Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT OMG!! Kakakku Yang Cantik dan Sexy Itu Ternyata Seorang....

Mantap banget suhu @jakbar :semangat: keren suhu ceritanya serius dah tegang bacanya dari awal haha...

tapi...
.
.
.
No penetration! hiks :norose::((
 
Banyak yg ngarep adegan ML ya cuman mimpi. Saya juga ngarepnya begitu
:pandaketawa:
Dan setuju juga pada saat adegan melepas keperawanan kenapa cie Stefany anteng-anteng saja ya gak ada rasa sakit, was-was, tegang malah lurus-lurus saja padahal ini kan adegan ML pertama dalam hidupnya. Semoga ada plot twist kedepannya yg bisa memberikan jawaban keraguan Nubi.
Btw updatenya bagus suhu detail banget sampai adegan ciuman pun pake adu strategi.
:pandaketawa::pandaketawa:

Mudah-mudahan sekarang sudah terjawab keraguannya suhu. :D

...:panlok3:........

Rico mau:konak: lagi dong, Ce Vani...
makin nampak:cim: lho aura cantiknya cece dengan cream alami begini...
:pandaketawa:

..

dari awal sudah:bingung: teracuni gaya berpikir Rico.. OMG! dan telah terjawab cece Stevanie itu sebenarnya bagaimana.
masih kah ada OMG!? (yang lain) yang tak disangka Rico??
:huh:

Hihihi facial alami ya.
Mohon ditunggu OMG lainnya suhu :D.

masih penasaran sih sama temen ngobrolnya rico itu

Sekedar hint / reminder: waktu itu juga Rico ngobrol dengan seseorang. Nah semua ini adalah lanjutannya :D

Edyan keren ceritanya
Jangan2 yang d ajak ngobrol riko itu anak / cucu om pram

Btw yang agak kepikiran.... Gimana bisa rico nyebut pak jul padahal namanya om pram

Siapa teman ngobrolnya itu, nanti akan terungkap :D.
Pak Zul itu khan hanya imajinasi Rico, suhu. Nama sesungguhnya adlh Om Pram.

apakah Rico hanya:bacol: sedang main jin salabim dengan khusuknya?? sampai munculkan pihak ke tiga temani dia cerita kini
:kacamata:

Ternyata apalagi ya:huh: nanti tentang kakak​

Hihihi, mohon ditunggu suhu. Update2 berikutnya akan menjawab semua pertanyaan suhu ini.

ada beberapa part yg ane harus baca ulang2..

gila ini crita bikin pusing plus penasaran tingkat dewa..

penasaran ama 3rd person yg ajak ngomong rico..

ditunggu updatenya hu..

Harap sabar ditunggu ya suhu, nanti identitasnya akan terbuka juga :D

Mantap banget suhu @jakbar :semangat: keren suhu ceritanya serius dah tegang bacanya dari awal haha...

tapi...
.
.
.
No penetration! hiks :norose::((

Hihihi..... makanya dikasih disclaimer duluan suhu :D. Kalau ibarat film ini adalah XX bukan XXX.

Di lanjut lagi ya hu

lancrotz .. Om suhu?

Siap Suhu.
 
gw masih confused..part awal nya..rico bercerita dengan siapa?
adakah mimpi aja?
cie Stefanie udah ngak virgin..apa lagi diperawani Rico?..huehue
mohon penjelasan suhu...

moga cie Stefanie ML dgn cowok berlainan ras..item..bersunat..yang bisa membuatnya kepuasan..melebihi rico..

sebelum cie stefanie akhirnya sedar & akhirnya menikah dgn cowok kaya ganteng :p

Untuk poin pertama, sekedar hint / reminder waktu itu juga lawan bicara Rico pernah muncul sebentar. Waktu itu suhu juga nanyain :D

Untuk topik no incst dan kontras, hahahaha.... Suhu bangkaim sudah komen hal yang sama berulang-ulang, mungkin ada 10x lebih. I got your message suhu!
Ibarat air sungai yang mengalir berkelok-kelok kadang melewati sawah kadang melingkari gunung... ada saatnya bagian cerita membahas hal yang "kontras" tadi, ada saatnya yang lain. Nanti mungkin balik lagi ke hal yang sama atau bisa jadi juga tidak.
Bukannya tak ingin menghargai masukan suhu, namun alur cerita telah didesain sejak awal. Kalo diubah di tengah2 jadi berantakan alurnya.

Kalo nubie boleh kasi usulan, mungkin suhu bisa mulai menggarap cerita sesuai topik yang suhu inginkan. Firasat nubie bakal bisa dahsyat karena sepertinya suhu begitu passionate disini. :ampun::ampun::ampun:
 
Akhirnya setelah sekian lama mendem di bookmark beres juga baca sampe update terakhir.
Beruntung lah gw yg gak terlalu penasaran karena nunggu banyak update.

Baca ini inget dulu hasil karyanya suhu archi sebelum dia akhirnya pindah tugas ke situs/app tetangga. Cerita yg bikin gw lebih interest ke storyline di banding ssnya.

Kebanyakan di forum ini mainin perasaan, nah ini mainin otak.

Lu salah satu makhluk nyebelin di forum ini bro.

Ttp berkembang dan jangan ilangin plot twist lu yang bikin otak pembaca jadi sampah daur ulang.
Dari gak guna - di ancurin - di olah jadi hal yang lebih berfungsi.

Ttp nyebelin ya suhu @jagbar

Hahahaha makasih atas komen dan kasih semangatnya suhu. I like your comment :D :D :D
 
Untuk poin pertama, sekedar hint / reminder waktu itu juga lawan bicara Rico pernah muncul sebentar. Waktu itu suhu juga nanyain :D

Untuk topik no incst dan kontras, hahahaha.... Suhu bangkaim sudah komen hal yang sama berulang-ulang, mungkin ada 10x lebih. I got your message suhu!
Ibarat air sungai yang mengalir berkelok-kelok kadang melewati sawah kadang melingkari gunung... ada saatnya bagian cerita membahas hal yang "kontras" tadi, ada saatnya yang lain. Nanti mungkin balik lagi ke hal yang sama atau bisa jadi juga tidak.
Bukannya tak ingin menghargai masukan suhu, namun alur cerita telah didesain sejak awal. Kalo diubah di tengah2 jadi berantakan alurnya.

Kalo nubie boleh kasi usulan, mungkin suhu bisa mulai menggarap cerita sesuai topik yang suhu inginkan. Firasat nubie bakal bisa dahsyat karena sepertinya suhu begitu passionate disini. :ampun::ampun::ampun:
Ampun suhu...makasih suhu atas ceritanya:ampun: :adek:
Nunggu update & plot seterusnya :ampun:
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Mantap ceritanya, hu. :mantap:

Diksinya itu lho, benar2 cerita berkelas. Nyaris tanpa typo, mengalir dan tertata rapi. Tidak pakai bahasa ala SMS anak alay. Pemakaian tanda baca dan pemilahan paragraf relatif rapi. Tata bahasa juga cukup baik. Kesalahan kecil2 yang tak sesuai EYD masih dapat dimaafkan koq.;)

Benar2 karya sastra...:jempol:

Ayooo, lanjutkan, hu...:semangat:
 
“Phew...Gila! Semua yang kita lakukan ini bener-bener gila! Kita telah sama-sama gila, Rico!” Cie Stefany yang berada dalam pelukanku berkata. Dan ya, mau tak mau aku setuju dengan ucapannya. Memang kita telah melakukan hal yang tak lazim dilakukan antara kakak cewek dan adik cowok. Termasuk juga posisi kami saat ini... Kakakku berada dalam pelukanku dengan kami berdua sama-sama telanjang bulat.

Sebelum ini telah terjadi “pertempuran hebat” yang tak kuingat lagi berapa ronde, membuat semua hal-hal lain terlupakan. Kini baru kusadari waktu telah menunjukkan pukul 8.30 malam. Padahal ketika kami berbicara sebelumnya, jam masih menunjukkan pukul 3 lewat. Dan kalau dirunut beberapa jam ke belakang lagi, saat itu hari masih pagi sehabis aku menemaninya lari pagi. Saat dimana kami terutama kakakku masih innocent sebelum semua ini terjadi.

Seusai jeda “babak pertama”, permainan kembali berlanjut. Meski tanpa ML sesuai janjiku, namun permainan berjalan semakin tereskalasi, dalam, dan intens. Kami tak hanya bermain dengan merangsang titik-titik sensitif pada tubuh secara fisik saja. Namun juga menyentuh titik-titik sensitif psikis pada diri kami masing-masing. Pada akhirnya toh semua ini adalah permainan pikiran dengan fisik tubuh sebagai mediumnya.

Meski tubuhku secara fisik agak kelelahan, namun aku belum mau menghentikan semua ini. Cie Stefany pun sepertinya juga demikian. Tubuh mulusnya masih menempel pada tubuhku. Payudaranya menempel ketat di dadaku. Sambil memeluk tubuhnya, kubelai-belai rambutnya.
Yes, this is really crazy. Well, apapun yang terjadi, aku ga akan melupakan kejadian hari ini Cie. Satu hal yang akan menjadi kenangan indahku selamanya.”
“Ya, aku juga sama. Aku tak akan pernah melupakan seluruh kejadian hari ini,” Cie Stefany berkata tanpa mengubah posisi tubuhnya dan membiarkan rambutnya terus kubelai.

Bagaimana dapat terlupakan? Barusan kami melakukan costum play dengan ia memakai kimono, baju cheong sam yang biasa dipakai saat hari Imlek, baju kebaya modern, dan beberapa kostum lainnya sesuai imajinasiku sebelum akhirnya “kukuliti” dan kami saling memuaskan. Juga kami melakukan berbagai macam role-play yang menggairahkan pikiran, perasaan, dan psikis, yang akhirnya mampu melewati keterbatasan fisik kami.

Dimulai dari kakakku yang berperan dominan, yang mana mencerminkan kehidupan sehari-harinya. Tapi kemudian peran bertukar saat ia berubah submisif dan aku jadi dominan. Kemudian ia menjadi seorang puteri raja yang mulia sementara aku adalah prajurit rendahan yang harus “memuliakan” dirinya dengan menjilati vaginanya sampai klimaks. Lalu aku menjadi residivis pelarian yang berhasil menculik sang puteri dan menjadikannya budak seks secara bulan-bulanan sebagai aksi balas dendam.

Balik ke jaman now, kedua tanganku diborgol (karena ia masih menyimpan sejumlah barang-barang yang digunakan saat masih bertugas dan borgol adalah salah satunya) karena aku adalah penjahat yang tertangkap. Lalu dalam keadaan terborgol ia “mengerjaiku” habis-habisan. Namun kemudian kondisi berbalik. Karena kelengahannya aku berhasil membebaskan diriku dan balik memborgol dirinya dengan dua borgol dengan posisi kedua tangan terbuka. Lalu kugunakan tali untuk mengikat kedua kakinya yang terbentang lebar di masing-masing sisi sofa. Kini giliranku “menghajarnya” habis-habisan, baik secara seksual maupun psikis. Dalam keadaan tubuh telentang terbuka, kedua kaki terbentang lebar, dan tak mampu berbuat apa-apa, ia hanya bisa pasrah menerima apapun perbuatanku kepadanya.

Saat itu Imron, tukang baso yang biasa keliling dengan gaya teriakan dan bunyi kentongannya yang khas sedang lewat. Dengan membiarkan Cie Stefany dalam posisi terborgol dan terikat di sofa ruang tengah, aku memesan dua mangkuk baso untuk kami dan kusuruh ia mengantarnya masuk ke dalam rumah sampai ruang tamu. Antara ruang tamu dan ruang tengah tempat kakakku sedang telentang terikat terdapat dinding pemisah sehingga ia tak dapat melihat kakakku. Namun seandainya mau ia bisa dengan bebas dan gampang berjalan masuk atau sekedar berjalan beberapa langkah dan melongok ke dalam karena dinding itu hanya menutup setengah lebar ruangan. Selepas itu tak ada pintu atau penghalang apapun. Sehabis Imron meletakkan dua mangkuk baso di atas meja sofa, aku sengaja mengajaknya bicara ngalor-ngidul agak lama untuk membuat adrenalin dalam diri kakakku meningkat. Apalagi sesaat sebelum aku memanggil Imron, kuingatkan kembali tentang pikiran nyeleneh cuckold-ku yang suka membayangkan dirinya dinikmati cowok rendahan yang kelasnya jauh di bawah dirinya. Sementara ia protes keras dan meronta-ronta namun tak berdaya melepaskan diri, dengan santai kutinggalkan dirinya menuju pintu depan dan kupanggil Imron si tukang baso.

Kini dengan Imron berada di dalam rumah, kakakku jadi diam tak mampu memprotes apapun. Karena tentu ia tak ingin membangkitkan kecurigaan Imron. Bahkan saat aku dan Imron berbincang-bincang dan beberapa kali sengaja aku berteriak ke dalam mengajak bicara kakakku, ia juga ikut menimpali se-natural mungkin seperti dirinya dalam keadaan normal. Begitu pula saat Imron ikut menimpali ucapannya. Memang sebelumnya ia pernah bertemu baik aku dan Cie Stefany karena beberapa kali kami membeli basonya meski tak terlalu sering. Jadi adalah hal cukup lumrah jika kita bertiga sekedar bicara basa-basi sejenak mengenai hal-hal ringan seputaran baso dan dagangannya. Saat itu tentu ia sama sekali tak menduga kalau Cie Stefany yang ikutan nimbrung ngobrol dari dalam itu dalam keadaan telanjang bulat dengan posisi telentang dan tak mampu berbuat apa-apa untuk menutupi dirinya seandainya ia menyeruak masuk ke dalam.

Setelah membiarkan adrenalin dalam diri kakakku bergejolak selama hampir 10 menit, akhirnya Imron keluar meninggalkan rumah kami dan meneruskan dagangannya. Seperti yang kuperkirakan, saat kembali hanya kami berdua di dalam rumah, seluruh emosi campur aduk antara marah, kesal, takut, tegang dalam diri Cie Stefany meledak keluar dengan dahsyatnya. Namun justru semua itu membuat permainan jadi semakin menarik dan menegangkan. Apalagi saat ini ia masih dalam keadaan terborgol dan terikat tak mampu berbuat apa-apa. Sehingga seluruh gejolak emosi dalam dirinya akhirnya tersalurkan ke gairah seksual yang menggebu-gebu dan liar....

Sampai akhirnya keadaan kembali berbalik. Karena “kecerobohanku”, ia berhasil membebaskan dirinya dan balik menguasai diriku. Kali ini giliran dirinya mengerjaiku habis-habisan untuk membalas segala perbuatanku terhadapnya sebelumnya. Sebelum akhirnya permainan diakhiri dengan irama lambat dimana kami saling menikmati dan memuaskan tubuh lawan satu sama lain.

Pada akhirnya kami berpelukan di sofa sambil tiduran. Berbincang sejenak menyinggung tentang kegilaan kami hari ini, satu hal yang tak akan kami berdua lupakan. Sementara aku membelai-belai rambutnya. Tak lama setelah itu, kami berpisah dan Cie Stefany masuk ke dalam kamar mandi.

Saat ia sedang membilas tubuhnya dengan pancuran air dari shower, tiba-tiba lampu seluruh rumah padam. Termasuk kamar mandi. Belum hilang rasa kaget Cie Stefany tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dari luar. Awalnya ia mengira tentu akulah yang masuk ke dalam, karena siapa lagi. Namun rupanya yang masuk adalah seorang penyusup tak dikenal. Wajah orang itu tertutup kain hitam sambil membawa lampu sorot terang. Membuat sekujur tubuh telanjang Cie Stefany yang sedang basah oleh air terekspos secara jelas dan frontal di depan mata orang itu. Melihat tubuh mulus telanjang bulat gadis cantik oriental di depan matanya, laki-laki itu menjadi bangkit nafsu birahinya. Tanpa berkata apa-apa langsung ia menyergap Cie Stefany. Sementara lampu yang tadi dipegangnya kini menjadi padam. Teriakan-teriakan ketakutan Cie Stefany terdengar sampai ke luar kamar mandi. Ia berusaha melawan namun agaknya kalah tenaga dari orang itu. Dalam keadaan yang serba gelap seperti itu, sungguh sulit melihat apa yang terjadi. Namun apalagi yang dilakukan oleh penyusup tak dikenal itu? Tentu ia tak ingin melewatkan kesempatan emas di depan matanya dan langsung memperkosa kakakku yang cantik dan sexy itu...

---&&&&&&---

“Oh!! So the game went wrong? It went terribly wrong? Lalu siapa penyusup itu? Apakah Imron si tukang baso tadi?”
Aku memberi isyarat kepadanya untuk tak melanjutkan ucapannya. Karena aku akan terus melanjutkan ceritaku.

---&&&&&&---

“Cie, kalo boleh nanya dengan jujur dan lu bersedia menjawab dengan sejujur-jujurnya... Apakah ada rasa penyesalan dalam diri lu setelah semua yang terjadi hari ini?”
Cie Stefany dengan mantap menggelengkan kepalanya dan berkata,”Tidak Rico. Sama sekali aku tak menyesal. Meski ada hal tertentu yang terjadi melewati batas, tapi toh hal itu telah terjadi. Yang penting kita tak mengulangi hal itu lagi. Jadi saat ini kalo ditanya, nggak! Aku sama sekali ga menyesal!” katanya tegas. “Apalagi semua itu terjadi juga atas kemauanku. Pada saat itu aku dengan sadar memang menginginkan hal itu terjadi.”

Aku ingin mengatakan sesuatu namun Cie Stefany keburu melanjutkan kata-katanya. “Role play yang kita mainkan tadi betul-betul dalam dan intens banget. Saat lu panggil Imron masuk ke dalam rumah.... Saat sedang berlangsung, aku ga bisa bilang kalo aku suka dengan skenario lu itu. Ibaratnya lu gadaikan aku, cie-cie lu sendiri ini di meja judi tanpa pake baju apa-apa. Tapi, setelah itu semuanya memang jadi seperti “bumbu yang begitu nendang” apalagi dengan rasa lega karena situasi kembali aman. But I don’t think I want to do that again! Thing can go wrong easily dan taruhannya sangat besar sekali.”

“Waktu lu masuk ke kamar mandi nyamar jadi penyusup yang seolah sebelumnya telah melumpuhkan “Rico” adikku itu, hihihi..., segala sesuatunya jadi semakin intens. Apalagi waktu lu “memperkosa”-ku dalam kegelapan. Bagaikan “dikerjain” oleh penyusup tak dikenal beneran. Lu bener-bener gila, Rico! Baik ide-ide juga aksi-aksi lu. Ini menjadi klimaks dari semua role-play yang kita lakukan. Dan lu sendiri, jangan-jangan lu juga bersikap seolah seperti penyusup beneran bukan sebagai “Rico” barusan?” tanya Cie Stefany.

“Hehehe. Iya betul Cie. Aku tadi bertindak dengan mindset seorang penyusup yang kejatuhan durian runtuh mendapati cewek cantik oriental telanjang bulat yang sedang mandi, hihihi. Karena birahi yang memuncak akhirnya ya habislah cewek itu. Hihihihi.”

“Dasar lu....” tukas Cie Stefany. “Namun sekarang aku bisa mengerti pikiran “cuckold” lu. And you know what... actually you are a great lover, Rico. Lu bisa bertindak romantis tapi juga bisa berbuat liar. Lu bisa mengembangkan imajinasi liar lu itu dalam role-play yang diatur dengan pasangan lu nanti. Tanpa perlu melibatkan orang ketiga karena lu sendiri adalah orang ketiga itu. Dengan gitu lu justru men-transformasi kelemahan lu menjadi kelebihan. Hmm... Mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama dengan pasanganku nanti. Hihihi..”

“Wah, terima kasih atas pujian lu, Cie. Hahaha. Jadi aku adalah the great lover ya. Tapi sebenarnya lu juga Cie. Apalagi ditunjang dengan wajah cakep dan tubuh sexy, lu benar-benar idaman setiap laki-laki deh. Dan ya, aku bisa membayangkan, nantinya pasti lu juga akan melakukan hal-hal gila dengan pasangan lu nanti. Bahkan pasti penuh “api” gairah. Kalo ga gitu, kayaknya bukan Cie Stefany dah. Hahahaha.”

”Aku agak curious dengan cewek lu di Aussie itu. Dia orangnya seperti gimana? Cewek yang sampai dijadikan pacar oleh adikku Rico ini pasti luar biasa. Atau mungkin hanya pelampiasan nafsu fisik belaka?”

“Hmmm... Terus terang, Valerie itu sifat-sifatnya rada-rada mirip seperti lu. Kesanku waktu baru kenal dia, dia seperti lu versi bulenya gitu. Hahaha. Lalu usianya juga seumuran dengan lu. Mungkin karena itu aku tertarik dengannya. Apalagi saat itu pas lagi jauh dengan lu.”

“Hmmm, jadi ini cerita sebenarnya lu jatuh cinta dengan cie-cie lu sendiri?”
Pertanyaan Cie Stefany ini membuat wajahku jadi agak merah. Kurasakan wajahku kini serasa agak panas.
“Hahaha, ga tau juga deh Cie. Yang pasti aku suka dengan kepribadian cewek yang pintar, mandiri, punya kemauan kuat, agak mendominasi tapi hatinya sebenarnya baik. Semua itu ada pada diri lu dan Valerie.”
“Dan satu lagi, kalo di ranjang dan di sofa bisa gila banget. Hehehehe,” tambahku.
“Dasar lu. Ga ketinggalan juga yang satu itu,” tukas Cie Stefany.

“Ya, sapa tahu kalo jodoh, nanti lu bisa ketemu dan jadian sama dia lagi. Atau lu ketemu orang yang lebih sesuai lagi,” ujarnya.
“Ya, sama juga dengan lu, Cie. Sepertinya abis ini lu bakal seleksi dengan standar tinggi cowok yang akan lu jadikan pasangan lu.”
Only time will tell, Rico. For both our cases,” kata Cie Stefany dengan tersenyum. Senyum indah yang sungguh enak dipandang apalagi dengan kita sebagai penerimanya.

“Tentang apa yang kita lakukan hari ini, setelah semua ini berakhir marilah kita simpan hanya untuk kita berdua saja. Ok?” kata Cie Stefany sambil menatapku. Aku mengangguk mengiyakan.
“Tak untuk dikatakan bahkan kepada pasangan tetap kita kelak?” kata Cie Stefany kepadaku.
“Tak untuk dikatakan bahkan kepada pasangan tetap kita kelak,” kataku kepada Cie Stefany.

“Tapi... kita belum akan mengakhiri semua ini sekarang khan, Cie?” tanyaku.
“Apa lagi yang lu inginkan sekarang, Rico?” tanya Cie Stefany sambil tersenyum. “Setelah semua yang kita lakukan hari ini, masih belum cukup juga buat lu?”
“Heheheee... ada satu lagi Cie. Kali ini ga sampe sejauh berhubungan (hampir) seksual seperti tadi-tadi. Aku... hihihihi.... aku pengin mandi bareng sama lu,” kataku.
“Kayak anak kecil aja lu Rico,” tukas Cie Stefany.
Aku hanya bisa tersenyum mesam mesem saja.

“Kita mandi di kamar mandi dalam kamar lu aja ya. Soalnya lebih bagus dan ada bathtub-nya. Hihihi...,” kataku sambil berdiri dan berjalan.
“Jadi ga cuman sekedar mandi ya. Memang lu ini banyak maunya,” tukas Cie Stefany sambil ia berjalan mengikutiku ke dalam kamarnya.

---&&&&&&---

Air shower memancur deras membasahi tubuh kami berdua. Sementara kran air terbuka dengan air hangat yang mengisi seluruh bathtub. Kedua tanganku penuh dengan sabun cair yang kugunakan untuk menyabuni sekujur tubuh kakakku. Tangan, bahu, punggung, perut, betis, paha, pinggung, dadanya.... bahkan juga bagian pribadinya yang kujamah dari belakang diantara kedua pahanya. Sementara tangan kiriku meraba-raba vaginanya, tangan kananku merengkuh sepasang payudaranya. Keduanya mendapat giliran kuraba-raba membuat keduanya kini penuh busa sabun. Sambil terus kuraba-raba, dengan posisi tubuh membelakangi dirinya kucium bibirnya dengan lembut. Sambil memejamkan mata Cie Stefany membiarkan bibirnya dicium.

Selama beberapa menit kami saling berciuman di bawah curahan air shower yang membasahi dan membilas tubuh kami berdua. Kutatap payudara indah Cie Stefany. Dan.... kukulum puting kemerahan yang menonjol ke depan itu. Kukenyot payudara kanannya sementara tanganku merangsang payudara kirinya. Oohhh. Cie Stefany mendesah perlahan menikmati rangsangan pada payudaranya.

Aku bersimpuh di depan kakakku. Sambil meraba dan meremas pantatnya, mulutku merangsang vaginanya. Lidahku menjulur-julur menjilati titik-titik sensitif pada bagian pribadinya itu. Membuat ia dalam posisi berdiri mengerang-erang sampai akhirnya mencapai klimaks.

Setelah itu giliranku yang dipuaskan olehnya. Dengan berlutut di depanku, penisku dikulumnya. Kepalanya bergerak maju mundur dengan irama teratur. Di dalam mulutnya lidahnya melelet-lelet kesana kemari menyapu titik-titik sensitif pada leher dan kepala penisku. Sampai akhirnya,
Crottss... crotts...crots....
Sisa-sisa sperma dari yang sebelumnya telah terkuras seharian menyemprot keluar mendarat di hidung dan pipinya.

Setelah sama-sama puas, kami berdua membersihkan diri sebelum lalu berendam di bathtub besar.

---&&&&&&---

“Gila, badanku bener-bener lemes banget ini. Rasanya seluruh energi dalam diriku sudah habis semua,” kataku sesaat setelah merendam tubuhku yang telanjang bulat menikmati hangatnya air bercampur bubuk spa beraroma lavender di dalam bathtub.
“Iyalah. Kita ini sudah 14 jam lebih lho. Mulai pagi tadi sampai sekarang sudah lewat jam 12 malam. Aku sendiri juga lemes, nah apalagi lu,” balas Cie Stefany yang juga berendam dengan tubuh telanjang bulat didepanku.

“Tapi memang lu ini pada dasarnya punya nafsu seks yang menggebu. Padahal tampilan luarnya keliatannya kalem tenang tak membahayakan. Tapi begitu dekat dan masuk perangkap lu, sudah ga ada ampun deh.
“Ditambah lagi pada dasarnya lu punya kharisma tinggi yang sehari-harinya ga ditunjukin. Aku yakin cewek lu dulu juga ga nyangka. Dibalik penampilan pasif, alim dan kalem lu sehari-hari, begitu kena lu bisa menjadi begitu liar, buas dan dominan. Orang yang sebelumnya merasa diatas angin jadi nurut total sama lu.”
“Hehehehe.... dia juga ngomong persis seperti yang lu omongin ini, Cie.”
“Tuh kan. Salahnya aku kadung janji sama lu karena ga nyangka lu bakal bisa segila ini. Jadi akhirnya nurutin semua perbuatan gila lu hari ini dah.”

“Halah Cie.. lu ngomong kayak gitu padahal sebenarnya dalam diri lu juga ada kobaran api hasrat seksual yang menggebu. Aku tahu selama ini lu juga sering masturbasi khan?”
Setelah apa yang telah terjadi, topik ini tentu tak tabu lagi untuk dibahas saat ini.

“Nah! Karena lu sekarang menyinggung hal ini, aku tahu saat itu lu ngeliatin aku masturbasi dari luar jendela khan.” (Maksud Cie Stefany ini tentu saat dimana aku berbohong mengatakan menginap di rumah teman. Padahal maksudku untuk memergoki dirinya bercinta dengan “Pak Zul” sesuai gambar prasangkaku waktu itu. Alih-alih memergoki kakakku berduaan dengan “Pak Zul”, saat itu dari luar jendela kamarnya aku melihat ia sedang masturbasi hebat sambil meracau kata-kata liar).
“Oh! Saat lu mencecarku habis-habisan waktu aku baru pulang?”
“Iya. Tapi ga bener juga kalo lu bilang baru pulang. Lu menunjukkan kesan seolah baru datang. Tapi sebetulnya lu sudah lama datang trus ngintip dari luar jendela. Ya khan?”
“Hehehe.. Sebetulnya aku juga tahu kalau lu tahu aku ngeliatin dari luar dan hal itu sengaja lu biarin. Mungkin untuk menambah excitement dalam diri lu. Ya khan?”
“Hihihi... Dan aku tahu saat itu lu masturbasi sambil ngeliatin cie-cie lu sedang masturbasi. Ya khan?”
“Dan dengan perkataan lu barusan, kini aku tahu ternyata lu telah mengetahui semuanya sejak waktu itu,” kataku sambil tersenyum.

“Tapi lu tahunya gimana aku masturbasi waktu itu? Lu ngecek pakaian bekasku di ember ya waktu itu?”
“Iya. Selain itu juga aku ngeliat keadaan di luar jendela kamar. Sepertinya barusan ada cowok tengil yang menumpahkan cairan tertentu disitu. Dan cowok tengil itu adalah Rico adik cowokku sendiri karena matching dengan keadaan celana dalam bekasnya.”

“Hmmm... sepertinya di dunia ini hanya ada lu seorang, kakak cewek yang mau-maunya ngecek celana dalam bekas adik cowoknya. Hihihi,” godaku.
“Habis lu yang iseng duluan. Ngintipin kakak cewek sendiri.”
“Trus lu gimana bisa yakinnya. Khan lu ga ngerti hal-hal tentang sperma cowok.”
“Ya elah, aku khan pernah ada pelajaran biologi juga. Hihi. Lagian informasi juga gampang dicari di internet. Meski ga pernah liat langsung, aku juga bisa kira-kira nebak. Apalagi cocok dengan karakter pikiran jorok lu itu.”

“Memang sepertinya lu sangat berbakat dalam urusan ginian, Cie. Aku yakin nanti pasangan lu bakal bahagia sama lu. Wkwkwkwk.”
“Dasarr lu.”

“Namun sesudah itu lu bersikap jauh lebih hati-hati dengan selalu menutup tirai kamar dan juga sikap lu sehari-harinya berubah, as part of acts of decency. Namun sesuatu yang terpendam di dalam apalagi selama bertahun-tahun pada akhirnya akan berusaha mencari jalan keluarnya sendiri. Jadi apa yang barusan kita lakukan seharian ini sebenarnya adalah sesuatu yang inevitable. Hanya tinggal masalah waktunya saja.”

Kakakku tersenyum pertanda mengiyakan semua yang kukatakan.
“Ya. Ibarat rumah yang seluruh isinya tersiram dengan bensin, hanya perlu satu percikan api saja untuk membakar semuanya.”
“Dan percikan api itu terjadi pagi tadi,” timpalku. “Sampai sekarang sesudah 14 jam api masih belum juga padam,” kataku sambil nyengir.

“Rico, omong-omong aku bakalan hamil ga ya?” tanya Cie Stefany dengan nada kuatir.
“Tentu nggak lah Cie. Khan aku selalu hati-hati selama semua ini berlangsung. Seliar apapun permainan kita, aku selalu jaga jangan sampai ada peluang sperma untuk masuk.”

“Maksudku bukan yang berikut-berikutnya. Tapi yang pertama kali. Bukankah saat itu, ehm, penis lu telah masuk dalam diriku. Aku bisa menerima sepenuhnya bahwa aku bukan perawan lagi. Karena saat itu berlangsung aku sendiri memang menginginkan itu dan dalam hati aku telah rela melepaskannya. Tapi aku ga mau sampai hamil.”

“Hmm, nggak Cie. Lu ga bakalan hamil. Dan omong2, lu masih perawan kok. Bahkan sampai detik ini!”

“Ibaratnya lu punya satu benda dan lu berniat memberikan benda itu ke orang lain, dalam hal ini aku. Kalo aku ga mengambilnya, benda itu ada di tangan siapa? Masih di tangan lu khan. Nah itulah yang terjadi dalam hal ini.”

“Lu becanda, Rico. Bukankah tadi kita sudah...”
“Kejadian tadi berlangsung begitu intens dan saat itu lu begitu tegang sendiri dan begitu self conscious mungkin karena baru pertama kali melakukan. Jadi lu ga seperti diri lu biasanya. Lu tadi nggak ngeh sepenuhnya dengan apa yang terjadi pada diri lu.”

“Tadi aku menjepit dan mengocok-ngocok penisku diantara jepitan erat kedua paha lu persis di depan vagina lu. Namun tangankulah yang terus merangsang vagina lu, sambil sekaligus menjadi pelindung seandainya tiba-tiba lu mengendorkan jepitan paha lu dan penisku tiba-tiba menyeruduk ke depan...” kataku dengan bulu kudukku tiba-tiba berdiri membayangkan kemungkinan penisku dengan tak diduga-duga terdorong masuk menembus liang vagina kakakku.

“Jadi kalau ada “sesuatu” yang lu rasa masuk ke dalam diri lu, itu hanya jariku saja yang mungkin masuk sedikit. Namun tak sampai merusak hymen lu.”

“Itu sebabnya kenapa ga ada bekas darah sama sekali di seprei. Bukankah lu barusan juga memperhatikan itu?”
“Ya, aku memang dalam hati bertanya-tanya tentang itu,” ujar Cie Stefany. “So, it never happened?
It never happened,” jawabku kalem namun tegas sambil memandang kedua matanya.

Tiba-tiba wajah Cie Stefany jadi merah padam.
“Lu benar-benar bajingan, Rico!” sergahnya dengan pandangan marah. “Dan lu sekarang tahu semua yang ada pada diriku. Lu adalah orang yang paling bajingan dari semua orang yang kukenal di seluruh dunia ini!”

Hati dan pikiran wanita memang kadang sulit dipahami oleh laki-laki. Karena memang cara berpikir mereka berbeda dengan kita. Begitu pula dengan Cie Stefany saat ini. Menurut logika cowok, seharusnya ia merasa lega dan gembira mendengar kenyataan bahwa dirinya masih “utuh”. Namun rupanya hal itu tak terjadi saat ini.

Di lapisan tertentu dalam dirinya, justru ia merasa tertolak atau bahkan “terhina”. Dengan sepenuh hati ia telah merelakan untuk menyerahkan miliknya yang paling berharga kepadaku, untuk mendapati bahwa ternyata aku tak menerima penyerahannya itu.

Itulah Cie Stefany. Sehebat-hebatnya dia, se-rasional-rasionalnya dirinya, terlepas dari banyaknya “sifat-sifat cowok” yang terdapat pada dirinya, dalam lubuk hatinya tetaplah hati seorang wanita.

“Maafkan aku, Cie. Aku tak dapat menerima itu. Bukan karena aku tak menghargainya. Justru sebaliknya, aku sangat menghargai itu oleh karena itu aku tak bisa mengambilnya. Seandainya aku melakukan itu, aku akan terus dihantui perasaan bersalah terutama apabila sesuatu terjadi pada hubungan pribadi lu kelak.”

“Aku mengerti perasaan lu. Di satu sisi lu merasa tertolak. Juga lu merasa rapuh karena kini aku tahu semua yang ada dalam hati lu. Sekarang lu mengerti betapa sulitnya saat aku mengungkapkan isi hatiku kepada lu terutama untuk hal-hal yang less glorious seperti pikiran cuckold-ku selama ini. Tidakkah menarik bahwa lebih mudah bagi kita untuk membuka seluruh pakaian kita dan telanjang bulat secara fisik di depan orang lain dibanding membuka isi hati kita secara apa adanya di depan orang yang sama?” kataku dengan tertawa kecil.

“Sementara itu, aku yakin bagian lain diri lu pasti juga mengerti bahwa apa yang terjadi hari ini adalah yang terbaik untuk kita berdua. Baik hal-hal yang telah kita lakukan maupun juga hal-hal yang tidak kita lakukan,” kataku lagi.

“Hmmm, ya. Apa yang lu katakan ini memang semuanya benar. Dan aku mengerti posisi diri lu. Memang pemikiran cewek dan cowok beda,” kata Cie Stefany pada akhirnya memecah keheningan yang terjadi selama beberapa saat diantara kita. “Memang ini adalah yang terbaik untuk kita berdua. Dan tentu aku juga tak ingin lu diliputi perasaan bersalah seumur hidup yang tak perlu,” katanya sambil tersenyum.

“Memang kuakui, membuka isi hati kita dengan sejujur-jujurnya sungguh sulit. Jauh lebih sulit dibanding telanjang bulat secara fisik,” katanya dengan tertawa kecil. “Sekarang lu tahu isi hatiku barusan kalau aku menginginkan melepas keperawananku kepada lu, Rico, adik cowokku sendiri. Bahkan dalam hatiku sebenarnya aku telah menyerahkannya kepada lu. Aku ga perlu malu mengakui itu. Because I fully trust you, Rico.”

“Lagipula, pada dasarnya lu adalah cowok hebat. Terbukti dengan tindakan lu tadi. Bahkan lu setara dengan Mas Angga atau mungkin lebih hebat lagi pada situasi seperti tadi. Jadi bukanlah hal terlalu memalukan jika cie-cie lu yang malang ini sesekali dibuat lupa diri dan terbuai oleh daya tarik adik cowoknya yang luar biasa. Seandainya kita bukan dilahirkan sebagai kakak adik, aku rela menyerahkan diriku 1000x kepada lu. Hahahaha.”

“Hahahaha... Wah sekarang malah jadi lu yang menyanjungku sampai ke titik klimaks. Sungguh aku ga pernah mengira kalau Cie Stefany kakakkku yang begitu hebat ini bisa dibuat terbuai oleh adiknya yang hina ini. Tentu aku senang mendengar ini. Hahahaha.”

“Sebenarnya tadi waktu kita dalam posisi misionaris, dalam diriku terjadi dilema antara menyetubuhi diri lu beneran atau nggak. Namun saat lu berteriak meracau-racau menyuruhku untuk keep on fucking you, bahwa lu ga peduli lagi dengan kegadisan lu, aku tahu dalam hati lu sudah merelakan itu. Bagiku hal itu jauh lebih dari cukup sehingga tak perlu lagi mengambilnya secara fisik. Semua ini karena pada kenyataannya lu adalah cie-cie ku. Seandainya lu adalah cewek lain, maka cerita akan jauh berbeda. Hehehehe.”

“Aku tahu dan mengerti. Kayaknya semua cewek kini mesti berhati-hati dengan lu. Karena aku telah merasakannya langsung kedahsyatan diri lu. Hahahaha.”

Well, pada akhirnya aku senang kejadian ini berlangsung dengan lu bukan cowok lain. Karena keamanan bisa terjaga dan segala sesuatunya aman terkendali. Sampai nanti aku melakukannya dengan pasangan tetapku.”

“Aku juga senang lu melakukan semua kegilaan ini denganku. Bukan dengan Imron misalnya hahaha, juga bukan dengan cowok preman, bukan dengan Angga, orang Nigeria, atau pun teman kuliah lu, bahkan pacar lu, atau siapa pun random people. Dan juga bukan dengan “Pak Zul” atau Om Pram"..........

Saat nama Om Pram disebut, tiba-tiba suasana menjadi berubah. Seolah namanya terlalu berwibawa untuk disebut main-main seperti ini. Saat itu juga aku 100% kembali ke “keadaan sekarang”. Hasratku untuk bermain-main gila dengan kakakku kini mendadak sirna.

“Mungkin sekarang tiba saatnya bagi kita untuk mengakhiri semua ini, Cie,” kataku kepada kakakku. Cie Stefany pun sepertinya juga merasakan hal yang sama.
“Ya, sepertinya begitu Rico. Saat ini mungkin sudah hampir jam 2 pagi.”

“Ok, aku keluar dari sini sekarang,” kataku bangkit dari bathtub dan mengeringkan tubuhku sebelum berjalan keluar. Kini aku jadi merasa aneh telanjang bulat berdua dengan kakakku di dalam kamar mandi seperti ini.
“Abis ini kita bertemu di depan ya Cie. Di ruang tengah,” kataku dengan memunggunginya karena aku tak ingin menoleh dan melihat kakakku dalam keadaan telanjang bulat.”
"Ok," jawab Cie Stefany singkat.

---&&&&&&---

Beberapa saat kemudian Cie Stefany muncul dari kamarnya dengan mengenakan pakaian tidurnya. Pakaian yang termasuk sopan untuk dikenakan di dalam rumah. Begitu pula dengan diriku.

“Terima kasih atas semuanya yang telah terjadi, Cie. Semua ini akan jadi kenangan indah yang akan selalu kuingat terus. Sesuai janjiku, setelah ini kita tak akan pernah melakukan apa yang kita barusan lakukan. Untuk selanjutnya biarlah kita melakukannya dengan pasangan kita masing-masing kelak.”

“Sama juga Rico. Terima kasih atas semuanya. Aku juga ga akan melupakan kenangan indah hari ini. Juga tak ada penyesalan dalam diriku. Mulai sekarang, marilah kita cari pasangan hidup masing-masing.”

“Ya, aku juga tak ada penyesalan. Now I release you, Cie.”
Aku memegang kedua pundak kakakku dan kucium keningnya.
“Good night, Cie.”
“Good night, Rico.”


Setelah itu kami menuju kamar kami masing-masing. It’s been a loooooooong day with many things happening. Sekarang adalah waktunya untuk tidur dan istirahat......
 
Terakhir diubah:
Pertamax tapi mata uda ngantuk g sempet baca besoi aja da bosku... Thx for update.... Heheh
 
Mantap ceritanya, hu. :mantap:

Diksinya itu lho, benar2 cerita berkelas. Nyaris tanpa typo, mengalir dan tertata rapi. Tidak pakai bahasa ala SMS anak alay. Pemakaian tanda baca dan pemilahan paragraf relatif rapi. Tata bahasa juga cukup baik. Kesalahan kecil2 yang tak sesuai EYD masih dapat dimaafkan koq.;)

Benar2 karya sastra...:jempol:

Ayooo, lanjutkan, hu...:semangat:

Makasih atas komennya suhu.
 
Wohoooooo mantap mantap brilliant
Minda dan reality..hampir berlaku walaupun sebenarnya ngak berlaku...

Adakah ini berarti Rico ngomong dgn Stefanie?

Makasih suhu atas plot kali ini..ampun..cukup mind blown & memuaskan hati ane :adek:

Cie Stefanie ohhhhhhh :coli:
Thumbs up bro :ampun:
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd