Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
Ceritanya mundur ya om....halte, andre, itu tante meri bukan...liana.....!?
 
*******
Mobilku kembali melaju di kerasnya aspal jalanan hitam. Meninggalkan mereka berdua yang masih asik bercengkrama. Hatiku panas melihat kedekatan mereka, laju mobil yang ku kemudikan melebihi 80km/jam. Tidak peduli mobil atau motor yang berada di kiri maupun kanan jalan tetap kusalip dan kukebut. Sampai-sampai perlintasan lampu merah aku terobos tanpa tadang aling.
.
.
.
Tinn... Tin.. Tin...


Klakson kubunyikan kearah rumah besar dan megah berpagar tinggi itu.

Kreeekkkkk.. grekkkk grekkkk.....

Pintu pagar itu terbuka lebar, seorang lelaki paruh baya berseragam security yang membukakan pintu pagar.

“Malam non, baru pulang!” sapanya.


“iya nih, mang gito.” kataku.

“O ya, papa sama Mama udah pulang dari luar kota belum mang!” tambah ku.

“Udah sih non. tadi siang! Tapi langsung pergi lagi, yang mamang dengar katanya mereka ada urusan bisnis ke Singapur, non! Papahnya non cuma pesan ke mamang, disuruh jaga non baik-baik, gitu.” jelasnya.

Memang ada apa papah sampai segitunya memesankan kepercayaan pada mang Gito. Untuk menjagaiku, seperti ada yang ganjil dengan papah.

“Berapa lama mereka disana, mang” kataku.

“Mamang nggak tau tuh non? Mungkin non bisa tanyakan sama bi Mirah, atau mbak Ira di dalam.,” tandasnya.

“Ya udah mang, saya masuk dulu. Jangan lupa cek semua pintunya, jangan ada yang kelupaa” kataku mengingatkan.

“Siap, non! “tegasnya dengan hormat ala polisi.


Suasana rumahku begitu asri dan sejuk, namun terlihat sedikit menyeramkan. Ketika masuk didalamnya tidak ada yang berubah, rumah besar mewah tapi hanya aku yang menempati dan kedua pembantuku, miris.

Ah bodo, mending aku mandi biar seger.
.
.
.
.
Badan pada capek banget, hatiku juga capek hati mikirin si Andreas. Kenapa sih bukan aku aja yang suka sama Andreas. Kenapa sih sahabat dan ibu-ibu entah siapa dia, juga ikut-ikutan suka.

Arrrgghhhtt....

Tunggu-tunggu...

Siapa sih ibu-ibu yang bersama si Andreas tadi. Aku jadi penasaran, apa dia punya hubungan spesial dengan Andreas.

Ahh biar saja, nanti suruhanku yang menyelidiki.

Jam di nakas sudah pukul 9.30 malam, tidak terasa dari tadi mikirin si Andreas ternyata sudah cukup malam. Perlahan mataku mulai sayu, pertanda aku harus mengistirahatkan seluruh tubuhku.

****

Tokk... Tokkk... Tokk

“Bangun non, sudah pagi” sahut bi Mirah dari luar kamarku.

“Huoaaamm... Iya bi?” teriakku sambil menguap.


Aduh gawat, pagi ini aku ada janji sama clien dari perusahaan besar. O ya sampai lupa si Andreas udah memperbaiki materinya belum. Ahh... Kenapa sih semuanya menjadi serba mendadak.

Aku kirim pesan singkat ke si Andreas.

to Andreas said:
Ndre materi proposal yang saya minta kemarin untuk kamu perbaiki.
Apa sudah selesai.

Pesan sudah terkirim, aku tinggal mandi aja.

“Haciim... hacimmm...” nada getar ponselku berbunyi.

“Baru mau masuk, udah masuk aja pesan.”


from Andreas said:
Maaf sebelumnya Bu, saya belum memperbaiki materi proposal yang ibu minta kemarin. Sekali lagi saya minta maaf, Bu. Sebagai gantinya nanti saya kerjakan lembur Bu.

Terima kasih

Aku yang melihat balasan pesan dari Andreas hanya bisa mendengus kesal, kuabaikan pesannya itu tidak kubalas lagi. Entah dari mana sebuah ide ini muncul.

Lusa depan ada meeting dengan klien di Bali. Materi presentasinya sebenarnya sudah jadi, hanya perlu di cek lagi. Sengaja aku tinggalkan di rumah, biar si Andreas lembur di sini aja. Hahaha.


“Aduh sialan, udah jam 06.15 aja. Aku udah mesti ngantor.

Tangtop putih tipis menerawang, blazer v necknya aku buat lebih rendah belahannya. Biar payudaraku terlihat jelas oleh si Andreas. Rok span di atas lutut 5cm, berbelahan lebar di sisi kanan. Huh aku udah keliatan seksi, untuk menggoda si Andreas.

“Bi, aku berangkat dulu ya, udah telat nih!” teriakku di ruang tamu.

“Lo, nggak sarapan pagi dulu non.”

“Udah nggak ada waktu lagi bi! Kalau perlu makan aja bi, atau kasihkan ke mang Gito suruh sarapan. dah ya bi, bye?” ujarku berlalu meninggalkannya di ruang tamu. Segera menaiki si Range Rover spot tipe SVR milikku

Seperti biasa kemacetan udah menjadi sarapanku tiap mau berangkat ke kantor.
Tetapi kemacetan kali ini bisa terurai jadi tidak mengular panjang.

Gyeonggi tower itu kantorku. Segera aku mencari parkir ditempat seperti biasanya. Namun sebelum aku menaiki anak tangga di basement, aku sempat melihat ada mobil yang bergoyang-goyang seperti sebuah perahu di terjang ombak.

“Ouhh...teruuss sayaanggg....

“lebihhh keraass lagii gennjoottnnyaaa...

“Ahh... Ahh.. ahh... Ahh...

Plaakk... Plaakk... Plaakk...

“aaakkuuu sampai saayyaannggg....

“aakuuu juuggaaa ssaaayyaaannnggg...

Ouhhh... Ouughh....

Aku terkejut saat melihat sosok yang sedang bersetubuh di dalam mobil itu. Dia Susan sekretarisku dan lelakinya itu salah satu manager senior yang sudah beristri. Aku tidak habis pikir Susan sekretarisku terlihat begitu kalem ternyata dibelakangnya punya sisi liar.

Aku segera bergegas menaiki anak tangga menuju pintu lobby. Aku yang menyaksikan itu walau sebentar tapi kewanitaanku sudah basah.

“Sial!” gumamku.

“Kenapa Bu!” seseorang menegurku.

“Eh... Keysia! nggak... nggak kenapa-kenapa kok” kataku berbohong.

“Ohhh.. kirain ada apa-apa Bu! Kalau begitu saya duluan Bu, ke atas.” pamitnya.

“Ehh. Key!”

“Ya Bu, ada apa?” tanya dia.

“Andreas sudah datang!”

“Kayaknya belum Bu, paling sebentar lagi.” jawabnya.

“Kalau kamu ketemu Andreas tolong suruh keruangan saya, penting.”

“mmm baik Bu, saya permisi dulu!” ujarnya.A ku hanya mengangguk.

Lantai 28 Gyeonggi tower

Tokkk... Tokkk... Tokkk

“Ya masuk” teriakku.

“Permisi, maaf sebelumnya, ada apa ibu memanggil saya?”

“Duduklah dulu. ” Andreas pun menuruti ucapanku.

Aku berjalan menghampiri dia yang sedang duduk itu.

“Mmmm harusnya kamu tau, kenapa saya memanggil kamu kesini?” kataku sambil mengusap lembut bahunya.

“eh.. eh.. maaf saya benar-benar kelupaan, Bu? Untuk memperbaiki materi presentasinya!”

“Tidak apa-apa kebetulan masih bisa di cancel! Yang lebih penting lagi proposal presentasi lusa di Bali ,ndre.
Tapi filenya ketinggalan di rumah. Jadi kamu maukan lembur ngerjainnya rumah saya, ndre!” jelasku seraya mempertontonkan kemolekan tubuhku. Dengan sengaja perlahan aku duduk di meja tepat didepan dia duduk.

“Eee-eh begitu ya bu. Baik kalau gitu, bu” ucapnya gugup.

“Nanti kamu pulangnya bareng sama aku ndre.”
Tidak tinggal diam aku semakin agresif mungkin gara-gara tontonan gratis si Susan aku jadi seperti ini. Kurangkul kedua tanganku tepat di tengkuknya. Perlahan pasti aku menarik tengkuknya supaya bibir kami bisa saling menyatu.

Bibirnya lembut dan basah, lidahku mulai menggelitiki bibirnya agar mulutnya terbuka. Akhirnya aku bisa merasakan ciuman nikmat ini, kamu orang yang pertama mendapatkan first kiss ku ndre. Lidah kami saling beradu dan membelit.

Slurrrrrpph ahh slurrrrrpph ahh...

Cklokkk ckloookk slurrrrrpph ahh uuhhh

Slurrrrrpph ahh ahhh cklokkk cklokkk

Aku juga merasakan jika tangan Anda mulai meremas payudaraku dari luar blazerku.

“ouuhhh...ndree” desahku. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh Andreas saat ini. Tubuhnya berada dalam pelukanku tapi aku merasakan hatinya berada jauh diluar sana. Andreas melepaskan ciuman kami.

“Bu, apa yang kita lakukan ini salah”. Katanya seraya memberikan elusan di pipiku. Uhh ndre aku lumer dengan sentuhanmu sayang.

“Ta-tapi ndre!” dia menaruh jari telunjuk dibibirku.

“Anggap semua ini tidak pernah terjadi apa-apa Bu? Saya sangat menghormati Bu Liana sebagai atasan saya.” dia mengelus-elus pipiku, hatiku sangat tersentuh dengan ucapannya. Apakah ini yang di maksudkan Sandra waktu itu. Dia sangat lembut memperlakukan wanitanya.

Andreas bangkit dari tempat duduknya, dan dia sudah bersiap untuk keluar dari ruanganku.


“Ndree” panggilku, sedang tanganku menahannya untuk keluar.
Dan aku peluk tubuhnya yang sedikit gemukan itu dan tidak bosan-bosannya juga aku menciumi bahunya. Kulihat dia sedikit ragu untuk memelukku.

“Bu, nanti ada staf lain yang melihat kita?” ujarnya sedikit keras.

“Biar aja, biar karyawan lain tau?” seruku tak peduli. Tetapi dia menggenggam tanganku dan tubuhnya berbalik kearahku dan Andreas melepaskan pelukanku sedikit kasar.
Dia berlalu keluar ruanganku tanpa berpamitan.

Awas kamu ndre, sok jual mahal. Dikasih ikan malah menolak.

*****


Sudah sore, aku segera cepat menjemput Andreas, aku nggak mau dia lepas lagi. Disini dia boleh menolak tapi di rumahku kamu harus menjadi milik Liana.

Lorong kantor sudah sepi, kulihat Andreas masih ada di ruangannya bersama Keysia dan si Bagas. Aku tunggu di dekat lift aja. Itu Andreas sudah keluar dari ruangannya ,tapi kenapa mukanya sambel gitu. Tpi bodo ah. Dia berdiri di depan pintu lift, tanpa di sadari aku langsung menggandeng tangannya, sontak dia terkejut. Aku tetap tenang, dan sengaja kurebahkan kepalaku di bahu lengannya.

“yuk ndre!” kataku saat lift terbuka.

“Eh i-iya Bu!” gugupnya terlihat lucu. Dia terlihat diam tanpa ekspresi. Apa masih marah saat kejadian tadi pagi itu. Biarlah sekarang dia udah bareng sama aku.

“Kamu kenapa ndre! Kamu diam terus, kamu masih marah sama saya?” aku lepas pelukanku di lengannya dan menatap wajahnya.


“Eng.. nggak ada apa-apa, bu! Aku juga tidak marah kok sama Bu Liana” suaranya sedikit serak dan gugup.

“Ndre.” panggilku.

“I-iya bb-bu?" Balasnya gemetaran.

“Aku sudah lama menyukaimu ndre!” bisikku.

Aku mulai mengalungkan kedua tanganku di lehernya, terasa hembusan nafasnya. Bibir kami kembali bersentuhan. Kini Andreas tidak diam saja, di meresponsnya lidahnya menggelitiki langit-langit mulut ku.

Slurrrrrpph cklokkk cklokkk slurph...

Ouhhh ndree...

Cumbuan kami semakin memanas, kami makin tidak peduli dengan lingkungan disekitarnya. Sebelum kami melakukan yang lebih lanjut. Lift yang kami naiki sudah sampai di lantai dasar.

Tingg...

Andreas mendorong tubuhku sedikit kasar dan aku hampir terjerembab.

“Hmm... Kasar bnget si jadi cowok, tapi aku mkin suka cowok yang suka sok jual mahal kayak kamu ndre” batinku


Dia keluar lebih dulu, aku mengekor di belakangnya, yang menuju lantai basement tempat di mana terparkir mobilku.

“Ndre” desisku.

Dia tetap cuek, tak menghiraukan panggilanku. Terus berjalan menuruni anak tangga.

“NDREE” teriakku lebih keras, menarik paksa tangannya hingga dia benar-benar berhadapan denganku. Aku nampakan muka kesal dan jengkelku. Ntah reflek atau karena emosi, aku menampar pipinya keras

PLAAKK...

aduhh sakit juga tanganku nampar pipinya itu, kaya batu.

“Ndre... Ma-maafin a-ku bu-buk-?”

“Tidak apa Bu, sudah biasa. Sekarang kita langsung aja ke rumah Bu Liana, hari sudah semakin gelap.” ujarnya datar seperti tidak terjadi apa-apa.

Syukur kalau dia nggak marah sama aku, hampir aja aku menggagalkan rencanaku sendiri. Bodoh ini tangan kok bisa reflek gini.


“i-iya ndree! Kamu yang bawa mobil saya ndre!”

Pov Liana end...





[Next 8 C]>>>>
 
Terakhir diubah:
agresif bener liana dah -_-

##

Gua baru sadar pov liana alur nya mundur.
pusing euy
 
lanjut....!!!
Sepertinya episode baru dah dibuka..dre siap tidak siap harus siap...tadi dah kedengeran letusan pistol, semangat dre jaga hareem mu.
hari ini ya...apdet...2 ato 3 chapter kan...
2 aja dulu suhu
Ayo update suhu
Lanjut gan... penasaran criitt ane
Udah malam om
Update donk haha
Jangan lupa sarannya suhu dan suhu besar:ampun:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd