Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Pengalaman Erotis Masa Kecilku

Status
Please reply by conversation.
Thanks comment nya....bikin semangat semua
 
Incest ada ngga ya...? pengen tahu apa pengen tahu banget...kkkkkk alay, tungguin aja kek apa rupanya....hahaha
 
Incest ada ngga ya...? pengen tahu apa pengen tahu banget...kkkkkk alay, tungguin aja kek apa rupanya....hahaha
 
Bakal jadi calon cerita seru nih:jempol:
Semangat terus suhu:semangat:
 
Part 3

Pembaca semua, cerita ini SEJUTA % FIKSI, tidak berdasarkan pengalaman siapa siapa.

Latar belakang kejadian, tempat dan tokoh cerita SEJUTA % hanya IMAJINASI saja, jika ada kesamaan itu hanya kebetulan belaka.

Didalam cerita penulis menyajikan POV Malaikat dan POV Syetan, penulis berusaha menyampaiakan pesan moral bahwa kejadian yang menimpa manusia berawal dari bisikan syetan yang senantiasa menggoda manusia, tapi disisi lain ada mahluk Tuhan yaitu Malaikat yang senantiasa berusaha mengingatkan untuk jangan pernah meninggalkan Tuhan agar manusia tidak terpedaya oleh bujuk rayu Syetan.
Tapi di Real Life kebanyakan Syetan mendominasi kehidupan manusia dalam kesehariannya.

Ambil sisi positif dari cerita ini barangkali ada dan buang jauh jauh sisi negatifnya.

Salam Semproters !



search

Mulustrasi Bu Rini

Kemarin aku lupa tulis cerita kalau sebenarnya Bu Rini itu berhijab, lupa guys untuk type full profile Bu Rini dikarenakan sebelum nulis cerita ini gw udah konak duluan hahaha…….. lihat aja wajahnya cantik gitu apa ngga konak gw pa lagi si Bram (bocah ngacengan).

https://www.semprot.com/file:///C:\DOCUME~1\g4lih\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg

Semenjak kejadian aku dan Bu Rini melakukan kegilaan di hutan kecil kemarin, hubunganku dengan bu Rini memasuki babak baru di sekolah.

Pagi ini tepatnya sehari setelah kejadian dihutan kecil aku masuk sekolah pagi pagi sekali karena entah kenapa aku merasa menjadi laki laki baru, merasa menjadi pria baru yang lebih pede dari sebelumnya. Ngga tahu kenapa tiba tiba saja aku merasakan kalau aku ini udah dewasa, merasa ngganteng sendiri sehingga timbul semangat untuk segera sampai kesekolah.

Apakah rasa ini ditimbulkan akibat dari peristiwa kemarin dengan Bu Rini ? Aku sendiri tak tahu pasti…yang aku rasakan aku merasa dibutuhkan, dibutuhkan oleh seorang wanita dewasa yang sangat matang, wanita matang yang sangat cantik dan manis dengan kepala yang selalu dilingkupi dengan hijab.

Oh ya…saat aku berpamitan pada ayah dan ibuku tadi, ibuku sempat bingung karena kebiasaanku bangun rada siang dan selalu harus dibangunkan tiba tiba berubah hari ini. Ibuku sempat bertanya “ napa kamu Bram…tumben pagi pagi udah rapi gini ?” “ ah…enggak kok bu, Bram cuma pengen berangkat lebih pagi aja mulai sekarang “ jawabku tenang.

“wuahhh….kesambet setan mana kamu Bram pagi pagi udah mau berangkat sekolah ?” Tanya ayahku juga

“kesambet setan memek pak, setannya nggemesin bikin susah tidur semalam “ jawabku yang tentunya dari hatiku yang paling dalam “kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk…” tawaku juga masih dari hati lo ya.

“iya nih pak , ada PR yang musti dikerjakan bersama sebelum jam masuk sekolah “ jawabku bohong.

Padahal yang sebenarnya mah aku pengin cepet cepet ketemu sama Bu Rini, penasaran akan reaksi Bu RIni hari ini apakah beliau berubah sikapnya atau gimana. Yang jelas aku pengin ketemu, pengin ngliat pantatnya, pengin ngliat gundukan memeknya dari depan. Membayangkan nya saja aku sudah konak sekarang,

Jam 6.15 WIB aku sudah uncang uncang kaki di bangku yang terbuat dari semen didepan kelasku. Saat itu belum ada yang datang kecuali tukang kebon yaitu Pak Rasdi yang memang selalu datang pagi pagi.

“Eh Bram….tumben datang pagi, ada apa ya Bram ?” Tanya Pak Rasdi

“Ah…ngga ada apa apa pak, Cuma pengen aja datang pagi” jawabku sambl senyum kearahnya.

“kalau gitu bapak boleh minta tolong kamu ngga Bram ?” “ ini bapak mau pulang dulu karena istri bapak tadi perutnya mules minta dibelikan obat Bram “ lanjut Pak Rasdi

“emang apa yang bisa Bram lakuin pak ?” tanyaku padanya

“ ini, tolongin lanjutin nyapu di ruangan deket parkir motor sebelah sana Bram, tadi bapak belum sapu Bram “ perintah Pak Rasdi.

“siap pak….sekarang juga Bram sapu tuh ruangan, udah sana pak buruan pulang kasihan istri bapak nungguin” jawabku sok peduli.

Segera saja aku raih sapu dari tangan Pak Rasdi kemudian aku melangkah menuju ruangan yang dekat parkiran. Sementara kulihat Pak Rasdi buru buru melangkah keluar areal sekolah menuju rumahnya yang kutahu jaraknya cukup jauh apabila ditempuh dengan berjalan kaki. Disaat aku menyapu sempat terbayang kejadian kemarin saat aku melihat memek Bu Rini. Ada sedikit kekecewaan kenapa kemarin ngga sampai aku colokin jariku ke dalam memeknya, aku pengin tahu gimana rasanya jari masuk memek apa nikmat apa ngga. Ahh….mudah mudahan ada kesempatan lain, mudah mudahan Bu Rini masih mau berbaik hati padaku.


POV Malaikat

Mendengar kekecewaan hatinya si Bram, Malaikatpun ikut comment

“Baik hati gundulmu….cah edyan, orang ngasih liat sama ngasih pegang memek kok dibilang baik hati” “ cah edyan….nanti titimu berubah jadi kontol baru tahu rasa kamu !”


POV Syetan

Mendengar kekecewaan hatinya si Bram, Syetan juga semangat ikut comment. Gini nih commentnya si Syetan

“tenang aja brother, bakal gw bantu loe buat bikin semangat guru kau tuh si Rini buat nunjukin lagi memeknya, tenang bro….okay”


Ngga lama kemudian Bram mendengar ada suara sepeda motor datang kearahnya, eh lebih tepatnya kearah areal parkir guru. Bram pun mencoba mencari tahu siapa gerangan yang datang selain dirinya melalui jendela kecil yang ada diruangan itu.

“Yes…” sorak girang Bram sampai terdengar keluar ruangan.

“hey…siapa itu didalam, kenapa teriak ?” Tanya seseorang yang belum pembaca ketahui kan.

“ saya bu….” Jawab Bram sambil sedikit melongokan wajahnya kepintu

“Ehhh…kamu Bram, ngapain kamu disitu ?” Tanya orang itu sambil mendekat dan masuk ruangan dimana Bram sedang menyapu

“ ini bu Rini, saya sedang nyapu ruangan ini karena tadi Pak Rasdi minta tolong sama saya. Pak Rasdi harus pulang dulu beli obat untuk istrinya” jawab Bram sambil matanya melirik ke celana training bu Rini yang kali ini berwarna hijau muda.

Mata Bram kembali menemukan apa yang menjadi lamunanya dari semalam, yah….benar gundukan memek gurunya, gundukan yang selalu bikin merinding, gundukan yang bikin mupeng, gundukan yang bikin titit bisa berubah jadi kontol.

Bu Rini yang merasa pandangan Bram selalu ke bagian tengah tubuhnya segera mencoba memperbaiki sikapnya dengan memiringkan tubuh agar si Bram tidak terus terusan mlototin gundukan memeknya.

Merasa ada perubahan sikap dari gurunya buru buru Bram menengadahkan wajahnya untuk melihat wajah Bu Rini, ditatapnya wajah Bu Rini dengan perasaan rada takut.

“Napa kamu ngliatin ini ibu terus ?” tanya Bu Rini sambil telapak tangan kananya menangkupi gundukan memeknya. Bram Cuma diam saja ditanya. “ kamu itu yah…..udah dikasih hati masih aja mau memek ibu “ berang bu Rini.

“Kalau sikap kamu masih saja kaya gini kamu akal ibu laporkan ke orang tuamu !” ancam Bu Rini

Bram diam, kakinya gemetar ketakutan dengan ancaman Bu Rini, dia ngga nyangka pagi ini bakal mendapat bentakan dari Guru yang menjadi impiannya semalam. Rasa pedenya mendadak hilang, rasa paling nggantengnya berubah menjadi rasa seorang pecundang. Ada apa ini, Bram tak habis pikir kenapa Bu Rini malah membentak dirinya, bukankah kemarin beliau sudah suka rela memperlihatkan barang antik miliknya.

“Sudah…kamu terusin nyapunya !” bentak bu Rini seraya melangkahkan kakinya menuju ruang kantor.

Bram pun melanjutkan nyapu nya yang memang sudah hampir selesai, pikiranya kacau dan tanpa disadari pelupuk matanya menggenang butiran air mata yang hampir jatuh menetes. Segera saja Bram usapkan lengan bajunya untuk mengusap air mata agar tidak meleleh ke pipi. Hancur sudah harapan untuk bersenang senang dengan Bu Rini, hancur hatinya mengingat ancaman bu Rini yang akan melaporkan ke orang tuanya. Bram pun tidak berani keluar ruangan itu untuk berkumpul dengan teman temanya yang sudah mulai berdatangan. Dia hanya mencoba mencerna semua ancaman bu Rini tadi dengan semua kejadian kemarin dihutan kecil.

“teng teng…teng….teng..teng…” rupanya bel masuk sudah dipukul oleh Pak Rasdi yan =g tahu tahu sudah kembali kesekolah ini lagi

Bram pun terpaksa keluar dari ruangan yang dekat dengan parkiran itu melangkah menuju kelasnya. Di teras kelas III tiba tiba saja hatinya menjadi ciut tatkala dilihatnya bu Rini keluar dari ruangan kantor berjalan kearah Bram sambil memasukan tangan kanan ke saku celana training hijau mudanya. Saat itu semua murid sudah masuk ke kelas sehingga diteras kelas hanya dia dan Bu Rini saja yang belum masuk ke kelas. Ketika hamper berpapasan Bram menundukan wajahnya karena masih takut, namun tiba tiba Bu Rini keluar bentakanya lagi

“ Nih…..kamu simpan dan baca nanti kalau ngga ada orang, kalau sudah dibaca bakar !” walaupun pelan sekali tapi sangat terasa muatan amarahnya yang dirasakan oleh Bram.

Bram mendongak seraya menerima pemberian bu Rini yang berupa lipatan kertas kecil. Sesudah kertas diterima Bram, bu Rini pun melanjutkan jalannya untuk mengajar kelas II hari ini. Bram pun sama setelah dia masukan lipatan kertas pemberian bu Rini ke saku celana dia langsung masuk ke kelasnya.

Pelajaran IPS dirasakan Bram sangat membosankan, membuat mata ngantuk setiap kali mengikuti pelajaran IPS, memang sih disekolah Bram terkenal pintar dan jago matematika sehingga dia kuang menyenangi pelajaran yang banyak hapalannya itu. Hanya kegelisahan dan rasa penasarannya saja yang berhasil mendominasi pikiranya. Gelisah karena akan dilaporkan kelakuannya kepada orang tuanya, dan penasaran akan isi lipatan kertas yang ada disakunya itu. Karena sangkin penasarannya Bram pun diam diam nekat mengambil lipatan kertas yang ada disaku celananya dan kemudian pelan pelan dia buka lipatan kertasnya dan baca tulisan yang ada didalamnya.

Betapa kagetnya Bram saat matanya mengenali rangkaian kalinat yang hanya dua baris tapi cukup bagi Bram mengerti akan maknanya.

“Ternyata Bu Rini ngga marah, ah…ternyata bu Rini malah konak…? “Ah….ternyata Bu Rini pengen lagi….” “ah…..ternyata Bu Rini ngajakin ketemuan…..” Ah…..ini bathin Bram lo yang ngomong bukan bibirnya

Masih bathin Bram “jadi bu Rini mau ketemu aku setelah jam pelajaran terakhir” “oh…yes, mudah mudahan bukan dalam rangka marah marah kaya tadi” “Tolong Ya Tuhan…..”


POV Syetan

“Hei…brother, makasih nya sama aku jangan sama Tuhan, kan aku yang bantuin kamu”

Sekarang saatnya pelajaran terakhir, Bram pun sudah ngga sabar untuk segera ketemuan dengan bu Rini

“Teng ! ..Teng!...Teng !.... Teng !.....

“Hore….Ye……HuHui…..” suara gaduh teman teman sekelas Bram yang selalu terdengar bersamaan setiap bel berdentang tanda mereka akan pulang.

Setelah semua buku rapi masuk kedalam tas, Bram kembali mengecek lipatan kertas dicelana sakunya. “ah…masih ada” gumam Bram. Kembali dia baca surat kecil dari Bu Rini tadi hanya untuk memastikan saja kalau dia ngga salah memaknai isi surat tadi.

“Aku segera kesana, aku akan lakukan sesuatu agar hubunganku dengan bu Rini lebih mantap lagi” gumam Bram lagi.

Saat Bram melangkah keluar kelas dilihatnya Bu Rini sudah berjalan mendahului beberapa meter didepan Bram, segera Bram menehan langkahnya agar dia tidak kelihatan menuju suatu tempat berdua dengan Ibu gurunya itu. Setelah diras cukup jauh jaraknya akhirnya Bram putuskan untuk melangkah menuju tempat yang diperintahkan oleh Bu Rini.

Tidak membutuhkan waktu lama Bram pun sudah berada didepan pintu masuk ruangan yang tadi pagi di sapu, dan Nampak Bu Rini sudah menunggunya didalam dengan pura pura tidak melihat kehadiran Bram. “ough…..pantat itu sungguh sempurna nemplok ditubuh yang ssempurna juga bentuknya” bathin Bram sambil meraba selangkanagannya yang sudah mulai gatal birahi.

“Assalamualaikum Bu…….” Bram ucapkan salam

“Wa allaikum salam, masuk kamu” jawab Bu Rini “pintunya biarkan terbuka aja !” ujarnya lagi

“iya bu saya masuk….” Bram pun melangkah masuk ke ruangan.

“Bram……” panggil bu Rini pelan dengan wajah sayu menggoda

“Iya….bu, ada apa ?” jawab Bram

“maafkan saya yah Bram, karena tadi pagi sudah bentak bentak kamu “ ujar Bu Rini sambil menatap mataku dengan pandangan yang tak kumengerti.

“Kenapa mata bu Rini sedikit berkaca kaca, kenapa bibirnya Nampak sedikit gemetar saat tadi minta maaf padaku” pertanyaan demi pertanyaan menghampiri hati Bram karena sikap bu Rini yang dirasakanya sangat berbeda dengan sikapnya tadi pagi.

Dan sebelum Bram sempat menjawab tiba tiba Bu Rini menubruk Bram, dengan eratnya dipeluknya tubuh Bram. Tidak Cuma peluk ternyata kini bu Rini mencium kening Bram, dan ciumannya turun kearah hidung Bram yang bangir kemudian pipi Bram kiri dan kanan. Karena tinggi Bram hanya sepundak Bu Rini maka secara tak sengaja lengan kiri Bram menekan tonjolan buah dada bu Rini karena posisi bu Rini yang agak menyamping saat mencium pipi kiri Bram.

Bram merasa bingung…yah bingung bingung enak, bingung bingung nikmat karena tak disangkanya kali ini dia kebagian merasakan buah dada nan kenyal milik guru impiannya ini.

Setelah tiga menit berlalu, bu Rini melepaskan rangkulannya dari tubuh Bram, dan sambil tersenyum bu Rini berkata “Gimana…kamu maafin ibu Bram ?”

“I…iya bu, tentu Bram maafin” jawab Bram

“iyalah pasti kamu maafin ibu, wong dikasih pelukan sama senggolan iniiiiiii….i” kata bu Rini sambil meremas buah dadanya.

“Iya bu…makasih ya udah bikin Bram ngga gelisah lagi” ujar Bram sambil meringis malu

“ mau yang kaya kemarin nggak ?”

“mau tarik tarik jembut ibu lagi nggak ?” Tanya bu Rini pelan

“iya bu , mau banget” jawab Bram

“ya udah kalau gitu pastiin pak Rasdi itu masih ada di luar apa ngga, kalau masih di luar bilang sama pak Rasdi kalau ruang kantor jangan dikunci dulu nanti biar ibu saja yang ngunci, ok” perintah bu Rini seraya aku anggukan saja perintahnya itu

Bram pun melangkah keluar ruangan dan mencari cari Pak Rasdi, ngga lama akhirnya ketemu juga Pak Rasdi yang ternyata ada didalam ruangan kantor sedang beres beres. Bram sampaikan pesan Bu Rini kepada Pak Rasdi dan beliau pun menurut dan segera beranjak pulang kerumahnya.

Dengan langkah yang tergesa gesa Bram berlari kecil kearah ruangan tadi dimana Bu Rini menunggunya….tiba tiba Bram menghentikan langkahnya setelah sampai didepan pintu ruangan tadi dan kaget bukan kepalang karena dilihatnya ternyata Bu Rini sedang..........


Bersambung ke Part 4
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd