Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT OMG!! Kakakku Yang Cantik dan Sexy Itu Ternyata Seorang....

Kalau kejadian diputar ulang dan dilihat secara obyektif, baik oom dan tanteku sebenarnya tak bisa disalahkan juga. Tak dapat dipungkiri kehadiran kami di dalam rumah mereka membuat suasana sehari-hari keluarga mereka berubah. Sehingga solusi terbaik bagi semuanya memang dengan keluarnya kami dari rumah mereka. Meskipun hal itu cukup berat bagi kami berdua yang masih berusia muda. Apalagi sebelumnya kami harus keluar dari rumah dan tempat tinggal kami berasal.

Meski sumber masalah tak hanya melulu disebabkan oleh seksualitas kakakku, tak dapat dipungkiri hal itu merupakan faktor yang cukup berpengaruh. Sebagai seorang laki-laki muda, aku sedikit banyak dapat memaklumi gejolak dalam diri si oom terhadap kakakku. Apalagi diantara mereka tak ada hubungan darah. Adanya pertalian keluarga adalah karena ia menikah dengan tanteku. Meski aku memahami namun bukan berarti aku menyetujui sikapnya. Apalagi kalau sampai terjadi affair beneran dengan kakakku (amit-amit aja kalau hal itu sampai terjadi!).

Khusus tentang kakakku, bahkan aku sebagai adiknya pun juga sedikit banyak merasakan dan menyadari daya tarik kewanitaannya yang cukup kuat terpancar dari dirinya. Sejak kecil dulu, banyak kerabat, kenalan orang tua atau bahkan tak jarang orang yang berpapasan dengan kami menyampaikan pujiannya terhadap kakakku sebagai seorang gadis cilik yang cantik dan menawan kepada orangtuaku. Aku yang selalu tinggal bersamanya juga merasakan perkembangan dirinya yang berangsur tumbuh menjadi seorang gadis cantik. Saat ia berusia 16 tahun, kakakku telah menjelma menjadi gadis muda dengan wajah cantik dan tubuh yang begitu indah. Sejak itu apabila keluar bersamanya, kudapati banyak orang yang memalingkan wajah mereka ke arahnya terutama kaum laki-laki.

Paras mukanya memang secara alamiah sungguh cantik dan elegan terutama bagi mereka penggemar tipe oriental. Bahkan menurutku ia tak kalah cantiknya dengan artis-artis Korea Jepang atau Mandarin, ditambah... kakakku tak pernah melakukan operasi plastik baik di wajah ataupun tubuh. Sebagai gadis keturunan Tionghoa dari suku Hakka, tentu kulitnya putih bersih. Tubuhnya cukup proporsional, dengan tinggi 165 cm dan postur tubuh langsing. Sementara pinggulnya cukup padat berisi apalagi kalau memakai celana pendek. Dan, another major plus point darinya (mohon maaf ya Cie kalau adikmu ini bicara terus terang): payudaranya lumayan padat berisi namun kencang dan tak turun. Ukuran bra yang dipakainya 34C. Jadi kalau memakai baju atasan agak ketat (satu hal yang cukup sering dilakukannya) tentu hal itu cukup menggoda pandangan kaum lelaki.

Aku masih ingat saat itu, ketika kami masih tinggal di rumah lama kami. Saat itu ada pekerja honorer, seorang pemuda setempat yang membersihkan halaman rumah. Saat itu pas kebetulan kakakku keluar ke halaman samping untuk mengambil handuk yang dijemur disitu. Tempat tak jauh dari cowok itu berada. Begitu melihat kakakku, ia terdiam melongo dan terpana menatap kakakkku. Sementara pekerjaannya seketika terhenti. Usia cowok itu kelihatan lebih dewasa dibanding kakakku. Mungkin sekitar 18 tahunan. Sementara kakakku saat itu 16 tahun.

Memang saat itu pakaian yang dikenakan kakakku mungkin agak terlalu sexy. Ia memakai celana pendek dan kaus tanktop yang agak pendek dan ketat. Kaus pendeknya itu tak sanggup menutupi bagian pinggangnya memuat bagian pusarnya kelihatan. Bagian tengahnya agak naik keatas disebabkan karena ukuran payudaranya yang lumayan menonjol. Kulitnya yang putih mulus terlihat begitu nyata terutama pahanya. Sementara dadanya begitu menonjol dan menggiurkan dengan belahan atasnya sebagian terlihat. Mungkin the view is too much for him. Sebagai pemuda pinggiran yang baru pertama kalinya melihat gadis keturunan Tionghoa belia yang putih cantik sexy dengan pakaian minim di depan matanya. Tentu hal ini membangkitkan gejolak muda dan gairah laki-lakinya. Tatapan serta ekspresi wajahnya kepada kakakku saat itu sungguh priceless! Tatapan penuh gairah birahi laki-laki pada puncaknya!
Tandai dulu sebelum ke sebelah..biar g kesasar
 
Membuat yang baca jadi sange.. sama seperti perasaan Rico yang sok jadi detektif dengan pemikirannya padahal ujung-ujungnya mupeng sama Cicinya sendiri..
Keep up the spirit suhu @jagbar
Salam semprot :tegang:
Kalo gue jadi riko,gue ngambek sama kakak gue.masa dia lebih mentingin cowo nya daripada adeknya
 
## Catatan penulis: yang diantara kurung () adalah pemikiran dalam hati Rico. Diluar itu adalah apa yang dia lihat dan dengar.

(Setelah mempertimbangkan semua faktor, pada akhirnya kemarin kuputuskan untuk go with the flow saja dan membiarkan apa yang selama ini telah terjadi untuk tetap terjadi. Daripada sok jadi pahlawan berusaha membawa kakakku ke “jalan yang benar”, nantinya malah bikin gaduh keluarga dan salah-salah aku bakal dimusuhi keluarga besarku. Suka tidak suka, banyak orang lebih memilih hidup dalam kepalsuan yang manis dibanding menerima kebenaran yang pahit. Demikian juga dengan keluarga besarku termasuk Papa. Di mata mereka, kakakku adalah “angsa yang cantik”, sementara aku adalah “bebek yang jelek”. Mereka semua akan “memanggangku” kalau aku sampai berani mengungkapkan hal yang sedemikian negatif tentang kakakku. People will kill the messenger who brings the bad news. Meski sebenarnya ia hanya sekedar menjalankan tugasnya. Jadi bisa-bisa nanti aku, selain tak diakui keluarga juga, jadi orang luntang lantung karena kakakku tentu sangat marah kepadaku dan tak mau membiayai hidupku lagi.

Lagipula, HEH, apa itu “jalan yang benar”? Masing-masing orang punya pandangannya masing-masing. Bagi kakakku, mungkin jalan yang dilakukannya saat inilah “jalan yang benar”. Lalu, gimana cerita aku yang secara finansial tergantung penuh padanya, kini dengan lancang berani menunjuk kesalahannya dan menyuruhnya untuk kembali ke “jalan yang benar”?

Melaporkan ke Papa? Tanpa mengurangi rasa hormat kepadanya, bahkan hidupnya sehari-hari pun kini ditunjang oleh kakakku. Selain itu, dimatanya aku adalah anaknya yang biasa sementara kakakku adalah anak kesayangannya. Berani-berani lancang ngaduin keburukan anak kesayangan? Ujung-ujungnya nanti bakal aku juga yang disalahkannya.

Sebaliknya dengan bertindak pura-pura bodoh, seluruh kebutuhan hidup dan sekolahku terjamin. Uang sakuku terjamin. Sementara diam-diam aku dapat mengamati dan mengasah kemampuan terpendamku tanpa menimbulkan kecurigaan. Satu hal yang entah kenapa, membuatku begitu bersemangat. Seperti menemukan mainan baru. Atau seperti live show barusan, yang memberikan sensasi yang tak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Meski mungkin hanya orang yang cuckold saja yang mampu mengerti.

Jadi biarlah aku mengambil jalan yang secara moral mungkin salah namun secara pragmatis memberikan banyak keuntungan. Apalagi kriteria benar / salah di jaman sekarang sudah tak jelas. Banyak contoh, orang yang secara moral benar justru disalah-salahkan sementara yang salah malah dianggap pahlawan. Jadi persetan dengan moralitas!

Lagipula, dari yang kulihat sejak tadi kakakku pun juga tak terlalu keberatan-keberatan banget menjalani ini semua kalau tak mau dikatakan turut menikmatinya juga. Bahkan saat ini, sikapnya begitu manis dan mesra terhadap bapak itu).

“Mas Zul bikin seluruh badanku lemas semua,” kata kakakku sambil menatap dan merajuk manja kepada bapak itu.
“Kamu juga bikin mas jadi lemes, sayang. Terutama bagian tubuh yang satu itu. Hehehehe...”
“Iiihh.. Mas..”
“Hehehe, tapi kamu suka khan sayang? Enak khan dan puas? Hahahaha...” kata Pak Zul sambil merebahkan kepala kakakku yang nampak tersipu malu itu di dada kekarnya. Membuat payudara putihnya kini menempel di perut Pak Zul. Sambil memeluk tubuh Stefany, Pak Zul meraba-raba punggung putihnya.
“Kulitmu putih mulus, Stefany. Ini yang aku suka dari gadis-gadis Chinese seperti kamu. Apalagi kamu sungguh cantik sekali,” katanya sambil meraba wajah Stefany.
“Dan, buah dadamu ini sungguh padat berisi dan penuh. Beda dengan teman-teman kamu yang lain, hehehehe,” Pak Zul tertawa-tawa sambil menelentangkan kakakku supaya tangannya dapat meraba-raba payudara putih Stefany.
“Putingmu merah begitu menggairahkan dan nafsuin,” katanya saat jari-jarinya memainkan kedua puting kakakku.
“Tapi yang paling asyik adalah kewanitaanmu ini,” katanya sambil tangannya meraba bulu-bulu kemaluan dan vagina Stefany.
“Dari sejak pertama sampai sekarang masih tetap peret dan enak digoyang. Dan merah pula, hahahaha,” sambil tangannya menggesek-gesek vaginanya.
“Masih ingat khan kamu waktu itu ketika kamu melepas keperawananmu waktu kita pertama kali ML? Setahunan yang lalu itu ya.. Di Four Seasons. Sampe seprei ranjangnya ada bekas darah.”
“Iih Mas, malu ah,” jawab kakakku sambil tersipu.
“Hahaha, kenapa malu sayang? Justru itu adalah awal dari perjalananmu menjadi seorang wanita dewasa. Dan aku bangga menjadi pria pertama yang menikmati dan memetik kegadisan gadis cantik Chinese seperti kamu. Hehehehe..”
“Tuh Mas Zul mulai lagi deh.”
“Maafkan aku sayang. Karena memang hal-hal beginilah yang membuat ego laki-laki terangkat. Suka tak suka, perempuan diciptakan untuk memuaskan nafsu laki-laki. Apalagi perempuan yang beda ras, sensasinya juga jauh lebih luar biasa.”
“Apalagi, kamu ini bukan gadis sembarangan. Kamu tak hanya berwajah cantik, punya tubuh indah, dan kulit putih mulus saja. Tapi kamu punya kelas. Terbukti, tak semua orang bisa mendekati kamu khan. Beda dengan gadis-gadis lain yang bisa tidur dengan laki-laki manapun asal punya uang. Kamu bukan tipe gadis seperti itu. Tapi yang paling utama kamu ini gadis yang punya “marwah” tinggi.”
“Apa maksudnya marwah itu?” tanya kakakku.
“Hmm gimana jelasinnya ya... ini sesuatu yang tak bisa dilihat tapi bisa dirasakan. Seperti wibawa dalam diri seseorang gitulah. Orang yang punya wibawa tinggi akan membuat segan orang-orang disekitarnya. Ah.... kalau untuk perempuan istilah tepatnya adalah kemuliaan. Ya, kemuliaan. Nah, kamu ini punya kemuliaan yang tinggi. Hanya laki-laki yang punya wibawa lebih tinggi yang bisa bersanding dengan kamu. Saat perempuan menikah, maka kemuliaan yang ada pada dirinya akan diserap oleh suaminya. Sama juga saat berhubungan seksual. Itu kenapa secara metafisika laki-laki suka berhubungan seksual dengan perempuan terutama yang kemuliaannya tinggi. Karena itu akan meningkatkan wibawa dirinya.”

(Omongan bapak itu ada benarnya juga sih. Waktu kita masih tinggal di daerah, pernah ada satu kenalan Papa seorang paranormal yang tinggal di desa mampir ke toko kami. Saat melihat kakakku yang waktu itu berusia pra remaja (sekitar 14 tahunan) dan setelah kakakku pergi, orang itu tiba-tiba nyeletuk ke Papa dan bilang kalau kakakku punya kemuliaan yang tinggi. Bisa jadi nanti ia mendapat jodoh orang besar / berpangkat / super kaya atau malah ia sendiri yang jadi orang sukses. Meskipun, kata orang itu, di saat awal masa mudanya ia bakal mengalami kehidupan yang “luntang-lantung”, namun pada akhirnya nanti ia bakal mendapat posisi yang mulia itu).

“Ya, mungkin kemuliaan dalam diri kamu ini menurun dari kakek kamu karena yang pernah kamu cerita, kakek kamu dulu adalah orang yang kaya raya di daerah ya,” bapak itu melanjutkan omongannya sambil tangannya menjelajahi sekujur tubuh mulus kakakku.
(Hmm... apabila betul kakakku pernah bercerita tentang keluarga kami segala kepada bapak ini, artinya hubungan mereka telah berjalan cukup dalam. Dan sepertinya itu yang dilakukan kakakku, karena kalau tidak bagaimana bapak ini bisa tahu tentang kakekku dan keluargaku).
“Yang pasti, kini akulah laki-laki beruntung yang mampu menikmati dirimu dan menyerap kemuliaan dari cucunya yang cantik dan menggairahkan ini. Hehehehe,” katanya dengan nada penuh kebanggaan sambil mengusap-ngusap payudara kakakku.
“Dan keluargamu juga membesarkanmu dengan baik. Terbukti sekarang kamu punya tubuh yang bagus. Apalagi ditunjang dengan kegiatan olahraga rutin kamu sekarang ini.”
“Jadi, selama kamu nurut dengan keinginan Mas, aku jamin hidup kamu akan selalu sejahtera. Karena mendapatkan gadis seperti kamu ini juga tidak mudah,” tambahnya lagi.

(Jadi hubungan mereka ini adalah absolute male domination dimana bapak itu betul-betul memegang kendali. Hmm.. ini seperti bukan sifat kakakku yang sehari-harinya begitu dominan. Namun yah, mungkin inilah satu-satunya pilihan bagi orang yang tak punya pilihan).
“Mas Zul, aku ke kamar mandi dulu ya.”
(Bahkan untuk ke kamar mandi pun, ia mesti minta ijin dulu).

“OK, nanti aku menyusul sayang,” katanya lalu menepuk pantat bulat kakakku yang telah bangkit berdiri dalam keadaan bugil lalu berjalan menuju kamar mandi.
(Dalam kehidupan yang sehari-hari, apabila ada cowok iseng yang berani menepuk pantatnya, kakakku ini pasti akan marah besar).
Tak lama kemudian bapak itu juga menyusul masuk ke kamar mandi.

(Kamar mandi di dalam kamar kakakku itu juga mempunyai jendela yang menghadap ke taman. Sehingga aku juga bisa mengintipnya dari luar. Dengan menggunakan tangga, aku mulai mengintip dan menguping kegiatan mereka di dalam).

Kakakku sedang membilas tubuhnya dengan air shower dan menyabuni tubuhnya ketika bapak itu tiba-tiba menyeruak masuk. “Kamu cantik dan menggairahkan sekali, sayang.” Matanya tak berkedip menatap tubuh telanjang kakakku yang penuh dengan sabun. Bulu kemaluannya yang agak jarang dan rapi penuh dengan busa sabun. Demikian pula paha, pinggul, perutnya yang rata, dan dadanya yang padat menonjol. Di sela-sela busa sabun di dadanya nampak kedua putingnya “mengintip” keluar. Memang putingnya cukup menonjol ke depan dalam keadaan normal juga.
Batang kejantanan bapak itu terlihat telah menegang saat menatap tubuh kakakku.

Mulanya kakakku terlihat agak kikuk dan malu dipelototin seperti itu. Namun ia menuruti permintaan bapak itu dengan membersihkan seluruh busa sabun di tubuhnya sambil sesekali tubuhnya bergerak dan memutar sebagaimana diperlukan. Membuat mata bapak itu jadi lebih termanjakan dengan melihat lekuk liku tubuh sexy kakakku dengan berbagai pose yang berbeda. Apalagi ketika shower yang dipegangnya jatuh dan ia harus mengambilnya dengan membungkuk. Saat melakukan itu, liang vaginanya terlihat oleh bapak itu dari belakang diantara kedua pinggulnya yang bulat berisi.

Rupanya bapak itu tak bisa mengendalikan nafsunya lagi. Dengan serta merta ia maju mendatangi kakakku dan meraba-raba pantatnya. “Kamu ini nafsuin banget. Bikin aku pengen nyodok dari belakang, hehehe.” Jari-jarinya menjawil vulva kakakku dan menggesek-geseknya. Kemudian penisnya yang telah berdiri tegang ditempelkannya ke pinggulnya.

“Ayo nungging, sayang.”
Stefany hendak memprotes namun tak jadi. Lalu ia pun menungging dengan kedua tangannya memegang kran air panas dan dingin. Sementara shower digantungkan di atas sehingga membasahi mereka berdua.

Dan.. shleebb... shleebb...shleebb...
Bajingan tua itu memasukkan batangnya ke dalam vagina kakakku dari belakang, lalu dipompanya di dalam. Menggoyang pinggul bulat kakakku serta mengguncang-guncang seluruh tubuhnya termasuk kedua payudaranya dengan bergoyang kesana kemari.
“Aaahhh....ahhhhhh......aaahhhhh....”
Suara nyaring kakakku mendesah-desah menggema di seluruh bagian kamar mandi.
Cleepp... cleepp... chleepp...
Suara selangkangan bapak itu beradu dengan pinggul kakakku ditambah dengan kecipakan air yang beradu di antaranya saat ia memompa batang kejantanannya di dalam.
Kedua tangan bapak itu memegang masing-masing satu buah dada kakakku lalu meremas dan menggoyang-goyangnya.
“Enak sayang?”
“Eh-ehnak sekali Mas. Eh.. ehh...ehhh.”
“Pengin diterusin?”
“Iy...iya Mas. Eh... terusin...ehh...ehh...”
“Ahh...ahhhh....ahhhh...nikmat...ahh.. Mas...”
“Ooohh... ohhhh...oooohhh.... aku ga kuat lagi Mas....”
“Agghhhhhhhhhhhh............aaghhhhhhhhhhh.....oohhhhhhhhh....aahhhhhhhhhh....”

Sekujur tubuh kakakku menggelinjang-gelinjang dengan liar dan erotis. Kedua kakinya bergerak-gerak tak beraturan. Kedua tangannya yang tadinya memegang kran shower kini keduanya berada di udara menggapai-gapai tak karuan. Sementara tubuhnya dipegang oleh kedua tangan Pak Zul saat penisnya terus menghunjam-hunjam di dalam tubuh kakakku.

Sampai akhirnya gelinjangan kakakku berhenti. Pak Zul pun mengeluarkan penisnya. Napas kakakku masih agak terengah-engah saat ia membungkuk dan satu tangannya berada di dadanya. Meski singkat namun rupanya penetrasi Pak Zul dalam posisi doggy style mampu membuat kakakku orgasme lagi. “Waah, basah lagi niy kamu,” katanya saat memegang vagina kakakku. “Mandi lagi donk abis ini, hehehehe.”
“Gara-gara Mas Zul sih, iseng!” rajuk kakakku kepada bapak itu.
“Aaah, khan cuman dimasukin dikit aja, dan bentar juga.”
“Dimasukin dikit apanya... Kalo disodok-sodok gitu, ya gimana bisa nahan. Apalagi punya Mas gede gitu,” kata kakakku sambil tersipu.
“Hahahaha...” Bapak itu terlihat begitu bangga dan gembira mendengarnya.
“Tapi aku khan bertanggung jawab sayang, aku terusin sampe kamu “dapet”. Sementara kamu, masih kentang ini,” katanya sambil menunjuk batang kejantanannya yang masih berdiri kokoh.
“Musti bertanggung jawab ini kamu.”

“Jadi gimana maunya Mas.”
“Hmm... blow job donk. Tapi mandiin aku dulu ya.”
(Wah dasar bandot tua ga mau rugi).
“OK,” jawab kakakku.

Lalu ia mengambil sabun dan mulai menyabuni seluruh bagian tubuh Pak Zul, dari atas sampai bawah, dari depan sampai belakang. Seluruhnya, tak ada yang terlewat. Batang penisnya yang hitam itu adalah yang paling lama disabuni dan disentuh oleh tangannya yang putih halus. Mulai dari buah zakarnya, batangnya, dan leher serta kepala penisnya.. jari-jari Stefany dengan lincah bergerak-gerak cukup lama di bagian situ. Sementara tangan Pak Zul rupanya tak bisa diam. Direngkuhnya payudara gadis didepannya dan diremas-remasnya yang kemudian dilanjutkan menggerayangi seluruh bagian tubuhnya yang ikut disabuni juga. Tak lama, tubuh keduanya jadi penuh sabun. Sementara air shower di atas mereka dihentikan sementara.

Stefany berdiri membelakangi Pak Zul. Tubuhnya yang putih mulus ditempelkan di tubuh sawo matang bapak itu. Dan digoyang-goyangkannya tubuhnya beradu dengan tubuh Pak Zul. Kedua pahanya beradu dengan paha belakang Pak Zul. Bulu-bulu vaginanya menyentuh pantatnya. Kedua payudaranya yang menempel dan bergerak-gerak di punggung coklat sawo matang bapak itu. Sementara, tangan kanannya melalui bawah selangkangan Pak Zul meraih batang kejantanannya dan menggerak-gerakkannya bagai menggerakkan batang persneling mobil. Kemudian bibirnya meniup bagian belakang telinga Pak Zul dan melidahinya sebelum akhirnya bibirnya bertemu bibir Pak Zul. Mereka berciuman dengan penuh nafsu sementara sekujur tubuh mereka saling bergoyang dan bersentuhan. Dan air shower kembali dinyalakan.

Setelah itu posisi berganti dengan Pak Zul di belakang. Sambil keduanya berciuman bibir dan lidah, kedua tangan Pak Zul menggerayangi tubuh depan kakakku. Batang kejantanannya ditekan di pinggul bulat kakakku. Tubuh kakakku ikut bergoyang dan ditekannya ke belakang seiring gerakan tangan dan tubuh Pak Zul.

Kini busa sabun telah hilang dan tubuh keduanya kini jadi basah mengkilap. Bedanya, tubuh kakakku putih mengkilap sementara tubuh Pak Zul coklat mengkilap. Namun mereka dan terutama bandot itu masih keenakan jadi gerakan tubuh keduanya masih terus berlangsung.
“Jangan dimasukin lagi ya Mas,” tiba-tiba kakakku melepaskan diri dari ciuman Pak Zul dan berkata. (Mungkin ia merasakan batang penis Pak Zul kembali menekan-nekan bibir vaginanya).
“Hehehe... ok sayang.”
Kali ini bandot tua itu menurut perkataan kakakku.
“Tapi ingat hutang kamu masih belum lunas ya.”
“Iya.. sabar dulu deh.”

Setelah air shower kembali dimatikan, Stefany kembali berdiri membelakangi. Diciumi dan dilidahinya seluruh bagian leher bapak itu dari belakang, lalu beralih ke bagian belakang telinga. Ke sekujur punggung... pinggang... pantat... bagian belakang paha... bahkan sampai ke bagian bawah kaki. Stefany lalu pindah ke samping. Dilidahinya lagi telinga dan sebagian pipi. Sambil sesekali melirik menatap bapak itu, bibir dan lidahnya lalu beroperasi di ke leher, pundak, dan seluruh bagian tangan termasuk jari-jarinya satu-persatu dikulumnya. Lalu pindah ke tangan bapak itu yang satunya ... dengan aksi yang sama sambil sesekali melirik bapak itu.

Stefany mengecupi dan melidahi wajah bapak itu. Dari dahi, kelopak mata, pipi, telinga, pipi lagi, hidung, dagu, bibir, dan... lidah. Ya, keduanya kini saling berpagutan dengan bibir bertemu bibir dan kedua lidah saling berkecipakan beradu. Beberapa kali tangan bapak itu merengkuh dan meremas-remas sepasang payudara putih di depannya. Namun setiap kali tangan jahil itu menyentuh payudaranya, tangan Stefany selalu menepuknya. Kali ini bapak itu selalu menurutinya dengan menghentikan aksinya. Sebelum ia melakukan usaha baru lagi yang kemudian ditepuk lagi.

Catbath itu beralih ke leher dan dada bapak itu. Bahkan puting bapak itu diemut-emutnya dan dijilat-jilatinya. Sebelum kemudian bergerak turun ke bagian perut. Beberapa kali Stefany menggunakan tubuhnya terutama dadanya untuk ditempelkan ke tubuh bapak itu. Malah beberapa kali kedua putingnya yang menonjol ikut menggelitik bagian dada dan perut bandot tua itu.

Permainan kemudian melompat melewati bagian selangkangan dan berlanjut ke kedua betis dan lutut bapak itu. Yang lalu bergerak naik ke atas ke bagian bawah paha lalu pangkal paha... kedua kakinya yang agak terbuka membuat wajah Stefany mampu meraih bahkan bagian paling atas dan tersembunyi dari pangkal pahanya untuk di kecupi dan dijilati.

Stefany kini mengecupi dan mengemut-emut buah zakar bapak itu. Lidahnya menyapu seluruh bagiannya. Sambil sesekali menengadah ke atas menatap wajah Pak Zul, bibir dan lidah Stefany kini beroperasi di penis hitam besar berurat itu. Dimulai dengan lidahnya menjilat bagian depan penis mulai dari bawah dekat buah zakar sampai ke ujung paling atas. Lidahnya kemudian menari-nari di batang tubuh penis hitam itu. Menyapu seluruh bagiannya termasuk juga urat-urat yang menonjol itu. Bagaikan kuas tipis yang melukis di atas kanvas. Lidah itu perlahan namun pasti merayap naik ke bagian leher. Seluruh bagian leher itu jadi basah dibuatnya akibat sapuan ujung lidah itu. Sampai akhirnya lidah itu mencapai kepala penis yang besar yang beberapa saat lalu masih berada di dalam vaginanya. Ldahnya menjilati seluruh bagiannya. Selain digunakannya juga bibirnya untuk mengulum kepala yang membesar itu. Dengan terkadang diselingi dengan emutan lembut di batang tubuhnya.

Sambil berlutut di depannya, Stefany kembali menatap Pak Zul. Kemudian dikulumnya batang kejantanan bapak itu, baik kepala maupun batangnya. Ia menggerak-gerakkan mulutnya naik turun mengemuti penis itu. Di dalam mulutnya, terlihat lidahnya juga ikut bermain dengan menari-nari secara acak. Seolah dengan penuh penghayatan, Stefany terus mengoral penis Pak Zul dengan seluruh kepalanya ikut naik turun. Sesekali terlihat pipinya yang menyembul akibat penis di dalam mulutnya itu. Payudaranya kini ditempelkan ke kaki bapak itu.

(Sungguh tak kusangka, ternyata kakakku ini sudah begitu mahir dalam hal beginian. Yang pasti bandot tua bangsat inilah orang yang paling bertanggung jawab yang telah merusak kakakku! Pertama dengan memerawaninya. Kemudian disuruh melakukan hal-hal macam-macam melebihi sekedar hubungan seksual di ranjang. Akibatnya, urat malu kakakku jadi “putus” terbukti dengan tak canggungnya ia kini melakukan hal-hal itu).

Bandot tua bangsat itu terlihat begitu keenakan penisnya diemut-emut di dalam mulut hangat Stefany. Nafasnya mulai terengah-engah dan melenguh-lenguh. Matanya memandang lekat-lekat gadis dibawahnya yang juga sedang menatapnya sambil mulutnya terus bergerak naik turun. Kedua tangannya kini memegang rambut dan kepala Stefany menyuruhnya untuk terus menyepong batang kejantanannya. Stefany pun mematuhinya bahkan makin mempercepat gerakan mulutnya.

Sampai akhirnya tiba-tiba bandot bangsat itu menghentikan gerakan Stefany lalu mengeluarkan penis hitamnya dari mulut gadis itu. Dikocok-kocoknya sebentar sampai tak lama kemudian...
Crrroottttssss.....Encrooottssss.....Khecrottssss......Makcroottssssss.......
Air maninya berhamburan menyemprot kemana-mana di wajah cantik oriental Stefany. Membuat wajahnya jadi belepotan dengan sperma menempel di mana-mana. Mulai dari pipi, bibir, hidung, dahi, kelopak mata, dagu, bahkan juga ada yang mendarat di rambutnya. Apalagi air mani yang dikeluarkan bangsat tua ini rupanya cukup banyak.
(OMG, Cie Stefany! Kini kau jadi sama seperti cewek-cewek yang ada di JAV!! Mungkin malah lebih parah karena at least di JAV cowok-cowoknya seumur).

Wajah bangsat itu terlihat sangat puas setelah membuat wajah cantik Cie Stefany jadi amburadul. Bahkan ia tertawa terkekeh-kekeh menyaksikan itu semua. Lalu ia menyuruhnya untuk kembali mengulum penisnya. Cie Stefany pun dengan patuh melakukannya tanpa mempedulikan lepotan-lepotan sperma di berbagai tempat di wajahnya. Batang penis bangsat itu kini kembali berada dalam mulutnya, mengocoknya seolah ingin menguras seluruh isi cairan di dalamnya. Lidahnya menyapu sisa-sisa sperma yang masih ada di kepala penis itu membuat penis bangsat itu akhirnya bersih licin mengkilap. Sementara lelehan sperma di wajah Cie Stefany mulai ada beberapa yang mengalir ke bawah. Bahkan yang semula di dagu dan pipinya kini telah menetes ke bawah mendarat ke payudaranya. Sementara yang mendarat di rambutnya terlihat begitu kuat melekat.
“Hehehehe... wajahmu belepotan kini. Abis ini mandi dan keramas lagi donk,” bandot bangsat itu kembali mengeluarkan komentar yang tak lucu.

Zul bandot kambing bangsat itu lalu membilas tubuhnya dengan air sebelum kemudian mengeringkan tubuhnya dengan handuk dan kembali ke kamar tidur. Sementara kakakku membersihkan mukanya di wastafel. Diusap-usapnya wajahnya dengan air sabun dengan cukup kuat beberapa kali. Seakan ingin memastikan tak ada sisa-sisa sperma yang masih menempel di wajahnya. Kemudian ia kembali mandi dan kali ini ditambah dengan keramas.

(Saat itu aku tak terlalu selera melihat apa yang terjadi di dalam kamar mandi, ketika kakakku sedang membersihkan dirinya. Terus terang, kini aku merasa iba kepadanya).
Sementara bandot bangsat itu enak-enakan leyeh-leyeh tiduran di tempat tidur.
Anjiiirrr... Treatment nya Steffany pasti enak bgt tuuh...
Bikin Ngaceng nih suhuuu.... hahahaaa....
:genit:
 
Bimabet
“Phew...Gila! Semua yang kita lakukan ini bener-bener gila! Kita telah sama-sama gila, Rico!” Cie Stefany yang berada dalam pelukanku berkata. Dan ya, mau tak mau aku setuju dengan ucapannya. Memang kita telah melakukan hal yang tak lazim dilakukan antara kakak cewek dan adik cowok. Termasuk juga posisi kami saat ini... Kakakku berada dalam pelukanku dengan kami berdua sama-sama telanjang bulat.

Sebelum ini telah terjadi “pertempuran hebat” yang tak kuingat lagi berapa ronde, membuat semua hal-hal lain terlupakan. Kini baru kusadari waktu telah menunjukkan pukul 8.30 malam. Padahal ketika kami berbicara sebelumnya, jam masih menunjukkan pukul 3 lewat. Dan kalau dirunut beberapa jam ke belakang lagi, saat itu hari masih pagi sehabis aku menemaninya lari pagi. Saat dimana kami terutama kakakku masih innocent sebelum semua ini terjadi.

Seusai jeda “babak pertama”, permainan kembali berlanjut. Meski tanpa ML sesuai janjiku, namun permainan berjalan semakin tereskalasi, dalam, dan intens. Kami tak hanya bermain dengan merangsang titik-titik sensitif pada tubuh secara fisik saja. Namun juga menyentuh titik-titik sensitif psikis pada diri kami masing-masing. Pada akhirnya toh semua ini adalah permainan pikiran dengan fisik tubuh sebagai mediumnya.

Meski tubuhku secara fisik agak kelelahan, namun aku belum mau menghentikan semua ini. Cie Stefany pun sepertinya juga demikian. Tubuh mulusnya masih menempel pada tubuhku. Payudaranya menempel ketat di dadaku. Sambil memeluk tubuhnya, kubelai-belai rambutnya.
Yes, this is really crazy. Well, apapun yang terjadi, aku ga akan melupakan kejadian hari ini Cie. Satu hal yang akan menjadi kenangan indahku selamanya.”
“Ya, aku juga sama. Aku tak akan pernah melupakan seluruh kejadian hari ini,” Cie Stefany berkata tanpa mengubah posisi tubuhnya dan membiarkan rambutnya terus kubelai.

Bagaimana dapat terlupakan? Barusan kami melakukan costum play dengan ia memakai kimono, baju cheong sam yang biasa dipakai saat hari Imlek, baju kebaya modern, dan beberapa kostum lainnya sesuai imajinasiku sebelum akhirnya “kukuliti” dan kami saling memuaskan. Juga kami melakukan berbagai macam role-play yang menggairahkan pikiran, perasaan, dan psikis, yang akhirnya mampu melewati keterbatasan fisik kami.

Dimulai dari kakakku yang berperan dominan, yang mana mencerminkan kehidupan sehari-harinya. Tapi kemudian peran bertukar saat ia berubah submisif dan aku jadi dominan. Kemudian ia menjadi seorang puteri raja yang mulia sementara aku adalah prajurit rendahan yang harus “memuliakan” dirinya dengan menjilati vaginanya sampai klimaks. Lalu aku menjadi residivis pelarian yang berhasil menculik sang puteri dan menjadikannya budak seks secara bulan-bulanan sebagai aksi balas dendam.

Balik ke jaman now, kedua tanganku diborgol (karena ia masih menyimpan sejumlah barang-barang yang digunakan saat masih bertugas dan borgol adalah salah satunya) karena aku adalah penjahat yang tertangkap. Lalu dalam keadaan terborgol ia “mengerjaiku” habis-habisan. Namun kemudian kondisi berbalik. Karena kelengahannya aku berhasil membebaskan diriku dan balik memborgol dirinya dengan dua borgol dengan posisi kedua tangan terbuka. Lalu kugunakan tali untuk mengikat kedua kakinya yang terbentang lebar di masing-masing sisi sofa. Kini giliranku “menghajarnya” habis-habisan, baik secara seksual maupun psikis. Dalam keadaan tubuh telentang terbuka, kedua kaki terbentang lebar, dan tak mampu berbuat apa-apa, ia hanya bisa pasrah menerima apapun perbuatanku kepadanya.

Saat itu Imron, tukang baso yang biasa keliling dengan gaya teriakan dan bunyi kentongannya yang khas sedang lewat. Dengan membiarkan Cie Stefany dalam posisi terborgol dan terikat di sofa ruang tengah, aku memesan dua mangkuk baso untuk kami dan kusuruh ia mengantarnya masuk ke dalam rumah sampai ruang tamu. Antara ruang tamu dan ruang tengah tempat kakakku sedang telentang terikat terdapat dinding pemisah sehingga ia tak dapat melihat kakakku. Namun seandainya mau ia bisa dengan bebas dan gampang berjalan masuk atau sekedar berjalan beberapa langkah dan melongok ke dalam karena dinding itu hanya menutup setengah lebar ruangan. Selepas itu tak ada pintu atau penghalang apapun. Sehabis Imron meletakkan dua mangkuk baso di atas meja sofa, aku sengaja mengajaknya bicara ngalor-ngidul agak lama untuk membuat adrenalin dalam diri kakakku meningkat. Apalagi sesaat sebelum aku memanggil Imron, kuingatkan kembali tentang pikiran nyeleneh cuckold-ku yang suka membayangkan dirinya dinikmati cowok rendahan yang kelasnya jauh di bawah dirinya. Sementara ia protes keras dan meronta-ronta namun tak berdaya melepaskan diri, dengan santai kutinggalkan dirinya menuju pintu depan dan kupanggil Imron si tukang baso.

Kini dengan Imron berada di dalam rumah, kakakku jadi diam tak mampu memprotes apapun. Karena tentu ia tak ingin membangkitkan kecurigaan Imron. Bahkan saat aku dan Imron berbincang-bincang dan beberapa kali sengaja aku berteriak ke dalam mengajak bicara kakakku, ia juga ikut menimpali se-natural mungkin seperti dirinya dalam keadaan normal. Begitu pula saat Imron ikut menimpali ucapannya. Memang sebelumnya ia pernah bertemu baik aku dan Cie Stefany karena beberapa kali kami membeli basonya meski tak terlalu sering. Jadi adalah hal cukup lumrah jika kita bertiga sekedar bicara basa-basi sejenak mengenai hal-hal ringan seputaran baso dan dagangannya. Saat itu tentu ia sama sekali tak menduga kalau Cie Stefany yang ikutan nimbrung ngobrol dari dalam itu dalam keadaan telanjang bulat dengan posisi telentang dan tak mampu berbuat apa-apa untuk menutupi dirinya seandainya ia menyeruak masuk ke dalam.

Setelah membiarkan adrenalin dalam diri kakakku bergejolak selama hampir 10 menit, akhirnya Imron keluar meninggalkan rumah kami dan meneruskan dagangannya. Seperti yang kuperkirakan, saat kembali hanya kami berdua di dalam rumah, seluruh emosi campur aduk antara marah, kesal, takut, tegang dalam diri Cie Stefany meledak keluar dengan dahsyatnya. Namun justru semua itu membuat permainan jadi semakin menarik dan menegangkan. Apalagi saat ini ia masih dalam keadaan terborgol dan terikat tak mampu berbuat apa-apa. Sehingga seluruh gejolak emosi dalam dirinya akhirnya tersalurkan ke gairah seksual yang menggebu-gebu dan liar....

Sampai akhirnya keadaan kembali berbalik. Karena “kecerobohanku”, ia berhasil membebaskan dirinya dan balik menguasai diriku. Kali ini giliran dirinya mengerjaiku habis-habisan untuk membalas segala perbuatanku terhadapnya sebelumnya. Sebelum akhirnya permainan diakhiri dengan irama lambat dimana kami saling menikmati dan memuaskan tubuh lawan satu sama lain.

Pada akhirnya kami berpelukan di sofa sambil tiduran. Berbincang sejenak menyinggung tentang kegilaan kami hari ini, satu hal yang tak akan kami berdua lupakan. Sementara aku membelai-belai rambutnya. Tak lama setelah itu, kami berpisah dan Cie Stefany masuk ke dalam kamar mandi.

Saat ia sedang membilas tubuhnya dengan pancuran air dari shower, tiba-tiba lampu seluruh rumah padam. Termasuk kamar mandi. Belum hilang rasa kaget Cie Stefany tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka dari luar. Awalnya ia mengira tentu akulah yang masuk ke dalam, karena siapa lagi. Namun rupanya yang masuk adalah seorang penyusup tak dikenal. Wajah orang itu tertutup kain hitam sambil membawa lampu sorot terang. Membuat sekujur tubuh telanjang Cie Stefany yang sedang basah oleh air terekspos secara jelas dan frontal di depan mata orang itu. Melihat tubuh mulus telanjang bulat gadis cantik oriental di depan matanya, laki-laki itu menjadi bangkit nafsu birahinya. Tanpa berkata apa-apa langsung ia menyergap Cie Stefany. Sementara lampu yang tadi dipegangnya kini menjadi padam. Teriakan-teriakan ketakutan Cie Stefany terdengar sampai ke luar kamar mandi. Ia berusaha melawan namun agaknya kalah tenaga dari orang itu. Dalam keadaan yang serba gelap seperti itu, sungguh sulit melihat apa yang terjadi. Namun apalagi yang dilakukan oleh penyusup tak dikenal itu? Tentu ia tak ingin melewatkan kesempatan emas di depan matanya dan langsung memperkosa kakakku yang cantik dan sexy itu...

---&&&&&&---

“Oh!! So the game went wrong? It went terribly wrong? Lalu siapa penyusup itu? Apakah Imron si tukang baso tadi?”
Aku memberi isyarat kepadanya untuk tak melanjutkan ucapannya. Karena aku akan terus melanjutkan ceritaku.

---&&&&&&---

“Cie, kalo boleh nanya dengan jujur dan lu bersedia menjawab dengan sejujur-jujurnya... Apakah ada rasa penyesalan dalam diri lu setelah semua yang terjadi hari ini?”
Cie Stefany dengan mantap menggelengkan kepalanya dan berkata,”Tidak Rico. Sama sekali aku tak menyesal. Meski ada hal tertentu yang terjadi melewati batas, tapi toh hal itu telah terjadi. Yang penting kita tak mengulangi hal itu lagi. Jadi saat ini kalo ditanya, nggak! Aku sama sekali ga menyesal!” katanya tegas. “Apalagi semua itu terjadi juga atas kemauanku. Pada saat itu aku dengan sadar memang menginginkan hal itu terjadi.”

Aku ingin mengatakan sesuatu namun Cie Stefany keburu melanjutkan kata-katanya. “Role play yang kita mainkan tadi betul-betul dalam dan intens banget. Saat lu panggil Imron masuk ke dalam rumah.... Saat sedang berlangsung, aku ga bisa bilang kalo aku suka dengan skenario lu itu. Ibaratnya lu gadaikan aku, cie-cie lu sendiri ini di meja judi tanpa pake baju apa-apa. Tapi, setelah itu semuanya memang jadi seperti “bumbu yang begitu nendang” apalagi dengan rasa lega karena situasi kembali aman. But I don’t think I want to do that again! Thing can go wrong easily dan taruhannya sangat besar sekali.”

“Waktu lu masuk ke kamar mandi nyamar jadi penyusup yang seolah sebelumnya telah melumpuhkan “Rico” adikku itu, hihihi..., segala sesuatunya jadi semakin intens. Apalagi waktu lu “memperkosa”-ku dalam kegelapan. Bagaikan “dikerjain” oleh penyusup tak dikenal beneran. Lu bener-bener gila, Rico! Baik ide-ide juga aksi-aksi lu. Ini menjadi klimaks dari semua role-play yang kita lakukan. Dan lu sendiri, jangan-jangan lu juga bersikap seolah seperti penyusup beneran bukan sebagai “Rico” barusan?” tanya Cie Stefany.

“Hehehe. Iya betul Cie. Aku tadi bertindak dengan mindset seorang penyusup yang kejatuhan durian runtuh mendapati cewek cantik oriental telanjang bulat yang sedang mandi, hihihi. Karena birahi yang memuncak akhirnya ya habislah cewek itu. Hihihihi.”

“Dasar lu....” tukas Cie Stefany. “Namun sekarang aku bisa mengerti pikiran “cuckold” lu. And you know what... actually you are a great lover, Rico. Lu bisa bertindak romantis tapi juga bisa berbuat liar. Lu bisa mengembangkan imajinasi liar lu itu dalam role-play yang diatur dengan pasangan lu nanti. Tanpa perlu melibatkan orang ketiga karena lu sendiri adalah orang ketiga itu. Dengan gitu lu justru men-transformasi kelemahan lu menjadi kelebihan. Hmm... Mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama dengan pasanganku nanti. Hihihi..”

“Wah, terima kasih atas pujian lu, Cie. Hahaha. Jadi aku adalah the great lover ya. Tapi sebenarnya lu juga Cie. Apalagi ditunjang dengan wajah cakep dan tubuh sexy, lu benar-benar idaman setiap laki-laki deh. Dan ya, aku bisa membayangkan, nantinya pasti lu juga akan melakukan hal-hal gila dengan pasangan lu nanti. Bahkan pasti penuh “api” gairah. Kalo ga gitu, kayaknya bukan Cie Stefany dah. Hahahaha.”

”Aku agak curious dengan cewek lu di Aussie itu. Dia orangnya seperti gimana? Cewek yang sampai dijadikan pacar oleh adikku Rico ini pasti luar biasa. Atau mungkin hanya pelampiasan nafsu fisik belaka?”

“Hmmm... Terus terang, Valerie itu sifat-sifatnya rada-rada mirip seperti lu. Kesanku waktu baru kenal dia, dia seperti lu versi bulenya gitu. Hahaha. Lalu usianya juga seumuran dengan lu. Mungkin karena itu aku tertarik dengannya. Apalagi saat itu pas lagi jauh dengan lu.”

“Hmmm, jadi ini cerita sebenarnya lu jatuh cinta dengan cie-cie lu sendiri?”
Pertanyaan Cie Stefany ini membuat wajahku jadi agak merah. Kurasakan wajahku kini serasa agak panas.
“Hahaha, ga tau juga deh Cie. Yang pasti aku suka dengan kepribadian cewek yang pintar, mandiri, punya kemauan kuat, agak mendominasi tapi hatinya sebenarnya baik. Semua itu ada pada diri lu dan Valerie.”
“Dan satu lagi, kalo di ranjang dan di sofa bisa gila banget. Hehehehe,” tambahku.
“Dasar lu. Ga ketinggalan juga yang satu itu,” tukas Cie Stefany.

“Ya, sapa tahu kalo jodoh, nanti lu bisa ketemu dan jadian sama dia lagi. Atau lu ketemu orang yang lebih sesuai lagi,” ujarnya.
“Ya, sama juga dengan lu, Cie. Sepertinya abis ini lu bakal seleksi dengan standar tinggi cowok yang akan lu jadikan pasangan lu.”
Only time will tell, Rico. For both our cases,” kata Cie Stefany dengan tersenyum. Senyum indah yang sungguh enak dipandang apalagi dengan kita sebagai penerimanya.

“Tentang apa yang kita lakukan hari ini, setelah semua ini berakhir marilah kita simpan hanya untuk kita berdua saja. Ok?” kata Cie Stefany sambil menatapku. Aku mengangguk mengiyakan.
“Tak untuk dikatakan bahkan kepada pasangan tetap kita kelak?” kata Cie Stefany kepadaku.
“Tak untuk dikatakan bahkan kepada pasangan tetap kita kelak,” kataku kepada Cie Stefany.

“Tapi... kita belum akan mengakhiri semua ini sekarang khan, Cie?” tanyaku.
“Apa lagi yang lu inginkan sekarang, Rico?” tanya Cie Stefany sambil tersenyum. “Setelah semua yang kita lakukan hari ini, masih belum cukup juga buat lu?”
“Heheheee... ada satu lagi Cie. Kali ini ga sampe sejauh berhubungan (hampir) seksual seperti tadi-tadi. Aku... hihihihi.... aku pengin mandi bareng sama lu,” kataku.
“Kayak anak kecil aja lu Rico,” tukas Cie Stefany.
Aku hanya bisa tersenyum mesam mesem saja.

“Kita mandi di kamar mandi dalam kamar lu aja ya. Soalnya lebih bagus dan ada bathtub-nya. Hihihi...,” kataku sambil berdiri dan berjalan.
“Jadi ga cuman sekedar mandi ya. Memang lu ini banyak maunya,” tukas Cie Stefany sambil ia berjalan mengikutiku ke dalam kamarnya.

---&&&&&&---

Air shower memancur deras membasahi tubuh kami berdua. Sementara kran air terbuka dengan air hangat yang mengisi seluruh bathtub. Kedua tanganku penuh dengan sabun cair yang kugunakan untuk menyabuni sekujur tubuh kakakku. Tangan, bahu, punggung, perut, betis, paha, pinggung, dadanya.... bahkan juga bagian pribadinya yang kujamah dari belakang diantara kedua pahanya. Sementara tangan kiriku meraba-raba vaginanya, tangan kananku merengkuh sepasang payudaranya. Keduanya mendapat giliran kuraba-raba membuat keduanya kini penuh busa sabun. Sambil terus kuraba-raba, dengan posisi tubuh membelakangi dirinya kucium bibirnya dengan lembut. Sambil memejamkan mata Cie Stefany membiarkan bibirnya dicium.

Selama beberapa menit kami saling berciuman di bawah curahan air shower yang membasahi dan membilas tubuh kami berdua. Kutatap payudara indah Cie Stefany. Dan.... kukulum puting kemerahan yang menonjol ke depan itu. Kukenyot payudara kanannya sementara tanganku merangsang payudara kirinya. Oohhh. Cie Stefany mendesah perlahan menikmati rangsangan pada payudaranya.

Aku bersimpuh di depan kakakku. Sambil meraba dan meremas pantatnya, mulutku merangsang vaginanya. Lidahku menjulur-julur menjilati titik-titik sensitif pada bagian pribadinya itu. Membuat ia dalam posisi berdiri mengerang-erang sampai akhirnya mencapai klimaks.

Setelah itu giliranku yang dipuaskan olehnya. Dengan berlutut di depanku, penisku dikulumnya. Kepalanya bergerak maju mundur dengan irama teratur. Di dalam mulutnya lidahnya melelet-lelet kesana kemari menyapu titik-titik sensitif pada leher dan kepala penisku. Sampai akhirnya,
Crottss... crotts...crots....
Sisa-sisa sperma dari yang sebelumnya telah terkuras seharian menyemprot keluar mendarat di hidung dan pipinya.

Setelah sama-sama puas, kami berdua membersihkan diri sebelum lalu berendam di bathtub besar.

---&&&&&&---

“Gila, badanku bener-bener lemes banget ini. Rasanya seluruh energi dalam diriku sudah habis semua,” kataku sesaat setelah merendam tubuhku yang telanjang bulat menikmati hangatnya air bercampur bubuk spa beraroma lavender di dalam bathtub.
“Iyalah. Kita ini sudah 14 jam lebih lho. Mulai pagi tadi sampai sekarang sudah lewat jam 12 malam. Aku sendiri juga lemes, nah apalagi lu,” balas Cie Stefany yang juga berendam dengan tubuh telanjang bulat didepanku.

“Tapi memang lu ini pada dasarnya punya nafsu seks yang menggebu. Padahal tampilan luarnya keliatannya kalem tenang tak membahayakan. Tapi begitu dekat dan masuk perangkap lu, sudah ga ada ampun deh.
“Ditambah lagi pada dasarnya lu punya kharisma tinggi yang sehari-harinya ga ditunjukin. Aku yakin cewek lu dulu juga ga nyangka. Dibalik penampilan pasif, alim dan kalem lu sehari-hari, begitu kena lu bisa menjadi begitu liar, buas dan dominan. Orang yang sebelumnya merasa diatas angin jadi nurut total sama lu.”
“Hehehehe.... dia juga ngomong persis seperti yang lu omongin ini, Cie.”
“Tuh kan. Salahnya aku kadung janji sama lu karena ga nyangka lu bakal bisa segila ini. Jadi akhirnya nurutin semua perbuatan gila lu hari ini dah.”

“Halah Cie.. lu ngomong kayak gitu padahal sebenarnya dalam diri lu juga ada kobaran api hasrat seksual yang menggebu. Aku tahu selama ini lu juga sering masturbasi khan?”
Setelah apa yang telah terjadi, topik ini tentu tak tabu lagi untuk dibahas saat ini.

“Nah! Karena lu sekarang menyinggung hal ini, aku tahu saat itu lu ngeliatin aku masturbasi dari luar jendela khan.” (Maksud Cie Stefany ini tentu saat dimana aku berbohong mengatakan menginap di rumah teman. Padahal maksudku untuk memergoki dirinya bercinta dengan “Pak Zul” sesuai gambar prasangkaku waktu itu. Alih-alih memergoki kakakku berduaan dengan “Pak Zul”, saat itu dari luar jendela kamarnya aku melihat ia sedang masturbasi hebat sambil meracau kata-kata liar).
“Oh! Saat lu mencecarku habis-habisan waktu aku baru pulang?”
“Iya. Tapi ga bener juga kalo lu bilang baru pulang. Lu menunjukkan kesan seolah baru datang. Tapi sebetulnya lu sudah lama datang trus ngintip dari luar jendela. Ya khan?”
“Hehehe.. Sebetulnya aku juga tahu kalau lu tahu aku ngeliatin dari luar dan hal itu sengaja lu biarin. Mungkin untuk menambah excitement dalam diri lu. Ya khan?”
“Hihihi... Dan aku tahu saat itu lu masturbasi sambil ngeliatin cie-cie lu sedang masturbasi. Ya khan?”
“Dan dengan perkataan lu barusan, kini aku tahu ternyata lu telah mengetahui semuanya sejak waktu itu,” kataku sambil tersenyum.

“Tapi lu tahunya gimana aku masturbasi waktu itu? Lu ngecek pakaian bekasku di ember ya waktu itu?”
“Iya. Selain itu juga aku ngeliat keadaan di luar jendela kamar. Sepertinya barusan ada cowok tengil yang menumpahkan cairan tertentu disitu. Dan cowok tengil itu adalah Rico adik cowokku sendiri karena matching dengan keadaan celana dalam bekasnya.”

“Hmmm... sepertinya di dunia ini hanya ada lu seorang, kakak cewek yang mau-maunya ngecek celana dalam bekas adik cowoknya. Hihihi,” godaku.
“Habis lu yang iseng duluan. Ngintipin kakak cewek sendiri.”
“Trus lu gimana bisa yakinnya. Khan lu ga ngerti hal-hal tentang sperma cowok.”
“Ya elah, aku khan pernah ada pelajaran biologi juga. Hihi. Lagian informasi juga gampang dicari di internet. Meski ga pernah liat langsung, aku juga bisa kira-kira nebak. Apalagi cocok dengan karakter pikiran jorok lu itu.”

“Memang sepertinya lu sangat berbakat dalam urusan ginian, Cie. Aku yakin nanti pasangan lu bakal bahagia sama lu. Wkwkwkwk.”
“Dasarr lu.”

“Namun sesudah itu lu bersikap jauh lebih hati-hati dengan selalu menutup tirai kamar dan juga sikap lu sehari-harinya berubah, as part of acts of decency. Namun sesuatu yang terpendam di dalam apalagi selama bertahun-tahun pada akhirnya akan berusaha mencari jalan keluarnya sendiri. Jadi apa yang barusan kita lakukan seharian ini sebenarnya adalah sesuatu yang inevitable. Hanya tinggal masalah waktunya saja.”

Kakakku tersenyum pertanda mengiyakan semua yang kukatakan.
“Ya. Ibarat rumah yang seluruh isinya tersiram dengan bensin, hanya perlu satu percikan api saja untuk membakar semuanya.”
“Dan percikan api itu terjadi pagi tadi,” timpalku. “Sampai sekarang sesudah 14 jam api masih belum juga padam,” kataku sambil nyengir.

“Rico, omong-omong aku bakalan hamil ga ya?” tanya Cie Stefany dengan nada kuatir.
“Tentu nggak lah Cie. Khan aku selalu hati-hati selama semua ini berlangsung. Seliar apapun permainan kita, aku selalu jaga jangan sampai ada peluang sperma untuk masuk.”

“Maksudku bukan yang berikut-berikutnya. Tapi yang pertama kali. Bukankah saat itu, ehm, penis lu telah masuk dalam diriku. Aku bisa menerima sepenuhnya bahwa aku bukan perawan lagi. Karena saat itu berlangsung aku sendiri memang menginginkan itu dan dalam hati aku telah rela melepaskannya. Tapi aku ga mau sampai hamil.”

“Hmm, nggak Cie. Lu ga bakalan hamil. Dan omong2, lu masih perawan kok. Bahkan sampai detik ini!”

“Ibaratnya lu punya satu benda dan lu berniat memberikan benda itu ke orang lain, dalam hal ini aku. Kalo aku ga mengambilnya, benda itu ada di tangan siapa? Masih di tangan lu khan. Nah itulah yang terjadi dalam hal ini.”

“Lu becanda, Rico. Bukankah tadi kita sudah...”
“Kejadian tadi berlangsung begitu intens dan saat itu lu begitu tegang sendiri dan begitu self conscious mungkin karena baru pertama kali melakukan. Jadi lu ga seperti diri lu biasanya. Lu tadi nggak ngeh sepenuhnya dengan apa yang terjadi pada diri lu.”

“Tadi aku menjepit dan mengocok-ngocok penisku diantara jepitan erat kedua paha lu persis di depan vagina lu. Namun tangankulah yang terus merangsang vagina lu, sambil sekaligus menjadi pelindung seandainya tiba-tiba lu mengendorkan jepitan paha lu dan penisku tiba-tiba menyeruduk ke depan...” kataku dengan bulu kudukku tiba-tiba berdiri membayangkan kemungkinan penisku dengan tak diduga-duga terdorong masuk menembus liang vagina kakakku.

“Jadi kalau ada “sesuatu” yang lu rasa masuk ke dalam diri lu, itu hanya jariku saja yang mungkin masuk sedikit. Namun tak sampai merusak hymen lu.”

“Itu sebabnya kenapa ga ada bekas darah sama sekali di seprei. Bukankah lu barusan juga memperhatikan itu?”
“Ya, aku memang dalam hati bertanya-tanya tentang itu,” ujar Cie Stefany. “So, it never happened?
It never happened,” jawabku kalem namun tegas sambil memandang kedua matanya.

Tiba-tiba wajah Cie Stefany jadi merah padam.
“Lu benar-benar bajingan, Rico!” sergahnya dengan pandangan marah. “Dan lu sekarang tahu semua yang ada pada diriku. Lu adalah orang yang paling bajingan dari semua orang yang kukenal di seluruh dunia ini!”

Hati dan pikiran wanita memang kadang sulit dipahami oleh laki-laki. Karena memang cara berpikir mereka berbeda dengan kita. Begitu pula dengan Cie Stefany saat ini. Menurut logika cowok, seharusnya ia merasa lega dan gembira mendengar kenyataan bahwa dirinya masih “utuh”. Namun rupanya hal itu tak terjadi saat ini.

Di lapisan tertentu dalam dirinya, justru ia merasa tertolak atau bahkan “terhina”. Dengan sepenuh hati ia telah merelakan untuk menyerahkan miliknya yang paling berharga kepadaku, untuk mendapati bahwa ternyata aku tak menerima penyerahannya itu.

Itulah Cie Stefany. Sehebat-hebatnya dia, se-rasional-rasionalnya dirinya, terlepas dari banyaknya “sifat-sifat cowok” yang terdapat pada dirinya, dalam lubuk hatinya tetaplah hati seorang wanita.

“Maafkan aku, Cie. Aku tak dapat menerima itu. Bukan karena aku tak menghargainya. Justru sebaliknya, aku sangat menghargai itu oleh karena itu aku tak bisa mengambilnya. Seandainya aku melakukan itu, aku akan terus dihantui perasaan bersalah terutama apabila sesuatu terjadi pada hubungan pribadi lu kelak.”

“Aku mengerti perasaan lu. Di satu sisi lu merasa tertolak. Juga lu merasa rapuh karena kini aku tahu semua yang ada dalam hati lu. Sekarang lu mengerti betapa sulitnya saat aku mengungkapkan isi hatiku kepada lu terutama untuk hal-hal yang less glorious seperti pikiran cuckold-ku selama ini. Tidakkah menarik bahwa lebih mudah bagi kita untuk membuka seluruh pakaian kita dan telanjang bulat secara fisik di depan orang lain dibanding membuka isi hati kita secara apa adanya di depan orang yang sama?” kataku dengan tertawa kecil.

“Sementara itu, aku yakin bagian lain diri lu pasti juga mengerti bahwa apa yang terjadi hari ini adalah yang terbaik untuk kita berdua. Baik hal-hal yang telah kita lakukan maupun juga hal-hal yang tidak kita lakukan,” kataku lagi.

“Hmmm, ya. Apa yang lu katakan ini memang semuanya benar. Dan aku mengerti posisi diri lu. Memang pemikiran cewek dan cowok beda,” kata Cie Stefany pada akhirnya memecah keheningan yang terjadi selama beberapa saat diantara kita. “Memang ini adalah yang terbaik untuk kita berdua. Dan tentu aku juga tak ingin lu diliputi perasaan bersalah seumur hidup yang tak perlu,” katanya sambil tersenyum.

“Memang kuakui, membuka isi hati kita dengan sejujur-jujurnya sungguh sulit. Jauh lebih sulit dibanding telanjang bulat secara fisik,” katanya dengan tertawa kecil. “Sekarang lu tahu isi hatiku barusan kalau aku menginginkan melepas keperawananku kepada lu, Rico, adik cowokku sendiri. Bahkan dalam hatiku sebenarnya aku telah menyerahkannya kepada lu. Aku ga perlu malu mengakui itu. Because I fully trust you, Rico.”

“Lagipula, pada dasarnya lu adalah cowok hebat. Terbukti dengan tindakan lu tadi. Bahkan lu setara dengan Mas Angga atau mungkin lebih hebat lagi pada situasi seperti tadi. Jadi bukanlah hal terlalu memalukan jika cie-cie lu yang malang ini sesekali dibuat lupa diri dan terbuai oleh daya tarik adik cowoknya yang luar biasa. Seandainya kita bukan dilahirkan sebagai kakak adik, aku rela menyerahkan diriku 1000x kepada lu. Hahahaha.”

“Hahahaha... Wah sekarang malah jadi lu yang menyanjungku sampai ke titik klimaks. Sungguh aku ga pernah mengira kalau Cie Stefany kakakkku yang begitu hebat ini bisa dibuat terbuai oleh adiknya yang hina ini. Tentu aku senang mendengar ini. Hahahaha.”

“Sebenarnya tadi waktu kita dalam posisi misionaris, dalam diriku terjadi dilema antara menyetubuhi diri lu beneran atau nggak. Namun saat lu berteriak meracau-racau menyuruhku untuk keep on fucking you, bahwa lu ga peduli lagi dengan kegadisan lu, aku tahu dalam hati lu sudah merelakan itu. Bagiku hal itu jauh lebih dari cukup sehingga tak perlu lagi mengambilnya secara fisik. Semua ini karena pada kenyataannya lu adalah cie-cie ku. Seandainya lu adalah cewek lain, maka cerita akan jauh berbeda. Hehehehe.”

“Aku tahu dan mengerti. Kayaknya semua cewek kini mesti berhati-hati dengan lu. Karena aku telah merasakannya langsung kedahsyatan diri lu. Hahahaha.”

Well, pada akhirnya aku senang kejadian ini berlangsung dengan lu bukan cowok lain. Karena keamanan bisa terjaga dan segala sesuatunya aman terkendali. Sampai nanti aku melakukannya dengan pasangan tetapku.”

“Aku juga senang lu melakukan semua kegilaan ini denganku. Bukan dengan Imron misalnya hahaha, juga bukan dengan cowok preman, bukan dengan Angga, orang Nigeria, atau pun teman kuliah lu, bahkan pacar lu, atau siapa pun random people. Dan juga bukan dengan “Pak Zul” atau Om Pram"..........

Saat nama Om Pram disebut, tiba-tiba suasana menjadi berubah. Seolah namanya terlalu berwibawa untuk disebut main-main seperti ini. Saat itu juga aku 100% kembali ke “keadaan sekarang”. Hasratku untuk bermain-main gila dengan kakakku kini mendadak sirna.

“Mungkin sekarang tiba saatnya bagi kita untuk mengakhiri semua ini, Cie,” kataku kepada kakakku. Cie Stefany pun sepertinya juga merasakan hal yang sama.
“Ya, sepertinya begitu Rico. Saat ini mungkin sudah hampir jam 2 pagi.”

“Ok, aku keluar dari sini sekarang,” kataku bangkit dari bathtub dan mengeringkan tubuhku sebelum berjalan keluar. Kini aku jadi merasa aneh telanjang bulat berdua dengan kakakku di dalam kamar mandi seperti ini.
“Abis ini kita bertemu di depan ya Cie. Di ruang tengah,” kataku dengan memunggunginya karena aku tak ingin menoleh dan melihat kakakku dalam keadaan telanjang bulat.”
"Ok," jawab Cie Stefany singkat.

---&&&&&&---

Beberapa saat kemudian Cie Stefany muncul dari kamarnya dengan mengenakan pakaian tidurnya. Pakaian yang termasuk sopan untuk dikenakan di dalam rumah. Begitu pula dengan diriku.

“Terima kasih atas semuanya yang telah terjadi, Cie. Semua ini akan jadi kenangan indah yang akan selalu kuingat terus. Sesuai janjiku, setelah ini kita tak akan pernah melakukan apa yang kita barusan lakukan. Untuk selanjutnya biarlah kita melakukannya dengan pasangan kita masing-masing kelak.”

“Sama juga Rico. Terima kasih atas semuanya. Aku juga ga akan melupakan kenangan indah hari ini. Juga tak ada penyesalan dalam diriku. Mulai sekarang, marilah kita cari pasangan hidup masing-masing.”

“Ya, aku juga tak ada penyesalan. Now I release you, Cie.”
Aku memegang kedua pundak kakakku dan kucium keningnya.
“Good night, Cie.”
“Good night, Rico.”


Setelah itu kami menuju kamar kami masing-masing. It’s been a loooooooong day with many things happening. Sekarang adalah waktunya untuk tidur dan istirahat......
Yaahh... knp gw jadi ikut kecewa ya...
Terutama di part yg seharusnya loose virginity, tp ternyata nggak...
Kurang total dong.... Hahahhaaaa...
Ini cuma dari sisi gw aja sih suhuu...
Tp keren koq penjabarannya...
Tp knp banyak alinea yg jumping ya Huu?
Padahal, asliik.. ini keren bgt... Terutama incest nya....

Semangaatt suhuuu.....
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd