Bang Iky menarik pelan tanganku hingga aku terduduk di samping kanannya. "Ifah. Abang tau ini salah, tapi Abang juga ga bisa bohongin diri Abang. Ifah emang masih kecil, baru juga lulus SMA. Tapi Ifah udah bisa mikir sejauh itu. Abang juga ga tau harus bilang apa, tapi Abang yakin pasti ini bukan murni dari isi kepala Ifah. Tapi apapun itu, kalo emang Ifah yakin dengan Abang, Abang bakal kasih semua buat Ifah. Abang juga janji dan emang ga mungkin Abang bisa ingkarin, Abang ga bakal bisa tinggalin Ifah secara Ifah Adek kandung Abang. Ifah juga harus bisa pahamin, ga lama lagi Abang juga mau nikah dan kita ga mungkin tetep kaya gini terus. Ifah tetep yakin sama pendirian Ifah?".
Aku hanya terdiam, terpana sambil melihat wajah dan bibir Bang Iky bicara panjang lebar sambil menarik bibirku menyunggingkan senyum terbaikku buat Bang Iky hingga akhirnya Bang Iky membalas pandanganku dengan tatapan heran namun mengerti apa arti senyumku.
Tanpa ada kata-kata, wajah kami saling mendekat hingga akhirnya bibir kami bertemu. Kami saling berciuman, lembut, penuh dengan perasaan. Sambil tangan kananku mengusap dada Bang Iky yang memang tidak memakai baju, tangan kiriku memeluk leher Bang Iky dari arah belakang. Bang Iky pun perlahan mengusap buah dadaku yang kiri dan yang kanan bergantian secara perlahan, terkadang juga Bang Iky sedikit meremas dan mencubit putingku dari luar daster tipis yang aku pakai tanpa BH. Ciuman kami semakin lama semakin panas, lidah kami saling bertemu, terkadang di dalam mulutku, terkadang juga di dalam mulut Bang Iky, bahkan kadang kami saling menjilati lidah sambil tangan kananku masuk ke dalam celana pendek Bang Iky dan mulai meremas penisnya dari dalam celananya. Perlahan tapi pasti, Bang Iky mulai menyingkap daster yang aku pakai hingga akhirnya terlepas lewat kepalaku dan bibir Bang Iky langsung menciumi, menjilati, menghisap buah dadaku, dan juga menggigit pelan puting buah dadaku sambil dirinya merebahkan diriku yang hanya tinggal mengenakan celana dalam saja di hadapannya. Aku sudah pasrah dengan semua perbuatan Bang Iky saat itu dan hanya mampu menutup mataku dengan kedua tangan yang sudah terlepas dari tubuh Bang Iky dan sekarang Bang Iky yang sedang sibuk dengan semua perbuatannya. Bang Iky mulai menciumi bibirku kembali, kami kembali bersilat lidah sambil Bang Iky sibuk memeras buah dadaku bergantian hingga kemudian ciuman Bang Iky berpindah ke leher dan belakang daun telingaku dan dijilatnya. Daun telingaku pun tidak luput dari hisapannya sambil tangannya yang tidak berhenti memainkan buah dadaku dan di bawah sana tanpa aku sadari ada benda yang keras menusuk vaginaku dari luar celana dalam yang aku pakai. Entah kapan Bang Iky melepas celananya, aku hanya terbuai.
Setelah cukup lama ada di posisi itu, akhirnya ciuman Bang Iky berpindah ke kedua buah dadaku. Bang Iky mencium keduanya bergantian. Bukan hanya di cium, tetapi juga dijilati, dihisap, digigit pelan hingga aku merasakan makin terbuai dan menahan desahanku dengan menutup mulut dengan tangan kananku. Sambil Bang Iky sibuk dengan kedua buah dadaku, tangan Bang Iky pun aktif melucuti celana dalam yang aku pakai hingga tidak ada sehelai benang pun menempel di tubuhku juga tubuh Bang Iky, kami berdua sudah sama-sama telanjang dan mempertontonkan tubuh kami masing-masing. Bang Iky mulai mengelus vaginaku yang sedikit berbulu dengan jarinya sambil terus menciumi buah dadaku dengan segala caranya.
Aku benar-benar dengan sekuat tenaga menahan rasa yang aku terima dari semua perbuatan Bang Iky dan entah sudah seberapa basahnya vaginaku dibuatnya hingga akhirnya aku tidak kuat dan mengejang melepaskan perasaan hingga terasa sangat lega. Ya, akhirnya aku orgasme dan dengan jarinya, Bang Iky mengelap ke dadaku yang ternyata sangat basah akibat cairan orgasmeku.
Bang Iky kemudian meminta untuk berganti posisi. Bang Iky mulai merebahkan dirinya dan memintaku untuk menghisap penisnya. Akhirnya aku mulai mencium, menjilat, dan menghisap batang penis Bang Iky hingga sampai buah zakarnya sambil dengan caranya, Bang Iky memposisikan aku mengangkangi tubuhnya hingga liang vaginaku berhadapan langsung dengan wajahnya. Sambil terus menghisap, menjilat, dan segala macamnya, aku juga menggenggam penis Bang Iky dan menggerakkannya naik turun dengan ritme yang santai, pelan, dan kadang cepat. Bang Iky juga langsung menciumi liang vaginaku. Diciuminya dengan sangat lembut, kadang juga di dijilat, bahkan Bang Iky memasukkan jarinya dan mengorek langsung dari dalam liang vaginaku dan terasa sangat nikmat. Sungguh baru kali ini alu merasakan perasaan nikmat yang sangat hebat seperti itu hingga setelah mungkin 15 menit di posisi itu, aku tidak kuat lagi dengan perlakuan Bang Iky, aku segera melepaskan hisapanku pada batang penis Bang Iky dan kemudian mengejang untuk kedua kalinya. Sampai saat ini aku sudah dua kali dibuat lemas oleh Bang Iky hingga aku tergeletak di sampingnya namun dengan posisi kepala yang berlainan.
Kemudian Bang Iky mulai duduk dan memposisikan dirinya di antara kedua kakiku. Kakiku sedikit dilebarkan olehnya. Sebentar Bang Iky menciumi kembali liang vaginaku, lalu berpindah langsung menciumi bibirku. Sambil berciuman, kami merasakan cairan cinta kami masing-masing. Makin lama ciuman kami makin panas, saling bertukar liur, dan remasan tangan Bang Iky di buah dadaku sangat keras, pada titik itu aku rasakan sebuah benda panjang yang keras menyeruak masuk ke liang vaginaku dengan paksa dan aku merasakan sakit namun tidak seberapa dibanding sakitnya remasan tangan Bang Iky pada buah dadaku hingga pada akhirnya aku merasakan ada yang sobek di dalam liang vaginaku. Ya, pada saat itu batang penis Bang Iky sudah masuk seutuhnya di dalam liang vaginaku dan didiamkannya beberapa saat sambil kami tetap berciuman dan dengan merasakan remasan dan cubitan pada buah dadaku.
Sesaat kemudian Bang Iky mulai menggerakkan batang penisnya di dalam liang vaginaku. Dengan perlahan pinggul Bang Iky bergerak maju mundur dan mulai menggenjot tubuhku yang awalnya lemas karena sudah dua kali orgasme dan sekarang kembali bergairah dan mulai memeluk leher Bang Iky hingga kami kembali berciuman dengan hebat sehingga aku dapat melampiaskan desahanku dengan ciuman itu. Tangan Bang Iky pun tidak tinggal diam dan tetap meremas buah dadaku dengan lembut perlahan dan terkadang kasar dan keras hingga sesekali aku menggigit lidah atau bibir Bang Iky. Tempo goyangan Bang Iky pun semakin kencang saja sampai kami berdua sudah berada di puncak gairah birahi kami. Aku memeluk tubuh Bang Iky dengan erat hingga aku merasakan dadaku dan dada Bang Iky saling berhimpitan, Bang Iky pun mencium dan menghisap bibir bawahku sambil tangannya menjambak rambutku hingga kepalaku menengadah dan tidak lupa Bang Iky menghujamkan batang penisnya masuk sangat dalam di liang vaginaku. Dan beberapa detik kemudian kami berdua merasakan orgasme yang sangat hebat, aku merasa telah mengeluarkan seluruh tenaga dan merasakan nikmat yang sangat hebat dan di lain sisi aku merasakan semburan cairan hangat menyemprot liang vaginaku hingga membanjir.
Setelah aku dan Bang Iky merasakan orgasme bersamaan, Bang Iky menghempaskan tubuhnya di samping kananku. Kami saling menatap kemudian berciuman sebentar dan disambut dengan saling berpelukan mesra. Di tengah-tengah pelukan hangat kami, Bang Iky mencium keningku dan berkata "I Love You, Fah"
Tamat...