g4lih
Suhu Semprot
- Daftar
- 2 Aug 2016
- Post
- 3.277
- Like diterima
- 7.944
PART 4
Pembaca semua, cerita ini SEJUTA % FIKSI, tidak berdasarkan pengalaman siapa siapa.
Latar belakang kejadian, tempat dan tokoh cerita SEJUTA % hanya IMAJINASI saja, jika ada kesamaan itu hanya kebetulan belaka.
Didalam cerita penulis menyajikan POV Malaikat dan POV Syetan, penulis berusaha menyampaiakan pesan moral bahwa kejadian yang menimpa manusia berawal dari bisikan syetan yang senantiasa menggoda manusia, tapi disisi lain ada mahluk Tuhan yaitu Malaikat yang senantiasa berusaha mengingatkan untuk jangan pernah meninggalkan Tuhan agar manusia tidak terpedaya oleh bujuk rayu Syetan.
Tapi di Real Life kebanyakan Syetan mendominasi kehidupan manusia dalam kesehariannya.
Ambil sisi positif dari cerita ini barangkali ada dan buang jauh jauh sisi negatifnya.
Salam Semproters !
Mulustrai Bu Rini
Dengan langkah yang tergesa gesa Bram berlari kecil kearah ruangan tadi dimana Bu Rini menunggunya….tiba tiba Bram menghentikan langkahnya setelah sampai didepan pintu ruangan dan kaget bukan kepalang karena dilihatnya ternyata Bu Rini sedang duduk dikursi paling belakang. Yang membuatku kaget adalah suara sesenggukan Bu Rini yang kulihat ternyata beliau sedang menangis. Aku heran kenapa beliau menangis sehingga buru buru kuberanikan diri untuk bertanya “ kenapa ibu menangis ?”
Bu Rini cuma diam memandang wajahku, kemudian beliau mengambil sapu tangan yang ada di saku celana trainingnya untuk mengusap air mata.
“Bram….ayo kita ke ruang kantor saja, terus pintunya nanti ditutup yah dan jangan lupa dikunci “ Bu Rini beranjak dari duduknya kemudian melangkah keluar. Segera aku pun keluar dan menutup pintu lalu menguncinya dari luar. Kubawa kunci ke ruang kantor untuk kuserahkan kepada Bu Rini.
“ Assalamualaikum…”
“Wa allaikum salam “ jawab Bu Rini
Kemudian aku masuk, tapi tidak nampak Bu Rini diruangan pertama yang aku masuki, lalu aku mencoba masuk ke ruangan Kepala Sekolah dan ternyata beliau ada didalam situ. Beliau duduk dimeja Kepala Sekolah dengan kaki masih menapak lantai keramik, persisnya bersender dimeja. Lalu tiba tiba beliau menggerakan tubuhnya kebelakang sambil mendesah “augh…..” seperti orang yang sedang melepaskan beban berat. Begitu tubuh Bu Rini menempel dimeja seketika saja kontolku ngaceng bukan kepalang. Yah…betapa tidak, kini aku menyaksikan posisi Bu Rini yang setengah kayang. Yang otomatis membuat gundukan memeknya membusung tembem nan indah dipandang dengan menampakan celah vertical yang seolah olah mengundang untuk disentuh dengan jari jari siapa saja yang melihatnya.
Anehnya aku hanya diam mematung, kontolku membeku keras menunjuk nunjuk mahluk yang ada diselangkangan guruku itu. Kira kira semenit dirasanya aku tanpa gerakan apapun, Bu Rini menarik kepalanya ke arah dada agar bisa melihat dimana posisi ku berada. Melihat aku hanya diam beliaupun berkata “ hey…..kok diem aja, kenapa ?”
“ eng….eng…anu bu “ akupun terbata bata tak mampu menjawab
“sini…!” perintahnya
“iya bu…” akupun mendekat
“gimana bu….sa…saya musti ngapain” kataku serba salah. Padahal kalau yang disuruh mikir kontolku malah mungkin lebih cepet ngambil keputusannya. Kontol memang decicion maker yang paling cepat kalau urusan birahi keknya.
“Lah….emang kamu ngga mau ?” Tanya bu Rini
“ e…eh mau apa bu ?”
“ya udah deh kalau gitu, “ ujar bu Rini sembari mau bangkit dari tidurannya dimeja.
Tiba tiba entah perintah darimana ( mungkin perintah sikontol kali ya yang bisikin aku, “ayo Bram cepet geboy ) aku segera maju kearah bu Rini dan memepetkan selangkanganku kegundukan memeknya. Kulihat wajah bu Rini tersenyum kearahku, beliaupun diam tak bereaksi atas sikapku yang mendadak itu. Melihat bu Rini hanya diam aku segera mengikuti instingku menekan tonjolan kontolku ke gundukan memek Bu Rini. Aku usel uselkan kontolku semakin intens, dan kurasakan bu Rini sedikit menggoyang pinggulnya mencoba mengimbangi tekanan kontolku.
“augh…ah…ah….enak bu..” rintihku
“yang enak apanya Bram….?”
“eng….eng…anu saya bu….”
“anu apa….anumu yang mana…?” Tanya bu Rini lagi
Disaat kami bicara…, kontol dan memek walaupun masih terhalang pakaian kami asyik bekerja sendiri menyambut perkenalan mereka tuk yang pertama kalinya.
“hei….Bram, anu apa yang enak..? Tanya bu Rini lagi
“ini bu ….anu saya yang enak…” jawabku lagi
Tiba tiba bu Rini berhenti menggerakan pinggulnya, hal itu membuatku ikut berhenti menggesekkan kontolku. Aku diam karena bingung dengan diamnya pinggul Bu Rini, karena dalam pikiranku aku takut kalau bu Rini marah lagi. Dalam diam kami, bu Rini menghela nafas yang kelihatan berat, kemudian beliau bertanya lagi kepadaku.
“Bram….yang enak anu kamu, anu apa Bram…?
“Eh,….iya bu…ini anu saya eh maksudnya kontol saya yang enak “ jawabku akhirnya
“halah…gitu aja kok susah jawabnya” kata bu Rini sambil dia mulai lagi menggerakan pinggulnya kekanan dan kekiri serta kadang keatas dan kebawah.
Aku yang memang sejak tadi keenakan mulai berani menyambut gerakan pinggul bu Rini lagi dengan menekan kontolku agar dapat bersentuhan lebih erat dengan memek bu Rini yah…walaupun masih terhalang celana kami berdua.
Oh……rasanya enak sekali, kenapa ya kok enak sekali rasanya, bathinku tak habis pikir. Kucoba tekan lebih kuat lagi agar aku bisa merasakan enak yang lebih dari sekarang. Samar samar kudengan ada suara desahan yang keluar dari mulut Bu Rini menyerupai keluhan orang yang kepedesan. Kuperhatikan bibir bu Rini membuka sedikit menampakan barisan gigi giginya yang putih sambil sesekali lidahnya dikeluarkan lalu disapukan kebibirnya.
“Bram…….” Panggil Bu Rini
“i…iya bu….”jawabku ngos ngosan
“kamu suka…..ehhhh…kamu suka kita beginian ?” tanya bu Rini
“i…iya bu, saya suka, suka sekali bahkan”
“i.ii…ih, kamu tuh ya masih kecil sudah kaya ginian, gimana kamu besar nanti ? terang Bu Rini kepadaku
“ya….yang jelas bakal tambah suka ginian kalau nanti aku besar bu…” jawabku polos
“Ibu suka…? Tanyaku yang membuat bu Rini diam sesaat. Mungkin beliau tak mengira aku akan berani bertanya seperti itu
“ Eh…gimana ya Bram…ehhh….ibu ngga tahu suka apa ngga “ jawabnya pura pura malu karena sempat kulihat dia sedikit sekali tersenyum dibibir.
“menurut kamu ibu suka ginian ngga ?” tanyanya lagi
“menuarut aku ibu suka “
“ah masa….sok tahu kamu, darimana kamu tahu kalau ibu suka ?” Tanya bu Rini
“Ini buktinya…” jawabku enteng
“mana ….mana ?” kejar Bu Rini
‘ini bu….ini” sambil jariku menunjuk selangkangannya “tuh liat pinggul ibu masih saja digerakin kiri kanan atas bawah padahal aku tadi sengaja menghentikan gerakan pinggul aku” kataku merasa menang.
“Bram….! Bram….! ka…kamu bikin malu ibu !, i….iii.…itukan anu …ibu merasa ada yang gatel tadi…, ibu berusaha menggaruk paha ibu ke paha kamu biar gatelnya ilang” jawab bu Rini meski aku tahu itu bohong.
“tapi kenapa gatel ya bu ?” “ ibu kan orangnya bersih gini masa gatel sih pahanya” “atau yang gatel bukan paha ibu ya….?” “hehehehe…” pancingku
“i….iii…ih, kamu ya orang dibilang paha ibu kok yang gatel, ngga percaya” sungut bu Rini yang merasa malu merasa nafsu sama anak bau kencur.
“ya udah deh iya….paha ibu yang gatel, mau digarukin pakai tangan ngga bu…?” tanyaku lagi
“udah ngga usah, kaya gini aja udah cukup gatelnya berasa kurang..” terang Bu Rini
“terus mau dilanjutkan lagi ngga bu yang tadi…?” tanyaku lagi
“Ibu sih maunya udahan….tapi lanjut deh” jawab Bu Rini malu malu
Akhirnya aku mulai lagi menekan dan mengusel uselkan kontolku kegundukan memeknya, bahkan kini aku mulai tertarik untuk bisa melihat kemulusan tubuh Bu Rini terutama bagian bagian tubuh yang bikin aku pusing kepala selama ini.
“Arghhhh….nikmatnya kontolku, karena kurasakan bu Rini mulai menekan lebih kuat memeknya kearah kontolku sehingga gerakan ritmis yang kami lakukan sungguh sungguh menghasilkan kenikmatan yang tiada tara khususnya bagiku.
“Bu……” panggilku padanya
“Apa Bram, kamu mau apa “ jawab bu Rini karena menyadari tanganku mulai merambat menyentuh pinggiran celana trainingnya.
“agh….ngga bu, ini Bram pengen liat itu nya Bu Rini lagi” jawabku grogi
“itu apa…?”
“itu bu,…..mmm…..memek ibu” akhirnya kujawab dengan jelas
Kulihat bu Rini hanya diam saja, matanya merem melek karena walaupun kami berbicara , dibawah sana pasangan yang baru kenalan ini asyik saling bergesekan satu sama lain, yang satu berusaha agar kejepit dan yang satunya berusaha agar menjepit.
“Gimana bu…boleh ?” seringai ingusanku
“Ya…..buka tapi jangan lama lama !” bentaknya
Aku ngga habis pikir kenapa yah kok bu Rini suka membentak walaupun dalam masa masa erotis kayak gini. Seharusnya kan nga pakai ngebentak kaleee, “ahhhhrg….masa bodo ah, dibentak seratus kalipun ngga masalah kalau ujung ujungnya di lulusin juga permintaan gue” bathin Bram sambil kontolnya semakin ngusel ke belahan meki bu Rini , sementara jari tangan kirinya mulai menarik tepian celana training bu Rini ke bawah. Merasa tarikan angannya kurang maksimal hasilnya, maka tangan kananku segera membantu menarik celana training bu Rini sebelah kiri.
Perlahan namun pasti mulai Nampak jidat memek bu Rini yang dibawahnya mulai Nampak bulu jembut yang lebat keriting dan rada panjang. Aku inget kemarin sempat aku genggam ni jembut terus aku remas, kali ini aku pengen lagi ngremes jembut yang sudah bikin aku deg deg an ngga karuan. Selagi aku menjumput sekumpulan jembut, pinggul bu Rini kulihat makin keras bergoyang menekan kontolku dari bawah.
“Oughhh….sakit Bram” lenguh Bu Rini saat aku terlalu keras menarik segenggam jembutnya.
“eh….maaf bu, maaf….”
“iya ngga papa, tapi jangan kenceng kenceng nariknya, itu ibu pedes rasanya” keluh Bu Rini
‘itu apa bu….” Aku coba menggoda bu Rini
“memek Bram….memek !” “puas kamu..puas……?!” “kamu itu ya….masih kecil udah bisa nggodain perempuan” bentak mesum bu Rini
Akupun tersenyum malu karena godaanku ketahuan, segera saja konsentrasiku kualihkan kejembut bu Rini yang sempat kutarik mesra walaupun kekencengan. Kini kutekan jidat memeknya bu Rini yang dipenuhi jembut lebat hitam keriting sambil ku osek osek dengan gerakan memutar sampai sampai bu Rini badannya terangkat dan tangan kirinya meraih lengan tangan kananku.
“Stop…Bram, stop” perintah bu Rini agar aku menhentikan aksiku
“kenapa bu…..?” “sakita ya….maaf bu”
“Ngga Bram, ngga sakit Cuma ibu pengin kencing kalau kamu nekennya disitu” “apalagi kalau sampai kenceng nekennya bisa bisa ibu kencing disini tadi” tukas bu Rini
“ Oh…aturan tadi diterusin aja ya….” Gumamku pelan
“Apa Bram….kamu mau ya buat ibu kencing dicelana !” bentaknya padaku
“Bukan itu sih maksudnya bu, Cuma penasaran banget sama perempuan kalau kencing itu kaya apa, lobangnya yang mana yang buat kencing bu” jawabku atas bentakannya tadi
“Tapi kan bukan berarti kamu harus bikin kencing ibu dalam keadaan seperti in Bram”
“Lihat dong ibu lagi dimana,,,,kalau kencing beneran bisa basah dokumen yang ada dilaci meja ini dong” terangnya lagi
“iya bu …iya, maaf ya bu” rajuku lagi
“ya udah….mau dilanjutin lagi ngga” bu rini tersenyum lagi sekarang
“ngga ah……” jawabku sambil mundurin dikit badanku.
“Eh…..mau kemana kamu Bram ?” tanya bu Rini sambil tangannya yang masih nempel dilengan kananku menarik kencang kearahnya.
Menyadari kalau dirinya sangat antusias dengan kegilaan kedua ini, bu Rini pun tersipu malu. Kelihatan senyumnya yang dikulum, yang membuat kontolku semakin menampakan ketertarikannya yang serius dengan isi selangkangan bu Rini guruku ini dengan tegang maksimal dalam celana merah SD ku.
Karena udah ngga tahan lagi kuplorotkan celana bu Rini sampai mata kaki sehingga kini nampak busungan memek bu Rini yang masih dibungkus celana dalam warna krem dengan sedikit noda lembab dibagian tengah memeknya. Dengan keberanian yang semakin meningkat kucoba menyentuh noda lembab dibelahan memek bu Rini dan kuteken tekan menggunakan jempol tangan kananku. Jempol kutempelkan semakin dalam sehingga noda dicelanan dalam bu guru semakin melebar dan semakin jelas.
‘Kok lengket ya….” Gumamku
“Apa Bram yang lengket…?” Tanya bu Rini kepadaku
“Ini bu, jempol saya yang tadi saya tempelin ke memek ibu” jawabku lugu
“Oh…itu namanya cairan kewanitaan Bram, cairan itu akan keluar kalau si wanitanya terangsang Bram” ujar bu Rini
“Oh…..jadi ibu juga lagi terangsang ya?” Tanya Bram menggoda
“Ih kamu ! …..udah tahu nanya !“ bentaknya sambil tersipu malu
“Bu……” panggilku
“Apa…” jawabnya
“Boleh ngga bu…?” tanyaku lagi
“boleh apa …..” jawabnya lagi
“boleh itu bu ?” tanyaku kemudian
“itu apa….?”
“buka celana dalam ibu….?” Pintaku sama bu Guru Rini
“He..eh….” Cuma itu yang kudengar dari jawaban pertanyaanku
“Boleh ya bu…?” aku coba memastikan sekali lagi
“Hek…Eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeh ! Bram” bu Rini mendelik tapi bibirnya tersenyum
Gembira sekali aku pada saat itu, segera saja kaedua tanganku meraih karet cdnya lalu dengan tergesa gesa kuturunkan cd bu Rini untuk menyusul celana trainingnya yang sudah duluan teronggok diatas lantai walaupun masih belum keluar dari ujung kaki bu Rini.
Kini nampaklah mahluk tuhan paling sexy yang selama ini kuimpi impikan kehadirannya didepan mataku. Jariku secara naluriah mulai meraba permukaan memek bu Rini menyusuri seluruh permukaan memek, kemudian beralih ke celah memek yang bentuknya indah dengan rambut yang tumbuh ditepian kedua bibir yang membatasi celah memek dengan bagian luar memek Bu Rini.
Kusentuh disana sambil kugerakan jempol kananku keatas dan kebawah, lengket rasanya dan sempat tercium bau yang susah untuk diungkapkan dengan kata kata. Anyir bukan, asem bukan, wangi juga bukan pokoknya……itulah Bau Memek. Bau yang memang khas, bau yang bisa bikin laki laki tambah terangsang.
“Bu……” panggilku lirih
“Hem……” jawab bu Rini lirih juga, sambil matanya merem dengan wajah yang ngilu sange
“Eh…Eh….Bram ….kamu ngapain ?” “jangan ….itu kan kotor !” larang Bu Rini kaget saat baru disadarinya ada benda basah hangat mulai menempel dibibir vaginannya.
Pembaca semua, cerita ini SEJUTA % FIKSI, tidak berdasarkan pengalaman siapa siapa.
Latar belakang kejadian, tempat dan tokoh cerita SEJUTA % hanya IMAJINASI saja, jika ada kesamaan itu hanya kebetulan belaka.
Didalam cerita penulis menyajikan POV Malaikat dan POV Syetan, penulis berusaha menyampaiakan pesan moral bahwa kejadian yang menimpa manusia berawal dari bisikan syetan yang senantiasa menggoda manusia, tapi disisi lain ada mahluk Tuhan yaitu Malaikat yang senantiasa berusaha mengingatkan untuk jangan pernah meninggalkan Tuhan agar manusia tidak terpedaya oleh bujuk rayu Syetan.
Tapi di Real Life kebanyakan Syetan mendominasi kehidupan manusia dalam kesehariannya.
Ambil sisi positif dari cerita ini barangkali ada dan buang jauh jauh sisi negatifnya.
Salam Semproters !
Mulustrai Bu Rini
Dengan langkah yang tergesa gesa Bram berlari kecil kearah ruangan tadi dimana Bu Rini menunggunya….tiba tiba Bram menghentikan langkahnya setelah sampai didepan pintu ruangan dan kaget bukan kepalang karena dilihatnya ternyata Bu Rini sedang duduk dikursi paling belakang. Yang membuatku kaget adalah suara sesenggukan Bu Rini yang kulihat ternyata beliau sedang menangis. Aku heran kenapa beliau menangis sehingga buru buru kuberanikan diri untuk bertanya “ kenapa ibu menangis ?”
Bu Rini cuma diam memandang wajahku, kemudian beliau mengambil sapu tangan yang ada di saku celana trainingnya untuk mengusap air mata.
“Bram….ayo kita ke ruang kantor saja, terus pintunya nanti ditutup yah dan jangan lupa dikunci “ Bu Rini beranjak dari duduknya kemudian melangkah keluar. Segera aku pun keluar dan menutup pintu lalu menguncinya dari luar. Kubawa kunci ke ruang kantor untuk kuserahkan kepada Bu Rini.
“ Assalamualaikum…”
“Wa allaikum salam “ jawab Bu Rini
Kemudian aku masuk, tapi tidak nampak Bu Rini diruangan pertama yang aku masuki, lalu aku mencoba masuk ke ruangan Kepala Sekolah dan ternyata beliau ada didalam situ. Beliau duduk dimeja Kepala Sekolah dengan kaki masih menapak lantai keramik, persisnya bersender dimeja. Lalu tiba tiba beliau menggerakan tubuhnya kebelakang sambil mendesah “augh…..” seperti orang yang sedang melepaskan beban berat. Begitu tubuh Bu Rini menempel dimeja seketika saja kontolku ngaceng bukan kepalang. Yah…betapa tidak, kini aku menyaksikan posisi Bu Rini yang setengah kayang. Yang otomatis membuat gundukan memeknya membusung tembem nan indah dipandang dengan menampakan celah vertical yang seolah olah mengundang untuk disentuh dengan jari jari siapa saja yang melihatnya.
Anehnya aku hanya diam mematung, kontolku membeku keras menunjuk nunjuk mahluk yang ada diselangkangan guruku itu. Kira kira semenit dirasanya aku tanpa gerakan apapun, Bu Rini menarik kepalanya ke arah dada agar bisa melihat dimana posisi ku berada. Melihat aku hanya diam beliaupun berkata “ hey…..kok diem aja, kenapa ?”
“ eng….eng…anu bu “ akupun terbata bata tak mampu menjawab
“sini…!” perintahnya
“iya bu…” akupun mendekat
“gimana bu….sa…saya musti ngapain” kataku serba salah. Padahal kalau yang disuruh mikir kontolku malah mungkin lebih cepet ngambil keputusannya. Kontol memang decicion maker yang paling cepat kalau urusan birahi keknya.
“Lah….emang kamu ngga mau ?” Tanya bu Rini
“ e…eh mau apa bu ?”
“ya udah deh kalau gitu, “ ujar bu Rini sembari mau bangkit dari tidurannya dimeja.
Tiba tiba entah perintah darimana ( mungkin perintah sikontol kali ya yang bisikin aku, “ayo Bram cepet geboy ) aku segera maju kearah bu Rini dan memepetkan selangkanganku kegundukan memeknya. Kulihat wajah bu Rini tersenyum kearahku, beliaupun diam tak bereaksi atas sikapku yang mendadak itu. Melihat bu Rini hanya diam aku segera mengikuti instingku menekan tonjolan kontolku ke gundukan memek Bu Rini. Aku usel uselkan kontolku semakin intens, dan kurasakan bu Rini sedikit menggoyang pinggulnya mencoba mengimbangi tekanan kontolku.
“augh…ah…ah….enak bu..” rintihku
“yang enak apanya Bram….?”
“eng….eng…anu saya bu….”
“anu apa….anumu yang mana…?” Tanya bu Rini lagi
Disaat kami bicara…, kontol dan memek walaupun masih terhalang pakaian kami asyik bekerja sendiri menyambut perkenalan mereka tuk yang pertama kalinya.
“hei….Bram, anu apa yang enak..? Tanya bu Rini lagi
“ini bu ….anu saya yang enak…” jawabku lagi
Tiba tiba bu Rini berhenti menggerakan pinggulnya, hal itu membuatku ikut berhenti menggesekkan kontolku. Aku diam karena bingung dengan diamnya pinggul Bu Rini, karena dalam pikiranku aku takut kalau bu Rini marah lagi. Dalam diam kami, bu Rini menghela nafas yang kelihatan berat, kemudian beliau bertanya lagi kepadaku.
“Bram….yang enak anu kamu, anu apa Bram…?
“Eh,….iya bu…ini anu saya eh maksudnya kontol saya yang enak “ jawabku akhirnya
“halah…gitu aja kok susah jawabnya” kata bu Rini sambil dia mulai lagi menggerakan pinggulnya kekanan dan kekiri serta kadang keatas dan kebawah.
Aku yang memang sejak tadi keenakan mulai berani menyambut gerakan pinggul bu Rini lagi dengan menekan kontolku agar dapat bersentuhan lebih erat dengan memek bu Rini yah…walaupun masih terhalang celana kami berdua.
Oh……rasanya enak sekali, kenapa ya kok enak sekali rasanya, bathinku tak habis pikir. Kucoba tekan lebih kuat lagi agar aku bisa merasakan enak yang lebih dari sekarang. Samar samar kudengan ada suara desahan yang keluar dari mulut Bu Rini menyerupai keluhan orang yang kepedesan. Kuperhatikan bibir bu Rini membuka sedikit menampakan barisan gigi giginya yang putih sambil sesekali lidahnya dikeluarkan lalu disapukan kebibirnya.
“Bram…….” Panggil Bu Rini
“i…iya bu….”jawabku ngos ngosan
“kamu suka…..ehhhh…kamu suka kita beginian ?” tanya bu Rini
“i…iya bu, saya suka, suka sekali bahkan”
“i.ii…ih, kamu tuh ya masih kecil sudah kaya ginian, gimana kamu besar nanti ? terang Bu Rini kepadaku
“ya….yang jelas bakal tambah suka ginian kalau nanti aku besar bu…” jawabku polos
“Ibu suka…? Tanyaku yang membuat bu Rini diam sesaat. Mungkin beliau tak mengira aku akan berani bertanya seperti itu
“ Eh…gimana ya Bram…ehhh….ibu ngga tahu suka apa ngga “ jawabnya pura pura malu karena sempat kulihat dia sedikit sekali tersenyum dibibir.
“menurut kamu ibu suka ginian ngga ?” tanyanya lagi
“menuarut aku ibu suka “
“ah masa….sok tahu kamu, darimana kamu tahu kalau ibu suka ?” Tanya bu Rini
“Ini buktinya…” jawabku enteng
“mana ….mana ?” kejar Bu Rini
‘ini bu….ini” sambil jariku menunjuk selangkangannya “tuh liat pinggul ibu masih saja digerakin kiri kanan atas bawah padahal aku tadi sengaja menghentikan gerakan pinggul aku” kataku merasa menang.
“Bram….! Bram….! ka…kamu bikin malu ibu !, i….iii.…itukan anu …ibu merasa ada yang gatel tadi…, ibu berusaha menggaruk paha ibu ke paha kamu biar gatelnya ilang” jawab bu Rini meski aku tahu itu bohong.
“tapi kenapa gatel ya bu ?” “ ibu kan orangnya bersih gini masa gatel sih pahanya” “atau yang gatel bukan paha ibu ya….?” “hehehehe…” pancingku
“i….iii…ih, kamu ya orang dibilang paha ibu kok yang gatel, ngga percaya” sungut bu Rini yang merasa malu merasa nafsu sama anak bau kencur.
“ya udah deh iya….paha ibu yang gatel, mau digarukin pakai tangan ngga bu…?” tanyaku lagi
“udah ngga usah, kaya gini aja udah cukup gatelnya berasa kurang..” terang Bu Rini
“terus mau dilanjutkan lagi ngga bu yang tadi…?” tanyaku lagi
“Ibu sih maunya udahan….tapi lanjut deh” jawab Bu Rini malu malu
Akhirnya aku mulai lagi menekan dan mengusel uselkan kontolku kegundukan memeknya, bahkan kini aku mulai tertarik untuk bisa melihat kemulusan tubuh Bu Rini terutama bagian bagian tubuh yang bikin aku pusing kepala selama ini.
“Arghhhh….nikmatnya kontolku, karena kurasakan bu Rini mulai menekan lebih kuat memeknya kearah kontolku sehingga gerakan ritmis yang kami lakukan sungguh sungguh menghasilkan kenikmatan yang tiada tara khususnya bagiku.
“Bu……” panggilku padanya
“Apa Bram, kamu mau apa “ jawab bu Rini karena menyadari tanganku mulai merambat menyentuh pinggiran celana trainingnya.
“agh….ngga bu, ini Bram pengen liat itu nya Bu Rini lagi” jawabku grogi
“itu apa…?”
“itu bu,…..mmm…..memek ibu” akhirnya kujawab dengan jelas
Kulihat bu Rini hanya diam saja, matanya merem melek karena walaupun kami berbicara , dibawah sana pasangan yang baru kenalan ini asyik saling bergesekan satu sama lain, yang satu berusaha agar kejepit dan yang satunya berusaha agar menjepit.
“Gimana bu…boleh ?” seringai ingusanku
“Ya…..buka tapi jangan lama lama !” bentaknya
Aku ngga habis pikir kenapa yah kok bu Rini suka membentak walaupun dalam masa masa erotis kayak gini. Seharusnya kan nga pakai ngebentak kaleee, “ahhhhrg….masa bodo ah, dibentak seratus kalipun ngga masalah kalau ujung ujungnya di lulusin juga permintaan gue” bathin Bram sambil kontolnya semakin ngusel ke belahan meki bu Rini , sementara jari tangan kirinya mulai menarik tepian celana training bu Rini ke bawah. Merasa tarikan angannya kurang maksimal hasilnya, maka tangan kananku segera membantu menarik celana training bu Rini sebelah kiri.
Perlahan namun pasti mulai Nampak jidat memek bu Rini yang dibawahnya mulai Nampak bulu jembut yang lebat keriting dan rada panjang. Aku inget kemarin sempat aku genggam ni jembut terus aku remas, kali ini aku pengen lagi ngremes jembut yang sudah bikin aku deg deg an ngga karuan. Selagi aku menjumput sekumpulan jembut, pinggul bu Rini kulihat makin keras bergoyang menekan kontolku dari bawah.
“Oughhh….sakit Bram” lenguh Bu Rini saat aku terlalu keras menarik segenggam jembutnya.
“eh….maaf bu, maaf….”
“iya ngga papa, tapi jangan kenceng kenceng nariknya, itu ibu pedes rasanya” keluh Bu Rini
‘itu apa bu….” Aku coba menggoda bu Rini
“memek Bram….memek !” “puas kamu..puas……?!” “kamu itu ya….masih kecil udah bisa nggodain perempuan” bentak mesum bu Rini
Akupun tersenyum malu karena godaanku ketahuan, segera saja konsentrasiku kualihkan kejembut bu Rini yang sempat kutarik mesra walaupun kekencengan. Kini kutekan jidat memeknya bu Rini yang dipenuhi jembut lebat hitam keriting sambil ku osek osek dengan gerakan memutar sampai sampai bu Rini badannya terangkat dan tangan kirinya meraih lengan tangan kananku.
“Stop…Bram, stop” perintah bu Rini agar aku menhentikan aksiku
“kenapa bu…..?” “sakita ya….maaf bu”
“Ngga Bram, ngga sakit Cuma ibu pengin kencing kalau kamu nekennya disitu” “apalagi kalau sampai kenceng nekennya bisa bisa ibu kencing disini tadi” tukas bu Rini
“ Oh…aturan tadi diterusin aja ya….” Gumamku pelan
“Apa Bram….kamu mau ya buat ibu kencing dicelana !” bentaknya padaku
“Bukan itu sih maksudnya bu, Cuma penasaran banget sama perempuan kalau kencing itu kaya apa, lobangnya yang mana yang buat kencing bu” jawabku atas bentakannya tadi
“Tapi kan bukan berarti kamu harus bikin kencing ibu dalam keadaan seperti in Bram”
“Lihat dong ibu lagi dimana,,,,kalau kencing beneran bisa basah dokumen yang ada dilaci meja ini dong” terangnya lagi
“iya bu …iya, maaf ya bu” rajuku lagi
“ya udah….mau dilanjutin lagi ngga” bu rini tersenyum lagi sekarang
“ngga ah……” jawabku sambil mundurin dikit badanku.
“Eh…..mau kemana kamu Bram ?” tanya bu Rini sambil tangannya yang masih nempel dilengan kananku menarik kencang kearahnya.
Menyadari kalau dirinya sangat antusias dengan kegilaan kedua ini, bu Rini pun tersipu malu. Kelihatan senyumnya yang dikulum, yang membuat kontolku semakin menampakan ketertarikannya yang serius dengan isi selangkangan bu Rini guruku ini dengan tegang maksimal dalam celana merah SD ku.
Karena udah ngga tahan lagi kuplorotkan celana bu Rini sampai mata kaki sehingga kini nampak busungan memek bu Rini yang masih dibungkus celana dalam warna krem dengan sedikit noda lembab dibagian tengah memeknya. Dengan keberanian yang semakin meningkat kucoba menyentuh noda lembab dibelahan memek bu Rini dan kuteken tekan menggunakan jempol tangan kananku. Jempol kutempelkan semakin dalam sehingga noda dicelanan dalam bu guru semakin melebar dan semakin jelas.
‘Kok lengket ya….” Gumamku
“Apa Bram yang lengket…?” Tanya bu Rini kepadaku
“Ini bu, jempol saya yang tadi saya tempelin ke memek ibu” jawabku lugu
“Oh…itu namanya cairan kewanitaan Bram, cairan itu akan keluar kalau si wanitanya terangsang Bram” ujar bu Rini
“Oh…..jadi ibu juga lagi terangsang ya?” Tanya Bram menggoda
“Ih kamu ! …..udah tahu nanya !“ bentaknya sambil tersipu malu
“Bu……” panggilku
“Apa…” jawabnya
“Boleh ngga bu…?” tanyaku lagi
“boleh apa …..” jawabnya lagi
“boleh itu bu ?” tanyaku kemudian
“itu apa….?”
“buka celana dalam ibu….?” Pintaku sama bu Guru Rini
“He..eh….” Cuma itu yang kudengar dari jawaban pertanyaanku
“Boleh ya bu…?” aku coba memastikan sekali lagi
“Hek…Eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeh ! Bram” bu Rini mendelik tapi bibirnya tersenyum
Gembira sekali aku pada saat itu, segera saja kaedua tanganku meraih karet cdnya lalu dengan tergesa gesa kuturunkan cd bu Rini untuk menyusul celana trainingnya yang sudah duluan teronggok diatas lantai walaupun masih belum keluar dari ujung kaki bu Rini.
Kini nampaklah mahluk tuhan paling sexy yang selama ini kuimpi impikan kehadirannya didepan mataku. Jariku secara naluriah mulai meraba permukaan memek bu Rini menyusuri seluruh permukaan memek, kemudian beralih ke celah memek yang bentuknya indah dengan rambut yang tumbuh ditepian kedua bibir yang membatasi celah memek dengan bagian luar memek Bu Rini.
Kusentuh disana sambil kugerakan jempol kananku keatas dan kebawah, lengket rasanya dan sempat tercium bau yang susah untuk diungkapkan dengan kata kata. Anyir bukan, asem bukan, wangi juga bukan pokoknya……itulah Bau Memek. Bau yang memang khas, bau yang bisa bikin laki laki tambah terangsang.
“Bu……” panggilku lirih
“Hem……” jawab bu Rini lirih juga, sambil matanya merem dengan wajah yang ngilu sange
“Eh…Eh….Bram ….kamu ngapain ?” “jangan ….itu kan kotor !” larang Bu Rini kaget saat baru disadarinya ada benda basah hangat mulai menempel dibibir vaginannya.
Terakhir diubah: