Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT W

Part 12



2 tahun kemudian

Sudah 2 tahun berlalu,Winda kini tinggal di Jakarta dan bekerja sebagai pengantar makanan di rumah makan tantenya. Tubuhnya yang dulu proposional kini agak bertambah berisi. Daya tariknya sekarang tertuju pada bongkahan dan dadanya yang lebih menonjol. Dan sifatnya kini menjadi galak ketika melihat cowok yang menurutnya brengsek, kurang ajar, terutama playboy. karena mungkin efek dari abbie yang meninggalkan begitu saja dan tak ada kabar penjelasan sampai detik ini.

“winnn, ada pesanan ke kantor lagi,” ucap salah satu wanita setengah baya yang tak lain ada tantenya,

“kemana tante?” tanyanya sambil mengikat rambutnya yang lebih panjang dari sebelumnya dan terlihat keringat di dahinya.

“ke kantor yang biasanya” anggukan pelan winda tau tempat langganan di salah satu perusahaan ternama karena rumah makan tak jauh dari perusahaan itu, di tambah kebanyakan karyawan memesan dari rumah makan tante.

“nih namanya” tante langsung memberi nama dan kembali meneruskan memasak karena masih banyak pesanan. ia pun brgegas menggunakan sepedanya menuju kantor itu.

“antar pesanan lagi win?” sapa pak satmam yang sudah kenal karena ia sering mengantarkan makanan kesini.

“yupp, “ senyum ramah winda langsung di persilahkan masuk, ia pun mencari nama pemesannya karena baru pertama ia mengantar ke orang ini. Setelah bertanya ke beberapa orang akhirnya winda menuju ke salah satu orang yang sesuai cirri-ciri yang di sebutkan sedang berdiri menerima telepon.

“pak jony?” sapa winda, ia pun menangguk pelan dan langsung memberikan pesanannya. Ia pun langsung membukanya.

“loh kok pakai daun bawang? Saya bilang kan gak pakai daun bawang.. gimana sih” ucapnya agak ketus menatap sinis kearah winda. seolah menganggap rendah dirinya.

“mana saya tau” celetuk winda karena ia pernah berurusan masalah seperti ini.

“kalau gitu gak jadi saya pesan, bawa pulang aja” ucapnya sambil menggerakan tangannya dengan maksud mengusir.

“gak bisa, harus bayar lah!, lagian tinggal di buang aja apa susahnya sih, jadi orang males banget” nada winda agak tinggi yang tak bisa menahan emosinya.

“heyyy, saya manager disini, kamu gak ada hak komentar, apa lagi tukang antar semacam kamu.” balasnya dengan nada tak kalah tinggi.

“cihh,” senyum kecut winda menanggapi celotehannya.

“manager sopan santunya lebih rendah dari satpam:” gerutu pelan winda

“kamu ngomong apa??” bentaknya lagi.

“gak, saya mau duit pesanan aja, dan masalah selesai“ winda mencoba menahan emosinya sejenak.

“gak saya gak mau, dah bawa sana.” ucapnya masih kekeh tak mau membayar.

“oke,, kalau mau gitu, " winda mengambil bungkusannya.

"saya kasih gratis, makan nihhhhhh” winda langsung melempar makanannya ke bajunya.

“heeeyyyy” teriaknya sambil membersihkan bajunya. sambil menunjuk-nunjuk ke arahnya.

“ada apa ini, ribut-ribut” bentak pak roy, yang merupakan pemilik perusahaan ini dengan nada yang sangat kencang, membuat winda terdiam. Semua orang pun menunduk saat ia lewat, kumis tebalnya dan kepala plontosnya membuat sseram sebagian orang.

“anu pak” orang itu pun langsung gugup saat berbicara dengannya.

“bapak atasannya orang ini?” tanya winda dengan senyum senangnya.

“ia,” jawabnya pelan.

“ajarin ke anak buah bapak, kalau udah pesan makanan harus bayar, malu-maluin aja.” ucap winda yang masih agak emosi,

“dan masalah selesaiii.” winda langsung menunjuk kearah orang itu, tak ada rasa takut winda terhadap pak roy karena ia sedang sangat emosi. Ia pun langsung berjalan keluar kantor itu. pak roy langsung memerintahkan kembali bekerja.

“kamu tau anak yang tak sopan tadi?” tanya kesalah satu seketarisnya.

“yang saya tau ia sering kirim pesanan ke kantor ini, semua orang pun tau namanya winda. Tapi saya baru tau dia orangnya emosional seperti itu, “ ucapnya menjelaskan singkat.

“kalau bapak tak berkenan saya bisa larang di kesini?” ucapnya pelan.

“no no, saya mau liat orang itu secara langsung, tolong pesankan 2 nasi goreng ke dia, dan langsung menemui saya besok jam istrihat” ucapnya, ia pun langsung mengatur schedule untuk besok.

"ba baik pak," jawab seketarisnya karena terkejut kenapa pak roy tak marah terhadap winda yang membuat keributan di kantornya.

***​

“winda, pesana 2 nasi goreng ke tempat biasanya, “ tante langsung memberi bungkusannya.

“siapa tante namanya?” winda masih lesu akibat perseturuan nya dengan salah satu karyawan kantor itu. mood mendadak jelek mendengar kantor itu.

“pak roy, gih, cepet masih banyak pesanannya.” bujuk tante, winda pun langsung menerawang menebak orang yang akan ia ketemui. Dengan langkah malas ia pun menuju ke tempatnya, di lantai paling atas.

Hening, kesan pertama di lantai ini dan hanya ada satu orang yaitu seketaris pribadinya. ia pun langsung menuntun winda menuju keruangnnya. Entah kenapa jantung winda berdebar-debar, karena siapa sebenarnya orang yang memesan makanan ini.

“tok tok, pak pesanannya datang” diketuknya pelan,

“masuk”, winda pun masuk perlahan, ruanganya begitu luas terdapat 2 meja, yang satu sangat panjang dan berderet kursi, dan satunya paling ujung dimana orang itu beraada. Langkahnya pun terhenti melihat kepala pelontos dan kumisnya.

“sini” ucapnya, winda tau ternyata orang yang kemarin itu adalah pemilik perusahaannya, langkahnya pelan karena ada firasat tak enak dan bakal mengenai masalah kemarin.

“inii pak pesanannya” winda pun langsug memberikannya, dan memberikan satunya kepada winda.

“ambil, sekalian saya mau ngobrol santai sama kamu.” winda menarik nafas panjang, mereka pun berpindah ke meja kosong dan duduk berdapan sambil menikmati makan siangnya, winda pun ikut memakannya pelan karena tak yakin.

“nama kamu winda benar”? tanya sambil melahap dikit demi sedikit nasi gorengnya.

“iah “ winda menjadi gugup seketika.

“kamu tinggal dimana? Alamat lengkapnya” winda diam sejenak, pasti ini untuk melaporkan hal ini ke orangnya tuanya. Mau tak mau ia memberi alamat lengkapnya karena memang ini salahnya.

“wah Kalimantan yah, saya seperti pernah mendengar alamat itu ya” ucapnya mengelus dahinya sambil mengingat-ingat. ia pun kembali menanyakan ke hal yang tak ada hubungan dengan kejadian kemarin. winda seperti di intograsi hari ini.

“oke, kamu bawa aja nasi gorengnya ya, udah cukup pembicaran kita disini” nafas lega winda karena ternyata tak ada hubungannya dengan masalah kemarin.


***​

Pak roy diam-diam menyimpan fotonya, karena ia tak yakin dengan winda. ia pun segera menghubungi seseorang,

“haloo”

“ia, halo om.” suara yang tak asing yaitu roberth.

“oh ya om kenapa?, gak biasanya telepon?” lanjutnya,

“om dapat info aja, seseorang yang kamu cari satu tahun lalu. om gak yakin sih, tapi kamu liat aja ya fotonya om kirimin,” ia pun mengirim foto winda yang terlihat gugup.

“ommm, ini orangnya om, yang aku sama hendra cari.” Ucapnya sangat terkejut.

“winda namanya dan tinggal di Kalimantan itu?” tanya om menyebutkan yang ia tanyai kepada winda.

“ia om, om dapat darimana kok bisa?” obet terlihat senang karena selama ini ia lost kontak dengan winda. Ia pun menjelaskan yang terjadi kepada obet.

“oalah... padahal deket banget ya, aku harus kasih tau hendra, om” ucapnya.

“no no, jangan dulu, om malu liat kenapa dia begitu special bagi hendra sampai ia kekeh cari dia terus semenjak cerai sama amel” ucapnya dengan wajah penasaran,

“om punya rencana, kita pertemukan winda dan hendra di pernikahan anak om, 3 bulan lagi gimana menurut kamu bet?”
"itung-itung kejutan haha" tawanya,

“boleh om, tapi pasti ini masalah besar om, apa gak ganggu acara om?”

"tenang, om kasih tempat buat mereka berbicara sepuasnya tanpa menganggu acara om okeh"
“daninget kamu gak boleh kasih tau hendra, dan kamu juga “ lanutnya,

“iah om” pak roy pun langsung menutup teleponnya, dan berpikir untuk bagaimana bisa menilai winda secara langsung dengan kedua matanya sendiri.

***​

Winda terdiam di bangku depan, ia memikirkan kenapa seorang pak roy menanyakan identitasnya. “jangan-jangan mata keranjang tuh direkturrr” gumamnya kerena selalu memperhatikan kearah dadanya.

“tapi gak mungkinlah, dah lah siapa yang peduli haha” winda kembali masuk kedalam.

Hari ini winda mengantarkan untuk ke 4 kali ke dalam ruangannya, dan seperti biasanya pak roy makan sambil mengobrol ngalur ngidul seolah ingin tahu sebenarnya winda.

“kamu udah cowok win?” tannya sambil terus mengunyah.

“itu, gak pak, udah lost kontak heehe” ucapnya tertawa kecil langsung teringat abbie yang hilang kontak semenjak saaat itu. dan tertawa kecil untuk menghibur dirinya.

“wah, di gantung dong ya??” tannya,

“udah di tinggal nikah pak hehe, dah masa lalu pak. “ winda terlihat agak emosi mengingat kembali masa lalunya.

“ouh, pasti kecewa banget kamu win, tapi menurut saya. Kamu tipe orang yang gak gampang lupain seseorang, walau seberapa kecewanya kamu.” Winda langsung terdiam dengan ucapan pak roy,

"itu, gk juga pak. lagian saya udah gak pikirin kok. kalau dia bahagianya bukan sama saya itu lebik hehe" senyumnya tanpa sadar matanya memerah.

“maaf ya, saya menyinggung hal pribadi kamu.“ ucapnya langsung memberikan uang kepada winda,

“iah pak gpp hehe. saya sedikit lega sih, terima kasih” winda berjalan perlahan mencoba tak mengingat hal itu lagi.

“wanita yang menarik, mungkin sikapnya yang mandiri seperti itu yang membuat hendra begitu jatuh cinta “ pak roy memperhatikannya terus dan yakin akan feelingnya terhadap winda.


Sudah 8 kali winda bertemu pak roy, dan hari ini yang ke Sembilan kalinya. Winda membawakan 3 menu kesukaan pak roy sendiri yaitu, gurame goreng asam manis.

“permissiii” winda langsung masuk perlahan, langkah berhenti sesaat karena pak roy tak sendiri melainkan dengan wanita.

“sini winda masuk, ini istri saya” winda pun bersalaman dengan istirnya pak roy.

“ini yang di cari henn” reflek pak roy menutup mulut istrinya dan berbisik kepadanya.

“henny maksud saya, apa ia?” lanjutnya setelah pak roy menarik tangan yang berada di mulutnya.

“saya gak tau bu heehe henny itu siapa,, uhmm ini pesanannya”senyumnya.

“kita makan bareng okeey” pinta pak roy, winda tak bisa menolaknya, beberapa pertanyaan mengenai dirinya oleh istri pak roy.

“oh ia, minggu depan kamu wajib datang ke pernikahan anak saya” ucapnya langsung memberikan undangan.

“ha saya pak?? Tapi? Saya kan” winda agak terkejut seseorang pak roy mau mengundangnya bahkan bukan siapa-siapa.

“saya tau, gpp datang yah, nanti saya kecewa lohhh” senyumnya untuk meyakinkannya, di tambah dari tampangnya yang galak pak roy orang yang lemah lembut dan penyanyang kepada istrinya.

“uhm ia oak saya pasti datang” senyum winda sebelum pamit keluar ruangannya. Entah harus bagaiman antara senang dan bingung. sesekali melirik undangannya.


To Be Continue...
 
Wiiiihhh...
Seru nich..
Winda ketemu setelah sekian lama moment di bali..
Gak sabar nunggu update nya lagi..
 
Wiiiihhh...
Seru nich..
Winda ketemu setelah sekian lama moment di bali..
Gak sabar nunggu update nya lagi..

secepatnya huu... heeh lagi

Ayo update hu

secepatnya ya hu,,,,
anehhh :pandaketawa:

Gw pikir si abbie sma obet cman selingan d awal
Ternyta pemeran utama jg toh :pandajahat:

Semoga winda ngamuk2 k abbie trus nikahny sama obet aj :pandaketawa:

wkwkwkw. jangan dong kasiann si winda dan cinta mati.. wkwkw

Mantap apdetnya Pa De.

semoga terhibur ya huuu
 
Part 13


Pikirannya terus menerka kenapa seorang pak roy yang terhormat mau mengundangnya yang bukan bagian dari teman, karyawannya atau sebagainya. Pikiran itu yang menganggu winda, di tambah 3 hari lagi acara tersebut di mulai.

Matanya hari susah terpejam, ia pun mengambil sesuatu di bawah kasurnya yang ternyata sebuah foto yang iah sudah robek-robek yang di satukan kembali, satu-satunya sisa foto antar abbie dan winda. saat di bali. Foto yang membuat winda tak bisa melupakan begitu saja. Ia pun berusaha merobeknya kembali.

di tatapnya robetkan fotonya lagi, dan ia di satukan kembali, " kenapa aku gak bisa lupain kamu uhm, setelah ucapan pak roy, kamu selalu ada di pikiran aku terus."

"kenapa?" winda berbicara sendiri dengan lembar fotonya.

"plukkk" benda terjatuh dari dalam bantalnya yang ternyata dildo silicon,

“ginian aja daripada bête” gumamnya mengambil dildo yang terjatuh. Ia pun langsung mengambil sebuah tali untuk mengingat dildo nya ke sebuah boneka beruang besar. Dan kini terlihat boneka beruang besarnya mempunyai penis yang sudah mengacung keras.

"kamu harus bisa bikin aku tidur" tunjuk winda sambil berbicara ke boneka beruangnya itu.

Winda langsung melepaskan celana tidurnya dan menyisahkan baju tidurnya. Ia meremas buah dada nya sendiri sambil membuka kancingnya satu per satu. Ia menatap buah dadanya yang sudah lebih besara dari 2 tahunnya lalu, mungkin efek dari ia sering meremasnya sendiri dan bermain sendiri.

Ia memainkan putingnya sendiri sambil menindih bonekanya, winda mengeser dildonya agar tepat di belahan vaginanya.

“aahhh blessh” dildonya masuk perlahan sambil mengoyangkanya dikit demi sedikit, dan kembali memainkan putingnya yang sudah sangat mengeras.

Dengus nafasnya tak berubah menahan desahannya, ia menahan erangannya dan terus menggerakan pinggulnya.”aaaahhh hmmm engghh” eranganya panjangnya sambil meremas kuat buah dadanya, kepala mendongak keatas sambil menekan pinggulnya agar dildonya tertekan masuk.

“haa, ha” keringat mulai membasahi dahinya, dengan begini ia dapat melupakan hal yang tak ingin ia pikirkan hari ini, dan bisa tertidur pulas.

***

“ah tante, masa make up sih, cuman kondangan biasa kok” rengek winda saat tantenya merias wajahnya,

“loh ini kan pernikahan bos besar, masa kamu datang dengan make up biasa, sekalian cari jodohh hahah” godanya sambil menyisirnya.

“ah tante, sakit ah” tantenya pun berusaha keras menarik resleting gaunnya keatas,buah dada winda otomatis terangkat dan membuat dadanya membusung.

“ih tante aku gak nyaman” ucapnya melihat buah dadanya yang sangat menonjol di balutan gaun hitam milik tantenya.

“lagian dada kamu yang besar,dulu dateng kesini gak sebesar ini” godanya langsung merias kembali wajahnya. Antara senang dan malu ia datang dengan dandanan seperti ini.

“nih pakai “ tante langsung memberikan sepatu high heels

“ha? Aku gak bisa pakainya tanteeee” bibirnya langsung memanyun.

“pelan-pelan, pasti bisa, ayo-ayooo nanti telat loh lagian jauh dari sini, taksi udah tunggu lohh” winda pun tak langsung mengenakan sepatunya dan memilih menentengnya saat berjalan ke arah taksi yang sudah menunggu.

Sampailah winda di tempat tujuan, ia pikir ini pesta akan meriah. Tetapi hanya di sebuah resstoran tertama, dan yang datang tentu kelas atas. Itu semua bisa di lihat dari mereka datang dengan mobil mewah dan fashion yang terkini.

Winda bersyukur tante mem make up wajahnya dan mengenakan gaun yang tak mengecewakan. Ia berjalan sangat pelan karena takut terkilir menggunakan high heels, dari luar restoran sudah banyak berjajaran rangkaian bunga. Benar-benar pesta pernikahan orang kaya, dekorasinya mungkin yang paling mewah saat ini. dan ia pun akhirnya masuk.

“udah di mulai, abis makan, pulang atau gimana ya” gumamnya karena ia sendiri disini dan hanya bisa terdiam menyaksikan acara, dan beberapa lelaki menatap kearah buah dadanya. winda memilih duduk. saat pengantin wanita dan pria mulai memasuki ruangan, winda mulai berhalusinansi berandai-andai ia dan abbie berada di depan, dan itu sungguh-sungguh menyenangkan. winda hanya tersenyum kecil karena tau itu hanya khalayan belaka.

Dari kejahuan obet melihat winda yang duduk sendiri, tetapi ia tak yakin karena winda kali ini tampil beda seperti wanita berkelas, di tambah buah dadanya yang menonjol dari gaunnya. Obet pun segera mendekatinya, tetapi teringat perkataan om roy. Untuk mempertemukan abbie dan winda hari ini, obet pun mengutus seseorang untuk mempertemukan winda dengan abbie di tempat om roy yang sudah di sediakan.

“permisi….”

“mba winda?” seseorang melambaikan tanganya di depan wajahnya membuat winda tersadar,

“ii ii iahh saya kenapa ya?” senyumnya kecil.

“di tunggu seseorang di halaman belakang, ada yang mau ketemu penting, ini dari pak roy” ucapnya

“oh ya ya, kalau tempatnya dimana?” ia pun mengantar winda, tak ada kecurigaan winda karena semua yang berurusan dengan pak roy pasti semuanya benar.

“silahkan,” winda pun berjalan perlahan menuju seseorang yang berada di ujung kolam, tinggi, kesan pertama melihat orang itu yang jelas bukan pak roy. Entah kenapa jantung winda berdebar kencang saat ia semakin dekat.

Langkah berhenti saat 3 meter dari tempat abbie berada, abbie pun menoleh saat mendengar suara kaki mendekatinya. Hembusan angin terasa berhenti saat winda dan abbie betatapan untuk sekian lama.

Tak terasa mata winda mulai memerah, menahan emosinya yang campur aduk. “windaaa?” tanya abbie yang mengenalnya dengan jelas walau ada yang berubah. Winda yang terdiam pun langsung berbalik badan dan berjalan cepat.

“winda,, tungguu… windaaa” teriak abbie langsung mengejarnya,

“aaaggh” teriaknya saat kaki terpelintir dari higheelsnya dan langsung jatuh terduduk. Abbie pun langsung berusaha membantunya dengan memegang tangannya.

“lepasin, bisa sendiri” bentak winda yang benar-benar tak bisa mengendalikan emosinya.

“winda, plis jangan pergi. Aku mohon” ucap abbie memelas, winda pun berdiri dan melepas sepatunya dan berusaha berjalan lagi.

“winda” abbie langsung memegang tangannya dan menarik berbalik arah.

“apaaa? Mau lagi haaa? “ bentak winda dengan mata yang memerah menahan tangisnya,

“win,”

“kenapa lo muncul di depan guaaaaa? Gak cukup haaa?” teriaknya dengan luapan emosi di iringin air matanya yang mentes pelan.

“win, jangan gitu, aku mau jelasin semuanya. “ abbie memegang kedua tangannya.

“lepasiinnnnnnnn,” teriaknya lagi, abbie langsung mendekapnya erat.

“lepassiinnnnn, gua bilang lepasiinnnnnnn” winda pun memukul-mukul dada abbie dengan sekuat tenaga, racaunya winda di ikuti pukulan terus menerus. Abbie menerima dengan lapang dada, kata-katanya yang pedas keluar dari mulutnya,

***​

Pukulan di dadanya semakin lama semakin pelan, di ikuti tangisannya. Abbie terus memeluknya erat sambil terus berusaha menenangkanya, kini terdengar nafasnya saja abbie mengelus rambutnya, dan mengelap wajahnya yang basah karena menangis.

“win, aku mau jelasin semuanya” ucapnya pelan sambil terus mengelap wajahnya. Winda acuh tak acuh membuang wajahnya.

“aku jelasin, semuanya, abis itu seterah kamu gimana, yang jelas aku bakaln jujur dan ungkap semuanya”

“pertama, nama asli aku hendra bukan abbie” ucapnya pelan sambil memegang pundaknya. Winda masih terus membuang muka. dan berusaha melepaskan gengaman tangannya

“kedua, kamu pasti udah sangat muak liat aku, karena aku tinggal nikah, tapi sekarang aku udah cerai. “ ucapnya pelan.

“aku nikah karena terpaksa, karena orang itu beralasan itu anaknya akuuu”

“aku gak perduli aku mau pulang aja” ucapnya langsung berusaha bangun,

“win tunggu dong” ia kembali memegang tangannya.

“itu bukan anak aku, itu rencana dia buat dapetin aku. Robeth bantuin aku dari masalah ini, tapi sekrang udah selesai” ucapnya langsung to the point.

“ketiga, kenapa kita hilang kontaK?”

“karena kamu nikaahh “ celetuk winda dengan dengus nafas yang kesal sambil mengelap kembali air matanya.

“bukan, karena amel hapus nomor yang berhubungan dengan kamu, karena dia tau aku menjalin hubungannya dengan kamu .” Abbie berusaha menjelaskan detail tetapi winda sepertinya sudah sangat muak terhadapnya.

“abbie, eh maksudnya si hendra gak bohong win, semua benar, si amel hapus kontak kamu di hp ku juga, hapus semua tentang berhubungan dengan kamu. Tetapi ini semuda udah berakhir win, “ ucap obet tiba-tiba muncul di hadapan mereka berdua. winda sempat tertegun sebentar.

“sejak tau anak yang kandung amel bukan anaknya, hendra berusaha mencari-cari kamu, termasuk di web mencari orang hilang. Tetapi tak ada respon. Dan sampai lah dimana om gue temuin lo dengan gak sengaja”

Winda dan abbie sama-sama terkejut, ia pun tak tau om roy sengaja mempertemukannya, obet menjelaskan sedetail mungking, dan om sengaja mempertumakannya di tempat ini karena tau pasti tejadi sesuatu. winda dan abbie atau hendra langsung terdiam mendengar penjelesana obet, walau sesekali mereka saling melirik.

“maafin aku ya win,” ucap obet mendekatinya.

“hendra bener-benar cinta kamu win, cuman ada kamu dihatinya,”

“gak percaya, kalau dia gak ngomong langsung” ucap winda menatap kearah abbie dengan mata sinis.

“jawabbbb” teriaknya lagi dengan sekuat tenaga.

“iah, semua yang di bilang obet semuanya, aku masih sayang sama kamu win, aku gak bakalan lupain begitu aja tentang kamu, “ ucapnya menghela nafas,

"aku masih sayang sama kamu win" di tatapnya wajah winda..

“aku minta maaf untuk segalanya, aku bener-benar minta maaf, maaf” hendra mendekati winda dan memeluknya erattt.

“maaf sekali lagi” ucapnya lagi dengan bibir yang gemetar menahan air matanya, winda sontak tersentak kaget mendengar suara isakan tangis abbie pertama kalinya. Dengan ragu tangannya mencoba memeluknya perlahan, tak berlangsung lama hendra benar-benar menangis di pelukan winda. rasa marah terhadapnya mulai hilang seketika,

“aku kangen kamuuuu” ucapnya terus memeluk winda, tanganya mendekap tubuh winda.

“a aku juga” ucapnya ragu sambil mengeratkan pelukannya.

“maaf, gak dengerin penjelasan kamu” ucap winda pelan sambil menyandarkan kepalanya di bahu hendra.

"jangan nangis uhm jelek ih" ucap hendra melihat sikap winda seperti dulu lagi.

“kamu juga jelek bngt laki-laki nangis” senyum malu-malu winda. Mereka pun bertatapan sebentar. Hendra langsung mencium bibir winda dengan dengan mesra, sentuhan yang winda rindukan selama ini. lumatan demi lumatan membuat tak ingin melepaskan satu sama lain.

"aku senang kita bisa baikan, aku pikir bakalan susah" ucapnya mengelus rambut winda.

"ihm, uhm, aku juga, uhm" dengan ragu hendra memegang tangan winda,

“masuk kedalam yuk, aku kenalin ke orang tua aku” senyum hendra langsung memegang tangan winda.

“haa? Ta tapi tunggu” uhm” winda tak bisa menolak dan terpaksa mengikuti hendra. Mereka pun menuju tempat vip yang khusus keluarga pak roy termasuk orang tua hendra dan kerabatnya. Winda memegang erat baju hendra. Jantunganya kembali berdetak sangat cepat.


To Be Continue....
 
Udh gtu aj baikannya, kgak seru ah.. Hrusny lbih dramatisir suhu :pandajahat:

Smoga ad penolakan dri klrga Hendra biar seru crtnya :pandaketawa:
 
Lelaki memang jarang menangis tapi sekalinya menangis bukan hanya air mata tapi hatinya juga ikut sedih
 
Bimabet
Hmmm ...
Kurang seru aah, emg sich ini cerita panas, bukan cerita drama. Tapi jadi gak bisa lihat usaha meredam kemarahan nya si winda..
Tapi ini hak sepenuhnya ts..
Lanjutkan berkarya suhu..
:banzai:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd