Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG With Benefits.

Status
Please reply by conversation.
Malam huu, sebelumnya mohon maaf banget, accidents happened, so the plan changes, kemungkinan ane akan upload besok karena harus ngurusin ini dulu, sekali lagi mohon pengertiannya dan mohon maaf atas ketidaknyamanannya :(
Selow hu, tengkyu udah mau terbuka sama kita readers hu :beer:
 
Malam huu, sebelumnya mohon maaf banget, accidents happened, so the plan changes, kemungkinan ane akan upload besok karena harus ngurusin ini dulu, sekali lagi mohon pengertiannya dan mohon maaf atas ketidaknyamanannya :(
Ga masalah suhu . . Yg penting urusal RL suhu kelar aja duluu.
Kita selalu menanti persembahan suhu.
Sekalian absen. Hehe

Semangat suhuu.
 
-Classic-
Claudia


Bella


Evelynn


Aini


Mamah


*********​


"Kakk!!! Bangun, kak!!!!"

"Hhmmmhh...."

"Kakakkk!! Udah jam seginiii!! Bangunn!!!" Kembali teriak Mamah mengejutkanku.

Hah? Jam berapa ini?

Mendengar teriakan Mamah, aku langsung mengangkat kepalaku, dan aku mengambil hapeku dengan cepat untuk melihat jam berapa ini.

"Hah, masih jam 5?" Ucapku pelan.

"Bangunn, kak!! Sholat subuh duluu!!"

Akupun langsung beranjak duduk di samping kasur, dan selagi aku mengumpulkan nyawaku, aku berusaha mengingat apa yang sudah terjadi semalam.

Aku hanya mengingat aku habis menemani Claudia ke Mall, dan setelah aku mengantarnya pulang, aku begitu kelelahan dan mengantuk sampai bahkan saat ini aku masih mengenakan sweatpants yang sama.

Akupun kembali meraih hapeku, dan setelah menyalakan data-nya, aku langsung mendapatkan notifikasi dari L*ne yang langsung kubuka, dan ternyata Rafael lah yang mengirim pesan kepadaku.

"WOY GW BILANG JAGAIN BUKAN BERARTI MALEMNYA SUNG LU TEMENIN KE MALL BANGSAT WKWKWKWKWK" ucap Rafael melalui pesan.

Ohiya, Rafael kan tidak tahu tentang "dream-couple", wajar kalau dia bereaksi seperti ini karena mungkin dia akan sedikit cemburu atau bahkan marah kalau dia mengetahui tentang itu.

Akhirnya, aku hanya membalas dengan emote tawa yang disambung dengan penjelasan terkait apa yang terjadi sampai kami bisa 'jalan' ke Mall berdua. Setelah itu, aku langsung beranjak ke kamar mandi untuk mengambil wudhu untuk melakukan ibadah pagiku, dan aku langsung mandi setelahnya.

-----

Kini, aku sudah mengenakan seragamku, dan setelah mengemas buku-buku yang perlu kubawa, aku langsung mengambil sepatu dan menenteng tasku ke bawah sebelum aku beranjak ke meja makan untuk sarapan, dan aku langsung melihat Mamah yang masih mengenakan mukenanya di dapur dan Bella yang juga sudah rapih sedang menyantap sarapannya.

"Tumben jam segini udah rapi, kak" Ucap Mamah dari dapur.

"Iya, Mah, aku abis latihan kemaren nyampe rumah langsung tidur" Jelasku.

"Hmmm" Jawabnya singkat.

Akupun langsung menyusul Bella dan duduk di seberangnya, dan tak lama setelah aku mulai menyantap makananku, Mamah kemudian juga ikut menyusul dan duduk disamping Bella. Namun, aku merasakan ada sesuatu yang aneh, kenapa Mamah dan Bella senyum-senyum sendiri saat aku duduk di ruang makan?

"Pada kenapa?" Tanyaku.

"Nggakk, nggakk" Jawab Bella asal namun aku bisa langsung menyadari ada yang Bella tutupi.

"Hahahahah, nggak kok, Mamah gemes aja" Jawab Mamah.

"Gemes kenapa?"

"Iya, anak Mamah udah pinter pacaran sekarang, ya" Balasnya yang membuatku bingung, kan aku jomblo.

"Bella udah ditembak sama siapa?" Tanyaku bingung.

"Ih kok malah jadi aku??" Jawab Bella terkejut.

"Udahh, kakak, nggak usah boong, tadi Bella cerita sama Mamah" Sambung Mamah.

"Apaa??" Tanyaku yang makin bingung.

"Iyaa, jadi katanya, adaa yang abis latihan kemaren jalan sama cewe" Jawab Bella yang membuatku langsung sadar Bella mengutip kejadianku yang habis ke Mall bersama Claudia.

"Loh, kamu tau darimana?" Tanyaku kaget karena aku tidak menduga Bella akan tau juga, kan dia masih angkatan tahun pertama.

Bella tidak langsung menjawab, dan Bella langsung meraih hapenya yang dia taruh disampingnya, dan setelah itu dia menunjukkan sesuatu kepadaku.

Ternyata, beritanya sudah tersebar. Postingan Claudia di screenshot oleh salah satu teman satu sekolahku, dan kemudian post itu diberi ke akun gosip sekolahku yang kemudian diunggah ulang oleh mereka dari mereka menyebutnya sebagai hot news.

"Nih, kak, sampe masuk ke akun gosip" Jelas Bella selagi aku terkejut melihat postingan itu.

"Mamah udah liat orangnya juga, cantik banget, kak, kamu jago milihnya ya" Sambung Mamah yang membuatku dan Bella tertawa.

"Hahahahah, nggak kok, Mah, aku temenan doang sama dia" Jawabku seadanya.

Kami pun mengobrol singkat selagi kami menyantap sarapan kami, dan setelah kami selesai sarapan, aku dan Bella langsung beranjak mengambil sepatu kami, dan setelah kami sudah siap, kami langsung berpamitan dengan Mamah dan kami langsung berangkat ke sekolah bersama.

=====

Aku dan Bella berpisah semenjak kami memasuki lobby sekolah, dan berhubung sekarang masih relatif terlalu cepat, sekolah terlihat masih kosong dan begitu tenang yang diselimuti oleh suhu yang cukup menyejukkan. Bahkan saat inipun, kantin masih ditutup dan masih banyak kelas yang belum diisi oleh penghuninya, yang membuatku berpikir kalau aku adalah anak pertama yang akan mengisi kelas.

Namun perlahan, semakin aku mendekat dan aku memasuki kelasku, aku sudah melihat ada Aini yang sedang menyapu kelas yang saat ini masih sangat berantakan.

"Buset, janitor kalah cepet sama lu, Ni" Ucapku membuatnya tertawa.

"Hahahaha, iya dong" Jawabnya selagi menyapu, dan aku langsung menaruh tasku di meja selagi aku beranjak menduduki kursiku.

Tak lama setelah aku duduk di kursiku, akhirnya Aini membuka mulutnya lagi.

"Ada yang abis jalan, nih?" Ucapnya meledekku.

"Buset dah, Ni, gua baru duduk sebentar langsung diledekin" Jawabku yang sedang memainkan hape.

"Ya lagi lo berdua, udah tau satu sekolah nge-ship kalian, malah terang-terangan nongkrong terus upload ke story" Jawab Aini.

"Ya terus gua sama Claudia ngga boleh temenan gitu?" Tanyaku.

"Ya nggak, cuma ya harusnya lo nggak kaget kenapa orang-orang bisa heboh gitu" Jelasnya yang kemudian berganti menyapu didekat mejaku.

Aini baru sejenak menyapu di deretanku, dan kemudian, dia menyudahinya sejenak dan duduk di kursi sebelahku yang kosong.

"Emang lo nggak pernah kepikiran pengen pacaran sama Claudia apa?" Tanyanya tiba-tiba.

"Ya lagian kalo gua mau juga, kan dia masih ada Rafael, nggak mau jadi PHO lah gua" Jawabku menjelaskan tak ingin merusak hubungan mereka.

"Ih tapi Bay, Claudia tuh ya, menurut gue lebih cocok sama lo, sama-sama pinter, sama-sama jago bahasa inggris, sama-sama lebih lowkey nggak suka pamer sama nggak tengil, you two were made for each other" Jelasnya lagi mengingatkanku betapa cocoknya aku dan Claudia di mata mereka.

Ucapan Aini memang benar. Akupun juga adalah salah satu anggota dari geng jurusan MIPA di SMA-ku sama seperti Claudia dengan geng bidadarinya, namun meski kami berdua merupakan orang yang lebih begitu terkenal dibanding yang lain, kami bukan orang yang menggunakan nama geng kami untuk menaikkan pamor kami.

Selain itu juga, bila dibilang pintar, aku dan Claudia juga tidak bisa menolak fakta itu terlebih kami juga berada di kelas teratas. Tapi tetap saja, mau bagaimanapun cara mereka mencocokkan kami berdua, aku tidak bisa, karena aku menghormati Claudia dan Rafael yang keduanya merupakan temanku.

"Tetep ngga bisa, Ni, mau gimana juga, Rafael temen gua, gua harus nge-respect hubungan mereka berdua juga" Jawabku, dan baru ketika Aini ingin kembali membuka mulut, seseorang membuka pintu.

"Loh, guys, kalian dateng pagi juga?" Ucap orang yang baru saja kami bicarakan tadi selagi memasuki kelas.

"Eh, Claud, kok tumben lo nggak mepet telat?" Tanya Aini yang tiba-tiba bergegas menjauh dariku.

"Iyaa, gue langsung tidur kemaren jam 9 abis nongkrong sama Bayu" Jelasnya.

"Nggak usah malu kali Claud bilang nge-date, segala bilangnya nongkrong" Canda Aini yang membuat kami tertawa.

"Hahahaha, iya dong, kita abis first date kan, Bay??" Balas canda Claudia yang juga sudah mulai responsif dengan ledekan ini semua.

"Ah apaan si, Claud, udah apa" Jawabku yang masih belum bisa 'lepas'.

Claudia hanya tertawa manis, dan setelah itu Claudia langsung bergegas menuju meja kami dan menaruh tas serta membuka hoodie-nya.

"Bay, kantin yuk" Ajak Claudia yang belum menduduki kursi.

"Ayo deh, pengen beli kopi dulu juga gua" Terimaku, dan aku langsung beranjak dari dudukku dan kami berdua langsung beranjak ke kantin.

Di kantin, aku langsung menuju ke salah satu kios yang menjual kopi, sedangkan Claudia membeli roti untuk sarapan, dan setelah Claudia membeli rotinya, dia langsung duduk disampingku yang masih menunggu kopiku lebih adem.

Tak disangka pula, setelah Claudia duduk di sampingku, Claudia langsung menaruh kepalanya di bahuku. Bila satu sekolah melihat ini, berita itu akan makin panas terdengar.

"Ngantuk banget gue" Ucapnya pelan.

"Udah tidur di kelas aja nanti, ketauan disini lagi begini makin di-cengin yang ada kita" Balasku mengingatkan yang membuatnya tertawa.

"Hahahaha, lo tuh jadi orang kaku banget sih, relax for a bit, ladenin aja bercandaan mereka daripada lo nya juga cape sendiri nanti" Jawabnya.

"Ya nggak enak lah, Claud, mau gimana juga kan Rafael temen gua, kalo nanti dianya cemburu atau kenapa malah bingung gua"

"Cuma karena lo temenan sama cowo gue, bukan berarti gue nggak bisa jadi temen baik lo kan, Bay?" Balasnya lagi.

"Tapi apa lu nggak mikir kalo kita temenan deket kaya gini aja udah kayak nyebar bensin buat ngegedein gosip 'dream couple' ini?" Kembali tanyaku

Claudia pun tertawa mendengar ucapanku, dan setelah itu Claudia mengangkat kepalanya sebelum akhirnya Claudia menaruh tangannya di pundakku.

"Udah lah, Bay, just relax, okay? Lama-lama juga mereka bakal bosen" Ucapnya lagi yang hanya bisa kujawab dengan anggukan.

Tak lama setelah itupun, kurasa kopiku sudah tidak begitu panas, dan berhubung sebentar lagi kelas akan dimulai, aku mengajak Claudia untuk kembali beranjak ke kelas.

Kami berada di kantin selama sekitar 15 menit, dan suasana sekolah kini berubah begitu jauh. Bising mulai makin terdengar, koridor dipenuhi teman-teman seangkatan yang baru saja sampai ke sekolah ini, dan tentu saja tak jarang dari teman-teman kami yang meledek kami berdua karena berjalan ke kantin bersama.

Namun, seperti yang Claudia katakan, lebih baik jika aku sedikit lebih rileks dan meladeni bercandaan mereka saja supaya mereka tidak terus terusan gemas meledek kami berdua. Yah meski akan agak lama bagiku untuk terbiasa, tapi lebih baik menikmati daripada memikirkan itu terus.

Kami juga tidak mengobrol selagi berjalan ke kelas, namun, akhirnya Claudia membuka pembicaraan.

"Bay, lo punya pacar nggak, sih?" Tanyanya tiba-tiba.

"Yaampun bener-bener ya tiba-tiba nanya begituan, kenapa emang??" Balik tanyaku yang terkejut.

"Atau lo lagi deket sama cewe gitu misalnya?"

"Ya cewe yang deket sama gua ya paling lu sama Aini akhir-akhir ini, selain itu ngga ada" Jelasku, dan Claudia hanya mengangguk menjawabnya.

"Kenapa emang?" Tanyaku lagi.

"Nggak, sih, tadi pagi gue baca grup ngomongin lo punya cewe atau nggak, soalnya Evelynn kaya heboh banget gitu" Jelas Claudia.

"Heboh kenapa?"

"Nggak tau deh, gue juga nggak baca semuanya" Jelasnya, yang tak kubalas.

Kini kami sudah sampai di depan kelas. Akupun langsung membukakan pintu untukku dan Claudia, dan terlihat kini kelas sudah terisi lebih banyak dari sebelum kami datang tadi.

Tentu saja, ledekan itupun terdengar makin keras.

"CIEEE!!! CIEEE!!! ABIS NGE-DATE SEMALEM LANGSUNG KE KANTIN BARENG SEKARANG!!"

Akupun mengacuhkannya dan langsung beranjak ke kursiku, namun Claudia lebih memilih untuk meladeni candaannya dan mengobrol dulu dengan teman sekelasku di depan sebelum beranjak ke meja kami.

Setelah aku duduk pun, aku tak sedikitpun menyapa Rama dan Adi yang sudah datang juga, dan aku langsung memasang kuplukku sebelum menaruh kepalaku di meja yang membuat Adi dan Rama tertawa.

"Et dah, ambekan banget, si" Ledek Rama.

"Gondok banget gua Ram, astaga" Jawabku acuh.

"Ya kalo lu nya juga kayak gitu kitanya juga makin seneng ngegodain lu nya, Bay, ladenin aja biar makin rame, liat tuh Claudia kayak nggak punya beban nggak kayak lu" Balas Adi yang ternyata didengar Claudia selagi dia beranjak kemari.

"Iya nih, Di, temen lo udah kaya anak kecil aja" Sambung Claudia yang kemudian duduk di kursi sampingku.

"Hahahahah, namanya juga jomblo dari lahir Claud, belom enjoy beginian dia" balas Adi meledekku.

"Tai lu"

"Noh kan masih ambekan, nggak asik nih chairmate gue" Canda Claudia yang membuat kami berempat akhirnya tertawa sebelum akhirnya bel berbunyi dan tak lama kemudian kelas pertama kami untuk hari ini dimulai.

======

Sekarang sudah siang hari. Jam Isoma yang menandakan bahwa kami diberi waktu untuk istirahat dan beribadah selagi tidak ada guru yang mengajar di kelas. Tentu saja saat ini merupakan titik terramai dari jam sekolah kami karena banyak yang memutuskan untuk menghabiskan waktunya untuk berada di luar kelas untuk makan siang atau hanya sekedar mengobrol.

Namun, aku, Adi, dan Rama mempunyai rencana yang berbeda. Rama membawa laptopnya hari ini dan kami bisa menghabiskan waktu istirahat dan jam kosong kami untuk bermain game sepakbola PES, what a way to waste a free time.

"Ronaldo... Ronaldo...." Ucapku mengganggu Rama sembari menggunakan Cristiano untuk menggiring bola.

"Bay... Jangan rese lu, Bay..."

Aku terus menggiring bola menggunakan Cristiano Ronaldo hingga kini aku berada di situasi 1v1 dengan kiper dari tim yang Rama gunakan, dan dengan mudah aku bisa menggocek kipernya dan aku bisa mencetak gol ke gawang yang kosong.

"SIII!!!!!!" Teriakku sembari meniru selebrasi Ronaldo.

"Ah, tai! Udah lah lu besok-besok jangan make Madrid lagi, bisa giting gua ngeliat lu main pake CR doang" Ucap Rama kesal membuatku dan Adi tertawa, dan kami berdua pun langsung mengelus-elus kencang kepalanya bersamaan.

"Makanyaa, latihan biar jagoo" Candaku dan Adi.

Kami pun puas mengerjai sahabat kami, dan setelah kami selesai, aku kembali duduk di belakang mereka berdua karena kini giliran mereka. Akupun langsung membuka hapeku untuk menyalakan musik, namun entah kenapa, rasanya suaranya bisa terdengar lebih jelas.

Akupun cukup kebingungan, dan ketika aku kembali menengok kedepan, aku langsung menyadari kalau ini mungkin disebabkan oleh kelasku yang sangat sepi.

"Sepi amat dah kayak kuburan" Ucapku asal.

"Au dah, pada kemana ya?" Tanya Rama tanpa menengok kearahku.

"Bentar dah, gua mau cuci tangan dulu" Jawabku yang mereka acuhkan.

Akupun langsung beranjak keluar kelas, dan aku langsung melihat keujung koridor kearah kantin yang begitu dipenuhi oleh kerumunan. Namun, aku tak tahu apa yang sedang terjadi dan aku hanya melanjutkan cuci tanganku.

Sampai-sampai, aku melihat beberapa anak perempuan yang berlari kesana juga. Apa sesuatu sedang terjadi?

"Woi, itu disana ada apaan, deh?" Tanyakuke mereka.

"Ituu, Bay, Evelynn katanya ribut lagi sama adek kelas" Jelasnya.

Wah, pantas saja banyak yang menontoni. Ratu sekolah sedang menunjukkan kuasanya lagi.

Aku langsung bergegas mengeringkan tanganku, dan aku langsung kembali ke kelas untuk memanggil Rama dan Adi.

"Woi! Evelynn lagi ribut!!" Teriakku yang menarik perhatian mereka.

"HAH? SERIUS LU?!" balas mereka berdua, dan tanpa komando, kami bertiga langsung berlari ke kantin.

Kami pun langsung mencari celah untuk menonton apa yang sedang terjadi, dan sayangnya kami terlambat sehingga kami harus melihat dari jarak yang agak jauh. Dari sini terlihat Evelynn dan gengnya sedang menyuduti seorang adik kelas yang wajahnya membelakangi kami, dan kulihat Claudia yang seperti tidak ingin ikut campur namun terpaksa mengikuti kemauan geng-nya.

"GUE TANYA SEKALI LAGI, UDAH JAGOAN LO DISINI?!?" teriak Evelynn ke adik kelas itu.

"Hikss... Hiksss... Enggak, kakk..."

"TERUS NGAPAIN LO TENGIL GITU, HAH?!? BARU DUA MINGGU SEKOLAH DISINI AJA UDAH GODAIN KAKAK KELAS, MASIH KELAS 10 AJA UDAH CENTIL GITU, GIMANA KEDEPANNYA LO, HAH?!?" kembali teriak Evelynn, dan kemudian Evelynn memutar tubuh adik kelas itu ke hadapan kami yang sedang menontoni.

Tunggu sebentar, itu kan...

"Bay, Bay, itu Bella bukan, si?!?" Tanya Rama yang menyadarinya juga.

"ASTAGA" teriakku terkejut, dan akupun langsung beranjak melewati celah-celah sembari memerhatikan apa yang terjadi disana.

"COBA LO JELASIN KE MEREKA KAKAK KELAS LO, KENAPA LO UDAH CENTIL-CENTILAN SAMA ANAK ANGKATAN GUE!!" kembali teriak Evelynn selagi aku berusaha mendekat.

"Hikss... Hikss.. Saya..." ucap Bella lirih namun dipotong lagi oleh Evelynn.

"NGOMONG TUH YANG BENER!!"

Setelah itupun, Evelynn mengambil botol air mineral dingin yang ada di meja samping mereka dan dia langsung membuka botol itu.

"Kenapa?? Lo kepanasan??" Tanya Evelynn yang tak dia jawab, dan tiba-tiba, Evelynn menuangkan isi botol itu tepat diatas kepala Bella yang masih ditutupi jilbab.

Oh tidak, ini sudah terlalu jauh. Apa yang sudah Bella lakukan sampai dia di-bully separah ini?

"Nihh, gue bikin kepala lo adem duluu, biar lo bisa lebih tenangg" Lanjut Evelynn membuat yang lain tertawa-tawa.

Aku kini sudah berada di depan mereka, dan mereka begitu terkejut karena tiba-tiba aku mendekati mereka, dan aku langsung memukul botol itu hingga terlempar cukup jauh.

"UDEH, UDEH!!" teriakku membuat mereka terkejut, namun Evelynn terlihat makin bersemangat melihatku.

"NAH, INI DIA ORANGNYA DATENG, GUYS!!"

"Lynn, ini ada apaan lagi, si?!?" Tanyaku yang kesal dengan tingkahny.

"Lo nanya gue?!? Lo yang harusnya jelasin ke mereka semua betapa gatelan-nya lo!!" Jawabnya yang membuatku makin bingung.

"Lynn, coba, coba, jelasin ke gua dulu ini ada apaan" Pintaku ke Evelynn dan dengan penuh semangat Evelynn memulai.

"Udah lah, Bay, lo tuh harusnya sadar!! Apa lo se pasrah itu sampe lo ngembat adek kelas baru dua minggu sekolah aja?!" Jelas Evelynn.

"Hah?! Apaan, si?!"

"Dasar ya lo emang!! Nggak nyangka gue lo bisa serendah ini, Bay!!" Kembali lanjut Evelynn.

"Apaan?!?"

"Nggak usah pura-pura bego dah lo!! Lo pikir kita nggak liat lo jalan berdua sama nih cewek gandengan tangan, cubit-cubitan, terus pelukan di motor, hah?!?" Kembali jelas Evelynn yang seketika membuatku terpikir sesuatu.

Eh, tunggu dulu, apa jangan-jangan ini berkaitan dengan yang Claudia ceritakan pagi tadi?

"Yah udah lah cocok lo berdua!! Udah cowoknya gatelan, ceweknya gampangan, pasangan serasi dah kali--" Lanjut Evelynn yang kemudian langsung kupotong.

"DIA ADEK GUA, BEGO!!" teriakku mengejutkannya dan yang lain di sekitar kami.

Evelynn terlihat begitu terkejut, dan tubuhnya terdiam kaku selagi mulutnya masih membuka tak bisa bergerak karena keterkejutannya.

"Lynn, lu tuh bisa nggak, si?! Setidaknya cari tau info dulu sebelum lu nyerang siapapun yang mau lu bully?!?" Kembali teriakku yang membuatnya terdiam tak bisa mengucapkan apa-apa.

"Terus kalo emang gua pacaran sama adek kelas, terus kenapa?! Apa urusannya sama lu?!?" Kembali ucapku.

Evelynn pun makin tidak bisa berkata apa-apa, dan perlahan, wajahnya terlihat memerah. Perlahan pula, Evelynn beranjak menjauh dariku dan Bella dengan rasa penuh malu karena dia mengira aku dan Bella berpacaran padahal kami bersaudara.

"Girls... Ayo... Pergi..." Ucap Evelynn gemetar karena menahan malu, dan tiba-tiba, Evelynn beranjak pergi bersama dengan gengnya membawa rasa malu yang begitu besar selagi yang menonton juga ikut pergi.

Namun, tak semuanya melarikan diri. Claudia langsung beranjak menujuku dan Bella selagi teman-temannya pergi, serta Rama dan Adi yang menghampiri kami juga.

"Dek, kamu nggak papa, kan?" Tanyaku selagi mengarahkan Bella untuk duduk.

"Hiks... Hikss... Iya nggak papa kok, kak, aku kaget aja.." Jawabnya yang sudah lebih tenang, dan kini Claudia beserta Rama dan Adi juga sudah berada di dekat kami.

"Aduhh lo kok nggak ngomong kalo lo adeknya Bayu??" Tanya Claudia yang langsung duduk disamping Bella.

"Mau ngomong gimana, kakk?? Kak Evelynn sama kalian aja langsung nyerbu aku nggak ngasih aku kesempatan buat ngomong" Jawab Bella selagi mengelus-elus jilbabnya yang sudah basah kuyup.

"Yah, namanya juga ratu lebah, kalo udah kesenggol pasukannya yang gerak" Ucap Rama yang membuat kami tertawa.

"Aduhh, ini jilbab lo basah banget, buka ajaa nanti lo masuk angin" Suruh Claudia, namun Bella menggelengkan kepalanya.

"Kamu bawa jilbab ganti?" Tanyaku yang lagi dia balas dengan gelengan kepala.

Mendengar jawaban Bella pun, Claudia langsung berinisiatif untuk membuka hoodie-nya, dan dia langsung menyerahkannya ke adikku.

"Yaudah, yaudah, lo buka aja jilbabnya, tapi lo pake hoodie gue, terus abis kupluknya dipake lo iket talinya biar leher lo nggak keliatan, oke?" Suruh Claudia lagi, dan dengan bimbang akhirnya Bella mengambil hoodie itu.

Rama dan Adi pun langsung berinisiatif untuk menutupi Bella supaya tidak ada yang melihat, dan aku dan Claudia juga melakukan yang sama sampai Bella selesai menggunakan hoodie seperti arahan Claudia, dan ternyata itu bekerja dengan sempurna sebagai pengganti jilbab.

"Nah kalo gini kan mendingan, kalo nanti baju lo basah juga bilang aja ke kakak lo, ya, nanti gue yang cariin apa ada yang bawa baju olahraga atau nggak" Ucap Claudia ke Bella.

"Aduh, kak, ngerepotin banget ini, udah kok nggak papa segini aja--" Jawab Bella namun kembali dipotong oleh Claudia.

"Udahh, it's okay, ini buat permintaan maaf gue ngewakilin temen-temen gue" Balas Claudia, dan kemudian Claudia menepuk pundak Bella.

"Maafin temen-temen gue, ya, adeknya Bayu" Lanjut Claudia membuat Bella tersenyum dan mengangguk pelan.

"Yaudah kalo gitu, kamu balik ke kelas aja ya" Suruhku ke Bella.

"Iyaa, kak, makasih banyak juga ya kak, semuanya" Jawab Bella, dan kemudian Bella beranjak pergi meninggalkan kami berempat.

Kami berempat pun terdiam tak ada yang berbicara, sampai akhirnya, Rama kembali membuka mulut.

"Temen lu Claudd, Claud" Ucap Rama tiba-tiba yang membuat kami semua tertawa kencang.

"Hahahahaha, Namanya juga ratu lebah, Ram" Sambung Adi yang lagi-lagi membuat kami tertawa.

"Ini nggak tau ni lebah pekerjanya masih ada yang nungguin disini" Sambungku meledek Claudia yang membuat kami tertawa sekali lagi.

"Ih, apaan, sih? Udah yuk ah ke kelas, udah mau masuk juga, lo pada kan tau guru biologi killer banget" Jawab Claudia, dan kami pun langsung beranjak pergi.

Rama dan Adi sudah berjalan di depan kami, dan aku dan Claudia berjalan bersamaan membiarkan Rama dan Adi berjalan lebih cepat. Kami tidak mengorbol sampai akhirnya aku membuka mulut.

"Claud," Panggilku selagi dia menoleh kearahku.

"Thank you banget ya, udah mau nolongin adek gua" Lanjutku membuatnya tersenyum.

"Nggak papa, kalo lo nungguin Evelynn buat minta maaf juga nggak bakal kejadian" Jelasnya membuatku tertawa kecil sampai kini kami sudah sampai di kelas kami.

=====

Hari sudah menjelang sore, dan sekarang sudah waktunya untuk pulang. Besok juga adalah hari libur selama dua hari kedepan karena besok adalah akhir pekan. Tentu saja banyak yang sudah merencanakan ingin main ke suatu tempat setelah ini, tapi tidak dengan kelasku.

Guru biologi killer tadi memberi kami sebuah tugas untuk membuat paper dan PPT berkelompok yang harus dikumpul besok malam paling lambat, dan meski besok adalah hari libur, guru kami tetap bersikeras untuk mengumpulkannya di hari tersebut, yang membuat kami harus menyita waktu libur kami.

Tentu saja aku sekelompok dengan Adi, Rama, dan Claudia, dan kami sudah merencanakan untuk mengerjakannya malam ini.

"Mau ngerjain dari rumah masing-masing aja? Nanti kita bisa pake d*scord kan biar lebih gampang diskusinya" Ujarku.

"Yaudah lah, gua juga nggak megang duit kalo mau nongkrong ngerjain diluar" Jawab Rama yang langsung kami setujui.

Kamipun kembali berdiskusi sejenak menentukan jam berapa kami akan melakukan kerja kelompoknya, dan setelah selesai, aku memutuskan untuk langsung beranjak ke kelas Bella.

"Yaudah, duluan ae dah, gua mau ke kelas Bella dulu" Ucapku pamit.

"Ayo, Bay, gue ikut, sekalian ngambil hoodie gue" Sambung Claudia, dan kemudian kami beranjak menuju ke koridor kelas 10 bersama.

Kami sudah sampai di kelas Bella, dan terlihat Bella sedang mengobrol dengan temannya. Saat ini Bella juga sudah kembali mengenakan jilbabnya yang kupikir sepertinya sudah kering karena dia jemur. Tanpa berpikir panjang pula, aku langsung mengetuk pintu kelasnya membuat Bella terkejut.

"Loh, kakak?" Ucapnya kaget.

"Ayo pulang, dek, udah sore" Jawabku, dan Bella bersama teman-temannya pun beranjak mendekati kami.

Bella pun langsung beranjak ke depan Claudia, dan dia langsung menyerahkan hoodie Claudia yang sudah dilipat rapih.

"Ini, kak, makasih banyak banget ya, kak, udah mau minjemin" Ucap Bella tersenyum.

"Iya, adeknya Bayu, gue juga minta maaf bangett ya temen-temen gue kasar sama lo tadi" Jawab Claudia selagi mengambil hoodienya dan langsung memakainya.

Claudia sudah selesai mengenakan hoodienya, dan setelah itu, Claudia pun langsung berpamitan dengan kami.

"Yaudah kalo gitu, gue duluan ya, Bay, see you later" Ucap Claudia dan kami melakukan fist-bump sebelum dia pergi.

Claudia pun beranjak pergi, dan kemudian ketika aku kembali berpaling kearah Bella dan teman-temannya, mereka terlihat senyum-senyum sendiri.

"Kenapa kalian?" Tanyaku.

"Itu pacarnya ya, kak?" Balik tanya salah satu temannya Bella.

"Bukan, dia temen sebangku aku, ayo dek, pulang" Jawabku yang kemudian mengajak Bella pulang.

Kami pun kembali berjalan bersama menunu parkiran, dan entah kenapa, Bella sudah tidak terlihat lebih agresif lagi seperti kemarin. Sepertinya ucapan Evelynn benar-benar menusuk kedalam dirinya.

"Kaku banget sih, dek" Ucapku memecahkan keheningan sambil merangkulnya.

"Ih, kakak, udahh, jangan sampe nanti ada yang salah paham lagi" Jawab Bella melepas rangkulanku.

"Hahahah, nggak lah, udah tau sekarang pasti satu sekolah kalo kita adek-kakak" Balasku namun tak Bella jawab.

"Kak, kakak emang nggak tertarik sama chairmate kakak?" Tanya Bella.

"Astaga, udah apa, ini udah tahun ketiga kakak harus ngadepin beginian, sekarang malah kamu juga ikut-ikutan" Jawabku ketus.

"Hahahahaha, lagian emang kenapa si, kak? Padahal juga kalian cocok" Balas Bella.

"Loh kamu nggak tau kalo dia pacarnya kak Rafael?" Kembali tanyaku yang membuatnya terkejut.

"Hah, seriusan?"

"Ya masa kakak boong"

"Tapi masa iya sih, kak, kakak nggak punya rasa atau gimana gitu sama dia?" Kembali tanya Bella.

"Dek, mau kakak punya rasa kaya gimana pun, kakak nggak mungkin ngerebut Claudia dari Rafael, karena mau gimana juga, mereka berdua itu temen kakak, dan kakak nggak mau ngerusak huhungan mereka" Jawabku.

"Berarti kakak punya kan sedikit rasa sama dia?" Tanya Bella lagi.

Yah, aku langsung menyadari kalau barusan aku baru saja terang-terangan aku mempunyai sedikit rasa kepadanya yang meskipun rasa itu sudah lama mati karena kini aku dan dia juga sudah bersahabat. Tapi tidak apa lah, toh aku juga bercerita kepada adikku saat ini.

"Dulu mah ada, tapi lama-lama ilang juga, apalagi sekarang kakak sama dia sahabatan, kan?" Jawabku jujur.

Tak terasa, kami sudah sampai di parkiran, dan kami langsung beranjak menaiki motorku dan kami langsung beranjak pulang.

======
(Malamnya)

Sesuai rencana, berhubung sekarang sudah jam 9 malam, kami akan melakukan kerja kelompok mapel biologi seperti arahan dari guru kami. Aku yang saat ini sedang berada di kamar adikku pun langsung beranjak ke kamarku. Aku kemudian langsung menyalakan laptopku dan aku langsung membuka aplikasi D*scord untuk membuat server baru yang akan kami gunakan untuk mengerjakan tugas.

Setelah selesai, aku langsung mengirim link itu ke Adi dan Rama di groupchat yang hanya berisikan kami bertiga, dan kemudian tanpa menunggu lama, mereka berdua langsung memasuki serverku dan langsung memasuki channel yang sudah kubuat dengan masih menyalakan kameranya.

"Ini Claudia belom join, Bay?" Tanya Rama setelah memasuki channel.

"Belom, ini gua baru mau ngirim link-nya" Jawabku, dan setelah itu aku langsung mengirim link ini ke Claudia.

Tak kusangka, tak perlu waktu lama bagiku untuk mendapat balasan darinya.

"Okay, wait ya, gue download aplikasinya dulu wkwkwkkw" Balasnya melalui pesan.

Setelah mendapat jawaban pun, aku langsung memberitahu ke yang lain.

"Claudia download dulu katanya" Jelasku ke yang lain.

"Isengin kali, ya?" Usul Rama.

"Isengin gimana?" Tanya Adi.

"Paksa aja sampe dia mau oncam, kali aja dapet yang bening-bening kita" Jelasnya.

"Hmmmm, mentang-mentang nggak ada orangnya langsung ya pikiran liarnya keluar" Ucapku membuat mereka tertawa.

"Hahahahahah, awas jangan cepu lu, Bay" Ucap Rama.

"Terus gimana, gasin nggak?" Sambung Adi.

"Ayo dah gas" Jawabku yang juga tak bisa bohong kalau aku tertarik.

"Yahh, chairmate nya juga demen nih, cepuin ah" Kembali canda Rama membuat kami tertawa.

Tak lama kemudian pun, Claudia mengabariku kalau unduhannya sudah selesai, dan setelah beberapa lama mengajarkan Claudia bagaimana cara menggunakan aplikasinya, kini Claudia juga sudah memasuki channel.

"Eh, sorry banget guys, gue nggak lama kan telatnya?" Ucap Claudia yang masih belum menyalakan kameranya.

"Nggak kok, Claud, santai" jawabku.

"Eh, Claud, solid dong nyalain kamera" Ucap Rama tanpa basa-basi yang membuatku dan Adi menahan tawa.

"Ihh harus banget apa?" Jawabnya agak keberatan.

"Iya lahh, kan biar lebih komunikatif juga" Balas Adi terus berusaha meyakinkan Claudia untuk menyalakan kamera.

"Ihh bentar deh, gue ke depan TV dulu, kamar gue berantakan banget" Jawabnya dan kami bertiga hanya tersenyum menahan tawa mendengarnya.

Tak lama kemudian pun, akhirnya Claudia menyalakan kameranya, dan ternyata, ini jauh lebih mengejutkan dari yang kuduga.

Claudia saat ini hanya mengenakan tanktop yang cukup kendur dengan belahan yang cukup rendah, dan meskipun tubuhnya tidak seluruhnya terlihat, aku juga sangat yakin kalau Claudia hanya mengenakan celana mini dibawahnya. Selain itu, rambut panjangnya juga diikat cepol yang membuatnya terlihat lebih eksotis.

Bukan cuma aku pula yang begitu terkejut melihatnya, melihat dari reaksi Rama dan Adi, mereka juga terlihat begitu kaget dan terpana melihat Claudia dengan pakaian seperti ini. Tak lama kemudian pun, aku melihat Rama mengirim chat ke grup kami bertiga.

"Jangan pada konak coy" Pesannya yang membuat kami bertiga kembali menahan tawa.

Setelah tak ada yang berbicara pun, akhirnya Claudia pun berbicara.

"Ini kamera gue keliatan jelas, kan?" Tanyanya.

"Jelas kok... Jelas..." Jawab Rama yang terlihat masih sangat canggung.

"Claud, disana lagi panas banget, ya? Atau gimana?" Sambungku bertanya supaya lebih tidak canggung lagi.

"Iyaa, oh my god, AC gue rusak jadi panas banget disinii, makanya tadi gue ngajaknya diluar aja ngerjainnya" Jawab Claudia yang bagiku cukup menjelaskan kenapa dia mengenakan pakaian se-minim itu.

Setelah itu, kami mulai berdiskusi untuk bagaimana kami akan mengerjakan tugas ini, dan setelah itu, tercipta kesepakatan dimana setelah materinya terkumpul, aku dan Claudia akan mengerjakan PPT dan Adi dan Rama mengerjakan paper-nya.

Setelah itu, kami berempat berdiskusi sekaligus mengumpulkan materi yang akan kami masukkan ke PPT dan paper kami. Pencarian materi ini juga cukup lama karena Claudia yang sangat pintar di biologi beberapa kali menolak materi yang kami kumpulkan karena kurang bagus. Claudia pun bahkan benar-benar mengecek materi kiriman kami dengan sangat detil sehingga ada kata yang rincu saja langsung dia ingatkan.

Sudah nyaris satu jam kami mengumpulkan materi, dan sekarang sudah waktunya bagi kami untuk mengerjakan masing-masing bagian kami.

"Ini bisa dipisah aja nggak call-nya? Jadi gue sama Bayu terus Rama sama Adi?" Tanya Claudia tiba-tiba yang membuat Rama dan Adi terlihat kecewa.

"Loh, emang kenapa?" Tanyanya.

"Nggak papa, biar bisa lebih fokus aja semuanya ngerjainnya" jawab Claudia.

"Fokus kok kita, fokus" balas Rama.

"Nggak udah, nanti malah bentrok juga takutnya" sambungku, dan kulihat Rama dan Adi terlihat kesal denganku yang bisa berduaan dengannya.

Akupun langsung membuat channel baru untuk Adi dan Rama untuk berdiskusi, dan aku langsung menyuruh Rama dan Adi untuk berpindah channel.

Kini hanya ada aku dan Claudia berdua di channel ini, dan tentu saja karena Adi dan Rama sudah tidak ada, screen-ku saat ini hanya berisikan tampilan Claudia yang lebih besar dan layar laptop yang di tampilkan olehnya. Dengan kini tampilan Claudia yang lebih jelas pula, tentu saja kecantikan dan keeksotisannya makin terpampang.

Selama berdiskusi pun, meski aku memang masih bisa memfokuskan pikiranku ke apa yang kami kerjakan, kehadiran Claudia dilayarku terkadang membuat pikiranku buyar. Tak hanya karena kecantikannya, aku juga menyadari tak ada tali BH yang terlihat dan bila Claudia menunduk sedikit saja, pasti badannya yang tertutupi tanktop itu bisa terlihat. Tapi aku terus membuang pikiran kotor itu karena aku ingin tugas ini cepat selesai.

Tiga puluh menit kemudian, akhirnya tugas kami berdua pun terselesaikan, dan aku langsung menaruh kepalaku di meja karena kelelahan membaca materi dari mata pelajaran yang paling kubenci.

"Urghhh... Akhirnya selesai jugaa" ucapku sangat lega.

"Hahahahaha, baru segini doang loh padahal" jawab Claudia yang terdengar tidak merasakan penderitaan yang sama denganku.

"I hate Biology so much" balasku tanpa mengangkat kepalaku.

"Ih, padahal Biologi asik tau"

"Nggak, udah, fisika all day all night" balasku menyatakan betapa sukanya aku dengan fisika yang membuat Claudia tertawa karena minat kami berbanding terbalik.

Tak lama kemudian pun, setelah kami selesai pula, Rama dan Adi kembali memasuki channel kami yang menandakan mereka sudah selesai.

"Gimana? Kalian udah selesai?" Tanya Claudia setelah mereka memasuki channel kami.

"Udahh, tinggal kirim, dah" jawab Rama.

"Yaudah, kirim, Bay" pinta Claudia dan akupun langsung mengirim tugas kami ke e-mail guru kami.

Kini, tugas kami sudah terkumpul, dan setelah itu, aku dan Adi langsung kembali menaruh kepala kami di meja, sedangkan Rama dan Claudia langsung menyandar ke kursinya.

"Ahhh akhirnya kelar jugaa" ucap Adi yang sama menderitanya denganku.

Kami pun tertawa mendengar ucapan Adi, dan setelah itu, kami kembali hening. Keheningan itupun tak bertahan lama, karena kemudian, Rama membuka mulutnya.

"Classic dah yok, ah" sahut Rama mengajak kami untuk bermain game moba analog yang cukup populer.

"Ayo dah, stres banget gua" jawabku yang langsung meraih hapeku.

"Ayo login ayo" sambung Adi.

Selagi kami membuka hape kami pun, tiba-tiba Claudia juga ikut berbicara.

"Eh, kalian mau main ML??" Tanya Claudia tiba-tiba.

"Iyaa, refreshing abis kerja yakan" jawab Adi.

"Ihh gue ikutan dongg" kembali sambung Claudia.

"Lu main juga?"

"Iyaa, tapi gue noob parah, nggak papa, kan?" Tanya Claudia.

"Santaii, ayok Claud, ML" jawabku yang terdengar sangat ambiguis.

Tentu saja, karena sangat ambiguis, Rama dan Adi langsung terpancing untuk membuat candaan kearah yang cabul.

"Apaaa??? Bayu ngajakin Claudia ML????" Canda Rama setelah aku mengajak Claudia meski konteksnya sangat berbanding terbalik.

"Waduhhh, bisa jadi hot news, nihhh" sambung Adi yang membuat kami tertawa.

"Astagaaa, becandaan kalian tuh yaa" jawab Claudia.

"Buset dah becandaan lu bokep banget si" sambungku yang membuat kami semua kembali tertawa.

Akupun langsung menambahkan akun Claudia sebagai teman di game ini, dan setelah itu, Rama langsung mengundangku untuk masuk ke room dan kemudian aku langsung mengundang Claudia sebelum Rama menekan tombol start.

Cukup lama kami menunggu, dan kini kami sudah sampai di seksi pemilihan hero yang ingin kami gunakan.

"Bay, lu mau make apa?" Tanya Rama.

"Gua make Claude, deh" jawabku yang ingin menggunakan Claude, salah satu hero dengan role marksman.

Tentu saja, lagi-lagi aku mengucapkan sesuatu yang sangat ambiguis, dan Rama pun kembali beraksi.

"Hahhh?? Bayu mau 'make' Claudia????" Kembali canda Rama yang membuat kami tertawa kencang.

"Hahahahah, udah apa, Ram, buset dah" jawabku.

"Ih, gue cuma bisa pake Layla, gimana dong?" Sambung Claudia yang hanya bisa menggunakan hero dengan role yang sama denganku.

"Oh, yaudah, kalo gitu gua tank aja, buat ngejagain lu" jawabku dan aku langsung memilih hero Tigreal.

Setelah semuanya memilih hero, kami menunggu sejenak untuk memasuki game-nya, dan setelah memasuki game-nya, aku dan Claudia langsung mengisi jalur bawah sementara Adi dan Rama masing-masing mengisi jalur atas dan tengah.

"Bay, jangan apa-apain Claudia lu dibawah" canda Rama.

"Iyaa buset dah"

Akupun langsung mengarahkan hero-ku ke semak-semak untuk bersembunyi, dan aku langsung menyuruh Claudia untuk mengikutiku.

"Claud, sini" suruhku, dan lagi-lagi, Rama membercandakan gesturku.

"Aduhh Bayu ngapain hayoo ngajakin Claudia ke semak-semak???" Canda Rama lagi.

"Hahahah, iyaa Bay, sini ayo kita di semak-semak bareng" jawab Claudia.

Claudia pun langsung mengarahkan hero-nya ke semak-semak bersamaku, dan tak kusangka, Claudia ikut meladeni bercandaan Rama.

"Ahhhh... Ahhhh... Ahhhh..." Canda Claudia dengan pura-pura mendesah.

Kami bertiga pun tidak siap dengan ini semua, dan kami bertiga langsung tertawa tak terkontrol.

"HAHAHAHAHAHAHAH, GILA NGGAK NYANGKA GUA CLAUDIA BISA KAYAK GINI JUGA BERCANDAANNYA" teriakku setelah puas tertawa.

"Yeh emang laki-laki doang yang bisa bercanda ekstrem kaya gitu? Kita juga bisa kali" jawab Claudia yang lagi-lagi membuat kami tertawa.

Mendengar jawaban Claudia pun, akhirnya aku terbawa suasana, dan aku ikut meladeni bercandaan seksual ini.

"Yaudah ayo, Claud, kita ganti gaya, Ahhhh... Ahhhh..." Balasku yang membuat yang lain tertawa makin keras.

"HAHAHAHAHAAH BANGSATTT!!" tawa Rama tak terkontrol.

"Ahhhh... Enakkk... Ahhhh..." Sambung Claudia kembali meladeni candaan kami dan lagi-lagi kami tertawa lepas.

Singkat cerita, setelah sudah tiga kali kami memainkan game ini, kami berempat sudah begitu kelelahan, dan setelah itu, kami memutuskan untuk menyudahi call kami di D*scord dan aku langsung beranjak ke kasurku.

Aku langsung merebahkan diriku di kasur, dan perlahan rasa kantuk pun mulai datang. Suasana di kamarku begitu tenang dan dingin AC benar-benar mendukungku untuk segera tidur. Namun sayangnya, tiba-tiba terbesit di pikiranku....


.... KALAU AKU BARU SAJA MENGGODA PACAR ORANG YANG JUGA TEMAN BAIKKU!

Entah kenapa, rasanya aku menjadi sangat merasa bersalah. Rasa kantukku pun perlahan menghilang, dan perlahan aku mulai merasa tidak tenang. Selain itu, tak kuduga aku malah menjadi merasa bersalah meskipun ketika aku memikirkan itu lagi, bayangan tentang desahan Claudia muncul lagi di kepalaku.

Akhirnya, setelah cukup lama merasa gundah, aku tak bisa membiarkan hal ini terus menghantuiku, dan aku langsung menelepon Claudia untuk meminta maaf.

Tak kusangka, tak perlu hitungan detik untuk Claudia mengangkat teleponnya.

"Bay? Kok lo masih bangun?" Tanyanya setelah mengangkat teleponnya.

"Ehehe, iya Claud, ada yang lagi gua pikirin juga soalnya" jawabku.

"What's on your mind?"

"Claud, sorry banget ya tadi, udah ngebawa lu becanda-canda bokep gitu" jelasku, dan tak kuduga, Claudia malah tertawa.

"Hahahahah, lo merasa bersalah??" Tanyanya lagi.

"Iya lah, nggak enak juga gua jatohnya nyabulin cewek orang" jawabku.

"Hahahahah, it's okay, nggak usah dipikirin, Bay, wajar kok soalnya kita juga lagi pusing pengen lepas penat juga, kan?" balas Claudia lagi.

"Ya tetep aja, apalagi juga gua kebawa gara-gara lu ngedesah" tolakku.

"Hmmm, iya sih, guenya juga kebawa bercandaan Rama soalnya," balas Claudia.

Akupun tidak mengatakan apa-apa lagi, dan Claudia juga sama denganku. Akhirnya tak ada yang saling berbicara sampai akhirnya Claudia membuka mulutnya lagi.

"By the way, Bay, jujur ya, sejujur-jujurnya," ucap Claudia memecahkan keheningan.

"Tadi lo semua kaget ya ngeliat gue pake baju kaya gitu?" Lanjutnya bertanya yang membuatku sangat terkejut.

Ah sial, aku harus menjawab apa? Aku juga tidak mau berbohong, tapi rasanya sangat malu bila aku jujur tentang apa yang aku, Adi, dan Rama rasakan.

"Bayy, jawab, ih" kembali ucapnya yang membuatku pasrah.

"Yah, begitu lah" jawabku pasrah yang membuatnya kaget.

"Hah? Emang se-minim itu, apa??" Tanyanya kaget.

"Iyaa lah, Claud, tapi kita maklumin kok, apalagi katanya AC lo masih rusak, kan" jawabku.

"Iya lah lo maklumin, lo pada nggak bisa seneng-seneng liatin gue nanti" sambungnya.

Tentu saja, aku tertawa mendengar jawabannya. Aku juga tak mengira kalau Claudia se-santai ini dalam urusan hal-hal berbau porno, dan entah kenapa, rasanya aku juga ikut terbawa suasana dan mulai meladeni bercandaannya.

"Hahahah, iya dong, apalagi pas cuma kita berdua, kan lu jadi makin gede tuh screen-nya di gua" candaku.

"Hmmm, pantes tadi kaya ada yang canggung gitu" ledek Claudia kepadaku yang terus berusaha untuk mengalihkan pikiranku tadi.

"Hahahaha, iya lah, susah kali fokus ngerjain tugas sambil ngeliat yang seger-seger" candaku.

"Aduhh, chairmate gue ternyata juga bandel yaa," balas Claudia yang membuatku tertawa.

"Jangan-jangan, lo ngaceng juga lagi" lanjutnya yang benar-benar membuatku terkejut.

Astaga, apa aku tidak salah dengar? Apa baru saja Claudia menanyakan apakah aku sedang ereksi atau tidak sekarang?

Baru mendengar Claudia berbicara seperti itu saja, entah kenapa, muncul rangsangan dalam diriku, dan akhirnya kontolku pun mulai mengeras yang menandakan kalau kita sudah terlalu jauh.

Namun entah kenapa, aku terus terpancing, dan aku ingin meladeni bercandaan Claudia juga.

"Sekarang aja masih, kok" jawabku dengan nada menggoda yang membuatnya makin terkejut.

"Hah, serius lo?"

"Mau liat?" Tanyaku, dan tanpa menunggu jawaban Claudia, aku langsung memotret kontol yang kupegang dari luar celana dan aku langsung mengirimkannya ke Claudia.

Tentu saja, Claudia sangat terkejut, dan kemudian, dia tertawa begitu kencang.

"OH MY GOD, HAHAHAHAHAHA" tawanya.

Aku juga hanya tertawa mendengar tawaan Claudia, namun setelah itu, kami kembali hening, dan tiba-tiba tak lama setelah itu, muncul pesan dari Claudia yang langsung kubuka. Tentu saja, aku ikut terkejut melihatnya.

Claudia mengirimkan foto dia sedang berbaring di sofanya dan dia memperlihatkan nyaris seluruh bagian tubuhnya dari payudara sampai kaki meski semuanya masih ditutupi dengan tanktop dan hotpants.

"Lo ngaceng karena mikirin ini???" Tanya Claudia setelah dia memastikan aku sudah melihat fotonya.

Tentu saja aku begitu terkejut, dan aku juga tak bisa bohong kalau aku begitu menyukainya. Namun, meski aku tahu bahwa kami sudah pergi begitu jauh, aku juga makin terpancing mendengar pertanyaan Claudia.

"Kurang kalo nggak ada mukanya, mah" jawabku.

Tentu saja, Claudia pun juga sama sepertiku yang sudah merasa terlalu terbawa suasana, dan Claudia tak mengatakan apa-apa agak lama, sampai akhirnya, Claudia kembali mengirim foto, dimana sekarang Claudia berpose selfie dengan menaruh hapenya di ujung sofa, memperlihatkan tubuhnya yang sedang berduduk sila melakukan pose 'peace' dengan senyumannya yang begitu manis dan rambut panjangnya yang sudah tidak diikat.

"Begini???" Tanya Claudia lagi.

Meski aku tak bisa bohong kalau aku benar-benar menikmatinya, aku juga makin sadar bahwa kami berdua sudah begitu jauh. Ini sudah tidak benar, apalagi Claudia juga sudah punya pacar, dan pacarnya adalah temanku sendiri. Aku sudah melakukan kesalahan besar, dan aku memutuskan untuk menyudahinya sampai sini.

"Ummm... Claud...." Ucapku canggung.

"Kenapa, Bay?" Tanyanya.

"I think we have to leave it at this" jelasku.

"Kenapa?"

"Kita udah kejauhan, udah nggak bener, apalagi lu juga punya cowo, nggak sepantesnya gua malah ngeginiin lu," jawabku menjelaskan apa yang sedang kurasakan.

"Claud, gua minta maaf banget ya, kalo gua malah narik-narik lu sampe kita bisa becanda kaya tadi" sambungku meminta maaf dan aku mendengar Claudia tertawa kecil.

"Lo nggak perlu minta maaf kok, Bay, gue juga udah kebawa tadi, kalo gue nggak kebawa juga pasti udah gue berentiin, kok" jelas Claudia yang tak membuatku merasa lebih baik sedikitpun.

"Tapi nggak papa kok, Bay, anggep aja ini benefit dari lo jadi sahabat gue" lanjutnya.

"Tapi..." kembali ucapku yang kembali Claudia potong.

"It's okay, lo gue maafin kok, Bay, jangan terus-terusan ngerasa bersalah, oke? Karena harusnya gue yang merasa bersalah" jelas Claudia, dan mendengar dia memaafkanku akhirnya membuatku lega.

"Dan juga, Bay, kayaknya, lo itu orang pertama yang gue kenal yang minta maaf cuma karena lo bercandain hal-hal beginian, deh" sambungnya.

"You're such a respectful guy, and I respect you a lot" lanjutnya yang membuatku tersenyum.

"Thanks, Claud"

"No problem, yang penting jangan sampe keulang lagi kalo gitu, ya?" jawabnya.

"Okay"

"Yaudah, kayaknya ini juga lo mau tidur, kan? Kita lanjutin kapan-kapan aja ya telponannya" ucapnya mengingatkanku.

"Claud, sebelum lu tidur," selingku.

"Kenapa, Bay?"

"Gue boleh manggil lu yang lain, nggak? Kayaknya ribet banget kalo gua harus manggil lu 'Claud' gitu" tanyaku.

"Hmmmm, okay, what do you want to call me?" Tanyanya.

"How about 'Caca'?" ujarku.

"Okay, you can call me by that" jawabnya membuatku tersenyum.

"Ohiya, Bay, bahkan Rafael aja nggak punya panggilan lain ke gue loh, hahahaha" sambungnya membuatku tertawa.

"Hahahaha, iya deh, iya" jawabku seadanya.

"Yaudah kalo gitu, tidur sana lo, udah malem" suruhnya.

"Iya, mata gua juga udah berat banget juga" jawabku.

"Yaudahh sana, good night, Bay"

"Good night, Ca"

-To be Continued-​
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd