Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG 4 ART, 4 Sensasi (Widi, Iyan, Yuli, Teteh)

Jika cerita sinta dan nina ku gabung di Trit ini, gimana? Ada mama nya sinta juga lho.


  • Total voters
    541
  • Poll closed .
Drpd di gabung mending ini di clearkan aja dulu, ada 3 artis soalnya..
Dan blm terjabarkan semuaa
Terimakasih om. Sudah menjabarkan secara logis melalui kalimat. Respect. :beer:
 
Lancrutttkan hu.
Menarikkk nih.. perlu di pelajari ilmunya 🤣
 
RIYANI - CHAPTER 11 ... AND THE EKSIB is ROLLING

<- Prev

Setelah keringat di tubuh ku kering, aku ke kamar mandi dan bersih2 dengan kain lap, belum berani mandi dan guyur.
Setelah salin pakaian aku turun ke bawah dan walau masih agak lemas danmata masih agak kuyu, aku duduk di teras, melakukan ritual udud tanpa kopi.
Baru satu hisapan rokok, “aaahhh.. ga enak..”, ku matikan bara api ke asbak dan ku tinggalkan masuk ke dalam.

-------------

Esok hari nya, subuh jam 5 aku bangun dan kurasakan badan ku sudah mulai enakan dan segar, walau belum fit betul, tapi ya mendingan lah biar bisa gerilya malam2 di depan kamar iyan. Hahahahaha...

Semenjak yang eksib gagal itu di kamar mandi atas karena iyan ga naik2, aku coba lagi subuh ini dengan posisi seperti subuh sebelum nya.

Aku masuk kamar mandi atas, dan hanya lampu kamar mandi saja yang menyala, dan segera ku lepas celana kolor dan berdiri menghadap ke barat sambil sesekali kepala ku miringkan ke arat barat laut, tapi sudut mataku mengarah ke utara.

*Semoga om om girang disini pada memahami arah mata angin ya. Hehehehe....

“cekleeekkkk nggeeekkk”, ku dengar suara pintu kamar iyan terbuka.

“cetek.........cetek... cetek...”, ku dengar juga suara saklar lampu 3x kali, berarti dia sudah bangun dengan menyalakan lampu kamar nya, lampu kamar mandi dan lampu ruang makan.

Aku tau dia pasti akan naik ke atas, entah ngecek pakaian kotor, pakaian yang di jemuran atau apalah, yang pasti tiap subuh dia selalu menuju ke mesin cuci.

Asli, berdebar2 aku menunggu moment ini. Ku kocok terus kontol ku sampai benar2 ngaceng, dan ga lama ku dengar suara langkah kaki menaiki tangga, sangat jelas terdengar karena aku hapal betul cara dan gaya dia berjalan.

“tap... tap... tap...tap......”, aku hitung dalam hati dan aku yakin banget di hitungan ke 9 ku, pasti langkah itu berhenti dan menatap ke arah selatan tempat aku berdiri di kamar mandi atas.

“1 2 3 ... 7 8 9, lah.. kok lanjut”, batin ku

“10”, nah.. langkah itu berhenti, dan dari sudut mataku terlihat sebuah rambut jidat dan mata memandang ke arah tempat aku berdiri dengan kontol ngaceng.

*Anak tangga dari bawah ke atas itu berjumlah 15, karena aku lebih tinggi 10 cm-an dari iyan, jadi dengan pijakan ke tangga 9 aku sudah bisa melihat arah kamar mandi, pantes saja iyan harus naik 1 anak tangga lagi biar bisa liat ke kamar mandi.

Sekitar 5 menit aku mainkan kontol ku, ku siram air, ku oles kan sabu, dan ku urut pelan2, ah...nikmat nya gila eksib coli sambil di liatin iyan dan melihat iyan dari sudut mata ku.

Ga lama ku lihat rambut dan mata itu tidak ada, seperti iyan turun ke bawah. Entah apa yang ada dalam pikiran dia saat itu, yang pasti aku menahan ejakulasi agar bisa berlama2 dan menikmati SENSASI eksib di depan iyan. Ya, sebuah eksib seperti tidak sengaja dan tidak ku sadari (padahal mah udah di setting.. hahahaa)

Melihat iyan turun, aku segera bilas kontol ku yang berbalur sabun, dan segera aku pakai handuk dan ku lepas baju, jadi tubuh bugil ku hanya berbalutkan handuk saja menutupi kontol ku yang masih ngaceng.

Aku turun kebawah untuk persiapan mandi, “Iyan.. tolong masakin air untuk saya mandi ya”, suruh ku ke iyan

“iiiiyyyaaa pakk”, agak sedikit gugup dan ku lihat muka nya memerah. Hahahhaaha.. kena lo iyan

Sambil menunggu air mendidih, aku duduk di ruang tamu, ku buka pintu dan hordeng. Segarrrr nya udara subuh menjelang pagi masuk ke paru2.

Berdiri mematung sesaat memandangi area teras dan jalanan di luar, tiba2 kyk di gaplok ama cincin nye Thanos, muncul kembali ide eksib yang lain.

Aku atur jepitan handuk di perut ku agar lebih longgar, jadi saat ku sentuh sedikit handuk itu akan melorot, dan sayang nya batang ku sudah mulai melemas menjadi titit, yang tadi nya kokoh berdiri laksana kontol

*FYI
Titit : penis yang masih lemas /mengkerut kedinginan
Peler : penis yang mulai menegang tapi tidak ngaceng
Kontol : penis yang benar2 sudah ngaceng keras
ini versi ku lho... hahahaha

Lagi asyik2 melamun mikirin ide eksib, tiba2, “Pak.. air sudah mendidih”, iyan mmanggil ku

“mau iyan bawakan ke kamar mandi ?”, dia kembali bertanya

“ga usah, biar saya saja yang bawa, kamu lanjut nyapu aja dan bikin teh saya sama susu anak2”, jawab ku sambil berjalan menuju kompor

Inilah saat nya showtime untuk sebuah pertunjukkan yang berlum pernah di lakukan dan akan ku coba saat itu juga.

Aku segera angkat panci yang berisi air panas, posisi sikut kanan ku arahkan ke perut yang ada jepitan handuk.

Ku lihat iyan masih menyapu dan merapihkan meja makan, dan otomatis aku harus melewati iyan jika mau ke kamar mandi.

Jalan perlahan, karena bawa panci isi air panas dan pas di belakang iyan, aku tekan dan gesek2 handuk itu dengan sikut kanan ku dan blaarrrrrrrrr.. turun lah semua handuk ku dan posisi ku yang bugil tapi penis sudah berubah menjadi Peler karena sensasi itu.

“aduh... (aku pura2 kaget tangan ku ke senggol panci, padahal mah kaga), Iyaaannn.. tolong handuk saya melorot..”, aku sedikit agak teriak.

iyan refleks menengok karena mendengar aku teriak, “kenapa.....”, belum sempat melanjutkan omongan, dia langsung kaget dan menutup mulut nya, dengan pandangan mata yang mengarah ke mata ku lalu menunduk dan mengarah ke peler ku yang sekarang mulai agak membesar.

“iyan. Jangan diam, tolong pakaikan handuk saya, susah ini pakai air panas”, perintah ku

“iii. Iiiyyaa paakkk...”, dengan gugup dan kaget iyan jongkok dan mengambil handuk dan memasangkan secara cepat handuk tapi di jepit ke belakang di atas belahan pantat ku dan secara otomatis saat itu juga penis ku berbah menjadi kontol dan menonjol di depan handuk.

Aku lihat muka iyan memerah dan nafas nya seperti habis berlari jauh, aku tau dia dalam keadaan kaget, malu, dan mungkin plus sange. Hehehhe

Aku masuk kamar mandi dan byar byurrr.. dan ga lama seperti biasa istri dan anak2 bangun dan sudah mulai sibuk dengan aktivitas pagi masing2.

-----------

“Kira2 iyan ngomong ke istriku ga ya”, kadang batin ku suka berkata begitu

Tapi sampai saat terakhir aku eksib ke iyan, aku ga pernah dapat teguran dari istri, dan ku yakin iyan sama seperti Widi. Bisa menyembunyikan rasa atau takut atau menikmati atau apalah aku ga tau. Yang penting yang tahu hanya kami berdua saat itu.

-----------

Kalian masih ingat ga letak tangga dan pintu kamar anak2? Jadi saat keluar dari kamar anak2, di sebelah kanan akan menjumpai ruangan santai dan sebelah nya lagi ada lubang untuk tangga naik turun.

Disisi tangga ku pasang railing besi, biar anak2 aman dan tidak langsung kecemplung ke lantai bawah.

Nah.. di sisi railing besi itulah ku taro meja komputer untuk aku dan anak2 belajar maen komp atau game. Saat masih di kontrakan dan di rumah baru 2013, aku masih belum memasang jalur internet kabel dari indomihome, karena belum ada jalur telp yang masuk, jadi terpaksa masih menggunakan modem usb stick dari semarfren. Saat itu semarfren masih bisa membuka situs xvid dan xhams (pasti tau dong 2 situs fenomenal itu. Hehehhee), hayooo ngaku..

Kadang kalo posisi iyan lagi tidur dengan pakaian normal, ya aku iseng buka internet dan situs itu, untuk pemanasan sebelum mengeksekusi bini. Hahahaha...
Pokoknya aman lah, CPU ku taro di meja, di sebelah kanan monitor, jadi jika anak2 atau bini keluar dari kamar, ga bakal bisa langsung melihat isi monitor.

Sebenarnya metode eksib kali ini, lagi2 nggga sengaja ku dapat dan muncul aja dengan sendiri nya

Setelah kejadian aku eksib sambil melorotkan handuk, aku belum pernah lagi eksib, ya jaga jarak dan waktu aman dulu, sekalian beri dia ketenangan jiwa, paling ya beberapa kali ngintip dia tidur pakai beha, bugil dan sambil colmek, dan pastinya aku sambil ngocok juga sampe crottt.

Jadi suatu malam sekitar jam 23an, seminggu setelah kejadianitu dengan iyan, aku lagi ngerjain proyek tambahan dengan sepupu ku yang kadiv di perusahaan swasta di suatu kota yang memang mendapatkan julukan sebagai daerah industri. Kondisi lampu dapur dan lampu di atas eternit meja komp, dan lampu mesin cuci di matikan.

Sedang asyik bermain2 dengan program axl, lampu di atas ku tiba2 meredup dan ga lama terdengar bunyi, “ctaarrrrr”, seperti putus di bagian dalam lampu.

“het dah, ada2 bae ya, pake mati segala ini bohlam”, gerutuku karena PO ini harus segera jadi dan di print untuk ku kirim besok siang via kurir Kiti.

Berbekal cahaya dari layar monitor merk Peng-Q 15,6 inch, aku paksakan mataku memfokus ke arah keyboard, agar tulisan terlihat jelas. Ya.. walaupun aku lumayan mahir memainkan 10 jari ku dalam mengetik, tetap saja dalam kondisi temaram begitu agak keteteran juga.

Bete juga dengan sikon pencahayaan yang ga memadai, mau ke warung beli lampu juga udah ga mungkin buka jam 23 gini.

Dengan kerjaan masih menggantung, aku turun dan nyeduh kopi dan ku bawa ke atas sekalian ku bawa piring kecil yang biasa untuk tatakan gelas sebagai asbak nantinya, karena asbak beling ukuran jumbo diameter 20cm khusus untuk di teras.

Aku bakar rokok di kursi komp, “sssluuuurrrppp.. ffuusssshhh”, nikmat kopdud malam2.

-----
*Oiya, apakah aku pernah menulis di cerita sebelum nya kalo aku memang ga pernah merokok di dalam rumah, semenjak anak lahir ?
Jadi di rumah ini , aku pasangkan exhaust fan di tembok sebelah barat, yang memang jika sore hari kena sinar sunset dan luar biasa panas nya ruangan santai di lantai 2. Itulah kenapa exhaust itu di pasang, jadi kalo tiap malam setelah semua pada tidur, aku bisa kopdud di sana dan asap rokok langsung terbuang dengan cepat ke luar.
------

Tengah asyik ritual kopdud, aku melihat ke arah mesin cuci, sepertinya lampu dari situ bisa menerangi ke arah meja komp. Aku bangkit dan langsung ku nyalakan saklar nya, dan.. naahhhh.. bener neh.. agak lebih jelas kibor ku terlihat. Karena lampu nya berasal dari arah sebelah kanan ku sekitar 4 meter, otomatis di tembok sisi tangga turun, terlihat bayanganku dengan jelas sedang duduk, dan aku kok merasa jadi raksasa kyak THANOS ya ? hahahhahaa... apalagi dengan gaya merokok mirip Mafioso. Kwkwkwkwkw

Lagi asik ngayal jadi Don Juan Mafia sambil melihat bayangan ku di tembok, lah... muncul ide mesum secara mendadak.

Aku coba keluarkan kontolku dengan posisi sambil duduk, dan terlihatlah bentuk dan batang kontol ku walau masih kondisi lemas. Ku coba kocok2 sampai ngaceng dan memang terlihat sangat jelas di bayangan tembok yang kalo di lihat dari bawah, ku pastikan terpampang seperti layar tancap.

Ok.. fix.. sudah dapat metode eksib baru, segeralah ku selesaikan kerjaan PO ku, dan kelar juga, tinggal email, sent. Lansung ku ke kamar mandi bersih2 dan lanjut tidur.

-------

Tininit... tininit.. tininit.. seperti itulah alarm suara alarm di BB ku (*maaf aku lupa bunyinya seperti apa). Semalam aku men-setting alarm jam 4:45, karena ku tau Iyan selalu bangun jam 5 setiap subuh.

Segera ku bangkit dan menuju kamar mandi, cuci muka biar seger, ku nyalakan lampu mesin cuci

Aku lepas celana dan baju, dan ku ikatkan handuk di pinggang kemudian duduk di singgasana. Aku elus2 kontol dari luar handuk untuk memancing aliran darah menuju batang konti.

Setelah mulai agak membesar, ku keluarkan kontol ku, ku lepas ikatan handuk di pinggang dan ku kocok2 sampai benar2 ngaceng sambil membayangkan pertama kali melihat iyan colmek.

Dan seperti biasa, jam 5 terdengar suara pintu dan saklar ajaib yang menandakan bahwa iyan sudah bangun.

Dengan tetap sabar menanti, aku kocok2 terus kontol ku perlahan2 sampai ngaceng keras.

Posisi ku duduk menghadap ke meja komp (arah timur), dan karena jarak antara kursi dan railing besi hanya sekitar 20 cm-an, jadi kalo aku nengok ke kiri dan agak ke bawah, aku bisa melihat sampai ke anak tangga ke 3.

Ga lama terdengar langkah kaki berjalan dari arah meja makan ke arah tangga, dan baru pijakan di tangga ke 1, langkah kaki itu terdiam, aku yakin iyan pasti melihat bayangan itu saat akan naik.

Bayangan ku ga akan terlihat dari arah meja makan, karena tertutup oleh beton tulang penyangga cor dak.

Sampai sekitar 10 detik, tidak ada pergerakan kaki, tapi aku tetap mengocok kontol ku perlahan sambil ke lepas kocokan dan ku pamerkan batang dan palkon ku yang ngaceng, kugoyang2 kiri kanan depan belakang batang itu, dan memang terlihat jelas banget itu bayangan kontol sebesar tiang listrik beton. Hahahahahha...

Dan, ga lama kemudian ku dengar suara railing tangga seperti di pegang karena agak goyang (maklum railing yang standar, jadi ga terlalu kokoh. Hehehe). Aku tau iyan menaiki tangga itu secara perlahan tanpa suara, tapi dengan berpegangan pada railing besi dan bergetar, justru itu yang menjadi patokan ku.

Dari sudut mata kiri ku, nampak rambut iyan mulai terlihat, pelan dan makin dekat, sambil ku kocok2 kadang cepat kadang lambat dan kadang ku goyang2kan batang kontol ku..

Aahhhhh.. sumpah sensasi ini begitu nikmat...

Rambut Iyan makin jelas terlihat dan makin dekat, sampai akhirnya aku bisa melihat jidat dan mata iyan, dan saat itu juga aku naikkan kepalaku dan menghadap ke eternit agar iyan merasa nyaman melihat ku dengan posisi mata ku tidak meihat dia.

“ahhhh.. oohhhhh. Eeesttt”, aku mencoba berpura2 mendesah pelan, dan sengaja memancing dia, sudah tidak memperdulikan lagi melihat Iyan sampai di mana posisinya.

Sekitar 5 menit aku kocok2 dan aku sudah tidak kuat lagi menahan dan akhirnya meletuslah sperma ku ke arah dada beberapa kali, “aaarrrrhhhhhhhhh.... eehhhmmmmmmmm”, aku mendesar agak kencang, dan ahhh.. asli ini nikmat banget..

Saat sedang merasakan nikmat nya ejakulasi, aku turukan kepala perlahan dan ku intip dari sudut mata, ternyata iyan benar2 berada hanya 50 cm-an dari tempat ku duduk. Sempat ku lihat bahu kanan nya bergerak2 dan ku yakin dia juga ikutan colmek dan ga lama terdengar suara.

“oohhhhhhhhhh.....”, aku yang masih menikmati sensasi ejakulasi, tetap melirik dari sudut mata, dan mendengar dia merintih panjang tapi rintihan nya seperti dia tahan , dan terlihat railing besi nya bergetar dan menimbulkan bunyi. Aku tau dia sudah orgasme dan kejang2 sambil pegangan railing.

Aku tetap elus dan ku urut2 kontol ku sampai sperma ku keluar dengan sempurna.

Masih dengan posisi kepalaku, ku coba melirik dari sudut mata dan kulihat iyan turun, segera ku longok ke kiri bawah, kaos iyan tersingkap dan memperlihatkan toket kiri nya yang terbuka.

Aku ga tau, apakah dia colmek atau mainin pentil hingga orgasme, yang pasti aku puas dan berhasil menjalankan misi ku.

Ku ikat kembali handuk ke pinggang, dan dengan kontol yang masih ngaceng, serta dada berlumuran sperma, aku mencoba memebranikan diri untuk turun secara perlahan, karena memang lemas rasanya setelah crot langsung jalan dan turun tangga pula.

Saat ku turun, terdengar suara pintu kamar mandi di tutup, ku yakin iyan lagi bersih2.

Sampai di bawah ku menuju kamar mandi dan ku ketuk “iyan ya ?”, tanya ku

“iya pak, sebentar ya pak, lagi pipis”, jawab nya

“hehehehehe.. abis pipis enak ya”, ku jawab dalam hati

“ya, lanjutla dulu”, balas ku sambil senyum

1 menit kemudian dia keluar dan aku yang duduk di meja makan langsung bangkit menuju kamar mandi, dan saat berpapasan dengan iyan dia menunduk tapi mata nya melihat ke arah dada ku yang penuh dengan cairan sperma yang sudah berubah menjadi bening, sambil ku lihat dia tersenyum.

Ku masuk kamar mandi dan buyrrr buyrrr.. segarrrrrrrrrr”.

-------

Next ->
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd