Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT A.K.A.R.

Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
A.K.A.R
Bagian Dua Puluh Satu​




"Halo...?"

"....."

"Lagi otw balik gw.."

"......."

"Hmm.. kapan? Dimana? Besok aj ya, jam jam duaan lah biar gw langsung balik juga nanti."

"......."

"Di Cikarang aj? Oke.. RM bebek kemaren ya? Oke..

"......"

"Liiita? Nggak ikut, besok dia ada meeting bulanan di kantor pusat sana."

"......"

"Jiahahaha.. dasar muke toket lu nyet.. oke deh.. ketemu besok ya.."

"....."

Kututup telpon dari Tyo tadi. Tyo mengundangku untuk memperkenalkan calon klien baru untukku. Kerjasama antara perusahaan Tyo dan perusahaanku yang cukup berjalan baik rupanya membuat relasi dari perusahaan Tyo juga ikut tertarik. Aku bersemangat sekali waktu Tyo memberitahuku bahwa dia akan mengenalkan calon klien untukku.

Bagaimana ceritanya perusahaanku dan perusahaan Tyo akhirnya bisa teken kontrak selama tiga tahun? Hanya Lita dan Tyo yang tahu. Mereka berdualah yang mengurus ini itunya setelah meeting pertama kami di rumah makan bebek dulu tanpa mengikut sertakan aku lagi. Apa yang terjadi antara mereka berdua pun aku tak ingin ambil pusing. Yang jelas, setelah proyek itu gol aku kecipratan komisi yang bisa dibilang lumayan dari Lita. Karena katanya berkat aku juga makanya Tyo mau menyetujui penawaran dari Lita yang memakai harga awal, harga yang sedikit lebih tinggi daripada penawaran kedua yang diajukan Lita kepada Tyo.

Sebelum maghrib aku sudah sampai di rumah. Sari menyambut dengan mencium tanganku dan melepaskan sepatuku. Kemudian Sari bertanya kepadaku,

"Mau mandi dulu atau mau makan dulu Yah?"

Aku tersenyum..

"Mandi dulu deh, biar bisa ibadah bareng. Kamu udah ambil air suci?"

"Belum.." kata Sari sambil menggeleng.

"Yaudah ambil air suci dulu terus siap siap ibadah. Oke..?"

"Okeh.." kata Sari sambil tersenyum.

"Raka mana?" Tanyaku clingak clinguk karena tak melihat anak kebanggaanku itu.

"Ooohhh iyaaa.. sama Umi tuh di tengah. Ada Umi Yah.." kata Sari memberitahuku.

"Lho.. mana?" Akupun bergegas ke ruang tengah hendak menemui Umi.

"Assalamualaikum Umii.." kataku sambil mencium tangannya.

"Alaikumsalam.." jawab Umi sambil tersenyum.

"Bayu mandi dulu ya Umi." Kataku langsung pamit mandi.

"Iya.. abis ibadah nanti, ada yang mau Umi omongin sama Bayu.."

Aku tertegun, tumben ini.

"Iya Umi.." kataku menurut.



__________¤¤__________



Selepas Ibadah bersama sama, Umi meminta Sari untuk masuk ke kamar dan membawa serta Raka. Dadaku berdebar debar rasanya, ada apa ini? Salah apa aku sampai Umi sepertinya sengaja datang ke rumahku dan seperti ingin membahas sesuatu yang penting kepadaku.

"Nak Bayu, tiga hari kemarin Umi ngimpi, ada hajatan di rumah ini. Hajatan besar besaran. Terus Umi liat nak Bayu pake pakean baguuss, bersih..." Umi mulai membuka pembicaraan kepadaku.

"Terus Umi..?" Kataku masih tak mengerti arah pembicaraan ini.

"Umi mau nanya, Nak Bayu tau engga arti mimpi Umi?" Kata Umi dengan raut wajah yang sulit kubaca.

"Ngga Umi.." kataku jujur. Aku memang tak terlalu paham dengan urusan yang menyangkut bahasa alam atau arti mimpi. Satu satunya yang aku paham hanya dibidang karma. Lepas itu, aku tak terlalu mengerti.

"Hhh.. itu artinya bakal ada kesusahaan, hajatan di rumah bukan pertanda baik, tapi pertanda jelek. Nak Bayu pake pakean bagus juga itu tandanya jelek. Apa nak Bayu ada masalah sama orang kantor?" Penjelasan dari Umi membuatku sedikit kaget dan bingung. Setahuku aku tak mempunyai masalah apa apa dengan rekan rekan kerjaku dikantor.

"Gak ada Umi, Bayu gak ada masalah sama temen kantor" kataku sambil mencoba coba mengingat.

"Yaudah gapapa. Umi yang namanya orang tua cuma ga pengen ada kejadian apa apa sama rumah tangga anak Umi."

"Banyak banyakin ibadah ya nak, ingetin Sari supaya jangan lepas ibadahnya. Umi ngerasa ada yang berubah sama Sari, tapi ga tau apa. Nasehatin Sari jangan gara gara udah naek harkat sama derajat, terus jadi lupa sama Gusti Pangeran, jangan sombong."

"Terus, yang paling penting, jangan bergaul jauh jauh sama orang yang gak bae buat rumah tangga nak Bayu sama Sari. Omaaatt nak Bayu, Omaaat.."

Mendengar nasehat terakhir dari Umi, ingatanku langsung menuju saat Sari dan Lita bergumul dikamar kami.


_______¤¤_______



"Hmmm... siapa yah..?? Bayu mungkin ya kak..hihihihiii..."

Lho.. aku terkejut mendengar jawaban Sari yang ternyata ingin aku mengintip perbuatan mereka.

Lita malah tertawa kencang sampai mukanya memerah dan membuat Sari bingung.

"Iihh kakak, kenapa malah ketawa sih?" Kata Sari sambil garuk garuk kepala.

"Ya kamunya lucu neng, masa kamu malah minta diintip sama suami sendiri?" Kata Lita tetap tertawa geli.

Sari terdiam sejenak menatap Lita kemudian menggenggam tangannya
.
"Soalnya, cuma Bayu laki laki yang ada di hati neng kak. Gak ada laki laki lain yang sanggup ngegantiin Bayu di hidup neng. Jadi kalo kata neng mah satu satunya laki laki yang boleh ngintip kita lagi beginian mah ya cuma suami neng aj."

"Emang siiih neng pernah ngelakuin salah besar sama Bayu, tapi neng udah janji ke Bayu malahan pake sumpah sumpah diatas kitab suci segala kalo neng gak bakal ngulangin kesalahan kaya gitu lagi." Kata kata Sari membuatku tertegun.

"Mungkin, mungkin ya kak.. mungkin lho ini.. bisa jadi Bayu ada main sama perempuan lain dibelakang neng, bisa jadi Bayu pernah juga begituan sama cewe laen dibelakang neng. Tapi neng yakin, yaaaaakin seratus persen kalo cinta sama kesetiaan Bayu itu cuma buat neng sama anaknya aj."

Aku benar benar terdiam mendengar kata kata Sari selanjutnya.

"Yaaahh neng paham kalo kelakuan kita yang kaya gini nih sebenernya salah, salaaaahh banget. Neng juga ga ngerti kenapa neng kok bisa keenakan beginian sama kakak, untungnya kakak perempuan. Kalo laki laki mah pasti neng bakal kena azab sama sumpah sendiri.." kata Sari sedikit merenung.

"Emang sumpah kamu itu apa?" Tanya Lita seperti penasaran.

"Mmm.. neng cerita ini cuma ke kakak ya, kakak jangan kasih tau siapa siapa lagi.." kata Sari serius dan kulihat Lita menganggukkan kepalanya.

Sari pun menceritakan kejadian perselingkuhan dia dengan Fauzi beberapa bulan lalu yang sebenarnya secara garis besar sudah kuceritakan pula kepada Lita. Namun, cerita tentang sifatnya yang menjadi sedikit binal dan liar serta cerita sumpah Sari di atas Kitab Suci rasanya baru kali ini Lita mendengarnya. Bahkan dari sumbernya langsung.

"Gitu kak, dalam hati neng, neng bakal jadi istri yang terbaik buat Bayu. Neng juga udah niat buat ngerubah sipat neng lagi. Neng sadar kalo neng udah berubah kaya perempuan nakal. Maaf ya kak, neng lagi ngomongin diri sendiri. Neng gak maksud ngomongin siapa siapa. Kakak jangan kesinggung ya.." kata Sari yang mungkin merasa tak enak hati kepada Lita dengan ucapan polosnya. Lita hanya mengangguk.

Entah apa yang dirasakan dalam hati Lita saat mendengar Sari mengatakan itu.

"Neng pengen berubah kak, neng pengen kaya dulu lagi. Eehhh malah kebablasan lagi.. untung sama kakak n sama sama perempuannya.. hehehehe.." kata Sari seperti berusaha bercanda.

Rasa cintaku kepada Sari semakin besar saja rasanya setelah kudengar pengakuan tulus dari kata katanya barusan. Dan akupun berjanji dalam hati akan lebih setia kepada istriku itu dan akan mengurangi sedikit kenakalanku di luar rumah.

Kulihat Lita menunduk dan seperti tersenyum. Kemudian Lita mengangkat wajahnya dan menatap Sari. Lita memeluk Sari dengan erat dan berbicara sesuatu kepada Sari. Entahlah, aku tak mendengar apa yang diucapkan Lita kepada Sari.

Kemudian Lita dan Sari memakai pakaiannya kembali masing masing. Akupun buru buru turun dari kursi dan mengelap spermaku yang berceceran dipintu dengan sapu tanganku. Kutaruh kembali kursi tempatku berpijak tadi ke tempatnya semula dan aku langsung buru buru keluar.

Aku kembali ke mobil, kunyalakan mobil dengan niat menuju rumah agar seolah olah aku baru datang dari kantor. Sesaat sebelum menjalankan mobil, ada pesan masuk di HP ku. Kusempatkan membaca pesan itu, dari Lita.

"Maafin aku yang udah ambil andil bikin Sari jadi sedikit liar lagi tadi. Aku kebawa suasana soalnya. Aku janji gak akan ngelakuin itu lagi. Kamu beruntung punya istri kaya Sari. N Sari pun beruntung punya suami kaya kamu. Jaga Sari baik baik Bay, atau kamu bakal nyesel karena kehilangan dia nanti. Jujur, aku nyesel Bay ngelakuin itu tadi sama Sari. Maaf ya.."

Kujawab dengan sedikit bercanda agar dia tak terlalu risau.

"Iya gapapa. Terus yang tanggung jawab buat konak ku siapa neh? Hehehe"

Kutunggu jawaban dari Lita sebentar, namun sepertinya Lita tak mau membalas pesanku lagi. Akhirnya akupun menjalankan mobilku dan parkir dibelakang mobil Lita. Aku turun dan pura pura baru pulang serta bersikap biasa seolah aku tak mengetahui kejadian apa apa dirumah ini.



_________¤¤_________



"Nak Bayu.."

"Eh, iya Umi.. maaf jadi melamun." Kataku kaget mendengar Umi memanggil namaku.

"Inget pesen Umi ya.. banyak banyak ibadah, minta lindungan dari Gusti Pangeran. Banyakin sedekah buat nolak marabahaya. Umi teh ngeriii aj ada kejadian apa apa sama nak Bayu sama Sari, apalagi sama cucu Umi si Raka. Amiit amiit.." kata Umi yang dilanjut dengan kalimat istigfar berkali kali.

Meski percaya tak percaya, aku tetap ngeri juga mendengar penjelasan Umi tadi. Akupun berniat kembali mengencangkan ibadahku seperti saat terpuruk dulu.

"Iya Umi, nasehat Umi bakal Bayu laksanain. Umi nginep kan?" Kataku dan bertanya pada Umi.

"Iya nginep.. besok aja pulangnya. Gapapa kalo Umi nginep disini nak Bayu?" Kata Umi seperti minta izin kepadaku.

"Ya gapapa atuh Umi. Umi nanti tidur dikamar aj bareng Sari, biar Bayu tidur disini." Kataku sambil meminta mertuaku itu untuk tidur bersama Sari. Dan Umi kembali mengangguk.



Keesokan harinya aku berangkat kerja sedikit siang. Aku izin melalui pesan kepada Lita ingin mengantar mertuaku pulang ke rumahnya. Lita membalas singkat OK saja. Sebenarnya bukan hanya mertuaku saja yang kuantar, karena Sari ternyata ingin ikut pulang ke rumah Umi dan ingin main disana seharian. Sari memintaku untuk menjemputnya nanti malam sehabis pulang kerja. Aku mengiyakan permintaan Sari.

Dari rumah Umi aku meluncur langsung ke kantor Cikarang. Tak kulihat mobil Lita di depan kantor, kemana lagi nih orang kataku.

Begitu memasuki kantor, aku segera ke mejanya Agus dan bertanya,
"Bosket ud dateng Gus?" Bosket adalah panggilan kode antara aku dan Agus untuk Lita, kependekan dari Bos toKet.

"Jiaahh.. elu mah Bay, toketnya doang yang lu inget dari dia tapi jadwalnya kaga. Kan doi mitiing di pusat.." kata Agus menoleh ke arahku sebentar dan menatap layar komputer kembali.

"E iya ya.." aku benar benar lupa kalau dia sedang meeting bulanan di pusat.

"Eiyaya eiyaya doang luh.. kopi bos, info penting tuh tadi.." kata Agus mencoba memalakku. Akupun tertawa dan memberikan dia selembar uang berwarna biru.

"Lu yang jalan ya.. rokonya sekalian" kataku kepada Agus.

"Lahhhh.... SIAAAP boss.." kata Agus langsung ngacir ke kantin dekat kantor. Aku senang karena akhirnya Agus kembali bersikap seperti biasa lagi kepadaku.

Aku diam dikantor sambil mempersiapkan dokumen dokumen yang diperlukan nanti untuk bertemu dengan Tyo dan relasinya yang merupakan calon klien perusahaanku. Kalau ini jebol, maka ini menjadi proyek pertamaku yang akan ku handle tanpa bantuan Lita sedikitpun.

Setelah semua siap dan aku melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul setengah dua siang, akupun meluncur ke RM bebek tempat janjianku dan Tyo serta calon klienku.

Tepat jam dua aku sudah di parkiran RM bebek. Ku telpon Tyo memastikan apa dia sudah datang atau belum.

'Tuuuuut' nada tunggu..

"Halo Bey? Dimana lu? HLLammma hamad.." Tyo langsung menembakku dengan sadis seolah aku sudah telat berjam jam.

"Pea.. ini gw ud diparkiran RM nya neh.. lu dimana?" Kataku menyerang balik Tyo.

"Yeeeee ni anak.. Elu yang pea.. kita meetingnya di dalem RM, bukan di parkirannya. Makanya sekali kali minum aer kelapa ijo luh biar pinter." Aku melongo bego mendengar tembakan jitu langsung dari Tyo.

"E iyaya.. bentar bentar gw turun dulu." Kataku sambil melepas seat belt dan bersiap turun.

"Meja nomor lima." kata Tyo langsung mematikan sambungan.

Aku memandang HP ku dan menjawab dengan gemas didepan layar HP ku.. "OKEHH".


Sampai di meja nomor Lima aku menyalami Tyo dan calon Klienku yang ternyata seorang wanita. Rasa rasanya aku kenal dengan wanita ini, tapi siapa yaa??

"Apa kabar pak Tyo? Sehat kah?" Kataku basa basi sambil bersikap profesional.

"Alah lebay lu.. jangan formil formil kaya lagi ada Lita gitu lah Bey." Kata Tyo sambil mengibaskan tangannya kepadaku.

Aku kaget bercampur melongo. Ini kan soal bisnis, masa dibilang lebay. Kulihat calon klien baruku yang duduk disamping Tyo malah senyam senyum sendiri sambil memandangku sesekali dan menunduk sesekali.
Kaya kenal.. siapaaa ya? Aku benar benar yakin bahwa aku mengenal wanita ini. Tapi siapa??

"Kenal kaga Bey?" Kata Tyo bertanya kepadaku sambil melirik ke wanita itu.

"Kayanya gw kenal.. tapi gw lupa Yo.." akhirnya aku bersikap biasa saja dihadapan dua orang ini.

"Kalo gitu kenalan lagi.." kata wanita ini tiba tiba mengulurkan tangan kepadaku untuk bersalaman.

Aku menyambut ajakan bersalamannya dengan sedikit ragu dan cengir kikuk.

"Bayu, Bayu Baskara." Kataku sambil mesem mesem malu.

"Panggilannya Ibey kan? Udah tau.. Ibey jahat sampe lupa sama gw. Gw Intan Ibey.. Intan Nuraini." Kata wanita itu sambil senyum dan membuatku kaget setengah mati.

Eh.. kuperhatikan wajah wanita yang mengaku bernama Intan itu baik baik serta membandingkan dengan Intan yang dulu pernah kutolong masalah ijazahnya.
Iya benar.. ada tahi lalat kecil di sudut bawah bibir sebelah kirinya. Ciri itu tak pernah aku lupa karena selalu jadi bahan obrolan teman teman sekolahku dulu bahwa wanita yang mempunyai tahi lalat di bibirnya adalah wanita yang pandai berciuman.

"Eeeeehhhh.. Intan? Bener ini teh Intan??" Kataku sumringah begitu berhasil mengenali Intan melalui tahi lalatnya.
Intan hanya tersenyum dan mengangguk saja kepadaku sebelum bertanya,

"Sari apa kabar? Nikah kok gak ngundang ngundang sii.. Kangen deh sama dia. Udah lama banget gak ketemu."

Intan dan Sari menjadi teman baik setelah Sari pindah sekolah dari kampung ke sekolahku. Intan menjadi teman sebangkunya dan dari situlah persahabatan mereka dimulai. Malah kalau mau jujur, alasan utamaku menolong Intan waktu dulu adalah karena Sari juga. Dia menceritakan keadaan Intan kepadaku saat itu dan bingung harus membantu apa. Aku yang memang dasarnya sedang punya hati kepada Sari saat itu langsung berusaha menolong Intan demi melihat Sari bahagia. Hal inilah yang tidak diketahui oleh Tyo. Aku menolong Intan demi Sari.

"Lho.. kok lu tau gw nikah sama Sari?" Tanyaku heran kepada Intan.

Aku dan Sari memang berniat mengundang Intan pada waktu pernikahan kami, tapi karena terbatasnya informasi dan karena perselisihan Sari dengan Fitri waktu itu membuat kami sulit mencari Intan. Dan justru baru kuketahui dari Tyo waktu meeting dengan Lita dulu kalau Intan ternyata pindah kerja di Vietnam karena rekomendasi kantornya saat itu kalau tak salah ingat.

"Dari gueee.." kata Tyo menyela.

"Oohh.. dari si ember ini toh.. pantes.." kataku cuek saja.

Intan hanya tertawa geli melihat aku dan Tyo. Kemudian aku menelpon Sari yang kini sedang berada di rumah Umi.
'Tuuut... tuuut...' nada tunggu.

"Halo assalamualaikum Yah.."

"Alaikumsalam. Bunda lagi apa?" Tanyaku langsung pada Sari.

"Mau mandiin Raka, kenapa Yah?" Tanya Sari balik.

"Bunda tau sekarang ayah lagi sama siapa?" Aku mencoba memberinya tebak tebakkan.

"Mmm.. gak tau, sama Cepot?" Sari malah menjawab dengan bercanda dan tertawa.

"Yeeee.. bukan, sama Intan. Inget gak? Temen sebangku kamu dulu." Ku lihat Intan tersenyum senang bahwa aku menelpon Sari.

"Haaahhh..?? Massaaa? Mana mana coba orangnya Yah.. ya Allaahh.. mana Yah coba.." kata Sari tak sabar ingin berbicara dengan Intan.

Kuberikan HP ku kepada Intan dan langsung disambut oleh nya.

"Haloo sayaaaanng..." Terlihat sekali kebahagiaan di wajah Intan begitu mendengar suara Sari.

Kubiarkan mereka berdua ngobrol, kini pandanganku ku alihkan kepada Tyo.

"Kenapee??" Tanya Tyo.

"Fitri, apa kabar?" Tanyaku dengan suara pelan agar tak terdengar oleh Intan.

"Aaauu.. emang gw bapanya" kata Tyo judes.

"Monyet buluk lu." Lalu kuingatkan dia tentang kata katanya yang dia ucapkan disaat meeting pertama kali dengan Lita beberapa bulan yang lalu.

Tyo hanya senyum mendengus dan menatapku.

"Gak bisa lu berenti sebentar aj mikirin Fitri? Jangan nahan nahan Fitri dalem dalem di hati lu. Kasian dianya Bey, kasih dia waktu buat move on dari bayang bayang lu dengan cara lu ikhlasin dia kaya dia udah ikhlasin lu buat Sari. N plis biarin dia ngejalanin hidupnya sekarang bareng sama lakinya." Kata Tyo serius.

"N ternyata elu lakinya dia kan? Jujur aj Yo, gw gak marah. Malah syukur yang ada karena gw tau kalo Fitri ada ditangan yang aman.." kataku berusaha membujuknya untuk jujur.

"Nah, lu ngerasa gak Bey? Andaipun gw bilang iya gw lakinya Fitri, lu tetep mikirin dia karena perasaan lu yang bilang dia udah aman ditangan gw. Tapi andaipun gw bilang bukan gw lakinya, sanggup berapa lama lu lepas dari bayangan dia?"

Kata kata Tyo membuat ku terdiam. Perasaanku kuat mengatakan kalau Tyo lah suami Fitri. Tapi Tyo ada benarnya juga, buat apa aku terus memikirkan Fitri terlepas benar atau tidaknya dialah suami Fitri.

Aku terkejut waktu Intan memberikan HP ku dan berkata,

"Nih Bey, gw udah minta nomernya Sari langsung. Kok lu malah pada ngomongin Fitri sih?"


"Eh..."



Yassallaaaamm..
 
Update lagi?

Yasalam...

MMantappp lah om :semangat:
 
Mantappp..
Eh, tapi ini mau ada apa ya?
Firasat umi kok jelek kaya gitu..semoga lancar jayaa..
Makasih super updatenya suhu
 
Terakhir diubah:
Ini kenapa kok ane ga bisa liat ceritanya tapi coment nya udh jauh kayaknya
 
hahaaa jago suhunya bikin orang penasaran. umi aja udah ngerasa sari mulai beda. Tapi ga papa sari yang penting bahagia, pertahanin cintanya bayu terus. nyimak aja cerita ini mau dibawa kemana.. suhu jago 2x update sehari
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd