Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT W

Mungkin lagi ngetrennya om. Ane punya trit judulnya 1 kata, ane pikir udah minimalis banget. Taunya ada yang lbh minimalis lg. Haha. Jgn jgn nanti ada lagi trit yg judulnya cuma tanda baca haha

ehem ehem trit yg ada mama indah itu ya om? tengokin gih om udah pada mau demo tuh wkkwkw
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Part 1

21.00


Terlihat winda baru saja selesai mandi dan keluar menggunakan handuk, ia pun segera menyalahkan laptopnya dengan rambut yang masih tergulung handuk. "My love" nama panggilan di hp winda.

"hmmmmm. Napa" tanyanya smbil mengeringkan rambutnya.
"video call yuk, kangen body kamu" jawab abbie. dengan nada mendesah menggoda,

"hihi dasaarrr.. aku pakai pakaian dulu, abis mandi" winda langsung mematikan ponselnya dan memakai pakaian tidurnya, ia pun langsung membuka aplikasi video call di laptopnya dan langsung di taruhnya di tempat tidurnya.

"huaaah, kenapa pakai baju sih, padahal tanggung sekalian telanjang" abbie memprotesnya.
"ihh, masa langsung telanjang, enak di kamu. Weeeee" winda menjulurkan lidahnya sambil tengkurap menatap kamera di laptopnya.

"hehe, ya kali aja mau, pasti gak pakai bra yah sama cd" tanya abbie yang hanya menggunakan kaos dan celana kolor.
"iah, " winda membuka kancing baju tidur dan memperlihatkan buah dadanya yang tak terlalu besar dan terlalu kecil.

"gemess liat pentil kamu," abbie tersenyum dan mendekatkan wajahnya seolah ingin melihat lebih jelas.
"awas ontolnya bangun hihihii" ledek winda memperlihatkan kedua buah dadanya sambil mengelus pentilnya, membuat abbie memposisikan duduk berdiri dan meremas penisnya.

"ihhhh ngacengg hahhaahaa" tawa winda melihat kelakuan abbie dari layar laptopnya.
"mau liat lagi gak? " abbie langsung mendekatnya kameranya mengarah ke selangkangannya.

"mauuu, kemarin gak jelas gelap ahhh" winda mendekatkan wajahnya di layar laptopnya, abbie langsung membuka celana kolornya, penisnya yang sudah berdiri tegak. Sekitar 20 cm dan 3-4 cm diameter penisnya membuat winda tersenyum-senyum membayangkan masuk ke dalam vaginanya.

"uhh sayang banget yah, kalau kita deket aku udah kasih ke kamu " abbie tertawa pelan sambil mengocok penisnya.
"ihhh kamu aja yang kesini, hhihii" senyum winda terus melihat penis abbie, membuatnya mengelus vaginanya dari luar celana.

"horny sayang?" tanya abbie melihat sikap winda agak gelisah, anggukan pelaannya membuat abbie mengocok penisnya terus. Tak lama winda pun membuka celananya, di dekatkan kameranya ke selangkangan,

"wogghh siap di entot tuh memek kamu" ucap abbie yang sudah horny melihat winda membuka lebar bibir vaginnya sambil memainkan klitorisnya.
"iah dong, udah siap banget" balas winda dengan setengah mendesah. Winda dan abbie pun terus mengobrol dan menggoda satu sama lain. beranggapan seolah-olah mereka sedang ML, walau hanya memainkan alat kelamin mereka sendiri.


***​

Tubuh masing-masing tergeletak sambil menikmati klimaksnya, " banyak yah, kalau di tambahin sama ini lebih enak lohh" ucap abbie menunjukan sperma yang tertumpah di tangannya ke winda.
"kenapa gak di tambahin? lebih angett hehe" winda membuka bibir vaginannya di ikuti lelehan cairan putih keluar dari vaginnya.

"sayangnya jauh sih, kalau dekat udah crotin di dalam terusss haha" tawa abbie membersihkan tangannya dan memakai celana kolornya kembali. Begitu pun winda memakai kembali pakaian tidurnya.

"kamu nafsu liat aku kahh?" tanya winda saat tak ada topic pembicaraan.
"yup, wajah kamu muka nafsuan, "ledek abbie menjulurkan lidahnya.

"ihh, seriuuss.. kenapa suka body aku sih? toket aku aja gak gede kayak di film-film" tanyanya, karena winda tau buah dadanya tak terlalu besar di banding anna yang 2 kali lipat dari ukuran buah dadanya, itu juga alasan kenapa winda tak betah memakai bra,

"body kamu proposional kok, aku suka aja, apa lagi kamu imutt" abbie kembali tertawa kecil.
"ihh imut apanya, godain doan bilang aja, aku kan pendek terus gak ada yang menonjol, jadinya siapa yang suka" winda terlihat ngambek, ia sadar tingginya 153 cm, sedangkan abbie 175 cm, walau tak pernah bertemu winda sangat minder dengan tingginya.

"hehe siapa bilang, buktinya aku nafsu liat kamu, " abbie mencoba menghibur winda yang terlihat murung.
"love uu hihi" winda tertawa kecil, memang susah di tebak mood winda hari ini, tetapi bagi abbie itu sudah biasa sifat winda seperti ini.

"oh ia win, kamu bilang ikut tour ke bali tanggal berapa?" .
"19 - 24 september, kenapa ?"

"wahhhh 2 minggu lagi ya, sayang banget. Aku, obet sama om ku mau ke bali juga tapi dari tanggal 11 sampai tanggal 18."
"ciyuss?? Wahhh sayang banget hihi kalau ada tanggal yang sama bisa ketemu" winda terlihat agak senang karena tanggalnya tak sama.

"iah, kalau ada hari yang sama, siap-siap kamu akuuu hajarrr seharian " tawanya menatap winda yang berbaring dari layar laptop.
"gak takut haha, emang berani gituin akuuuuuu?" tannya dengan nada manjaaa...

"beranilahh haha, hmm aku ke wc yah, mules. Lanjut di telepon aja ya ya" abbie pun setengah berlari bangun dari tempat tidur,
"hii dasarrrr.." gumam gemas winda, ia pun mematikan laptopnya sampai menunggu kabar dari abbie.


***​

"oi bett, lo dimana?" suara abbie begitu semangat di telepon,
"bentar lagi sampe rumah, kenapa?"
"lo kenal travel di bali gak namanyaa" tanya abbie menyebutkan travel yang akan winda pakai saat di bali,
"wahh kenal, yang punya temen gue itu si suryaaa, kenapa emang?", obet terlihat bingung dengan abbie yang menanyakan ini tiba-tiba.

" gue minta tolong dong, lo batalin namanya winda tanggal 19" ucapnya dengan serius
"whattt? Gila lo, itu winda yang kita kenal?" tanya robert yang terkejut.
"yups, "

"anjritt, beda sehari dong sama jadwal kita pergi," umpat robbert terkejut saat abbie memberitahukan sebenarnya.
"makanya, lo batalin tuh si winda, nanti kita minta izin ke om minta 5 hari di bali, buat refresing, " ucapnya seperti sudah merecanakan matang-matang.

"wahh, mana boleh?? Lagian kita kesana buat bisnis bukan liburan, " Robert dan abbie pun berdebat soal rencana ini, hampir 30 menit perdebatan belum selesai antara mereka.

"oke, demi ketemu winda, gue bantuin lo. tapi jangan kasih tau dia tentang lo sebenarnya. Gue takut dia manfaatin lo buat keruk harta lo" ucap robbert sambil menghela nafasnya,karena ia tak pandai berdebat dengan abbie,

"okeh, thanks, bet, lo atur yah. " abbie langsung menutup teleponnya, wajah begitu tak sabar untuk melihat winda saat hari ini juga.


***​

Pagi ini winda terlihat sedang menyapu halaman tokonya seperti biasa, dan melanjutkan memberskan yang lain.
"trelenenngg" suara pintu terbuka.

"belum bukaaa, nanti jam 9an" ucap winda yang sedang menungging mengepel lantai.
"plaaakkkk" tamparan di pantatnya, langsung menoleh.

"gue kira siapa, ternya lo doniiiiiiiiiiii" ucap gemas winda, walau bukan adik kandung secara langsung, ia paling care terhadap winda di banding kakaknya anna. Tetapi kelakuannya jahilnya seperti ini membuat winda menahan sabarnya.

"hehe, nih nasi goreng dari papa mama, dah ya cao dulu sekolah takut telat" ia pun meletakan bungkusannya di etalase dan langsung pergi.
"doyan amat tuh anak sama pantat, tapi biarin aja" winda langsung melahap nasi gorengnya, terlihat wajahnya begitu senang, karena sudah lama tak menikmati masakan buatan mamanya hari ini.

Terasa sudah siang, hari ini pengunjung tak terlalu ramai seperti hari sebelumnya, di tambah cuaca hari ini sangat panas. Kipas angin sudah di set full tetapi tak terasa sejuk sama sekali.

Winda pun langsung menganti pakaiaanya dengan tangtop dan celana pendek, di tatapnya terus layar ponsel menunggu balasan chat dari abbie.
"dorrrr" winda pun terkejut saat doni masuk diam-diam dan menggebrak mejanya.

"ettt lo mah ah, bikin gregetan terusss" gerutu winda memprotes sikap doni, mata doni langsung menatap bentuk bulatan di tangtopnya.
"udah makan siang ? tannya doni.

"belum, " jawab lemas winda kembali merebahan kepalanya di meja, " lo mau gado-gado gak?, gue mau beli " lanjutnya langsung berdiri.

"boleh, "

winda pun mengambil jaketnya karena tak mungkin keluar dengan memakai pakaian seperti ini, sedangkan doni menunggu toko. Diam-diam doni menyelinap masuk kedalam kamar winda, ia pun mencari sesuatu di lemari pakaiannya. dan menemuka celana dalam yang membuatnya merangsang.

"huaah gila di cd, kakak paling nafsuin emang" ucapnya pelan sambil mengeluarkan penisnya, doni langsung mengocok penis dengan celana dalam winda sambil melihat foto wajah winda di hp nya.

"uhhhh oh yeah, kak winda memek loooo uhhh" gumam donii saat ia klimaks, terdengar bunyi pintu toko terbuka, doni langsung melipat kembali celana dalamnya dan di taruh di tempat semula, ia pun langsung keluar dan seolah tak terjadi apa-apa.

"nih, gue udah makan disana laper banget, lo mau makan di sini don?" tanya winda kembali ke bangkunya.
"di rumah deh, lagian belum mandi bau asem haha, balik dulu ya. Tarengkyuuu" doni setengah berlari keluar dari tokoknya.


***

malam ini juga pun, tak ada kabar dari abbie, membuat winda malas memegang ponselnya.

"trininggggggg" bunyi ponselnya, winda yang baru selesai mandi langsung mengangkatnya dan berharap itu abbie.
"haloo"

"haloooaa winn" ucap cowok yang tak asing adalah robet atau obet.
"ih, aku kira siapa ternyata kak obet" jawab winda dengan nada kecewa.

"hehehe, abbie hp nya error. Ini telepon buat kabarin kamu win," winda pun menghela nafas lega, karena kecurigaannya selama tadi pagi tak terbukti. Ia pun langsung memakai baju tidurnya, dan tak langsung memakai celana dalam yang sudah di nodai oleh doni.

"aah beceek" winda tersentak kaget terasa ada yang aneh dari celana dalamnya.
"apaan win becek?" tanya obet yang secara tak langsung mendengar ucapan winda.

"haa?.. ngak kok, abis mandi lantai basah jadinya becek gittuu" dengan nada yang manja, winda tak sempat mengecek ke dalam celana dalamnya, karena obrolan mereka pun langsung menjerumus berbau seks sampai tak kerasa winda memainkan vaginanya sendiri yang sudah basah bekas sperma doni membuat sensasi tersendiri.

Kini winda duduk di pinggiran kasurnya sambil membuka kedua kakinya, tangan kiri terus mengesek klitorisnya, "hmm auh mau pipiisss" desah manja winda di ponselnya. Ia pun langsung membuka celana dalamnya dan kembali memainkan klitorisnya.

Erangnya tertahan, di ikuti lelehan putih keluar dari vaginanya, ia pun langsung mengirim foto vaginanya ke obet, selama ini winda tak lebih memberi roberth foto seperti ini. kecuali abbie yang sudah melihat tubuhnya dari ujung kepala ke ujung kaki.


***​

"tok tok tok..." suara pintu kamar obet terketuk.
"woii bettt, lagi nonton bokep lo??" teriak abbie dari luar kamarnya.

"gak njing, bentar abis telepon cewek gue" ucapnya merapihkan celananya dan langsung membuka pintu kamar.
"telepon siapa lo? winda?" tanya langsung masuk.

"ya, di tanyain lo gak ada kabar sama sekali ke dia, gue bilang aja hp lo mati"
"whahaha good, lagian emang hp gue mati seharian" abbie langsung menggeliatkan tubuhnya seolah ia sangat lelah hari ini.

"lo abis dari mana emang?"
"biasa kelonin amel di rumahnya" tawanya langsung posisi duduk.

"anjirrr pantesaan, kenapa lo gak sama si amel sih?"secara gak langsung si amel suka banget sama lo hendraaa" hendra nama asli abbie.
"siapa suruh, matre gitu. Lagian gue cuman nafsu bodynya doank, ya manfaatin deh hahaha" tawanya kembali merebahkan tubuhnya.

"yakin lo, si amel matre?, dia banyak duit ngapain matre sama lo"
"gak tau sih, tapi feeling gue dia ada maunya, sampai kayak gitu. kan istilahnya matreee beettt" abbie seperti tak rela di ceramahin oleh obet, tentang hal ini.


To Be Continue.....
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ijin comment ya hu.. Masih bnyak typo.. Salah penyebutan nama suhu..

Dari abbie jadi andri waktu ngobrolin ke bali ama winda..
Trus.. Dari winda jadi silvie waktu angkat tlpon dari obet..

Tapi kyak'nya menarik ini cerita..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd