Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
ini cerita sampingan yang lebih terfokus pada mbah Darto, sepenuhnya terjadi di Sampak, dan tidak melibatkan tokoh manapun sebelumnya (cuma darto doang).

Chapter 1.5
Sewu Boneka (Part 1)

GELLUUUUDUKKKK…. GLUDUK……

Gadis itu tidak melihatnya secara langsung, tapi dia tahu diluar sana pasti sedang ada badai besar. Didalam gua gelap yang memenjarakannya itu seharusnya dia tidak perlu khawatir tidak dapat tempat berteduh, tapi dalam hatinya dia dapat merasakan bahwa ada bahaya yang mendekat. Bahkan putranya yang baru berumur beberapa jam pun dapat merasakannya dan mulai merengek-rengek ke ibunya.

“eeekkk…. Oeekkk…. Eeeee….”

“cup…cup…. Tenang ya nak….. ada ibu disini….”

Tapi sang jabang bayi yang bahkan belum sempat dia beri nama itu malah merengek semakin keras. Tiba-tiba dirasakannya kakinya mulai dingin dan basah. Tanpa disadari oleh gadis itu ternyata lantai gua mulai banjir. Air yang biasanya hanya ada di lubang dasar di tengah gua mulai muluap, rintik-rintik air juga mulai menetes dari mulut gua yang tertutupi oleh akar-akar pohon bagai hujan.

Gadis itu mulai panik, bajir ternyata meluap dengan cepat. Lantai gua yang biasa dia pijak sudah berada dibawah air dan memadamkan api unggun yang yang jadi sumber penerangan di gua gelap itu.

Dia tidak bisa berenang! Di dalam gua yang sempit dan tertutup, air naik dengan cepat dan akan menenggelamkan mereka!

Beginikah akhirnya? Akhir dari penderitaan ini? Terpisah dari keluarga tercinta lalu dikurung selama nyaris 10 bulan dalam “penjara” jahanam ini, hanya untuk diakhiri dengan mereka mati tenggelam lalu ditelan ke perut bumi tanpa meninggal jejak sedikitpun?!

“TIDAK…. Bagaimana pun caranya aku dan anak ini akan selamat malam ini!”

Satu-satunya jalan keluar, menapaki dan memanjat dinding untuk mencapai mulut gua, dan berusaha membuka “pintu” batu yang digunakan untuk menutup lubang terbesar yang ada dicelah akar-akar pepohonan. Sudah tak terhitung berapa kali dia mencobanya dan selalu gagal, tapi bila kali ini gagal mereka berdua tamat.

Diambilnya kain lusuh sisa seragam osisnya yang sekarang sudah berwana kecoklatan penuh noda tanah dan lumpur, lalu dia jadikan alat gendong darurat untuk anaknya. Sedikit demi sedikit dia mulai memanjat naik, rasa lesu hasil persalinan yang dia bidani sendiri tak dipedulikannya lagi.

Ketika sampai diatas, kini sampai dibagian tersulitnya, mendorong batu yang dijadikan pintu keluar masuk ke gua ini. Dia terus mendorong dengan satu tangan sedangkan tangan lain dan kakinya menjaga keseimbangan agar tak jatuh.

“AYO…. AYO….. AHHHH….AYO BUKA…..!!”

“EEEEKKKKK……….OOOOEEEKKKK……” tangisan sang anak makin keras saja

Ketika masih mencoba untuk mendorong, tiba-tiba kakinya slip,

“(ah…. Tamat sudah)” logikanya berkata.

Namun tekad si gadis rupanya belum menyerah dengan sigap dia meraih akar pohon terdekat dengan tangan kanan dan tangan lain memegang si anak karena kain gendongannya mulai longgar.

Tapi tenaga seorang gadis yang belum genap 19 tahun tentu ada batasnya, genggaman tangannya mulai lemah, pandangannya mulai kabur, dinding gua terlalu jauh untuk dipijak.

“TOLONG…. TOLONG…. PALING TIDAK TOLONG ANAK SAYA!“

“(oh dewi atina…. Saya mohon…. Paing tidak, tolong selamatkan anak saya….)” diiringi tangisan sang gadis terus memohon sebagai usaha terakhirnya

Tapi tidak ada yang datang, mereka sendirian. Tangan gadis itu makin melemah. Saat si gadis mulai menerima kenyataan bahwa inilah akhir hayat mereka dan melepaskan pegangannya, tiba-tiba sebuah tangan besar meraih tangannya.

Saat melihat keatas, sang gadis sangat terkejut. Sosok yang menangkap tangannya adalah sesosok pria berpakaian hitam, bersarung hijau, beperawakan gendut, mengenakan topeng menyeramkan yang hanya menutupi bagian atas wajahnya. Pria itulah yang memenjarakannya disini, dialah dalang dibalik semua ini!

“AYO…. Mana anak itu?”

Pria itu memerintahkan gadis itu untuk menyerahkan anaknya terlebih dahulu, sepertinya terlalu berat untuk menarik mereka berdua secara langsung. Tapi apa tidak masalah? Menyerahkan nyawa anaknya pada pria bejat ini? Tapi tidak ada waktu lagi, yang terpenting saat ini adalah keselamatan putranya.

Sang gadis menyerahkan putranya dengan berat hati,

stelah anaknya aman, dia pikir setelah ini tentu gilirannya untuk ditarik keluar.

Tapi pria bejat nan licik itu berpikiran lain, dia melepaskan pegangannya dan membiarkan gadis malang itu jatuh….

“TIIIDAAAAKKK………”

BBBBYYYYUUUUUUURRRRR…….

Sang gadis tercebur ke air di dasar gua. Alih-alih mengambang kembali ke permukaan, tubuhnya sekarang bagaikan ditarik masuk makin dalam kedalam air. Badai besar telah menyebabkan banjir dan menghasilkan pusaran air yang menariknya semakin dalam masuk ke perut bumi.

“(TIDAKKK…… TOLONG….. TOLONG….. AKU TIDAK MAU MATI….. ANAKKU…ANAK KU….)”

Dia terus merota dalam air, air mulai masuk ke paru-parunya, serasa bagai dicekik. Dalam kepanikan yang amat sangat itu tiba2

BBBAAAAMMMMM………

Bagian belakang kepalanya membentur batu. Air berubah kemerahan oleh darah yang mulai keluar dari lukanya. Perlahan-lahan kesadarannya mulai meredup, lalu menghilang.

---------------------------------

[beberapa bulan sebelumnya]

“tu-… tunggu mbah…. Jangan…..”

“udah jangan rewel … percaya aja ama mbah….” Ujar Mbah darto melonggarkan sarungnya sarungnya sambil memposisikan pinggul paseinnya itu untuk siap disodok dari belakang.

“tapi…. Ini kan belum boleh….AAAKKHHH….” kepala kontol hitam besar itu mulai masuk ke permukaan memek gadis lugu itu.

“(SSIIKKKK….. ASIIKKKK…..AKU DAPAT PERAWAN LAGI…..! KALAU GINI TERUS PEMUDA-PEMUDA DISINI BISA ENGGAK KEBAGIAN JATAH PERAWAN NIH…..)” Darto mendorong kontolnya lagi dan melabrak selaput dara itu sampai jebol.

“AAH-… mmmhhhhhh…… (sakit…. Sakit….)” gadis itu berusaha menahan rintihan kesakitannya agar tidak keluar.

“heh….heh….. EKKKHHHH…..” darto memulai genjotannya

“ah… ah… ah… ah… ah… ah… ah…mhh…”

“HEH…. HEH…. HEH…. HEH….”

“ah… ah… auuuhhh…..duh…. sakit…..”

“HEH…. HEH…. HEH…. HEH….”

“aakkkhhhh…… hah…. hah…. hah…. hah….iihhhh…..”

“HEH….HEH….. AKH…AHHHH….”

“UH….UH…. mbah…..udah… ya?”

“(GILLEE…. NIH MEMEK…..GILE NIH MEMEK…..!!) BENTAR yah…. MBAH…. MASIH BELUM SELESAIN AJIANNYA!” mbah Darto terus memompa kontolnya keluar masuk memek Lilis, pasiennya

PLOK…..PLOK…..PLOK…..

Paha mbah darto dan pantat pasiennya terus beradu. Lilis membungkuk dengan bertopang pada tembok, dan darto terus menggenjotnya dari belakang. Branya sudah disingkapkan keatas dan dada montok itu terus bergelayutan dengan liar mengikuti irama genjotan sang dukun cabul…

Darah perawan masih keluar sesekali dari memek Lilis, sudah hampir 20 menit dukun paruh baya itu memberikan pengobatan pada pasiennya itu.

“tapi… lilis…. Uh….udah ga kuat lagi….. dada Lilis malah jadi sesak….”

“udah kamu tenang aja, justru mbah mau sembuhin asma mu dari dalam, enggak mungkin kan Raka, pria pujaanmu itu, memilih istri yang sakit-sakitan?” Darto merasakan pejunya sebentar lagi keluar dan mulai meningkatkan pompaannya.

“Oh…. Oh…. Oh…. Akkkhhh…… mhh-“ darto mentup mulut Lilis agar para pasiennya yang antri diluar tidak curiga.

“tenang liss…. Oh…ehhh….ehh… kalau sama mbah pasti beres….., selain nyembuhin asma, mbah juga pasang ajian pemikat, jadi Raka pasti bakal pilih kamu waktu pesta perjodohan nanti…” sodokan Mbah darto makin menggila

“ba… ik…. Mbah…. Mhhh…mhhh…mmmhh….”

“OHH…. OHH…. OHH…. OHH….”

“Mhhh…mhhh…mmmhh….”

“OOOHHHH….. gusti atina….. Mbah MUNCRATTT LLIIIISSS….!!!”

“MMMMHHHHHH…….” Lilis orgasme disaat bersamaan.

Mbah darto menghujamkan penisnya dalam-dalam dan berejakulasi di tempat favoritnya, yaitu di Rahim para gadis mangsanya….

“(bunting…. Bunting….. ayo cepetan bunting nduk…..)” gumam darto sambil membiarkan kontolnya bersarang didalam dan berdenyut-denyut mengeluarkan sisa peju ke dalam liang peranakan korbannya.

Ini adalah kebiasaan Darto sehabis orgasme, meskipun dalam akal sehatnya tidak berniat menghamili, tapi darto tetap menggumamkannya dalam hati sambil mengelus elus perut sang gadis.

“nahhh…. Wes selese nduk…. “

“ah… ah…. Yakin mbah, ini egga papa? Aku jadi ga perawan lagi dong kalau kaya gini?”

“ooohhh…. Tenang, tenang, kalau kamu rajin mandi pakai resep racikan mbah pasti kamu jadi terasa kaya perawan lagi, sekalian juga sering belajar jalan yang bener biar ga jalan pincang, soalnya memekmu bakal terasa agak perih beberapa hari ini. Kan ga enak dilihat nanti sama Raka, hehehehe…..” ujar darto sambil mengelap memek Lilis dan memakaikan pakaiannya dengan benar.

Sebagai bagian akhir ritual, Darto membacakan jampi-jampi ke arak dan sekuntum bunga melati. Arak itu kemudian diminumoleh lilis, sedangkan bunga melati diselipkan ke telinganya.

“pastikan kamu memakai melati ini di telingamu ketika menghadiri pesta perjodohan Raka nanti…!”

“Baik mbah….” Jawab lilis singkat.

Setelah itu Darto keluar ruangan untuk memanggil orang tua Lilis.

“bapak-ibu! Ini lilisnya udah bisa diambil….” Teriak mbah darto ke ruang tunggu.

“Gimana mbah, berhasil?” tanya si bapak sambil menyerahkan uang ke Mbah darto

“westalah…. Pokok e beres karo aku…” ujar darto sambil menerima uangnya sambil tertawa.

Sambil melihat keluarga itu pergi, Darto tersunyum beli melihat Lilis mencoba berjalan normal berusaha menahan nyeri di selangkangannya yang baru saja diperawani oleh dukun bejat itu.

“Bapak dan ibu Narto tunggu dulu ya, saya rapikan dulu ruangannya.” Ujar darto kepada pasien selanjutnya yang sedang menunggu.

Dia harus merapikan ruangannya dengan baik, jangan sampai mereka melihat ceceran peju dan darah perawan di lantai yang bisa membuat mereka curiga.

Baru saja masuk “ruang kerjanya” naluri waspadanya langsung menyala.

“(dibalik pintu belakang…. mata hatiku merasakan ada yang tidak beres! ……aura ini….. apakah ini…? Oh ternyata dia…..)”

“Ratih…. Sedang apa kamu disana? Ayo desini…”

Dari balik pintu muncul sesosok bocah kecil yang belum genap 5 tahun dengan mata sembab , dia Ratih, putri darto yang paling bungsu, hasil dari hubungannya dengan istri ketiganya yang termuda.

“Ratih ngapain nangis?” darto bertanya dengan selembut mungkin.

“anu…. Bapak….”

Darto membelai kepala ratih dengan halus lalu menatap tajam kematanya, melakukan eye conttact dengan anaknya.

Memalui mata hatinya Darto dapat melihat semuanya, ratih telah melihat segalanya, saat ratih sedang bermain petak umpet dengan kakak-kakaknya dan anak kampung lain, dia memilih bersebunyi di belakang kliniknya. Saat mendengar suara desahan aneh, dia mengintip. Pemandangan yang dia lihat membuatnya takut bukan main. Ratih merasa bingung dan takut melihat bapaknya yang biasanya lembut kepada dirinya sedang “menyiksa” seorang wanita sampai menangis dan mengeluarkan darah…. lalu gerakan itu, benda asing yang menusuk-nusuk perempuan itu, Ratih benar-benar bingung dan shock….

“jadi kamu lihat ya…. Kan bapak pernah bilang jangan dekat-dekat kesini kalau tidak bapak panggil…”

“kok, bapak tahu…. Ratih kan belum bilang….??”

“bapak ini dukun senior nan sakti, mati hati bapak sudah terbuka lebar, bisa tahu isi hati orang, apalagi anak bapak sendiri….” Ujar darto sambil tersenyum.

“ma… …maafin… ratih pak….” Gadis kecil itu mulai menangis…

“cup~ cup~ cup~ bapak gak marah kok. Kamu juga Cuma salah paham, bapak egga menyiksa perempuan itu. perempuan itu lagi sakit jadi itu ritual untuk penyembuhan saja, coba lihat sekarang dia pasti sudah sehat….”

“begitu….” Ratih tampak lega

“Sekarang janji ya…. Jangan dekat-dekat kesini lagi… juga jangan cerita ke siapa2 soal tadi, nanti ritualnya ditiru orang sembarangan bisa gawat….”

“iya bapak…. Janji….”

“ayo sekarang main dengan kakak-kakak mu lagi….”

Setelah memastikan ratih pergi bergabung dengan anak-anak yang lain dan merapikan ruangannya. Darto mempersilahkan pasien selanjutnya masuk.

Pasien kali ini adalah pasangan suami istri yang sudah cukup renta. Mereka adalah Bapak dan Ibu Narto,

Bapak narto bisa dibilang merupakan orang terkaya di sampak, tanah miliknyalah yang paling luas, tapi sayangnya mereka tidak memiliki anak lagi sekarang. Mereka berkeluah kesah kepada Mbah darto bahwa mereka dahulu dikarunia anak sebanyak 3 kali tapi semuanya meninggal di usia bayi karena sakit-sakitan. Kini setelah semakin menua keinginan untuk memiliki penerus muncul kembali dengan sangat kuat. Namun diusianya yang cukup tua ini gairah bu narto untuk berhubungan sudah tidak ada. Beberapa temannya menyarankan bapak Narto untuk menikah dengan wanita yang lebih muda dan subur saja, tapi Bapak narto menolak dengan tegas karena dia sangat setia pada sang istri.

“gimana ya mbah…. Kami harus bagaimana sekarang?”

Dalam hatinya Mbah Darto pun tidak begitu antusias selesai mendengar permasalahan bapak dan ibu Narto, dukun itu pun beripikiran ini sudah buntu bila mereka berniat punya anak kandung, diberi obat kuat pun Mbah darto yakin Bapak Narto mempunyai peju yang kuat, atau malah dia mungkin bisa mati serangan jantung nantinya.

“(apa mungkin kutanami sendiri pakai benih ku?)”

Tapi ketika melihat Bu narto yang sudah keriput, bungkuk, rambut yang mulai ubanan.

“(HEEEHH….. yg bener aja?!!)” gerutu Darto dalam hati

Namun Mbah darto teringat akan ide yang satu itu. sebuah ide yang selama ini Cuma ada diangan-angannya dan dia tepis karena dirasa kelewat gila. Salah satu ide “kecil” dari serangkaian rencana untuk menggapai sebuah tujuan besar kemudian memuluskan ambisinya.

diperhatikannya kembali pasangan ningrat tua yang ada dihadapannya.

“(hhhmmmm….. tidak ada salahnya kalau itu ku coba sekarang…..)” kata hati Mbah darto sambil menahan senyum piciknya agar tidak keluar.


Part 2 (belom publish)
 
Terakhir diubah:
Satu kata untuk Mbah Darto,Bejat!!!!!
Keknya Fadli nih yg akan menghentikan kebejatan Mbah Darto....

Makasih updatenya suhu @nvidia_eyes :beer:
 
Punya ide apa ente mbah :huh:
cepatlah updet lagi mbahh..:Peace:

Suwun suguhane om:beer:
 
Terima kasih buat yang udah beri like, comment, dan kasih cendol.

Mbah darto ini sedang mempersiapkan diri selama bertahun-tahun untuk merencanakan plotnya. Mungkin agan2 udah ada yg bisa menebak...?

Mbah darto ini memang salah satu dukun yang paling senior tapi sebenarnya bukan yang paling mencolok. Tapi jelas sebenarnya dia yang paling ambisius, cerdik, dan licik
 
darto darto... Helmnya mana hehehhe, ketinggalan ya, makanya pakai helm, sengaja gak pakai helm biar...
ambisius,licik,pinter ati2 loh gara2 ke3nya jadi apes, hehhehhehe gak pakai helm lagi... Jatuh langsung pecah tuh kepala
makasih ya om @nvidia_eyes ditunggu kelanjutnya sidarto tanpa helmnya wkkwkwkk
Mbah darto: lapo gae helm, langsung jos di dalam yang paling uenak kok. Ngentot emang buat gae bayi to? Yowes to? Hukum alam lapo seh dilawan?!! Heheheheh.....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd