Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA A Beautiful Minds (Update Chapter 3)

Peran yang suhu-suhu sukai

  • Surya

    Votes: 26 29,2%
  • Yati

    Votes: 31 34,8%
  • Yeni

    Votes: 32 36,0%

  • Total voters
    89
Bimabet
Sesuai janji saya, saya lanjut ke Chapter 3. Semoga para suhu yang budiman mengapresiasi cerita di chapter 3 ini.

Chapter 3
Just Another Way
Mentari di ufuk Barat terlihat mulai menutup matanya. Siang berganti malam, seiring berjalannaya waktu yang tak pernah terulang. Tak biasanya Yati sore itu pulang lebih awal. Entah karena tidak ada lagi kesibukan lagi di kantornya, atau mungkin rasa kesalnya yang masih terpendam terhadap Betty. Di layar hp nya terlihat beberapa pesan dan telfon dari Betty yang Ia acuhkan. Yati merasa Betty terlalu over protektif kepadanya. Sebenarnya Ia sungguh menyesali setiap perkataan dan tuduhan tanpa berdasar yang ia tujukkan kepada Betty. Namun, memang benar apa yang terasa, mood swing Yati yang memang selama tiga tahun ini selalu naik turun membuatnya hilang kendali atas emosinya.

Di tempat lain, Betty merasakan rasa sesak yang memenuhi dadanya. Rasa tak percaya atas setiap tuduhan yang Yati tunjukkan padanya membuat Betty benar-benar terpuruk. Beberapa kali ia mengirim pesan WA tak dibalas Yati, begitupun dengan telfonnya tak diangkat Yati. Betty pun memberanikan diri untuk mencari jawaban kepada suami Yati. Namun, jawaban yang diberikan Surya jaij dari yang diharapkan. Surya beralasan dia berada di luar kota untuk hari ini hingga besok. Mendapati hal seperti itu, Betty seperti ilalang yang diterpa angin, terombang-ambing tak tentu arah. Hal ini dikarenakan rasa cinta dan sayangnya terhadap kekasih gelapnya itu.

Sementara, Surya yang memang sudah berniat untuk tidak pulang hari itu, berniat untuk menuju rumah sahabat istrinya, Mila. Sesosok wanita anggun yang dianggapnya solehah. Sosok Mila yang selalu memakai gamis lebar dan hijab panjang itu, menutup warna kulitnya yang putih dan tubuhnya. Mila menikah dengan suaminya atas perjodohan yang dilakukan oleh kakaknya Mila, Ervan yang merupakan sahabat Surya dan Yati sendiri. Mila menikah dengan seorang yang jauh lebih tua darinya, perbedaan umur yang cukup jauh, sekitar 15 tahun. Namun, keduanya masih belum dikaruniakan anak. Meski begitu, mereka berdua tidak mandul, hanya saja belum diberikam kepercayaan oleh Sang Maha Pencipta.

“Assalamualaikum Surya” ucap suara wanita di ujung telfon.
“Kamu, jadi nginep di rumah aku?”
“Suamiku udah setuju, sarannya juga kamu dateng sebwlum malan malem. Biar kita makan bersama” ucap Mila di telfon.

Surya yang memang sudah seperti kapas tersiram air, hanya bisa mengiyakan. Tak ada tujuan lain selain ke rumah Mila. Sosok wanita yang selalu ia hormati. Setelah jam kerja, ia langsung menuju sebuah toko kue yang terkenal di kota untuk membawakan sebingkis oleh-oleh untuk Mila dan suaminya. Ia pun langsung menuju kediaman Mila yang berada di ujung kota.

Rumah itu, meski memiliki dua lantai tapi terlihan sederhana nan menawan. Suami Mila yang menjadi tokoh masyarakat di tempat itu dipandang sebagai seorang yang terhormat dan selalu dituakan oleh masyarakat. Figurnya yang kebapaan selalu menjadi panutan. Apalagi Mila, yang kadang kala sula mengisi pengajian di lingkungan masyarakat, menjadikan keluarga tersebut menjadi keluarga panutan.

“Mi, kenapa lagi sama Angga dan Yati?” tanya Arif kepada istrinya.
“Bukannya mereka sudah kembali rujuk dan rukun lagi?” lanjuytnya.
“Yahhh... biasa lah Bi, namanya juga rumah tangga pasti selalu ada bumbu-bumbunya”. Jawab Mila.
“Makanya ummi suruh Surya stay di sink aja dulu. Kalo balik ke rumahnya, yaaa ummi gak tau apa yang akan terjadi” lanjut Mila.

Mila pun lanjut mempersiapkan meja makan yang memang waktu itu menunjukkan pukul 6.30 malam. Beberapa hidangan sudah ia siapkan menyambut Surya. Sementara Arif berada di teras rumah yang menikmati hidangan pisang goreng dan segelas kpopi yang sudah disiapkan istrinya.
Tampak dari kejauhan lampu mobil melintas rumah itu, dan berhenti tepat di depan rumah. Arif yang sudah mengetahui kedatangan Surya. Ia pun langsung membuka pintu gerbang dan menyambut tamunya itu. Setelah bercakap-cakap sebentar, kemudian Arif mempersilakan Surya untuk memasuki rumahnya.

Disambutnya dengan hangat kedatangan Surya oleh Mila dengan hangat. Aurya melihat Milla menggunakan gamis lebar berwarna hitam dan jilbab jenis khimar panjang berwarna hitam juga. Wajah mila tampak putih berseri. Surya memang tahi jika Mila memang tipe wanita yang sangat ramah terhadap semua orang.

“Gimana kabarmu, Sur?” tanya Mila
“Yaa beginilah Mil, keliatan lesu” jawab Surya lemah.
“Ohh yaa, ini tadi aku lewat toko kue, lumayan buat desert makan malam” tambahnya.
“Kamu ini malah jadi ngerepotin padahal jangan bawa oleh-oleh segala” ucap mila lembut.
“Malah aku yang selalu ngerepotin kamu sama mas arif, Mil” balas surya
Arif pun menimpali percakapan di keduanya.
“Ahhh merepotin apanya, Sur”. “Aku sih senang-senang aja jadi ada temen ngobrol selain Mila” canda Arif.
“Jadi Abi sudah bosen nih ngobrol sama Umi” timpal Mila kesal.
“Enggak..Mi...Ummi segalanya buat Abi kok” rayu Arif sambil mengecup pipi Mila yang putih.

Surya hanya diam terpaku melihat keharmonisan mereka berdua di hadapannya. Ia tidak iri akan itu, karena sebenarnya rumah tangga Surya juga sangat harmonis. Namun, beberapa bulan ini ada yang mengganjal di hatinya. Dan prasangka itu terbukti oleh matanya sendiri.
Setelah beberapa percakapan singkat, Mila pun mengajak kedua lelaki itu menuni meja makan untuk menyantap hidangan makan malam yang sudah disiapkannya. Hidangan makan malam yang sederhana namun terasa sangat nikmat bagi Surya. Diselingi beberapa percakapan mengenai kabar di antara ketiganya.

“Gimana masakan istriku, Sur?” tanya Arif
“Wahh enak banget mas”, “Saya jadi nambah ini” seloroh surya.
Mila hanya tersenyum manis sambil meliril Surya. Pandangannya dari tadi tidak lepas dari wajah surya yang terlihat murung. Ia yakin bahwa surya benar-benar sedang berada di masalah yang pelik. Mendengar perselingkuhan Yati, sahabatnya dengan Betty sungguh membuat Mila terkaget juga. Mila faham betul sifat Yati seperti apa. Apa mau dikata, Mila mengenal Yati jauh dari surya mengenal istrinya. Bahkan Mila dan Yati memiliki beberapa petualngan yang akan selalu teringat ketika mereka sama-sama berada di asrama putri saat masa-masa sekolah.

“Udah.. ummi lanjut aja ngobrolnya di depan, biar abi yang beresin meja makannnya” usul Arif memberikan privasi agar mereka dapat mengobrol dengan nyaman.
“Maaf mas, bikin mas arif jadi kerepotan” ucap surya memelas.
“Santai aja Sur, toh kita sudah seperti saudara sendiri” balas Arif.

Sementara arif membereskan meja makan dan mencuci piring, Mila dan Surya beranjak menuju depan teras rumah agar lebih nyaman untuk Surya mengutarakan semua unek-uneknya.

“Begitulah Mil, beberapa bulan ini terasa sangat janggal”, “mungkin ini semua adalah balasan atas segala dosa-dosa aku dulu” lirih Surya.
“Tapi tak pernah terbayangkan olehku jika Yati menjalin hubungan dengan sesama wanita” wajah surya semakin tertunduk.

Sebenarnya, Mila sudah mengetahui jiwa petualang Yati dari jaman sekolah dulu. Mila benar-benar faham sifat sahabatnya itu. Karena di balik jiwa petualang Yati ada Mila di situ. Ada sebuah kisah di antara keduanya.

“Jangan terlalu menyalahkan diri kamu sendiri, Sur”, “Apa yang terjadi saat ini belum tentu adalah hasil apa yang kau perbuat dahulu” jelas Mila.
“Tidak, Mil. Alasan Yati berbuat seperti itu mungkin ingin membalas segala perbuatanku Mil” lirih surya yang semakin menunduk. Lambat laun mata surya memerah dan menitikkan air mata.
Mila merasakan hal yang mendalam atas penderitaan yang diterima Surya. Ia hanya bisa menatap penuh iba apa yang telah ia dengar.
“Sudahlah jangan dijadikan beban pikiranmu dulu”
Saat berbicara seperti itu, tangan mila memegang tangan surya, mencoba menenagkannya. Rasa kaget yang dialami surya bercampur dengan rasa sedih yang ia alami. Belum pernah ia bersentuhan tangan atau bersalaman dengan Mila. Mila yang selalu menjaganya dari sentuhan lelaki lain selain suaminya malam itu bemar-benar luntur. Karena rasa yang penuh iba, Mila memberikan pengecualian pada malam itu. Matanya tak lepas dari wajah Surya ýang terus menunduk.

“Kamu tenang aja Sur, aku tahu Yati, dan aku tahu bagaimana menyentuh hatinya” ucap Mila penuh iba.
“Aku akan bicara dari hati ke hati dengan Yati atas apa yang terjadi”
“Aku yakin ini hanya bentuk rasa masih kecewanya dia sama kamu Sur” jelas Mila dengan lembut.
“Jadi aku minta kamu tenangkan duku pikiranmmu” “Setiap ada masalah, pasti akan ada jalan keluar”
Ungkap mila menenangkan Surya.
Mila pun mendekatkan tubuhnya ke arah Surya. Surya hanya menatapnya kosong. Sementara itu, Mila semakin mendekatkan dirinya dan memeluk tubuh surya.

“Aku yakin kamu bisa melewati fase ini Sur”, “Anggap aja ini ujian” ucap Mila.

Surya mendadak terkaget ketika tubuhnya dipeluk oleh Mila. Tak diduganya Mila langsung memeluknya. Ia berpikir Mila hanya ingin berusaha membuatnya nyaman. Namun, Surya merasakan hal yang lain. Ia merasakan sentuhan payudara Mila yang lembut di lengan kanannya. Ia ingin melepaskan pelukan itu tapi ia juga merasakan sensasi yang berbeda. Merasakan sentuhan payudara seorang wanita terhormat, figur panutan semua orang. Hal ini membuat jantungnya bedekap kencang.

“Aku tak ingin melihat kamu sedih seperti ini Sur” ucap Mila lembut, disambut dengan belaian lembut jemari Mila yang membelai rambut Surya.
Surya semakin dibuatnya tak karuan. Apa gerangan yang terjadi. Sekonyonh-konyong Mila memberikan perhatian yang dirasanya cukup berlebih. Namun, ia tak sanggup menolaknya. Tapi apakah ini? Pertanyaan dari hati Surya terngiang. Kenapa Mila saangat berbeda, ia berani berbuat sepeeti itu di rumahnya sendiri, sementara suaminya berada di dapur mencuci piring.

“Iya, Mil. Aku tahu aku salah. Tapi aku seperti tak menerima apa yang terjadi” Surya kembali melirih.
“Sssttt...udahhhh jangan terus murung. Gak enak lihatnya” bisik Mila di telinga Surya.
Dan tak pernah diduga Surya, Mila memberikan kecupan di pipi Surya.
“Mmmuuh”
“Mil.... apa yang kamu lakukan?” Surya berusaha menolaknya.
Namun, Mila seperti tak ingin melepaskan pelukannya di tubuh surya.
“Aku hanya ingin membuat kamu nyaman dan tak bersedih hati lagi Sur” alasan Mila, yang kembali mengecup pipi surya untuk kedua kalinya.

Sementara Arif yang sudah melakukan tugasnya di dapur beranjak menuju ruang tengah untuk menonton televisi. Tak ada rasa curiga baginya terhadap istrinya dan Surya.
“Jangan seperti itu Mil, aku takut mas Arif melihat kita” tolak Surya.
“Mas Arif tau privasi kok, dia gak akan sekonyong-konyong ke sini tanpa memberi tahu terlebih dahulu” ucap Mila lembut.

Jantung Surya semakin berdetak kencang ketika tangan lembut Mila mengelus bagian vital Surya yang berbalut celana. Jemari lembutnya mengusap-ngusap kemaluan Surya seakan ingin membuat penis itu tegang.

“Pliss Mila, jangan.. aku takut mil” tolak Surya. Namun, Surya seperti menjlmatinya. Menikmati sentuhan wanita yang dihormatinya itu berada disamlingnya, memeluknya, dan memnerikan sentuhan lembut di kemaluannya.
Surya pun melirik wajah Mila yang putih lembut dan lambat laun wajah keduanya semakin berdekatan. Dan kedua bibir itu saling bersentuhan.
“Cukup Mil... aku gak mau memulai apa yang sudah aku hentikan” ucap surya menarik kembali wajahnya dan menjauhkan tangan Mila di kemaluannya.
Mila pun mulai menjauhkan dan melepaskan pelukannya terhadp Surya. Ia faham betul jila Surya tak ingin hal seperti itu.

“Hmm.. ya sudahlah. Maafin aku, sudah lancang”, “mungkin terbawa suasana” ucap Mila.
Surya hanya terdiam tanpa kata. Ia hanya berusaha menjaublan dirinya dari sebuah lubang dan tak ingin jatuh ke lubang yang sama.

“Ya sudah Sur, sudah jam 9 malam. Kita ke tengah rumah aja nemenin mas arif yang lagi nonton tv kayaknya” pinta Mila.
Surya mengiyakannya dan kemudian beranjak dari tempat duduknya menuju tengaj rumah bersama Mila.
Tak lama berselang mereka tiba di ruang tengah, didapati mereka, Arif yang sudah terlentang di karpet menghadap televisi.
“Abi...abi...” ujar Mila menganggil suaminya.
Rupanya Arif sudah terlelap di tidurnya.
“Ahh kebiasaan ini, kalau nonton pasti ketiduran” ucap mila yang kemudian duduk di sofa yang tepat menghadap ke arah suaminya yang sudah terlelap.
Surya pun duduk di samping Mila, masih tampak lesu tak bergairah.

“Tuh kan, kamu malah murung lagi” ucap mila.
“Ahh gak kok aku Cuma berasa cape aja Mil” jawab Surya.

Mila yang sudah tau jika suaminya tertidur pasti akan sangat susah bangun,, lalu membalikan badannha ke arah Surya sambil tersenyum, Ia membelai pipi Surya dengan lembut.

“ Udah dong gak usah sedih Sur. Kamu tau aku ada di sini untuk kamu” ucap mila sambil mengangkat kaki kirinya ke arah pangkuan Surya.
Surya kembali merasa jantungnya berdetak kencang. Dalam hatinya ia berpikir, apa maksud Mila berbuat seperti itu.
“Aku akan berusaha membuat kamu bahagia Aur, karena bahagia kamu bahagia aku juag” rayu Mila kembali mengusap-ngusap penis Surya yang masih berada di balik celananya.
“Waduh mil, itu mas arif di depan kita, kamu gila mila” ucap surya sambil berbisik.
“Tenang Sur, kalo mas arif udah tidur begitu, pasti lama bangunnya” alasan Mila yang terus membelai lembut kemaluan Surya.
Penis surya yang tadinya lemas, mendadak menegang merasakan sentuhan wanita berhijab hitam itu. Kemudian Mila menyingkapkan gamisnya. Terlihat oleh Surya paha purih mulus yang dimiliki Mila, terbayang lembut dan nyaman jila ia ciumi seluruh tubuh mila.
Mila pun menarik lengan Surya mengarah ke bagian kewanitaannya.
Surya melirik wajah manis Mila dengan penuh gairah. Diselingi rasa takut jika suami Milla terbangin dari tidurnya. Apa yang akan terjadi dalam pikirnya. Namun, antara nafsu dan akal sehat, Surya lebih memilih nafsu. Ia raih kepala mila yang berbalut khimar dan mensekatkan bibirnya. Bak gayung bersambut, Mila memberikan ciuman lembut terhadap Surya.
“Mmmmhhhh” desah pelan Mila diselingi kecupan hangat keduanya.
Jemari surya yang sudah berada di selangkangan mila mulai memainkan perannha, Ia mulai meraba-raba vagina mila dengan lembut. Mendapatkan perlakuan itu, Mila semakin melumat habis bibir surya. Ia lumat habis lidah dan bibir surya seperti belum pernah merasakan percintaan sebelumnya.
“Mmmmppphhhhh” desahan-desahan kecil Mila seperti tertahan.
Tangan Mila kemudian membuka kancing dan sleting Surya. Didapatinya penis surya yang sudah menegang. Kemudian ia mulai mengocok pelan batang kemaluan Surya pelan-pelan.
Keduanya menahan desahan masing-masing, jika terlalu kencang fatal akibatnya. Surya belum lernah merasakan hal seperti itu. Bercinta dengan Mila di hadapan suaminya yang tertidur lelap.
Mila kemudian menurunkan kepalanya ke arah kemaluan Surya yang memang sudah tegang. Sambil Surya tetap memainkan jarinya di sekitar vagina dan anus Mila. Dikecup oleh Mila penis tegang surya, dan perlahan mila meludahi penis itu. Ia jilati seluruh ludah di penis surya hingga basah ssmua oleh ludah mila. Surya sungguh tak menyangka, ternyata sosok seperti mila sangat ahli dalam memulai oral sex. Jantungnya semakin berdetak kencang ketika Mila mulai memasukan seluruh penis Surya ke dalam mulutnya.
“Sluuurrpppsss....sluuurrrppsssss”
Isapan-isapan mulut Mila membuat Surya melayang. Teryata Mila sangat lihai seperti Yati, Surya pun mulai faham jika Mila dan Yati memang seperti apa yang dikatakan Mila tadi.
“Aaahhhhhh miiilll...terussss” desah surya memelankan suaranya.
“Sluuurrpppp...sluurrpppp...” isapan liar Mila semakin bergerak cepat. Bergantian antara penis dan buah zakar surya habis dilahap.
Kemudian, mila turun dari sofa. Ia berjongkok membelakangi suaminya yang terlelap tidur dan menghadap selangkangan Surya yang sudah tidak memakai celana lagi. Lalu, Ia mengangkat kedua kaki surya, dan menjilati buah zakar surya dengan liar.
“Oouuhh milaaaa.....” desah surya pelan.
Mila kemdian menurunkan jilatannya ke arah anus Surya yang berbulu. Ia menjilati seluruh lubang anus surya dengan lahap.
“aaaaahhhh shiitt....milaaaa” erang Surya merasakan sensasi yang berbeda ketika anusnya di jilati oleh mila. Mila sangat lihai sekali membuat lelaki kehilangan akal malam itu. Surya yang tak bisa mengerang kencang, hanya bisa memegang sofa menahan kenilmatan yang di rasa.
Mila pun lalu berdiri dan mencopot celana dalamnya yang berwarna hitam berenda. Ia hanya tersenyum sembari naik ke atas sofa berdiri di hadapan Surya yang terduduk. Kemudian mila mendekatkan vaginanya ke arah kepala surya saambil memegangi kepala surya.
“Jilatin vagina aku Sur. Plissss” pinta Mila
Surya oun langsung memegang pantat Mila yang semok dan menjilati vagina mila yang sudah basah. Mila menggoyang-goyang pinggulnya seakan memompa vaginanya ke mulut surya.
“Aaaaaaaahhhh.....aaaahhhhhh terus surr terus” desah Mila.
Keduanya seakan lupa ada Arif yang sudah tidur pulas.
Surya semakin lahap menjilat vagima mila hingga membuat mila tak karuan.
“Aaaahhhhh Surya.... udah gak tahan pengen ngerasain penis kamu sur” pinta mila penuh nafsu.

Mila pun kemudian menurunkan badannya ke pangkuan Surya. Pelan-pelan Mila mulai memasukan penis Surya ke dalam vaginannya.
“Blessssss”
“Mmmmmmmmhhhh” desah Mila memelankan suaranya.
Surya merasakan kehangatan di batang kemaluannya. Dengan memegang dan meremas pantat Mila yang tersingkap gamisnya, surya melumat bibir Mila dengan mesra.
“Mmmmhhhh....mmmmhhh”

Mila menggoyangkan pingulnya maju mundur sambil memegang kepala Surya yang mulai menyasar payudara Mila yang masih berbalut gamis.

“Aaaahhhhhh sur..... nikmat banget sayaaanggg” desah Mila yang seakan lupa jika ia sedang bercinta di hadapan suaminya yang lelap tertidur.
Surya pun semakin mengencangkan remasan di pantat Mila yang benar-benar menggemaskan itu.
“Oooooohhhhhh terusss mil....aaahhhhhh” surya merasakan sensasi goyangan pinggul Mila di atas sofa.
Gerak gemulai mila yang memacu antara pelan dan cepat, seakan memperlihatkan dirinya berada di puncak kenikmatan.
“Aaaaaaahhhhhh....sur........aku keluar” desah Mila
“Ahhhhhhhhhhh.....aaaaahhhhhh” mila memeluk erat surya sembari merasakan nikmatnya orgasme yang dialaminya.

Surya pun kemudian membalikan tubuh Mila yang mulai melemas. Dengan posisi berhadapan di atas sofa, Mila mengangkangkan kedua kakinya lebar, sementara surya yang tidak melepaskan penisnya di dalam vagina Mila, langsung melakukan penetrasi yang diiringi desahan-desahan Mila.

“Mmmmmmmppphhhh” “aaaahhhhhhhhh”
“Terus sayaaangggggg..... penis kamu berasa banget sayang” desah pelan mila..
Surya pun semakin mempercepat gerakannya , seiring semakin memuncaknya kenikmatan di ujung penisnya.
“Aaakuuu....mau keluar Mil” erang surya.
“Keluarin di dalem vagina aku aja Sur, Plisss” pinta Mila
“Serius kamu Mil?” tanya surya tak percaya.
“Iya sur...di dalem aja sur.....plissss” pinta Mila semakin terang.
Mendengar persetujuan Mila, surya pun semakin mempercepat penetrasinha terus menerus. Tak lama kemudian.
“Aaaaaahhhhhh...millll... ahhhhhhhhh”
“Croootttt...croootttt”
“Fffuuuuuuckkkkkkkk aaahhhhhhh”
Sperma itu tersembur di dalam vagina yang membuat tubuh Surya terguncang dan ia langsung memeluk tubuh Mila erat. Mila pun membalsnya dengan makin mengeratkan vaginanya. Seketika badan Surya langsung melemas, seiring lepasnya penis Surya dari dalam vagina Mila, tampak spermanya menetes perlahan ke luar. Mila pun mengangkat pinggulnya seakan tak ingin sperma itu keluar dengan percuma.

Keduanya pun terkulai lemas di atas sofa. Mereka saling berpandangan. Aurya kemudian mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir mila dengan mesra.
“mmmmuuuaaacchh”
“Makasih Sur, udah ngasih kepuasan untuk aku malam ini” ucap Mila.
“Kamu hebata malem ini Mila, Cuma aku agak sedikit takut. Kita bercinta di hadapan suami kamu yang tertidur” tukas Surya pelan.
“Tenang aja sur, mas arif pasti lagi mimpi” “Denger aja, ngoroknya lebih besar dari desahan kita” jawabnya tersenyum.

Mila kemudian meraih celan dalamnya dan langsung mengenakannya kembali, seiring surya yang kembali memakai celan panjangnya.

“Sekarang gak sedih lagi kan Sur?” tanya Mila.
“Alhamdulillah Mil, sekarang udah agak mendingan” jawab Surya tersenyum.
“Ya, sudahlah. Kamu kalo mau bersih-bersih di kamar atas aja” tunjuk Mila.
“Aku juga mau langsung junub” loroh Mila.

Surya pun langsung beranjak menuju lantai atas. Seolah ia tak percaya akan apa yang terjadi, seorang wanita yang di matanya sangat dihormati dan solehah, tiba-tiba malam itu menjadi seorang wanita yang lain. Wanita yang menggodanya di saat ia terpuruk. Tak pikir panjang ia pun langsung bergegas menuju kamar tamu.

Sementara Mila yang masih terduduk di sofa, masih saja mengelus-ngelus vaginanya. Ia sungguh tak percaya jika surya bisa memenuhi keinginannya. Ia merasakan perasaan yang sangat hebat. Bercinta di jadapan suaminya dengan Surya. Ia merasakan penis yang berbeda dari suaminya. Penis yang langsung memberikannya orgasme penuh.

“Abi....abi....” Mila mencoba membangunkan suaminya.
“Mmmhhh.... Umi...” Arif pun terbangun.
“Gimana Mi, sudah?” “Gimana tadi rencananya, berhasil?” tanya Arif.
“Iya Bi, berhasil. Rencana kita berhasil” ucap Mila.
“Mudah-mudahan dengan rencana ini kita akan punya anak yang sudah lama kita nanti Bi” lanjut Mila.
“Secara tadi surya keluarnya di dalem Bi, kita tunggu aja beberapa minggu ke depan”
“Jika gagal, kita coba lagi.” “Umi sampe tegang lho, ngerayu Surya, terus bercinta di depan abi” ucapnya.
“Abi ikhlas kok Mi, yang penting keinginan umi supaya munya momongan bisa terlaksana”.

Rupanya pasangan suami istri itu memeliki agenda tersendiri. Entah karena sering depresinya mila yang ingin mendapatkan seorang anak yang selama 10 tahun pernikahannya dengan Arif belum juga terwujud, membuat Arif mengiklaskan istrinya untuk bercinta dengan lelaki lain. Dengan syarat lelaki itu sudah mengenal baik mereka dan atas persetujuan Arif.

“Umi junub dulu sekarang, terus kita tidur” ucap Arif.
“Tanggung Bi, nanti aja subuh” jawab Mila.
“Lha kenapa kan harus junub mi” timpal Arif.
“Umi mau negalayanin abi sekarang, siapa tahu kalo ada stimulus lagi bisa berhasil” ucap mila.
“Mmmhhh bagus juga ide Umi” timpal Arif.

Keduanya pun meninggalkan ruang tamu dan beranjak menuju kamar tidur mereka yang berada di samping ruang tamu.
***

Malam pun berganti pagi, seiring berjalannya waktu. Yati pun mulai melakukan aktivitas paginya di rumah itu. Meski hari itu adalah hari sabtu, Yati tak lepas dari dandannya. Entah mengapa, Ia selalu ingin terlihat cantik dan molek setiap hari. Mungkin ini alasan yang ia perbuat untuk lebih memikat suaminya agar selalu betah di rumah. Di sela-sela itu, tampak Yeni yang mengetuk pintu kamarnya dan menghampirinya.

“Kak, aku udah dapet kabar jika nanti Teh Ilis akan dateng hari ini” ucapa Yeni.
“YA” timpal Yati ketus.
“Kira-kira agak siang lah Ia dateng ke sini” lanjut Yeni.
“IYAAAAA!” timpa Yati meninggi.
“Kok kakak ketus sih, ada yang salah?” tanya Yeni penasaran.
“Kamu gak liat aku lagi apa?” ketusnya.
“Kalo aku bilang iya..ya iyaaa...” ia tambah kesal.
Yeni hanya termenung setelah mendengar bentakan dari kakaknya. Selama ini ia belum pernah merasakan kakaknya membentaknya. Baru kali ini saja.

“Maaf kak kalo aku salah omong” maaf Yeni sambil tertunduk.
“Udahh...udah... tunggu aku beres” timpal Yati yang terlihat sedang mengoleskan maskara di bulu matanya.
Sebenarnya rasa kesal Yati ini ulan karena kejadian hari kemarin. Tapi ia kesal ketika mendengar nama Teh Ilis. Anak dari adik pamannya yang bernama Gunawan. Sosok seorang pria yang memberikannya sebuah rasa traumatik dan paranoid yang luar biasa. Yang membuatnya menjadi seorang wanita berbeda. Yang membuat hubungan antara ayahnya dan Gunawan menjadi hancur lebur. Mungkin Yeni tidak faham karena usianya yang masih kecil. Tapi bagi Yati, nama Gunawan seperti sesosonh Rangda dari mytologi yang akan memangsa setiap gadis muda. Rasa dendam yang tak akan pernah hilang bagi Yati. Meski Gunawan yang sudah meninggal, tapi bekas luka itu masih terasa. Luka yang tak akan pernah kering.

Di ruang dapur, Yeni hanya terdiam sambil membuat sarapan pagi bagi ketiga orang di rumah itu. Tampak ia masih merasa tak nyaman atas bentakan yang ia dapatkan. Kenapa samapi bisa kakaknya memarahinya tanpa alasan.

“Yen, maafin aku ya” Yati muncul dari arah belakang.
“Kakak gak salah kok, aku yang gak tau kalau kakak lagi sibuk” ucap Yeni lesu.
“Sstttt... udah...maafin kakak ya tadi”
“Maklum minggu-minggu ini kakak stres banget gara-gara kerjaan di kantor” alasannha.
“Iya kak, aku maafin. Aku sayang kakak” ucap Yeni sambil memeluk Yati.
“Nahhh gitu dong. Itu adik kakak yang cantik” balas Yati.
“Ya sudah, biar kakak aja yang lanjutin masak, kamu mandi dulu sana”
“Masa cantik-cantik kok gak mandi” canda yati.
“Ihhh kakak ini” balas Yeni.
“Cepet mandiiii!!! Bau tau” seloroh Yati menutup hidungnya.
“Iyaaaaaa kakaaak” balas yeni yang langsung menuju kamar mandi.

Yeni pun menuju kamar mandi di lantai bawah. Setelah mengambil handuk di kamarnya, kemudian ia langsung masuk menuju kamar mandi. Sedikit melamun, wanita itu kemudian melepaskan jilbab di kepalanya, kemudian mencopot piyama atas dan bawahnya. Tampak ia menggunakan celana dalam hitam dan bra berwarna abu-abu. Perlahan ia mulai membuka kancing belakang bra nya dan mulai melepas celana dalamnya. Tubuhnya yang sawo matang sungguh terlihat indah. Dengan tubuh ramping, bentuk payudaranya yang kecil tapi masih kencang meski ia sudah tak perawan. Ditambah dengan bentuk kedua belah pantatnya yang sekel.

Lambat laun Yeni mulai menyalakan kran showernya. Air hangat itu mulai membasahi seluruh tubuhnya. Rambut panjangnya terurai basah, setiap tetesan air seperti tak ingin lepas dari tubuhnya. Yeni oun mulai membayangkan kejadian beberapa hari lalu, di mana di kamar mandi itu dirinya dipeluk Surya. Merasakan kembali nikmatnya tubuh seorang pria. Tanpa sadar, Ia mulai meremas-remas payudaranya sambil membayangkan surya yang sedang menikmati kedua payudaranya. Ujung puting payudaranya ia pilin pelan-pelan memberikan stimulus tersendiri.
“Mmmmmmmmmhhhhh” desah Yeni.
Tangan kanannya pun mulai mengelus ngelus vaginanya yang tercukur habis. Ia mulai memainkan klitorisnya yang memberikan rasa gelis sekaligus rasa nikmat tersendiri.
“Aaaaaaaaaahhhhhhhhh” Yeni mulai mendesah.
Ia membayangkan adegan yang terjadi ketika Surya dan Yati bercinta. Bagaimana sangat buasnya mereka bercinta. Dan ia pun berimajinasi jika Surya lah yang akan berbuat seperti itu kepadanya. Jari tengah Yeni mulai memasuki ruang dalam vaginanya, diiringi desahan-desahan lembut.
“Mmmmmhhhhhh aahhhhhhh kaaakkk”
Ia pun mulai terduduk di lantai kamar mandi, tubuhnya yang masih tersiram air hangat seakan memberikan kehangatan tersendiri. Sensasi masturbasi yang ia rasakan semakin menaikan gairahnya.
“Aaaaaaahhhhh kakkk surya....terus kaaakk” ucapannha semakin merancu.
Seiring semakin liar jarinya di dalam vaginanya sendiri. Yeni pun mulai memasykan jari kirinya ke dalam anusnya.
“Aaaahhhhhhhhh enakkkk kaaaakkkk”
Yeni semakin mendesah kencang ketika merasakan kedua lubangnya dimasuki jari jemarinya sendiri. Tubuhnya semakin tak terkendali merasakan sensasi yang luar biasa itu.
“Terussss kakkkkk terussssssss”

Tanpa disadarinya, Yati yang melintas melewati kamar mandi itu mendengar suara gemericik air dan suara-suara desahan wanita. Mungkinkah di dalam adiknya sedang bermasturbasi. Ia faham betul jika sudah beberapa tahun ini Yeni belum menikah, dan hal yang wajar jika seorang wanita yang sudah merasakan bercinta pasti ingin merasakannya lagi.
Yati sedikit membuka pintu kamar mandi itu, perlahan ia melihat sosok adiknya sedang bermasturbasi di bawah shower dan melihat tubuh adiknya itu sungguh terguncang hebat merasakan kenikmatan yang tiada tara.
“Aaaahhhhhh....kakkkk...terus kaaaakkkkkk....aahhhhh”
Mendengar itu Yati sedikit kaget, “Kak?” siapa yang ia maksud tanyanya dalam hati. Ia semakin penasaran atas rancuan Yeni.
“Mmmmmmmmhhhhhh aaaahhh kakk nikmat kakkkkk”
Yati melihat pinggang Yeni yang terangkat dan tergoncang. Semakin cepat Yeni melakukan masturbasi, semakin dekat ià mendapatkan orgasmenya.
“Aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh......aaaaaaahhhhhh kaaaaaaaaakkkkk”
Tubuh Yeni pun menggelinjang mendapatkan orgasme yang begitu nikmat tiada tara. Kemudian, tubuh itu lemas seperti kapas yang tersiram air.

Yati pun beranjak dan menutup pintu pelan-pelan. Namun ia memiliki tanda tanya besar. Siapa kakak yang ia maksud. Apakah dirinya? Tapi masa adiknya membayangkan dirinya bercinta dengan kakaknya sendiri. Meski Yati seorang biseksual, tapi apa mungkin Yeni membayangkan suaminya? Masih tak percaya karena yang Ia tahu ia belum pernah mendapati hal-hal yang mencurigakan. Ataukah Yeni sedang menjalin hubungan dengan seseorang yang dipanggilnya kakak. Ahhh bisa saja itu terjadi , pikirnya dalam hati.

Yeni yang sudah mendapatkan orgasmenya, melanjutkan pagi itu dengan membersihkan diri. Sementara Yati, beranjak mengasuh anak semata wayangnya itu. Mereka pun asik bersuka ria seperti halnya senda gurau seorang ibu dengan anak gadisnya yang berumur lima tahun.
******

Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd