Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
Kpan update lagi hu?? Gak sabar Nie menanti lanjutanya
Jumat mlam.:ampun::beer:
Ponselnya lagi flu ya hu hehehe

Thanks udah update. Ayo ndre lanjutkan keberuntungan mu
Hehe demam suhu minta lembiru
ada sisi kalem di balik ganasnya liana,mksh om anchor
Wanita seperti itu om, malu-malu tapi mau:sendiri:
jd yg diincar penjahit...eh...penjahatnya itu...liana dan ortunya...fix...i knew what you mean...because i am mimisan...
Ada Om ditektif
mks update nya suhu.....

mash lanjut pov liana, kah atau andre..
Nantikan aja kelanjutannya Om suhu.
 
Bimabet
Chap 08 (c)


819e17543663572.jpg

Nakula Andreas
7201d9533934359.jpg

Liana Esti Kinasih


Author POV


Sore ini langit jingga nampaknya sudah berubah menjadi hitam pekat di ujung barat sana. Itu pertanda bahwa malam akan segera tiba.


Jalanan ibukota seperti biasanya sudah begitu padat di jam-jam sibuk atau jam pulang kerja. Jalanan yang padat dipenuhi oleh mobil pribadi dan angkutan umum perkotaan. Lampu lampu taman maupun penerangan jalan sudah menghiasi ramainya malam. Tower-tower gedung perkantoran dan apartemen berkelap-kelip menambah semarak indahnya malam.


Manik mata Andreas tidak henti-hentinya melirik ke arah kursi di sebelahnya, seorang wanita cantik tengah memeluk lengan sebelah kirinya, penampilannya malam ini sungguh sangat menggoda. Entah apa yang ada di benaknya saat ini.
Dari pertama kali memasuki mobil wanita itu terus bergelayut manja memeluk Andreas, dia tidak memperdulikan Andreas yang sedang mengemudikan mobilnya. Sesekali dia melirik kearah Andreas hanya senyum manis yang ia lontarkan.


Suasana di dalam kabin mobilnya terdengar sangat sunyi tidak ada sepatah kata pun keluar dari mulut keduanya.
Hanya alunan merdu suara musik dari Cristian Bautista mengiringi perjalanan mereka berdua.

The way you look at me
No one over saw me like you do
All the things that I could add up too
I never knew just what a smile was wort
Buy your eyes say everything
Without a single word
Cause there's somethin'in
the way you look at me

It's a sif my heart knows
You're the missing piece
You make me believe
That there's nothing in this wordI can't be
I never know what you see
But there's somethin'in the way you look at me

If I could freeze a moment to my mind
It'll be de second that you touch your lips to mine
I'd like to stop the clock make time stand Still
Cause, baby ,this is just the way
I always wana feel
Cause there's somethin'in the way you look at me

It's as if my heart knows
You're the missing piece
You make me believe
That there's nothing in this world I can't be
I never know what you see
The way you look at me.....

[Song by Cristian Bautista]

Tidak terasa alunan musik dari Cristian Bautista usai, begitu juga mobil yang dikendarai Andreas sudah mengarah ke sebuah perumahan elite di barat Jakarta. Bangunan arsitektural rumah itu begitu besar dan megah bak istana. Pondasi dua tiang berdiameter besar menjulang tinggi di depan rumahnya itu yang menandai bangunan bergaya desain Eropa.

Tinn... Tinn...

Klakson mobil di bunyikan dari luar pagar , seorang laki-laki paruh baya membukakan pintu pagar itu.

Dia datang menghampiri pintu kemudi. “Malam non, lho! Ehh... M-mas, maksud saya?” bingungnya ketika tau siapa yang membuka kaca pintu mobil.


“Ngga apa-apa pak!” jawab Andreas ramah.

“Mang Gito cepet lebarin pintu pagernya, mobilnya mau masuk” teriak Liana kearah lelaki yang di panggilnya mang Gito itu.


“Ehh... I-iya non, ba-baik?”

Kreeekkkkk greekkk....

“Sabar sedikit kenapa si, Bu ” desis Andreas.

“Akunya yang udah ngga sabar, pengen ngasih kamu surprise”

“Surprise?” gumam Andreas.

“He’emm... Surprise spesial untuk kamu andreasku sayang!” kedua alisnya saling bertautan mendengar kata terakhir yang diucapkan Liana barusan.

”‘Sayang’ apa Bu Liana benar-benar menyukaiku? Seperti yang dilontarkan waktu di dalam lift” umpat Andreas dalam hati.

Dan ‘surprise’? Apa maksudnya? Aku kesini hanya buat menyelesaikan materi presentasi yang dia minta, untuk diselesaikan hari ini juga. Karena lusa sudah harus siap dibawa saat pertemuan nanti di Bali. Kata-kata yang keluar dari mulutnya itu lo, bukan seperti Bu Liana yang ku kenal. Sekarang terlihat manja banget dan lebay.” batin Andreas terus bergejolak menyelami pemikiran yang ada di benak Liana.


“Malam non, mas?” sapa seorang pembantu yang membukakan pintu.

“ Lho... Kok bisa sih, bi Mirah sama mbak Ira di sini” tanya Liana kearah asisten rumah tangganya.

Sekilas tentang bi Mirah orangnya belum terlalu tua usia sekitar 50th, lebih tua sedikit dari Tante Meri. Lumayan cantik, manik matanya sedikit sipit, belum keriput. Sedikit gendut, susunya mempunyai lingkar 34 B. Sedangkan untuk yang bernama Ira , terbilang hitam manis , pipi tembem, berlesung pipi, bisa di bilang imut. Bodi seksi, bokong gedhe, perawakan pendek, lingkar susunya cukup kecil dari bi Mirah 32 B. Itu sedikit gambaran mereka berdua. Skipp.


Kami berdua tadi baru aja nyiapin makan malam pesanan non Ana ” kata seorang yang bernama Ira.


“Iya non, benar kata si Ira. Pas selesai kebetulan non Ana dateng, ya udah deh! Saya sama si Ira nunggu disini sekalian nyambut non?”


“Ah.. bibi segitunya sih sama aku, bi! Aku jadi ngga enak?”

“Lha itu udah jadi kebiasaan dan kewajiban saya melayani non Ana sekeluarga.”

“Udah ah, lain kali ngga usah lagi”

“iya non.”

“ Ya udah bi, mbak, saya ke atas dulu! Yuk sayang!” ujar Liana langsung menggandeng tangan Andreas.


Sepeninggal mereka berdua, kedua pembantunya hanya bisa terperangah melihat kelakuan nona mudanya itu, yang sudah berani membawa laki-laki kedalam kamarnya.

“Bi itu beneran cowoknya non Ana?” tanya Ira ke bi Mirah.

“ Bibi juga ngga tau Ra. Wong ini kali pertamanya aku ngeliat non Ana bawa cowok ke rumah apalagi sekarang mereka berada sekamar.”

“Keliatannya cowoknya itu baik dan masih polos kayaknya ya bi?" Bi Mirah hanya mengangguk pelan.

“Semoga ya bi! Non Ana sama itu cowok bisa langgeng sampai ke pelaminan. Lagian selama ini non Ana itu selalu sibuk dengan kerjaan di kantornya, sampe lupa nyari calon suami.” jelas Ira.


“Amiin!!! Ngga jauh beda sama kamu Ra! Kapan kamu menikah Ra. Umur kamu sudah 29 th tapi belum juga ada yang melamar kamu.” celetuk bi Mirah.


“ Lho.... lho kok aku si, bi! Aku juga udah punya pacar kali bi, bang Domo. Nungguin dia sukses dulu katanya, baru ngelamar aku,” timpal Ira tidak mau kalah.


“Jangan-jangan yang pengin banget nikah lagi kayaknya bibi deh, ya kan?” tambahnya.

“ Ya tentu aja aku mau Ra, nikah lagi? kalau ada calonnya. Nikah itu enak Ra ada yang ngelonin tiap malam, jadi ngga kesepian kayak sekarang ini. Di tambah statusku janda pula.” tutur bi Mirah.

“ Makin ngawur aja bibi omongannya. Mending aku ke kamar aja” tukas Ira .


“Yee.... dibilangin ngga percaya kamu Ra” teriak bi Mirah ke arah Ira yang sudah berlalu meninggalkannya ke kamar.


*********


Suasana di luar semakin gelap, rintik-rintik suara hujan perlahan terdengar mengundang. Menambah dinginnya udara malam ini. Sebuah kamar besar dan luas, disudut kamar itu terdapat meja besar dan di atasnya terdapat monitor komputer. Terlihat Seorang pria masih fokus dengan pekerjaannya menatap layar komputer. Sedangkan si wanitanya tengah mengganti pakaian yang sebelumnya ia kenakan, dengan mengenakan lingrie hitam tipis menerawang motif berjarit- jarit, sungguh sangat menggoda dan seksi.

Kerongkongan laki-lakinya itu terus menemani salivanya.“ gila ini cewe” batinnya.


Apa dia ngga malu pakai pakaian kayak gitu. Apa lagi disini ada aku” batinnya


“Hei sayang, Liatnya ngga segitunya juga kali! Ntar copot tuh mata?” tegur Liana.

“Ehh... I-itu, aaa- aannu...!” kata Andreas sedikit gugup.


“ Hihihi, kamu kenapa si sayang! ” kedua tangannya bersandar di kedua pundak Andreas dari arah belakangnya. Kedua gundukan daging kenyalnya sangat terasa menekan- nekan ke punggung Andreas.

"Ehh... Bu ! Ini” tunjuknya.

“Biarin, kan Andreas nanti juga bakal memiliki semua apa yang Liana punya. Begitu juga dengan aku, malam ini dan selamanya kamu hanya milik Liana ” bisiknya pelan.


Andreas hanya mengernyit“ siapa bilang aku jadi milik mu Liana. Dihatinya hanya tersimpan rasa cinta yang begitu besar untuk wanita galak yang membencinya itu.


“O ya, kita makan dulu yuk sayang! Kamu pasti udah laper banget deh!” ajaknya.
“Lagian kerjaan kamu juga udah selesai, kan ndre!” tambahnya.

“U-udaah, Bu!”


“Pnggilnya jangan Bu, dong! Panggil aja Ana. Atau kalau perlu kamu bisa panggil ‘sayang’ biar lebih romantis, hihihi.” selorohnya.


“Eh... I-iya Ana?”


“Nah gitu juga ngga apa-apa! ya udah yuk?” ajak Liana.

Tidak bosan-bosannya Liana menggandeng mesra tangan Andreas saat menuruni anak tangga menuju meja makan. Terlihat disana bi Mirah tengah menunggu kedatangan mereka. Sekilas wajahnya cukup terkejut melihat penampilan nona mudanya itu, ia hanya memakai lingrie hitam tipis berjarit yg menerawang jelas menampakkan seluruh dalaman yang ia kenakan.


“Itu steak tenderloin yang non minta udah bibi buatkan, sama Ayam pop saus karamel . Semoga non sama masnya suka?” seru bi Mirah saat keduanya baru akan duduk. Bi Mirah menyiapkan semuanya, namun tiba-tiba tangan Liana reflek mencegah tangan bi Mirah yang sudah mau mengambilkan nasi ke dalam piringnya.


“Ngga usah bi, biar saya ngambil sendiri. Mending bibi istirahat aja! Nanti biar saya yang beresin semua” kata Liana.

“ Tapi, non saayaa....!” belum menyelesaikan omongannya manik matanya itu melotot kearah bi Mirah, kemudian menyipitkan sudut matanya mengarah ke Andreas.


“I-iya non, b-baiik!” dia tidak bisa membantah perintah nona mudanya itu. Liana hanya mengangguk.

“Saya pamit kebelakang dulu, non, mas?”

“iya bi, istirahatlah yang cukup, jaga selalu kesehatanmu, ” ucap Andreas yang tiba-tiba menimpali.


“Iya mas, terimakasih” bi Mirah pergi meninggalkan mereka berdua yang tengah asik menyantap steak tenderloin dan chicken pop caramel buatannya.

“Kamu apa-apaan sih sayang. Pake sok-sok perhatian sama bi Mirah segala?” katanya sinis dan menyuap lagi makanannya.

“siapa yang sok-sokan, Na! Dia memang kelihatan sangat lelah terus mukanya juga kelihatan pucat. Wajar kalau aku sedikit perhatian sama dia.” suara Andreas sedikit mengeras menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh Liana.


Liana enggan membalas perkataannya, maniknya terus melirik kearahnya sesaat, kemudian ia kembali menyantap makanannya lagi. Pikirannya hanya fokus ke rencana awalnya. Memiliki Andreas kedalam pelukannya. Ia lebih memilih bungkam, agar rencananya tidak gagal.


“gimana enak, sayang!” ujarnya mengalihkan topik pembicaraan.

“Enak, kok. Cuma satu sedikit kekurangannya, tingkat kematangan dagingnya masih kurang lembut, tapi top markotop” Andreas mengomentari .


“Kamu mau nambah lagi.”

“Ngga Na, udah cukup! Toh sebentar lagi aku juga mau pulang Na!”

“Eh... Kok pulang si sayang? Ngga nginep temenin aku, ya ... Sayang! ya ... ya?” ujarnya.


“Aku, ngga enak sama kedua orang tua kamu Na. Bahkan sama semua orang yang ada di dalam rumah ini”

“Ngga usah kamu pikirin sayang. Anggap mereka semua ngga ada, mau kan sayang” Liana terus melancarkan rayuannya.


“Tapii...!”

“Kamu ngga usah pikirkan,” Andreas meloloskan seluruh nafasnya. Perlahan- lahan hatinya mulai luluh dengan rayuan dan bujukan dari Liana.


Dia hanya mengangguk tanda setuju.

“Mending kamu tunggu aku di ruang tengah ya, sayang, biar semuanya aku yg beresin.” kata Liana.


Hemm.....
Rencanaku sedikit lagi bakal berhasil


“O ya, sayang! Kamu mau ngga ku buatkan minuman hangat sekalian” ujar Liana.


“Ngga usah repot-repot Na!”

“Ngga repot kok.” sahut Liana.


“Kubuatkan lemon tea hangat ya?” tambah Liana lagi.

“Oke. Terserah kamu aja Na.” Liana hanya tersenyum penuh arti.


Malam ini kamu bakal menjadi milik Liana seorang. Bahkan kamu juga tidak akan pernah menolaknya, karena bubuk ini akan membuatmu sedikit lupa semuanya dan kita bisa bersenang- senang berdua, Hahaha...


**********

Suasana diruang tengah sangat sunyi hanya terdengar suara televisi yang terus menyala. Andreas sibuk dengan smartphonenya, dia sangat menikmati dunia mayanya. Tatapannya terus memandangi dp foto orang yang selama ini dekat dengannya dan sosok seorang membenci juga. Andreas tak menghiraukan yang ada di sekitarnya, tersenyum dan tertawa renyah mengomentari foto- foto itu di laman komennya.


“ Hmmm... Kayanya asik banget ya. Sampai senyum- senyum sendiri! ” tegur Liana yang baru aja datang membawa dua gelas lemon tea.


“Ahh... Ng-ngga ko Na! ” suaranya terdengar terbata karena merasa dikejutkan tiba- tiba.


“Ngga apanya! Coba aku lihat kamu lagi chat-an sama siapa? Seneng banget, sampai-sampai ngga nyadar senum- senyum sendiri gitu.” tukas Liana.


“Ngga ada apa- apa kok, Na! Kepo kamu Na” balasnya.

“coba sini aku lihat” tangan Liana berusaha menggapai tangan Andreas yang sebelah kiri untuk merebut smartphone di tangannya.


“Ngga pokoknya, kamu maksa banget deh, Na!” sinis Andreas.

Liana tetap bergeming tidak memperdulikan ucapan Andreas.


Andreas sengaja semakin menjauhi smartphonenya dari jangkauan tangan Liana. Namun naas buat Andreas, dia tidak menyadari di sisi kirinya sudah tidak ada pembatas pegangan sofa, sehingga keseimbangannya menjadi tidak stabil. Andreas terjerembab jatuh ke lantai, diikuti dengan tubuh Liana di atasnya yang menindih tubuhnya itu.
Kedua manik mata mereka saling bertautan, di wajah ayu Liana tergores segaris senyum mengembang ke atas. Dengan sigap Liana berhasil merebut smartphone milik Andreas.


“Eh... ma-maafin a-ku, Na!” tangan Andreas terlihat gemetaran saat dia ngga sengaja mendorong tubuh Liana untuk bangkit, tangannya memegang gundukan daging kenyel milik Liana.

“Aww... kamu udah mulai nakal sayang” refleknya.

“A-aku ng-ngga sengaja Na!” kata Andreas dengan mimik wajah polosnya.


“Hihihi, kamu itu lucu, sayang ! sengaja juga boleh sayang, Liana kan cuma milik Andreas.” kata Liana sembari mengelusi lembut pipinya itu.

“O ya, diminum dulu lemon te hangatnya, sayang! Keburu dingin nanti.” seru Liana.

“Iyaaa Na”

GLEKK... GLEKK...

“Habiskan sekalian semuanya ndre, biar serbuknya bereaksi cepat di dalam tubuh kamu,” ucap Liana di dalam hati.

“Kok ngga di habisin sih, yang!”

“Sisakan buat nanti , kalau haus lagi.” Liana hanya tersenyum membalas ucapan laki- lakinya itu. Senyuman Liana itu tidak bisa diartikan.

“Ini Sandra sama siapa cantik banget” kata Liana saat melihat foto-foto Sandra dengan Clara di laman ig milik Andreas.

“Ii-ituu... Sahabat lamanya Sandra waktu SMA dulu, mereka sangat akrab dan couple. Sekarang juga dia tinggal di ibukota bersama Mamanya” jelas Andreas.

“Ooo... Tunggu, kamu kok tau banyak tentang dia. Apa kamu diam- diam suka sama ini cewek ya?” manik matanya menatap tajam ke arah Andreas.

Uhuk... Uhukk...

“Kamu kenapa, sayang? Diminum lagi lemon tea nya, sayang. ” Liana menyodorkan gelas minuman lemon tea pada Andreas. Segaris senyum menyeringai kearahnnya. Liana tidak sedikitpun menaruh curiga pada Andreas tentang gadis itu. Yang terpenting sekarang di benaknya adalah fokus untuk mendapatkan Andreas kepelukannya.

“Bagus habiskan andreasku sayang” batinnya.

GLEKK... GLEKK...


“Ngga kenapa-napa kok Na, cuma aku ngersain kepalaku sedikit pusing dan badan aku terasa panas” keluh Andreas.

‘Bagus serbuknya sudah bereaksi’

Liana menarik tubuh Andreas untuk bangkit dan duduk sejajar dengannya. Keduanya sama-sama saling bertatapan, Liana sangat yakin dan percaya dengan memperlihatkan kemolekan tubuhnya bisa membangkitkan gairah seksual Andreas yang kini sudah terpengaruh serbuk perangsang itu.

Jarak wajah keduanya begitu dekat seperti tidak ada sekat pembatas, entah siapa yang dulau memulai, bibir tipis itu itu sudah saling bersentuhan. Liana semakin mempererat pelukannya. Kini ciuman dan lidah mereka sudah saling membelit, mereka juga sama-sama bertukar Saliva, kecipak dan suara decapan terdengar jelas.

“Hoohhh...ough...
“cruupp... Ahh... Slurrrrrpph....
“cruupp... Slurrrrrpp...

Sedang jari-jemarinya lentiknya terus meremas dan mengelusi Batang kemaluan Andreas..

“Oughh ... Naa...!” rintih Andreas. Tangan Andreas pun tidak tinggal diam ia meremas- remas payudara Liana dengan sangat kasar.

“Aww... Ahh.. ah.. iyaaa terusss sayaaang lebih kuat laggii...” ceracaunya.

Panggutan demi panggutan, keduanya sama-sama terjatuh ke dalam permainan yang lebih panas lagi. Namun tiba-tiba smartphone Andreas berdering keras dari dalam saku celananya itu.


Touch me like you do... To...to... Touch me like you do ” nada dering dari Ellie Goulding menghentikan penetrasi keduanya.


Perlahan nalar Andreas mulai tersadar, dia juga mulai menahan gejolak nafsunya agar tidak melakukan pergumulan ini terlalu jauh. Dan lembut Andreas mendorong tubuh Liana hingga terjerembab tiduran di sofa. Andreas mengernyit bingung melihat nama yang ada layar smartphonenya itu. Tante Meri.

Ada apa kok, Tante Meri tiba-tiba nelpon aku. batin Andreas.

Dia mulai bangkit dari duduknya di sofa hendak beranjak. Bukan Liana yang ambisius namanya jika tidak bisa menghentikan langkahnya. Di tariknya paksa tangan Andreas dengan keras, sampai tubuhnya terhuyung jatuh menindih tubuh Liana. Penuh kesigapan Liana memeluk erat tubuh laki- lakinya itu.

“Apa kamu tidak sedikitpun tertarik dengan tubuhku” bisiknya.

“Sebaiknya jangan kita lakukan, aku masih sadar dengan apa yang kita lakukan ini salah.”

Liana tidak memperdulikan ucapan Andreas dan merebut smartphonenya itu, kemudian menaruhnya di atas meja depan tv. Liana kembali melumat bibir merah tipis milik Andreas.

Mmmmph... Ahh.. slurpphh
Crookkk crekkk... Slurrrrrpph...

Sesekali Andreas melepaskan lumatan bibir merah merona milik Liana yang tengah mencumbuinya. “ Na...!” desisnya.
Perbuatan yang dilakukan Liana semakin agresif. Cumbuannya mulai menelusuri leher dan area cupingnya.

“Ahh... Geliii Na...!”
“Ouuuhhh...

Tetapi tiba-tiba smartphone Andreas kembali berdering “ touch me like you do... To...to... Touch me like you do....

Andreas berusaha melepaskan pelukan Liana, tetapi gadis itu makin mempererat. Walau dia tidak tau dalam pengaruh obat yang di berikan oleh liana, namun kesadaran Andreas masih bisa ia kontrol.

“Ahh...hoohhss...“dia bangkit setelah berhasil melepaskan pelukan Liana dan bergerak cepat mengambil Smartphonenya. Dan andreas beranjak keluar ke arah samping rumah Liana.

“NDREAS...” teriaknya memekik. Dia membanting tubuhnya di sofa.

*******

“Hallo Tante, ada apa malem-malem nelpon Andre.”

“Ngga... Ngga ada apa-apa. Meri cuman kangen sama belaian mas, ouhh..” hihi.

“Ah... Andre pikir ada apa, sst... hhh”

“Kamu kenapa mas, kok kedengarannya gelisah banget.” tanya Meri.

“Ng-ngga mer!” jawab Andreas berbohong.

“Aww... ”suara kesakitan di ujung teleponnya.

“Kamu kenapa mer?” kata Andreas panik.

“Aaa.... Brukkkk... Pranggg...” suara gaduh jelas terdengar di tempat Meri.

“Halo mer, kamu kenapa? Jawab dong jangan diem aja! Mer kamu tidak apa-apa! Apa yang terjadi!” teriak Andreas beberapa kali tapi tidak ada balasan dri Meri.

Tutttt... Tuuutttt...

“Ah... Sial kamu kenapa mer, bikin aku khawatir?”

Ahhh kenapa badan akuu panas bang-et. Apa aku salah makan...” gumam Andreas yang segera beranjak dari gazebo taman melangkah kembali ke dalam ruang tengah itu.

Terlihat gadis itu masih diam menatap layar televisinya.

“Na aku, mesti pulang ada hal penting yang harus aku temuin.” kata Andreas yang terus meringis menahan sakit dan nafsunya birahinya yang sudah sangat terangsang.

“kok... buru-buru sayang. ngga bisa kita senang- senang du--?”

“Stop Na. Jangan ngedeket!” kata Andreas memotong pembicaraannya.

“Kamu kenapa sayang! Sakit” tanyanya pura- pura tidak tau. Liana tau bahwa Andreas sudah benar-benar sangat terangsang. Dia hanya tersenyum dan santai.

Tanpa menunggu persetujuan dari Liana. Andreas berhambur menaiki anak tangga menuju lantai dua kamar Liana. Karena tas ranselnya tertinggal dalam sana. Sontak membuat Andreas terkejut bukan kepalang, Liana sudah berada di depan pintu kamarnya.

“Astaga, Na?”

Liana langsung menubruk tubuh Andreas, dia memeluknya sangat erat seakan tidak ingin laki-laki itu pergi darinya.

“Na,...” Andreas terus berusaha melepaskan pelukannya.

“Kamu jangan pulang ya sayang.”

“Ngga Na, aku harus cepet- cepet pulang ada hal yang jauh lebih penting dari ini.”

Liana melepaskan pelukannya dan manik matanya menatap tajam kearah Andreas.

“Apa maksud kamu, ndre?” bentaknya.

Andreas tak bergeming dia berlalu melangkahkan kakinya menuruni anak tangga, bergegas cepat menuju rumahnya Tante Meri.

“NDREEE... ” pekiknya. Laki-laki itu terus melangkah.

“ANDREEAAS....”

“sialan padahal udah berhasil, kenapa harus gagal.Awas ndre, kali ini boleh lolos tapi nanti aku bkal membuatmu di tinggal oleh mereka dan kamu bakal menjadi milik Liana seorang”

“Siapa yang menelepon Andreas? Sebegitu pentingnya kah dia, menolak ajakan ku memadu kasih.?

“Halo, aku ingin kamu selidiki siapa wanita-wanita yang berada di dekat Andreas”

(.....)

“Secepatnya aku menunggu kabar dari kalian.



[Next chap]>>>
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd