Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT OMG!! Kakakku Yang Cantik dan Sexy Itu Ternyata Seorang....

Bimabet
...:panlok3:........

Rico mau:konak: lagi dong, Ce Vani...
makin nampak:cim: lho aura cantiknya cece dengan cream alami begini...
:pandaketawa:

..

dari awal sudah:bingung: teracuni gaya berpikir Rico.. OMG! dan telah terjawab cece Stevanie itu sebenarnya bagaimana.
masih kah ada OMG!? (yang lain) yang tak disangka Rico??
:huh:
 
Lanjut suhu...moga ni mimpi aja..cie stefanie oh...gw imagine stefanie vs yg lain (kontras) :ampun:
 
---&&&&&&---

“Hmmm, ada yang aneh dengan ceritamu.”
“Oya? Aneh gimana.”
Come on Rico. Kau tak perlu berpura-pura,” ia menatapku dalam-dalam.

Ia melanjutkan,
“Kau menceritakan foreplay kalian sedemikian detil namun “acara utamanya” malah sungguh datar dan hambar. Sangat jomplang sekali perbedaannya. Sementara, tak ada kesan-kesan dramatisnya sama sekali padahal kakakmu baru saja melepas keperawanannya.”
“Since you already said that, why don’t you speak out the rest of your thought,” jawabku dengan tenang.

“Ada dua kemungkinan. Pertama, kau hanya mengarang saja saat bagian ML dengan kakakmu. Mungkin kalian betul melakukan foreplay segila seperti yang kauceritakan. Tapi mungkin juga tak sampai sejauh dan sedramatis itu. Regardless which one is true, bagian ML itu hanya kebohonganmu saja.”
Do you think I’m a liar? Apakah aku termasuk orang yang suka merekayasa dan mengarang-ngarang cerita?“

“Tidak. Kau bukan tipe orang dramatis yang suka mencari perhatian orang lain dengan menceritakan kebohongan. Oleh karena itu aku punya teori kedua.”
“Dan teori kedua itu......” kataku tanpa melanjutkan.

“Kalian berdua betul-betul melakukan ML. Kejadian sesungguhnya tak sehambar seperti yang kauceritakan tadi. Namun dalam hati kecilmu ada perasaan bersalah yang sangat besar. Oleh karena itu kau tak punya hati untuk menceritakan segala sesuatunya terutama aksimu dengan detil. Kau mencari pembenaran dengan menceritakan secara gamblang reaksi-reaksi spontan kakakmu. Seolah ingin kautunjukkan bahwa kakakmu lah yang mau. Sementara kau mengubur dalam-dalam rasa bersalah yang terus menghantui dirimu setelah segala kenikmatan itu berakhir.”

Suasana tiba-tiba menjadi hening. Bahkan aku bisa mendengar suara desahan napasku sendiri secara berulang-ulang. Sementara ia terus berdiam seolah sengaja menungguku berbicara. Sampai akhirnya suaraku memecah kebisuan suasana. ”Well... since you know very deeply about this, what do you think would happen next?” tanyaku.

“Setelah itu kalian berbicara dari hati ke hati. Ada penyesalan-penyesalan terjadi di dalam hati... Namun itu terjadi dalam skala agak kecil pada diri Stefany, dan jauh lebih besar pada dirimu. Stefany adalah orang yang pragmatis. Meski sesungguhnya tak dikehendaki dan lepas kontrol, namun bagaimana pun semuanya telah terjadi. Pada akhirnya ia dapat menerimanya.”

“Sementara dirimu... kau diliputi rasa penyesalan yang sangat dalam. Pada saat suara hatimu mengingatkanmu untuk berhenti... hal itu sengaja kauabaikan bahkan kaulanggar. Untuk itu kau tak dapat memaafkan dirimu yang dengan penuh kesadaran sengaja melanggar kehormatan kakakmu.”

“Tapi meski begitu, kurasa habis itu kalian melakukan hal itu lagi. Kalian berdua tak akan mampu menepis godaan nikmatnya surga dunia setelah mereguk kenikmatannya. Hanya saja kali ini cicimu akan menolak untuk melakukan sampai ML. Dan kali ini kau mengikuti kemauannya. Now tell me... am I right or am I right.” Dengan sikap penuh percaya diri ia tersenyum menatapku.

“Hmmm....” kataku menghela napas,” Mungkin sebaiknya kuteruskan saja apa yang terjadi selanjutnya...”

---&&&&&&---

“Hmmm, ada yang aneh dengan dirimu.”
“Oya? Aneh gimana.”
Come on Rico. Kau tak perlu berpura-pura,” Cie Stefany menatapku dalam-dalam.

Kami berdua sedang duduk di sofa setelah barusan selesai makan siang yang agak telat. Bagaimana tidak...barusan kami berdua asyik di dalam kamar ciciku selama hampir tiga jam! Setelah itu sempat istirahat dengan tiduran sejenak. Kemudian masing-masing dari kami lalu mandi dan keramas. Setelah itu kami makan siang menjelang sore sama-sama. Setelah selesai kini kami duduk disini untuk berbicara dari hati ke hati. Rasanya memang hal ini sangat diperlukan setelah apa yang telah terjadi barusan...

Cie Stefany melanjutkan,
“Bagaimana lu bisa begitu expert dengan semua yang lu lakukan barusan? Kalo baru pertama kalinya, lu ga mungkin seperti tadi. Sepertinya lu sudah cukup berpengalaman dalam hal ini,” kata Cie Stefany dengan tajam menatapku.

Yes, you’re right, Cie,” jawabku cepat. Pada saat ini aku tak ingin menutupi sesuatu apapun darinya. “Memang aku sudah pernah melakukannya. Bahkan lebih dari sekedar sekali, dua kali, atau beberapa kali. Sudah banyak kali,” kataku terus-terang.
“Oh?! Jadi selama ini diam-diam lu sudah punya cewek?” tanyanya. “Dan selama ini pula lu terus menutupinya?”
“Yah kalo lu selama bertahun-tahun bisa mengelabuiku mentah-mentah masa aku ga bisa mengelabui lu barang sekian bulan,” kataku sambil tersenyum.

“Jadi selama ini lu merahasiakan hubungan lu?”
“Eh tapi kalo sudah ada cewek, lu ga boleh melakukan yang barusan tadi, Rico! Bagaimana perasaan cewek lu kalo dia tahu,” tegur Cie Stefany dengan pandangan mata yang sangat tajam menyorot ke arahku.

Aah, meski di luarnya selalu kelihatan tegas dan goal-oriented namun sebenarnya lu adalah orang yang berhati lembut Cie, batinku. Dalam keadaan begini bukannya marah atau sakit hati karena merasa “kuperdaya” tapi justru ingatannya terlebih dahulu tertuju ke perasaan orang lain.

“Jangan kuatir Cie. Saat ini aku ga punya cewek kok. Kalo ada cewek tentu aku ga akan melakukan seperti barusan. Namun omong-omong, sebenarnya aku ga bisa dibilang berhasil mengelabui lu secara total juga. Pertama, kejadiannya di Aussie dimana lu ga bisa merasakan langsung. Kedua, saat itu lu juga sudah rada-rada ngerasa ada perubahan dari diriku. Justru sebenarnya aku salut dengan intuisi lu. Bahkan dari jauh pun bisa ada firasat kesana haha..”
“Ooohh! Jadi akhirnya baru sekarang lu ngaku. Hmmm. I knew it. Saat lu baru balik memang lu berubah. Ternyata bener karena cewek toh.”

“Trus sekarang dimana dia? Sampai sekarang kalian masih berhubungan? Apa dia masih sekolah disana dan belum balik pulang?”
“Dia masih tinggal disana karena memang asli orang sana. Cewekku dulu itu cewek bule Aussie, Cie.”
“Wah! Waduh... Ga nyangka diam-diam ternyata gawat juga yah lu. Cewek bule pun bisa lu kadalin. Baru dilepasin dikit aja udah kayak gitu tingkah polah lu.”
Aku hanya nyengir mendengarnya.

“Memang kenal dimana. Kampus?”
“Iya kenal di kampus. Tapi dia dua tingkat diatasku. Dia seumuran sama lu, Cie. Waktu itu dia jadi panitia yang membantu mahasiswa tamu seperti aku gini untuk beradaptasi di kampus sana. Dari awalnya sering ketemu dan ngobrol urusan kampus, akhirnya kita dating di luar sampai kemudian pacaran. Waktu pacaran ya begitulah.... Hehehe.”
“Tapi sejak balik sini aku sudah ga hubungan sama dia lagi.”

“Hmmm ya, karena sejak balik lu terlalu sibuk nyampurin urusan diriku ya.”
“Ya aku khan concern sama lu Cie. Siapa yang ngira kalau ternyata lu adalah agen rahasia yang menyamar, haha.”

“Omong-omong tentang itu, ada satu hal yang aku masih agak penasaran,” kataku menatap kakakku. Melihat dirinya memakai daster sutera halus dengan rambut yang masih agak basah terurai, diam-diam penisku jadi menegang lagi. Apalagi saat ini ia tak memakai bra. Gundukan sepasang payudara indahnya membuat daster dengan kain halus itu menempel mengikuti alur lekuk-lekuk indahnya.
“Tentang apa?” tanyanya.

“Tentang Angga. Saat itu lu sering berduaan di dalam kamar dengannya. Masa sih sekali pun dia ga pernah tergoda sama lu.”
“Emang lu kira dia cowok seperti lu,” jengek Cie Stefany kepadaku. “Sama kakak sendiri pun juga pikirannya jorok melulu.”
“Ya gimana lagi... Abis lu terlalu sexy dan cantik banget, Cie. Hihihi..”
“Dasarr lu.”

“Eh tapi beneran ini aku serius nanya. Namanya cowok normal, mau alim gimana pun, kalo deketan sama cewek cantik sexy pasti timbul nafsu khan. Ditambah saat itu pakaian lu sangat provokatif banget.”
“Provokatif itu khan buat mancing reaksi lu aja bukan dia, hihi.”
“Tapi provokatif-nya kebangetan banget loh. Cuman daster tipis trus ga pake bra lagi. Masa sih dia ga pernah sekalipun tergoda? Apalagi cuman berdua di dalam kamar.”

“Hmm, memang lu kira cie-cie lu ini mau sampe segitunya?” tanyanya dengan tersenyum. “Semua yang lu bilang itu hanya persepsi lu saja karena didasari oleh pikiran jorok dalam diri lu,” jengek Cie Stefany kepadaku.

“Lah! Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Cie. Saat itu lu keluar cuman pake daster yang panjangnya sepaha trus keliatan jelas ga pake bra. Bahkan terus terang, saat itu aku malah menduga jangan-jangan lu ga pake cd juga.”

“Wah lu kira aku segila itu? Gak pake bra apalagi gak pake cd di depan cowok?”
“Ok, lu tunggu disini sebentar,” katanya tiba-tiba berdiri dan berjalan menuju kamar. “Jangan kemana-mana, tunggu disitu,” perintahnya.

Beberapa saat kemudian ia muncul kembali dari kamar. Kedua puting-nya nampak jelas menyembul dengan payudara bergerak-gerak. “Seperti gini?” tanyanya. Kini aku mulai melihat perbedaannya. Dadanya terlihat sedikit lebih membusung dibanding sebelumnya.
“Oh... fake boobs ya,” kataku.
“Tentu. Korset silikon dengan fake boobs and fake tits,” katanya. “Berguna saat bertugas. Sebagai pengalih perhatian. Juga, siapa yang mau digrepe-grepe beneran sama tikus-tikus koruptor itu,” tambahnya.
“Jelas sekarang?” tanyanya. Sementara aku mengangguk-angguk. Ternyata kakakku ini orangnya “gak mau rugi banget” dalam hal ini, batinku, hehehe.

“Tapi omong-omong tentang Mas Angga, khan aku sudah pernah bilang dia itu orang yang imannya sangat teguh sekali. Sebenarnya banyak sekali kesempatan kalau dia ingin mengambil keuntungan. Tapi dia gak pernah sekalipun melakukan itu terhadapku. Ekstrimnya, seandainya aku “kecelakaan” telanjang bulat di depan dia pun, dia gak akan kehilangan kontrol dirinya. Gak kayak lu,” jengek Cie Stefany lagi kepadaku.

“Halah.. gaya lu Cie. Padahal barusan juga suka malahan menikmati banget khan? Heheheh....”
“Sialan lu!” kata Cie Stefany dengan muka memerah dan memukul lenganku. “Awas lu ya!” “ancamnya” lagi.
“Hahahaha... “ aku terus tertawa-tawa membuat ia semakin “marah” dan terus memukuliku. Sementara sentuhan-sentuhan dirinya justru membuatku jadi terangsang. Akhirnya kubalas perbuatannya dengan kugrepe-grepe dirinya.

“Rico!” serunya. Namun aku tak mempedulikannya bahkan semakin gencar menggrepe-grepe tubuhnya. Karena aku tahu ia hanya pura-pura marah saja. Dan pura-pura tak berdaya. Seandainya ia sungguh tak mau, tak akan aku bisa sedemikian leluasa menjamahi dirinya seperti ini. Kini korset silikon dan “payudara KW” yang dikenakannya itu telah terlepas dari tubuhnya. Membuatku kini bisa beneran menyentuh barang ori-nya.

Sementara Cie Stefany semakin “pasrah”. Sampai akhirnya,
Mmmpphhhhh....
Kunikmati bibir hangatnya dengan bibirku. Dengan lembut namun pasti kujelajahi setiap titik bibirnya yang hangat dan menggairahkan itu. Cie Stefany membiarkan bibirnya kulumat sesukaku sambil memejamkan matanya. Sampai aku akhirnya menghentikan ciumanku.

“Rico, lu tadi janji cuma melakukan satu kali saja. Apakah sekarang lu akan melanggar janji lu sendiri?” tanyanya dengan suara berbisik.
“Hmmm... aku tidak melanggar janjiku, Cie. Karena tadi aku tidak bilang “cuman satu kali”. Aku bilangnya “untuk kali ini saja”. Nah, “kali ini” khan bisa dilakukan beberapa kali selama kita belum memutuskan untuk berhenti melakukannya ,” kataku sambil kembali melumat bibirnya.

“Dasar tengil lu, Rico. Memang susah punya adik cowok yang mupengan dan terlalu pintar main kata-kata,” kata Cie Stefany sambil agak terengah-engah setelah ia berhasil melepaskan diri dari ciumanku. Karena tadi saat tiba-tiba kucium ia dalam keadaan sama sekali tidak siap.
“Memang susah punya cici yang cantiknya luar biasa, sexy menggairahkan dan napsuan namun suka pura-pura,” balasku kepadanya.
“Dasar lu!” serunya sambil memukul ringan ke tubuhku. Membuatku segera memeluknya. Sementara di saat yang sama tali pengikat baju di pinggangnya telah kuloloskan. Setelah kulepas pelukanku, kusibakkan daster sutera itu sampai akhirnya jatuh luruh di lantai. Membuat Cie Stefany kini kembali telanjang bulat tak mengenakan apa-apa di depanku.

Kurengkuh payudara indahnya dengan kedua tanganku.
“Rico... no ML. Kali ini betul-betul no ML,” Cie Stefany memandang kedua mataku saat payudaranya berada dalam genggaman kedua tanganku.
“Aku betul-betul serius,” katanya dengan sungguh-sungguh. “Kita telah melakukan kesalahan besar satu kali. Satu kali kesalahan masih bisa ditolerir dan kita anggap sebagai masa lalu asalkan sungguh-sungguh berjanji tak melakukan lagi. Tapi kalau kita sampai melakukan untuk kedua kalinya, tak ada batasan lagi bagi kita untuk tak melakukan yang ketiga kali, keempat, dan seterusnya... Lu tentu ga mau kita punya hubungan yang ga wajar secara berlarut-larut khan.”

Ya, aku mengerti maksudnya dan aku juga setuju dengan pemikirannya.
So promise me.. no ML. Aku ga keberatan kita melakukan apa saja selain itu. Lu mau berjanji?” katanya sambil memandang mataku dengan sangat serius.
Aku menganggukkan kepalaku sambil menatap balik kedua mata kakakku. “Aku janji, Cie. No ML,” kataku sebelum kembali mencium bibirnya dan meremas sepasang payudaranya.

Sesaat kemudian kita bergumul dalam keadaan sama-sama telanjang bulat di atas sofa besar dan empuk di ruang tengah itu.

Sesuai janjiku kepada dirinya.... tidak ada hubungan seksual konvensional antara dua kelamin yang berbeda, tak ada penetrasi. Namun di luar itu (dan di luar anal seks), saat itu kami melakukan segala macam cara untuk saling memuaskan nafsu liar dalam diri kami masing-masing. Baik dari segi fisik maupun juga dan terutama sisi psikologis kami. Hal-hal gila yang mungkin bahkan tak banyak pasangan resmi suami istri pernah melakukannya.

Bercak-bercak noda putih di beberapa tempat di sana-sini menjadi bukti bekas “pertempuran seru” yang pernah terjadi. Menjadikan sofa itu sebagai saksi bisu atas segala perbuatan gila dan liar kami pada saat itu....
 
Terakhir diubah:
gw masih confused..part awal nya..rico bercerita dengan siapa?
adakah mimpi aja?
cie Stefanie udah ngak virgin..apa lagi diperawani Rico?..huehue
mohon penjelasan suhu...

moga cie Stefanie ML dgn cowok berlainan ras..item..bersunat..yang bisa membuatnya kepuasan..melebihi rico..

sebelum cie stefanie akhirnya sedar & akhirnya menikah dgn cowok kaya ganteng :p
 
Terakhir diubah:
Edyan keren ceritanya
Jangan2 yang d ajak ngobrol riko itu anak / cucu om pram

Btw yang agak kepikiran.... Gimana bisa rico nyebut pak jul padahal namanya om pram
 
apakah Rico hanya:bacol: sedang main jin salabim dengan khusuknya?? sampai munculkan pihak ke tiga temani dia cerita kini
:kacamata:

Ternyata apalagi ya:huh: nanti tentang kakak​
 
ada beberapa part yg ane harus baca ulang2..

gila ini crita bikin pusing plus penasaran tingkat dewa..

penasaran ama 3rd person yg ajak ngomong rico..

ditunggu updatenya hu..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd