*) Smart Argument
7. "Karena missing link pada manusia tidak ditemukan, maka teori evolusi adalah kebohongan"
Istilah 'tautan yang hilang' atau 'missing link'
bukan istilah ilmiah. Bahkan para ilmuwan membenci istilah ini karena menimbulkan kesesatan di kalangan awam. Justru istilah 'missing link' dewasa ini
tumbuh subur dalam jurnalisme dan wacana populer ketika menggambarkan evolusi manusia. Meskipun tidak dipungkiri istilah ini pertama kali digunakan Darwin ketika menggambarkan peralihan dari moyang manusia menuju manusia modern dalam teori evolusi. Hal itu disebabkan karena pada masa dia hidup catatan fosil masih sangat minim.
Para evolusionis modern sendiri sudah jauh meninggalkan istilah ini dari dekade 60-70an, selain karena catatan fosil yang semakin beragam, istilah ini juga dirasa
tidak menggambarkan secara tepat hal yang ingin disampaikan. Kata ilmiah yang lebih tepat menggambarkan kondisi ini adalah
spesies peralihan/transisi. Coba lau perhatikan efek dari kata missing tadi. Dengan kata missing, interpretasi awam merasa bahwa teori ini belum utuh dan teori ini omong kosong, sebab masih banyak bagian2 yang hilang utk menyempurnakan teorinya. Itu hal pertama yg gua pengen bilang.
Kedua,
semua makhluk hidup yang eksis saat ini pada dasarnya adalah spesies transisi bagi makhluk hidup di masa datang, termasuk manusia saat ini. Jika manusia ke depan berevolusi secara makro baik secara fungsi fisiologis dan morfologis (mungkin juga kognitif dan spritual), kita yang eksis hari ini akan disebut sebagai
spesies transisi bagi manusia masa depan.
Coba lau baca ulang dengan seksama poin no 5 pada bahasan standard argument (Manusia dari monyet). Pada gambar rantai evolusi manusia yang tepat, jelas sekali
tidak ada missing link dalam kamus besar evolusi. Jika masih ngotot, coba baca tentang Homo Rhodesiensis/Homo Heidebergensis yang berdasarkan hasil penelitian sejauh ini paling mendekati sebagai spesies transisi dari Homo Etectus/Homo Ergaster ke Homo Sapiens.
Tapi perlu diketahui
tidak semua makhluk hidup bisa terfosiliasi. Faktor terfosilisasi banyak hal, mulai dari kondisi batuan, kondisi tanah, iklim, struktur tulang, dll. Menurut ahli paleontologi asal AS Donald Ponthero, jumlah spesies yang teridentifikasi dari
catatan fosil yang ditemukan jumlahnya dibawah 5% dari total seluruh spesies yang pernah hidup di muka bumi.
Jadi bisa lu bayangin betapa sulitnya makhluk hidup bisa terfosiliasi. Silahkan cari literatur mengenai proses fosilisasi biar jelas. Sehingga pada satu titik banyak spesies transisi yang tidak ditemukan dalam catatan fosil, misalnya spesies transisi yang menurunkan percabangan genus Pan (simpanse) dengan genus Homo (manusia).
Lalu bagaimana cara menjawab ini? Untuk itu
studi genetik yang menjadi alternatif. Berdasarkan uji genetis, manusia dengan simpanse mengalami percabangan evolusi sekitar 4-7 juta tahun lalu. Di masa depan nanti ketika catatan fosil semakin lengkap, temuan fosil yang memiliki fitur 'setengah simpanse setengah manusia' dengan usia fosil yang hampir sama dengan tanggalan genetis tadi mungkin bisa diperdebatkan sebagai spesies transisi antara genus Pan dan Homo.
Urusan nama spesies mah gampang. Klo ketemu fosil yg terbukti akurat atau mendekati akurat sebagai spesies transisi Pan-Homo pasti bakal dinamain. Klo lau yg nemuin, terserah mau kasih nama tetangga atau nama orang yang lu utangin juga boleh. Jadi setidaknya untuk fosil spesies transisi yang belum ditemukan sudah didapatkan usia percabangan evolusinya melalui studi genetik. Lalu, jika tidak ada yang hilang, missingnya di mana maliiih???
***
8. "Evolusi tidak nyata karena terbukti manusia tidak berevolusi lagi"
Menyatakan manusia tidak lagi berevolusi menurut gue sebuah pernyataan yang
prematur yang sekaligus ngawur. Pasalnya, sampai detik ini
evolusi tetap berlangsung pada manusia. Dalam skala mutasi mikro, evolusi pada manusia bahkan sudah tampak lebih jelas pada populasi-populasi tertentu.
Pernah dengar tentang suku bajau/bajo? Mereka adalah nelayan yang terampil, banyak menghabiskan hidup di laut. Mereka disebut sangat luar biasa mampu menahan napas sampai 13 menit di air tanpa alat bantu selam, bahkan mampu menyelam sampai kedalaman 70m.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Melisa Llardo dari Pusat Geogenetik Universitas Copenhagen, suku bajo ternyata memiliki
gen khusus yang disebut PDE10A yang berpengaruh pada ukuran limpa. Masyarakat bajo baik yang suka menyelam atau tidak memiliki
ukuran limpa 50 persen lebih besar dari suku saluan yang merupakan tetangganya. Limpa yang besar dapat membantu dalam menahan nafas di bawah air. Untuk lebih jelas bisa cari jurnal-jurnal penelitian tentang mutasi genetik suku bajau. Atau silahkan baca artikel Nat Geo berikut jika ingin lebih mudah.
Artikel Suku Bajau/Bajo
Itu hanya satu dari sekian banyak contoh mutasi yang terekam oleh lensa penelitian. Akumulasi dari mutasi genetik tentunya akan mendorong pada evolusi dalam tahap makro ke depan.
Usia homo sapiens sendiri berdasarkan temuan fosil dan penelitian DNA baru berusia sekitar 190 ribu tahun. Usia peradaban manusia setidaknya tidak lebih dari 15 ribu tahun. Jadi ada jarak yang begitu panjang dari homo sapiens awal sampai masuk ke jaman sejarah, melalui akumulasi pengetahuan manusia. Padahal
rentang waktu evolusi biasanya terjadi dalam skala jutaan hingga puluhan juta tahun, jadi tidak bisa serta merta sim salabim mengharapkan evolusi terjadi dalam sekejap mata.
Salah satu aliran filsafat kontemporer yakni
futurisme memperkirakan mungkin saja evolusi pada manusia tidak terbatas pada mekanisme alamiah seperti seleksi alam, spesiasi, mutasi gen, allele flow, perubahan katastrofi, dll. Di lain pihak perkembangan teknologi, fungsi kognitif, fungsi spiritual, gaya hidup, kualitas pendidikan, dll dirasa mampu mendorong proses evolusi manusia. Kita memang belum sampai ke sana, tapi tanda-tanda itu makin terasa bukan?
***
9. "Evolusi adalah kebohongan terbukti banyak binatang yang hidup selama ratusan juta tahun tapi tidak berevolusi seperti misalnya ikan coelacanth"
Lagi-lagi kekeliruan dalam menyanggah teori evolusi adalah karena minimnya pengetahuan dalam taksonomi. Perlu diketahui Coelacanth adalah
salah satu ordo (bangsa) dalam kingdom animalia. Coelacanth
tidak merujuk kepada spesies ikan (krn spesies Coelacanth banyak). Dalam taksonomi diantara ordo sampai ke spesies masih ada klasifikasi genus dan famili. Jadi membawa argumen ikan Coelacanth
tidak akan merujuk spesifik pada spesies tertentu. Silahkan cek di laman wiki berikut untuk melihat lebih jelas genus dan famili (termasuk spesies) dari Coelacanth termasuk yang masih eksis dan sudah punah.
Coelacanth brayy
Sesudah memperbaiki dikotomi dalam taksonomi, sekarang kita melihat ke spesiesnya. Spesies Coelacanth yg diidentifikasi masih ada saat ini ada 2, yakni Latimeria Chalumnae dan Latimeria Menadoensis. Yang jadi pertanyaan, apakah spesies Coelacanth yang ada saat ini identik dengan fosil Coelacanth yang hidup pada periode Devonian (400jt tahun silam)? Faktanya ternyata mereka
spesies yang berbeda (tapi ordonya sama yaitu Coelacanth). Hasil uji genetis memperkirakan evolusi mereka
terpisah 50 juta tahun. Jadi Coelacanth yang tetap eksis saat ini telah mengalami percabangan evolusi kira-kira 50 juta tahun lalu. Biasanya jika ada yang mengemukakan argumen ini, gue langsung tembak aja. Menurut ngana Coelacanth itu spesies apa ordo?
***
10. "Ledakan kambrium adalah bukti runtuhnya teori evolusi"
Periode kambrium adalah adalah skala waktu berdasarkan tanggalan geologi yang dimulai dari kira-kira 541juta tahun lalu berakhir kira-kira 485 juta tahun lalu. Periode kambrium berakhir dengan dimulainya periode baru yaitu periode ordovisium.
Pada masa ini dikenal sebuah fenomena yang disebut ledakan kambrium kira-kira 530 juta tahun lalu, ditandai dengan
kemunculan mendadak hewan filum baru yang tidak ada di periode sebelumnya. Fenomena ini lantas dianggap sebagai bukti menolak teori evolusi oleh sebagian kalangan. Menurutnya makhluk hidup tercipta sudah sempurna bukan melalui proses evolusi. Hampir semua fillum hewan yang terbentuk di era ini masih bertahan hingga era modern sekarang.
"To the question why we do not find rich fossiliferous deposits belonging to these assumed earliest periods prior to the Cambrian system, I can give no satisfactory answer" komentar Darwin dalam cetakan ke enam bukunya yang berjudul On The Origin of Species. Apalagi di masa itu
cetakan fosil masih amat minim, tentunya fenomena ini bisa menjadi celah untuk meruntuhkan teorinya.
Lalu pertanyaanya, apakah ledakan kambrium adalah sesuatu yang wajar? Apakah benar filum-filum baru yang terbentuk tanpa melalui proses evolusi? Menjawab ini ga mudah, karena sampai detik ini para ahli belum menemukan jawaban pasti, namun ada bbrp hipotesa yang mungkin mendekati akurat.
Sebelum menjawab itu, menurut gua lbh baik coba kita lihat, kapan sebenarnya kehidupan itu muncul? Sejarah kehidupan awal berdasarkan catatan fosil
stromatolite menunjukan usia 3,85 milyar tahun lalu, kurang lebih 1 milyar lebih muda dari yang diperkirakan. Fosil ini ditemukan di formasi batuan di Warrawoona, Australia. Lalu di Montana ditemukan fosil 1,4 milyar tahun berupa fosil tumbuhan, jamur, dan bakteri eukariot. Jangan dibayangkan pada masa itu bumi sudah ramah utk ditinggali, suhu panas, air berasam tinggi, atmosfer tipis, dll. Tapi faktanya
kehidupan mampu muncul di kondisi tersebut.
Kedua narasi-narasi ledakan kambrium digaungkan
seakan-akan muncul secara bersamaan. Padahal kemunculan mereka tidak mendadak, berdasarkan usia lapisan fosil
ada beda tiap kemunculan sekurangnya 5 juta tahun. Dan 5 juta tahun
bukanlah sebuah durasi yang pas untuk disebut serempak. Lagipula 5 juta tahun merupakan
durasi yang cukup untuk proses evolusi.
Ketiga,
tidak semua filum baru muncul di era kambrium. Sekurangnya ada 6 filum hewan yang terbentuk. Sedangkan dalam
taksonomi filum hewan yang teridentifikasi ada 34 jumlahnya. 6 dari 34 alias
hanya 17% filum yang muncul. Justru
semakin membuktikan bahwa kehidupan muncul secara gradual dan bertahap melalui proses evolusi.
Jangan dibayangkan bahwa dengan munculnya filum baru lantas variasi hewan yang ada saat itu mirip dengan sekarang. Faktanya itu tidak bisa dibandingkan sebab
spesies masa kambrium tidak ada yang sama dengan masa kini. Jika memang evolusi tidak ada, tentunya tidak sulit hewan masa kambrium untuk eksis sampai saat ini tanpa perubahan.
Keempat, pada periode kambrium sendiri ternyata
bisa ditemui fosil transisi seperti lobopod (cacing berkaki) yang diduga kuat sebagai spesies transisi antara Anthropoda dengan Annelida. Hal ini membuktikan
proses evolusi tetap terjadi pada era kambrium. Pada era pra kambrium diketahui pula bahwa organisme yang hidup merupakan orginsme multiseluler yang kompleks. Sehingga tidak ada jembatan yang putus dalam periodik evolusi untuk diteruskan ke masa kambrium.
Kelima, mengenai minimnya catatan fosil era pra kambrium diyakini para ilmuwan karena organisme yang hidup pada masa itu
belum memiliki struktur tubuh yang mengeras misalnya tulang dan cangkang. Sedangkan pada era kambrium
terjadi pelepasan kalsium yang melimpah dari samudra sehingga membantu evolusi pembentukan tulang pada makhluk hidup. Bahkan fosil-fosil trilobite yang diketahui memiliki cangkang keras dapat ditemui di awal masa kambrium sebelum terjadi ledakan, misalnya fosil spriggina floundersi, atau artropoda awall Bomakellia kelleri dan Parvancorina minchami.
Berdasarkan fakta tersebut ilmuwan meyakini
ledakan kambrium adalah suatu hal yang wajar, meskipun tidak dipungkiri ilmuwan belom bisa memastikan penyebabnya. Saya rangkum singkat saja beberapa hipotesis yang menyebabkan ledakan kambrium yaitu : 1) Meningkatnya kadar oksigen 2) Teori bumi bola salju 3) Pelepasan kalsium secara masif di samudra akibat aktifitas vulkanik 4) Perubahan rantai malanan 5) Ambang batas kompleksifitas dll. Untuk penjelasanya bisa dicari di jurnal-jurnal ilmiah karena terlalu kompleks dan teoritis bila ditampilkan disini (dan kepanjangan juga).
Memang pada akhirnya ledakan kambrium belum menemukan konsensus tunggal mengenai alasanya, tapi ilmuwan yakin ledakan kambrium adalah suatu hal yang wajar berdasarkan skala geologis dan tidak mampu meruntuhkan teori evolusi, justru malah menguatkan teori evolusi.
***
11. "Evolusi adalah kebohongan, sebab tidak mungkin organisme uniseluler menjadi multiseluler"
Sebenarnya sebagian besar jawaban atas pertanyaan ini akan menyinggung teori abiogenesis. Titik persinggungan dari teori abiogenesis dan teori evolusi berada di teka teki evolusi makhluk pertama. Dan abiogenesis bukan spesialisasi gua, bisa jadi ada penelitian2 lain yang memiliki jawaban lebih memuaskan dari ini. Tetapi sejauh dari makalah-makalah dan jurnal penelitian yang gua baca, jawaban yg gue rangkum ini adalah hasil yang terakhir.
Dari semua sanggahan terhadap teori evolusi, jujur aja menurut gua ini argumen yang paling sulit diatasi. Pertama gua harus jujur, pemahaman gua tentang biomolekuler ga cukup bagus. Studi-studi tentang kehidupan skala molekul, sel, DNA, RNA, dan protein sintesis menjadi kelemahan gua karena urusan kalkulasi dan rumus utk pembuktianya.
Tapi kali ini gua coba keluar dari zona nyaman gua utk belajar sedikit ttg ini (tolong apresiasinya dng teken tombol laik, supskraip.. hiya hiya hiya). Sebelumnya gua rasa perlu tau dulu. Bahwa melalui studi genetik ditemukan
seluruh makhluk hidup berbagi nenek moyang yang sama, dalam evolusi disebut Last Universal Common Ancestor (LUCA). Tolong jangan tanya LUCA terbentuknya gimana karena itu bahasan abiogenesis.
Perlu diakui sampai detik ini belum ada jawaban pasti LUCA itu spesies apa. Jangankan spesies, kingdomnya aja masih samar2 menurut ilmuwan. Bisa jadi LUCA tidak sama kingdomnya dengan seluruh makhluk hidup yang ada saat ini karena telah punah. Akan tetapi, LUCA
kemungkinan besar adalah organisme uniseluler tanpa membran inti seperti prokariot.
Hipotesis lain yang menyatakan LUCA
belum tentu organisme seperti prokariot yang kita kenal sekarang. Hasil penelitian menduga sebelum ada prokariot didahului oleh protobion. Sehingga gua menyimpulkan, prokariot boleh aja jadi organisme paling sederhana di bumi saat ini, tp
blm tentu yang paling sederhana yang pernah ada karena kurangnya catatan fosil. Wong fosil segede gaban aja susah apalagi yg ukuran mikroskopis
Pada satu titik, ilmuwan pernah kebingungan menjelaskan bagaimana proses evolusi yang merubah organisme uniseluler menjadi multiseluler. Hingga seorang ahli mokrobiologi AS, Lynn Margulis menggagas hipotesis bahwa
protista pertama berevolusi dari prokariot yang melakukan
proses endosimbiosis. Bukti yang ditawarkan adalah, dalam organel seperti mitokondria dan kloroplas ditemukan DNA. Dan sesudah dianalisis, DNA-nya mirip dengan DNA beberapa jenis bakteri. Artinya kemungkinan
asal-usul protista berawal dari proses endosimbiosis prokariot. Bakteri yang ditelan bakteri lain, bisa tidak mati, dan malah hidup di dalam yang menelannya dan terus berfungsi sebagai bakteri hingga berevolusi memiliki membran inti sampai ke multiseluler.
Pada bingung ya, gimana caranya satu sel memakan sel yang lain bukanya mati malah dibiarkan hidup dan memanfaatkanya? Apakah mungkin? Jawabanya iya!
Mesodinium chamaeleon "memakan" sel alga,
membiarkannya hidup, lalu memanfaatkan sel alga untuk fotosintesis dan beberapa minggu kemudian baru dicerna. Myrionecta rubrum malah lebih gokil dari Mesodinium chamaeleon, alga dibiarkan hidup permanen! Cuss dipijit link berikut :
Artikel