu di gesekkannya ke bibir vagina Dea. Dea mengerang. Cairan itu bertambah genangannya. Jujur, rangsangan ini benar-benar sampai kepadaku yang seolah melihat kelakuakn si Iblis-ku ini dari kejauhan. Dan…

BLESS…

Penis kami masuk centi demi centi ke dalam lorong vagina remaja nan basah, lembut, hangat dan sempit milik Dea. Sensasi luncurannya kurasakan sampai ke ubun-ubun kepala. Vagina itu kurasakan begitu lembut menjepit batang kami

“Aaaaagggggggghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…” Dea melenguh panjang seiring proses penetrasi yang seakan berjalan sangat lama dan memabukkan itu karena kecepatan yang memang dijaga sepelan mungkin oleh Iblis-ku dan panjangnya batang kami.

Seperti di ketahui, kecepatan adalah jarak dibagi waktu tempuh, maka dari itu waktu tempuh adalah jarak dibagi kecepatan. Rumus fisika dasar… Anyir…

“Houghhhhhhh…” Dea masih melenguh, kali ini dia semakin menungging karena kepalanya dibenamkannya di perut Kembar yang memang menggelosoh terlentang di bawah posisi merangkaknya. Sedangkan tangan Dea dengan gemas, meremas kaos di bagian dada kembar, membuat anak itu ikutan belingsatan, karena tidak menutup kemungkinan, kedua putingnya ikut terpelintir karena remasan Dea

JDUK!

Penisku mentok di dinding rahim Dea. Iblis-ku kelihatannya tidak mau main tanggung, mungkin dia mau mendemonstrasikan rasa ngilu-enak-nya tertusuk sampai relung terdalam kepada Dea. Mencoba membikin Dea ketagihan mungkin. Maka tusukan itu di teruskannya. Penis kami menekan dengan pelan namun kuat pada dinding rahimnya. Seakan ingin mendobrak batasan itu…

“Arrkkkkkk…” Dea semakin menghujamkan kepalanya ke perut kembar dan kembali mengerang

“Awwwww…!!!!” Kembar juga mengerang

Iblis-ku mengendorkan dorongan-nya. Terlihat Dea megap-megap mencoba menarik kepalanya dari perut Kembar untuk sekedar menghirup oksigen

“Napa loe brad ikutan mengerang? di tusuk juga enggak!” Iblis-ku memprotes erangan kembar yang jujur sedikit menganggu konsentrasi ku juga

“Tusuk-tusuk ndas-mu mlethek bro!! iki lho perutku di gigit ana Dea!!” kembar tak kalah protes

“Hihihi…Anjing Mbar…rasanya kaya mau pingsan…aku dah dapeeeettt sayyy…” Dea merintih merangsang

“Masa babe? Baru aja ku masukin…”

“Gag tau sayyy…punyamu kegedean kalii…”

“Ayo genjot bro!” kembar kembali memprovokasi. Bangsat, ngentot kali ini beneran akan jadi pengalaman ter-kenthir-ku ! ada komentatornya man!

“Kembar! Loe jangan bilang macem-macem! Aku AKHhhhh…” Sebelum Dea menyelesaikan kalimatnya, Iblis-ku melakukan sebuah gerakan cepat. Mencabut lalu semerta-merta mendorong penis kami dengan kuat. Dea terdongak!

“AKH!! ANJING! PELAN PELAN SAYYY!!!!” Dea memprotes

“Pegangin bro!” Iblis-ku berkata kepada Kembar

“HAJARR!!” Ucap Kembar sambil dengan semngat memegangi bahu dan lengan atas Dea yang masih nyungsep di perutnya

“KEMBAR LOE JANGAN MACE…AGHHH!!!” Dea tak sempat menyelesaikan kalimatnya karena aku sudah mulai memompa, langsung dengan RPM tinggi

Dea terlonjak-lonjak dan mengerang histeris di atas tubuh kembar. Namun lama-lama erangannya semakin memandakan kenikmatan yang juga dia raih atas persetubuhan itu. Sedangkan aku memang sengaja memasang RPM tinggi, ingin segera mengakhiri adegan ini karena jujur, perasaan janggal dan canggung mulai ada. Mungkin karena kadar alkohol yang tadi kami konsumsi sudah mulai berkurang karena aktivitas kami. Dan aku tetap memompa!

“Aaaggggaaaa…aaaagggahhaaaa…aaaggghaaaa…aaaaaa..aa aggggaaaa….aaaggggaaaa…” Dea meraung-raung seiring goyangan RPM tinggi ku

“Terus bro! hajar bro! pompa! Sssttttt…Anjing! Dea, loe keluar lagi ya? Wiuhh! Sampai berbusa memeknya broooo! Hajar!!! Gila gila gila!! Dea ikutan goyangin pantatmu sayang! Goyang sayang!” Kembar dengan entah ndablek atau memang pengen ngerjain masih setia dengan komen-komennya yang semakin membuat kami.... arrrghh!!! Bangsat memang anak itu!

“Aaaakkhh!! Goooyanngg maataa looe Mbaar! Memek guuee penuhhh giiinii…sammpee maau sooobekk rasannyaa…Annnjiiir… enaaak baaanget babbbbeeeee…Aarrrgghhh…teruussss…!!” Anjing, si Dea iblis betina gila ini sempet jawab juga komentar Kembar!

Dan kami merasa pendakian ini akan segera berakhir... pada saat saat genting dan tepat, iblis-ku mencabut penis kami dan…

CROT!! CROT!! CROT!! CROT!! CROT!! CROT!!

Dengan menjepitkannya ke bongkahan pantat Dea, Iblis-ku menyemprotkan sperma kami berulang-ulang sambil memejamkan mata, mencoba menikmati orgasme ini

“BUAJINGANN!! ASUUU NDLOGOOK!!” Kembar tiba-tiba mengumpat histeris semi emosi kelas dewa

Iblis-ku dan Dea semerta melongok ke-arah Kembar yang histeris itu

“Eh?” Kami terbengong

Dengan mata membelalak seakan tak percaya, Kembar mengeluarkan mimik mau muntah sambil tangannya mengipas-ngipas panik. Kulihat sebagian dari wajah dan hidungnya memang terkena muncratan spermaku

“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA” Sambil bertereak histeris kembar gegap-gempita bangkit dan lari keluar dari kamar. Tak lama kami dengar suara gebyuran air di kamar-mandi yang seakan di siramkan dengan panik, masih di iringi teriakan dan makian histeris Kembar…

Dea dan Iblis-ku masih saling bengong bertatapan muka

Lalu ngakak terguling-guling

--

“Aaahhh…” Iblis-ku menggelosoh dengan lesu di lantai di sela rak-rak buku itu. Akupun juga merasakan capeknya. Buku yang ada di tangan kami seakan cuman nampang aja di sana. Boro boro di baca, dilirik juga enggak!

“Gila! Tadi pagi tuh gila banget…Gendheng!” ujarku

“Setuju! Gak lagi deh!” jawab Iblis-ku

Gak tau kenapa, lagi lega kali lobang pantat Iblis-ku ini, semenjak pulang dari rumah kontrakan Indra dan Kembar setelah kejadian gila tadi pagi, Iblis-ku merespon dengan positif setiap perkataanku. Ya minimal menjawabnya lah. Jadi mungkin kurasa orang lain yang melihat kami bercakap-cakap akan mengira kami gila beneran.

Sayangnya, saat berpelukan dengan Dea sembari menunggu kembar mandi tadi, Iblis-ku menggombal berlebihan. Mungkin saat ini Dea menyangka aku bakalan beneran memacarinya atau minimal jatuh cinta. Aku tahu, ini cuman salah satu strategi Iblis-ku untuk dapat minta jatah sewaktu-waktu. Tapi, kalau gombalan ini dia layangkan secara berlebihan kepada lebih dari satu cewe, kan berabe nyak!

“Kamu bego sih, kenapa juga harus ngomong gituan ke Dea…” protesku yang kesekian kali mengenai hal ini

“Cerewet, kamu tau juga kan alasannya?” jawab Iblis-ku

Aku menggeleng-gelengkan kepala. Kepala tubuh kami ikutan menggeleng…

Eh?

Tunggu, aku dapat menggerakkan tubuh ini? Aku mengingat-ingat, tadi pagi waktu jalan ke rumah indra, aku berusaha meggelengkan kepala, tapi tak bisa. Tapi…sebelumnya aku secara reflek menggerakkan tangan buat lihat jam, bisa…hmm… pasti ada caranya untuk kembali menguasai gerakan tubuh kami ini, buktinya barusan bisa, tapi bagaimana?

“Gak usah berfikiran yang macem-macem, kamu diem aja di situ!” seakan tahu, Iblis-ku menghardik-ku pelan

Eh?

Iblisku kembali menghembuskan nafas panjang, menyandarkan punggung ke rak di belakang kami yang memang mepet ke dinding dan menyelonjorkan kaki sampai ke rak di depan kami sehingga menghalangi lorong. Sore itu, memang kami memutuskan untuk pergi ke Gramedia. Tumpukan buku dan baunya memang selalu berhasil membuatku tenang dan dapat berfikir. Dan ternyata Iblis-ku memiliki feeling yang sama. Maka jadilah, kami sekarang menggelosoh di Gramedia Pandanaran. Gramedia favoritku.

Bedanya, kalau aku yang menguasai badan ini, aku gak bakalan ngelosoh selonjor dengan tidak sopan dan mengganggu kayak gini. Aku pasti jauh-jauh-jauh lebih sopan. Maklum lah, aku memang orangnya sopan dan unyu

“Permisi mas…” Terdengar suara cewe menyapa

“Hmm…” Iblis-ku cuek menjawab sambil matanya masih di buku yang kami pegang. Buku Emotions Revealed-nya Paul Ekman

“Misi mas, mau lewat! Tolong kakinya!” suara cemeng itu mengeras

“Loncatin aja…” Iblis-ku masih menjawab cuek dengan malas-malasan sambil masih membaca buku itu

Si-cewe mendesah dan berusaha melompati kaki kami. Namun baru satu kaki melompat

PLEK!

Iblisku iseng menepuk pantatnya dengan pelan, hampir seperti meraba. Si cewek tersentak dan tentu saja sepontan marah!

“Setan! Kamu jangan kurang aj…”

Iblis-ku menatap matanya. Makian si cewek semerta-merta berhenti dan memandang wajah kami dengan ragu. Cewe itu mungil namun berwajah manis, amat manis! Wajah lucu yang terkesan dewasa namun tetap imut. Rambutnya yang lurus tergerai dengan anggun sampai batas punggung atasnya. Beberapa jepit mungil mencantol dengan elegan disana, mencegahnya untuk jatuh dan menutupi matanya. Seakan tidak rela apabila kedua matanya yang bulat dan menggemaskan namun menyorot tajam, menggambarkan kekuatan jiwa yang kuat bercokol di baliknya itu tersembunyi dari dunia.

Wajah yang seakan menimbulkan De-javu. Wajah ini…tunggu dulu…ini…

“Eeee…kak Dede?” tanya-nya duluan

“Eeee…Ani?”(2)

(2) Masih inget Ani dunk? Kalau sudah lupa-lupa inget baca lagi deh REFLECTION eps Bandungan sampai Sword Fish. Promo lagi!! Promo lagi!! Promo lagi!! Biarin Weekkkk!!!! Dan satu lagi brad/sis, yang pengen Relection dalam bentuk PDF, silahkan di-unduh aja di halaman pertama postingan ini.

Dijamin… Haram !!

Tapi, aneh banget gak sih, bisa ketemuan sama Ani secara gak sengaja gini di Gramed?

Whatever man, serius gue lagi males mikir bagaimana dunia ini mempermainkan takdir pertemuan dan perpisahan - otak gw lagi nge-lag. Boro-boro mikirin Takdir, gak Kenthir aja aku dah bersyukur banget dalam kondisiku saat ini

“Iya ini Ani, seneng-nya kak Dede masih inget…eh, kak Dede kok jadi gak sopan sih sekarang? Tepok-tepok pantat cewek di tempat umum…”

”Owg, maaf…iseng banget sih tadi, soalnya lagi suntuk gitu trus…di resein…eh…maaf…” Iblis-ku ini memang brengsek sejuta brengsek, dalam sekejap mimik mukanya bisa berubah sok innocence gini…

“Kelihatan tuh, muka kakak kucel begitu…” katanya riang

“Ya, tapi sekarang jauh lebih baik kok, setelah nepok pantat Ani…eh, maksudnya setelah kebetulan ketemu Ani…hihihihi…” ucap Iblis-ku seraya bangkit berdiri. Katanya, tak ada yang kebetulan di dunia ini, God didn't play dice with the universe... betulkah? Entahlah!

“Jiah! Kakak…” rajuknya langsung sok manja

“Ee…kakak mau minta maaf juga, setelah kejadian dulu, kakak memang lost contact sama Ani…maksud kakak…”

“Iya, ani juga yang salah kak, Ani gak tau berterima kasih, udah di jagain sampai kaya gitu…Ani denger dari kak Desi kakak sempet sakit ya gara-gara itu? Ani yang kudu minta maaf…”

“Haiyah! Itu udah berlalu, buktinya aku sekarang baik-baik aja…”

“Hihihi…iya, kakak masih tetap spontan dan lucu seperti dulu…”

“Uhuii!! Emang aku komeng?? eh, Ani kuliah di semarang?”

“Iya kak, ambil Ekonomi Akuntansi di STIEKUBANK…”

“Wuizz, calon bu akuntan nih…”

“Ihhh…kakak…”

“Lha tadi kesini sama siapa?”

“Sendiri lah kak, udah gedhe ini…mandiri kalee…”

"Wuedyan, sangar jos gandhos!! ... naik apa iq?" biasalah! Iblis-ku ini kan juga titisan mas Karyo, unthul kemaki, paling bisa kalau sok hiperbola gitu...

"Angkot..."

“Oooo Emm Jiii, Dik Ani memang luar-biasa! Adik-ku ini memang yang ter-matab! Kakak tambah sayang deh…” Puji Iblis-ku sedikit berlebihan

“Lah, tapi kok sayangnya cuman sebagai adik sih? Hihihi…” Sok memancing di air keruh juga ni anak

“Eh, apaan sih?” Maklum, pernyataan sok jual mahal mas bro! padahal, ngarep juga… “OK deh, sebagai permintaan maaf aku tadi nyolek-nyolek Ani, buku Ani kakak yang bayar!” ucap Iblis-ku lagi

“Bener nih kak?” ujarnya sok dengan mata berseri-seri

“Sumpah pocong deh neng!”

“Kalau gitu colek sekali lagi deh, buat traktir makan malam ya kak!” jawabnya selebor

“Haiyah! Bisa bangkrut kakak, makan kamu masih brutal seperti dulu kah?”

“Tambah! Gak liat apa sekarang Ani endut gini kak?”

“Hmmm, menurut kakak kamu tambah sexy deh, tambah dewasa, tambah keliahatan manis banget…”

“Idiiih…rayuannya…tetep…maut! Hihihi…”

“Haiyah!”

“Tapi Ani belom selesai kak, masih mau cari buku pajak…”

“Lho…lho…lho…lho…lho…ya ndak usah kawatir to ya dik! Mas akan selalu siap mengantar dik Ani kemanapun, sampai ke ujung dunia dan sampai ke penghujung waktu…halah!”

Ani ngikik, dan kamipun melanjutkan petualangan kami

Petualangan? Di Gramed? Please deh ah!

Xixixi…

Haiss! Bukak Sithik Joss!!

End of Bukak Sithik Jos

To be Conticrot...

INDEX
 
Terakhir diubah:
Suhu, Dobel Apdet boleh?

Dilanjutpun...


Cerita Sebelumnya...

“Hmmm, menurut kakak kamu tambah sexy deh, tambah dewasa, tambah keliahatan manis banget…”

“Idiiih…rayuannya…tetep…maut! Hihihi…”

“Haiyah!”

“Tapi Ani belom selesai kak, masih mau cari buku pajak…”

“Lho…lho…lho…lho…lho…ya ndak usah kawatir to ya dik! Mas akan selalu siap mengantar dik Ani kemanapun, sampai ke ujung dunia dan sampai ke penghujung waktu…halah!”

Ani ngikik, dan kamipun melanjutkan petualangan kami

Petualangan? Di Gramed? Please deh ah!

Xixixi…


So Sweet

“Oowwwaahhnsssuuuuu…” Iblis-ku menguap dengan cablak sambil masih berbaring mengangkang di kursi tunggu berjejer tiga yang dengan seenaknya dia kuasai sendiri, padahal di situ banyak yang menunggu sambil berdiri karena tidak mendapat tempat duduk. Gak sopan sekali! Bener-bener perlu di berikan penataran P4 di Ponpes maupun Seminari terdekat ini anak!

Tapi aku males berkomentar, cuman ikut memandang dunia melalui kedua mata yang memang kami gunakan bareng-bareng

Semenjak komunikasi di antara kami berjalan sedikit lancar, aku memang kurang-lebih membiarkannya menggunakan tubuh ini semaunya. Aku jarang protes. Aku juga sering kehilangan orientasi terhadap waktu. Tidur malam, misalnya, rasanya tidurku normal, tapi saat si-iblis memeriksa waktu di jam digital kami keesokan hari, yang juga dapat kulihat dengan mataku, tanggal yang juga tertera di-jam itu sudah meloncat sehari dari terakhir aku sadar. Berarti sudah dua hari aku hilang dari dunia ini. Lama dan Sebentar seakan kacau di alam apapun yang kutempati sekarang.

Dan subuh tadi iblis-ku tiba tiba masuk ke Dojo dan melakukan secara marathon hampir semua gerakan beladiri yang kami kuasai. Entah apa motifnya. Setelah hampir dua jam tubuh kami tidak berhenti bergerak, yang tentunya menakjubkan karena sebelumnya seingatku aku tidak pernah mempunyai stamina sepanjang itu, akhirnya energinya habis juga. Mandi, makan trus berangkat ke bandara. Menjemput Vika

Ya ya ya! To day is the day! Hari ini Vika datang!

Setelah semua tetek-bengek dan carut marut kehidupan yang aku alami, akhirnya satu satunya wanita setelah Rara yang padanya ku-ungkapkan rasa sayangku, akan datang setelah beberapa waktu menghilang. Jujur, hatiku rasanya tidak karuan, di tambah kenyataan bahwa aku saat ini sedang tidak menguasai tubuhku sendiri. Entah apa jadinya kalau Iblis-ku mempunyai rencana lain terhadapnya.

Ini aneh, beberapa kali Iblis-ku seperti bisa membaca pikiranku, namun aku sama sekali tidak bisa membaca pikirannya. Hanya rangsangan indera secara fisik yang bisa aku tangkap. Pengelihatannya, pendengarannya, bicaranya, perasa, pengecap, penciuman, rangsangan indera fisik apapun! Tapi aku tidak bisa mengetahui apa yang sedang dia pikirkan!

Dan pemikiranku tentang apa yang mungkin dia rencanakan terhadap Vika, benar banar menakutkanku

Tiba-tiba Iblis-ku beringsut dari kursi tunggu yang dari tadi dia kuasai dengan seenaknya lalu duduk dengan tegak dalam pose yang elegan. Kaca mata The Police cokelat yang dari tadi kami kenakan dia lepas dan di simpan dengan sopan di saku kemeja. Wajahnya serius, setelah menarik beberapa nafas panjang dia menoleh ke kiri dengan elegan.

Trik-1: Pandangan pertama adalah segalanya. Terlihat juga olehku, sesosok cewek cantik berkulit putih dengan gaya rambut roll bawah, mode masa kini, melintas dalam gandengan seorang om-om setengah baya gendut bermuka mesum yang lebih pantes menjadi anggota DPR, daripada berperan menjadi apapun yang pantas untuk berkesempatan menggandeng cewek itu(1)

Iblis-ku berhasil menarik perhatian si-cewek. Pandangan kami bertemu dan Iblis-ku mulai memasang senyum andalan kami. Sopan, elegan dan sekilas, dalam porsi yang pas. Paduan lirikan mata, anggukan kepala dan senyuman itu seakan menyatakan: Hi selamat pagi Nona, kamu kelihatan sangat cantik pagi ini, kuharap kamu tidak keberatan apabila aku mengagumimu…

Dan si cewek menoleh membalas senyuman kami. Namun Iblis-ku dengan cepat mengalihkan pandangan dan tersenyum makin lebar, geleng-geleng kepala sedikit lalu berguman dengan gerakan bibir yang dia usahakan amat sangat mudah di baca dan bilang “CUTE Banget!”, tak lupa si Iblis-ku memastikan si cewek masih melihat itu semua dengan melakukan gerakan menghentakkan ritmik ujung kaki dengan sedikit atraktif yang menarik perhatian, terkesan gemas namun malu-malu.

Lirikan dari sudut mata yang terlatih membuatnya tahu bahwa si cewek masih melihat dan menangkap trik itu.

Trik-2: Bikin dia juga merasa gemas dan penasaran!

Dan si Gadis berlalu. Gadis? Entahlah, tapi kelihatannya sih lebih mirip gundik. Haiyah! Mereka masuk ke Dunkin Donut yang terletak di pojok areal Arrival. Dengan cepat Iblis-ku mengambil kartu nama kami dan menuliskan sesuatu di baliknya lalu bangkit berdiri(2). Saat si Om ke depan counter dan meninggalkan gadis itu duduk dan mengatur barang-barang mereka disalah satu meja, dengan cepat Iblis-ku berlalu dan menjatuhkan kartu nama kami ke sudut mejanya.

Si gadis yang mengetahuinya dengan cepat menyambar kertas itu. Di balik kartu-nama itu tertulis: Maaf, tapi aku penasaran sama suara bidadari, so could you please call me?

Si gadis tersenyum geli lalu dengan cepat menyimpan kartu itu sebelum si Om melihatnya. Trik complete, selanjutnya tinggal menunggu hasil pancingan…

(1) Tidak bermaksud merendahkan sesuatu yang sudah bermatabat amat sangat rendahan, tapi begitulah kenyataannya mereka di mataku detik ini. Suer kewer-kewer, aku bahkan tidak tega menyebut mereka ‘Anjing’.

Terakhir kali aku liat anjing temanku menagis tersedu-sedu menyayat hati dan menggetarkan sukma (haiyah) saat ia mendengar seseorang memaki anggota DPR dengan sebutan ‘Anjing’. Si Anjing bilang kalau dia merasa amat-sangat terhina dan terlecehkan harga dirinya karena disamain dengan para anggota DPR itu…

Si anjing menambahkan, kalau dia adalah anggota DPR dan diberikan kesempatan korupsi atau melancong bego-bego’an dengan uang rakyat ke luar negeri, minimal si Anjing berjanji untuk TIDAK Membawa Rombongan Anak dan Istri. Demi meringankan beban Negara, dia hanya akan mengajak seorang Kimcil saja!

Aitakatta! Aitakatta! Aitakatta! YES! YES! YES!

Denganmu...

(2) Ah, Kamu tidak hidup di zaman aku hidup sih, saat itu, kartu nama sedang trend, dan sebagai buaya trendy yang PekaJaman, tentunya aku gak ketinggalan untuk memproduksi kartu-nama ku sendiri yang unyu-gaol. Ah, zaman zahanam yang memalukan sekaligus ngangenin…


--

“Dasar cewek jelek!” umpat Iblis-ku sambil mentap tajam dengan mimik sok jengkel sembari menghampaskan pantat kami di Driving Seat CRV kami. Sebelumnya tadi dia menaikkan barang-barang Vika dan membantunya menutup pintu setelah Vika duduk di front seat

“Maksudlo?!?” Vika melotot

“Kamu itu!”

Vika mendelik belagak marah

“Kamu tau gak sih Vik, apa yang udah kamu lakuin sama aku?” Iblis-ku masih mengambil intonasi sok merajuk

“Maksudnya!?!” Vika jutek

“Kamu tuh ya Vika! Udah bikin orang hampir bunuh diri karena depresi kamu tinggalin, trus tiba-tiba nelepon kaya kasih harapan baru, eh, sekarang datang-datang malah kelihatan cantik banget gini…gimana aku gak kamu bikin tergila-gila coba…?!?”

Emang, kemeja putih slim fit dengan aksen garis bergradasi dalam warna yang sama itu sangat serasi Vika kenakan dengan daleman tank top maroon dan rok pendek jeans belel. Di padu dengan sepatu yang serasi. Vika memang mahir untuk mix and match. Di tambah aksesories yang dia kenakan baik berupa gelang maupun kalung selalu in balance dan pas. Gak kelihatan sepi juga gak terlalu ramai.


Rambut sebahunya ia biarkan tergerai, Cuma kaca mata hitam yang menjaganya untuk tidak turun ke wajah manis yang kala itu dia balut dengan make-up tipis semakin menambah kesan fresh. Bibir lucu yang bertengger di wajah bulat ala Herfiza Novianti itu juga tak lupa di sapunya dengan pemoles bibir warna natural, memberikan kesan dewasa, namun tidak menor. Plus, efek basah dari lip-gloss nya… Sempurna!

Aku juga melihat, gelang Amulet dari ku masih melingkar dengan manja di pergelangan tangan lentiknya…

Sekilas Vika tersenyum, tapi langsung sok manyun lagi. Memasang muka sok jutek lagi

“Tadi kamu bilang aku jelek!”

Iblis-ku tersenyum “Emang jelek beneran sih…hihihi…tapi jelek-jelek gini, bikin abang kangen mampooosss…?” lanjutku sambil cengengesan

“Kangen? Huh! Masalah loe!” Vika masih sok pura-pura merajuk sambil menahan senyum

Iblis-ku menatap Vika sekilas lalu menggeleng-gelengkan kepala dan menelan ludah dengan canggung plus tiba-tiba matanya mendadak berkaca-kaca, lalu menunduk dengan canggung

“Vik, jujur, aku bersyukur banget bisa di kasih kesempatan untuk melihatmu lagi dalam kehidupan ku ini Vik… aku…” Katanya sambil menatap wajah Vika lagi dengan lekat dan mencoba menarik nafas panjang

Vika membelai pipi kami “Sttt… Apaan sih? Kan aku udah ada di sini…” katanya sambil tersenyum sok menghibur

“Iya…” Desah Iblis-ku lirih dalam intonasi pasrah.

Vika tersenyum dan menggeleng lalu mendekatkan wajahnya. Bibir kami bertemu dan kami-pun berciuman hangat dan mesra. Tenggelam di samudera cinta yang memang belum berhenti gejolak ombak dan badainya(3)

OK! Ini udah terlalu bebancian! Oi! Aku gak akan sedramatis ini juga kaleeee!! Tapi jujur, ku akui, akting Iblis Buaya bangsat ini memang kelas AKAP - Antar Kota Antar Propinsi!


(3) Ckckckck! Bisa aja nih bangsat! Sumpah !

Bisa-bisanya bilang hal-hal gituan ke Vika, padahal beberapa menit lalu barusan genit-genitan ama gundik orang! Hadeh! #parangManaParang

--

“Iiiiiihhh…So Sweeetttt!!!” Pekik Vika sambil sepontan meloncat-loncat lucu ketika membuka pintu kamar kost lalu masuk kedalam kamar yang memang kami siapkan untuknya

Yap! Si iblis, mempunyai ide untuk menghiasnya full dengan pernak-pernik Hello-kitty kesukaan Vika plus kombinasi beberapa pernik dari band NO-DOUBT, band favorit dia juga. Kombinasi yang sedikit nyleneh. Mulai dari sprei beserta sodara-sodaranya si bantal-guling, beberapa tempelan dinding, gantungan gantungan unik, lampu hias, jam meja sampai mug dan wadah pensil yang dengan manis menghiasi meja kamar semua berorientasi ke sana.

Plus sebuah tulisan tangan yang sengaja di buat sedikit acak-acakan tertempel secara sembarangan di dinding menggunakan selotip. Wellcome back to Semarang (tulisan ‘semarang’ di coret-coret secara sembarangan) trus di-ganti ‘My Heart

Vika berjalan lambat mendekati tulisan itu, lalu mengelusnya…

“Kamu tuh emang berjiwa TKW banget deh babe, bawaannya pasti kardusan…” keluh iblis-ku saat memasuki kamarnya dengan menenteng sebuah kopor besar, sebuah travel bag tanggung dan memondong dua kardus mie merk lokal yang luar biasa berat di dada, gak tau deh apa isinya.

Eh?

Kulihat Vika memandang kami dengan berkaca-kaca

Kami juga memandangnya. Vika masih mengelus tulisan itu dengan mata yang mulai memerah

“Ah, tulisan itu…Sorry tulisanku jelek, coret-coretan lagi, aku gak nemu tipe-ex ato…akgp…” kalimat itu tak sampai Iblis-ku selesaikan, Vika berlari dan memeluk tubuh kami lalu mulai menangis…

--

“I think I really love you” ucapnya pendek sambil berbaring di pangkuanku, sejenak istirahat setelah tadi kita memutuskan untuk langsung membongkar dan menata barang-barang Vika di kamar barunya. Iblis-ku membelai rambutnya dengan lembut

Think?

“Setengah tahun lebih kamu ninggalin aku tanpa kabar…”

“Hanya selama itu kah? Perasaan…aku tersiksa jauh-jauh lebih lama dari itu, saat aku tidak punya kemampuan untuk dapat menghubungimu…”

“Betulkah? Maaf…”

“Hei…kok Vika yang minta maaf, ini salahku lagee…” Kata iblis-ku sok kalem sambil mentowel pipi Vika

“Iya, emang salah kamu babe…” candanya

“Haiyah! Hehehe…tapi apapun itu, terluka model apapun juga, kenyataan bahwa sekarang aku bisa memeluk Vika lagi, rasanya semuanya terbayar lunas… walau…”

“Walau? Eh? Halah… Sok sweet ah kamu babe…”

“Oya? Menurut kamu begitu? Aku cuman sok sweet aja?”

“Matamu…”

“Picek?” candaku pendek menirukan umpatan

Vika tersenyum “Lain…”

“Mataku lain? Maksudnya?”

Vika tersenyum, lalu beringsut duduk di hadapanku, memandang kedua mataku dalam-dalam

“Say you love me…” pinta Vika

“I Love you…” Desis Iblis-ku pendek dan sepontan, masih sambil menatap matanya sayu

Vika kembali menatap mata kami. Lama dan Dalam. Seakan mencoba mencari sesuatu di sana…

“I Love you too…” bisik Vika lirih sambil menatapku kelihatannya masih mencoba mencari sesuatu di sana

Kami berpandangan

Ah…

Bener deh, aku sendiri yang ikutan ngalamin apa yang di alamin sama Iblis-ku juga gak ngerti maksud Vika dengan ‘Mataku Lain’ apaan. Menurut-ku paling ya cuman trik cewe yang sok cari sensasi, sok misterius, sok ngarang biar di perhatiin. Emang ini mata berubah jadi Sharingan apa? Perasaan aku bukan klan Uchiha…hehehe…

Aneh-aneh aja ni anak…

Sembarangan!

--

“Babe…bangun babe…babe…mandi sono dulu ah, cari ma’em yuk…laper nih…babe…baaabbbeeeee… banguuunn…”

“Eeee… Iya iya iya…jam berapaan sih? Berisik aja?”

“Banguuuunnn…! Udah jam tujuh ini lho…Ayo bangun dulu” Ajaknya dengan semi merengek sok manja sambil menarik-narik kupingku. Memang tadi kita ngobrol-ngobrol sambil mencoba bobo siang. Niatnya sih istirahat bentar…eh, malah ketiduran ampe jam 7 malem gini…

Kami masih menggeliat malas. Badan ku terasa berat, ku rasa Iblis-ku juga merasakannya

“Aduuhh…turun ah Vik, berat tau…!” Hardik iblis-ku saat melihat Vika yang masih menarik-narik kupingku ternyata dengan santainya duduk di atas perutku dengan hanya mengenakan Hot-Pants Bonek, Bokong Nekat, yang super pendek bermotif bunga-bunga dan tank-top biru yang ketat.

Kulihat putingnya menonjol dengan malu-malu di tengah kedua payudaranya. Hmm…pasti tanpa BH. Dan bau harum ini… Shampoo! Pasti Vika habis mandi keramas. Bau cawe paling eksotis di dunia, adalah bau cewe habis mandi keramas. Setuju?

“Banguuuuunnnn…” Ujar vika semi mendesah sambil mendekatkan bibirnya sangat dekat dengan bibirku. Memamerkan aroma mint pasta gigi yang segar. Aku membuka mata malasku untuk memandangnya…

Bidadari ku… Cantik…

Sejenak mata kami bertemu. Dalam posisi kepala Vika yang menunduk di-atas kepalaku, rambut semi basahnya tergerai berjatuhan di samping kedua kepala kami, menguatkan tusukan harumnya Shampoo yang efeknya terhadap otak, hati dan birahi sedikit sulit dilukiskan dengan kata-kata.

Dan aku terpana, dan aku jatuh cinta…

Sedangkan Iblis-ku hanya mendengus kecut…

Vika menggoda dengan menaik-naikkan alis hitam super duper indahnya

Aku tersenyum…”WOW! Kamu tuh…beneran…cantik…” Kata Iblis-ku

“Oya? Trus, yayang mau ngapain aku?” godanya sambil mengecup hidungku dan memindahkan pantatnya ke atas daerah penisku yang kini sudah menegak

“Ngga ngapa-ngapain…”

“Ngga ngapa-ngapain?”

“Cuman mau ngasih saran aja…”

“Ngasih saran aja atau ngasih saran sambil…” Vika kembali menggoda, kali ini dia menggoyangkan pinggulnya yang membuat gesekan selangkangan kami semakin…

“Ooouughhh… Cuumm…cumman ngasih saran aja…”

“Bener cuman mau ngasih saran aja…??” Vika kembali menggoda

Aku garuk-garuk kepala

Eh?

Udah lama aku gak garuk-garuk kepala, ini adalah kebiasaanku. Dan si Iblis kelihatannya tidak punya kebiasaan ini. Dan kenapa aku bisa tiba-tiba garuk garuk kepala? Apakah aku sudah kembali menguasai tubuhku? Aku berusaha mengerakkan tangan lagi. Tidak bisa!

Sialan!

“Jangan berfikir yang aneh-aneh, aku masih pegang kendali!” hardik Iblis-ku dengan desisan lirih

Eh?

Dia membaca pikiranku lagi?

“Apa babe?” Vika menyahut

“Ah gak papa, maksudnya…cuman mau ngasih saran, kalau pengen WOT, kamu diet dulu babe…berat nih, belom orgasme bisa mati sesak nih aku…hehehe…”

“Weeks!” Vika meleletkan lidah

“Vik!”

“Hemm”

“Aku…”

“Apa..?”

“Cuman mau bilang…eeee…”

“Apa sih babe…??” tanyanya manja sambil menatapku dan memain-mainkan jarinya di dahiku

“Eeee…Apapun yang kamu lihat di mataku tadi siang atau saat ini, atau entah kapanpun nanti…aku harap…tidak mengurangi kepercayaanmu akan…sayangku…sama kamu… karena… aku beneran sayang sama kamu…dan aku bersumpah akan menjaga rasa ini… Selamanya… Walau mungkin nanti kita…” ujar Iblis-ku, kalem dan pasrah

Eh?

Jujur, aku juga kaget. Bukan karena rangkaian kata-kata gombalnya, tapi karena aku merasakan getaran juga dari jiwanya. Jangan-jangan sosok Vika ini emang beneran di sayangi sama kita berdua. Aku dan Iblis-ku. Huft, aku sedikit lega sekarang. Berarti Iblis-ku tidak akan menyakiti Vika… betul-kan? Please? Betul-kan?

Vika kembali memandang mataku

“Matamu…kosong…seperti…ada lobang hitam yang dalem…”

“Betulkah?”

Vika tersenyum

“Aku takut…” lanjutnya

“Takut apa?”

“Sttt…” Vika menutup mulutku dengan jarinya “Aku cuman takut… aja…”

“Sayangnya salah satu dari kami tidak berfikir begitu…” Iblis-ku mendesis

“Kami?”

“Maksudnya aku…biasa logat indonesia timur! Hehehe…” Iblis-ku ngeles

Vika tersenyum kecut, aneh…

“Beb… Kalau…” katanya setengah berguman, kalimatnya berhenti disana

“Kalau?” desak iblis-ku lirih

“Kalau nanti suatu saat aku melakukan sesuatu yang menyakitimu… apa kamu bisa memaafkanku?” Lanjut Vika lirih

Iblis-ku hanya tersenyum, aku bingung…

“Jadi mau gak?” tanya Vika lagi, dengan tiba-tiba, sok ceria lagi

“Mau apaan?” tanya Iblis-ku songong. Ternyata penyakit kami sama, siondrom bego di depan orang yang kami sayangi! Benarkah?

“Sex” bisik Vika lirih dan seduktif di telingaku

“HAH? Apaan?” Iblis-ku menggoda

“Iiiiihhh…ya udah!” Vika merajuk

“Eh, jangan gitu donk Daeng, mau-mau-mau! Gila apa, ga mau enak!”

“Daeng daeng! Daeng tuh sebutan buat laki-laki tau! Lagian udah expired tawarannya! Basi! Kadaluarsa!”

“Halahhhh…maklumlah, sebelumnya seringnya sama daeng-daeng…hehehe… ayolah babe…please… jadi yah! Xexexe…” rayu Iblis-ku dengan logat merajuk. OK! Rayu kami berdua… gak enak juga sih nyalah-nyalahin dia terus…

“Ogah!” kata Vika ketus, namun masih nungging menelungkup di atas badanku

“Ayolah…” Iblis-ku merayu lagi. Merayu? Eh, kok gak pakai jurus? Brengsek, beneran sayang dia sama Vika…Sial, masa aku cemburu pada diriku sendiri? Sakit beneran gue!!

“Weekss!” Vika meleletkan lidah lagi

“Tak grepe lho!” Ancam Iblis-ku

“Grepe aja kalau berani!!” tantang Vika

“Bener?”

“Coba aja kalau berani”

“Gak marah?”

“Berani gak?”

“Nantang loe?”

“Berani gak?”

“Awas lho ya!?”

“Berani gak?”

“Bener nih nantangin?”

“Bener! Ayo berani nggak ngegrepe aku?”

“Sial, gak berani gue…hehehe… atut di mayahin mimi…hihihi…”

Vika tersenyum lagi, tertawa kecil lalu membelai wajah kami dan mencium bibir kami dengan hangatnya cinta. Bener, kalau aku diijinkan lebay sekali aja, aku pengen bilang: bilur-bilur kasih sayang beneran merembet keseluruh nadiku dari sentuhan itu.

Menghangatkan hatiku.

Memupus semua ragu dan gundah hati. Bahkan sejenak menyatukan jiwa-ku yang terbelah. Aku dan si Iblis, sepontan melebur dalam sayang kami kepada Vika. Iya, sayang kami terhadap sang bidadari hati. Bidadari itu…

Bernama Vika…

Dan seperti biasa, ciuman itu juga memprovokasi sang birahi untuk segera mengambil alih tongkat kepemimpinan yang sebelumnya terselip dengan jinak di antara dua paha kalem milik Mas Karyo kelas Liga Premier ini… I’m the Red Devil !! Hooligan yeawhh!!

“Aghhh…” dalam bekapan kecupan bibir kami, Vika melenguh saat tangan kami mulai merembet di tubuhnya

Sentuhan itu kami mulai dari betis Vika yang saat ini sedang dalam posisi nungging menelungkup ke tubuh kami yang terlentang. Kulit yang sebelumnya terlihat begitu lembut itu sekarang seakan terasa berbintik, menunjukkan reaksi merinding. Begitu juga denganku. Sentuhan kedua cinta ini betul-betul memaksimalkan stimulasi apapun yang di terima oleh tubuh kami. Ya, kami mencintainya!

“Ooooohhhh…aku merinding nih babe…” desah Vika yang kini ciumannya sudah merembet kearah wajah, leher dan bahuku

“Sama! Nih liat tanganku…” Ujar Iblis-ku sambil menunjukkan tangan kami yang memang merinding. Kamu tahu? Merinding itu tidak bisa di palsukan…ini alami, genuine, asli!

“hihihi…ya udah kalau gitu satu-satu deh yang nyentuh-nyentuh, beb dulu yang Vika grepe…hihihi…”

“Atur aja mbokne! Pokoke kontole bapake manut…” canda Iblis-ku vulgar dalam aksen Tegal yang professional…

“Hih! Jorok! Vulgar ah!”

“Lah yo pokoke kontole bapake di lebokne bae neng turuke mbokne!”

“Ayaaaang aaaaah! Omongannya njijiki ! gak sopan tauk!”

“Hahaha…Anjir, bener loe babe, jijik beneran aku jadinya sama diriku sendiri… hahahaha… Ooooggh…”

Ogh?

Yo mesthi!

Lha wong Vika sudah mulai lagi njilatin putingku…

--
To be Conticrotz...

INDEX
 
Terakhir diubah:
Update berikutnya kemungkinan akan double-post lagi
Tergantung sama mood dan rekuest dari Suhu dan Master disini

Juga untuk mengejar Chapter terakhir yang dulu sudah sempat Nubi post di thread yang terkunci

Semoga tulisan sederhana nubi bisa menghibur Suhu dan Master sekalian
 
Ijin pasang tenda di mari...

Baru tahu kalau ada cerita bagus disini..

Ane juga udah baca reflection suhu..
:pandaketawa:

Bijimane kabare ine yg hamil itu suhu? Sering2 di tengokin suhu.. mau bagaimanapun suhu juga urun rembug utk kuping bayinya.. wkwkwkwk
:pandajahat:
Hanya cerita ala kadarnya suhu, mencoba sekuat tenaga untuk menghibur Suhu dan Master disini
 
Puas....puas pake bget....
Matursuwun updatene om....
Sehat&sukses selalu om
 
:eek: perasaan ane yg puyeng apa gimana ini yaa kaya punya 2 kepribadian kya si dede:colok: gara2 kena getok:getok:

ngeraba lagi dah bacanya pelan2

makasih apdetnya suhu :ampun:
Suhu puyeng, saya apalagi...

Mencoba memceritakan dua sudut pandang dari satu POV (terutama saat si-iblis muncul) jadi sudut pandang harus-nya dari si-Iblis dan si-Dede sedangkan nubi (dalam cerita ini) berusaha konsisten untuk menuliskan semuanya dari sudut pandang si Dede.

Tidak loncat-loncat POV seperti cerita yang lain, karena saya berupaya menyuguhkan hal yang pengennya tuh berbeda, keseluruhan cerita hanya dari sudut pandang seorang tokoh cerita.

Ternyata hal ini sedikit tidak mudah, terutama ketika ingin mendeskripsikan suatu sebab-akibat yang (seharusnya) tidak di alami sendiri oleh si-tokoh, sedangkan hal tsb penting untuk memahami jalannya cerita.

Dan untuk menyusun Diksi, juga nubi puyeng.... wkwkwk...

Anyway, terimakasih sudah mengapresiasi tulisan remeh-temeh ini suhu..

thanks
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd