Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG One Night Stand Specialist

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Part ini penuh drama juga ya , berasa baca novel. Gak melulu tentang sex.
Tapi over all keren abis.....
 
I missed the latest updates for hours. :( *lebay hehe

Iya yah dr.Eoliani lebih bikin penasaran, mungkin kalo aku pria seusia dokter gak pernah kepikiran juga buat pacarin si Melody.

Ibunya Mika, sebenarnya sakit apa dok?


Elena yg terlalu baper atau gimana si Angelica kek mirip aku dulu, eh :hammer:

Dok, kangen eh. ahhaha I left message, please give me reply *maksa kek helen bahahahaha
 
Pernahkan dokter berpikir ,mungkin eoliani ini pertanda tuhan agar dokter mengakhiri petualang :ampun:
 
Mantap dok updatenya haha ane cm bingung gmn caranya ketemu byk cewe d satu timeline tanpa ganggu yg laen
 
keren nih bisa dibukukan... kelas penulis tingkat tinggi dengan teknik memberikan rasa penasaran ke pembaca untuk menerka tp ttp menanti kelanjutannya.

lanjutkan dr Keviin
 



>> ONE NIGHT STAND SPECIALIST <<


Gue buka aplikasi favorit, looking for nearby, and list of the beautis and the beast trolled my eyes. Randomly gue pilih yang fotonya kelihatan cantik. “hai.. boleh kenal?” sent. Gw letakkan Hp di kasur sambil charging. Buka baju, mandi.

Hotel ini cukup bersih, gw ga bisa minta lebih karena menurut kolega, ini hotel terbaik di kota kecil ini. Sehabis mandi gw lihat hp dan beberapa cewe sudah accept request gw. Obrolan pun mulai mengalir. Ada yang slow response, ada yang cukup cepat.

“wah, kamu dokter yah?” pertanyaan yang selalu kuterima diawal chat. Mungkin karena fotoku di ruang kerja bersama beberapa nurses.

“gw cuma cleaning service kok..” jawab gw. Dan response tiap cewe ini berbeda.

“ah bohong!” kata Lia.

“oo gitu..” kata Yani.

”masa sih? Kayaknya dokter deh” kata Lita.

”maksudnya?” tanya Rina.

”yup, clean your patients desease!” kata Vita. Boom! This girl is smart. So I picked her.

“hahaha, betulll” jawab gw ke Vita. Yang lain tentu saja gue cuekin.

Minutes went away when I chat with Vita. She’s smart, young and looked hot. Dia masih kuliah semester akhir, vetenary. A fresh meat, I hope.

“gw kerja dulu ya Vit, ada pasien”. Gue akhiri chat.

”ok Dok, ada WA?” tanyanya. Fix sudah mulai kena. Gw close aplikasi tanpa menjawabnya.

Gue liat sudah jam 11 siang ketika sampai di Rumah Sakit yang cukup terkenal ini.

”Hai Dok, lama ga ketemu!” sapa Ibu Ratih, seorang Nurse senior, kutaksir sekitar 40 tahun.

”iya akhirnya kesini lagi.. apa kabar?” tanyaku.

”wah tumben nanya kabar? Biasanya cuek aja..” canda Bu Ratih.

“hahaha.. iya..” jawab gue agak salah tingkah. Hmm.. maybe it caused my libido level just raised this morning.

“hai Dr.Kevin yah?” sapa seorang wanita yang kupastikan seorang dokter juga. Aku terkesima sesaat, cantiknya dengan hijab merah!

”eh iya, hmm..?”

”saya dr.Nira..” katanya sambil mengulurkan tangan.

”Nice to meet you Nira..” kataku sambil berlalu. Dokter secantik Nira tidak boleh tahu kalau gue terkesima dengan penampilannya.

Jam 1 sambil menyelesaikan lunch gue di ruang kerja, gue buka HP dan lihat pesan dari Vita sudah menumpuk beberapa baris. Hmm, cukup aktif nih.. was it i hunted you or you just chased me?

”sudah makan? Banyak pasien hari ini? Mana WA nya, aku mau off nih..” dan sederet pesan lain.

”08..” gue ketik WA gue dan tutup aplikasi. Ga sampe semenit WA gue sudah muncul pesan baru. Hmm, again,entah gue yang menjebak dia, atau dia yang ngejar gue. Sepertinya malam ini gue bisa get something yummy on d bed!

“hi doct, ganggu ga?”

“ga ganggu, Cuma masih dikit sibuk, wait ya..”

“ok, take ur time”

Sejam kemudian. “Vit, sudah lunch?”

“Sudah, kenapa mau ajakin lunch kah? Ku temeni gpp..”

”Ah engga, gue uda lunch dibeliin tadi..”

”Lunch di hospital? Berdedikasi sekali..”

“Sound sarcasm.. hehe”

“lol”

“lagi dimana Vit?”

“di salon nih, masih antre sih.”

“oh, persiapan kencan ntar malam yah.. cowokmu orang mana Vit?”

”haishh sok tau ya kamu dok. Ntar malam ada acara..”

”iya ada acara dan kamu datang ama cowokmu.. hehehe”

”hahaha iya sih”

”have fun yah tonight!”

”hope so.. ada acara kamu ntar?”

“engga, di hotel aja. Nonton film aja di TV..”

“ga kuliner gitu? Biar kecil ni kota, banyak makanan enak looo”

”haha ntar deh. Ada sih yang ngajakin tadi, apa yang recommend?”

”iya iya yang banyak fans.. hihi tinggal pilih tuh!”

”fans apanya! Gakla..”

”ada bakso enak, sate ayam juga bole dicoba..”

”noted, bakso sound good!”

Hmm.. Vita sepertinya figur yang menjanjikan. Deskripsi profilnya cocok dengan apa yang gue mau. Smart, Cantik, sudah punya pasangan, tetapi tidak puas dengan pasangannya.

Oh ya, gue dr.Kevin. 30tahun. Single, tetapi tidak pernah sendiri. Gw seorang petualang cinta semalam. Kalau kalian penasaran gw dokter umum atau spesialis, gue One Night Stand Specialist. Dr.Kevin,Sp.ONS. Kisah yang gw tulis nantinya, 90% adalah real story pengalaman gue bertahun-tahun menikmati ONS.

“Dok.. sudah ditunggu beberapa pasien” kata Nurse Lisa dengan senyum manisnya. Seksi benar ini nurse,hmm.. batinku. “thank Lisa” jawabku.

**
Gw memasuki ruangan praktek dan beberapa menit kemudian seorang ibu muda masuk. Melihat wajahnya, gw seperti tidak asing, tetapi gue lupa dimana pernah bertemu dengannya.

“Ibu Cintya? Ada keluhan apa?” tanya gw setelah kuperiksa sekilas data pasien. Usianya hampir 40, dengan rambut disemir kecoklatan. Make up tipis menambah kecantikan wajahnya. Tipikal sosialita di kota modern.

”Hm...” wajahnya berkerut menatapku. ”Dok.. Kevin? Temannya Bella? Kok bisa ada di rumah sakit ini?” tanyanya membuatku terkejut. Berarti benar kami pernah bertemu sebelumnya. ”Bella?” tanyaku membuka arsip memori lama. Too many Bella.

”Iya Bella adikku, dulu kita pernah bertemu, sepuluh tahun yang lalu. Waktu itu kamu ke rumahku”

”Oh.. yaya.. saya ingat.” jawabku. Pantas wajahnya kukenal dan memang mirip juga dengan Bella. Ugh... salah satu teman kencan semalamku.

”Bella sudah married, anaknya dua sekarang.” kata Ibu Cintya. Gue tidak tertarik membahas Bella.

“Oh ok. Ibu Cintya ada keluhan apa?” tanyaku mencoba membawanya kembali pada pekerjaanku.

”Boleh minta WAmu Dok? Kalau mau janjian konsul lagi..” tanya Ibu Cintya. Gue kelihatan ragu, ”Bukan buat Cintya kok..” katanya seolah menangkap keraguanku. ”baik, ini WA saya..” kataku.

**
Semua pasien untuk hari ini sudah selesai, Nurse Lisa masuk ke ruangan gw sambil tersenyum-senyum. ”Dok, ada pasien yang tanya-tanya tentang dokter. Apa sudah menikah, tinggal dimana, dan lain-lain..”

”Oh ya? Trus?”

”Ya saya jawab kurang tahu.”

”Good lah. Aneh-aneh saja.” kataku. Gw langsung terbayang Ibu Cintya.

”Naksir kali Dok..”

”Oh, bukannya sudah pada menikah ya pasien hari ini, kecuali satu. Itupun laki-laki. Hahaha..” kataku becanda.

”ya buat selingan kali Dok..” kata Nurse Lisa sambil tersenyum. Hmm.. becandaan yang menandakan sesuatu untuk seorang Nurse seperti Lisa.

”Mungkin saya mau dikenalkan keluarganya.” jawabku tidak mengikuti candaan Lisa. ”eh, iya juga ya..” kata Lisa sedikit gugup.

”Ok saya pulang dulu ya, terima kasih hari ini.” kataku sambil melirik dadanya yang membusung. Entah apa Lisa menangkap lirikan nakalku.

”Oh ya, dok..” kata Lisa menghentikan langkahku yang sudah didepan pintu

”Ya?” tanyaku, lalu membalikkan badan.

**
(Update kalau tidak sibuk, tidak janji kapan..)



INDEX.

Part 1.
Part 2.
Part 3.
Part 4.
Part 5. (dibawah part 4, dihalaman yang sama)

Part 6.
Part 7.
Part 8.
Part Mulustrasi
Part 9.
Part 10.
Part 11 dan Part 12.
Part Mulustrasi.
Edisi ke 2 Reply Komentar= 5 komentar terbaik
Part 13.
Edisi ke 3. Reply Best Comments.
Part Bukan Mulustrasi - abaikan jika keberatan reply.

Sesi Tanya Jawab 1
Part 14. + LAGI PENGEN BALAS DENGAN ISENG
Part 15.

Part 16.
Part 17.

Part 18.
Part 19
Part 20
Part 21
Ijin nyimak, Dok
 
[PART 20]

”kenapa sih maksa sekali ketemu?” tanyaku.
”kenapa sekarang mau?” balasnya.
”ga mau sebenarnya. Cuma Gw keberatan dengan foto-foto itu”
“itu hak Gw untuk foto siapapun”
”Mau sampai kapan?”
”belum tahu”
”kamu tahu ujungnya toh Saya tidak mau denganmu”
”kamu bukan Tuhan”
”Tuhan sekalipun tidak bisa memaksa perasaanku”
”wajar, kita baru kenal. Beri aku waktu untuk dekat denganmu”
”Pergilah Helen. Kau hanya akan jadi satu dari sekian wanitaku kalau kamu nekad maju terus.”
”sekian wanitamu? Kamu koleksi?”
”bukan koleksi, tapi aku tidak bisa berkomitmen dengan satu orang”
”Oh, baguslah kamu mengakui kamu seorang player.”
”terserah, tapi Saya sudah peringatkan”
”Aku sudah pernah mengalaminya. Sakitnya luar biasa. Jadi kalau sekarang satu lagi player mengancamku seperti ini, aku tidak takut.”
”saya tidak mengancammu. Saya tidak mau kamu buang-buang waktu.”
”itu waktuku, terserah aku mau kupakai untuk apa!”
”cabe sepuluh.”
”hahaha.. ” Helen tergelak.
”Pernah jadi korban player?” tanyaku. Helen mengangguk.
”Kamu bilang kamu masih virgin.” tanyaku.
”vaginaku virgin..” kata Helen sambil tersenyum.
”lalu?”
”tapi semua tubuhku sudah pernah dijamah. Aku pernah melakukan semuanya, termasuk anal seks. Aku tidak selugu itu, kau bodoh Kevin.”
”bohong!” Gw tentu saja terkejut.
”mau coba?” tantang Helen.
”anal?” tanyaku.
”Apalagi? Jepitannya lebih enak dari vagina.” Helen tersenyum.
”payudaraku kencang, kamu boleh meremasnya sekuat tenagamu, aku menikmati rasa sakit dari payudara yang diremas kencang..” bisiknya.
”kamu serius? Saya akan meninggalkanmu setelah semuanya terjadi.”
”Silakan pergi kalau aku tidak bisa membuatmu ketagihan. Tapi kalau sampai ketagihan dengan permainanku, aku yang akan mencampakkanmu.”
”mencampakkanku?” Gw seperti ingin tertawa. Gw tidak pernah main hati.
”Belum pernah satu penis yang sama memasuki analku dok. Mereka semua mengemis ingin mendapatkanku.”
Gadis ini terlalu percaya diri. Tetapi bahasa tubuhnya, cahaya matanya, ketegasan nada katanya, dia tahu yang dia katakan.

Gw belum pernah anal seks. Itu yang membuat tiba-tiba permainan berubah arah.
Gw tiba-tiba berada diposisi yang sangat menginginkan Helen, untuk semua imajinasi yang diciptakannya lewat kata-kata tajamnya.
”You wanna play, doct?” tanya Helen ketika Gw diam membisu.​


**

Gw sungguh penasaran dengan iming-iming Helen. Berani betul dia bilang dia bisa mencampakkanku jika ternyata Gw yang ketagihan dengan permainannya. Vaginanya masih virgin, dan dia malah menikmati anal seks. Gadis yang aneh.. hmm.. bukan. Lebih dari itu, agak menyeramkan bagiku, walaupun Gw bukan pria penakut.

Menyeramkan karena HIV menular paling mudah melalui anal seks. Gw ga tahu siapa Helen dan apakah dia sehat.

“Lama benar jawabnya?” tanya Helen memecahkan es di pikiranku.
Not tonight Helen. Tapi saya tidak terlalu tertarik dengan anal seks.” kataku berbohong. Penisku mengeras tanda protes, dia tentu penasaran rasanya masuk lobang sesempit itu.

Aku tidak bisa berpikir jernih disituasi seperti ini. Cara terbaik adalah pergi dan biarkan otak warasku kembali bekerja.

“Oke Doct. Sudah kuduga itu jawabanmu.”
“omong kosong. Prediksi tidak boleh disebutkan setelah terjadi.” Sanggahku.
“beritahu aku kapan kamu mau. I promise you, i am healthy.” Kata Helen seolah bisa membaca pikiranku. ”Mau tes darah dulu?” tantang Helen. Gadis ini maju beberapa langkah ke depan. Kegigihannya membuatku sedikit tersanjung.
”Saya akan WA kamu Helen.”
”hmm ok.. Aku akan tetap bersamamu, dont worry.” Jawab Helen.
paparazi wont get anything” kataku dijawab dengan senyum dinginnya. Memang dia ingin mematai-mataiku, silakan.


**

Setelah beberapa hari berlalu, Gw mulai muncul ke permukaan air. Kaki Gw mulai terlepas dari ikatan jurnal, doctors meeting, conference, seminar dan pasien yang silih berganti menuntut perhatianku.


Setiap pagi kerjaan Gw memeriksa WA.

Angelica : Dok, kangen.. kapan ketemu?
Kevin : Ntar malam deh.

Melody : Kak.. kapan ke apartemen lagi?
Kevin : Ntar malam deh.

+65xxx : Maaf baru balas. Aku sudah sehat.
Kevin : Good!

Helen : Bangun, segera ke klinik. Paparazi sudah mengintaimu.
Kevin : terserah.

dr.Nira : Apa kabar Kevin?
Kevin : baik doc.

Katrin : Saya di Jakarta, ada waktu ketemu?
Kevin : Ntar malam deh.

Mika : Dok Kevin, apa kabar? Lu kapan bisa ke rumah tolongin mama aku?
Kevin : Ntar sore deh.


+62821 : Dok, ini nomor baru Winda. Save ya.
Kevin : Winda siapa? Nurse Winda atau Ibu Winda?


Gw buru-buru balas semuanya dengan cepat. Ok ntar malam Gw bisa ketemu Angelica, Melody dan Katrin. Semoga bisa diatur. Mamanya Mika juga harus ditolong.


** Bu Winda **


”Wah pagi sekali datangnya Dok?” tanya nurse Rosi ketika Gw masuk ruangan praktek Gw. Rosi sedang membereskan dokumen.
”jam 10 sudah tidur. Jam 5 sudah bangun.” jawabku. Pintu terbuka dan Bu Winda masuk sambil membawa sapu. Sudah beberapa hari tidak bertemu dengan Ibu satu ini. Gw jadi teringat keusilannya ngerjain Gw.
”lho tumben sudah tiba dok?” tanya Bu Winda ketika Rosi melangkah keluar dari ruang praktek.
”kayaknya ga ada celana dalam ketinggalan lagi deh dok..” kata Bu Winda sambil tersenyum. Mau cari gara-gara ni Ibu rupanya.
”Itu celana dalam siapa Bu?” tanya Gw sopan.

Bu Winda sambil menundukkan badan ketika tubuhnya bergerak menghadap kearahku. Gw langsung sadar kancing baju di bagian dadanya yang terlihat besar telah terbuka. Belahan dadanya terpampang jelas dan buat Gw ini sebuah godaan dari seorang ibu-ibu pegawai klinik ini!

”masa celana dalam saya sih dok?” tanya Bu Winda. Badannya malah makin menunduk dan dia sama sekali tidak berusaha menutupi payudaranya yang makin jelas terlihat, terbungkus bra berwarna pink!

Pink lagi warnanya. Sama dengan warna celana dalam waktu itu!

”lah kok nanya saya. Kan ibu yang tahu itu cd siapa?” tanyaku dengan sabar menanti apa maunya. Gw ikutin aja lah obrolannya sambil menikmati pertunjukkan yang dia suguhkan.

”iya bener cd saya sih dok. Saya salah ambil, maaf ya dok. Nanti saya ambilkan yang hitam punya si mbak bule..” kata Bu Winda.
”oke Bu.” jawabku santai, lalu menyalakan laptop.
”dok.. mau susu?” tanya bu Winda.
“eh, susu?” Gw kaget salah fokus. Bu Winda berdiri persis di depanku dengan sedikit keringat muncul di wajahnya. Mata Gw mau tidak mau mengarah ke payudaranya yang tampak tebal.
“ih dokter matanya. Bukan susu ini dok. Susu hangat, susu sapi murni.” Kata Bu Winda sambil tersenyum dan memegang payudaranya dengan kedua tangannya, memperagakan perkataannya.
“Oh, engga Bu. Susu sapi cuma bagus buat anak sapi..” kataku setengah menahan nafas melihat kelakuannya.
”wah? Gitu ya dok? Kalau manusia bagusnya ASI ya dok?”
”iyalah Bu..” jawabku.
”dokter minum ASI nya siapa hayo?” tanya Bu Winda dengan wajah itu lagi.
”ya kalau sudah dewasa minum sari kedelai saja Ibu.. atau minuman sehat lainnya.” jawabku berusaha menghindari masuk ke frekuensi yang diinginkannya. Gw berusaha sekuat titit Gw untuk bersikap cool.

Mata kami bertatapan beberapa kali dan Gw yang kalah, karena dia tidak berkedip memandangku. Otak Gw dengan cepat memindainya.

Tinggi sekitar 160cm.
Susu tebal, 36c.
Kulit bersih coklat muda.
Usia sekitar 45.
Bibir cenderung penuh.

“iya deh dok. Dulu bapaknya anak-anak suka sekali minum susu..” kata bu Winda. Ada kata dulu yang berarti tidak sekarang.
“susu sapi Bu?” tanyaku kehilangan orientasi. Entah kenapa Gw nanya seperti itu. Bu Winda menganggukkan kepala.
”ya masa ASI dok! Bisa deh becandanya! Hahaha..” tiba-tiba Bu Winda tertawa.
”kok dulu Bu? Sekarang engga?” Gw akhirnya menanyakan pertanyaan yang sepertinya ditunggunya.
”udah pisah Dok, lama sudah 5 tahun.” kata Bu Winda sambil menggigit bibirnya.

Hmm.. fakta baru, dia janda 5 tahun.

”Oh, Ga menikah lagi Bu Winda? Kan masih muda..” tanyaku.
”belum ketemu yang cocok Dok. Yang mau sih banyak. ” jawabnya.
”Semoga segera dapat ya Bu..” kata Gw bermaksud menyelesaikan obrolan ga penting ini. Gw sudah mulai ingin fokus ke pekerjaan.
”Dokter juga kok belum kawin juga? Sudah punya pacar Dok?” tanya Bu Winda.

Waduh, ini lanjut nih ngobrolnya?

”Jodohnya belum ketemu juga si Bu.. doakan juga ya.” jawab Gw diplomatis. Gw malas bicarain topik ’pacar’.
”doa saya gak manjur dok. Hahaha. Kalau bikin jamu saya bisa. Bisa kuat berkali-kali Dok..” kata Bu Winda dengan kode di kerling matanya. Gw cuma tersenyum tanpa menanggapi. Dia gagal memahami telepati Gw sepertinya. Obrolannya malah makin menjurus.
”saya pernah pacaran sama anak muda seusia dokter lho.. dua tahun yang lalu.” katanya. Gw diam saja, membiarkannya lanjut bercerita. Laptop Gw sudah menyala, dan Gw mulai membuka dokumen. Sialnya Gw malah membayangkan Bu Winda kira-kira lagi ngapain dengan pacar mudanya?
”saya kasih jamu buatan saya Dok. Wih, dia minta jatah terus. Hahaha..” Bu Winda makin berani.
”Tapi sudah putus dok. Itu karena..” ceritanya terputus. Pintu terbuka dan Nurse Rosi masuk. Perasaan Gw sedikit bingung. Satu sisi penasaran kenapa Bu Winda putus, satu sisi Gw rasa ga penting juga dengar ceritanya.
”Terima kasih Bu Winda sudah dibersihkan ruangan ini.” kataku memilih mengusirnya.

Bu Winda tersenyum. ”Sama-sama dok. Kalau mau coba jamunya kabarin ya dok..” kata Bu Winda diikuti reaksi terkejut dari wajah nurse Rosi.

”Jamu apa ya dok?” tanya nurse Rosi ketika Bu Winda keluar dari ruangan.
”oh dia tanya apa jamunya bisa dipatenkan. Entah isinya apa saya juga belum tahu.” Jawabku asal.
“oh gitu. Eh iya, tadi dicariin dokter Eoliani. Katanya mau ajak lunch dok.” kata Nurse Rosi.
”ok thank Rosi.” kataku. Gw memang belum periksa HP, mungkin ada WA nya.


** Eoliani **

“Ikut mobilku aja deh dok..” kata Eoliani ketika kami di parkiran mau lunch.
”wow, rapi bersih wangi..” kataku ketika masuk di mobilnya.
”kok kaget gitu ekspresinya? Ga rela Aku rapi bersih dan wangi?” tanya Eoliani.
”hehehe.. seperti bukan kamu. Kesan pertama kita berjumpa masih teringat.” jawabku.
”jeans sobek, rokok, jaket hitam?” tanya Eoliani lalu terkekeh.
”lalu tiba-tiba pakai jilbab dan mobil yang.. sehat” kataku. Tawa Eoliani meledak.
”aku suka pilihan katamu dok. Sehat adalah rapi, bersih dan wangi.” Komen Eoliani.
“kamu tuh semacam.. keindahan yang kacau, kekacauan yang indah.” Kataku sambil meliriknya. Mata kami bertemu.
“itu apa ya namanya dok.. kontradiksi?” tanya Eoliani.
“bukan.. ada satu istilah yang seharusnya kamu tahu untuk kalimat semacam itu..”
”Oh ya? Paradoks?”
”bukan juga..”
”lalu?’
”PR yah buat kamu..” kataku sambil nyengir.
”tai ah..” Eoliani cemberut sesaat. Gue tahu dia sebal tapi tidak marah.
“hahaha.. mau makan apa nih?” tanya Gw. ”Aduhhh” teriak Gw ketika tangan Gw dicubitnya keras sekali.
“kamu tuh.. nyebelin!” kata Eoliani.
“lagi dong. Uda lama ga dicubit mesra” ledekku.
”Mesra! Okeh.. ” tangan Eoliani melayang dan mencubit pipiku dengan keras!
”Aduhh...” benar-benar sakit!
”udah mesra belum sayang?” tanya Eoliani sambil tetap menarik kulit pipiku.
”makasih sayang cubitannya..” kataku pelan sambil menyentuh tangannya lalu mengusapnya perlahan. Gw bisa merasakan keterkejutan Eoliani. Tangannya berusaha kembali ke asalnya tapi kutahan dan ku elus dengan lembut.
”ada yang ngelaba..” kata Eoliani pelan.
”iya, kamu. Dua kali, pakai alasan nyubit.” kataku.
”loh? Kok jadi aku?” protes Eoliani.
”kalimatmu barusan, protes yang setuju..” kataku sambil nyengir lagi. Tangan kami terlepas dan Eoliani tersenyum. Bahasa tubuhnya, mimiknya dan cahaya matanya kembali muncul dengan pola yang sama.
”Kekacauan yang indah, protes yang setuju..” Eoliani mengulang kalimatku.
”aku tanya Melody deh. Dia pasti tahu yang beginian.” kata Eoliani sontak melemparkanku pada ratusan jam yang telah berlalu, di apartemen mereka, duduk disamping Melody, merasakan getaran suaranya.
”Melody sangat berbakat..” kataku.
”kalian bisa jadi pasangan yang sempurna” kata Eoliani. Gw reflek menggelengkan kepala.
Melody bahkan tidak pernah ada dalam hatiku. Justru Eoliani yang membuatku merasakan sedikit getaran yang bisa kusebut, rasa suka.
”kok bengong?” tanya Eoliani. Gw menoleh dan mata kami beradu pandang. Bibirnya yang mungil, caranya mengedipkan mata dan bahasa tubuhnya yang terlihat lemah, rapuh, tetapi dibungkus dengan penampilan yang cerdas.


Tanpa sengaja aku membuka pintu hatiku dan..
Cahaya mata itu melompat masuk ke hatiku yang gelap.​

Baca marathon dari awal,
Efek Samping: Asma kambuh langsung terapi pernafasan, Kepala pusing, Jantung berdebar, Kejang kejang:)

Dokter mesum yang pandai mengaduk ngaduk resep obat, eh perasaan...:mantap:
 
So, this is my first commend in this thread after I read all the chapter.
:baca:

Sangat jarang saya ngasih komentar yg panjang dan ada usaha buat mikir. Tapi karena dokter peduli untuk membaca tiap ya sudah, saya tertantang buat buat sedikit berfikir sebelum nulis komentar panjang ini.

Pertama, tulisan atau apalah karya yg lain akan sukses kalau penulisnya bisa bangun perspektif ..... dan gak perlu lagi ditanyakan kenapa dok Kevin bisa dapet banyak penggemar setia. Very imperessive job doct.

Kedua, story in part 18 is not a joke. Maksud saya pemilihan chord, FM9 Em11 Dm7b5 etc, those are not a cheap tune. Salutlah dengan kemampuan dokter.
:semangat::semangat:

Ketiga, saya yakin tiap pindah part tidak terjadi dalam rentang waktu singkat setidaknya tidak terjadi dalam hitungan hari atau minggu.
:pandapeace:

Keempat, thank a lot for your little trick for getting laid. Jadi sadar kesalahan yg saya lakukan selama ini. Let the girl win, but never let yourself lose is an important thing. Big thumb up.
:jempol::jempol:

Kelima saya sesungguhnya rada bosen dgn kehidupan yg dicapture sama dokter. Berasa hidupnya penuh dengan wanita.. bagi saya gak kerasa dinamika kehidupannya lainnya seprti interaksi yg lebih dalam sama temen" prianya. Gimana pendapat temen-temennya tentang si dokter. For me it's kind of boring, if it's not because Eoliani I might left this thread.

Keenam, loose your a ego, slightly deseptive and play little bit machiavellist.... pelajaran yg menarik dok... bermain sedikit ala Littlefinger.

That all, keep the great jobs doct, I tried to keep it simple comments. If you're going to reply me, I'm very very appreciate it. Thanks.
:ampun::ampun:
 
Luar biasa...
Baca dari pejwan pelan2 bbrp hari sampai akhirnya part 21. Enak dibaca santai, menikmati cerita dengan kalimat2 khas intelektual sambil minum kopi.

Srrluupp... Nikmat.

:beer:
 
saran buat suhu klo bisa ma Helen di eks dulu. yg lain nanti aja coz penasaran siapa yg menang dokter sang playboy ato Helen sang pembasmi playboy?????
 
Semakin lama semakin banyak cwek yg baper dg anda dok, tapi sbg spesialis ONS semua itu gak ngaruh kan dok?
Lanjutkan kekacauan yang indah itu.....!!
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd