Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Runner (Chapter 45: Happy Ending, featuring Chelsea Islan (The Final Chapter))

Status
Please reply by conversation.
Side Story XX: The Final Side Story: Raffi Ahmad vs ************** & Sarwendah Tan.

Note: Side Story ini merupakan Side Story terakhir. Setelah ini cerita akan kembali fokus pada chapter utama dengan tokoh utamanya, Fahmi, yang mana sebentar lagi akan saya tamatkan juga. Ending cerita ini juga terinspirasi dari cerita Chef Cinta yang ada di forum ini.



Setelah pertengkaran mereka selama berbulan-bulan, Raffi dan Gigi memutuskan untuk saling mengakui perselingkuhan mereka dan berdamai saja, dan untuk memperbaiki pernikahan mereka, mereka memutuskan untuk pergi berlayar berdua dengan sebuah kapal mewah.

Kabin Kapal.

"Raffi, terus! Terus!" teriak Nagita.

Raffi terus menjilat clitoris Nagita.

"Aaaahhh!!!" teriak Nagita ketika mendapat orgasmenya.

Raffi mengumpulkan semua cairan orgasme Nagita dalam mulutnya lalu beranjak untuk mencium Nagita, sehingga kini Nagita merasakan sendiri cairan orgasmenya. Nagita menjilat-jilat bibir dan pipi Raffi untuk merasakan cairan orgasmenya sendiri.

Ketika Raffi Ahmad berdiri dan akan membuka ikat pinggangnya, Nagita malah menghentikannya.

"Tunggu, Aku punya kejutan buat kamu!" Nagita menghentikan Raffi melepaskan seluruh pakaiannya.

Raffi pun mulai terlihat kebingungan.

"Kejutan apalagi sih? Hubungan Kita udah mulai kayak dulu lagi aja Aku udah senang." Jawab Raffi.

Nagita beranjak dari kasurnya dan membuka pintu kabin.

"Ayo, masuk." Raffi bisa mendengar Nagita mengajak seseorang untuk masuk ke dalam.

Betapa terkejutnya Raffi begitu melihat ternyata Nagita mengajak Sarwendah, Istri dari Ruben Onsu, untuk masuk ke dalam kabin Kapal.

"Wendah???" Raffi bertanya-tanya dengan nada tinggi.

Nagita tersenyum melihat reaksi Raffi.

"Ini kejutan Aku buat kamu." Nagita berkata pada Raffi.

Raffi masih tidak percaya dengan apa yang Istrinya perbuat ini.

"Ini kalau Ruben tau gimana???" Raffi kembali bertanya-tanya.

Kini Sarwendah mulai ikut angkat bicara.

"Biarin aja, homonya dia kambuh lagi. Gue beberapa kali mergokin dia main sama satpam rumah, makanya gue setuju waktu Gigi ngajak kesini." Ucap Sarwendah dengan penuh emosi.

Raffi kaget mendengar ucapan Sarwendah dan hanya bisa terdiam, tidak bisa menjawab apa-apa.

"Aku udah hampir setahun dianggurin! Aku sebagai seorang wanita kan punya kebutuhan juga yang harus dipenuhi!" Sarwendah lanjut berucap masih dengan nada tinggi.

Nagita lantas memotong ucapan Sarwendah.

"Raf, udahlah, Kita bantuin dia aja. Hitung-hitung juga ini kado Aku buat kamu sebagai permintaan maaf." Nagita berujar pada Raffi.

Raffi tidak bisa berfikir dengan jernih. Di satu sisi dia memang selalu memiliki fantasi dengan Sarwendah, tapi di sisi lainnya dia tidak mau mengkhianati Ruben Onsu, salah satu sahabatnya sendiri.

"Ah udahlah, kelamaan mikir!" Gigi berkata sambil melepas paksa celana Raffi Ahmad.
"Gi.. tunggu dulu!" Raffi berusaha menghentikan Nagita.
"Udah, sini, join aja!" Nagita mengajak Sarwendah untuk ikut bergabung.

Sarwendah tersenyum melepaskan ajakan Nagita lalu melepaskan seluruh pakaiannya dan ikut berlutut bersama Nagita. Nagita meletakkan penis Raffi di belahan dadanya. Sarwendah memeluk Nagita dari belakang dan menggerakan dada Nagita ke atas dan ke bawah. Nagita meraih wajah Sarwendah dan mencium bibirnya sementara Sarwendah masih memainkan penis Raffi dengan menggunakan payudara Nagita.

"Anjrit, gue mau keluar ini!!!" Raffi memperingatkan kedua wanita dengan mendengus, dan dengan cepat payudara Nagita dilepaskan dari penisnya, memungkinkan Raffi untuk mencengkeram penisnya dan dengan cepat membelai penisnya saat kedua gadis itu berlutut di depannya, mulut terbuka dan dengan wajah rakus seperti mengharapkan hadiah.

Akhirnya Raffi mengeluarkan lahar putihnya. Nagita dan Sarwendah menjilati sperma Raffi langsung dari sumbernya secara bersamaan seperti anak kecil yang menjilat ice cream. Raffi, akhirnya tidak kuat berdiri, terbaring lemas di atas lantai.

"Kentang nih, lanjut lagi yuk!" Ajak Gigi.

Raffi tidak percaya dengan stamina istrinya itu.

"Kita lanjut di luar aja yuk. Kita kan di tengah laut, ga bakal ada yang liat juga." Sarwendah memberikan ide pada Raffi dan Gigi.
"Tenang, semua udah gue siapin di luar." Gigi menjawab ajakan Sarwendah.

Dengan itu Sarwendah dan Gigi menarik tubuh lemas Raffi ke atas kapal dan dengan segera langsung menidurkan tubuh Raffi di atas selimut yang sudah disediakan oleh Gigi di deck kapal.

"Tunggu... Tunggu dulu..." Raffi masih berusaha melawan perlakuan dari Nagita dan Sarwendah karena tubuhnya masih lemas, tapi nampaknya kedua wanita itu sudah tidak peduli lagi.

Suasana di luar sangat dingin, apalagi mereka berada di tengah laut. Tapi panasnya nafsu mereka dapat mengalahkan dinginnya angin malam.

"Gue duluan ya!" Ucap Sarwendah.

Nagita tersenyum mendengar ucapan Sarwendah.

"Silahkan, puas-puasin ya." Jawab Gigi diikuti dengan sebuah kecupan kecil di bibir Sarwendah.

Nagita lalu mendekati Raffi.

"Kamu puas-puasin fantasi kamu ya, anggap aja ini kado permintaan maaf Aku udah mengkhianati kamu." Gigi berkata pada Raffi.

Raffi hanya mengangguk saja mendengar perkataan Gigi. Kini Sarwendah menarik wajah Raffi dan langsung melumat bibirnya. Lidah mereka langsung beradu seakan tidak ada hari esok.

"Horeeee!!!! Mantep juga nih kado dari bini gue!!!" Raffi bersorak gembira dalam hati.
''Mmmhhhh... Ah... Uhhhmmmm...'' Desah Sarwendah saat lidah Raffi membelit dengan mesra lidahnya.

Merasa sudah menaklukkan mantan anggota girlband cantik itu, Raffi langsung melancarkan serangan-serangannya ke arah dada Sarwendah.

"Tetekmu emang enak!" Ujar Raffi sambil memilin-milin dan menciumi payudara Sarwendah.

Dengan tak sabaran Raffi Ahmad langsung melucuti lingerie tipis yang masih membungkus tubuh mulus seorang Sarwendah Tan.

"Tetekmu gede banget, Ndah." Bisik Raffi sambil terus meremas payudara Sarwendah.

Raffi sangat bernafsu melihat payudara Sarwendah yang bulat sempurna dengan putting yang masih berwarna kemerahan, sedangkan tangan Raffi pun sibuk membelai vagina Sarwendah yang terlihat indah dan sempurna. Sarwendah akhirnya terbuai dengan permainan Raffi dan mulai asyik mengocok perlahan penis Raffi yang udah tegang maksimal.

“Ehhhhmmm...." Sarwendah melenguh panjang saat bibir Raffi sudah menyentuh sebuah garis berwarna merah yang tertutup dengan hiasan bulu-bulu halus di selakangan Sarwendah.

Tangan Raffi terus meremas buah dada Sarwendah, sedangkan mulut Raffi sibuk menggelitik tonjolan daging yang ada di ujung kemaluannya. Sarwendah mengerang, melenguh bahkan berusaha menendang Raffi karena rasa geli yang ia terima.

Sebuah sodokan lembut dari lidah Raffi masuk ke dalam liang senggama Sarwendah membuat tubuh Ibu muda itu melengkung hebat. Diremasnya kepala Raffi sebagai tanda dia orgasme pertama. Bahkan ia squirt dua kali semburan ke mulut Raffi. Nafas Sarwendah seperti seseorang lari marathon. Buah dadanya naik turun seiring nafasnya. Setelah hampir lima menitan Raffi Ahmad memberikan rasa surgawi pada Sarwendah, saatnya Raffi memasuki pintu surga tersebut. Sarwendah sepertinya faham akan keinginan Raffi.

"Raf, pelan-pelan ya..." Ucap Sarwendah dengan nada manja.

Raffi secara perlahan mengarahkan penisnya ke vagina Sarwendah dan perlahan memasukannya.

''Uhhsssttt..... Gede... Amaaattt... Aaaahhh.....'' Kata Sarwendah saat secara perlahan penis Raffi hilang ditelan vaginanya.
''Oooohhhhhhh..... Sempiiiittt.... Ssshhhh.... Enaaakkkk.....'' Desah Raffi meresapi nikmat saat batang penisnya amblas ditelan secara sempurna oleh vagina Sarwendah.

Setelah mendiamkannya selama 1 menit, Raffi yakin vagina Sarwendah sudah beradaptasi dengan ukuran penisnya, lalu Raffi mulai menggerakan pinggul dan penisnya yang sudah tertancap dengan sempurna di vagina Sarwendah, gesekkan demi gesekkan makin membangkitkan hasrat Sarwendah yang mulai mendesah-desah tak karuan menikmati persetubuhan ini.

''Ahhhh.... Ssshhhh... Hhhuummmffhhh...'' Desah Sarwendah ketika Raffi semakin lama semakin mempercepat gerakan naik-turunnya itu.
"Fuck enak banget, Aku udah lama ga diginiin sama Ruben!" Ucap Sarwendah sambil melenguh keenakan.
"Memek kamu juga enak!" Teriak Raffi.
"Ga salah lagi, memek kamu emang legit!" Lanjut Raffi lagi.

Sarwendah terus memohon pada Raffi untuk terus menggarap vaginanya.

"Terus!!! Oh anjriiiit!!! Shit, kamu lebih hebat dari Rubeeeen!!!" Teriak Sarwendah yang semakin memacu Raffi untuk terus memuaskan nafsunya.

Raffi tidak menjawab apa-apa dan hanya mengeluarkan desahan.

"Oh, God! Please fuck me... Fuck meee...." Sarwendah hanya bisa meracau keenakan sementara Raffi masih terus menggarap vaginanya.

Lama kelamaan, akhirnya Raffi merasa orgasmenya sudah dekat.

"Raaaafffiiiii.... Aku... Mau... Keluar!!!" Teriak Sarwendah sambil terbata-bata

Benar saja, Sarwendah Tan mengalami orgasme yang cukup deras sambil meracau dalam Bahasa Mandarin. Cairan orgasme Sarwendah tidak hanya membasahi penis Raffi, tapi juga membasahi pahanya sendiri. Sarwendah melepaskan penis Fahmi dari vaginanya dan berbalik badan. Sarwendah berlutut di lantai dan menyedot penis Raffi dengan kencang. Tidak lupa lidah Sarwendah memijat-mijat kepala penis Raffi.

"Wendah.... Aku keluaaaar...." Desah Raffi keenakan.

Akhirnya Raffi menyemburkan seluruh spermanya kedalam mulut seorang Sarwendah Tan, Istri dari Ruben Onsu. Ketika Raffi dan Sarwendah sedang beristirahat dan mengatur nafas, keduanya dikejutkan oleh Gigi.

"Gimana, suami gue jago kan?" Gigi bertanya pada Sarwendah.
"Gila, udah lama gue engga sepuas itu!" Jawab Ibu muda itu dengan nada bahagia.
"Siapa dulu, Raffi!" Ucap Raffi dengan bangga.

Melihat penis suaminya itu, nafsu Nagita langsung naik. Tanpa babibu, Nagita langsung duduk di atas wajah suaminya itu sehingga mau tidak mau Raffi mulai mencium dan menjilati vagina Nagita. Secara tiba-tiba, Nagita langsung melumat penis Raffi. Raffi menjilat dan menciumi labia luar memeknya tanpa henti seakan tak mau kalah dengan kenikmatan sepongan istrinya. Setelah beberapa menit saling memberikan rasa surgawi, saatnya Raffi memasuki vagina istrinya yang sudah lama dia rindukan itu. Nagita jelas sudah faham akan keinginan Raffi.

"Ayo sayang, buruan! Entotin Aku!" Nagita mulai memerintahkan Raffi.

Raffi semakin bernafsu melihat tubuh telanjang Nagita, apalagi dia melihat payudaranya yang besar. Perlahan Raffi memasukan penisnya ke dalam vagina Nagita. Vagina Nagita terasa sempit, mungkin ini karena efek dari perawatan kelamin yang dilakukannya. Nagita merasa penis Raffi lebih besar dari sebelumnya.

"Ini enaaak... Ini enaaak... enaaak.. Gue udah ga tahan lagiiii...." Ucap Nagita sambil mendesah.

Memang Raffi sempat mendatangi Klinik khusus memperbesar ukuran penisnya sebelum acara Bulan Madu keduanya dengan Nagita ini, sehingga penisnya menjadi lebih besar dari terakhir kali saat Nagita melihatnya. Tanpa membiarkan vagina Nagita beradaptasi dengan ukuran baru penis Raffi, Raffi langsung menggerakan penisnya keluar masuk vagina Nagita dengan liar. Nagita dan Raffi sama-sama mendesah.

Gerakan Raffi terhadap istrinya terlihat sangat liar sehingga membuat Sarwendah bernafsu lagi. Sarwendah, yang awalnya hanya menonton, kini memutuskan untuk duduk di atas wajah Nagita sehingga Nagita kini menjilati dan meghisap vagina sahabat karibnya itu sementara Raffi dan Sarwendah mulai berciuman liar di atasnya. Lidah Nagita menari-nari di dalam vagina Sarwendah, sehingga tidak butuh waktu lama untuk Nagita untuk akhirnya bisa membuat Sarwendah orgasme.

"Ayo, Gi, terus jilat memek gueee!!!" Perintah Sarwendah.
"Mmmmm... Mmmmm...." Ucapan Nagita tertahan oleh vagina Sarwendah yang ada di mulutnya.

Sarwendah tiba-tiba melepaskan ciumannya dari Raffi.

"Ah... Ah... Ah... Aaaaahhhhhh, enaaakkkk!!! Gigiiiiii!!!!" teriak Sarwendah yang mendapat orgasmenya.
"Lidah sama mulut lo emang jago banget makan memek gueee..." Lanjut Sarwendah sambil melenguh keenakan.
"Aaaaahhh..... Memek lo juga ga kalah enak!!!" Balas Nagita.

Nagita masih terus menusuk-nusuk jarinya ke dalam vagina Sarwendah untuk terus memancing keluar cairan orgasme Sarwendah. Cairan orgasme Sarwendah langsung mengenai wajah dan bibir Nagita, dan mau tidak mau Nagita harus meminum cairan orgasmenya. Sarwendah beranjak dari wajah Nagita dan terbaring lemas tepat di sebelah Nagita.

"Hsssshhhh... Hsssshhhh...." Nagita sudah tidak berdaya lagi menerima serangan penis dari suaminya.

Sementara itu Raffi yang masih sibuk mengebor vagina Nagita meraih wajah Nagita dan mencium Nagita sehingga Raffi kini merasakan cairan orgasme Sarwendah. Nagita merasa akan mendapat orgasmenya. Nagita menggenggam pinggiran selimut dibawahnya dengan kencang dan berteriak.

"Aaaaahhhhhh!!!" Nagita berteriak keenakan.
"Sayaaaang... Aku keluaaaar!!!" Nagita akhirnya mendapat orgasmenya.

Nagita tidak sekedar mengalami orgasme, tapi dia juga squirt. Raffi masih terus menggerakan penisnya keluar masuk vagina Nagita. Raffi merasa akan mendapat orgasmenya sehingga kini dia beranjak dan berdiri di atas lantai. Raffi mengocok penisnya di atas wajah Nagita dan Sarwendah.

"Nih, kalian para dayang-dayang gue, sekarang rasain peju gueee!!!" Raffi berteriak sambil terus mengocok penisnya.

Ketika akhirnya Raffi menyemburkan seluruh spermanya, semburan itu tepat mengenai wajah kedua sahabat karib itu. Nagita dan Sarwendah berjongkok dan menjilati sisa sperma yang masih menempel di penis Raffi. Nagita menjilati penis Raffi dari sebelah kiri dan Sarwendah dari sebelah kanan. Setelah itu baik Gigi maupun dan Sarwendah merasa lemas lalu keduanya jatuh pingsan di atas deck kapal itu. Raffi yang sudah lemas juga akhirnya memutuskan untuk tidur di antara mereka berdua sambil menikmati indahnya langit malam di tengah laut.



Beberapa jam mereka tertidur, Raffi merasa ada sensasi enak di penisnya, seperti seseorang sedang memberikannya oral sex. Raffi perlahan membuka matanya dan melihat Nagita dan Sarwendah masih tertidur di sampingnya sehingga Raffi kini bingung siapa yang sedang menghisap penisnya itu.

"Ruben!" Betapa terkejutnya Raffi melihat Ruben Onsu sedang menghisap penisnya.

Mendengar itu Ruben melepaskan penis Raffi dari mulutnya.

"Yaelah, Fi. Masa bini gue dikasih tapi guenya engga?" Ucap Ruben.

Raffi merasa jijik dan takut melihat kelakuan sahabatnya itu.

"Tidaaaaaaaak!!!!" Raffi berteriak sejadi-jadinya ketika Ruben melanjutkan serangannya lagi.


Terima Kasih Suhu Untuk Side Story XX Nya....
Tinggal Sambung Ke Cerita Utama Nih....
 
Chapter 40: Citra Kirana's Post Pregnancy Lust (co-starring: Erica Putri)
*Short Update*

Note: Niat mau update Jumat, tapi Siang ini kebetulan lagi lowong jadi bisa kelarin cerita ini dan saya putuskan untuk update hari ini saja.




Sudah hampir setahun sejak threesomenya bersama Fahmi dan Erica, tapi Citra Kirana tidak bisa melupakan kenangan itu. Diam-diam Citra masih suka berhubungan lesbian dengan Erica, Kakak kandungnya sendiri. Ingin sebenarnya Citra dan Erica mengajak Fahmi, tapi Fahmi selalu saja sibuk dengan pekerjaannya sehingga akhirnya Citra dan Erica memilih untuk melakukan hubungan lesbian incest. Kini, setelah Citra dan Erica melahirkan, entah kenapa nafsu seks kedua Kakak Beradik itu malah semakin memuncak. Bahkan suami mereka kerepotan melayani nafsu seksual mereka yang meningkat.

Rumah Citra.

"Aaah.... Aaaahhh!!!" terdengar suara desahan seorang Wanita dari dalam kamar.

Ternyata wanita itu adalah aktris Citra Kirana. Citra duduk di pinggir tempat tidur dan terlihat Erica Putri, sang kakak, sedang asyik mengocok vagina Citra dengan jari-jarinya. Meski Citra dan Erica masih mengenakan jilbab dan kemeja lengan panjang, celana mereka entah sudah hilang kemana. Sejak keduanya hamil besar nafsu mereka jadi semakin memuncak hingga suami mereka kerepotan, tapi setelah melahirkan nafsu itu tidak kunjung hilang juga malah semakin meninggi. Sejak berhubungan threesome dengan Fahmi, keduanya masih sering berlesbian ria tanpa sepengetahuan suami mereka.

"Kaaak.... Aku mau keluar nih..." ucap Citra sambil keenakan.

Erica semakin mempercepat gerakan jarinya di dalam vagina Citra. Citra semakin merasa keenakan dan desahannya semakin kencang. Beruntung suami Citra sedang shooting hingga larut malam sehingga tidak ada yang bisa mengganggu permainan lesbian mereka berdua dan untungnya lagi anak-anak Citra dan Erica sedang bersama Kakek dan Neneknya. Erica, yang kini juga nafsunya sudah semakin memuncak, mulai menciumi bibir Citra sehingga lidah mereka kini saling beradu. Kedua kakak beradik berhijab ini saling beradu lidah dengan penuh nafsu terlarang.

"Aaaahhhh!!!" Citra Kirana melenguh keras.

Citra akhirnya mendapat orgasmenya. Erica mengeluarkan jarinya dari vagina Citra dan mengarahkan jarinya itu ke mulut Citra sehingga Citra kini merasakan cairan orgasmenya sendiri. Kini giliran Citra yang mulai mengobok-obok vagina Erica dengan jarinya. Wajah Citra mendekati wajah Erica dan kini mereka kembali saling beradu lidah. Setelah beberapa menit Erica tiba-tiba melepaskan ciumannya.

"Dek, cepetan dek! Kakak mau keluar!" ucap Erica keenakan.

Citra tersenyum melihat kakaknya sudah hanyut kedalam permainan nafsunya. Citra mempercepat gerakan jari-jarinya dalam vagina Erica.

"Oooohhhhh!!!!" teriak Erica.

Erica akhirnya menyusul adiknya, Erica akhirnya mendapat orgasmenya. Erica menarik jari Citra dari dalam vaginanya lalu menyedot habis cairan orgasmenya sendiri dari jari adiknya itu. Erica dan Citra kembali bercumbu dengan mesra.

"Thank you ya Dek" Ucap Erica lalu mengecup bibir Citra.
"Aku yang makasih, Kak" Balas Citra lalu kembali mengecup bibir Erica.
"Tapi kentang nih, Dek. Kita perlu kontol beneran." Lanjut Erica lagi.
"Kayaknya Aku tau dimana Kita bisa dapat kontol." Citra menjawab omongan Kakaknya sambil tersenyum.

Kostan Fahmi.

Sejak kabar tertangkapnya Rio, Fahmi lebih memilih untuk bermain aman dan tidak meniduri artis-artis terkenal, apalagi skandal Mbah Yanto dengan Prilly baru saja tersebar di media masa dan media sosial. Fahmi memilih untuk bekerja seperti biasa.

Saat sedang bersantai, Fahmi mendapat telepon dari Citra Kirana. Fahmi agak ragu untuk mengangkat telepon itu. Tapi apa daya, nampaknya nafsu Fahmi memang lebih kuat dari keinginan Fahmi. Melawan kata hatinya, Fahmi akhirnya mengangkat telepon itu.

Rumah Citra Kirana



Setelah mendapat telepon dari Citra, Fahmi langsung bergegas menuju rumah Citra Kirana. Fahmi sendiri sebenarnya sudah sangat merindukan vagina Citra. Beruntung anak-anak Citra dan Erica lagi-lagi sedang bersama Kakek dan Neneknya dan suami Citra sedang shooting di luar Kota selama beberapa hari.

Setibanya di rumah Citra, Fahmi membaca sebuah pesan yang menempel di pintu ruang tamu.

"Dear Fahmi, silahkan masuk aja ya, pintunya tidak dikunci. Silahkan duduk di ruang tamu."

Dengan begitu Fahmi langsung menyelonong masuk dan duduk di ruang tamu Citra Kirana.

Fahmi menunggu selama beberapa menit tapi Citra tidak juga keluar dari kamarnya. Pintu kamar Citra terbuka, terlihat Citra tidak mengenakan apapun kecuali Jilbabnya. Fahmi kini bisa melihat tubuh Citra secara utuh dan Fahmi hanya bisa menelan ludah, tapi ada satu hal lagi yang mengejutkan Fahmi. Erica juga keluar dari kamar menyusul Citra, wanita itu juga telanjang bulat dan menyisakan jilbab di kepalanya.

"Gimana Mi, kangen ga sama Kita?" Tanya Citra dengan nada menggoda.
"Pasti kangen lah, kapan lagi kan bisa ngewe sama Kakak Adek?" Lanjut Erica memotong ucapan Citra.

Fahmi tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tubuh kedua wanita cantik yang sudah lama ingin dia rasakan kembali, kini sudah terpampang dengan jelas dihadapannya.

"I... Iya... Kangen..." Fahmi menjawab sebisanya karena Fahmi sendiri masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Citra dan Erica tertawa mendengar jawaban Fahmi.

"Kalau kangen, Lepas dong bajunya. Kita udah engga sabar nih!" Ujar Citra dengan nada menggoda.
"Ayo dong, buka bajunya!" Sambung Erica dengan nada memohon.

Karena sudah bernafsu tinggi, Fahmi tidak menjawab dan langsung melepaskan baju dan celananya dengan terburu-buru. Penis besar Fahmi yang sudah lama dirindukan oleh Citra dan Erica akhirnya terlepas dari kandangnya.

"Liat deh, udah berdiri aja tuh!" Erica berkata pada Citra.
"Wah, padahal belom Kita apa-apain ya! Hihihi." Citra menjawab sambil diikuti tertawa.

Citra dan Erica menerkam Fahmi hingga Fahmi terjatuh ke sofa. Erica mencium bibir Fahmi sedang Citra memberikan handjob dengan tangannya yang halus itu. Sementara lidah Fahmi dan Erica beradu, lidah Citra kini mulai menjilati buah zakar Fahmi. Tangan Citra juga tidak tinggal diam mengocoki penis Fahmi. Tangan kanan Fahmi mengelus-elus kepala Citra yang masih terbungkus jilbab itu, sedangkan tangan kirinya iya gunakan untuk mengelus-elus vagina Erica sehingga Erica mengerang keenakan.

Citra mulai menciumi kepala penis Fahmi dan batang penis Fahmi. Erica melepaskan ciumannya dan malah jongkok di bawah sofa bergabung bersama sang Adik. Citra terus menjilat dan menciumi batang penis Fahmi, sedangkan Erica menciumi dan menjilati buah zakar Fahmi. Fahmi mengelus-elus kepala dua wanita cantik itu. Fahmi memejamkan matanya sambil mendesah keenakan. Sesekali Citra dan Erica juga mengocok penis Fahmi dengan menggunakan jilbab mereka. Citra kemudian menciumi dan mengemut sisi kiri penis Fahmi, sementara Erica menciumi dan mengemut sisi kanan penis Fahmi.

"Mbak-mbak sekalian, Aku engga tahan nih. Aku mau keluar!" Seru Fahmi.

Mereka tidak peduli, bahkan blowjob mereka malah semakin intense. Benar saja, akhirnya Fahmi menyemburkan spermanya ke wajah dua wanita cantik itu. Citra dan Erica menjilati sperma yang masih menempel di penis Fahmi. Yang terjadi berikutnya sangatlah tidak terduga, Erica menarik jilbab Citra sehingga wajahnya mendekat dan mencium bibirnya, mereka saling berciuman dan meludahkan sperma Fahmi dari satu mulut ke mulut yang lain.

Selang beberapa saat, Erica dan Citra menarik Fahmi ke kamar dan mendorong Fahmi ke tempat tidur sehingga kini Fahmi tidur terlentang. Tanpa basa basi, Erica langsung duduk di atas wajah Fahmi. Fahmi paham apa yang diinginkan Erica Putri, Fahmi menjulurkan lidahnya dan menjilat-jilat vagina Erica.

"Bangsaaat!!!! Enaaaak!!!!" Erica mengerang-erang keenakan.

Lidahnya menyusup masuk ke Dalam lipatan vagina itu sehingga membuat Erica bergetar keenakan. Sementara itu, Citra berusaha membuat penis Fahmi untuk bangkit kembali. Citra menciumi dan mengocok penis Fahmi, dan sepertinya strategy itu berhasil. Penis Fahmi berdiri tegak lagi meski baru mengalami orgasme yang maha dahsyat. Tanpa babibu, Citra dengan kasar memasukan penis Fahmi ke dalam vaginanya dengan menggunakan posisi cowgirl. Untuk seseorang yang baru melahirkan, vaginanya masih terasa sempit. Citra mulai menggerakan pinggulnya dengan liar bagaikan koboi yang sedang berusaha menjinakkan kuda liar sehingga Jilbabnya seakan berterbangan. Karena mereka saling berhadapan, Citra menarik wajah Erica dan mereka berdua berciuman sambil berpelukan.

"Eeehhhhmmmm... Cccpppp...." Terdengar desahan keduanya yang tertahan oleh bibir mereka yang sedang beradu.

Di bawah dua wanita yang berciuman itu ada penis Fahmi dan mulut Fahmi yang menempel di vagina masing-masing wanita. Citra melepaskan ciumannya pada Erica dan menggerakan pinggulnya dengan semakin liar. Baik Citra maupun Erica tau bahwa sebentar lagi keduanya akan mendapat orgasme, Citra karena penis Fahmi dan Erica karena hisapan mulut Fahmi di vaginanya. Benar saja, kedua wanita berhijab itu orgasme secara bersamaan. Erica meraih wajah Fahmi dan menciumnya sehingga merasakan cairan vaginanya sendiri. Citra juga mencium Fahmi dan merasakan cairan vagina kakaknya itu.

Erica dan Citra sama-sama lemas, tapi Fahmi merasa tanggung karena dia belum mendapatkan orgasme akibat goyangan Citra tadi. Gairah Fahmi semakin meningkat melihat wajah Erica. Tanpa Permisi, Fahmi menancapkan penisnya ke dalam vagina Erica. Fahmi 'mengebor' vagina Erica tanpa ampun. Erica memeluk Fahmi dengan erat sambil mendesah kencang.

"Ah yeah!!! Fuck me harder!" Teriak Erica keenakan.
"Gila, habis melahirkan memek lo masih sempit!" Ucap Fahmi yang juga keenakan.

Gerakan Fahmi sangat liar sehingga membuat Citra Kirana bernafsu lagi. Citra memutuskan untuk duduk di atas wajah Erica. Erica menjilati dan meghisap vagina adiknya itu sementara Fahmi dan Citra berciuman. Lidah Erica menerobos masuk vagina Citra, membuat Citra keenakan. Sementara Erica juga keenakan karena goyangan Fahmi yang liar.

"Kak, terus kak! Makan memek gueee!!!" Citra berteriak keenakan sambil mengelus-elus kepala Erica yang masih terbungkus jilbab.
"Hhhmmmmm... Hhhmmmmm...." Suara Erica tertahan oleh vagina Citra.

Baik Erica dan Citra mendapat orgasmenya lagi. Citra terbaring lemas di samping Erica. Fahmi yang akan segera menyemburkan spermanya melepas penisnya dari vagina Erica dan melepas kondomnya. Sambil terus mengocok penisnya sendiri, Fahmi berdiri di atas Kasur dan mengeluarkan seluruh spermanya ke wajah Erica dan Citra.

"Nih, rasain peju gueee!" Teriak Fahmi saat menembakkan spermanya ke wajah Erica dan Citra sehingga wajah dan jilbab kedua ibu muda itu dipenuhi oleh sperma Fahmi.

Citra dan Erica duduk di atas kasur dan membersihkan penis Fahmi dari sisa-sisa sperma. Tidak lupa Citra dan Erica saling menjilati satu sama lain untuk membersihkan sperma Fahmi dari wajah mereka. Fahmi, yang penuh keringat, akhirnya terbaring lemas di Kasur, Citra dan Erica rebahan di sebelah kanan dan Kiri Fahmi. Kedua wanita itu juga memeluk Fahmi.

"Gila, udah lama ga ngewe seliar itu! Suami gue ga ada apa-apanya!" Ucap Citra sambil berusaha mengatur nafasnya.
"Sama, udah lama juga ga ngewe seliar tadi! Suamiku juga ga ada apa-apanya!" Erica menyambung omongan Citra.
"Kalian ga berubah, ternyata setelah melahirkan kalian malah tambah liar!" Fahmi berujar dan diikuti oleh gelak tawa dari Citra dan Erica.

Fahmi kini tidur bak seorang raja dengan kedua selirnya, Fahmi tidur dengan diapit oleh 2 orang aktris kakak beradik, Citra Kirana dan Erica Putri.



To be continued....
 
Chapter 40: Citra Kirana's Post Pregnancy Lust (co-starring: Erica Putri)
*Short Update*

Note: Niat mau update Jumat, tapi Siang ini kebetulan lagi lowong jadi bisa kelarin cerita ini dan saya putuskan untuk update hari ini saja.




Sudah hampir setahun sejak threesomenya bersama Fahmi dan Erica, tapi Citra Kirana tidak bisa melupakan kenangan itu. Diam-diam Citra masih suka berhubungan lesbian dengan Erica, Kakak kandungnya sendiri. Ingin sebenarnya Citra dan Erica mengajak Fahmi, tapi Fahmi selalu saja sibuk dengan pekerjaannya sehingga akhirnya Citra dan Erica memilih untuk melakukan hubungan lesbian incest. Kini, setelah Citra dan Erica melahirkan, entah kenapa nafsu seks kedua Kakak Beradik itu malah semakin memuncak. Bahkan suami mereka kerepotan melayani nafsu seksual mereka yang meningkat.

Rumah Citra.

"Aaah.... Aaaahhh!!!" terdengar suara desahan seorang Wanita dari dalam kamar.

Ternyata wanita itu adalah aktris Citra Kirana. Citra duduk di pinggir tempat tidur dan terlihat Erica Putri, sang kakak, sedang asyik mengocok vagina Citra dengan jari-jarinya. Meski Citra dan Erica masih mengenakan jilbab dan kemeja lengan panjang, celana mereka entah sudah hilang kemana. Sejak keduanya hamil besar nafsu mereka jadi semakin memuncak hingga suami mereka kerepotan, tapi setelah melahirkan nafsu itu tidak kunjung hilang juga malah semakin meninggi. Sejak berhubungan threesome dengan Fahmi, keduanya masih sering berlesbian ria tanpa sepengetahuan suami mereka.

"Kaaak.... Aku mau keluar nih..." ucap Citra sambil keenakan.

Erica semakin mempercepat gerakan jarinya di dalam vagina Citra. Citra semakin merasa keenakan dan desahannya semakin kencang. Beruntung suami Citra sedang shooting hingga larut malam sehingga tidak ada yang bisa mengganggu permainan lesbian mereka berdua dan untungnya lagi anak-anak Citra dan Erica sedang bersama Kakek dan Neneknya. Erica, yang kini juga nafsunya sudah semakin memuncak, mulai menciumi bibir Citra sehingga lidah mereka kini saling beradu. Kedua kakak beradik berhijab ini saling beradu lidah dengan penuh nafsu terlarang.

"Aaaahhhh!!!" Citra Kirana melenguh keras.

Citra akhirnya mendapat orgasmenya. Erica mengeluarkan jarinya dari vagina Citra dan mengarahkan jarinya itu ke mulut Citra sehingga Citra kini merasakan cairan orgasmenya sendiri. Kini giliran Citra yang mulai mengobok-obok vagina Erica dengan jarinya. Wajah Citra mendekati wajah Erica dan kini mereka kembali saling beradu lidah. Setelah beberapa menit Erica tiba-tiba melepaskan ciumannya.

"Dek, cepetan dek! Kakak mau keluar!" ucap Erica keenakan.

Citra tersenyum melihat kakaknya sudah hanyut kedalam permainan nafsunya. Citra mempercepat gerakan jari-jarinya dalam vagina Erica.

"Oooohhhhh!!!!" teriak Erica.

Erica akhirnya menyusul adiknya, Erica akhirnya mendapat orgasmenya. Erica menarik jari Citra dari dalam vaginanya lalu menyedot habis cairan orgasmenya sendiri dari jari adiknya itu. Erica dan Citra kembali bercumbu dengan mesra.

"Thank you ya Dek" Ucap Erica lalu mengecup bibir Citra.
"Aku yang makasih, Kak" Balas Citra lalu kembali mengecup bibir Erica.
"Tapi kentang nih, Dek. Kita perlu kontol beneran." Lanjut Erica lagi.
"Kayaknya Aku tau dimana Kita bisa dapat kontol." Citra menjawab omongan Kakaknya sambil tersenyum.

Kostan Fahmi.

Sejak kabar tertangkapnya Rio, Fahmi lebih memilih untuk bermain aman dan tidak meniduri artis-artis terkenal, apalagi skandal Mbah Yanto dengan Prilly baru saja tersebar di media masa dan media sosial. Fahmi memilih untuk bekerja seperti biasa.

Saat sedang bersantai, Fahmi mendapat telepon dari Citra Kirana. Fahmi agak ragu untuk mengangkat telepon itu. Tapi apa daya, nampaknya nafsu Fahmi memang lebih kuat dari keinginan Fahmi. Melawan kata hatinya, Fahmi akhirnya mengangkat telepon itu.

Rumah Citra Kirana



Setelah mendapat telepon dari Citra, Fahmi langsung bergegas menuju rumah Citra Kirana. Fahmi sendiri sebenarnya sudah sangat merindukan vagina Citra. Beruntung anak-anak Citra dan Erica lagi-lagi sedang bersama Kakek dan Neneknya dan suami Citra sedang shooting di luar Kota selama beberapa hari.

Setibanya di rumah Citra, Fahmi membaca sebuah pesan yang menempel di pintu ruang tamu.

"Dear Fahmi, silahkan masuk aja ya, pintunya tidak dikunci. Silahkan duduk di ruang tamu."

Dengan begitu Fahmi langsung menyelonong masuk dan duduk di ruang tamu Citra Kirana.

Fahmi menunggu selama beberapa menit tapi Citra tidak juga keluar dari kamarnya. Pintu kamar Citra terbuka, terlihat Citra tidak mengenakan apapun kecuali Jilbabnya. Fahmi kini bisa melihat tubuh Citra secara utuh dan Fahmi hanya bisa menelan ludah, tapi ada satu hal lagi yang mengejutkan Fahmi. Erica juga keluar dari kamar menyusul Citra, wanita itu juga telanjang bulat dan menyisakan jilbab di kepalanya.

"Gimana Mi, kangen ga sama Kita?" Tanya Citra dengan nada menggoda.
"Pasti kangen lah, kapan lagi kan bisa ngewe sama Kakak Adek?" Lanjut Erica memotong ucapan Citra.

Fahmi tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tubuh kedua wanita cantik yang sudah lama ingin dia rasakan kembali, kini sudah terpampang dengan jelas dihadapannya.

"I... Iya... Kangen..." Fahmi menjawab sebisanya karena Fahmi sendiri masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Citra dan Erica tertawa mendengar jawaban Fahmi.

"Kalau kangen, Lepas dong bajunya. Kita udah engga sabar nih!" Ujar Citra dengan nada menggoda.
"Ayo dong, buka bajunya!" Sambung Erica dengan nada memohon.

Karena sudah bernafsu tinggi, Fahmi tidak menjawab dan langsung melepaskan baju dan celananya dengan terburu-buru. Penis besar Fahmi yang sudah lama dirindukan oleh Citra dan Erica akhirnya terlepas dari kandangnya.

"Liat deh, udah berdiri aja tuh!" Erica berkata pada Citra.
"Wah, padahal belom Kita apa-apain ya! Hihihi." Citra menjawab sambil diikuti tertawa.

Citra dan Erica menerkam Fahmi hingga Fahmi terjatuh ke sofa. Erica mencium bibir Fahmi sedang Citra memberikan handjob dengan tangannya yang halus itu. Sementara lidah Fahmi dan Erica beradu, lidah Citra kini mulai menjilati buah zakar Fahmi. Tangan Citra juga tidak tinggal diam mengocoki penis Fahmi. Tangan kanan Fahmi mengelus-elus kepala Citra yang masih terbungkus jilbab itu, sedangkan tangan kirinya iya gunakan untuk mengelus-elus vagina Erica sehingga Erica mengerang keenakan.

Citra mulai menciumi kepala penis Fahmi dan batang penis Fahmi. Erica melepaskan ciumannya dan malah jongkok di bawah sofa bergabung bersama sang Adik. Citra terus menjilat dan menciumi batang penis Fahmi, sedangkan Erica menciumi dan menjilati buah zakar Fahmi. Fahmi mengelus-elus kepala dua wanita cantik itu. Fahmi memejamkan matanya sambil mendesah keenakan. Sesekali Citra dan Erica juga mengocok penis Fahmi dengan menggunakan jilbab mereka. Citra kemudian menciumi dan mengemut sisi kiri penis Fahmi, sementara Erica menciumi dan mengemut sisi kanan penis Fahmi.

"Mbak-mbak sekalian, Aku engga tahan nih. Aku mau keluar!" Seru Fahmi.

Mereka tidak peduli, bahkan blowjob mereka malah semakin intense. Benar saja, akhirnya Fahmi menyemburkan spermanya ke wajah dua wanita cantik itu. Citra dan Erica menjilati sperma yang masih menempel di penis Fahmi. Yang terjadi berikutnya sangatlah tidak terduga, Erica menarik jilbab Citra sehingga wajahnya mendekat dan mencium bibirnya, mereka saling berciuman dan meludahkan sperma Fahmi dari satu mulut ke mulut yang lain.

Selang beberapa saat, Erica dan Citra menarik Fahmi ke kamar dan mendorong Fahmi ke tempat tidur sehingga kini Fahmi tidur terlentang. Tanpa basa basi, Erica langsung duduk di atas wajah Fahmi. Fahmi paham apa yang diinginkan Erica Putri, Fahmi menjulurkan lidahnya dan menjilat-jilat vagina Erica.

"Bangsaaat!!!! Enaaaak!!!!" Erica mengerang-erang keenakan.

Lidahnya menyusup masuk ke Dalam lipatan vagina itu sehingga membuat Erica bergetar keenakan. Sementara itu, Citra berusaha membuat penis Fahmi untuk bangkit kembali. Citra menciumi dan mengocok penis Fahmi, dan sepertinya strategy itu berhasil. Penis Fahmi berdiri tegak lagi meski baru mengalami orgasme yang maha dahsyat. Tanpa babibu, Citra dengan kasar memasukan penis Fahmi ke dalam vaginanya dengan menggunakan posisi cowgirl. Untuk seseorang yang baru melahirkan, vaginanya masih terasa sempit. Citra mulai menggerakan pinggulnya dengan liar bagaikan koboi yang sedang berusaha menjinakkan kuda liar sehingga Jilbabnya seakan berterbangan. Karena mereka saling berhadapan, Citra menarik wajah Erica dan mereka berdua berciuman sambil berpelukan.

"Eeehhhhmmmm... Cccpppp...." Terdengar desahan keduanya yang tertahan oleh bibir mereka yang sedang beradu.

Di bawah dua wanita yang berciuman itu ada penis Fahmi dan mulut Fahmi yang menempel di vagina masing-masing wanita. Citra melepaskan ciumannya pada Erica dan menggerakan pinggulnya dengan semakin liar. Baik Citra maupun Erica tau bahwa sebentar lagi keduanya akan mendapat orgasme, Citra karena penis Fahmi dan Erica karena hisapan mulut Fahmi di vaginanya. Benar saja, kedua wanita berhijab itu orgasme secara bersamaan. Erica meraih wajah Fahmi dan menciumnya sehingga merasakan cairan vaginanya sendiri. Citra juga mencium Fahmi dan merasakan cairan vagina kakaknya itu.

Erica dan Citra sama-sama lemas, tapi Fahmi merasa tanggung karena dia belum mendapatkan orgasme akibat goyangan Citra tadi. Gairah Fahmi semakin meningkat melihat wajah Erica. Tanpa Permisi, Fahmi menancapkan penisnya ke dalam vagina Erica. Fahmi 'mengebor' vagina Erica tanpa ampun. Erica memeluk Fahmi dengan erat sambil mendesah kencang.

"Ah yeah!!! Fuck me harder!" Teriak Erica keenakan.
"Gila, habis melahirkan memek lo masih sempit!" Ucap Fahmi yang juga keenakan.

Gerakan Fahmi sangat liar sehingga membuat Citra Kirana bernafsu lagi. Citra memutuskan untuk duduk di atas wajah Erica. Erica menjilati dan meghisap vagina adiknya itu sementara Fahmi dan Citra berciuman. Lidah Erica menerobos masuk vagina Citra, membuat Citra keenakan. Sementara Erica juga keenakan karena goyangan Fahmi yang liar.

"Kak, terus kak! Makan memek gueee!!!" Citra berteriak keenakan sambil mengelus-elus kepala Erica yang masih terbungkus jilbab.
"Hhhmmmmm... Hhhmmmmm...." Suara Erica tertahan oleh vagina Citra.

Baik Erica dan Citra mendapat orgasmenya lagi. Citra terbaring lemas di samping Erica. Fahmi yang akan segera menyemburkan spermanya melepas penisnya dari vagina Erica dan melepas kondomnya. Sambil terus mengocok penisnya sendiri, Fahmi berdiri di atas Kasur dan mengeluarkan seluruh spermanya ke wajah Erica dan Citra.

"Nih, rasain peju gueee!" Teriak Fahmi saat menembakkan spermanya ke wajah Erica dan Citra sehingga wajah dan jilbab kedua ibu muda itu dipenuhi oleh sperma Fahmi.

Citra dan Erica duduk di atas kasur dan membersihkan penis Fahmi dari sisa-sisa sperma. Tidak lupa Citra dan Erica saling menjilati satu sama lain untuk membersihkan sperma Fahmi dari wajah mereka. Fahmi, yang penuh keringat, akhirnya terbaring lemas di Kasur, Citra dan Erica rebahan di sebelah kanan dan Kiri Fahmi. Kedua wanita itu juga memeluk Fahmi.

"Gila, udah lama ga ngewe seliar itu! Suami gue ga ada apa-apanya!" Ucap Citra sambil berusaha mengatur nafasnya.
"Sama, udah lama juga ga ngewe seliar tadi! Suamiku juga ga ada apa-apanya!" Erica menyambung omongan Citra.
"Kalian ga berubah, ternyata setelah melahirkan kalian malah tambah liar!" Fahmi berujar dan diikuti oleh gelak tawa dari Citra dan Erica.

Fahmi kini tidur bak seorang raja dengan kedua selirnya, Fahmi tidur dengan diapit oleh 2 orang aktris kakak beradik, Citra Kirana dan Erica Putri.



To be continued....
Rio.... Is... Back!!!!
Woohoo!!!!
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd