Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
Cinta seratus juta Rupiah
- Thread starter Chaos222
- Start date
Jaka_Mesum
Semprot Kecil
- Daftar
- 13 Dec 2012
- Post
- 65
- Like diterima
- 2
Belum update Ƴ∂∂∂
Chaos222
Guru Semprot
Ditunggu ya mudah mudahan siang ini update , Dah dua hari sinyal disini mati total , sekarang udah aktif meskipun edge
Chaos222
Guru Semprot
Chapter XVIII part 1
Suara suara berisik dan teriakan itu membangunkanku dari tidurku. Apa yang sebenarnya terjadi?? Aku bangkit dari tempat tidurku, meraih pakaianku lalu beranjak keluar kamar.
Kulihat kini Rio duduk dihadapan seseorang. Betapa terkejutnya dan tak percayanya aku ketika melihat sosok itu. Wendy?? Bagaimana ia bisa disini?? Bukankah ia seharusnya dirumah sakit?? Kenapa pihak dokter tidak memberitahuku??
Aku berlari menghampiri Wendy yang kini terbaring lemah. Wajahnya begitu pucat. Tangan kirinya dipenuhi bercak darah, masih terlihat bekas jarum infus. Apa yang telah dilakukannya??
"Aduh!! Bagaimana ia bisa disini?? Apa yang ia lakukan??" Aku berteriak panik sambil membersihkan noda darah ditangannya.
"Apa kamu mengenal gadis ini? Siapa sebenarnya dia??"sahut Rio kebingungan.
"Nanti kujelaskan , ayo kita harus membawanya kembali kerumah sakit.." Aku dan Rio segera menggendong Wendy lalu membawanya ke mobil. Kami harus membawanya ke rumah sakit segera mungkin. Dia bisa mati dengan kondisi seperti ini.
Kukebut mobilku menuju rumah sakit. Kami berhenti dibagian UGD , para perawat langsung menyambut kami lalu mengangkut Wendy menuju Ruang gawat darurat.
Dokter menahan kami untuk menunggu diluar. Aku benar benar panik. Meskipun aku membencinya karena Rio tapi tentu saja ia tidak boleh mati seperti ini. Kenapa ia cukup bodoh untuk menemui Rio dengan kondisi seperti itu. Ia dapat membunuh dirinya sendiri.
Rio berdiri termenung. Ia sangat bingung degan apa yang terjadi hari ini. Ia menoleh padaku lalu berjalan menghampiriku.
"Jawab aku Vina, siapa gadis itu?? Apa yang sebenarnya terjadi??"
Aku terdiam. Aku tak tahu harus menjawab apa. Semua ini salahku. Mengapa bisa aku memanfaatkan situasi seperti ini untuk mendapatkan cinta Rio. Tentu itu bukanlah cinta. Cepat atau lambat Rio pasti mengetahui yang sebenarnya.
"Jawab Aku Vina, jawab!!" Rio membentakku. Aku menggelengkan kepalaku, menolak menjawab pertanyaannya. Aku tak mampu berkata apa apa lagi.
Kusandarkan tubuhku ditembok lalu menutupi mukaku dengan kedua tanganku. Aku belum siap kehilangan Rio sekarang. Aku masih ingin menikmati momen momen bersamanya.
Seorang Ibupun berlari menghampiri kami berdua. Dia tak lain Ibunda Wendy. Ia tampak begitu khawatir dengan kondisi anaknya.
"Bagaimana keadaan Wendy?? Apa dia baik baik saja??" Aku hanya diam tak berani berkata apa apa. Yang bisa kami harapkan sekarang hanyalah berdoa.
Tak lama kemudian Dokterpun keluar dari ruang UGD dan menjelaskan keadaan Wendy.
"Kondisinya cukup parah. Dia sebenarnya harus istirahat total. Tapi tindakannya benar - benar beresiko dan memperburuk kondisinya. Untung saja dia tidak pingsan selama dijalan. Dia perlu penjagaan yang lebih ketat. Untuk sementara kondisi nya akan sangat lemah. Tapi ia sudah bisa kembali ke ruang inap." Jelas Dokter.
Rio dan Ibunda Wendy langsung menghampiri Wendy yang kini terkulai lemah dan masih tak sadarkan diri. Kulihat Rio memerhatikan Wendy dengan penuh rasa khawatir. Meskipun ia lupa dengan gadis itu , tapi dari tatapan itu begitu terlihat bahwa perasaan itu masih ada.
Satu sisi aku takut kehilangan dirinya. Tapi aku tidak tega melihat Rio seperti ini. Aku sadar apa yang kulakukan selama ini salah. Apa sebaiknya aku berkata sejujurnya?? Sebelum ia terlanjur membenciku nanti.
"Kita harus ngomong yo...." Bisikku pada Rio. Kami berdua lalu pergi ke luar kamar. Kugenggam erat tangan Rio lalu menjelaskan semuanya yang sebenarnya.
"Rio, maafkan aku, kau mungkin akan membenciku nanti. Sebenarnya aku bukan pacarmu ataupun calon istrimu. Kita tidak lebih dari teman biasa. Gadis itu adalah kekasihmu dan calon istrimu yang sebenarnya. Suatu saat nanti , Ingatanmu tentang dia pasti akan kembali. Maafkan aku, aku membohongimu karena kupikir aku dapat merebut mi dengan caa seperti itu. Ternyata aku salah, aku sadar sekarang. Dialah yang lebih berhak menjadi pendampingmu."
Dengan berurai air mata aku menceritakan yang sebenarnya. Rio terdiam mendengar semua ceritaku tadi. Akupun beranjak pergi meninggalkan Rio yang berdiri terdiam dilorong itu. Lebih baik aku memberitahunya sekarang daripada kelak Rio mengetahui yang sebenarnya lalu ia menjadi sangat membenciku. Aku sadar betapa aku menginginkannya, tapi sebagai seorang wanita aku mengerti bagaimana perasaanku jika berada diposisi Wendy.
Goodbye Rio. Aku takkan pernah berhenti mencintaimu. Tapi aku akan berhenti menunjukkan rasa cintaku padamu. Karena aku tak ingin orang lain terluka karenaku.
Dengan menundukkan mukanya , Vina pergi meninggalkanku. Aku belom tahu apakah semua yang dikatakannya adalah benar. Tapi sejak pertama aku melihatnya menangis dan memelukku dirumah tadi, aku merasa ada sesuatu yang beda dengan gadis ini.
Aku kembali masuk ke kamar itu. Gadis itu masih terbaring tak sadarkan diri, didampingin Ibundanya disampingnya.
"Semalam ia begitu ingin menemui kamu. Ibu gak habis pikir ia nekat sampai seperti ini." Sahut beliau.
Tak salah lagi, gadis ini adalah gadis yang muncul dimimpiku waktu itu. Kududuk disampingnya yang terbaring lemah itu. Akukan menunggu sampai ia sadarkan diri. Banyak hal yang harus kubicarakan dengannya. Aku ingin lebih tahu siapa dia sebenarnya.....
To be continued
Suara suara berisik dan teriakan itu membangunkanku dari tidurku. Apa yang sebenarnya terjadi?? Aku bangkit dari tempat tidurku, meraih pakaianku lalu beranjak keluar kamar.
Kulihat kini Rio duduk dihadapan seseorang. Betapa terkejutnya dan tak percayanya aku ketika melihat sosok itu. Wendy?? Bagaimana ia bisa disini?? Bukankah ia seharusnya dirumah sakit?? Kenapa pihak dokter tidak memberitahuku??
Aku berlari menghampiri Wendy yang kini terbaring lemah. Wajahnya begitu pucat. Tangan kirinya dipenuhi bercak darah, masih terlihat bekas jarum infus. Apa yang telah dilakukannya??
"Aduh!! Bagaimana ia bisa disini?? Apa yang ia lakukan??" Aku berteriak panik sambil membersihkan noda darah ditangannya.
"Apa kamu mengenal gadis ini? Siapa sebenarnya dia??"sahut Rio kebingungan.
"Nanti kujelaskan , ayo kita harus membawanya kembali kerumah sakit.." Aku dan Rio segera menggendong Wendy lalu membawanya ke mobil. Kami harus membawanya ke rumah sakit segera mungkin. Dia bisa mati dengan kondisi seperti ini.
Kukebut mobilku menuju rumah sakit. Kami berhenti dibagian UGD , para perawat langsung menyambut kami lalu mengangkut Wendy menuju Ruang gawat darurat.
Dokter menahan kami untuk menunggu diluar. Aku benar benar panik. Meskipun aku membencinya karena Rio tapi tentu saja ia tidak boleh mati seperti ini. Kenapa ia cukup bodoh untuk menemui Rio dengan kondisi seperti itu. Ia dapat membunuh dirinya sendiri.
Rio berdiri termenung. Ia sangat bingung degan apa yang terjadi hari ini. Ia menoleh padaku lalu berjalan menghampiriku.
"Jawab aku Vina, siapa gadis itu?? Apa yang sebenarnya terjadi??"
Aku terdiam. Aku tak tahu harus menjawab apa. Semua ini salahku. Mengapa bisa aku memanfaatkan situasi seperti ini untuk mendapatkan cinta Rio. Tentu itu bukanlah cinta. Cepat atau lambat Rio pasti mengetahui yang sebenarnya.
"Jawab Aku Vina, jawab!!" Rio membentakku. Aku menggelengkan kepalaku, menolak menjawab pertanyaannya. Aku tak mampu berkata apa apa lagi.
Kusandarkan tubuhku ditembok lalu menutupi mukaku dengan kedua tanganku. Aku belum siap kehilangan Rio sekarang. Aku masih ingin menikmati momen momen bersamanya.
Seorang Ibupun berlari menghampiri kami berdua. Dia tak lain Ibunda Wendy. Ia tampak begitu khawatir dengan kondisi anaknya.
"Bagaimana keadaan Wendy?? Apa dia baik baik saja??" Aku hanya diam tak berani berkata apa apa. Yang bisa kami harapkan sekarang hanyalah berdoa.
Tak lama kemudian Dokterpun keluar dari ruang UGD dan menjelaskan keadaan Wendy.
"Kondisinya cukup parah. Dia sebenarnya harus istirahat total. Tapi tindakannya benar - benar beresiko dan memperburuk kondisinya. Untung saja dia tidak pingsan selama dijalan. Dia perlu penjagaan yang lebih ketat. Untuk sementara kondisi nya akan sangat lemah. Tapi ia sudah bisa kembali ke ruang inap." Jelas Dokter.
Rio dan Ibunda Wendy langsung menghampiri Wendy yang kini terkulai lemah dan masih tak sadarkan diri. Kulihat Rio memerhatikan Wendy dengan penuh rasa khawatir. Meskipun ia lupa dengan gadis itu , tapi dari tatapan itu begitu terlihat bahwa perasaan itu masih ada.
Satu sisi aku takut kehilangan dirinya. Tapi aku tidak tega melihat Rio seperti ini. Aku sadar apa yang kulakukan selama ini salah. Apa sebaiknya aku berkata sejujurnya?? Sebelum ia terlanjur membenciku nanti.
"Kita harus ngomong yo...." Bisikku pada Rio. Kami berdua lalu pergi ke luar kamar. Kugenggam erat tangan Rio lalu menjelaskan semuanya yang sebenarnya.
"Rio, maafkan aku, kau mungkin akan membenciku nanti. Sebenarnya aku bukan pacarmu ataupun calon istrimu. Kita tidak lebih dari teman biasa. Gadis itu adalah kekasihmu dan calon istrimu yang sebenarnya. Suatu saat nanti , Ingatanmu tentang dia pasti akan kembali. Maafkan aku, aku membohongimu karena kupikir aku dapat merebut mi dengan caa seperti itu. Ternyata aku salah, aku sadar sekarang. Dialah yang lebih berhak menjadi pendampingmu."
Dengan berurai air mata aku menceritakan yang sebenarnya. Rio terdiam mendengar semua ceritaku tadi. Akupun beranjak pergi meninggalkan Rio yang berdiri terdiam dilorong itu. Lebih baik aku memberitahunya sekarang daripada kelak Rio mengetahui yang sebenarnya lalu ia menjadi sangat membenciku. Aku sadar betapa aku menginginkannya, tapi sebagai seorang wanita aku mengerti bagaimana perasaanku jika berada diposisi Wendy.
Goodbye Rio. Aku takkan pernah berhenti mencintaimu. Tapi aku akan berhenti menunjukkan rasa cintaku padamu. Karena aku tak ingin orang lain terluka karenaku.
~~~***~~~
Dengan menundukkan mukanya , Vina pergi meninggalkanku. Aku belom tahu apakah semua yang dikatakannya adalah benar. Tapi sejak pertama aku melihatnya menangis dan memelukku dirumah tadi, aku merasa ada sesuatu yang beda dengan gadis ini.
Aku kembali masuk ke kamar itu. Gadis itu masih terbaring tak sadarkan diri, didampingin Ibundanya disampingnya.
"Semalam ia begitu ingin menemui kamu. Ibu gak habis pikir ia nekat sampai seperti ini." Sahut beliau.
Tak salah lagi, gadis ini adalah gadis yang muncul dimimpiku waktu itu. Kududuk disampingnya yang terbaring lemah itu. Akukan menunggu sampai ia sadarkan diri. Banyak hal yang harus kubicarakan dengannya. Aku ingin lebih tahu siapa dia sebenarnya.....
To be continued
Chaos222
Guru Semprot
Update sedikit dulu ya , ntar sore atau malam update part 2 
Asekkk update ... yg easy come easy go kt queen juga
Vinanya agak gimana gitu.... Kalo aku jadi dia mah pasti tega biarin wendy meninggal
HoLeeChit
Guru Semprot
syahdu gan.. vina yg berubah jadi bidadari... 
kejam nya
Vinanya agak gimana gitu.... Kalo aku jadi dia mah pasti tega biarin wendy meninggal
kejam nya
Megatron kan gituhhhh .... ga ush d anggep denen incest dia hihihi
Vinanya agak gimana gitu.... Kalo aku jadi dia mah pasti tega biarin wendy meninggal
Dasar kaleng sarden..
Tebu Wulung
Tukang Semprot
ketinggalan kreta deh....rio kenapa harus pake amnesia segala sih.....
vina thanks untuk kejujuranmu.
wendy cepet sembuh yah biar bs bareng rio lagi.
Vinanya agak gimana gitu.... Kalo aku jadi dia mah pasti tega biarin wendy meninggal
bang mega kok jahat sih
Wen aku di belakangmu
Br4m
Semprot Lover
- Daftar
- 22 Feb 2014
- Post
- 272
- Like diterima
- 50
.... Setelah sekian lama akhirnya Rio pun kembali mengingat Wendy dan semua masa lalunya, hidup berbahagia..
*setahun kemudian*
"Hai Rio.." Sapa seorang wanita yang sedang mnggendong bayi.
"Hai Vina.. Lho kemana aja selama ini.?"
"Ada kok.. Nih kenalin anakku namanya Junior Rio.."
"Cowok ya.. Ganteng deh.. Eh, namanya sama ya.."
"Makasih, dia mirip ayahnya.. (Mirip kamu Rio)"..
Maap kalo ane berimajinasi seperti dialog diatas..
lanjot juragan.
*setahun kemudian*
"Hai Rio.." Sapa seorang wanita yang sedang mnggendong bayi.
"Hai Vina.. Lho kemana aja selama ini.?"
"Ada kok.. Nih kenalin anakku namanya Junior Rio.."
"Cowok ya.. Ganteng deh.. Eh, namanya sama ya.."
"Makasih, dia mirip ayahnya.. (Mirip kamu Rio)"..
Maap kalo ane berimajinasi seperti dialog diatas..
lanjot juragan.Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
