"tugas Haris mengakali CCTV yang ada di kantor bini lu, termasuk menjebol keamanan di ruangan bos bejat itu, gimana Har sanggup ?"
"siap bro, itu kan keahlian gue"
"Kalau bukti semua sudah terkumpul, apa yang lu lakuin Ngga ?" (tanya Haris)
"ya sebuah kejutan, yang pasti meraka akan mengingatnya sampai mati"
"lu ngak main-main kan Ngga ?" (tanya Faris)
"lu jangan macam-macam Ngga, lu harus kontrol emosi lu" (sambung Haris)
"iya iya bawel amat sih, kek nenek kehabisan sirih, kalau gue ngak sabar udah dari kemaren ku sembelih mereka"
Hati berkata lain dari yang ku ucapkan tadi "tak lama lagi, pembalasan itu akan datang. Bahkan mungkin akan lebih kejam dari apa yang sekarang kalian lakukan. Meskipun bukan aku yang kalian sakiti yang langsung melakukannya pada kalian".
"ya sudah, anak lu gimana ?" (tanya Faris)
"gimana kalau lu yang rawat selama masalah ini, lu tanya dulu sama bini lu ?"
"eh eh gue juga pengen, hitung-hitung buat pancingan lah, kan gue juga belum punya anak" (nyerocos Haris)
"iya iya, kalian bicarain dulu sama bini kalian"
Kami pun keluar dari ruangan pertemuan itu, di sana terlihat istri Haris (Desi Susanti) yang menggendong Daffa. Daffa terlihat sangat manja sama Desi.
"bang Ngga, Daffa nya Desi bawa pulang ya besok ambil balek Daffanya, ya ngak bang Har ?"
"aku juga mau dong, kan kami sama bang Faris belum punya anak juga" (bela Karina)
"kenapa kalian sampe rebutan anak gue gitu ?"
"gimana ngak bang, Daffa nya anak baik gini,ngak rewel, mau sama siapa saja"(kata Karina)
Kasian anakku, dia benar-benar kurang kasih sayang dari ibunya.
"gimana ngak, orang yang ngegendongnya cantik-cantik, siapa saja pasti mau kok" (jawab ku)
"huuuuuuuu" (teriak Faris & Haris barengan, sedang para istri hanya cekikan)
"kalian boleh kok ngasuhnya, 1 minggu sama Karina, 1 minggu sama lu Desi gimana ?"
"deel bang" (jawab Desi)
"eh lu beneran Ngga ?" (tanya Faris)
"iya, hitung-hitung dengan kehadiran Daffa, bini kalian pada cepat-cepat bunting, hahaha"
"sialan lu Ngga, kampret bener lu" (gerutu Haris)
"eh Har pinjem mobil lu bentar, bini lu kan bawa mobil juga tu"
Aku kemudian pamit sama mereka karena aku harus ke kantor (padahal pengen ketemu Irna di kantor
).
Sesampai di kantor bawahanku pada bingung melihatku dengan pakaian santai termasuk Irna, aku hanya tersenyum geli melihatnya.
"Irna buatin kopi dong, ngantuk ni" (pinta ku)
"iya pak, sebentar ya Irna buatin dulu"
skip, skip
kopi pun sudah di meja kerja ku.
"keliatan enak ni kek yang bikinnya" (Irna hanya tersenyum)
"iihh bapak, selalu deh godain Irna"
"jangan panggil bapak dong kalau berdua gini, kan masih muda"
"terus Irna panggil siapa dong ?"
"terserah mau panggil siapa"
"panggil abang aja deh "
"iya dek"
p)
"dek, udah ngak ada kerjain lagi kan ?" (sambung ku)
"iya bang udah beres semua kok ?"
"gimana kalau kita makan siang, terus kepantai" (usulku)
"boleh bang, adek udah lama ngak kepantai" (sambut Irna penuh semangat)
"kalau gitu yok" (ajak ku)
skip,,,skip
kami pun sampai di pantai, Irna sangat bahagia, senyuman khasnya tak pernah lepas dari bibirnya. Ku beranikan diri tuk menggenggam tangannya, kamipun menyusuri bibir pantai sambil bergandengan tangan.
Lanjutannya ada dibawah ya gan..!