Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Apakah Suami Fuji Akan Tahu Perbuatan Tomi ke Istrinya ??


  • Total voters
    106
Status
Please reply by conversation.
5th Sex

“Hei... salahkah aku yang jadi mau
Karena melihat isi dalam rokmu
Hei... kenapa kau pun mau saat kurayu
Dan kita langsung berguling bergerak bebas diatas pasir”


Walaupun saat ini Fuji dan aku tidak bergulingan diatas pasir pantai, lirik ‘nakal’ milik band Jamrud itu terngiang-ngiang di kepalaku. Lagu yang menggambarkan dua insan yang bercinta di tepi laut itu sedang kurasakan bersama Fuji.

Pinggul Fuji bergerak naik turun di pangkuanku. Baju dan jilbabnya masih terpasang rapi. Hanya rok bagian belakang yang tersingkap hingga pinggang. Pantat telanjangnya terasa membentur pahaku berkali-kali. Kontolku lancar keluar masuk memek Fuji yang sudah membanjir. “Plok..Plokk..Plok..Plok..”.

Tangan kiri Fuji berusaha menutup bibirnya agar erangan nikmatnya tidak terdengar keras.... “Mppphhhh..... Emmmhhhh.... Ngggghhhhh.....” suara Fuji tertahan di pinggir laut yang sunyi ini.






Mulustrasi Fuji

Beberapa hari setelah mengajak Fuji staycation, aku tetap sibuk menyelesaikan pekerjaanku. Sudah tidak ada lagi orang yang menagih hutang ke rumah Fuji. Sambil terus kuawasi kegiatan ibu dan anak tetangga sebelah rumah. Aku mulai memperhitungkan dengan cermat waktu untuk bisa mengeksekusi anak perawan Fuji.

Suatu pagi aku melihat undangan di meja ruang tamu. Undangan pengajian di kecamatan sebelah. 3 hari lagi acaranya. Aku tahu Fuji juga dapat undangan yang sama. Tapi sepertinya ibuku tidak bisa datang karena 3 hari lagi beliau akan ke Bali. Undangannya mulai jam 3 sore sampai petang. Waktu yang tepat untuk mengajak Fuji ‘jalan-jalan sore’.

Segera kukirim pesan ke hp Fuji “Besok dapat undangan pengajian ke Al-***** ya te ?”
“Iya kenapa Tom ?” balas Fuji
“Tante pengajian sampai jam 4 sore aja ya, habis itu ikut aku ke pantai”
“Lihat sunset yang bagus”
“Aku jemput dekat SPBU sebelah selatan Al-***** ya... “

“Memang kenapa kok harus jam 4 ?” Fuji bertanya
“Biar nggak terlalu panas te” Balasku
“Jadi pas sampai sudah mau sunset”
“Ingat kemarin tante janji mau ngikutin apa maunya Tomi”
“Ya sudah tante ikut kamu” Fuji sudah pasrah

Keesokan harinya saat kulihat kamera yang terpasang di kamar mandi. Kulihat Sukma yang hari itu mulai dapat tamu bulanan hari pertama. Aku punya rencana setelah Sukma selesai periode bulanan bisa segera menikmati tubuhnya. Karena biasanya wanita tidak dalam masa subur pas setelah selesai menstruasi. Jadi lebih bebas “muncrat” di memek Sukma :p

Pada hari H kuselesaikan semua pekerjaanku di siang hari. Kulihat dari kamar Fuji berangkat bareng ibu-ibu yang lain. Sesuai rencana jam 4 sore baru akan kujemput dia dekat lokasi pengajian. “Aku sudah di SPBU te” “Tante pamit saja bilang ada acara dadakan” kukirim pesan ke Fuji.

5 menit kemudian kulihat dia berjalan ke arah mobilku. Fuji terlihat anggun dengan gamis polos berwarna pink. Jilbab model pashmina yang berwarna senada berkibar tertiup angin membuat wajah Fuji terlihat berseri-seri. Sungguh sayang sekali wanita cantik ini sedang kesepian dan jarang dibelai suaminya. Lebih baik aku saja yang menumpahkan kasih sayang kepadanya.

Fuji masuk mobil dan langsung kutancap gas menuju pantai. Sepanjang jalan tangan kiriku beberapa kali membelai dan meremas paha Fuji. Dia berusaha menepis tanganku dan menyuruhku untuk fokus menyetir mobil. “Awas nabrak Tom... tangan kamu jahil banget sih...”
“Tante cakep banget sore ini.... Tahu mau ke pantai ya jadi dandan dulu... hehehe”
Wajah Fuji bersemu merah. “Orang udah ibu-ibu gini kok.. masih dibilang cantik...”
“Lha emang masih kelihatan cantik kok te...”
“Coba tante jalan ke mall setelah dandan begini pasti banyak cowok yang ngajak kenalan...”

Setelah beberapa menit menembus lalu lintas kota yang mulai padat di sore hari. Mobilku sampai ke tempat parkiran menuju pantai. Pantai ini salah satu tempat yang cukup ramai hampir setiap hari. Tapi aku tahu satu titik lokasi yang terpencil dan jarang diakses orang. Aku menemukan spot itu beberapa tahun lalu saat aktif belajar fotografi. Memang perlu melewati jalan setapak yang kecil dan lebih jauh. Tapi tempatnya benar-benar terlindungi bebatuan dan pepohonan mangrove. Viewnya juga lumayan bagus untuk menunggu sunset apalagi jika langit tidak sedang mendung.

Kubeli minum dan camilan di area dekat pintu masuk. Saat berada di samping Fuji tercium bau parfumnya yang semerbak wangi. Membuat naga kecil dibawah sana mulai meronta-ronta ingin dibebaskan. Kugandeng tangan Fuji kearah pantai yang terpencil. Banyak pasangan muda mudi yang menghabiskan sore hari di pantai ini. Mungkin orang-orang juga menganggap kami sebagai pasangan juga. Apalagi Fuji memakai masker untuk menutupi wajahnya. Postur tubuh dan penampakan Fuji membuat kami seperti seumuran.

Kurang lebih 10 menitan berjalan kaki, sampailah kami berdua di titik yang dituju. Ada batu besar yang biasa kujadikan tempat untuk menaruh tripod. Batu itu berbentuk datar sehingga cukup nyaman untuk dipakai duduk. Dan cukup terlindung karena ada batuan lain yang melindungi sehingga tersembunyi dari jalan akses masuk.

Aku duduk berdua bersama Fuji diatas batu itu. Matahari terlihat mulai beranjak tenggelam di ufuk barat. “Kamu kok tahu tempat ini Tom ?” tanya Fuji.
“Dulu aku sering hunting foto disini te ?”
“Ohh gitu. Sama cewek juga ?”
“Nggak tante kalau hunting foto seringnya sendirian”
Padahal aku pernah juga bercinta disini bersama mantan pacarku :Peace:

“Memang tante pernah ngesex di alam bebas ?” tanyaku sambil memeluk pinggang rampingnya.
“Nggak lah tante nggak pernah macem-macem kayak kamu” balas Fuji
“Coba aja tante seru lho...”
“Nggak perlu buka baju, lepas aja CD tante terus duduk dipangkuan Tomi...”
“Nanti tante pasti ngerasain yang enak-enak... Hehehe...” Sambil merayu kuremas-remas tetek Fuji yang masih tertutup gamis.

“Ngggghhhhh.... nanti kalau ada orang lewat gimana Tom ?” Fuji mulai mendesis saat bagian sensitifnya mulai kulecehkan
“Disini aman kok te... jarang orang yang tahu.... Cuppp...” Kusambar bibir Fuji yang masih tertutup lipstik.
“Mppphhhh..... Cuupppp.... Cppakkk.....Slrrruuupppp....” bibir kami berdua mulai berkelindan
“Ayo lepas celananya te....” kedua tanganku masuk ke rok gamis dan menarik turun CD Fuji. Kulipat CD nya dan kumasukkan ke saku celana. Kembali aku duduk dan kubuka resleting celana. Kukeluarkan kontolku yang semakin menegang. “Ayo tante duduk sini aku pangku.”

Fuji berdiri, kusingkap roknya keatas, pantat telanjangnya terekspos bebas di pinggir pantai yang sepi ini. Rok depannya kubiarkan hanya sedikit terangkat. Kuarahkan lubang memek Fuji agar pas dengan kontolku. Pelan –pelan pinggul Fuji turun dan mulai bergesekan dengan palkonku. Setelah terasa pas, kontolku langsung terselip masuk diantara jepitan daging nikmat Fuji.

“Slllleppppppp.... Uhhhhhhh.....” Sambil kutarik turun pinggul Fuji terasa ujung kontolku menabrak ujung mulut rahim Fuji.
Rongga kenikmatan yang sudah beberapa hari tidak kujelajahi....
Tubuh Fuji bergetar saat pinggulnya mulai naik turun di pangkuanku. Di posisi seperti ini aku bisa memeluk erat Fuji sambil terus menggenjot lubang sempitnya. Ritme gerakan kubuat pelan dan tajam. Kusodok-sodok pinggul Fuji dari bawah, tubuhnya mulai melonjak-lonjak di atas pangkuanku.

“Hei... salahkah aku yang jadi mau
Karena melihat isi dalam rokmu
Hei... kenapa kau pun mau saat kurayu
Dan kita langsung berguling bergerak bebas diatas pasir”


Walaupun saat ini Fuji dan aku tidak bergulingan diatas pasir pantai, lirik ‘nakal’ milik band Jamrud itu terngiang-ngiang di kepalaku. Lagu yang menggambarkan dua insan yang bercinta di tepi laut itu sedang kurasakan bersama Fuji.

Baju dan jilbabnya masih terpasang rapi. Hanya rok bagian belakang yang tersingkap hingga pinggang. Pantat telanjangnya terasa membentur pahaku berkali-kali. Kontolku lancar keluar masuk memek Fuji yang sudah membanjir. “Plok..Plokk..Plok..Plok..”.

Tangan kiri Fuji berusaha menutup bibirnya agar erangan nikmatnya tidak terdengar keras.... “Mppphhhh..... Emmmhhhh.... Ngggghhhhh.....” suara Fuji tertahan di pinggir laut yang sunyi ini.
“Ugggghhhh Enak Fujiii..... Memekmu tambah sempittt.... apasih rahasianya....... Uhhh....” Kunikmati perzinahan ini dengan penuh penghayatan. Jarang-jarang kan bisa ngajak ngentot ibu-ibu cantik di tepi pantai.

Memang tidak senyaman saat ngentot di sofa atau kasur yang empuk. Tapi sensasi bercinta di alam bebas dan diiringi angin yang sepoi-sepoi memberikan perasaan yang berbeda.
“Mmpppphhh....Mpppphhhh....Emmmmppphhhh....Emmmmphhhhh....” Fuji terus menahan untuk tidak mengluarkan suara mendesah. Memeknya yang sedang merasakan kenikmatan membuat seluruh tubuhnya bergidik. Semakin cepat tubuhnya naik turun di pangkuan Tomi. Kakinya yang masih menginjak bebatuan dia jadikan tumpuan untuk mulai ikut bergerak aktif. Fuji juga ingin mengejar puncak kenikmatan.

“Plok...Slebbb...Plokkk...Slebbbb....Plokkk...Slebbbbb...” semakin seru suara persetubuhan dua insan di tepi pantai itu. “Emmppphhh.....Nggghhhhhh....Emmpppphhh.....”
Beberapa kali berhasil mengentoti Fuji, aku jadi mulai tahu tanda-tanda Fuji akan orgasme. Tepat saat kurasa tubuh Fuji mulai bergetar dan memeknya mulai berdenyut kencang, kuangkat pinggul Fuji hingga kontolku lepas. Fuji yang kaget hanya bisa mendesah-desah sambil berusaha menekan tubuhnya ke bawah.
“Ahhhhhh... Tommmm.... Ahhhhhh......”
“Hehehe.... Tante mau muncrat yaa...... sabar te.... nanti kita muncrat bareng-bareng...”

“Ayo balik badan te....” Fuji memutar badannya menghadapku
Kini ganti rok depan Fuji yang kusingkap menampakkan paha dan selangkangan mulusnya. Kutarik tubuhnya turun dan sekarang posisi kami saling berhadapan. “Masukin te... sudah kepingin keluar kan tadi” Fuji meraba-raba kontolku yang masih ngaceng dan mulai mengarahkannya ke lubang memek yang menuntut untuk dipuaskan.

“Sllrrppppp.... Ccuuupppp.... Mmmmuuuaahhh” Bibir kami mulai saling berciuman saat pelan-pelan memek Fuji melahap kontolku.
“Jlllleeeebbbbbb......Mpppppphhhhhh....”
“Plok..Plokk..Plokkk...Plokkk..Plokk...Nggghhhhh....”
Fuji mulai menggerakkan pinggulnya dengan cepat. Kedua tangan Fuji memeluk leherku. Kupeluk erat tubuhnya, dada kami berdua saling menempel erat meskipun tertutup pakaian masing-masing. Tangan kananku menahan kepala Fuji sedangkan tangan satunya meremas-remas pantat Fuji yang aktif bergoyang. Tubuh kami berdua berpacu penuh nafsu dengan matahari yang mulai tenggelam.

“Ngghhhh.....Mppphhh...Ngghhhh....Mppphhhhhh....”
Nafas kami saling menderu. Memek Fuji kembali berdenyut-denyut memijat batang kontolku yang semakin licin. Cairan pelumas semakin membanjir, tubuh Fuji bergetar kencang. Saraf-sarafku juga mulai menegang dan cairan pejuku terasa penuh di ujung pintu keluar. Dengan satu hentakan keras dari bawah, kusundul mulut rahim Fuji sambil mendesah “Akhhhhhhh Fujiiiii......”
“Ahhhh......Mmmmppphhhhhh......Ahhhhhhhh....”
"Crrrootttt..... Srrrtttttt...... Croooottttt......" terasa semprotan cairan membasahi bulu jembutku disusul dengan pejuku yang dengan kencang menembak membasahi dinding-dinding memek Fuji.

Kuredam bibir Fuji dengan ciuman penuh nafsu “Ngghhh....Nggghhhh....Nggghhhhhh”
Pinggul kami saling menekan menuntaskan gairah yang tersisa. Dua alat kelamin yang baru saja merasakan puncak kenikmatan masih saling menyemburkan cairan. Celana jeans hitam yang kupakai mulai basah terkena cipratan hasil persetubuhan kami.

Beberapa menit tubuh Fuji masih berada di pangkuanku. Sambil terus kulumat bibirnya menikmati sisa-sisa surga dunia yang baru kurasakan berdua. Karena hari sudah mulai gelap segera kami beranjak dari tempat maksiat ini. Air mineral yang kubeli tadi selain untuk minum juga kugunakan untuk sedikit membersihkan noda bekas cairan yang tercecer di celana bagian depan. Cahaya yang gelap sedikit menyamarkan noda-noda yang masih menempel di celanaku. Kupilih jalan balik ke parkiran yang sedikit sepi, sehingga baju Fuji yang sedikit berantakan tidak menarik perhatian orang di pantai.

Ketika sudah masuk ke mobil dan berjalan beberapa meter, Fuji mencari-cari celananya. “Mana celana dalam tante ?” Kuraih sakuku dan kukeluarkan segitiga putih yang masih beraroma memek Fuji. Kuhirup bau khas yang sudah akrab di hidungku. “Hmmmmpppphhhh... ini tante.... nggak pakai CD kan lebih enak nggak gerah....” kukembalikan ke Fuji.
“Ihhhh dasar jorokk.....” Fuji mencubit lenganku
“Berhenti di Pom Bensin sebentar Tom, tante mau ke kamar mandi”

“Ngapain dibersihkan tante, peju aku kan bikin hangat memek tante...” jawabku
Fuji kembali menjewer telingaku, aku hanya tertawa kecil. Sesampai di SPBU Fuji langsung kabur ke kamar mandi. Kuikuti langkahnya dan masuk ke toilet laki-laki. Aku juga ikut membersihkan sisa-sisa cairan Memk Fuji yang masih menempel dan buang air kecil.

Setelah selesai dari toilet, sebelum pulang kuajak Fuji makan di tempat langgananku. Di perjalanan tiba-tiba hp Fuji berdering. Ternyata Sukma yang menelpon.
“Assalamualaikum Mama aku nginap di tempat Rini ya... sambil ngerjakan tugas.”
“Aku bawa ganti baju kok. Besok berangkat kuliah dari rumah Rini..” Sukma ternyata meminta izin untuk menginap di tempat sahabatnya. Rini dulu juga tinggal di komplek yang sama dengan kami. Ketika SMP dia baru pindah ke komplek perumahan yang baru dibangun tapi masih dalam kota yang sama. Dari kecil Sukma dan Rini sudah bersahabat dan main bersama. Hingga sampai sekarang keduanya beranjak menjadi wanita yang cantik-cantik. Meskipun setahuku Sukma dan Rini berbeda jurusan kuliah keduanya masih sering jalan bareng.



Mulustrasi Rini

“Waalaikumsalam Iya nak.. hati-hati ya...”
“Wah Sukma nggak pulang hari ini te ?”
“Berarti kita berdua sendirian dong di rumah... Hehehe....”
“Memang masih kurang ya yang tadi ?” Tanya Fuji
“Ngentotin memek tante selalu terasa kurang” Jawabku yang tidak lama disambut dengan lemparan tisu ke wajahku
“Makan dulu ya tante... Soalnya nanti malam mau begadang....”
Fuji hanya bisa terdiam pasrah menjalani sisa hari... Sesampainya di rumah memeknya akn dihajar habis-habisan lagi oleh pria muda penuh nafsu yang sekarang sedang duduk menyetir di sebelahnya. “Yang penting Sukma aman... lebih baik aku saja yang melayani Tomi....” Fuji berkata dalam hati....
"Aduuhhh...Mana kontolnya keras banget lagi... kasihan kalau Sukma sampai diperkosa sama Tomi....." Fuji berusaha menghalau bayangan Tomi yang sedang menggenjot tubuh telanjang putri cantiknya.......




Mohon maaf jika ada typo dan salah ketik
 
Terakhir diubah:
Mantap suhu, di tunggu lanjutannya yang lebih greget.

Btw kalo gw pribadi si lebih suka si sukma jgn disikat, tp Fuji aja di bikin ketagihan. Twistnya dengan suami Fuji.

But the story is all yours suhu TS. Semangat berkarya yess..🍻

Hak.. hak.. hak..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd