Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ''Aku Adalah Saksi Kegilaan Istriku''

Episode VI

Semula...
Ku mencoba untuk bertahan
Berharap suatu saat kau kembali padaku
Melanjutkan cerita yang terhenti
Memperbaiki kisah yang menyakiti

Tapi ternyata...
Semua harapanku sia-sia
Mimpiku hanya hampa belaka
Kerena rasamu, sayangmu, kasihmu, rindumu.. cintamu
hanya untuk nya,
Selingkuhanmu

Takkan lagi ku berharap
Harus ku relakan dan ikhlaskan
Dia menjadi yang terbaik bagimu
Perlahan tapi pasti
Akan kucoba lupakan semua kisahku
Walau harus slalu menahan rasa sakit di hati

Berhenti berharap
Berhenti bermimpi
Berhenti semua tentangmu
Ku coba lupakan...

Kini..
Tiba saatnya ku persiapkan sebuah kebahagian
Untukmu, dan
Untuk dia selingkuhanmu

Kebahagian yang tak bisa kau lupakan
Namun kau sesalkan kehadirannya.

Malam itu aku tak bisa tidur, pikiranku buntu, emosi ku begitu sesak di dada.
Aku masuk ke kamar melihatnya begitu terlelap terbuai mimpi. Akupun pergi ngak tau kemana, namun pergi bukan tuk selamanya, hanya tuk tenangkan diri di sana.
Ku minta sopir taxi hanya mutar Jakarta saja. 1 jam pun berlalu,
"pak kita sudah 1 jam ni mutar-mutar, tujuannya kemana pak ?"
"Ke Sunter saja pak"(tempat tinggal mertuaku)

Tak lama kemudian aku pun sampai di sana.
"pak kiri saja pak, di depan mushalla"
"iya pak",
"pak ini ongkosnya, bapak, no Hp nya berapa pak ?"
"ini pak (menyodorkan kartu namanya), untuk apa pak ?
"nanti saya telpon bapak tuk jemput saya disini"
"terima kasih pak"
"sama-sama pak" jawabku

Akupun langsung ke tempat wudhu' kemudian menunaikan ibadah subuh.
Setelah itu aku hanya duduk termenung di warung kopi dekat mushalla sembari menghisap sebatang rokok marlboro.
Sumpah janji setia
Hidup bersama sampai tua
Susah senang slalu berdua
Aku tak pernah lupa

Kurasakan hidup bahagia
Walau serba seadanya
Susahnya luar biasa
Ku anggap biasa saja

Kini kurasakan kau beda
Setelah kau punya segalanya
Kau berubah dan lupa
Dengan janji kita berdua

Setelah sekian lama bersama
Kau tinggalkan aku untuk dia
Kau lupa dengan sumpahmu
Sungguh aku sangat kecewa

Aku di kejutkan oleh tepukan tangan seseorang.
"Assalamua'laikum mas"
"waalaikum salam"
"boleh bicara sama mas ?" tapi tidak disini" (sambungnya)
"boleh pak, tapi dimana pak ?"
"bagaimana ke mushalla saja mas ? (usulnya)
"boleh juga pak"

Sesampai disana aku di ajak ke sebuah ruangan.
"ruang apa ni pak ?" (tanyaku)
"ini ruang khusus pengurus mushalla ni mas"
"bapak ya keamanan di kantor malam tadi ?" "saya panggil siapa ni pak, kalau saya Rangga pak ?"
"iya mas, panggil saja pak Rohim" (pak Rohim (50) seorang security di kantor wife tapi dia juga seorang imam di mushalla ini)
"ada yang bapak mau bicarakan pak"
"iya mas, maaf ni mas kalau bapak lancang",
"oh tidak apa pak, tentang apa pak"
"mas ini punya hubungan sama buk Suci ?"
"iya pak, saya suaminya, ada sesuatu kah pak ?"
"iya mas, saya pernah memergoki buk Suci dan Pak Andri sedang begituan di tempat parkir, maaf mas bapak ngak bermaksud ngerusakin rumah tangga mas"
"oh Tuhan, apakah bapak melihatnya dengan jelas" (sambil memasang ekspresi shok)
"tidak mas, waktu itu bapak keburu ketauan, bapak diancam di pecat kalau sampai ada yang tau"
"hem. Iya saya ngerti pak,
"kalau posisi bapak ada di saya, apa yang akan bapak lakukan ?
"bapak bicarain dulu baik-baik, kalau memang ngak mempan sih ya harus pisah"
"bapak bisa bantu saya ?"
"bantu gimana mas ?"
"kalau mereka lembur, bapak kasih tau saya ke nomor ini ya pak" (sembari kasih kartu nama ku)
"iya mas, bapak akan bantu sebisa bapak"
"terima kasih pak, kalau begitu saya pamit dulu pak"
"Assalamua'laikum"
"silakan mas, Waa'laikum salam"

Aku pun jalan kaki ke rumah mertua, karena tidak jauh dari mushalla tadi.
Sesampai disana ku lihat Daffa sedang di suapin makan sama omanya.

skip,,skip..

Aku menelpon taxi tadi tuk menjemput ku. Akupun minta di antar ke jalan Thamrin, tepatnya di bengkel Faris. Aku kemudian menelpon Haris memintanya langsung ke benkel Faris. Aku, Faris dan Haris adalah 3 sekawan.
Sesampai disana sudah ada Faris sama wifenya, termasuk Haris.
"eh lu Ngga, kok sama anak lu, bini lu mana ? (sapa Faris)
"aku mau bicara sama lu berdua, tapi cuma kita bertiga"
"eh bang Ngga, ada apa sih ?" (tanya bininya Faris)
"kayaknya penting amat Ngga ? (sambung Haris)
"ngak ada, ni gendong Daffa Rin" (nama bininya Faris Karina)

Kami bertiga masuk ke kantornya Faris. Aku menceritakan semua permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga ku pada meraka.

"bro, aku turut prihatin sama lu, kami akan bantu lu sampai tuntas"
"thank Ris, Har, menurut kalian apa yang harus ku lakukan ?"
"lu tenang aja, kami berdua akan memasang kamera mini dan GPS di mobil bini lu, termasuk nanti di mobil bos bini lu"
 
"tugas Haris mengakali CCTV yang ada di kantor bini lu, termasuk menjebol keamanan di ruangan bos bejat itu, gimana Har sanggup ?"
"siap bro, itu kan keahlian gue"
"Kalau bukti semua sudah terkumpul, apa yang lu lakuin Ngga ?" (tanya Haris)
"ya sebuah kejutan, yang pasti meraka akan mengingatnya sampai mati"
"lu ngak main-main kan Ngga ?" (tanya Faris)
"lu jangan macam-macam Ngga, lu harus kontrol emosi lu" (sambung Haris)
"iya iya bawel amat sih, kek nenek kehabisan sirih, kalau gue ngak sabar udah dari kemaren ku sembelih mereka"

Hati berkata lain dari yang ku ucapkan tadi "tak lama lagi, pembalasan itu akan datang. Bahkan mungkin akan lebih kejam dari apa yang sekarang kalian lakukan. Meskipun bukan aku yang kalian sakiti yang langsung melakukannya pada kalian".

"ya sudah, anak lu gimana ?" (tanya Faris)
"gimana kalau lu yang rawat selama masalah ini, lu tanya dulu sama bini lu ?"
"eh eh gue juga pengen, hitung-hitung buat pancingan lah, kan gue juga belum punya anak" (nyerocos Haris)
"iya iya, kalian bicarain dulu sama bini kalian"

Kami pun keluar dari ruangan pertemuan itu, di sana terlihat istri Haris (Desi Susanti) yang menggendong Daffa. Daffa terlihat sangat manja sama Desi.
"bang Ngga, Daffa nya Desi bawa pulang ya besok ambil balek Daffanya, ya ngak bang Har ?"
"aku juga mau dong, kan kami sama bang Faris belum punya anak juga" (bela Karina)
"kenapa kalian sampe rebutan anak gue gitu ?"
"gimana ngak bang, Daffa nya anak baik gini,ngak rewel, mau sama siapa saja"(kata Karina)

Kasian anakku, dia benar-benar kurang kasih sayang dari ibunya.

"gimana ngak, orang yang ngegendongnya cantik-cantik, siapa saja pasti mau kok" (jawab ku)
"huuuuuuuu" (teriak Faris & Haris barengan, sedang para istri hanya cekikan)
"kalian boleh kok ngasuhnya, 1 minggu sama Karina, 1 minggu sama lu Desi gimana ?"
"deel bang" (jawab Desi)
"eh lu beneran Ngga ?" (tanya Faris)
"iya, hitung-hitung dengan kehadiran Daffa, bini kalian pada cepat-cepat bunting, hahaha"
"sialan lu Ngga, kampret bener lu" (gerutu Haris)
"eh Har pinjem mobil lu bentar, bini lu kan bawa mobil juga tu"
Aku kemudian pamit sama mereka karena aku harus ke kantor (padahal pengen ketemu Irna di kantor :p ).

Sesampai di kantor bawahanku pada bingung melihatku dengan pakaian santai termasuk Irna, aku hanya tersenyum geli melihatnya.

"Irna buatin kopi dong, ngantuk ni" (pinta ku)
"iya pak, sebentar ya Irna buatin dulu"
skip, skip
kopi pun sudah di meja kerja ku.
"keliatan enak ni kek yang bikinnya" (Irna hanya tersenyum)
"iihh bapak, selalu deh godain Irna"
"jangan panggil bapak dong kalau berdua gini, kan masih muda"
"terus Irna panggil siapa dong ?"
"terserah mau panggil siapa"
"panggil abang aja deh "
"iya dek" :)p)
"dek, udah ngak ada kerjain lagi kan ?" (sambung ku)
"iya bang udah beres semua kok ?"
"gimana kalau kita makan siang, terus kepantai" (usulku)
"boleh bang, adek udah lama ngak kepantai" (sambut Irna penuh semangat)
"kalau gitu yok" (ajak ku)

skip,,,skip
kami pun sampai di pantai, Irna sangat bahagia, senyuman khasnya tak pernah lepas dari bibirnya. Ku beranikan diri tuk menggenggam tangannya, kamipun menyusuri bibir pantai sambil bergandengan tangan.

Lanjutannya ada dibawah ya gan..!
 
Lanjutannya gan !


"bang, kita ke balai itu yok, capek ni"
"yok"

kamipun duduk di balai, balai itu dibangun oleh pemilik warung makanan yang berjualan di pantai. Tak lama kemudian pelayan menanyakan pesanan kami.

"mas mau pesan apa ?" (tanya pelayan)
"dek mau pesan apa ?" (tanyaku pada Irna)
"terserah abang aja deh, adek ngikut aja"
"kalau begitu abang pesan air bekas cuci gelas buat adek mau ?"
"ihhh abang jahat kali dia ni, ngak, ngak mau adek" (merungut manja)
"terus pesan apa ?"
"es teh manis saja bang"
"es kelapa muda sama es teh manis mas, oh iya mas ada makanan apa saja ?"(tanya ku pada pelayan)
"mie Aceh, nasi goreng, nasi uduk, ada juga nasi goreng seefood mas" (beber pelayan)
"mie Aceh pakek seefood 2 mas ya"
"iya mas" (sembari berlalu)
"kenapa dek senyam senyum gitu"
"eh ngak bang, adek mau pesan itu juga tadi, eh keduluan abang yang pesan"

pesanan kami pun datang, kami langsung melahapnya dengan di penuhi canda tawa.
Tak terasa hari sudah sore, kami sepakat untuk pulang.
"bang, adek turun disana ya di dekat bengkel itu" (itukan bengkel nya Faris)
"iya, terus adek pulangnya sama siapa ?"
"adek minta di jemput disini sama abang adek"
"hati-hati ya, mmwwaaahhccc" (ku kecup keningnya)
"ihh abang, kalau ada yang lihat kan malu"
"biarin wek :p " (dia hanya tersenyum)

walau tanpa ada kata cinta diantara kami, tapi diantara kami sudah tumbuh benih-benih cinta. Akupun berlalu pulang ke rumah, sesanpai disana aku memakirkan mobil Haris agak jauh dari rumah. Aku masuk ke rumah, langsung ke kamar dan mandi tak ku perhatikan wife yang lagi duduk gelisah di ruang keluarga.
Seusai mandi aku ke ruang keluarga, tak lama kemudian muncul wife dari arah dapur di tangannya ada secangkir kopi.
"bang ini kopinya"
"letakin aja di situ"
"bang kok begitu dingin sekarang"
"aku yang dingin atau kau ?" (bentakku)

Dia hanya diam, aku menyeruput kopi itu, rasanya tidaklah enak, hambar, seperti bukan rasa kopi.
"kau sekarang bukan yang dulu dek, udah keluarga kau abaikan, anak tak kau hiraukan, kopipun tak bisa kau bikin lagi"

akupun membanting gelas kopi ke dinding, tak kusangka yang kena bantingannya foto pernikahan kami.
prang triiing triiing.
"bang itu foto pernikahan kita"
"kenapa memangnya, itu hanya foto" (itu akan membuatnya befikir bahwa ada lebih dari itu sedang terjadi dalam hubungan kami)

kriiiiing kriiing suara dering Hp ku
"halo"
"apakah ini dengan Rangga Putra Ghazy ?" (tanya suara nyaring seorang wanita sebelah sana)
"iya, anda siapa ?"
"anda tak perlu tau siapa aku, tapi anda akan berterima kasih pada saya"
"silakan ketemu saya di alamat yang saya kirim melalui SMS" (sambungnya lagi"

huh, siapa orang itu, kenapa memakai privat number. Setelah beberapa saat ku pikir, apa salahnya aku nyamperin saja ke alamat itu.

"bang mau kemana ?" (tanya wife)
"mau ketemu orang"
"jangan bang, adek khawatir sama abang"
"apa peduli kau aku akan kenapa-napa disana hah".

Akupun langsung pergi ke alamat itu.

Apa yang membuat Suci gelisah ?
Kenapa Suci khawatir saat Rangga memenuhi permintaan penelpon gelap ?
Siapa wanita penelpon gelap itu ?
Apa yang terjadi disana antara Rangga dengan wanita penelpon gelap ?

Jawabannya ada di malam Minggu :)

SEKARANG SAATNYA BERSAMBUNG... :)
 
Pembalasan dimulai......
 
Suci....
Hanya karena menuruti nafsu birahi..
Ranggapun kini tak terkendali..
Hatinya sudah tak perduli..
Mungkin cintanya pun telah mati..
Setelah kepercayaannya kau khianati..

Suci...
Malang nian nasibmu kini..​
 
konflik nya udah masu stage 1.. tapi sayang :kentang:... xoxoxoxoxoo
 
Suci....
Hanya karena menuruti nafsu birahi..
Ranggapun kini tak terkendali..
Hatinya sudah tak perduli..
Mungkin cintanya pun telah mati..
Setelah kepercayaannya kau khianati..

Suci...
Malang nian nasibmu kini..​

Penyesalan selalu mengiringi
kau yang sudah tak suci
kau Suci yang tak lagi suci
kau Suci yang sudah mengkhianati
cinta suci
kau Suci yang sudah menduakan cinta sejati
kau Suci yang tak lagi menjadi suci
kau Suci yang menjadi duri
kau Suci yang pasti ku racuni
:racun:
 
Kentangg egen...

Ckop pinter suhu maeni perasaan..
Huhuhuuuuuuuu
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd