Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG A Diary of Dick (Season 3/Final) - The Last Love

Status
Please reply by conversation.
Beberapa hari kemudian, Melly mulai bekerja sebagai sekretarisku. Aku memberikan arahan tentang pekerjaannya dan juga semua berkas yang berkaitan dengan proyek ini. Melly nampak sudah jauh lebih tenang, mungkin karena aku juga bersikap sopan sejauh ini, kecuali hari interview itu saja aku mencabulinya. Aku juga membawanya ke kantor klien untuk meeting dengan Indah.

“Bu Indah, kenalin ini sekertaris saya, namanya bu Melly, nah bu Melly ini bu Indah yang udah saya ceritain”, ujarku mengenalkan.

Melly dan Indah saling menatap tajam, aku bingung melihatnya.

“Kerja disini lu ternyata Mel”, ujar Indah. Melly diam saja.

“Lho, udah pada kenal ya ? ooo”, ujarku. Indah lalu berjalan pergi masuk ke ruang meeting. Aku dan Melly menguntit di belakangnya.

“Kamu udah kenal Indah ? temen lama ?”, bisikku pada Melly.

“Secara biologis, dia adekku Man”, ujar Melly pelan.

Mungkin mendengar percakapan kami, Indah mendadak berbalik ke arah kami dan mendatangi Melly.

“Gue bukan adek lu, paham ?”, ujarnya agak ketus.

“Dan gue juga gak ngaku kakak lu, gue cuma bilang secara biologis”, jawab Melly. Aku jadi bingung kok malah pada berantem begini.

Namun, semua tampak lebih cair waktu meeting berjalan. Entah masalah apa antara kakak dan adik ini yang jelas mereka profesional sekali, mereka mampu mengendalikan emosinya masing-masing sehingga meeting berjalan lancar.

Selesai meeting aku dan Melly pergi meninjau proyek kami, karena masih tahap persiapan jadi proses instalasi bagian kerjaanku belum dimulai, kami masih menunggu kesiapan dari pihak sipil yang masih merenovasi ruang instalasi kami nanti. Namun kami sudah punya bedeng kecil sebagai site office.

Kami berdua lalu turun ke site dengan setelan ala proyek, semacem helm proyek, sepatu safety boot serta safety belt, untunglah tidak wajib body harness jadi gak ribet masangnya. Kami sempet berbincang dengan beberapa engineer kontraktor sipil yang sedang mengawasi di lapangan, ada dua perempuan dan 1 laki-laki sebagai manajernya. 2 perempuan itu tadi lumayan cantik-cantik, apalagi berbalut seragam kerja proyek yang rapi, tidak ketat namun lumayan memperlihatkan lekuk tubuh keduanya yang memang berperawakan montok berisi, plus juga, ini dia, berkeringat, fiiiuuuhhhh...

Setelah selesai, aku dan Melly kemudian beristirahat di bedeng site office kami, lumayan lah biar kecil ada AC, pantry kecil, toilet, sejumlah set meja dan kursi kerja juga wi-fi. Aku lalu duduk di mejaku dan Melly duduk di mejanya yang berhadapan denganku. Ia pun nampak peluh berkeringat.

“Mel, haus nih, di kulkas ada apaan ya ?”, tanyaku.

“Sok-sok nanya, bilang aja nyuruh ambilin minum”, ujar Melly sewot sambil beranjak ke pantry.

Kuperhatikan pantatnya bergoyang seiring laju langkahnya, sungguh bokong yang seksi. Hari ini ia memakai celana kain hitam setelan cut-bray namun ketat di bagian pantat, lalu kemeja krem longgar dengan aksen rumbay-rumbay, ah semacam itulah pokoknya. Aku sendiri masih terbayang 2 perempuan engineer sipil yang montok-montok tadi, sip ini sih sange beneran. Di office juga cuma kami berdua saja, plus juga Melly belum pernah kuentot sejak interview ‘sepong’ waktu itu, paling cuma sempat ku grepe-grepe aja sesekali.

Melly lalu menghampiriku dengan 2 gelas dan sebotol Sprite besar, sempat juga ia mengikat rambut pendeknya dulu, sehingga aku melihat pemandangan tatkala ia mengangkat kedua lengannya dimana 2 toketnya membusung ke depan. Aku lalu menelan ludah melihatnya.

Melly lalu menuangkan minuman ke gelasku, ekspresinya datar terkesan jutek, namun memang bukan Melly namanya kalau tidak jutek, dan aku sudah terbiasa dengan muka masamnya yang terkesan tidak ikhlas bekerja tersebut.

Aku hanya menyeruput sedikit minumanku, aku fokus menatap Melly yang meneguk minumannya seakan haus sekali. Kulihat lehernya terangkat seraya mengalirkan minuman ke kerongkongannya. Kulit Melly memang agak gelap, namun bersih, ditambah lagi dengan rambut pendeknya yang membuat lehernya terekspos jelas.

“Kenapa Man ?”, tanya Melly seraya menatapku heran, aku hanya menatapnya tajam.

“Gini Mel”, ujarku sambil menaruh gelasku. “Kamu... masih inget kan alasan kamu kerja disini untuk apa ?”, lanjutku dengan tatapan tajam dan senyum agak menyeringai.

“Maksud kamu apa Man ? Kok tiba-tiba nanya begitu ?”

“Gak maksud apa-apa... Cuma mau ngingetin aja kalo kerjaan ini penting banget buat kamu, dan kamu juga pasti inget gimana akhirnya kamu bisa keterima kerja disini, dan gara-gara siapa”, jelasku.

Melly makin sinis menatapku, “Gak usah bertele-tele Man, apa mau kamu ?”

Aku lalu mendekatkan wajahku ke wajah Melly, “Sini Mel, sini”, ujarku berbisik.

Kami lalu saling berciuman, perlahan kulumat bibir Melly yang lembut berbalut lipstik berwarna naturalnya, lalu kususuri lehernya dengan cumbuan-cumbuanku. Melly nampak mulai terpancing dengan rangsanganku, ia lantas menggeram menikmati aksiku.

Kalau dari tebakanku sih, sebenarnya si Melly ini memang dasarnya tidak suka padaku, apalagi dengan perlakuan cabulku terhadapnya dan fakta bahwa aku dulu adalah juniornya. Namun, biar bagaimanapun ia adalah seorang wanita, wanita yang punya aura sex appeal yang kuat, yang mencerminkan birahi seksnya diatas rata-rata. Mengingat mungkin ia sudah lama tak dijamah pria karena rumah tangganya bermasalah, maka jelas ia butuh pelampiasan seks.

“Aaaaahhhhhh !!! Aaaarrrggggghhhhh !!! Hhhhhrrrrrrhhhhhssssss”, Melly meracau absurd. Kepalanya mendongak ke atas dengan mata terpejam.

Ia bersandar ke dinding dan merentangkan kedua tangannya ke samping sementara kedua toketnya sudah berhasil kubuat menjulur keluar dan tengah kunikmati dengan lidahku, tangan kananku sudah sukses pula menelusup ke balik celananya untuk memainkan klitorisnya, kurasakan tanganku sudah becek oleh cairan kewanitaan Melly, cepet banget beceknya nih perempuan.

Aroma wangi parfum sekretarisku ini benar-benar membuat libidoku meninggi, pikiranku melayang mengingat kala ia masih jadi seniorku di kampus dulu. Judes, galak, bermulut pedas namun sensual pada saat yang sama. Kini sosok itu sedang ada disini, saat roda berputar, junior yang kerap ia bully ini tengah menggerayangi tubuhnya, dan ia secara sadar tak menolak bahkan menikmatinya, pasrah tanpa perlawanan. Mengobok-obok memeknya, meremas dadanya dan menjilati kedua puting susunya, termasuk pula bokong seksinya yang dulu kerap dibalut skinny jeans dengan sepatu kets Converse, pantat yang kerap kukhayalkan kelak kunikmati kekenyalannya dengan penuh nafsu dan amarah, kini terwujud.

Dan ah, yang paling kunikmati, saat-saat dimana mulut kotornya yang kerap memaki dulu mengulum habis kontolku.

“Sllllllluuuurrrrrrppppp... aaaaahhhh”, suara Melly kala menjilati kepala kontolku.

Kujambak rambutnya, dan kutekan ke arah dalam kontolku sehingga terbenam seluruhnya di mulut Melly, sungguh sensasi yang luar biasa. Mata marahnya terus memandang padaku, aku tak peduli, aku tak perlu disukai oleh Melly, aku cuma perlu tubuhnya saat ini.

Melly mengulum kontolku maju mundur dengan penuh nafsu, nafsu kesel campur nafsu birahi kali ya. Liurnya menetes ke lantai tempat ia berlutut, sesekali kutekan dalam-dalam kepalany demi sensasi deep throat, sehingga ia batuk-batuk. Kupaksa ia menghisap lubang kencingku, dan ia melakukannya. Kurasakan sensasi geli-geli nikmat kala lidah Melly berada di lubang kencingku dan mengisapnya kuat-kuat. Haduuuuhhhh.

Puas disepong, aku mengangkangkan kaki Melly yang kemudian terduduk di meja. Dari bawah aku perlahan menjilat bagian luar memeknya, sebelum kemudian meningkat jadi mengobok-obok liang memeknya dengan lidahku.

“Aaaarrrrrrgggghhhhhh... hhhhhhsssssshhhhhhh.... hhhaaaaahhhhh....”, desah Melly.

Ia kemudian berbaring di meja dengan kaki mengangkang, masih penasaran aku ingin membuat memeknya sebecek mungkin. Maka kuselipkan kedua jariku ke liang memeknya seraya kujilati bagian luar klitorisnya.

“Aaaa !!! aaa !!! Hhhaaahhhh !!!”, jerit Melly bereaksi atas seranganku. Makin ganas kuobok-obok memeknya.

“Haaaahhhh anjing, Armand, masukin kontol lu sekarang ! Masukin anjing !”, teriak Melly.

“Hah ? Apaan Mel ?”, tanyaku iseng.

“Mas.... aaaaahhhhhh masukin, kooooonnnn.... hhhhhrrrrrhhhhh.... kont.... kontol lu anjing !”

Aku tak langsung mengabulkan permintaan Melly, meski kontolku sudah ngaceng sekali, biarin aja dia tersiksa dulu.

“Haaaahhhhh !!!! Armand !!! Ewe gue ****** ! Ewe memek gue anjing lu !”, bentak Melly seraya menjambak rambutku.

Maka kemudian dengan penuh nafsu dan amarah, aku menghujamkan kontolku ke memek Melly dalam-dalam, langsung ditekan, gak pake pelan-pelan. Mata Melly terbelalak karena aksiku, sementara kedua tangannya menahan tubuhnya yang gemetar. Mata kami lalu saling menatap tajam nan sinis, ada amarah di hatiku mengingat perlakuannya dulu, dan ada pula amarah di mata Melly akibat perlakuanku kini, namun kami pun sama-sama dalam birahi.

Segera kupompa kontolku kuat-kuat di memeknya, memek sempit yang nampaknya lama tak dijamah kemaluan laki-laki. Memek hitam dengan bulu kemaluan yang lebat sekali. Rasanya begitu hangat dan lembut secara bersamaan, sementara kedua paha Melly kutahan pada bahuku.

“Uh ! ah ! hah ! oh ! ah !”, jerit desahan kami memenuhi ruangan office, beruntung suara truk mixer yang sedang ngecor diluar dan suara mesin genset cukup berisik untuk meredam suara kami.

Basah sekali kurasakan memek Melly, ia benar-benar terangsang dengan hebat, seiring kontolku menggerus liang memeknya maju mundur, licin rasanya. Melly pun sudah tak ragu lagi melumat bibirku dengan gemas, ia menjambak rambutku dan mendekatkan wajahku ke wajahnya, lalu dengan penuh nafsu mencumbuku bahkan memasukkan lidahnya untuk mengobok-obok mulutku. Sesekali ia melenguh keras, juga seraya menghujamkan wajahku ke toketnya, yang tentu saja kulumat habis putingnya bahkan kuberi tanda cupang di area dadanya.

Sempat juga aku kepentok liontinnya yang berbentuk salib di dadanya, waw, aku tiba-tiba tersadar, belum pernah aku merasakan tubuh wanita yang beda keyakinan denganku, walaupun sebenarnya pasti sama saja sih hehehe.

Melly lalu membalik badannya untuk membelakangiku, posisi doggy style namun tidak sampai nungging, tangannya menahan ke meja sementara pantat montoknya bersiap menerima hujaman kontolku.

“Aaaaaaaaaahhhhhhh !!!”, pekik Melly seiring kutekan kontolku dalam-dalam.

Sempat kulirik jam dinding, sudah jam setengah 4 sore, harus segera diselesaikan nih sebelum jalanan macet karena jam pulang kerja. Maka aku segera memompa kuat-kuat kontolku di memek Melly, kujambak rambutnya seraya menundukkan badanku sedikit supaya menjangkau lehernya untuk kucumbu.

“Hah ! hah ! aarrrrggghhh !!! hah ! ssshhhh”, racau Melly tak karuan seiring memeknya yang makin becek pertanda ia pun sudah akan orgasme.

Aku lalu menekan kepala Melly ke atas meja sambil terus memompa kontolku, sebelah tanganku meraih toketnya dari belakang, gundukan besar nan berkeringat itu kuremas-remas dengan penuh nafsu birahi.

“Aaaahhhh anjing, Man, gue mau sampe, lu... lu masih lama aaaaahhh ?”, tanya Melly.

“Gue juga bentar lagi, hhhmmmmhhhh”

“Bareng Man, di dalem aja”

“Serius lu Mel ?”

“Halah banyak nanya lu aaaaarrrrrggggggghhhh”

Maka aku meningkatkan genjotanku pada speed maksimal, Melly jerit-jerit tidak karuan seraya mencengkeram pahaku, tanganku sendiri dengan liar menggerayangi tubuhnya.

“AAAAAAAARRRRRRRRGGGGGGGGGHHHHHHHHHH !!! AH ! AH ! AAAAHHHH !!!”, jerit kami kala bersama mencapai puncak kenikmatan orgasme.

Kusemprotkan spermaku dalam-dalam ke rongga memek Melly, seiring memeknya berdenyut dalam orgasmenya. Mantaffff...

Rupanya Melly sedang tidak dalam masa subur, setidaknya itu menurut hitungan dia berdasarkan siklusnya, aneh juga ya, janda tapi masih suka ngitungin siklusnya sendiri, ah bodo amat lah, yang penting aku puas. Kami pun bergegas merapikan diri dan pulang.

Malam harinya di kosan aku ditelpon Indah.

“Pak Armand, tolongin saya pak, saya mohon”, ujar Indah.

“Eh i...iya bu Indah, santai dulu ada apaan nih ?”, jawabku kaget. Jangan-jangan Melly cerita kejadian tadi siang.

Update selanjutnya : https://www.semprot.com/threads/a-diary-of-dick-season-3-final-the-last-love.1260480/page-6
 
Terakhir diubah:
Saya juga mau di 3some bareng kakak saya

Versi ngarepDotcom

Hahahahahaha bisa aja suhu, jadi kepikiran nih ide buat 3 some kakak adik, seru ya kayaknya

Makasih udah baca ya suhu, tunggu lanjutannya ya
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ehemmmm beruntung banget tuh bisa ngeuwe sambil marah2an....hahahaha...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd