- Akun Centang Biru -
Keseharianku makin bergelimangan harta, untuk makan direstoran mewah 3x sehari pun aku mampu. Bahkan, sebuah smartphone yg katanya belum ada di Indo pun aku bisa memilikinya duluan, tentunya dgn kapasitas paling besar. Org tua serta anaku tentu saja dapat cipratan dari ku, yg tadinya hanya tinggal di kontrakan, skrg telah kubelikan sebuah rumah.
Saat ini aku berada di 2 posisi sbg pelakor dan sugarbaby. Tentunya peran masing2 berbeda dan beda juga cara men-treat mereka. Kunjungan ke klinik kesehatan utk test HIV sudah biasa bagiku. Tidak mudah memang, tapi semua kulakukan demi perubahan taraf hidup.
Aku pun telah keluar dari kerjaan lamaku, semua kulakukan agar dapat menghindari Hady, terlalu beresiko hubunganku dgn dia. Walaupun belum terhendus oleh istrinya tp lebih baik aku meninggalkannya dan ttp menjaga Paul serta berharap dia dapat memberikan yg terbaik utk finasialku. Fasilitas kartu kredit pun telah aku kirim balik ke rumahnya, sehingga aku tak perlu bertatap muka lagi dan segera ku blok semua aksesnya.
Hari itu aku hanya berdiam diri saja di apartemenku, Paul pun sedang plg ke negaranya, sambil scroll2 sosmed dan buat video2 lipsing yg saat itu hingga saat ini pun masih booming. Tiba2 aku salah satu sosmedku muncul notifikasi, sebuah akun pria dgn centang biru pada akunnya sebut saja Fariz (Artis Sinetron). Melalui DM ia mengatakan aku cantik dan sexy serta segala gombalannya agar aku terpikat. Aku tidak menanggapinya, krn aku tau umurnya jauh dibawah aku.
Malam harinya, aku mengadakan “Farewell Party” dgn mengajak teman2 kantorku di sebuah Bar di daerah SCBD dan semua pesanan aku yg bayar. Saat berjoget di tableku mengikuti irama dan ditambah efek alkohol, aku dihampiri seorang pria muda tampan, “yaa benar dia Fariz” dalam hatiku.
“Hai Anin, boleh join?”
“Boleh dong masa gak boleh, sini duduk minumanku masih banyak”
Dia pun duduk disebelahku seakan2 tidak perduli dgn temanku, mungkin dia berpikir krn artis jadi bebas. Temanku pun heran darimana aku bisa kenal si Fariz seorang artis yg sedang naik daun.
“Kok km tau aku ada disini riz”
“Pulang syuting aku liat story km, ya aku susulin mumpung belum closing”
“Oh aku pikir km disini drtd”
“Gak kok, btw km aslinya lebih cantik yaa. Kenapa gak ikut casting aja”
“Alah, aku jelek tau ini krn gelap dan make up aja”
“Tapi jujur sih km elegan bgt Anin”
“Dah nih minum dulu jgn pada ngobrol lu berdua” temanku datang memotong pembicaraan kami sambil membawa dua gelas wisky.
Kita semua pun terhanyut dgn musik yg dibawakan oleh DJ, teman-temanku yg single menghilang, mungkin telah diterkam “buaya malam” dan yg membawa pasangan enjoy menikmati suasana. Aku pun mulai mabok dan ingin pulang, tapi Fariz melarang karena tkt aku knp2 dijalan membawa mobil sendirian. Namun aku bersih kukuh tetap plg.
Akhirnya Fariz mengantarku sampai parkiran dan dia menawarkan jasanya utk membawa mobilku agar aku beristirahat. Setelah aku iyakan dan memberitahu alamat apartemen, aku pun terlelap krn sudah mabuk parah. Fariz mengantarku hingga depan lift.
“Anin, udah didepan lift nih. Kamu kamar brp dan lantai brp?”
“Aku kamar *** lantai ***,Duh maaf jadi yaa ngerepotin”
“Gapapa kok Anin, untung tadi gak ada wartawan atau yg foto kita berdua takutnya viral”
Obrolan kita berdua memang ada benarnya, takut yg memviralkan kita. Apalagi akun2 seperti Lam*e Tur*h yg pada saat itu sering buat viral artis2 dgn segala problemnya.
Sesampainya dikamarku, aku pun izin utk berganti pakaian dan mandi agar tidak bau rokok. Tapi aku kesulitan utk membuka dress yg aku kenakan, akhirnya aku meminta bantuan sama Fariz.
“Riz tolong bukakan sleting dressku dong, nih bagian belakang”
“Sini Anin, aku bantu yaa”
Sreeeeek… bagian atas dress ku langsung melorot menampilkan payudaraku yg besar setelah operasi dan tidak menggunakan bra. Walau langsung aku tutup badanku dgn tangan serta Fariz melihatnya dari belakang aku yakin dia pun menikmatinya.
“Wah sayang bgt langsung ditutup, dari belakang lagi liatnya. Balik badan dong”
“Ih kamu nakal nih Fariz. masih muda suka liat yg lebih tua”
“Kata siapa km tua, wajahnya aja masih muda gitu”
Aku pun berjalan menuju kamar mandi dan menguncinya. Kaca kamar mandiku tidak transparan tp siluet badanku tetap terlihat. Dari sela kamar mandi aku mengintip apa yg ia lakukan. Ternyata dia sedang masturbasi sambil melihat kearahku.
Aku pun membuka pintu kamar mandiku dan Fariz langsung berdiri trus ingin masuk kedalam tapi aku larang. Aku katakan padanya kalo berani masuk, aku bakal teriak. Aku mempersilahkannya utk menatap badanku yg hanya ditutupi oleh busa dari sabun mandi.
Aku mengakui Fariz memiliki wajah yg ganteng dan penisnya cukup besar, tp aku gak mau “dibungkus” gitu saja olehnya. Hal tadi pun aku lakukan hanya balas budi telah mengantarku. Aku pun telah selesai mandi dan tampaknya Fariz juga telah selesai dgn kegiatan masturbasinya hingga berceceran di karpet kamarku. Aku pun menghampirinya dan mencium bibirnya serta memintanya untuk pulang.