Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
Chap Bonus

819e17543663572.jpg

Nakula Andreas

f18a26542726108.jpg

Jang Nara

“Ayo tutup pintunya ndre?” bisik Ara yang masih terengah dan mendesah di gendonganku. Aku segera bergegas menutup pintu dengan menendang keras pintu itu. Karena kedua tanganku memegangi tubuh Ara yang sedang ku gendong.


Kemudian tubuh Ara kurebahkan di peraduannya. Jari jemariku perlahan mengusapi lengannya dan merambat mengelusi area samping leher jenjangnya yang terlihat ada beberapa tanda merah bekas cupangan ku. Nafsu ku sudah tidak bisa di tahan lagi, bisa jadi ini karana pengaruh obat yang diberikan oleh Liana tadi sore. Bahkan hanya sentuhan lembut tangan Ara mampu membuat ku sangat terangsang berat. Ara masih mengenakan kemeja yang kuberikan tadi, tetapi seluruh kancingnya sudah ku tanggal kan sewaktu masih di ruang tamu. Sedang bra pembungkus bukit kembar 36B sudah tidak menyangga lagi, bukit kembar putih nan kenyal itu terbebas menggelantung, siap untuk di sedot dan kuremas-remas.


Sedang rok span mini-nya sudah aku singkat keatas tergulung melingkar di pinggangnya. ‘Celana dalam’! Oh, segitiga mungil berenda itu berada di lutut kanannya. Posisi kedua kaki Ara mengangkang. Alangkah seksinya, paha putih , perut ramping dan rata mulus itu melingkungi segitiga gundul. Gundukan segitiga itu hanya di tumbuhi sedikit bulu-bulu halus yang memayungi labia mayora dan minoranya yang merah merekah yang tampak sudah cukup basah dari cairan salivaku dan cunninglingus-nya. Klitoris berdiameter satu centi dan panjang tiga centi tampak sudah mengeras. Inilah pesona istri kurang belaian dari suaminya, dia perempuan karir berusia 32 tahun.


Bisa di bilang juga ini peristiwa pertama kami, dalam perjumpaan yang tidak terduga saat sekarang ini. Bahkan mungkin aku ini bisa di caps sebagai laki-laki yang menyelingkuhi istri orang. Dan aku rasa begitu juga dengan Ara, dia terlihat seperti perempuan yang kalem, tidak suka melakukan yang aneh-aneh atau bisa di bilang perempuan setia dan patuh. Sungguh beruntung laki -laki yang bisa mempersuntingnya, namun sungguh bodoh suaminya itu menyia-nyiakan ketulusan hati dan pengabdiannya sebagai seorang istri.

Maka dari itu Tuhan maha adil dan mengerti, sebuah keberuntungan berpihak kepadaku. Aku tidak akan membiarkan dirinya kesepian lagi, aku akan menghangatkan suasana hatinya dalam pelukanku. Bahkan aku juga berfikir tidak akan memaksakan kehendak nya untuk melakukan perselingkuhan ini. Karena ini hal baru bagi Ara, untuk melakukan penghianatan kepada suaminya. Dengan memberikan tubuh seksi dan montoknya untuk di jamah bahkan sampai disetubuhi oleh laki-laki yang bukan suami sahnya.

“Ndre...” panggilnya lirih.

Aku tidak menghiraukan ucapnya, nafsuku sudah di ubun-ubun, tubuhku kembali membungkuk diantara kedua belah pangkal pahanya yang terbuka dan mengangkang. Tanpa permisi bibirku langsung menyergap vagina segar dan klitoris yang sudah menegang . Bibir labia-nya kurentangkan dengan jariku lalu lidahku mulai menusuk-nusuk masuk ke liang vaginanya, bergerak ke kanan kiri keatas bawah dan memutar-mutar menghisapi klitorisnya.

“Ughhhttt....” desah Ara tertahan. Aku semakin nakal, satu jari telunjuk tanganku masuk kedalam liang vaginanya bergerak maju mundur dan berputar-putar serta gerak mencungkil di dalam vaginanya itu.

“Oochh... kamu gila ndee!” desahnya.

Perlakuan yang aku lakukan semua itu tidak cukup. Kini jempol tangan sebelah kiriku gantian melesak masuk ke lubang anusnya, yang sebelumnya sudah kuoleskan oleh cairan bertholin hasil orgasmenya agar sedikit licin.


“Gila... Oochh... Ochhh...” erangnya ketika jempolku sudah masuk ke lubang anusnya. Kini seluruh tangan maupun lidah dan mulutku bekerja untuk memuaskan hasratnya yang terlihat sangat terangsang.

“ouhhh... ndreee enakkk... akuu udah mauuu keluarr” rintihnya. Sepertinya anusnya sangat sensitif, terbukti belum begitu lama permainan lidah dan jari-jariku mengeksplorasi tubuhnya itu dia sudah mau klimaks yg ke dua baginya.

Kemudian Ara makin menggila dia mendorong kepalaku hingga ke pusat kewanitaannya. Aku gelagapan susah bernafas , bau khas cairan kewanitaannya sungguh menusuk di hidungku, membuatku semakin bergairah dan agresif. Ara nampaknya tidak peduli aku seperti itu, pinggulnya bergerak semakin liar, agar vulvanya itu bisa mengerjaiku semua mukaku. Akhirnya aku kehabisan nafas “Ara... ashh...!” desahku sambil menghembuskan nafasku saat bisa melepaskan diri dari bekapannya. Sedangkan kedua tanganku main cepat mengocok vagina dan menusuk-nusuk lubang anusnya.

“Aaaa... teruss ndree, akuuu udah mauu keluaaar ndree” teriaknya.

Dan sepersekian detik cairan itu keluar.

Creett! Creett! Creett! Creett!

Tapi aku terlambat melepaskannya, cairan orgasmenya itu membasahi seluruh wajahku, beberapa kali vaginanya berkedut-kedutan mennyemproti cairan nya, bahkan ada yang tertelan olehku, aku sedot-sedot hingga habis, rasanya asin dan gurih.

“Hahh... Hahh..” nafas Ara sedikit tersengal.

Muka, leher dan dadanya sudah berkilat dipenuhi oleh peluhnya. Ternyata ruang berAC tidak mampu membendung keringat si Ara yang sudah di liputi dengan nafsu birahi. Aku juga merasa gerah, seluruh badanku terasa panas, nafsuku sudah kembali menggebu ingin rasanya segera tertuntaskan malam ini juga. Aku melepaskan kedua tanganku yang masih bercokol di anus dan vaginanya.

“Awww... jangan dilepas sayang” desisnya saat kedua jariku tercabut dari anus dan vaginanya. Tapi aku tak bergeming.

Kemudian aku melucuti pakaian dan celana yang kukenakan, sampai-sampai celana dalamannya juga. Kini aku sudah bertelanjang bulat. Begitu juga dengan Ara, dia meloloskan rok span mininya.
Tatapan mata Ara tidak teralihkan, dia melihati penis besarku, yang bergelantungan panjang dan ereksi tepat di depannya.

Menurut ceritanya, dia hanya beberapa kali pernah melihat dan merasakannya, saat pertama kali di perawani suaminya pada saat malam pertama. Dan dihari- hari biasa bisa terhitung hanya beberapa kali di gauli, sebulan hanya dua kali. Sesudah paska dia hamil dan melahirkan Ara merasa sudah tak dianggap seperti istrinya. Tapi karena rasa cinta dan demi anaknya dia tetap bertahan. Sampai saat ini. Fix.

Ibarat sebuah tempat, dia adalah oase yang sedang gersang. Membutuhkan sebuah oase yang baru tuk bernaung.
Mungkin malam ini aku akan menjadi oasenya, memberikan kesejukan dan kenyamanan, walau nantinya hanya pelampiasan nafsuku saja, atau bisa berlanjut di lain waktu. Seenggaknya aku bsa membuatnya tersenyum puas.

*****

Sebuah pemandangan yang kontras, aku sudah bugil dan dia masih tergolek tidur di kasurnya sambil mengangkang. Aku mulai mendekatinya lagi. Dia terbelalak ketika penisku sudah sekian centi dari mukanya. Sudah kepalang tanggung , birahiku sudah mendidih sekian lama hanya menahan diri. Lantas kusorongkan penisku ke wajahnya , mengenai pipinya dan kemudian kuarahkan ke bibirnya yang mengatup rapat. Terlihat Ara masih sedikit ragu dan kaku, seperti bingung apa yang harus dilakukannya.

“Ra, gantian dong. Aku pengen merawani mulut kamu” ujarku.

Sepertinya Ara mengerti, dia membuka mulutnya ,ujung kepala penisku perlahan mulai melesak masuk dua centi, terasa hangat rongga mulutnya.

“Ra, buka lebih lebar lagi mulutnya , sayang!” kataku sambil mengelus lembut pipinya. Ujung kepala penisku perlahan mulai melesak masuk kedalam rongga mulutnya yang belum pernah mengulum batang penis laki-laki manapun bahkan milik suaminya aja blom pernah. Jadi penisku yang bakal merawani mulutnya yang sensual ini. Hahaha.

“BLEEPPH...”

Kini penisku sudah berada di dalam rongga mulut Ara sepenuhnya. Tanpa perlu arahan dariku, naluri kewanitaannya mulai bekerja. Dia mulai menjilati penis, dengan menyucuk-nyucukkan ujung lidahnya di kepala penisku. Badanku merasakan merinding dan meringis keenakan.

“Ouuhhj... Raaa... ” desahku.

Kemudian dia mulai menjilati dari arah samping , penisku terpalang horisontal di mulutnya, seperti sate yang akan di santap. Dia terlihat begitu menikmati, menjilati dan mengulumi penisku seperti sedang memakan es lilin.

“slurppp... Emmphh ahhh slurppp slurup.
“sluruop... slurrp ah. ah . ah.. slurph....

Namun aku sungguh merasakan hal berbeda dari yang pernah kurasakan saat penisku di kulum. Kulumannya Tante Meri cenderung lebih cepat dan agresif. Sedang yang aku rasakan saat ini lebih slow dan sangat dinikmati, seakan penuh perasaan. Perlakuan lambat ini yang membuatku selalu meringis kegelian dan penisku ingin memuntahkan isinya secepatnya.

“Ouchhh... Ssshhh... Sshhh... Ra,” rintihku keenakan.

“Teruss.. sayang sedott yang kencengann...” katsku lagi.

Kurang lebih hampir 8 menit Ara mengoral batang penisku. Mataku sedikit sayu, tapi aku masih bisa memperhatikan raut wajah Ara yang sudah begitu nafsu dan gemas terus menjilati dan menghisap penisku. Baginya hal semacam ini adalah pertama kalinya, tetapi cara kulumannya nampaknya seperti sudah berpengalaman. Ara terus mengulumi penisku, sambil mengulum kulihat tangan kirinya mengusap-usap lembut vaginanya sendiri. Bahkan dia berhenti sejenak mengoral penisku, jemari yang mengkilap oleh cairan vaginanya , ia menjilati dan menghisapnya dengan menggoda kearahku. Ara sudah semakin binal.

“Mmmmp...nikmat” gumamnya saat menjilat cairan vaginanya sendiri.

Tak berapa lama Ara kembali mengulumi penisku lagi. Dengan nafsu dan sedikit agresif. Kurasakan lidahnya di dalam rongga mulutnya mengelitik-gelitiki kepala penisku, aku merasakn kepala penisku sudah berkedut-kedutan.

“Ra, aku udah nggak tahan, sayang” teriakku.

“ohhhj... crooott! crooott! crooott!
Kepala Ara aku tahan agar tidak melepaskan kulumannya, karena aku ingin merawani mulutnya itu.

Glegek... Glekk...

Huhkk hukk... hukk...

“Ma-maaf Ra... aku ambil air buat kamu.” kataku.

“Nggak usah, ndre. ”cegahnya.

“Yakin”

“Ndre, aku ketagihan mainin punya kamu.” katanya datar.

Aku beringsut mensejajarkan posisi tubuhku tidur tepat di sampingnya. Kupeluk dan kuusapi setiap helai rambutnya yang tergerai bebas di pipinya. Dengan lembut dan pelan aku mulai menciumi leher nya , sementara tangan ku merabai gundukan kenyal payudaranya itu.

“sssshhh... ssshhh...uhhh, ndree” rintihnya ketika aku memilin-milin lembut putingnya sesekali meremas pelan payudaranya itu.

Payudara putih bersih nan kenyal, dengan puting kemerahan sudah mengeras dan mengacung, alangkah indahnya. Setelah puas menciumi leher dan menggigit pelan lehernya, ciumanku turun mengarah ke arah bukit kembarnya, kuciumi dan kujilati kedua bukit kembarnya itu berikut puncak putingnya yang tegang itu. Kunikmati aroma khas yang memancar dari lipatan bawah payudaranya, agak kecut tapi merangsang.

Ara sepertinya sudah tidak memikirkan apa-apa lagi, sekarang yang ada dipikirannya mungkin hanya ingin dipuaskan. Begitu juga denganku sendiri, ingin rasanya agar nafsu ku ini tersalurkan.

Slurrrrrpph ckckck...mmm slurph ssshh crep.. crep..slurph.. slurp... Ohh..

Aku terus menjilati dan menghisapi payudara Ara dari atas sampai putingnya memerah hasil cupangan ku.


“ah.. ah.. ah.. ah.. te..terusss nndree...”

“uhhh.. uhh.. bikin aku puaas ndreee” Ara terus merem melek , melengguh, terengah dan mendesis. Apalagi ketika aku mulai menjilati dan menciumi ketiaknya tanpa bulu dan licin bersih. Ara sangat merawat seluruh tubuh indahnya walau dia tidak lagi digauli suaminya.
Aroma khasnya itu terasa wangi bagiku walau bercampur keringat.

“Ohh...ohh! Indahnya. Baunya keringatnya sungguh merangsang.” batinku.

Sementara itu tangan kananku tidak tinggal diam, perlahan lahan aku merenggut dan mengelusi area gundukan segitiga yang sensitif milik Ara.

“aouhh... terruuss ndre ”

Kurabai celah vulvanya itu, bulu-bulu kemaluannya yang tipis dan terawat rupanya celah vulvanya itu sudah sedikit mengering, hanya lengket-lengket. Begitu juga dengan bagian luar bibir vaginanya. Namun saat kurabai klitorisnya masih mengeras, kembali ku pijat dan Ara melengguh lirih.

“Ouughhh...” desahnya.

Perlahan cumbuanku semakin turun, mulutku menjelajahi pusar dan perutnya. Sedang kedua payudara nya aku remas-remas dan pilin-pilin dengan tangan kananku. Kemudian kuraih sebuah bantal disisinya berbaring, kuganjal pantatnya. Dengan lidah menjulur kudekatkan mulut ku ke vagina Ara yang sudah tidak sabar ingin dijilati.


“Terlalu! Terlalu kamu ndre. Jangan bikin aku kesiksa seperti ini ndre, ahh....! Aku udah kebelet nih” jerit Ara.

“Kebelet apa sayang,” kataku menggoda.

“Kebelet pengen di entotin sama kontol besar kamu ndre. Ayo aku udah nggak tahan lagi, sayang?” cercaunya.

“Yakin , kamu mau ini” kataku lagi, sambil memegangi penisku.

“Iya aku mau dikontolin sama kamu, ndre. Malam ini aku milik kamu sayang” tegasnya dengan kata-kata sedikit vulgar nampaknya Ara sudah sangat amat terngsang dengan permainanku.


“Kan kamu udah punya suami, harusnya kamu minta dikontolin ini kamu sama dia.” kataku dengan pura-pura mengodai Ara , dan kembali lidahku menjilati vaginanya secara vertikal menyapu keatas kebawah..

“Ouuhh... Ssshh... teerus ndre....!” Desisnya.

“Suami aku itu sekarang kamu Nakula Andreas bukan dia, dia udah menganggurin aku 10 tahun. Dan... Suamiku sekarang kamu, kamu, ndree” jelas Ara yang sedikit melantur.

Kulihat kedua tangannya meregangkan vulvanya selebar-lebarnya. Sementara kakinya menekuk lurus keatas mengangkang lebar kesamping seperti gadis plastik di sirkus. Aku melihat sebuah demonstrasi otot vaginanya berkedut bergerak kembang kempis. Sedang klitorisnya masih menegang keras menagih untuk kembali di jilat. Nafsuku sudah di ubun-ubun, rasa panas di dalam tubuhku semakin menggila, kusosor vaginanya itu kumainkan lagi mulut dan lidahku menggarap bibir labia-nya dan klitorisnya. Kujejalkan lidahku ke liang hangatnya saat membuka diri. Tubuh Ara semakin menegang dan vaginanya sangat cepet berkontraksi semakin cepat mulai berkedut-kedutan menjepit lidahku yang sedang menusuk-nusuk lubang vaginanya itu.

Wuh... Banjir. Cairan vaginanya semakin merembes banyak keluar, ternyata titik sensitifnya ada pada klitoris dan bibir labia-nya . Aku hisap seluruh cairan cintanya itu, rasanya asin dan lengket. Nafsuku sudah menggila , kurentangkan pangkal pahanya , kemudian aku kembali menjilati dan menghisapi vaginanya sedikit lebih kencang dan buas. Tubuhnya kembali menegang dan melengkung, seolah semakin menyodorkan vaginanya untuk dioral secara habis-habisan.

Slurrrrrpph! Slurrrrrpp! Ssshhh srup srup ckckck ahh slurrrrrpph...

Akhirnya Ara kembali berteriak tertahan setelah hampir 10 menit ku obok-obok lagi liang vaginanya dengan lidahku. Entah sudah berapa kali dia orgasme.

“Akuuu sampe lagi sayangg” dia menjambak rambutku, membenamkan wajahku ke vaginanya sehingga aku gelagapan dan hampir tersedak oleh banjirnya cairan vaginanya itu.

“aaaaaaaa... Akuuu keluaaar....

“seeerrr.... serrr... creett... creett...

Aku kian bernafsu, aku beringsut keatas mensejajarkan posisi tubuhku dengan tubuhnya yang berada tepat dibawhku. Posisi ku kini MOT . Tapi tubuhku tidak menindihnya, tanganku menyangga disisi ketiaknya.

“Aku udah nggak tahan sayang, kalau aku perkosa kamu gimana?” kataku ngasal dan sudah terdorong nafsu yang sudah tidak tertahankan lagi.

“Nggak susah kamu perkosa aku, kayak bajingan tadi. Aku bakal pasrah dan nurut kok, sayang sama kamu.” katanya sambil meraih bahuku.

Oh pucuk dicinta, vagina mendamba klitoris menagih. Itu sebuah peribahasa yang mungkin menggambarkan keberuntungan ku. Jari jemari lentiknya perlahan menggenggam batang penisku , sesekali mengurut-urutnya menjadi semakin tegang lagi. Pantatku perlahan mulai turun, Ara semakin mengangkangkan lebar kedua pangkal pahanya itu. Tapai sebelum aku memasukkannya, terbersit ide jahil untuknya. Penisku aku gesekan-gesekan menggerinjal hanya sebatas di klitorisnya saja. Gesekan ku perlahan mulai sedikit agak dalam diantara celah belahan vulvanya yang berbulu tipis itu. Ara memejamkan matanya , meresapi rasa nikmat yang kuperbuat.

“Gila... Aku suka ndree! teruuss.” bisiknya kondisi mata masih terpejam.

Lama kelamaan gesekan yang aku lakukan secara intens, membuat vaginanya semakin basah dan licin. Sepertinya Ara sudah sangat terangsang.
Kemudian aku menopang dengan menggunakan tangan kanan ku, sedang tangan kiriku menggenggam penisku sendiri, seraya mencelup- celupkan ke dalam vagina Ara yang terasa masih sangat ketat menggigit. Vaginanya masih berasa kayak vagina perawan sempit, kulihat wajah Ara meringis seperti menahan sakit.


Apa mungkin Ara melahirkan secara Cesar, bukan normal. Apalagi hampir 10 tahun dia tidak pernah di jamah atau disetubuhi oleh suaminya sendiri. Perlahan tapi pasti kepala penisku mulai menyeruak masuk ke belahan vulvanya itu.

“Auuww... pelan-pelan sakit, ndree!” serunya. Punya kamu kebesaran, sangat jauh ukurannya dengan punya suamiku.” tambahnya lagi.

“Iya, Ra.”

Kumaju mundurkan perlahan penisku, sesuai dengan kelenturan vagina nya yang ku masukan batang penisku. Setelah beberapa detik akhirnya penisku masuk separuh didalam vaginanya, ku istirahatkan sejenak. Kulihat peluh keringat Ara mengucur deras di keningnya.

“aku masukin ya, sayang!” bisikku meminta ijin. Kutatap manik matanya, dan dia hanya mengangguk pelan, tanda mengiyakan.

“BLESSZZHH ” penisku masuk seluruhnya.

“Auww... ohhh... punyamu kegedean di memekku ndre? Tapi nikmat, memekku penuh sama kontol besar kamu.” katanya sedikit vulgar sembari meresapi kenikmatan penisku di dalam vaginanya.

“Sakit, Raa?” tanyaku.

“Enggak ndre” bisiknya.

Kemudian kuciumi wajahnya dan sesekali kucumbu bibirnya, lidah kami saling membelit dan saling bertukar cairan salivaku kami. Perlahan pantatku mulai kugerakkan naik turun seirama dengan hujaman penisku mengaduk-aduk vaginanya hingga menyentuh dinding rahimnya. Makin lama semakin cepat, tangan cantik Ara mencengkeram dan menekan erat pantatku, agar penisku menghujam lebih dalam lagi di vaginanya. Wajahnya terlihat sangat sayu dipenuhi peluh, matanya terkatup rapat, bibir manisnya terbuka sesekali gigi-giginya gemeletuk meringis. Peluh keringat membasahi seluruh tubuh kami berdua, sodokan dan hujaman penisku semakin kencang sedikit kasar. Aku juga merasakan jepitan vaginanya sungguh luar biasa membuatku ke awang-awang. Begitu lembab, lengket, licin , jepitan otot-otot vagina mencengkeram dan mengurut-urut penisku. Ara pun merasakan nikmat yang sama luar biasa, vaginanya terjejali penis besar ku, tiap gesekan makin membuatnya melayang menikmati kenikmatan yang belum pernah ia dapatkan dari suaminya.

Aku menurunkan kaki kanannya dari bahu kiriku dan memutar tubuhnya ke kiri . Sehingga posisi kami menyilang, penisku masih menyentuh bagian yang lebih dalam dari vaginanya. Jeritan Ara semakin histeris dengan gaya yang kulakukan ini. Gaya yang aku lakukan ini secara spontan mengikuti naluri kelakianku, tanpa melihat video atau mempelajarinya secara teori. Tusukan demi tusukan kulakukan. Tubuh Ara semakin menggeliat- liat, punggungnya terangkat- angkat dari kasur, matanya terpejam semakin rapat dan mulutnya membulat lebar, mendesis, mengerang, mengasuh tak menentu.

Tangan kanannya memegang tanganku yang sedang menekan pinggulnya. Kemudian aku membungkuk kan badan dan mulutku menangkap puting kanan payudaranya. Lidahku mulai berputar- putar disekitar aerolanya, mulutku juga mulai mengatup menghisap- hisap puting yang terbilang masih sedikit kuncup seperti anak gadis, walau payudaranya sudah begitu tegang. Kemungkinan besar Ara tidak menyusui anaknya.

Tubuh kami saling berhempasan, penisku menyodok hingga mengenai ujung dinding ruang rahimnya. Tangan kanannya melepas tanganku berganti meremas-remas ujung sprei, wajahnya meringis dan tubuhnya menegang sampai punggungnya melengkung tinggi ke atas.

“Oughhht... Aku udah nggak tahan lagi ... Ndreee... ” rintihnya.

Beberapa detik kemudian tubuhnya makin menggeliat tidak karuan. Otot-otot vaginanya berkontraksi menjepit- jepit penisku dengan ketat. Lalu tubuh langsing nan seksi itu terkulai lemah, karena dia mencapai klimaksnya.

“Akuuu... sampai....” jeritnya.

“aaaa... Creeeett.! Creetttt! Creetttt!

Terasa sekali cairan vaginanya menyirami batang penisku yang masih tertanam di dalam vaginanya itu. Entah ini orgasme yang ke berapa yang di dapat Ara, terlihat dia lemas sekali seperti tidak bertulang.

“Lemes banget, sayang. Kamu pintar bikin aku puas, sampai lemes gini!” desisnya sambil mengatur nafasnya setelah paska orgasme.

“Kamu masih kuat sayang, aku blum keluar lho!” kataku.

“Masih kuat sayang, lakukanlah aku pasrah, puaskan nafsu mu untuk menikmati seluruh tubuhku. Aku cuma milik kamu, sayang.” katanya pelan.

Aku kembali menggerakkan pinggulku, naik turun dan keluar masuk liang vaginanya. Gerakanku awal-awal pelan namun karena vaginanya sangat becek dan licin memudahkan untuk menghujam penisku lebih dalam lagi.

“Achh... achh... achhh... yehh... terusss ndree....” erangnya.

PLOKK! PLOKK! PLOKK! PLOKK!...

“Achh... yaa... achh... teruuuss ndre... lebih kencengann... lagiihh... achh...” pintanya sambil terus mengerang nikmat.

“Ahhh iyaa Raa...! Aku juga sedikit lagi mauu keluaaar...” kataku sambil mendesah. Tusukan di vaginanya semakin ku percepat. Vaginanya terasa sudah sangat licin dan becek, membuat penisku semakin mudah mengaduk- aduk liang vaginanya itu.

PLOKK! PLOKK! PLOKK! PLOKK!...

“Achh... Achh... Achh... teruuss ndre dikit lagiihhh..... keeluaarr....” cercaunya.

“Ahch... iyaaa kitaaa keluarin sama- sama...” kataku terus mendesah.

PLOKK! PLOKK! PLOKKK! PLOKKK!....

“Ja--jangaan... ndreee” teriak Ara padaku.

PLOKK! PLOKKK! PLOKKK! PLOKKK!

“Aahh.. ahhh... Akuuu keluaaar, Raaa...”

“Aaaaaa.... akuu jugaaa ndreee...” teriak Ara.

“Aaachh... Crooott.. crooott.. crooott...

“Aku juga... Creetttt.. creetttt... creetttt...

Tubuhku ambruk menindih tubuhnya. Penisku menancap lebih dalam di vaginanya, kusemburkan seluruh spermaku di dalam sana. Terasa sangat hangat cairan kami bercampur aduk menjadi satu di dalam vagina milik Ara.

“Hah.. hah!!! Kamu itu bandel ndree. Suruh keluarin di luar malah di dalam” katanya pelan seraya memeluk tubuhku.

“Hehe, abis keluar di dalam lebih enak” kataku ngasal.

“Ihh... enak sih enak kalau aku hamil gimana! Kamu mau bertanggung jawab emangnya” kata Ara sembari membetet hidungku dengan gemas.

“Nggak tau, hehehe” balasku.

“Laki- laki selalu gitu, mau enaknya aja! Lepas dari tanggung jawabnya, setelah berbuat?” tuturnya sinis.

Kemudian aku beringsut bangun dari posisi tidurku sekarang, yang masih menindihnya. Mensejajarkan dengan posisi tidur Ara.


“Aku akan bertanggung jawab jika benar terjadi sama kamu Ra” kataku sambil menarik tubuh Ara mendekat. Kurangkul tubuhnya dan kubelai lembut rambut dan wajahnya.

“Makasih” ucapnya lirih nyaris tak terdengar.

“Aku lemes banget ndre. Malam ini aku puas bisa merasakan klimaks yang belum pernah aku rasain sebelumnya.” kata Ara yang semakin mengeratkan pelukannya di tubuhku. Aku membalas memeluk tubuhnya ke dalam dadaku. Kami berdua tertidur sambil saling berpelukan, seperti sepasang suami istri.




[Next chap]>>>>
 
Terakhir diubah:
Awal nya ane ngebet ama cerita nya...mantengin saban hari...

Tetiba...nongol korea2 an....waduh...
Ane ilang napsu mbaca nya....

Tp tetep semangat hu.....next story for me maybe
Oke suhu no problem. Terimakasih partisipasi nya sudah mau mampir di cerita saya yg jelek ini.

Jngn lupa ninggalin masukan kritik dan sarannya.:ampun:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd