Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT A Night at the Bus

djemba-djemba

Kakak Semprot
Daftar
3 Nov 2017
Post
173
Like diterima
1.366
Bimabet
A Night at the Bus







Cerita ini sepenuhnya fiktif, jika kalian menemukan orang , latar dan sebagainya di kehidupan nyata kalian, berarti itu hanya kebetulan sahaja.





18:24
20:09
20:20
20:58
22:03
23:04
23:51
01:12
02:26
03:09
03:49










Rabu, 1 Pebruari 2023

18:24 WIB





“Kursi 3B dan 3C ya pak, baik silahkan ditunggu, 30 menit lagi armadanya berangkat”



Seraya mengucapkan Terimakasih, aku berjalan meninggalkan counter tiket salah satu PO Bus menuju ke ruang tunggu dan menghampiri seorang wanita yang duduk di salah satu kursinya.



Oh ya Perkenalkan saja namaku Ivan, umur hampir kepala 3 dan saat ini aku masih menjadi salah satu karyawan di sebuah perusahaan telekomunikasi. Dan yang bersamaku kali ini adalah calon istriku (semoga) hehehehe. Mengapa aku tak begitu yakin dia mau menerimaku yah sebab kami sekarang tidak pacaran atau punya status yang jelas, kami hanya saling dekat dan saling tahu tentang masing-masing pribadi kami, dan kepribadiannya itu yang membuatku nyaman.



Lalu bagaimana bisa sekarang kami terdampar di terminal bus seperti ini?. Singkatnya ia ingin pulang ke kampung halamannya di salah satu kota di provinsi tertimur pulau Jawa, sebab ia ingin menghadiri pernikahan sepupunya dan keluarganya mendesaknya untuk pulang berhubung ia juga sudah hampir 6 bulan tidak pulang kampung, lalu aku menawarkan diri untuk menemaninya pulang dengan alasan mumpung bertepatan dengan aku yang ambil cuti (sebenarnya tidak juga) dan aku ingin sesekali liburan di desa karena penat dengan segala hiruk pikuk kota besar. Lantas apa dia langsung mengiyakan? Oh, tentu tidak, aku perlu berjuang meyakinkan dia dengan segala cara agar dia mengijinkanku menemaninya pulang hingga sampai akhirnya disinilah kami, sedang menunggu bus yang akan mengantarkan kami ke kota tempat ia lahir dan besar.



Aku rasa kalian juga paham, alasan terbesarku ngotot ingin ikut ke kampungnya bukan karena ingin liburan, sebenernya sudah sejak lama aku memendam perasaanku ke dia, dan aku rasa ini saat yang paling tepat untuk mengutarakan perasaanku sekaligus aku ingin bertemu keluarga besarnya dan meminta izin untuk menjadikannya sebagai istriku. Agak nekat sih memang, bagaimana kalau ternyata nanti ditolak? Atau bagaimana kalau orangtuanya tidak setuju jika anaknya menikah dengan orang yang berasal dari kota yang jauh? , Tapi yasudahlah setidaknya aku sudah mencoba masalah hasilnya biar nanti aja gimana, setidaknya aku tidak mati penasaran dan kalaupun harus mundur aku bisa mundur dengan kepala tegak sebab aku sudah berusaha.



Sedikit informasi tentang wanitaku ini, umurnya 24 tahun dengan tinggi sekitar 160 cm, dengan badan yang ideal (cenderung sedikit berisi) dan wajah yang menurutku benar-benar sempurna, terlebih lesung pipinya menambah kesempurnaan di wajahnya yang berkulit putih, sehari-hari dia mengenakan pakaian yang sopan dan berhijab, namun sesekali dia juga tidak canggung untuk tampil modis tetap dengan identitas hijabnya, anak ini juga pandai sekali merias diri, jadi aku merasa dia tidak pernah tidak cantik saat kami bertemu. Dan 1 hal yang paling membuatku dan keluargaku terkesan adalah sikapnya yang begitu santun serta tutur katanya begitu lembut , sebab itu juga mamaku begitu senang saat dia beberapa kali main ke rumahku , dan mendesakku untuk menjadikannya istri sebelum diserobot orang lain, sepertinya mama juga tahu tentang perasaanku pada wanita ini, yah tentu saja ku perjuangkan sebisaku . Kaami berkenalan sekitar 7 bulan lalu , saat ia main ke rumahku. Dia adalah rekan kerja adik perempuanku . Yap, aku punya seorang Adik perempuan usianya juga 24 tahun , dan mereka berdua kerja di tempat yang sama, di sebuah pabrik.





18.50 WIB





Yuk naik, Busnya udah mau berangkat



Kuajak ia untuk bergegas menuju bus yang akan membawa kami malam ini. Sebuah Bus Double Decker dengan livery khasnya yang tentu tidak asing bagi para pecinta bus. Pilihanku kali ini aku ingin duduk di kursi executive class di bagian bawah yang jauh lebih private dibandingkan kursi bagian atas, karena hanya terdiri dari 6 kursi dengan konfigurasi 1x2 dan 2 kursi sleeper class di bagian depanya. Kenapa aku bilang private, yah karena di bagian depan kursi sleeper class, dan bagian belakang kursi executive class masing-masing tertutup oleh pintu, jadi tidak akan terganggu dengan lalu lalang penumpang lain kecuali penumpang dari 2 kelas ini yang hanya 8 orang, itu pun kalau terisi semua.



Kami lantas Duduk di kursi 3B dan 3C, yang mana ini adalah baris paling belakang dan berada di pojok kanan bus, dibelakang kami adalah toilet namun itu sudah terpisah oleh pintu jadi tidak masalah jika ada orang yang menggunakannya.



Mas ih...., beneran ini mas mau ikut ke kampungku? ... ia membuka percakapan sesaat setelah ia meletakkan pantatnya di kursi yang dekat dengan kaca bus.



Lah, kan udah di atas bis, masa iya becanda sampe beli tiket segala sih
.. Jawabku sambil meletakan ransel yang ku bawa ke tempat penyimpanan.



Enggak, aku Cuma bingung aja nanti kalau dirumah ditanyain sama keluarga, lama gak pulang tiba-tiba bawa cowo, sampe sekarang aja aku belum ngabarin ke orang rumah kalau mas ikut.



Yah kan kayak yang mas bilang kemarin, mas nanti sampai kotanya aja nginep di hotel yang di kota, atau kan disana banyak tempat wisata yang di gunung gitu kan, mas bisa cari penginapan disana, ntar kalau mau jalan jalan pas siangnya kita bisa ketemuan gitu .
Sampai moment ini aku masih berkilah dan belum mau menjelaskan alasan sebenarnya, belum sekarang, sebentar lagi sampai momentumnya tepat.



Bus yang kami tumpangi lantas berjalan membelah keramaian lalu lintas ibukota. Detik dan menit berlalu hingga tak terasa hujan mulai turun diluar seperti mendukung segala suasana pernyataan cintaku malam ini. Sejauh ini aku dan dia hanya mengobrol santai saja seperti biasanya, aku tak ingin membuat kecurigaan apapun sampai saatnya nanti tiba.



Tak terasa bus ini melaju mulus di jalan toll dan tak mengambil penumpang lagi di tempat lain, sepertinya akan langsung gas pol menuju tujuan, perjalanan ini akan menempuh waktu kurang lebih 9 Jam hingga sampai ke kota tujuan kami. Lantas crew bus membagikan Snack dan minuman kepada penumpang dan dari situ aku tahu bahwa di ruangan ini hanya ada kami berdua sebagai penumpang dan satu orang lagi di sleeper class. Menurut crew tersebut memang di tengah pekan seperti ini penumpang cenderung sepi kalaupun ramai pasti di deck atas yang jadi favorit Para penumpang lain.

Tak lama crew tersebut meninggalkan kami, lantas lampu di ruangan kami dimatikan hingga hanya menyisakan suasana remang, namun aku masih bisa melihat dengan jelas wajah cantik dari wanitaku ini yang tengah menatap pemandangan jalan di balik kaca. Ku pegang tangannya yang seketika membuatnya menoleh kaget kepadaku





Ada sesuatu yang ingin mas sampaikan...
 
Terakhir diubah:
20:09 WIB



Gemericik hujan yang turun di luar, ditambah dengan dingin AC di bus ini seperti tak berarti saat aku menggenggam erat tanganya dengan tanganku, yang ada hanya perasaan hangat yang menusuk hingga ke hatiku, serta adrenalin yang terpacu menyadari bahwa mungkin ini saat yang paling tepat untuk aku menunaikan hajatku





Ada sesuatu yang ingin mas sampaikan... ucapku seraya menatap tajam ke arah kedua matanya





Mas? Kamu kenapa? Jangan bikin aku takut.. sebenarnya aku ingin dapat respon yang romantis, tapi yausdahlah





Aku suka sama kamu, dan itu sudah sejak pertama kali kita ketemu, aku butuh momen sepanjang ini agar aku bisa mengatakan ini..





Mass?..
ia hanya merespon demikian, namun di balik tatapanya aku melihat ia begitu terkejut dan mungkin terharu, sedikit berkaca-kaca





Mas sengaja menyiapkan semua ini, memaksa ikut kamu ke kampung tujuan sebenarnya adalah mas ingin bertemu keluarga kamu dan meminta restu untuk menikahi kamu. Tapi sebelum kesana aku ingin tanya ke kamu dulu, maukah kamu jadi istri mas?





Aku udah curiga sebenarnya dengan niat mas, tapi jujur aku masih kaget dan gak nyangka ini semua bener akan terjadi. ....
Kulihat matanya makin berkaca-kaca





Jadi? Maukah kamu menikah dengan mas? Menjadi ibu dari anak-anakku nanti? , ucapku dengan penuh keyakinan meskipun sebenarnya dalam dadaku berdetak tidak karuan





Iyaa mas, aku mau.. diiringi dengan anggukan di kepalanya menandakan sukses sudah hajatku yang pertama, ingin rasanya aku teriak sekencang mungkin guna mengekspresikan rasa bahagia dan lega secara bersamaan, namun aku tak boleh merusak suasana romantis yang sedang terjadi sekarang.



Ku cium tanganya sebagai ganti dari ekspresi lega ku , kali ini kedua tangan kami saling memegang erat satu sama lain, dan mata kami pun saling tatap dibawah remang ruang penumpang ini, hingga perlahan aku coba dekatkan kepalaku , semakin dekat, dan semakin dekat hingga aku bisa menatap lekat matanya dan mendengar deru nafasnya , kupejamkan mataku dan terus mendekatkan kepalaku hingga sampai saat bibir kami hampir bertemu





Apakah mas yakin?.... Ucapnya yang menggagalkan ciuman pertama kali





Deg...... Kenapa dia tiba-tiba tanya seperti itu?. .





Yakin 1000% , mas juga sudah dapat dukungan dari mama untuk memilih kamu, jadi mas gak mungkin mundur. Ucapku meyakinkan dia,





Apa yang mas tahu tentang aku? Apa yang mas pikirkan tentang aku sampai mas bisa senekat ini?





Aku tahu apa yang aku lihat, dan menurutku itu sangat cukup menjadi alasan mas memilih kamu, sebelum ini mas tidak pernah bertemu wanita yang lebih baik dari apa yang kamu suguhkan ke mas dan keluarga mas, apakah menurutmu keluargamu akan sulit menerima mas yang dari jauh? Kalau itu mas akan perjuangkan, pokoknya sampai kita bisa menikah.





Bukan, keluargaku tidak akan kebertan hanya karena masalah itu mas, akupun juga sudah diminta menikah sejak lama....
jawabnya sembari menundukkan kepala





Lalu apa masalahnya? Kamu terima mas, dan keluarga kamu pun terima mas? Apalagi?





Mas, aku tahu banyak tentang mas, tapi sepertinya tidak sebaliknya. Mas orang yang baik, seorang pekerja keras dan lelaki yang bertanggung jawab, tidak pernah neko-neko. Selvi banyak cerita soal mas, tentang bagaimana mas berjuang untuk posisi pekerjaan mas sekarang, tentang bagaimana mas berjuang untuk keluarga dan membantu kuliah Selvi, dari situ aku mikir mas orang yang baik banget. Tidak sepertiku.
, jawabnya sambil tetap tertunduk, Selvi itu nama adikku ngomong-ngomong.





Kamu juga orang yang baik , Selvi pun banyak cerita bagaimana kamu dan mas mengamini itu sebab itu juga yang mas lihat selama ini.... Semakin erat ku genggam tanganya, berusaha setengah mati meyakinkan agar dia mau menerimaku.







Mas masih yakin jika aku bercerita tentang diriku masih akan menerimaku?.. kali ini ia menatapku tajam, tatapan tajamnya seperti minta jawaban dariku sesegera mungkin







Yakin.
Jawabku tak kalah meyakin kan







Betul? Mas yakin?. Kembali ia menatapku tajam dan seperti tertantang, aku lantas mengucapkan







MAS SANGAT YAKIN...!





Baiklah , aku akan cerita, SEMOGA MAS TIDAK MENYESAL .
Kata terakhir ia ucapkan tepat di samping telingaku , membuat aku menjadi bergidik dan bertanya







Ada apa sebenarnya??
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd