Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Ex-Wife Ketiga (catatan sebuah kisah nyata)

menarik ceritanya
 
SUAMI BONGKAR MUATAN, ISTRI BONGKAR DALEMAN (2)



Sabtu pagi, setelah sarapan kami pun pulang ke rumah. Di hotel bukannya istirahat tapi malah kerja paksa, jadinya cuapek semua. Sampai rumah saya tepar tidur lagi. Bangun-bangun sudah adzan dhuhur berkumandang. Yani sudah tidak ada di rumah, pastinya ke laundry. Tepat jam 12 siang, Yani pulang dengan membawa 2 bungkus nasi padang. Setelah selesai makan siang dan mandi segala, saya ke gudang untuk kembali menaikan muatan pesanan si Rahman. Selesai muat sudah sore, karena saya muatnya pelan-pelan, sebentar-sebentar istirahat. Siang ini udara sangat terik, tapi saya yakin nanti sore atau malam pasti hujan deras, karena kebiasaan anomaly cuaca Jogja seperti itu di musim hujan ini. Di laundry, Yani dan 1 karyawannya sibuk setrika dan packing baju. Saya pamitan ke Yani untuk pulang duluan. Kalau saya ke laundry, cowok-cowok bengkel yang berada di sebelah laundry pasti bubar jika sedang kongkow di depan laundry. Mungkin segan kepada saya yang tampangnya sangar cerita hehehe. Yani pernah bicara, jangan sering-sering ke laundry, nanti penggemarnya hilang gara-gara tampang sangar saya.

Setelah maghrib, kami berangkat ke tempat Rahman, sambil mau mampir makan di daerah Jombor. Benar saja, saat kami baru makan, hujan mengguyur bumi dengan frontal dan mengajak teman-temannya yaitu angin dan petir. Udah kebayang menyetir dalam lebat hujan dan muatan overload. Jadinya hanya bisa pelan dan pelan. Yani saat itu memakai tanktop yang ditutupi cardigan. Tampak elegan tapi sporty sexy. Sampai toko Rahman sekitar jam 20, cuaca masih hujan lumayan deras. Saat turun ke toko, kami lihat ada pick up nya masih terparkir di depan gudang, didalam toko ternyata ada istri dan anak Rahman yang paling besar. Wah pikir saya bisa gagal nih kasih bonusnya. Rahman yang mengetahui kami datang segera bilang untuk menunggu sebentar, tunggu tokonya tutup dulu. Saya dan Yani menunggu di dalam toko sambil menikmati kopi yang dibuatkan oleh istrinya Rahman. Istri Rahman ini berumur sekitar 40-45 tahun, gemuk, rambut keriting, style nya model emak-emak pada umumnya. Wajar saja jika Rahman langsung beralih ke lain body jika ada yang bisa dientup nikmat. Hampir 30 menit kemudian Rahman menutup tokonya, istri dan anaknya pulang duluan dengan menaiki pick up. Sebelum mereka pulang, Rahman pesen ke anaknya untuk beliin bakmi godhog dibawah.

Rahman:” mbak, mau nurunin barang se kapa bonus e sek? Hehehe….”

Yani:” ya nurunin barang sek lah pak, nek bonus dulu ntar loyo duluan…”

Rahman:” aku wes siapin ramuan seperti yang mbak bilang ditelpon tadi…

Yani:” nah habis nurunin barang, terus minum itu pak, ben strong lagi…”

Habis itu Yani malah lepas cardigannya, maka sekarang terlihat Cuma memakai tanktop dan legging ¾ saja. Mata Rahman semakin jelalatan melihat Yani, seolah ingin langsung menelannya. Aku yang melihat dan mendengar pembicaraan mereka hanya tersenyum saja.

Rahman:” mas juraganmu iki senenge mancing-mancing ae kok….”

Saya:” lah kepancing tidak pak?”

Rahman:” ya jelaslah… koe jaga rahasia yo mas,,,pokoke beres wes…”

Yani:”halah, sampean dewe yo gatel gitu kok…”

Saya:” loh pak, yang tadi malam diantar kemana?kok udah ga ada?”

Rahman:” udah diambilin orang-orang yang pesen tadi siang, masih kurang ini…”

Kami lalu lanjut membongkar barang-barang dari dalam mobil. Rahman tampak bersemangat dalam proses bongkar ini. Sekitar jalan setengah bongkar, anak Rahman datang membawa yang dipesen bapaknya tadi. Yani sigap memakai cardigannya lagi agar tidak dilihat anaknya Rahman dan berpikiran aneh-aneh. Selesai menyerahkan beberapa bungkus bakmi godhog, si anak kembali memacu pick upnya dengan pecicilan.

Acara bongkar selesai kurang dari jam 22, kondisi masih hujan deras. Kondisi hujan deras, dingin dan sunyi enak sekali buat ML ampe pagi. Kemudian kami bersama-sama makan mei godhog tadi, masih panas. Kopi juga ditambah lagi oleh Rahman. Selesai makan, Rahman ke belakang mengambil bahan-bahan ramuan yang dia bilang tadi. Saya lihat bahan-bahannya sama dengan yang biasa Yani bikin buat saya, dan ditambah satu bahan yang tidak saya sukai waktu itu. Bahan-bahan tersebut oleh Yani diraciknya seperti biasa. Begitu selesai langsung diminum oleh Rahman, tanpa sisa. Pikirku ini kalau lambung dan fisik ga kuat, jebol tuh peler hahaha…

Rahman:” mbak, ayo hitung duit dulu dibelakang…”

Rahman dan Yani beranjak ke kamar belakang, tempat kemarin mereka beradu syahwat yang berat sebelah. Lorong dan ruang belakang (bukan kamar) dimatiikan lampunya. Saya melanjutkan main HP dan nonton TV, kebetulan ada pertandingan bola liga enggres sambil menunggu waktu yang tepat untuk mengintip mereka lagi. Saat sedang asyik lihat TV, dari tempat saya duduk terlihat Rahman keluar kamar terburu-buru menuju kamar mandi. Yani masih di dalam kamar. Beberapa menit kemudian Rahman balik ke kamar, tapi tak lama kemudian tergopoh gopoh ke kamar mandi lagi. Saya iseng SMS Yani.

Saya:” kenapa si Rahman ma? Diare?”

Yani:” iya, efek jamu tadi pah…”

Saya:” lah, batal donk mah…”

Yani:” biasanya 3x beol dah normal lagi pah…”

Saya:” kok tahu ma?”

Yani:” tahu aja donk…”

Beberapa saat kemudian Rahman balik dari kamar mandi, Yani terlihat keluar kamar. Dia ambil sebungkus teh tabur, tak lupa mampir ke tempat saya duduk. Sambil senyum genit dia colek Joni saya yang mulai menggelembung membayangkan apa yang akan terjadi dengan mereka berdua. Saat saya perhatikan, Yani sudah tak pakai BH.

Yani:” ihh udah besar gini pah…”( setengah berbisik)

Iseng saya tarik tubuhnya lalu saya pelorotin tanktopnya, payudaranya yang menyembul saya hisap hisap sampai dia kegelian.

Yani:” isshh udah ih pah… konangan ntar…”

Yani kemudian ke belakang untuk membuat teh tubruk pait agar efek diarenya Rahman reda. Begitu selesai bikin, Yani masuk kamar lagi. Lama tak terdengar aktivitas apapun dari dalam kamar. Tapi sayup-sayup saya dengar suara krengket-krengket ranjang, dan saya pun perlahan tapi pasti menuju pengintaian ke kamar tersebut. Benar saja, diatas ranjang mereka sudah bugil. Yani posisi diatas Rahman, bergaya WOT. Tangannya bertumpu di dada Rahman, sedangkan tangan Rahman bergerilya di payudara Yani. Posisi Rahman kepala membelakangi tempat saya mengintip, sedangkan Yani menghadap arah saya berada. Kemungkinan yani tahu saya sedang mengintip, permainannya sengaja dibikin total agar saya tambah cemburu.

Yani:” uuufffhhhh enakhhh pak… kontolnya keras bangethhhh…”

Rahman hanya bisa mendesah dan kelojotan saat kontolnya diulek-ulek oleh Yani. Gerakan yani dia buat seerotis mungkin didepan saya dan Rahman.

Yani:” kerashhh enakkhh pak,,, uughh,,,ugghh,,,ugghh..akhhh…aakhhh…”

Racauan terus keluar dari mulut Yani, saya tahu ini juga untuk menutupi orgasmenya yang sudah beberapa kali dia dapat. Sekitar 10 menit kemudian, Yani turun dari tubuh Rahman. Sekarang mereka ambil posisi doggy, masih posisi Rahman membelakangi saya. Dengan sekali gerakan, masuklah kontol Rahman ke dalam memek Yani lagi.

Yani:” aakhhhh pelan pak…”

Rahman:” ii..iya mbak…”

Yani:” uukkh enakh pak, terushhh…pak…”

Suara kecipak berirama terdengar dalam peraduan 2 kelamin. Pekikan pekikan keluar dari mulut Yani mendapat sodokan dari kontol Rahman yang sudah kena doping jamu. Sekitar 10 menit Rahman belum ngecrot, Yani berbalik badan menghadap Rahman, sekarang dengan gaya MOT. Dari sini bisa dilihat kontol Rahman yang lumayan besar, hitam mengkilap. Dengan sangat bernafsu, Rahman kembali sodok memek Yani dengan agak kasar.

Yani:” pak, alon alon ta uukkhhh….”

Rahman:” enak banget mbak, iki tempik paling enak mbak…”

Yani:” iyaa tapi pelan dikit, soale keras banget anu mu pakkkk…”

Rahman:” enak toh, wingi KO saiki balas dendam hehehe….uuufffhhhh…”

Yani:” ukhhh…ukkhhh… ayo terusin pakkk….”

Rahman semakin mempercepat sodokannya ke memek Yani. Mendapat serangan yang semakin gencar, Yani pun ikut menggoyangkan pinggulnya. Rahman semakin buas mainnya, geraman-geramannya menyeruak diantara pekikan-pekikan erotis Yani. Saya yang ngintip ikutan terangsang juga, kontolku sudah mengeras. Dengan ramuan yang diminum tadi, permainan Rahman tambah lama durasi dan staminanya bertambah. Tapi lihat saja, setelah ini pasti ngorok ampe siang. Permainan mereka cukup lama juga, sampai saya pegel berdiri ngintip. Lama tak muncrat-muncrat, Rahman mungkin kehabisan nafas. Dia cabut kontolnya dari memek Yani, terlentang disamping Yani dengan kondisi masih tegak jumawa. Akhirnya yani yang mungkin juga capek dihajar dengan rpm tinggi ambil inisiatif. Dia kocok kontol Rahman dengan tangannya secara berirama. Kemudian Yani kombinasikan dengan oral dan jepit susu. Mendapat perlakuan demikian, Rahman kelojotan, kakinya sepak sana sini. Tak sampai 5 menit kemudian, suara geraman keras keluar dari mulut Rahman, menandakan kontolnya muntah lahar panas. Yani tetap mengocok kontol Rahman sampai mengecil dan terkuras isinya. Dengan nafas ngos-ngosan Rahman berusaha duduk dan mereka berciuman dengan panas. Rahman membimbing Yani agar naik pangkuannya. Tubuh yani dipeluk erat, dengan posisi demikian, Rahman memainkan payudara Yani dengan mulutnya. Yani hanya bisa mendesah desah mendapat serangan ulang dari Rahman. Saya yakin Yani kembali terangsang dengan permainan Rahman. Mungkin masih dalam pengaruh jamu tadi, kontol Rahman kembali mengeras. Masih dalam posisi berpangkuan, kontol Rahman menyeruak kembali ke dalam memek Yani.

Yani:” duhh pak, kok cepete ngaceng lagiii…”

Rahman:” tempikmu enak mmbakkk…aku ngaceng maneh…”

Yani:” ayo goyang ppak…”

Sambil mengempeng payudara Yani, Rahman menggoyangkan kontolnya. Yani pun tak mau kalah, dia ikutan menggoyangkan pinggulnya, sesekali terlihat kepalanya menengadah keatas tanda keenakan menjalari tubuhnya dan orgasme menyengatnya. Tak sampai 5 menit kemudian, lenguhan dan desahan mereka berubah jadi pekikan panjang, rupanya mereka mendapat orgasme bersamaan. Beberapa saat mereka tak bergerak dari posisinya, menikmati orgasme yang melanda tubuh mereka. Saya putuskan untuk kembali ke tempat duduk lagi, pura-pura tak tahu yang terjadi di dalam kamar. Begitu saya duduk, terdengar motor behenti didepan toko yang sudah tutup ini. (?)

(disambung)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd