Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG A STORY ABOUT MAGDALENA (Rahasia Sang Istri) NO SARA

PART 2


Dengan jantung yang masih berdetak kencang, Lena meneguk segelas air putih dingin, guna menghilangkan dahaganya. Dia masih tidak menyangka akan dapat perlakuan dari Mang Deden.

“Kenapa sih aku bisa teledor seperti itu”Pikir Lena.

Harusnya tadi dia sadar kalau dia tidak mengunakan celana dalam lagi. Dengan hati yang masih gundah gulana, Lena kemudian masuk ke kamar mandi, untuk membasuh badannya yang tadi sempat dijamah Mang Deden. Dibawah guyuran shower, Lena termenung, bagaimana jika suaminya tahu apa yang telah terjadi pada dirinya tadi, saat di warung Mang Deden.

“Maafkan aku Pa, aku tidak bisa menjaga kesucianku sebagai istri”Ucap Lena dalam hati.

Tiba – tiba bulu kuduk Lena merinding. Dia membayangkan bagaimana seandainya suaminya tahu. Lena tidak bisa membayangkan apa jadinya Mang Deden, jika diamuk suaminya. Sosok Rafael akan berubah jika dia marah kepada orang lain. Lena teringat ketika masa ia pacaran dengan Rafa dulu. Saat itu Lena di ganggu dan dilecehkan karena memakai pakaian yang sangat ketat dan seksi. Rafael yang kemudian mengetahui kejadian itu dari sahabat Lena, langsung mencari para preman itu. Dengan membabi buta Rafa menghajar tiga orang preman kampung itu.

Lena yang mengetahui kejadian itu, segera menemui Rafa dirumahnya. Dia sedih melihat wajah lebam dan bengkak Rafa, karena berkelahi dengan ketiga preman kampung itu. Mesti tubuh Rafa penuh luka lebam, itu tidaklah parah dibanding luka ketika preman itu. Begitu ganasnya Rafa begitu mengetahui orang yang ia sayang diganggu dan dilecehkan oleh orang lain.

“Duh.. amit – amit deh jika si Papa tahu, kasihan Mang Deden”Ujar Lena, sambil menyelesaikan mandinya.

Setelah memberi makan kedua anaknya, Lena kemudian membawa anaknya ke kamar untuk ditidurkan. Setelah kedua anaknya itu tidur, Lena kembali pergi ke gudang, dan mengambil gadjet yang dia sembunyikan dari sang suami. Sambil tiduran Lena membuka satu per satu akun sosmed rahasianya. Karena tidak ada yang menarik baginya, Lena pun mulai iseng, membuka kamera, dan berfoto selfi. Tantu saja foto itu dia blur dibagian wajah, agar foto yang termasuk kategori seksi itu, tidak diketahui siapa sosok didalam foto itu.

“Ting” Sebuah notifikasi masuk.

“Bulan depan ada acara reunian, kamu datang ngak Len?”Tulis Bonny.

“Emang kenapa?”Tulis Lena sewot.

“Duh Cici cantik, kok jutek begitu sih?”Bonny kembali bertanya

“Udahlah Bon, aku sudah punya suami, badanku juga udah bertambah gendut dan melar, kamu cari wanita lain saja sana”Terang Lena, bertujuan untuk membuat Bonny kapok mendekatinya.

“Semok, bahenol dan keceng gitu, kok gemuk dan melar”Balas Bonny

Lena kemudian tidak membalas pesan dari Bonny itu. Sebenarnya dia tidak terlalu menyukai Bonny. Tapi karena harus tetap menjaga sikap dan silaturahmi, Lena terpaksa bersedia menggubris laki – laki mesum itu. Bonny adalah teman kuliah Lena. Dari dulu Bonny sudah menyukai Lena, jauh sebelum dia kenal dengan Rafa, suaminya. Dahulu hampir setiap hari Bonny menguntitnya, bahkan, beberapa kali laki – laki mesum itu dengan sengaja menyenggol bulatan payudara montok milik Lena.

“Ah.. aku bosan sekali”Dengus Lena.

Setelah memberi makan dan menidurkan kedua anaknya, Lena tidak mempunyai kegiatan lain. Berdiam diri dirumah menunggu sang suami pulang, bagai waktu yang terasa pelan dan lama. Dia dulu teringat masa dimana dia bekerja. Kesibukan dalam dunia kerja dan interaksi dengan banyak orang, membuat wanita yang bernama lengkap Magdalena Tan itu, begitu rindu dengan masa lalunya.

Malam harinya setelah menidurkan kedua anaknya, sang suami tidak kunjung pulang ke rumah. Perasaan cemas mulai menghinggapi hati Lena. Biasanya Rafael selalu memberi kabar, kalau dia pulang larut, tapi kenapa hari ini sang suami tidak mengabarinya. Lena terus mondar – mandir sambil memegang handponenya.

“Ning nong” Bunyi bel rumah terdengar.

Lena tersenyum, pasti suami tercintanya yang menekal bel itu. Dengan wajah riang Lena mengusap rambut dan wajahnya dikaca lemari kamarnya. Setelah merapikan lingerie yang ia kenakan, Lena bergegas menuju pintu rumahnya.

“Ehhhhhh Pppppak”Ucap Lena terkejut, setelah mengetahui siapa yang berada dibalik pintu rumahnya itu.


#


Menjelang tengah malam Rafa pulang dengan kondisi yang sangat lelah. Dia langsung tidur tanpa menggubris Lena yang dari tadi sudah siap untuk bercinta. Lena yang dari tadi sudah menahan birahinya, lagi – lagi harus kecewa, karena tidak bisa melampiaskan birahinya.

Setelah menyelimuti sang suami, Lena larut dalam lamunannya. Peristiwa tadi di warung Man Deden, tanpa disangka melecut birahinya.

“Ting”Sebuah notifikasi pesan terdengar dari Handphone Lena.

“Malam Ci, maaf menganggu, ini saya Pak RT”

“Oh ya Pak, ada apa ya malam – malam menghubungi saya?”Tanya Lena.

“Mau bertanya soal yang tadi Ci. Hehehe..”Tulis Pak RT

Lena seketika menjadi binggung. Dia sama sekali tidak mengerti soal pertanyaan Pak RT itu

“Yang mana ya Pak?”Tanya balik Lena

“Itu Ci, Cici pakai pakaian seksi tadi sengaja ya?”Tulis Pak RT.

Pikiran Lena kembali ke kejadian tadi, saat dia membukakan pintu rumahnya.

“Ehhhhhh Pppppak”Ucap Lena terkejut
Pak RT yang juga sangat terkejut seketika melihat Lena,dia terdiam terpaku, lingerie Lena sangat seksi dan menerawang.

Puting payudaranya sangat jelas terlihat oleh pria berusia 50 tahunan itu. Tidak hanya itu. Lingerie pendek itu juga mempertontonkan kemulusan sepasang paha montok Magdalena, Ibu muda yang menjadi primadona komplek tempat Lena tinggal.

“Bentar Pak, saya ganti baju dulu”Kata Lena malu, lalu berusaha menutup pintu rumahnya kembali.

Karena tidak ingin melewatkan pemandangan yang membuat jantungnya deg degan itu, Pak RT berusaha menahan pintu rumah Lena.

“Tidak apa – apa Ci, saya Cuma sebentar saja”Ucap Pak RT

“Tapi pakaian saya tidak sopan Pak, saya malu”Terang Lena yang terus berusaha mendorong pintu rumahnya, agar bisa tertutup.

“Jangan ditutup Ci, sebentar saja kok, tidak sampai lima menit”Balas Pak RT sambil terus berusaha menahan pintu, agar tidak tertutup.

Dalam pikiran Pak RT, dia akan melakukan apa saja, agar pemandagsn erotis tubuh Ibu muda primadona komplek itu, tidak terlewatkan begitu saja. Bahkan didalam hatinya, dia ingin sekali memeluk tubuh putih montok milik istri Rafael itu.

“Iya Pak ada apa?”Tanya Lena sambil berusaha menyembunyikan tubuhnya dibalik Pintu.

“Saya mau menyampaikan, jika bulan depan, RT kita akan menggadakan camping di puncak. Saya mengajak Ci Lena dan Pak Rafael itu serta dalam acara itu”Jawab Pak RT.

Sambil menjelaskan maksud kedatangannya itu, mata Pak RT terus berusaha mencari celah, agar bisa melihat Lena yang sedang berpakain seksi itu.

“Maaf Pak, sepertinya kami tidak bisa ikut berpartisipasi, sudah dulu ya Pak, selamat malam”Terang Lena.

“Tidak bisa Ci, ini wajib diikuti oleh warga”Kata Pak RT dengan logat memaksa.

“Tapi suami saya sangat sibuk Pak, Maaf”Ucap Lena.

Sambil berusaha berfikir, Pak RT terus mencari cara agar Lena ikut berpartisipasi dalam acara itu.

“Kalau tidak bisa ikut serta, dikenakan denda 5 juta Ci”Pak RT berusaha menekan Lena.

“Tidak bisa gitu juga dong Pak”Ucap Lena yang tidak terima

“Ya makanya Ci Lena harus ikut, agar tidak kena denda”Kilah Pak RT

“Ya sudah kalau begitu, nanti saya kasih tahu suami saya dulu”Kata Lena sedikit kesal.

“Saya minta nomor Ci Lena agar mudah dihubungi”Ujar Pak RT, sambil mengeluarkan handphonenya.


#


Pagi harinya Lena sibuk dengan kegiatan rutinnya. Melayani keluarganya sendiri bagi Lena adalah hal yang sangat menyenangakan. Dia ingin keluarga kecilnya ini selalu harmonis dan bahagia. Sambil tersenyum manis Lena mengendong anak keduanya. Dia menatap suaminya yang sedang memakaikan sepatu anak pertama mereka.

“Semoga keluarga ini terus selalu harmonis seperti ini”Ucap Lena dalam hati.

Pengalaman pahit masa lalu Lena selalu menghantuinya. Keluarganya berantakan dan membuat hidupnya nelangsa. Karena tidak ingin kejadian yang sama menimpa keluarganya ini, Lena memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus membina keluarganya itu. Padahal dulu saat bekerja, pendapatan Lena lebih banyak dari sang suami.

Setelah suami dan anak pertamanya berangkat, Lena mulai menyerahkan anak keduanya kepada penjaga anak yang baru datang. Ibu muda itu mulai mengerjakan pekerjaan rumahnya sebelum pergi ke Paud, untuk menjemput anak pertamanya.

Seperti biasanya, Lena selalu berjalan kaki dari rumah menuju ke paud tempat anaknya bersekolah. Hatinya sedikit was was ketika sudah akan mendekati warung sayur Mang Deden. Sebagai wanita terhormat, Lena merasa sangat malu mendapat perlakuan kurang aja dari Mang Deden kemarin.


“Ahhh.. amit amit deh ketemu sama tukang sayur dekil dan jelek itu”Ucap Lena sambil mempercepat langkah kakinya.

“Drukkkkk”Suara petir tiba tiba terdengar.

Karena takut Lena menepi dan bersandar di dinding sebuah bangunan. Sambil meletakan kedua tangannya didada besarnya, Lena memejamkan matanya, untuk meredakan rasa takutnya itu. Payudara besar milik Ibu muda pun terlihat naik turun, sungguh pemandangan yang sangat mendebarkan bagi pria yang sedang memperhatikannya itu.

Mata Lena kemudian perlahan terbuka. Mata yang lumayan sipit itu kemudian terbuka lebih lebar, saat menyadari jika orang yang ia benci, berada tepat didekatnya.

“Byurrrrrrr”Hujan turun dengan derasnya.

Lena langsung lari menghambur kedalam bangunan tempat ia bersandat tadi. Kilat dan suara petir membuat Lena kehilangan akal dan pikiran, baginya bersembunyi di ruangan tertutup, membuatnya merasa aman.

“Mang Denden ngapain si disini juga?”Ujar Lena kesal, karena tukang sayur itu mengikutinya masuk.

“Hahaha.. Ci Lena tuh ngapain masuk ke warung saya? Mau belanja apa kangen sama yang kemarin?”Tanya Mang Dadan sambil tertawa.

“Ya ampun”Ucap Lena terkejut setelah menyadari ternyata dia masuk ke dalam warung Mang Deden saat ketakutan tadi.

Hujan pun semakin deras. Lena kesal karena perkiraannya salah besar. Tadi disaat pertama keluar dari rumahnya, Lena melihat awan hitam bergerak dilangit. Tapi dia memperkirakan bahwa hujan akan turun disiang hari, setelah dia kembali dari menjemput anaknyan sekolah. Keenganannya untuk membawa payung, membuat dirinya terpaksa harus bersabar menunggu hujan reda di warung sayur, tempat dimana. Dia dilecehkan kemarin.

“Maaf, saya hanya ingin berteduh disini”Ujar Lena sambil menunduk.

“Sini Ci masuk”Tawar Mang Deden.

Pikiran Lena kembali ke kejadian kemarin. Lena merasakan malu yang teramat sangat, mengingat kemarin tukang sayur jelek itu menjamahi tubuhnya. Dengan liar jari - jari tukang sayur itu mengobok – obok bibir vaginannya. Lena awalnya masih bisa berfikiran jernih.

Mendapat perlakuan kurang ajar dari Mang Deden itu, dia berusaha meronta dan lari dari dalam warung itu. Tapi sayangnya suara bising kendaan yang lalu lalang dan dekapan kuat tenaga tukang sayur itu, membuat usaha Lena sia – sia.

“Mang.. jangan.. lepasin saya”Ujar Lena.

“Udah Ci, diem aja, nikmatin permainan Mamang, nih meki Ci Lena aja udah basah”Kata Mang Deden yang mulai memasukan jari telunjuknya kedalam vagina Lena.

“Ouhhhhhh”Lenguh Lena merasakan benda menerobos dengan mudah kedalam lobang kelaminnya itu.

Mempunyai vagina yang mudah basah, membuat jari laki laki yang ia benci itu tidak mendapatkan halangan keluar masuk di lobang vaginanya.

“Mhmmm.. basah banget Ci”Bisik Mang Deden ditelinga Lena.

“Mangggg... uhhh.. jangannnn”Tolak Lena sambil berusaha mengoyangkan pinggulnya, bermaksud agar jari Mang Deden bisa terlepas dari dalam vaginanya.

Tapi apa yang ia lakukan itu menjadi sia – sia. Gerakan pinggulnya itu malah mempermudah jari Mang Deden masuk semakin dalam ke dalam liang vaginanya.

“Uhhhhhhh.. Mmmmaaannng”Desah Lena yang mulai merasakan nikmat pada alat kelaminnya.

“Cplakkkk.. clpokkkk” Bunyi vagina basah Lena dikocok jari Mang Deden.

Bunyi itu semakin nyaring terdengar, hampir menyamai bunyi air dibaskom ikan Mang Deden, yang sedang di obok – obok oleh anak Lena yang berada di depan warung.

“Lepasin saya Mang”Ujar Lena sekali lagi.

“Kok dilepasin sih Ci, sayang dong meki indah yang Cici sugukan ini Mamang sia-siain”Kata Mang Deden semakin bersemangat.

“Uh.. ahhhhh.. Mangg.. ssshsss.. ahhh.. saya istri orang Mang”Kata Lena disela desaha pelannya.

“Istri binal ya Ci.. hehehe”Timpal Mang Deden.

“Ahhhhhh... Mang.. mulutnya kurang ajar... ahhhhh..”Ucap Lena.

“Eh dasar lonte, bukannya tadi elu sendiri yang memamerkan memek lu ke hadapan gue, kan lu yang menungging sendiri tanpa memakai celana dalam”Mank Deden mulai terpancing, sambil mulai menjamahi payudara Ibu muda itu dari belakang.

“Ahhhhhh... ahhhh... sshsss... ahhhhjhj... enggaakk ahh”Mulut Lena semakin sulit ia kontrol, untuk tidak mengeluarkan desahan.

“Lu ngak puas sama laki lu ya Ci?, makanya keluar rumah ngak pakai cangcut, agar meki lu dipuasin orang lain”Kembali Mang Deden mengatai Lena.

“Ahhh.. ahh.. bukannnn.. ahhh.. gituuu.. ouhhhh”Lena berusaha menjelaskan kepada Mang Deden.

Tapi rasa nikmat dari rangsangan jari Mang Deden kepada vagina Lena, membuat Lena sulit berkata. Mulutnya lebih suka mengeluarkan desahan nikmat, ketimbang kata-kata penjelasan kenapa dia tidak memakai celana dalam.


“Nihhh Ci, lu rasain permainan jari gue.”Kata Mang Deden yang semakin liar mengocok vagina Lena.

“Ssshsss... ahhh... ahhh... Maaangg.. ahhh”Desshan Lena semakin sulit dia kontrol.

“Anjing lu Ci, desahan lu udah kayak lonte – lonte pinggir jalan, keras banget”Ujar Mang Deden mulai takut dipergoki.

Mang Deden lalu melepaskan jarinya dari dalam vagina Lena. Dengan cepat dia menarik tangan Lena, menuju arah belakang warung miliknya itu.

“Mang jangan, saya tidak mau”Ujar Lena melawan, mencoba berusaha melepaskan tangan Mang Deden.


Tapi ada daya, kekuatan Lena tidak sebanding dengan Mang Deden. Sambil melingkarkan tanganya ke perut Lena, Mang Deden mengendong Lena dengan paksa.

“Mang jangan... saya akan berteriak agar orang – orang tahu”Ancam Lena yang sudah berada dalam bopongan tukan sayur itu.

“Ya sudah teriak saja sepuasnya. Biar saja kita grebek dan diarak massa. Toh lu juga yang akan malu karena ketangkep mesum disini sama gue. Dan apa kata laki lu nanti kalau tahu binimya datang kesini tanpa pakai cangcut”Mang Deden malah balik mengancam Lena.


Pikiran Lena pun mulai kacau. Dia semakin bimbang dan tidak bisa berpikir jernih. Ancaman Mang Deden itu sontak membuat nyalinya ciut. Apa jadinya seorang wanita terhormat, istri seseorang dipergoki berbuat mesum dengan seorang tukang sayur jelek.


“Anak saya sendirian diluar Mang, saya mohon, lepasin saya”Iba Lena.

“Udah. Aman kok dia main disana”Ujar Mang Deden mendudukan Lena di atas sebuah karung.

Mang Deden lalu bersimpuh, sambil mencoba melebarkan kedua paha Lena. Melihat itu Lena semakin merasa jijik kepada tukang sayur yang ia anggap rendah itu.

“Jangan kurang ajar lu bangsat, dasar manusia rendahan”Kata Lena menghina Mang Deden.

“Eh Lonte, lu ngah udah banyak bacot, kan lu sendiri yang datang kesini tanpa memekai kancut”Balas Mang Deden emosi.

Nyali Lena pun ciut karena kemarahan tukang sayur itu. Melihat Lena sudah diam membisu, dengan cepat Mang Deden memaksa melebarkan kedua paha Lena dan “Slurpppppp”


“Sssshssss ahhhh”Ucap Lena mendapat cumbuar mulut Mang Deden di vaginanya.

“Slepppp.. mhmmm..slurpppp..”Mang Deden mulai menjilati paksa bibir vagina Lena.

“Mhhhhhhh”Lena berusaha menahan suaranya.


Mang Deden begitu senang menghurup bau vagina wanita yang sudah lama ia idamkan itu. Sambil menelusuri setiap inci vagina pink itu dengan lidahnya, Mang Deden terseyum senang.

“Ssshsssss”Desahan Lena mulai terdengar pelan, saat lidah tukang sayur itu menyentuh clitorisnya.


Mang Deden tidak peduli dengan perasaan Lena, yang ada dipikirannya saat ini adalah menikmati tubuh wanita yang sudah lama ia incar itu. Lena sudah menjadi objek fantasi tukang sayur itu, sejak Lena baru mempunyai satu anak.


“Mhmmmm... slurrpppp... mhmmmm”Dengus Mang Deden yang berada diantara selangkangan Lena.

“Ssshhhahhhh”Desah Lena, sambil berusaha menutup mulutnya.


Tanpa disadari birahi Lena mulai terpancing. Melihat pria yang dianggapnya rendahan itu sedang menikmati aset berharganya, Ci Lena yang terhormat itu merasakan sebuah sensasi baru. Sensasi yang mulai menjalar dalam tubuhnya. Rangsangan yang ia dapatkan dari pria jelek itu membuat vaginanya semakin banjir. Cairan kelaminmya keluar begitu saja, tanpa bisa ia hentikan.


“Mhmm.. banjir juga memek lu ci, lu sange ya”Ucap Mang Deden menggoda Lena.

“Eh.. ngak kok Mang”Jawab Lena malu.
Dia tidak ingin pria yang ia benci itu merasa di atas angin, karena berhasil membuatnya tersulut birahi.

“Dasar lonte munafik, ini aja memek lu udah berkedut dan banjir banget”Hina Mang Deden.

“Ouhhh”Lena kembali mendesah.


Entah kenapa hinaan dan kata – kata merendahkan dari Mang Deden itu membuat birahi Lena semakin berkobar. Selama ini dia hanya mendapatkan kata-kata lembut dan pujian saat bercints dengan suaminya.

“Ahhh.. ahhh.. ahhh”Desah Lena yang mulai terdengar jelas.

“Kan kan Ci mulut gue, lebih enak mana dari laki lu?”Kata Mang Deden melepaskan jilatannya.

“Jilat lagi Mang.. ayo jilat lagi, jangan berhenti”Pinta Lena.

“Heheee.. benar – benar binal lu ya Ci, masak minta - minta dijilatin oleh orang lain”Ejek Mang Deden penuh kemenangan.

“Ah brisik lu.. nih jilat”Ucap Lena dengan nada tinggi, lalu menekan kepala tukang sayur itu, menempel ke kemaluannya.


Birahi sudah membakar tubuh dan pikiran Lena. Dia sudah tidak peduli lagi dengan semuanya. Yang ada dipikirannya adalah kepuasan. Tidak peduli siapa pun orangnya. Dia sudah sangat dahaga karena tidak diberikan kepuasan oleh sang suami.


“Ahh... shhhss. Ahh... trusss.. mang”Desah Lena menyemangati tukang sayur yang ia benci itu.

“slep.. slurrpp..slepp”Bunyi mulut Mang Deden mengerjai vagina yang sudah semakin berkedut itu.

“Iyaaa Mang... sshsss... ahhhhhhhhh...”Tubuh Lena mulai bergetar hebat.


Sambil mengeluarkan penisnya, Mang Deden berusaha membuat wanita incarannya itu klimaks. Dia tidak peduli dengan cairan kewanitaan milik Lena itu semakin meluber. Rasa nikmat cairan cinta wanita incarannya itu terus ia sedot dan telan. Melihat cairan vaginanya terus disedot habis tukang sayur jelek yang ia benci itu, Lena merasakan kenikmatan yang tiada tara.


“Ahhhhhhhhhh”Lolong Lena menyambut ledakan orgasmenya.

Vaginanya berkedut dan tubuhnya bergetar hebat. Nafasnya tidak teratur, seperti orang yang baru berlari puluhan kilo meter.

“Ah.. ahhh.. ahh”Suara Lena mengatur nafasnya.

Mang Deden tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Disaat mangsanya lengah, Mang Deden berdiri dan mengarahkan penisnya ke mulut Lena yang sedang terbuka Lebar itu.


“Slurpppp”Penis besar panjang dan hitam milik ditukang sayur itu melesat masuk kedalam mulut mungil Lena.

Lena yang tidak dalam kondisi siap, terkejut mendapatkan semprotan panas ke dalam mulut mungilnya itu. Matanya berair karena kesulitan bernafas akibat mulutnya dipenuhi oleh penis dan cairan kental milik Mang Deden.


“Ahhhh enak banget mulut lu Ci”Dengus Mang Deden sambil terus menekan kepala Lena.


Menyemburkan spermanya ke dalam vagina Lena adalah sebuah kepuasan untuk Mang Deden saat ini. Dia sengaja belum mau menyetubuhi Lena. Sebenarnya kalau ia ingin, ia bisa memaksa wanita keturunan tionghoa itu untuk bersetubuh, toh tadi dia sudah berhasil membuat wanita itu terbakar birahi. Tapi itu bukan bagian dari rencana busuk Mang Deden.


“Gue yakin lu akan datang sendiri ke sini, untuk menyerahkan meki lu, dengan sadar dan tanpa paksaan Cici cantik”Ucap Mang Deden dalam hati, sambil mengusap lelehan spermanya disudut bibir indah Magdalena.

“Maaaa”Terdengar teriakan dari anak pertama Lena.

Setelah melepaskan penis Mang Deden dari mulutnya, Lena mengambil handuk yang tergantung tidak jauh dari tempat ia duduk. Walau handuk itu bau apek, Lena tidak peduli, dia menyeka sisa sperma Mang Deden yang tidak tertelan. Setelah itu ia berlari keluar dan langsung mengendong anaknya pulang ke rumah. Dia berusaha melangkah cepat agar sampai di rumahnya. Rasa sesal menghantui Lena karena sudah berbuat tidak pantas dibelakang suaminya. Sesampainya di rumah, Lena langsung mandi. Dia tidak ingin bau tukang sayur yang ia benci itu terus menempel di tubuh sekalnya.


#


“Deg”Lamunan Lena buyar saat Mang Deden menutup sebagian warungnya.

Disaat Lena hanyut dalam lamunannya, dia tidak sadar jika tukang sayur itu sudah menutup jendela warungnya. Kini hanya tersisa sebuah pintu yang belum tertutup. Bulu kuduk Lena merinding mengingat saat ini ia hanya berdua saja di warung milik Mang Deden itu. Hujan yang tidak kunjung berhenti, membuat suasana semakin sepi.


“Tekkkk”Pintu warung pun tertutup dan BERSAMBUNG..
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd