Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT 30 Days Fall in love in Bali


Sepuluh

Hmmmm

Shanty​


Itu minuman kok bikin gue agak pusing, dan muka juga kerasa panas. Tapi enak rasanya anggur di tambah soda.

“Ihh, gue bisa berdiri kali” protes gue saat tangan Donny angkat gue bangun.

“tunggu rey disini” pintanya di depan pintu, mata gue ada yang aneh sekarang, itu mobil pada bengkok posisinya, atau tepatnya bentuknya kayak jajar genjang,

“ayo balik, gue pusing ini” gue ngomong udah kayak orang mabuk, nadanya naik turun. Gak mungkin gue minum soda mabuk,

“Don… siapin mobil” suara rey dari samping, wajahnya gak begitu jelas, tapi masih ganteng juga.

“Ayooo”

“Pusinggg gak kuat” kata gue pegangan ke tembok, bukan tembok tapi badannya rey. Mirip tembok kalau kayak gini.

“eeehh ngapain!!!” pekik gue pas rey langsung gendong di punggungnya,

“Pegangan” katanya pelan, tapi gue nurut aja.

“badan lo kecil tapi berat ya?” katanya sambil jalan.

“Enak aja, gue langsing!!, kayak cewek-ceweaaak pas lo ngobrol!”

“Lo cemburu?”

“Iaahhh, gue cemburu!, tapi gue sadar diri kok. Hahaa” gue rasa ucapan yang keluar begitu aja dari mulut. Rasanya pengen keluarin unek-unek, tapi kepala gue jadi pusing.

“Lo mabuk kayaknya”

“Gue gak mabok oke, gue cuman pusing!”

“Dan yang perlu lo tau, gue udah senang bias kenal lo kok haha” kata gue langsung sambil tepuk pelan pipinya. Semakin banyak ngomong gue semakin pusing. Dan milih pejamin mata,

Kerasa gue rebahan di jok, mau buka mata takut pusing, gue milih pejamin mata lagi.

***

“gue bawa ke kamar, lo bawain pakaian gue di hotel ya don~” suara samar-samar rey dan kerasa tubuh gue kembali di gendong lagi. Dan kerasa gue rebahan di tempat yang lebih empuk.

Anehnya lagi mata gue gak mau kebuka, rasanya mau pejamin terus. Kalua begini gak lagi gue mau minuman model kayak gitu lagi.

Dalam sekejap gue kehilangan kesadaran gue lagi, dan gak lama kerasa pakaian gue ada yang buka perlahan.

Bersamaan mata gue terbuka dengan sangat berat. Mata gue bertatapan dengan rey, tapi masih terasa buram dan agak sedikit pusing,

“uhhmmmm” pekik gue dalam hati pas rey cium, gue gak bias nolak. Tubuh gue terasa kaku buat nolak, reflek gue juga cium bibirnya sebagai balasan.

Gue pertama kalai di cium seperti ini, rasanya begitu hangat dan tak mau gue lepas. Kini lidahnya masuk sambil gigit bibir bawah gue pelan. Gue juga gigit bibir atasnya.

“eggnggh” lenguh gue pas ke dua tangan gue di tahan, dan hebusan pelan di leher gue, semakin lama semakin cepat

“SSSShhhhhhhh aahhh” gue mendesah pelaan karena gak kuat rasa geli di leher, di tambah tangan gue gak bisa gerak.

Dan gak lama pakaian gue terasa tersingkap, gue gak bisa lihat jelas karena agak gelap di tambah mat ague jadi buram.

“AHhh ssshh ~” desah gue sambil pejamin mata pas lidahnya jilatin tepat di putting gue,

“Ouhhhhhhh geli” pekik gue lagi pas giliran putting bagian satunya lagi. Gue cuman bisa menggeliat saat buah dada gue di remas sambil putting gue di hisap.

Kini giliran kerasa sesuatu di bagian bawah gue di lepas, mungkin celana. Tapi gue gak pakai celana, gue gak bisa berpikir jernih saat ini.

“sshshhh aahh” dan lagi gue mendesah pasrah saat selangkangan gue di elus perlahan, kerasa juga dua jarinya di bulu vagina gue dan gak lama dua jarinya di vagina.

“SSSSHh aahhh “ tubuh gue langsung menggeliat pas jarinya sentuh bagian sensitive gue, yaitu klitoris.

“ohhhhhh ohhh” lenguh gue lagi pas satu jarinya masuk ke vagina gue dan di gerakin maju mundur perlahan.

Pinggul gue terasa ke angkat dan di ganjal bantal dua,dan kaki gue terbuka selebar mungkin karena pinggul terasa terangkat tinggi.

“SShhh, ssuuhhhhh” gue cuman bisa mendesah doing karena mau bilang sesuatu pun gak bisa, kali ini vagina gue di hisap sambil salah satu jarinya keluar masuk di vagina gue.

“sshh ohhh ohhhh,” kaki mulai terasa gemetaran saat bibirnya menghisap klitoris gue dan juga kocokan jarinya cukup cepat.

“AAAHHHHHHHHHHHH, “ jerit gue panjang pas kerasa gak kuat tahan kencing, dan akhirnya gue kencing, tapi badan gue terasa gemeteran. Nafas juga terengah-engah.

Apa mungkin tadi gue klimaks, Rasa beda banget dari klimask biasanya, rasanya kencing yang sangat banyak tadi.

Nafas gue masih terengah-engah, apa gue mimpi lagi, tapi rasanya begitu nyata. Ini kedua kalinya gue klimaks dengan orang yang tak begitu jelas, antara rey atau bukan.

Yang jelas gue gak bakalan minum yang banyak lagi, karena hasilnya gue mimpi yang sama lagi. Dan sekarang gak bohong mata gue benar-benar berat banget,

***​

Ada yang menganjal saat gue baru berbalik, dan terasa tangan merangkul pinggang gue. Mau gak mau gue paksa berbalik sambil buka mata.

“EHHHH?” pekik gue tersadar ternyata rey yang di belakang gue,

“ngghh…. Udah bangun?” tanyanya buka mata,

“kenapa lo ada disini?” dalam hitungan detik jantung gue langsung berdebar kencang, gue juga langsung bangun.

“tidur bareng ” jawabnya enteng langsung ttarik selimut lagi, dengan jantung yang masih berdebar gue milih ke dapur buat sarapan.

Itu inisiatif gue buat sarapan sebagai tanda terima kasih ke rey, dan semoga dia suka sama nasi goring gue.

“heee?” pekik gue terkejut karena baru sadar pakai baju tidur, padahal gue ingetnya masih pakai gaun,

Wajah gue juga gak terasa ada makeup juga, apa gue mimpi lagi??. Kok jadi bego gini gue bangun tidur.

“Masak apa shanty?” suara rey di dapur bikin gue tersadar dari lamunan, dan sadar juga minyak udah panas.

“Ehh, masak nasi goreng hehe, “ gue jadi salah tingkah kayak gini,

“Gue mau Tanya boleh?” gue beraniin diri setelah nasi gorengnya jadi, gak lucu kalua nasi goreng gue gosong gara-gara kepikiran soal semalam.

“Habis makan aja tanyanya” senyum gue pas rey siap-siap mau makan. Terpaksa tunggu dia selesai makan.

“Tanya apa?” tata cara dia makan bikin gue kagum, mulutnya di lap ada alurnya dari kiri terus ke kanan, sendok sama garpu juga.

“Soal semalam, ituuuu”

“Lo mabuk, “

“Terus, siapa yang gantiin pakaian gue?” itu yang bikin gue penasaran.

“Gue”

“HAAAAA?? Terus lo liat isi gue?”

“Isi apa? Onderdil lo?”

“issh, serius ah!”

“yups, lihat semua kok. Dan tipe body lo ideal kok” jawabnya begitu entengnya. Nafas gue kayak terhenti dengarnya. Dan masih gak percaya dia lihat tubuh gue.

“pasti lo bohong!!”

“Gak kok, ngapain juga bohong, bulu lo juga lebat juga sama ada tahi lalat juga di atasnya”

“AAHHHHh!!” jerit gue pas di jelasin dengan benar semuanya. Rasanya gue mau lompat atau terjun bebas.

Mau tau rasanyanya, MALUUUUUUU… ada yang tau selain gue sendiri, gue mau marah gak bisa, rasa malu gue lebih besar dari pada emosi gue.

“buat apa malu juga, semua cewek juga pasti sama juga kan?”

“Bukan itu,… gue maluu!!”

“bearti gue dong yang pertama lihat lo gak ada yang lain?”

“Iah, gak ada!”

“Masa? Lo gak ada punya cowok?”

“Gak punya!!, “

“kalau gitu, lo mau jadi my girf friend?” pertanyaan bikin gue lemes dan mau pingsan. Walau Bahasa inggirs gue jongkok, tapi gue ngerti apa maksudnya.

“hello?” otak gue kerasa kebalik, gue gak bisa mikir buat hal ini. Kalua boleh di ibaratkan, rasanya kayak ketilang polisi dan di tanya, Saya tilang apa damai, kalua damai duit gue melayang, dan kalau gak damai gue di tilang.

Tapi sebenarnya gue takut salah pilih, karena gue tau standar orang kayak rey, gak mungkin tipe orang kayak gue Bahasa inggris aja jongkok, apaa lagi badan gue gak tinggi langsing.

“Gak usah jawab sekarang, tapi yang jelas gue serius” katanya bangun dari tempat duduknya dan usap rambut gue.

“dan satu lagi nasi gorengnya lezat, gue suka”

Boleh pingsan gak sih, kalua boleh gue pingsan sekarang. Gue masih belum yakin jawabnya, kayaknya mimpi lagi ini. Gue mau tidur lagi, semoga ini mimpi.

***

Seharian gue gak keluar villa, dan rey sama Donny keluar. Sekitar malam baru datang lagi, dan minta di buatin makan malam.

Gue masih gak yakin mereka suka masakan gue, tapi baguslah kalau mereka suka. Bearti gue ada bakat buat masak.

Sebelum masak gue mau telepon papa sama dulu, gue mau curhat soal rey tembak gue di pagi hari yang aneh bin ajaib,

“Maaaaa “ panggil gue dari ponsel dan sengaja gue loudspeaker.

“Iahh sayang, sinyalnya jelek, “

“papa mana?”

“ada di samping ada apa?”

“hehehe, begini shanty mau tanya ke mama sama papa, “

“tanya tentang cowok kemarin?”

“ahhh,, jangan ledekin ahh, tapi emang iah sih ehhehe”, gue langsung jelasin singkat soal tadi pagi, tapi ngak soal ganti baju di ganti sama rey.

“Kalau mama jadi shanty gimana? Bakalan terima apa ngak?”

“dan papa, kalau cowok ungkapin secara langsung kayak gitu, main-main apa emang beneran suka?”

Dua pertanyaan yang membuahkan satu kata yaitu “HMMMMMM”,

“Kalau menurut mama, tanya hati kecil kamu. Soalnya dulu mama sama papa ketemunya gak sengaja juga, tapi lebih keren”

“Kerennya?”

“iah kerennnya di kenalin hahaha” jawab mama,

“ihh serius maaa ahhhh!”

“serius shanty, tanya hati kamu sendiri. Bagaimana dia perlakukan kamu, sopan apa ngak, yang bisa nilai cuman kamu sendiri”

“terus kalua papa?”

“kalau menurut papa”

“HMMMMMMMMMMM”

“ahhh papa ayolah cepetan, gimana menurutu papa” kuping gue udah panas nunggu jawaban mereka beruda.

“Kalau papa sih kalau udah serius, bakalan ungkapin sepenuh hati, dan menurut kamu dia ucapinnya sepenuh hati apa ngak?”

“HMMMMMMM” giliran gue yang ngomong hmmm.

“ya udah, shanty pikiran lagi yah, nanti di kabarin lagi, hehehee, “

“iah, hati-hati,”

“byeeeee muah muahh” gue langsung tutup teleponnya, dan dari jawaban papa sama mama, udah gue simpulin kalau gue harus tanya ke hati gue sendiri.

Walau hati gue jawab yakin, tapi masih belum percaya aja, otak gue gak konsisten sama hati. “ayoo shantyyy, pasti bisa”

Harus jawab, ia apa ngak aja susah setengah mati, lebih susah daripada soal ujian kemarin. Nanti lihat aja kalau rey tanya lagi aja. Sekarang gue siap-siap buat masak makan malam.

Bersambung....

#Note, update ya hu....
 
Terakhir diubah:
Sepuluh

Hmmmm

Shanty​


Itu minuman kok bikin gue agak pusing, dan muka juga kerasa panas. Tapi enak rasanya anggur di tambah soda.

“Ihh, gue bisa berdiri kali” protes gue saat tangan Donny angkat gue bangun.

“tunggu rey disini” pintanya di depan pintu, mata gue ada yang aneh sekarang, itu mobil pada bengkok posisinya, atau tepatnya bentuknya kayak jajar genjang,

“ayo balik, gue pusing ini” gue ngomong udah kayak orang mabuk, nadanya naik turun. Gak mungkin gue minum soda mabuk,

“Don… siapin mobil” suara rey dari samping, wajahnya gak begitu jelas, tapi masih ganteng juga.

“Ayooo”

“Pusinggg gak kuat” kata gue pegangan ke tembok, bukan tembok tapi badannya rey. Mirip tembok kalau kayak gini.

“eeehh ngapain!!!” pekik gue pas rey langsung gendong di punggungnya,

“Pegangan” katanya pelan, tapi gue nurut aja.

“badan lo kecil tapi berat ya?” katanya sambil jalan.

“Enak aja, gue langsing!!, kayak cewek-ceweaaak pas lo ngobrol!”

“Lo cemburu?”

“Iaahhh, gue cemburu!, tapi gue sadar diri kok. Hahaa” gue rasa ucapan yang keluar begitu aja dari mulut. Rasanya pengen keluarin unek-unek, tapi kepala gue jadi pusing.

“Lo mabuk kayaknya”

“Gue gak mabok oke, gue cuman pusing!”

“Dan yang perlu lo tau, gue udah senang bias kenal lo kok haha” kata gue langsung sambil tepuk pelan pipinya. Semakin banyak ngomong gue semakin pusing. Dan milih pejamin mata,

Kerasa gue rebahan di jok, mau buka mata takut pusing, gue milih pejamin mata lagi.

***

“gue bawa ke kamar, lo bawain pakaian gue di hotel ya don~” suara samar-samar rey dan kerasa tubuh gue kembali di gendong lagi. Dan kerasa gue rebahan di tempat yang lebih empuk.

Anehnya lagi mata gue gak mau kebuka, rasanya mau pejamin terus. Kalua begini gak lagi gue mau minuman model kayak gitu lagi.

Dalam sekejap gue kehilangan kesadaran gue lagi, dan gak lama kerasa pakaian gue ada yang buka perlahan.

Bersamaan mata gue terbuka dengan sangat berat. Mata gue bertatapan dengan rey, tapi masih terasa buram dan agak sedikit pusing,

“uhhmmmm” pekik gue dalam hati pas rey cium, gue gak bias nolak. Tubuh gue terasa kaku buat nolak, reflek gue juga cium bibirnya sebagai balasan.

Gue pertama kalai di cium seperti ini, rasanya begitu hangat dan tak mau gue lepas. Kini lidahnya masuk sambil gigit bibir bawah gue pelan. Gue juga gigit bibir atasnya.

“eggnggh” lenguh gue pas ke dua tangan gue di tahan, dan hebusan pelan di leher gue, semakin lama semakin cepat

“SSSShhhhhhhh aahhh” gue mendesah pelaan karena gak kuat rasa geli di leher, di tambah tangan gue gak bisa gerak.

Dan gak lama pakaian gue terasa tersingkap, gue gak bisa lihat jelas karena agak gelap di tambah mat ague jadi buram.

“AHhh ssshh ~” desah gue sambil pejamin mata pas lidahnya jilatin tepat di putting gue,

“Ouhhhhhhh geli” pekik gue lagi pas giliran putting bagian satunya lagi. Gue cuman bisa menggeliat saat buah dada gue di remas sambil putting gue di hisap.

Kini giliran kerasa sesuatu di bagian bawah gue di lepas, mungkin celana. Tapi gue gak pakai celana, gue gak bisa berpikir jernih saat ini.

“sshshhh aahh” dan lagi gue mendesah pasrah saat selangkangan gue di elus perlahan, kerasa juga dua jarinya di bulu vagina gue dan gak lama dua jarinya di vagina.

“SSSSHh aahhh “ tubuh gue langsung menggeliat pas jarinya sentuh bagian sensitive gue, yaitu klitoris.

“ohhhhhh ohhh” lenguh gue lagi pas satu jarinya masuk ke vagina gue dan di gerakin maju mundur perlahan.

Pinggul gue terasa ke angkat dan di ganjal bantal dua,dan kaki gue terbuka selebar mungkin karena pinggul terasa terangkat tinggi.

“SShhh, ssuuhhhhh” gue cuman bisa mendesah doing karena mau bilang sesuatu pun gak bisa, kali ini vagina gue di hisap sambil salah satu jarinya keluar masuk di vagina gue.

“sshh ohhh ohhhh,” kaki mulai terasa gemetaran saat bibirnya menghisap klitoris gue dan juga kocokan jarinya cukup cepat.

“AAAHHHHHHHHHHHH, “ jerit gue panjang pas kerasa gak kuat tahan kencing, dan akhirnya gue kencing, tapi badan gue terasa gemeteran. Nafas juga terengah-engah.

Apa mungkin tadi gue klimaks, Rasa beda banget dari klimask biasanya, rasanya kencing yang sangat banyak tadi.

Nafas gue masih terengah-engah, apa gue mimpi lagi, tapi rasanya begitu nyata. Ini kedua kalinya gue klimaks dengan orang yang tak begitu jelas, antara rey atau bukan.

Yang jelas gue gak bakalan minum yang banyak lagi, karena hasilnya gue mimpi yang sama lagi. Dan sekarang gak bohong mata gue benar-benar berat banget,

***​

Ada yang menganjal saat gue baru berbalik, dan terasa tangan merangkul pinggang gue. Mau gak mau gue paksa berbalik sambil buka mata.

“EHHHH?” pekik gue tersadar ternyata rey yang di belakang gue,

“ngghh…. Udah bangun?” tanyanya buka mata,

“kenapa lo ada disini?” dalam hitungan detik jantung gue langsung berdebar kencang, gue juga langsung bangun.

“tidur bareng ” jawabnya enteng langsung ttarik selimut lagi, dengan jantung yang masih berdebar gue milih ke dapur buat sarapan.

Itu inisiatif gue buat sarapan sebagai tanda terima kasih ke rey, dan semoga dia suka sama nasi goring gue.

“heee?” pekik gue terkejut karena baru sadar pakai baju tidur, padahal gue ingetnya masih pakai gaun,

Wajah gue juga gak terasa ada makeup juga, apa gue mimpi lagi??. Kok jadi bego gini gue bangun tidur.

“Masak apa shanty?” suara rey di dapur bikin gue tersadar dari lamunan, dan sadar juga minyak udah panas.

“Ehh, masak nasi goreng hehe, “ gue jadi salah tingkah kayak gini,

“Gue mau Tanya boleh?” gue beraniin diri setelah nasi gorengnya jadi, gak lucu kalua nasi goreng gue gosong gara-gara kepikiran soal semalam.

“Habis makan aja tanyanya” senyum gue pas rey siap-siap mau makan. Terpaksa tunggu dia selesai makan.

“Tanya apa?” tata cara dia makan bikin gue kagum, mulutnya di lap ada alurnya dari kiri terus ke kanan, sendok sama garpu juga.

“Soal semalam, ituuuu”

“Lo mabuk, “

“Terus, siapa yang gantiin pakaian gue?” itu yang bikin gue penasaran.

“Gue”

“HAAAAA?? Terus lo liat isi gue?”

“Isi apa? Onderdil lo?”

“issh, serius ah!”

“yups, lihat semua kok. Dan tipe body lo ideal kok” jawabnya begitu entengnya. Nafas gue kayak terhenti dengarnya. Dan masih gak percaya dia lihat tubuh gue.

“pasti lo bohong!!”

“Gak kok, ngapain juga bohong, bulu lo juga lebat juga sama ada tahi lalat juga di atasnya”

“AAHHHHh!!” jerit gue pas di jelasin dengan benar semuanya. Rasanya gue mau lompat atau terjun bebas.

Mau tau rasanyanya, MALUUUUUUU… ada yang tau selain gue sendiri, gue mau marah gak bisa, rasa malu gue lebih besar dari pada emosi gue.

“buat apa malu juga, semua cewek juga pasti sama juga kan?”

“Bukan itu,… gue maluu!!”

“bearti gue dong yang pertama lihat lo gak ada yang lain?”

“Iah, gak ada!”

“Masa? Lo gak ada punya cowok?”

“Gak punya!!, “

“kalau gitu, lo mau jadi my girf friend?” pertanyaan bikin gue lemes dan mau pingsan. Walau Bahasa inggirs gue jongkok, tapi gue ngerti apa maksudnya.

“hello?” otak gue kerasa kebalik, gue gak bisa mikir buat hal ini. Kalua boleh di ibaratkan, rasanya kayak ketilang polisi dan di tanya, Saya tilang apa damai, kalua damai duit gue melayang, dan kalau gak damai gue di tilang.

Tapi sebenarnya gue takut salah pilih, karena gue tau standar orang kayak rey, gak mungkin tipe orang kayak gue Bahasa inggris aja jongkok, apaa lagi badan gue gak tinggi langsing.

“Gak usah jawab sekarang, tapi yang jelas gue serius” katanya bangun dari tempat duduknya dan usap rambut gue.

“dan satu lagi nasi gorengnya lezat, gue suka”

Boleh pingsan gak sih, kalua boleh gue pingsan sekarang. Gue masih belum yakin jawabnya, kayaknya mimpi lagi ini. Gue mau tidur lagi, semoga ini mimpi.

***

Seharian gue gak keluar villa, dan rey sama Donny keluar. Sekitar malam baru datang lagi, dan minta di buatin makan malam.

Gue masih gak yakin mereka suka masakan gue, tapi baguslah kalau mereka suka. Bearti gue ada bakat buat masak.

Sebelum masak gue mau telepon papa sama dulu, gue mau curhat soal rey tembak gue di pagi hari yang aneh bin ajaib,

“Maaaaa “ panggil gue dari ponsel dan sengaja gue loudspeaker.

“Iahh sayang, sinyalnya jelek, “

“papa mana?”

“ada di samping ada apa?”

“hehehe, begini shanty mau tanya ke mama sama papa, “

“tanya tentang cowok kemarin?”

“ahhh,, jangan ledekin ahh, tapi emang iah sih ehhehe”, gue langsung jelasin singkat soal tadi pagi, tapi ngak soal ganti baju di ganti sama rey.

“Kalau mama jadi shanty gimana? Bakalan terima apa ngak?”

“dan papa, kalau cowok ungkapin secara langsung kayak gitu, main-main apa emang beneran suka?”

Dua pertanyaan yang membuahkan satu kata yaitu “HMMMMMM”,

“Kalau menurut mama, tanya hati kecil kamu. Soalnya dulu mama sama papa ketemunya gak sengaja juga, tapi lebih keren”

“Kerennya?”

“iah kerennnya di kenalin hahaha” jawab mama,

“ihh serius maaa ahhhh!”

“serius shanty, tanya hati kamu sendiri. Bagaimana dia perlakukan kamu, sopan apa ngak, yang bisa nilai cuman kamu sendiri”

“terus kalua papa?”

“kalau menurut papa”

“HMMMMMMMMMMM”

“ahhh papa ayolah cepetan, gimana menurutu papa” kuping gue udah panas nunggu jawaban mereka beruda.

“Kalau papa sih kalau udah serius, bakalan ungkapin sepenuh hati, dan menurut kamu dia ucapinnya sepenuh hati apa ngak?”

“HMMMMMMM” giliran gue yang ngomong hmmm.

“ya udah, shanty pikiran lagi yah, nanti di kabarin lagi, hehehee, “

“iah, hati-hati,”

“byeeeee muah muahh” gue langsung tutup teleponnya, dan dari jawaban papa sama mama, udah gue simpulin kalau gue harus tanya ke hati gue sendiri.

Walau hati gue jawab yakin, tapi masih belum percaya aja, otak gue gak konsisten sama hati. “ayoo shantyyy, pasti bisa”

Harus jawab, ia apa ngak aja susah setengah mati, lebih susah daripada soal ujian kemarin. Nanti lihat aja kalau rey tanya lagi aja. Sekarang gue siap-siap buat masak makan malam.

Bersambung....

#Note, update ya hu....
Belum diekse kayaknya nih. Baru jilmek putus aja.
 
Sebelas

Pesmol Ikan​

Reynold.

Hal yang gue gak suka terjadi juga, meeting online dadakan. Karena ini hal penting soal masa depan perusahaan gue juga.

Lebih cepat dari yang gue duga, karena gue kira sekitar 4 jam, jadi 6 jam. Karena kendala sinyal dan juga peralatan lainnya.

“Yuk balik don, mau berendam gue rasanya, “

“Kalau udah balik gue omelin tuh orang, lihat aja” desis kesal donny

“Gak usahlah, ini salah gue juga kok, lupa kasih tau dokumennya”

“Tapi investasinya tetap lanjut ke perusahaan?”

“Untungnya masih percaya, habis liburan gue mau lihat produk kosmetik yang akan di jual pasaran.” Ini sedikit melenceng keluar dari bidang property dan sejenisnya.

Gue lakuin ini karena mau buktiin gue bukan numpang kekayaan, tapi punya kualitas buat untuk menghasilkan sesuatu. Termasuk produk kosmetik, aneh tapi ini gue yakin.

“balik ke hotel?”

“Ke villa aja, gue mau tau jawaban si shanty dan udah gue minta masak makan malam”

“haaa?” gue belum kasih tau soal tadi pagi, dan soal tadi malam tentunya Donny tau.

Dia yang foto sekaligus rekam saat gue copotin satu persatu pakaian shanty, dan juga cumbu dia sampai klimaks.

Masih terasa aneh memang, dia sadar saat gue mainin tapi pagi-pagi dia hanya ingat soal mabuk aja.

“gila lo, serius lo mau dapetin dia?” gue angguk-angguk, tapi gue sedikit ragu dia terima apa ngak.

“terus lo pacaran sama dia?”

“pastinya, sampai thalita sadar gue punya cewek beneran bukan sewaaan” senyum gue penuh keyakinan.

“gue punya ide,”

“Ide?”

“yups, biar lo di terima sama shanty” Donny senyum penuh makna,

“apa?”

“Nanti di villa lo bakal tau, surprise buat lo berdua deh” tawanya bikin gue penasaran.

***

Sampai juga di villa, pintu depan gak ke kunci seperti biasanya. Gue gak kwahtir juga soalnya pasti aman.

“eeehhh” jerit shanty pas mau masuk kamarnya sambil pakai handuk. Gue langsung ke belakang buat berendam sebentar,

Sambil tunggu shanty masak, soalnya di meja belum ada masakan. Cuman nasi putih yang masih hangat.

Cukup sepuluh menit gue berendam, gue selesai dan langsung mandi, terpaksa pakai sabun seadanya, termasuk pakai sabun shanty sekian kalinya. Tapi itu cukup buat gue.

“Sana mandi don, “

“Makan dulu rey, shanty udah siapain makanannya” Donny udah bersiap buat makan, dan shanty lagi siapin piring.

Seperti biasa dia pakai pakaian tidur, tapi bedanya gue bisa lihat tali bra tipis. Gue rasa dia masih malu kalau gue udah lihat di telanjang bulat.

“Masak apa?” tanya gue penasaran.

“Pesmol, lo pasti gak bakalan tau makan kayak gini ya?” tanyanya agak ragu, tapi benar gue baru pertama kali tau namanya pesmol, dan ternyata isinya ikan.

“Ikan apa?”

“Mujaer, lo gak suka ikan?” tanyanya lagi pelan.

“suka kok,, gue cobain ya” sepertinya enak dari bau masakannya.

Gue langsung cicipin bumbu di atas ikannya, rasanya enak bumbunya kerasa di lidah atau bahasanya balance.

Kini giliran gue cicipin ikan sekaligus pakai nasi, shanty sesekali lihatin gue pas lagi kunyah pelan.

“wow,,,” gumam gue benar-benar gue suka masakan yang shanty buat, dan paling gue suka bumbunya.

“Gila lo rey, bersih tuh ikan,” Donny tunjuk tulang ikan yang tersisa tulang belulang, shanty juga kelihatan terkejut pas gue selesai makan.

“Sini gue cuci.“ shanty langsung ambil piring gue sama Donny,

“Dan sekarang rencana di mulai” bisik Donny langsung bangun.

“Rencana apa?” Donny gak jawab cuman senyum, dan langsung ke kulkas buat ambil sesuatu. Dia ambil juss jeruk yang beli di jalan dan tuang menjadi tiga gelas.

“WHAT?” pekik gue pas Donny masukin sesuatu ke satu gelasnya. Gue langsung ke ruang depan buat nonton tv,

Shanty selesai langsung ikut duduk, tapi beda jarak di lebih pojok dari gue.

“Minum dulu, gue bawain juss, ini buat lo shanty, dan ini buat lo rey, ini buat gue”

“Cicipin enak gak” pinta Donny, shanty langsung cicipin sampai setengah gelas.

“enak seger, hehe, makasih” senyumnya langsung minum lagi.

“Okeh, kalau gitu gue ke hotel dulu yah, mau mandi sekalian. Lo apa yang mau di bawain rey?” kedipan mata Donny mengisyaratkan tunggu aja.

“Gak usah, besok pagi kesini aja jemput gue”

“wahh,, mau tidur bareng lagi yah?”

“GAKKKK!!” jawab gue sama shanty bersamaan.

“kompak amat, hahaha”tawanya langsung keluar pintu, gue gak tau bubuk apa yang di masukin ke minuman si shanty. Antara obat bius sama obat perangsang.

Shanty langsung tenggak habis sampai tetes terakhir, gue cuman tunggu reaksinya antara tidur dan gelisah.

***

Sepuluh menit berlalu, tapi tak ada reaksi dari shanty. Gue curiga Donny kasih gula bukan bubuk yang aneh-aneh.

“Boleh tanya sesuatu gak?” tanya shanty pas gue lagi serius liat berita sepuluh pengusaha muda, dan nama gue ada masuk di list itu berita

“apa?” gue langsung matiin tv nya, terus noleh ke arah shanty.

“Soal semalam”

“lo mau jawab?”

“bukan ituu…enggh” shanty gigit bibirnya.

“gue masih gak yakin sih, soalnya hnmmm”

“gue ngerasa lo yang… cium gue dan seterusnya gitu” katanya pelan sambil gigit bibir lagi.

“Maksudnya?”

“maksudnya gue mimpi, ada yang cium gue tapi rasanya kayak beneran” lama-lama makin mengoda itu bibir kalau di gigit terus.

“lo gak mimpi kok,”

“heeee??” pekiknya terkejut.

“gue memang cium lo karena gak sengaja buat ganti pakaian, tapi lo malah balas cium gue” kata gue senyum,

“HEEE?” jeritnya lebih besar dari sebelumnya, tapi kali ini dia langsung tutup mulut,

“dan kalauu ittuuuuuu” tanya shanty lagi, gue tau maksudnya. Dia mau tanya soal gue mainin vaginanya sampai klimaks.

“gue juga,” tubuh shanty langsung gue Tarik sampai dia duduk di samping gue.

“dan sekarang lo jawab pertanyaan gue tadi pagi” dia langsung terdiam tatap wajah gue.

“Gue belum siap, sumpah… hmmm”

“kalau begitu pakai jawaban simple aja” shanty langsung noleh ke gue lagi.

“apa?”

“kalau lo tolak kiss in ur lips, bearti jawaban lo no, dan sebaliknya?” gue langsung dekatin bibir gue pelan, kayaknya serbuk yang Donny kasih gak ada efeknya.

Semakin lama semakin dekat dan gue bisar rasain bibirnya shanty, dan jawabannya yes, Matanya terpejam membiarkan bibir gue melumat bibirnya perlahan.

“ngghhh” desahnya pelan pas gue cium perlahan lehernya, shanty tak menolak membuat gue pangku dia sambil terus cium bibir nya lagi.

“ASHHHhh reyyyy ngghhhh” lenguhnya pas gue jilatin leher bawahnya, kadang belakang kuping kiri dan kanan.

“boleh pegang ini?’ tanya gue remas buah dadanya pelan dari luar.

“uhm,, iah,” jawabnya sambil tahan desah, gue langsung buka satu persatu kancing baju tidurnya sampai kancing terakhir dan gue singkap sampai baju tidurnya terlepas.

Tinggal bra dan celana tidurnya, tangan gue agak susah buka pengait tali bra nya. Walau cukup lama tapi bisa, dan gue lupa bibir gue gak lepas dari bibirnya.

Shanty langsung gue rebahin di sofa, sambil gue tahan dua tangannya pakai satu tangan,

Lidah gue mulai bermain pelan di buah dadanya menurut gue ideal, hari ini gue bisa ukuran buah dadanya dengan jelas.

Shanty cuman pejamin mata sambil menggeliat pas putingnya gue pilin sekaligus di hisap pelan.

“auhhhhhh ssshh” desahnya panjang pas gue hisap panjang juga salah satu buah dadanya, kali ini perlahan tangan gue Tarik perlahan celana tidurnya sampai betis.

“Geliii ohhhhhhh~~” ucapnya sambil mendesah saat tangan gue masuk kedalam celana dalamnya sekaligus elus pelan bagian belahan vaginanya.

“Jangan di situuu ahhh uhm” racaunya, padahal kemarin-kemarin gue mainin kayak seperti ini. Apa ini efek dari serbuk yang Donny kasih,

Perlahan celana tidur, sekaligus celana dalamnya berhasil gue lepas, shanty sudah telanjang bulat di sofa,

“sinii” pinta gue Tarik tangannya ke pangkuang gue lagi, tapi bedanya shanty menghadap depan dan ngebelakangin gue.

Kakinya di paha kiri kanan, kalau gue rentangin kaki gue, kakinya jgua ikut terbuka.

“uhhhmm” lenguhnya gue ciumin tengkunya lagi dan remas buah dadanya perlahan. Sambil memposisikan kepala shanty di pundak kiri gue.

Bibirnya gue cium perlahan, dengan tangan kanan mainin buah dadanya, sedangkan tangan kiri gue mainin vaginanya.

“ohhhhh reyyyy” desisnya panggil nama gue pas dua jari gue masuk ke vaginanya dan kocok perlahan.

“Mau di keluarin?” bisik gue rentangin kedua kakinya lebih lebar, kalau di cukur bulunya lebih gampang gue temuin klitorisnya dalam posisi kayak gini.

“iaahhh keluarinn uhhmm” jawabnya sambil desah, tangannya juga pegang tangan gue.

Hal ini bikin gue lumayan horny, yang jelas horny gue berkelas dan gak gampangan,

“ohhhhh terussssss” jeritnya saat dua jari gue kocok cepat sampai terasa vaginanya udah sangat licin, lebih licin dari yang kemarin-kemarin.

“ohhhhhhhh guee ahhhhhhh” desahnya tertahan, kedua kakinya langsung jepit tangan gue di selangakangannya. Tubuhnya juga ikut menggeliatn.

“Basah~~~” bisik gue sambil tunjukin jari-jari yang lengket dengan cairan putih kental langsung dekatin ke bibirnya.

“gak mauu uhm” bibirnya tertutup rapat, walau akhirnya gue bisa masukin jari gue ke mulutnya sambil di maju mundur pelan.

***

Bibir gue sama shanty kembali saling lumat, tapi kali ini duduk berhadapan, “ke kamar yuk” gue langsung siap-siap bangun.

“ngapain?” tanya shanty pelan, tangannya langsung lingkarin ke leher gue.

“Yang lebih seru” senyum gue langsung angkat tubuhnya, dan gak terlalu berat badannya, mungkin factor tinggi badan juga..

Gue ngerasa kayak gendong anak-anak tapi lebih dewasa dikit, kalau posisi kayak gini dan bisa juga ML posisi seperti ini.

Gue langsung rebahin shanty di Kasur, dia langsung Tarik selimut tutupin tubuhnya,

“Lanjut?” tanya gue buka pakaian gue satu persatu dan gue sisain celana dalam, gue yakin shanty bisa lihat penis gue dari tonjolan di celana dalam,

Yang jelas ini belum ekresi, tepatnya setengah bangun.

“Udah pernah lihat pasti sebelumnya” kata gue ikutan masuk ke dalam selimutnya.

“apanya?”

“ini?” gue arahin tangannya ke selangkangan gue.

“uhm,, di film udah, lihat langsung belum ehmm” jawabnya tanpa lepasin tangannya dari selangakangan gue.

“wait, biar lo gampang pegangnnya” gue langsung lepas celana dalam, arahin tangan shanty biar gengam penis gue.

“udah on yah?” tanyanya malu-malu,

“belum kok, pengan erat terus kocok naik turun seperti ini” gue ajarin sebentar caranya,

“eehhh, makin gede” bisiknya pas ngerasa penis gue juga semakin tegang.

“kalau gitu, lo masih virgin?” tanya gue langsung dekatin tubuhnya ke tubuh gue,

“iah, masih kok, uhmm” desisnya pelan saat jari gue mainin lagi belahan vaginanya, gue sama shanty masing-masing mainin kelamin.

“ehhh mau apa?” pekiknya kaget gue kangkangin kakinya, dan gesekin penis gue yang udah tegang dank eras.

“gesekin aja kok, enak?” gue selipin kepala penis gue di belahannya, kerasa kepala penis gue benar-benar gak muat.

“slruupsss” lidah gue kembali jilatin vaginanya sambik buka belahan vaginanya, terlihat merah dan lubangnya kecil.

Bibir shanty berkata tidak, tapi dia tak cegah gue gesekin kepala penis di vaginanya. Dan sesekali gue masukin kepalanya yang kini terasa lebih elastis.

“sakit?” tanya gue ganjal pinggulnya pakai bantal,

“gak kok, hmm geli” jawabnya, gue masukin kepala penis lagi sepenuhnya,

“awhh” desisnya saat kepala penis gue utuh mulai masuk, rasanya bikin linu di ujung penis gue. Sambil mainin klitorisnya gue semakin tekan ke dalam,

“stoooppp reyy,, uhhhh” tanganya lagnsung pegang tangan gue yang lagi pegang kakinya.

“pelan kok, ssttt” bisik gue dorong perlahan dengan terus mainin klitorisnya, shanty mendesah antara sedikit linu dan geli.

“tinggal setengah lagi kok” gue terus dorong perlahan, dan

“plokkkk!” hentakan pelan membuat penis gue masuk dan tersisa batangnya sedikit, shanty juga ikut berteriak lumayan keras, gue sumpal dengan bibir.

Tangannya gengam erat tangan gue, dan sedikit matanya beair, “sakit?” shanty angguk pelan, gue langsung mainin lagi buah dadanya, sambil sedikit gerakin pinggulnya.

“ssghhhagh” desahnya antara sakit atau geli, gue gak bisa bedain.

“kalau sakit gue stop” kata gue pas shanty meringis

“terus uhmm,” bisiknya raih tangan gue agar remas buah dadanya, pinggul gue semakin agak cepat, dan erangan sakit shanty mulai menjadi desahan,

Matanya terpejam dengan tubuh yang bergoyang ikutin irama pompaan penis gue di vaginannya. Bibirnya juga di gigit pelan.

“aahhh reyyy, gue mau pipis aahhhh ahhh gak kuat ahh” racau,

Gue juga merasakan hal yang sama, sambil gerakin maju mundur gue mainin klitorisnya pakai jempol.

“aaahhhhhhhhhh~” pekiknya panjangan sambil cakar lengan gue,

“oh my god,” vagina shanty terasa mau telan penis gue dalam-dalam, dan gue juga kerasa gak kuat untuk itu.

“ooohhhh” gue hentakin dalam, kaki shanty ikut melingkar di pinggang gue,

“crotttt vrottt” ohh gue klimaks sambil terlungkup buat cium bibirnya. Entah brapa kali gue kerasa tembakan ke dalam vaginnay, yang jelas lebih nikmat disbanding thalita.

Nafas seolah terputus-putus, gue langsung cabut perlahan sampai terlepas semuanya, shanty menutup wajahnya dengan tangan.

“Darah?” gumam gue melihat darah di sekitar vaginanya, darah yang bercambut cairan putih. Gak di vaaginanya, tapi di batang penis gue juga.

Gue langsung bersihin pakai tissue basah, tissue yang bersihin vaginanya yang kemarin-kemarin sampai tak ada cairan tersisa.

Tak ada darah lagi, tapi vaginanya sedikit memerah, seperti kulit kena tampar. Jari gue elus sedikit klitorisnya membuat shanty sedikit menggeliat.

“maaf” bisik gue peluk dari belakang,setelah matiin lampu kamar, shanty gak respon tapi dia genggam erat tangan gue,

“love you shanty” bisik gue Tarik selimut, temanin dia sampai pulas, baru gue pakai pakaian gue lagi.


Bersambung...

#Note, update ya hu, maklumin aja kalau banyak typo.. haha,..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd