Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG 4 ART, 4 Sensasi (Widi, Iyan, Yuli, Teteh)

Jika cerita sinta dan nina ku gabung di Trit ini, gimana? Ada mama nya sinta juga lho.


  • Total voters
    541
  • Poll closed .
menarik ceritanya
 
aannjjjiiiiirrr jg ikut bayangin. bayangin iyan colmek maksutnya. wkwkwkwk
 
RIYANI - CHAPTER 12 ... AND THE EKSIB is (still) ROLLING

<- Prev


1 menit kemudian dia keluar dan aku yang duduk di meja makan langsung bangkit menuju kamar mandi, dan saat berpapasan dengan iyan dia menunduk tapi mata nya melihat ke arah dada ku yang penuh dengan cairan sperma yang sudah berubah menjadi bening.

Ku masuk kamar mandi dan buyrrr buyrrr.. segarrrrrrrrrr”.

----------

Semenjak kejadian itu, aku melihat sikap iyan sedikit berbeda, seperti lebih banyak perhatian kepadaku, tapi ya tetap dengan koridor posisi kami saat sedang berdua. Jikapun ada istri dan anak2, ya iyan kembali ke sikap dia semua seperti awal kerja.

Kadang kalo aku lagi santai di teras, dia suka nawarin aku mau kopi atau ngga ? atau hal2 lain yang memang seperti merasa ada nyaman jika ada aku.

Intinya iyan bisa menjaga dan tidak cerita2 atas kejadian yang dia alami selama berada di rumah ku, tapi entah apakah dia cerita ke temen nya yang di blok depan atau tidak. Yang pasti di rumah ku semua berjalan seperti biasa tidak ada keanehan.

Iyan ini tipikal orang pendiam dan agak polos, tidak pernah keluar rumah untuk sekedar main dengan tetangga sesama art atau ngobrol dengan ibu2, mungkin karena dia masih 16 tahun kali ya.

Kejadian eksib yang lain, lagi2 tanpa sengaja tercipta, aku ingat saat itu hari sabtu, sekitar jam 11an, istri keluar jemput anak2 sekolah SD, ya memang ada sebagian kota di jawa barat yang mewajibkan hari sabtu itu masuk. Hari itu memang lagi agak malas aja mandi pagi.

Kadang abis sarapan keasyikan ritual kopdud, baru inget kalo udah siang.

“Yah.. mama jemput anak2 dulu, mandi sana ih, dah siang”, kata istri

“iya mah nanti, abisin udud dulu”, jawab ku

“greeeeenggggggggg”, suara motor metik melaju dan hilang di tikungan dekat saung, tinggalah aku dan iyan di rumah hanya berdua.

Aku naik keatas ambil handuk, lepas pakaian bugil dan ku lilitkan handuk di pinggang.

Aku turun dan tenggorokan berasa kering, kena kopi dan udud mayan beberapa batang, ku menuju dispenser dan “yaelah... pake abis pula ini air galon”, gerutu ku

Males pula angkat galon dengan kondisi handuk melilit di pinggang.

“Plaaaakkk.. bego lo, eksib lagi lah..”, jin ngehe dalam diriku seakan menampar dan menyuruh ku untuk eksib.

Aku lihat iyan lagi di teras nyapu lantai, ku atur ikatan handuk di pinggang. Di karenakan rumah ku menghadap timur, jadi jika ada yang melihat ke arah dalam, justru akan sangat jelas terlihat karena di bantu oleh pencahayaan dari sinar matahari.

Galon yang kosong diatas dispenser aku ambil, dan ku keluarkan galon lain yang masih penuh berisi air isi ulang merk yang belum terkenal seperti akuwa.

Aku geser galon yang penuh dari bawah tangga ke luar (dispenser kulkas dan mejikom kami letakkan di bawah tangga, menghemat ruang, agar lebih luas). Setelah galon itu berada pas di posisi yang ku inginkan, aku jongkok dengan bertumpuan pada ujung telapak kaki dan dengkul (tau dong kek mana pose nya? Heheheh), kembali ku dorong galon berisi air ke bawah tangga tapi tidak terlalu dalam.

Iyan masih di teras, sambil ku atur pose jika begini maka nanti akan begini dan banyak macam lah strategi ngehe untuk ngerjain iyan kembali.

Dan ga lama iyan masuk, aku pura2 menarik galon dari bawah tangga ke luar dan dengan masih posisi jongkok seperti sebelumnya, aku buka penutup galon, yang seharusnya sangat mudah bagi ku, tapi sengaja aku buat seperti aku sedang kesulitan dan tidak ada tenaga buat mencabut. Hahahhaa

Iyan makin mendekat ke arah westafel dan berniat mencuci beberapa perabotan yang belum di cuci, aku posisikan jongkok dengan bertumpukan pada telapak kaki dan dengkul ku naikkan dan sedikit mengangkang dan harus nya sangat jelas keliatan si titit ini dari termpat iyan berdiri, tapi sengaja ku tutup dengan galon sambil berusaha menarik tutup nya.

“iyan, coba tolong ambilkan tisu, perintah ku ke dia

Iyan berjalan ke arah meja makan, dan saat itu pula ku geser badan dan galon agar keliatan jelas si Titit.

“ini pak”, iyan ngasih tisue ke aku

“lah kok Cuma selembar ?”, tanya ku

“ohh. Maaf pak”, dia ambil 2 lembar dan balik ke aku

“aduh iyaannnn, kamu ini, bawa sekotak aja tisue nya”, perintah ku kembali sambil sedikit tersenyum

Ini lah kenapa ku sebut iyan masih sangat polos atau “agak polos”...hahahhaa

Sebenarnya tisue ini sama sekali ga berguna utk ku di sikon buka tutup galon, untuk apa coba ? aku cuma mau menggoda dia aja.

Dengan posisi ku mengangkang begitu dan iyan bolak balik ke aku dan meja makan, kuyakin iyan sudah melihat beberapa kali dan langsung ke arah si titit ini, tapi karena aku ajak ngobrol dan ku suruh, jadi nya dia tetap berada di dekat ku.

“Iyan.. coba bantu saya, ini tutup keras bener sih”, kata ku

“kamu jongkok disitu, dan pegang bagian bawah galon, saya mau tarik tutup nya, kamu tahan ya”, lanjutku

“iya pak”, dia jongkok di area yang ku suruh dan yang pasti bisa melihat jeroan bawah ku.

Posisi tangan iyan sudah memang bawah galon, dan sambil pura2 narik tutup galon, sesekali ku lirik ke mata dia yang kadang melihat keluar, ke galon dan juga ke arah jeroan ku.

Melihat iyan seperti itu, si titit ini berubah bentuk menjadi si peler, yang mulai membesar akibat terjangan sensasi yang aduuh ga bisa di jelaskan deh.

“tahan yan, tahan ya bawah nya, keras nih”, sahut ku

“iya pak”, kata dia..

Dan memang ga lama kemudian si peler sudah berubah menjadi si kontol yang mengacung keras dan tegak sempurna.

“eeehhhh”. Sekilas ku dengar iyan seperti kaget karena melihat si kontol yang sudah menjulang tegak ke atas.

Aku yakin jikapun iyan risih atau pun jijik, pasti dia akan pergi dari situ. Tapi dia tetap bertahan di situ, dan ku tau mata dia pura2 ga melihat si kontol, padahal mah beberapa kali melihat atau melirik saat pegang bawah galon.

Ku lihat mata iyan seperti tertuju dan diam menatap si kontol, dan ketika ku liat ternyata si kontol ini sudah mengeluarkan caira mahzi (pelumas) bening yang keluar dari ujung palkon, aku pun ga sadar dan ga merasakan, karena memang cairan itu bukan sperma dan tau tau keluar sendiri.

“ohhhhh...”, iyan kembali menggumam.

Aku yakin dia sudah mulai terangsang, ku lihat mata nya mulai agak saya, walau aku ga bisa melihat dia dengan jelas karena posisi dia membelakangi sinar matahari.

“pllooopp”, akhirnya tutup galon sudah terbuka, “ahhhh.. kenapa sih secepat itu terbuka ini galon, akn kan masih ingin bermain2 dengan sensasi ini”, batin ku.

“yan,. Coba tolong ambil tisu galon”, perintah ku kembali

Dia bangkit dan nunduk di bawah tangga, sambil mencari di kotak samping dispenser, “gada pak, abis kyk nya”, jawab dia

“ohhh. Ya sudah tolong kamu basahkan tisue ke kran”, lanjut ku

Dia ambil beberapa lembar tisue dan di basahi dengan air kran.

Dengan masih posisi jongkok, aku lap mulut dna leher galon dengan tisue dan iyan bangkit menuju westafel.

Saat mau angkat galon, aku sempat mikir, apa eksib handuk ini aku ulangi kembali ya..? ah coba ah..

Dengan kontol yang masih tegang aku coba angkat, tapi pura2 aku sedikit kepleset di kaki kanan ku, “aduhhhh”, jerit ku pelan

“kenapa pak ? bisa ngga ?”, jawab iyan

“bantu saya pegang dan tahan bagian bawah galon ya”, kata ku

Dia pegang bagian bawah galon dan di hitungan ke 3 kami sama2 bangkit dan karena si kontol masih ngaceng, saat berdiri tangan iyan yang memegang bagian bawah galon, aku atur tubuh ku agar si kontol ini mengenai jemari iyan.

Duhh.... ini sensasi yang luar biasa nikmat dari eksib yang sering di lakukan orang2 pada umum nya.

“Uuhgggghhhh eeehhmmmm”, aku mendesah nikmat tapi ku buat seakan2 berat angkat galon, saat si kontol menyentuk jemari iyan.

Aku tau iyan pasti merasakan itu atau mungkin dia yang “agak polos” ga menyadari kalo tangan nya dia tersentuh oleh si kontol

Sebelum leher galon masuk ke mulut dispenser, aku gunakan dan mainkan sikut kanan ku ke arah lipatan handuk, dan ... lossssssssss

“iyan.. iyaannn.... toloong handuk saya handuk saya”, aku pura2 kaget dan panik

“i... ii..yaaa paaakk”, ku lihat iyan gugup sambil berusaha jongkok karena kami berdua berdiri di bawah tangga yang memang agak sempit dan susah..

Saat iyan menurunkan badan dan jongkok, ku lihat mata iyan bener2 tertuju ke si kontol yang sudah tegak, apalagi saat jongkok dan ambil handuk di lantai, dia agak lama di bawah yang posisi muka dia sejajar dengan si kontol.

“pak... pak.. handuk nya ke injek”, kata iyan.

“ohh maaf.. tolong pasangkan handuk saya ya”, jawab ku sambil tersenyum karena memang sengaja aku injak handuk nya dengan kaki kanan. Hahahahahah

“ii. Iya pak..”, dengan cepat iyan bangkit dan “jedduugggggg”, suara benturan kepala iyan beradu ke tembok cor bawah tangga.

“addduuuhhhh”, ringis iyan sambil melepas handuk dan menjauh dari ku dan masuk ke kamar sambil memegang kepala nya

Handuk ku kembali jatuh ke lantai dan dengan bugil aku percepat masukan galon ke dispenser, ya mudah lah ga sulit. Hahahha

Aku pakai handuku kembali dan dengan masih ngaceng aku buru2 menuju kamar iyan dan ku lihat dia duduk sambil sedikit mata mengeluarkan cairan.

Ini pertama kali aku masuk ke kamar iyan selama dia bekerja disini dan rupanya seperti ini suasana kamar dia.

Aku dekati dia dan ku jongkok di depan nya, masih dengan kondisi si kontol ngaceng.

“gimana kepala mu ? sakit banget kah”, tanya ku

“iya pak, sakit banget”, jawab iyan

“coba sini saya lihat”, masih dengan pososi ku, aku raih kepala nya dan ku raba

“wah.. agak benjol neh”, jawab ku

Posisi ku yang berada persis di depan dia dengan si kontol ngaceng, sudah pasti terlihat jelas sama dia, dan makin menambah kenikmatan dengan memegang kepala dia dan mengelus2 pelan.

Ku lihat dia menunduk dan diam tanpa ada gerakan, seperti menikmati sentukan ku di kepala

“nanti kamu olesin minyak tawon ya, ada di kotak obat”, kata ku

“iiyyyaa pak..” jawa iyan

Dengan kondisi iyan yang sedang kesakitan gitu, aku jadi ga tega dan merasa kasihan

Sebelum aku bangkit, aku angkat dagu dia (dagu idaman ku), dia diam saja tidak bereaksi. Tatapan mata nya penuh arti dan matanya antara habis menangis menahan sakit dan agak sedikit sayu (mungkin abis liat si kontol kali)

Aku elus pipi kanan nya, sambil berkata, “ya sudah kamu istirahat ya”.

“iya pak, makasih....”, jawab nya

Aku keluar kamar iyan dan ku masuk ke kamar mandi, dan ku tuntaskan sensasi yang ku dapat tadi dengan coli sampai crotttt.

Ahh legaaaaaaa....

-----------------------

Semenjak kejadian eksib itu aku mencoba menahan diri dan ku ulur waktu biar iyan tidka merasa seperti sedang di cecar oleh ku.

Sampai suatu hari aku di minta istri untuk ngecek BB nya yang agak lemot, dan ku perbaiki dan sudah normal kembali, biasalah emak2 HP nya berisikan video dan foto2 dia dan anak2, walau sudah ada SDCard tambahan, tetap saja penuh2 juga. Hahahaa

Istri saat itu sedang masak, anak2 dan iyan sedang main di fasum, dan aku mau ke saung untuk nongkrong, ya hari minggu pagi memang ada beberapa warga yang keluar rumah, dan beraktivitas di lingkungan blok ku.

“wah.. ada no hp iyan neh”, batin ku saat iseng liat call history di hp istri.

Diam2 aku ambil hp ku dan ku simpan no iyan.

Setelah ku save, aku beri nama Riyan, seperti nama laki2. Aku ngga bohong dong karena memang namanya Riyani. Hahahahhaa...

“mah.. nih hape udah beres, ke saung dulu ya, ngecek anak2”, kata ku sambil ku taro hape istri di meja, tapi BB ku tetap ku bawa

Sambil berjalan ke arah saung, dalam hati aku berkata, “iyan.. tunggu kedatanganku dalam sensasi berikutnya”

Next ->
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd