Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Undercover Mask

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Part 4


Akhirnya upacara neraka pagi ini selesai juga, bisa dibayangkan jalannya waktu upacara ini berlangsung selama 2 jam ditunjang dengan cuaca pagi yang lagi hangat-hangatnya cukup untuk memeras keringat tak heran banyak yang tumbang termasuk cewek macan itu tapi mengingat betapa kencang dan empuknya gunung kembar miliknya itu aku sedikit berterima kasih pada cuaca hari ini. Para siswa langsung berhamburan setelah barisan dibubarkan, banyak yang langsung ke kantin untuk memuaskan dahaganya setelah dijemur 2 jam ada pula yang ngadem di bawah pohon dan ada juga langsung ke kelas.

Aku dan kedua temanku memilih pergi ke kantin, tenggorokanku rasanya kering sekali apalagi setelah membopong cewek macan, lumayan berat juga badannya. Setelah mendapatkan minumanku es jeruk segar kami duduk di salah satu meja kantin untuk melepaskan penat, di hari pertama ini kami belum belajar aktif hanya diberi jadwal pelajaran, menyusun perangkat kelas dan pembagian form ekstrakulikuler. Sedari tadi perasaanku selalu was-was akan keberadaan Amar sehingga aku selalu celingukan memerhatikan sekitar namun sampai saat ini sosoknya belum kudapati.

“Eh Fa, ngapain sih lo daritadi noleh kiri-kanan mulu kayak mau maling rumah” tanya Doni tiba-tiba yang heran dengan tingkahku.

“Oh nggak apa-apa don, aku lagi waspada aja kalo cewek macan itu ngelabrak lagi” ucapku berbohong

“Nadine maksud lo, cewek yang neriakin lo pas di kelas?” potong haikal

“Nadine?” tanyaku belum paham.

“Itu lho yang lo bilang cewek yang tabrakan sama lo, masa lo gak kenal Fa, dia kan puteri pemilik perusahaan produksi terbesar dan terkenal di Negara kita” sambung haikal lagi, aku baru tahu Nadine namanya, puteri pemilik perusahaan terkenal yang telah kuraba gunung kembarnya.

“Hah? Kok aku baru tahu ya? Duh males banget berurusan sama tuh macan betina” ucapku seolah terkejut walaupun sebenarnya aku tak peduli.

“Pantes lah lo gak kenal cewek 3D wong kerjaanmu cuma nge hentai mulu sambil nyoli di rumah” cela Doni kepadaku, belum tahu si doni kerjaanku ngebengepin preman pasar dekat rumah.

“Hahaha, itu sih kerjaan lo kaleee” ucapku tak mau kalah.

Saat itu mataku langsung terbelalak ketika melihat gerombolan Amar, mereka menempati meja kantin cukup jauh dari tempatku, sepertinya dia tak menyadari keberadaanku di sini, karena posisiku pun cukup tertutup dengan lalu lalang siswa yang ramai di kantin.

“Tapi lo kok hari ini hoki banget sih Raf, dua kali lo melukin Nadine, uh kenapa gak oper ke gue aja sih tadi pas Nadine pingsan Fa” ucap doni lagi-lagi dengan pikiran mesumnya

“Apaan sih, semua itu terjadi begitu aja, spontan kulakuin, lagian emang bisa kamu, kayakan bawa badan sendiri aja udah susah apalagi bawa orang lain?” ejekku kepada doni dengan sindiran

“Hahaha, bener tuh” tawa Haikal keras sedang doni Cuma cemberut.

Sebenarnya doni dan haikal tidak berpenampilan terlalu culun, pakaiannya seperti siswa berpakaian rapi dengan baju yang selalu dimasukkan dan celana agak dinaikkan dan memang Cuma aku yang total habis dalam berpenampilan. Kamipun kembali mengobrol membahas apa saja tapi kedua temanku ini memang penggila komik dan anime, aku lebih banyak diam dan menanggapi seperlunya karena aku memang kurang tahu dengan dunia mereka tapi setidaknya aku telah mendapatkan teman yang bisa kupercaya. Kami mengobrol sampai bel masuk berbunyi untuk memulai agenda kelas hari ini, untungnya Amar tidak menyadari keberadaanku.

Di kelas aku sempat melihat Nadine sedang bergosip ria dengan kedua temannya yang selalu kulihat bersamanya sejak pagi tadi,”Berarti Nadine sudah baikan”pikirku, kulirik sebentar payudara 34B-nya yang pernah kujamah itu, pandangan kami sempat bertemu namun sedetik kemudian dia langsung mengalihkan matanya, tak ada lagi tatapan kemarahan saat dia melihatku namun semburat wajahnya masih menampakkan keangkuhan dan kesombongannya, begitulah tipikal orang kaya tak tahu terima kasih, tapi entah kenapa pikiranku tak pernah lepas dari kecantikan wajahnya yang sungguh membius, perasaan apa ini.

Siangnya sepulang sekolah kami berencana untuk makan siang di salah satu restoran merangkap kafe yang sudah diakui olahan makanannya yang istimewa dan tentunya aku ditraktir mereka yang baik hati ini. Sesampainya di sana kami sepakat memesan makanan berbahan olahan laut, kami kembali mengobrol bukan tepatnya mereka berdua karena aku Cuma pendengar setia, pesananpun tiba kami pun melahapnya dengan antusias. Ditengah-tengah aku melahap makanan yang baru kurasakan seumur hidup ini beberapa orang gerombolan preman datang menghampiri meja kami. Kulihat wajah Doni pucat pasi melihat kedatangan mereka, preman-preman itu terlihat sangar, tato menghiasi sekujur lengan mereka.

BRUAKKKK

Meja makan kami ditendang sehingga terbalik, piring-piring berisi makananpun berserakan ada yang tumpah ke celanaku.

“Benerkan kata gue bos, nih si gendut sesuai dengan foto ini” ucap preman berpostur kurus menunjukkan HPnya kepada pria yang dikatakannya bos.

“Heh, gendut, ketemu juga akhirnya lo, kalian, bawa dia, teman-temannya juga sekalian?!” perintah sang bos, kepalanya botak, badannya besar dan kekar, bekas goresan luka melintang sepanjang pipinya

“Am..am… pun bang, ada masalah apa sampai saya dan teman saya sama abang sekalian” Doni tampak ketakutan, aku tak tahu ada ada masalah apa doni dengan preman ini.

“Udah jangan banyak tanya lo, kami cuman ingin ngelarin kerjaan karena bayaran mereka cukup besar” ucapnya dengan nada tinggi.

“Ampun bang, kita jangan diapa-apain” ucap doni dengan nada memohon sedangkan Haikal hanya terdiam dan tak kalah pucatnya dengan doni.

“Banyak bacot lo, bawa mereka” perintah Su’eb pada anak buahnya

Kami diseret paksa mengikuti mereka, orang-orang hanya melihat kami dengan tatapan kasihan dan takut tak ada yang berinisiatif untuk membantu,”Dasar manusia, semakin egois saja” ucapku dalam hati. Akhirnya kami digelandang ke sebuah rumah kosong.

“Fa, kal, maafin gue ya, gara-gara gue kalian terlibat masalah gue” ucap doni berbisik

“Selow aja kali, sahabat selalu ada di kala senang dan susah tapi abis ini lo kudu jelasin semuanya” ucapku yakin, haikal masih pucat, tampak sekali dia ingin menangis, doni melihatku dengan tatapan heran.

“Barisin mereka!” perintah si bos, kami disejajarakan membelakangi dinding.

“Setelah kita ngehabisin mereka, kita pesta malam ini, kita sewa lonte highclass buat senang-senang”
ucap sang bos kepada anak buahnya lalu dibalas dengan sorakan gembira mereka.



BUGH

BUGH

BUGH

Satu persatu perut kami ditinju salah seorang anak buahnya, bagiku ini sudah biasa namun kulihat kedua temanku meringis menahan sakit perut mereka. Kehidupan mereka yang selalu dimanja dan selalu mendapat perlakuan lembut kini harus mendapatkan yang sebaliknya secara mendadak pula. “Sudah cukup, aku harus membantu mereka” pikirku. Sang preman hendak melancarkan sepakannya ke wajahku yang sedang berjongkok memegangi perut.

“TAP”

Dia tampak terkejut ketika tangan kananku mencengkeram kuat pergelangan kakinya, sedetik kemudian kuhempaskan cengkermanku ke depan sehingga preman itu terngjengkang ke belakang menghantam dua orang temannya. Aku bangkit lalu melepas kacamataku, aku menatap tajam sang bos yang Nampak terkejut.

“Jangan ganggu temanku”



Bersambung ...
 
kentang om.. lnjut lgi donk...seru ni anak jawara mw berantem...m
 
ayo suhu lanjutin pas banget motong nya,, mantap Nie cerita semoga sampai tamat suhu;)
 
Lanjutkan suhu,ceritenye keren suhu kalo soal ss mah buat bumbunye aje suhu nyang penting bise tamat suhu,keep spirit suhu buat lanjutin ceritenye
 
Ceritanya panjangin dikit hu
Biar kalo baca lebih nampol
Alurnya dah bagus nie
Keren....
:jempol:
 
Dih ngehe lah motong pas lagi seru mau berantem ah suhu mah ngeselin dah
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd