MENAKLUKAN IBUKOTA SEASON 2
Catatan Mas Boy Kembali Halu
Episode 14
Pagi harinya aku dan bunga breakfast di hotel, kami duduk berdekatan, tanganku aku taruh dipaha bunga, sambil melirik kearahnya, menggoda bunga dengan meremas pahanya, sampai keselangkangan. Bunga tampak tersenyum aku goda “heh dasar, sarapan dulu gih, gile lu”, aku hanya tersenyum mendengar kata kata bunga dan tak menghiraukannya. Bunga tampak menahan kenikmatan yang aku berikan, dia tampak kesal lalu mencupit pahaku, tak kuduga dia meremas kontolku dari luar celana pendekku, “ahhhh hahahaha linu tau nge hahaha sial”, protesku “makanya jangan bandel hahahaha” dengan tertawa bunga berkata padaku.
Selesai kami makan, kami menuju ketempat gisel, sebelumnya aku sempat melumat bibir bunga di dalam kamar, memasukan lidahku di dalam mulutnya “euhmmm euhmmmm eshhhhh hemmmm boy euhhmmmm”, suara bunga menerima lumatan bibir dan lidahku. Wajah bunga tampak memerah, matanya tampak nanar penuh dengan nafsu, lalu akhiri dengan kecupan di bibirnya. Lalu aku menggandengnya keluar kamar, menuju ke mobil balapku yang sudah aku siapkan, didalam mobil, bunga langsung memelukku dan berbisik “awas lu, gw bikin lemes...”. Aku hanya tersenyum kearahnya, dan mengecup bibir bunga, selama perjalanan bunga bersandar di bahuku, lama kelamaan dia menggodaku, dari mengecup leher sampai meremas kontolku dari luar celana.
Sampai ketempat aku janjian dengan gisel, dia tampak murung, sepertinya karena aku bersama bunga, namun ternyata tidak, gisel lagi sedih karena ada gosip baru yang lagi menimpanya, aku dan bunga mencoba memberi semangat, tampaknya juga gisel jadi kurang bergairah untuk jalan denganku dan bunga. Akhirnya kami hanya sebatas berbincang dan makan bersama, setelah kami selesai gisel melanjutkan aktivitasnya dengan yang lainnya, aku pun pergi dengan bunga, dalam hati “untung ada bunga, kalau gak mati gaya di bali”.
Bunga : woi nglamun aja, sambil nyupir nih!
Boy : wah maaf, hahaha
Bunga : mikirin gise ya?
Boy : iya kasihan juga ya, dia kayak stress
Bunga : kasihan apa kasihan, bilang aja jadi gak bisa ngentotin janda panlok
Boy : hahaha sial gw entot juga lu
Bunga : mau donk hahaha
Boy : hahaha dasar, btw bali asik juga ya, jadi kepikiran pindah showroom mobil ke bali nih
Bunga : mending gt boy, bali lebih asik, entar lu bisa sewain mobil mobil mu juga, malah laku di sini
Boy : thx ya bunga, gw pikirkan
Cerita di bali akhirnya anti klimaks, boy gak bisa goyang gisel karena sikon saat ini, namun bali jadi pelabuhan yang baik setelah segala kekacauan di jakarta. Lalu bunga? Hemmm boy tetap ngentotin bunga, ternyata memek bunga sangat hangat dan memijat, jadi malam itu setelah nongkrong asik di salah satu club di bali, kami pulang ke hotel dengan keadaan yang sedikit mabuk, namun tetap sadar. Kami saling melumat bibir, melucuti setiap pakaian kami, bunga sangat ganas menelan kemaluan ku, bahkan melumat semua bola zakarku, matanya yang bulat sayu menambah kenikmatan. Aku tak kuasa membendung keinginan menyetubuhi bunga, dengan kasar aku balikan tubuhnya, dengan posisi nungging aku masukan kontolku ke liang senggama bunga yang basah namun masih sedikit rapat.
Aku menusukkan kemaluanku dengan kasar di liang senggama bunga, sampai membuatnya teriak tak karuan, “shitttt ah ah ah hemmmmm boy fuck me harder ahhhh a ahhhh shitttt”. Aku menggoyang liang senggamanya dengan ganas, memegang pinggulnya yang mulus dan sesekali menampar pantatnya dengan kasar. Permainan kami terus berlanjut dengan bunga diatasku, kakinya ngangkak, memompakan kontolku di liang senggamanya, payudaranya yang lembut dan terlihat menggantung itu, terlempar lempar mengikuti goyangan badan bunga naik turun, matanya tampak sayu bulat, suara memeknya semakin keras beradu dengan kontolku dan bibir bawahnya dia gigit dengan penuh nafsu, “hemmm ughhh ughhh yeahhh eshhhhh hemmm arghhhh eshhhhh hmmmm”. Bunga tampak menikmati kontolku dengan penuh gairah, seluruh tubuhnya tampak menikmati setiap getaran getaran nafsu yang membara.
Cerita di bali adalah awal untuk usahaku selanjutnya, walau ternyata tak begitu menarik diawal. Aku pulang ke ibukota bersama bunga, sampai di jakarta karaokeanku sudah di akuisisi oleh mba iis dahlia dan mba yuni shara, tak jadi masalah, karena memang sudah seperti itu perjanjiannya. Ketika aku bertemu dengan mba yuni lagi kok rasanya kangen, aku berbisik di telinganya “mba aku bakal ke bali loh untuk selamanya, kangen nih, keapartemenku yuk?”, tanpa di sangka dia tersenyum lebar dan menganggukkan kepala. Akhirnya aku ajak mba yuni keapartemenku, namun dia menolak, dia mau kita kerumahnya, aku ikut saja, karena kontolku dah kangen dengan tubuh mungil sintalnya mba yuni. Sesampainya di rumah mba yuni, ternyata sepi tak ada orang, hari ini semua orang pergi ke malang, kerumah orangtua mba yuni, kebetulan mba yuni nyusul besok pagi naik pesawat.
Dia mengajakku kedapurnya yang penuh dengan tanaman, tiba tiba mba yuni langsung melucuti semua pakaian yang dia kenakan, seketika tubuh mungil sintal tersebut polos, bugil, mba yuni telanjang bulat di depan mataku. Memang sudah terlau sering melihatnya polos, namun kali ini tampak beda, tubuhku merinding melihat mba yuni saat itu, apalagi dia duduk di meja dan mengangkangkan kedua kakinya. Sembari memainkan kemaluannya dengan jemarinya yang lentik, dada ku berdegup kencang, melihat mba yuni yang berakting layaknya aktor porno barat, makin lama kontolkupun berdiri. Lalu aku membuka semua pakaianku, dengan kontol yang sudah berdiri tegang, mba yuni tampak memandangi kontolku yang sudah berdiri tegang dengan penuh nafsu yang membara.
Disuruhnya aku berdiri di dekatnya, dengan posisi duduk di meja mba yuni melumat bibirku, tangannya mengocok kontolku, rasanya begitu “ahhhh mantab”. Puas dengan tangannya yang bermain di kemaluanku, lalu dia menundukkan kepalanya dan mengulum kemaluanku, “srluppp slruppp ahhhhh clrapppp hemmm ughhhh”, begitu buas mba yuni melumat kontolku, sepertinya bukan hanya aku saja yang merindukan semua ini, tetapi dia juga. Puas dengan kulumannya, aku tidurkan tubuhnya di meja dan aku kangkangkan kakinya, dengan sekali hentakan kemaluanku melesak dengan nikmatnya di liang senggamanya. Tampak tangannya mencoba menggenggam meja, karena keenakan menikmati kemaluanku yang melesak di liang senggamanya. “Ah ah ah hemmmm boy ughhh eshhhh mba mau metuuu ah ah enak cah bagusss, esssshhhh hemmm ah ah ah erghhhhh”, suara erangan mba yuni yang begitu menyenangkan di telinga dan jiwa.
Berbagai posisi aku lakukan denga mba yuni, sampainpada akhirnya aku mengeluarkan pejuhku di liang senggama mba yuni dalam posisi menggendongnya. “Ehhh boy mau kamu gendong aku, ehhhh eshhhh ah ah ah sayangggg hemmmm ughhh geli geli ahhhh aduhhh mas bagusss, eahhhhh eh eh ahhhh aduhhh mas hemmm”, erangan mba yuni membuatku tak kuat menahan hasrat untuk menumpahkan pejuhku di dalam liang senggamanya. “Mba eughhhh eshhhhh ughhh arghhhhhhh ah ah arghhhhh aku keluar mba ughhhh”, dalam posisi tetap menggendong mba yuni aku terus menancapkan kemaluanku yang sudah menyemburkan cairan nikmat di liang senggama mba yuni, aku masih bertahan menggendongnya sambil berciuman.
Kami terus saling melumat, mba yuni melingkarkan tangannya di leherku, di kecupnya di jilatnya aku penuh dengan nafsu, entah bagaimana, kontolku kembali menengang, pantat mba yuni kembali menggeliat, memainkan kontolku didalam liang memeknya, bunyi bunyian yang sangat erotis keluar dalam setiap gesekan memek dan kontolku yang sudah bercampur dengan pejuhku. Tak kuat lagi aku menggendongnya, aku tiduran di lantai dapur, kali ini mba yuni mengangkangkan kakinya untuk menaikturunkan pantatnya di kontolku, permainan mba yuni begitu sempurna, tubuhnya menggeliat kekanan kekiri, membuat kontolku susah bernafas. Akhirnya aku mengeluarkan pejuhku lagi di liang senggamanya, di barengi erangan mba yuni yang juga mencapai klimaksnya.
Bersambung...