Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

A Wife & Her Unexpected Story

Lanjut hu..tanggung nih..jgn2 aldi emang di set up sama suami nya
 
Thanks buat yang udah nungguin updatenya.

PART 3

Slurrpphhh… Slurrrphhh…., Aldi bersemangat sekali. Sapuan-sapuan lidahnya di vaginaku yang telah dibanjiri cairan cinta bercampur liurnya itu sampai bisa jelas kudengar. Maklum, sudah lama sekali kami tak melakukan ini, terakhir kali sekitar 4 bulan lalu saat aku mengunjungi kota tempat Aldi bekerja.

“Ehmmm…. ehmmm… ahhhh”, aku hanya bisa mendesah pasrah menggoyangkan sedikit pinggulku, mengikuti irama permainan lidah Aldi. Sesekali, klitorisku diemutnya, membuatku menggelinjang kegelian. Di depanku, penis Aldi sedang kukerjai dengan tangan dan mulutku. Sesekali atau saat penisnya terlepas dari mulutku karena tak kuasa menahan desahan, lidahku menjilati seluruh permukaan penis Aldi, dari kepala hingga ke batangnya yang panjangnya tak muat masuk seluruhnya ke dalam mulutku itu.

Ini adalah posisi foreplay favorit kami, ya posisi 69. Aku sangat suka ketika Aldi menjilati vaginaku, rasanya geli-geli nikmat dan membuat vaginaku amat siap menerima penis Aldi setelahnya. Sedangkan Aldi, jangankan saat dalam keadaan seperti ini, terkadang, Aldi memintaku menghisap penisnya ketika kami sedang di mobil, bahkan Aldi pernah memintaku menghisap penisnya di parkiran mall ketika kami selesai menonton film di bioskop.

“Ehmmm jangnn putuss ngisepnyah”, perintah Aldi, memintaku terus menghisap penisnya sambil mengangkat pinggulnya lebih ke atas. Aku langsung menurut. Penis Aldi ku masukkan kembali ke mulutku, Satu-satunya yang tidak kusukai dari posisi ini adalah aku jadi tak bisa bebas mendesah karena tertahan penis Aldi di mulutku ini.

Cloppss cloppss, dua jarinya yang keluar-masuk di lubang vaginaku itu ikut menambah penderitaan berahiku ini. Entah sudah berapa menit kami di posisi ini, hanya saja orgasmeku tak kunjung datang. Aku pun menyemangati Aldi untuk lebih mempercepat permainan lidah dan jarinya dengan mengerjai penisnya lebih cepat. Penisnya ku kocok lebih cepat dengan tanganku, batangnya yang sudah basah karena liurku membuatku mudah melakukannya. Lidahku menggelitik kepala penisnya, sesekali kuemut di dalam mulutku.

“Ehmmm…. honheeyyyy cepethinnnn”, erangku saat orgasmeku terasa tak lama lagi datang sambil menggoyangkan pinggulku. Untungnya rambut kemaluanku kucukur rapi sehingga tak membuat risih Aldi di bawah sana.

“Ahh…. Ahh... kuhhhh sampehhh diihhhh”, desahku, sedikit berteriak ketika orgasme itu sampai. Tubuhku langsung lunglai di atas tubuh Aldi. Area di sekitar vaginaku masih terasa berkontraksi, sesekali seperti ada yang berkedut di dalam sana. Aku terpejam, meresapi setiap nikmat ini. Tanganku masih menggenggam penis Aldi, bahkan jempolku masih mengusap-ngusap kepala penis Aldi meski tanpa kuatur.

“My, Turn, Win”, kata Aldi yang kemudian mengangkat tubuhku hingga terjatuh tepat di sampingnya. Aldi lalu berpindah posisi berada di belakangku. Aku mengerti maunya, pinggulku ku angkat ke atas dengan paha yang terbuka. Aldi sudah siap di sana, lekas, batang penis Aldi yang bentuknya bengkok ke atas itu menerobos masuk ke dalamku. Terasa sekali detail lekukan penis Aldi menggesek otot-otot vaginaku di dalam sana.

“Ehmmm… memekmu rapett bangett, Win”, puji Aldi yang mendiamkann penisnya sesaat di dalam sana, mungkin sedang menikmati jepitan otot-otot vaginaku.
“Lama ga kamu pakeh sih”, ucapku menggoda sambil memalingkan kepalaku sedikit ke belakang.
“Ada bonus dong ehmm khan lamah ga kupakeh.. ehmm?”, tanyanya sambil mulai memaju-mundurkan penisnya.
“ehmm pakehh ahh akuhh spuashmuhhh malamhh ini”, jawabku.

Jawabanku membuat Aldi semakin bersemangat. Goyangannya pun dipercepat, membuat tubuhku tersentak-sentak dengan payudara yang berguncang-guncang tergantung bebas. Kami bergantian mendesah dan mengerang, sesekali kata-kata yang di kondisi normalku terdengar “kotor” pun terlontar dari mulut kami. Ya, bersama Aldi aku terbiasa menyebut penis itu kontol, dan vagina itu memek. Dalam keadaan seperti ini, kata-kata seperti itu justru membuatku semakin semangat dan binal.

Kurang lebih 5 menit Aldi menggagahiku dari belakang, rasa geli dan gatal yang tak tertahan mulai merambah vaginaku kembali. Aku memintanya untuk lebih mempercepat goyangannya agar orgasmeku tak tertahan lama lagi.

“Ouchh dihhh ouchhh, enakhh bangett kontollmuhh”, erangku yang di luar kontrol ketika orgasme itu semakin dekat.
“Mhemehkmuhhh yhangg smpithhhh”, katanya sambil menjambak rambutku. Sedikit sakit, tapi membuat persetubuhan ini lebih nikmat.

“Achhh achhh… akuhh samephhh dihhh”, teriakku yang entah ke berapa kali malam itu. Kali ini menyambut orgasme keduaku.
“Ampnhhh ampu ehmm ampunhh dihh”, racauku meminta Aldi berhenti karena tak mampu menahan rasa geli yang amat sangat dari orgasmeku tadi, tetapi Aldi tetap memompa tubuhku.
“Tanggunghhh”, hanya itu katanya.
“ahhh alddihhh akuuhh gahh kuaatthh”, racauku lagi.
“hmmm hmmmm”, hanya itu yang kudengar dari mulutnya.
“Dihhh aduhh ochhhh akuhh sampehh lagihh dihhh”, teriakku, yang mungkin amat berisik terdengar. Untungnya kami melakukan ini di kamar hotel. Kalau ada yang mendengar pun, pastinya sudah memaklumi.
“Winhhh akuuhh mauhh keluarhh”, gentian Ia yang meracau nikmat.

Penisnya lalu dicabut dari vaginaku. Aku menghempas tubuhku ke kasur begitu penis itu terlepas. Tapi, satu tangan Aldi segera mencoba membalikkan badanku, aku menurut. Badan Aldi lalu mendekat ke arahku, aku paham maunya. Aku lalu meremas dan merapatkan kedua payudaraku, disusul Aldi yang mengarahkan batang penisnya ke sana.

“Creetss crettss….”, penis Aldi menyemburkan spermanya ke payudaraku. Ku hitung ada 6 kali spermanya menyembur dari lubang kecil itu. Spermanya sampai ada yang berhamburan sampai ke rambut dan wajahku, ada pula yang menempel di ujung bibirku dan sisanya tentu melumuri payudaraku.

“ahhh ahhh ehmmm”, nafas Aldi jadi tak beraturan. Ia lalu duduk di sampingku. Seperti biasa, batang penisnya tetap tegak menantang. Ya, Aldi mungkin salah satu dari sedikit laki-laki yang mampu mengalami multiple-orgasme. Batangnya tak langsung lemas ketika baru saja ejakulasi.

“Banyakhh bangetthh”, kataku menggoda.
“Lamah ga dikeluarin hmm sama kamuh”, jawabnya, masih ngos-ngosan.
“Ada bonusnya dong berarti”, godaku lagi.
“Yuk, ke kamar mandih”, katanya, tapi tangannya tiba-tiba ke arah bibirku. Disapunya spermanya yang masih menempel di situ dan dicelupkannya jarinya ke dalam mulutku. Aku hanya menurut, menghisap dan membersihkan sperma di jarinya.
“Tumben manis”, tanyaku yang memang bukan kali ini merasakan rasa sperma Aldi. Beberapak kali bahkan sperma Aldi menyembur semua di dalam mulutku saat penisnya tak mampu menahan hisapanku.
“Ga tau”, jawabnya singkat.

Aku lalu pergi menuju kamar mandi duluan, membersihkanku badan dari sperma Aldi barusan sebelum ke permainan kami selanjutnya, di dalam kamar mandi tentunya.

*****

“Bu… Bu… bangunn”, suara seorang perempuan kudengar samar.
“Bu… Bu…”, ulangnya lagi. Kali ini membuatku sampai betul-betul terbangun karena ada gemericik air yang terasa menerpa wajahku.
“Mbok Sur”, teriakku setengah kaget. Mbok Sur, wanita berusia kepala 5 ini adalah asisten rumah tanggaku, lebih tepatnya pengasuh anakku. Ia masih ada hubungan kekerabatan dengan mas Reza.
“Maaf, Bu. Maaf. Saya jadi bangunkan ibu karena mengingau, dedek jadi ikut-ikutan bangun”, katanya menjelaskan.
“Aku mengingau, mbok?”, tanyaku lagi, memastikan. Aku juga menoleh anakku yang masih berusia 1 tahun 7 bulan di sampingku. Betul, ia bangun dan tengah menyusu.
“Iya, Bu. Maaf saya bangunkan tidurnya”, jawabnya lagi.
“Hmm… aku mengingau seperti apa memangnya, mbok?”, selidikku.
“Ehhmmm anuu bu. Ga jelas gitu, cuma ehmmm ehmmmm sama ada nyebut nama orang, Aldi, gitu, Bu”, terangnya.
“Ya udah, Mbok. Ga papa. Oh ya, Mbok. Jangan bilang-bilang mas Reza ya”, kataku.

Huffttt…. Aku bermimpi sampai mengingau rupanya. Aku jadi tak habis pikir, kenapa sampai bisa memimpikan Aldi, saat tengah bersetubuh dengannya pula. Hmmm… mimpiku barusan bahkan seperti nyata, seperti kami mengulangi lagi permainan kami untuk terakhir kalinya itu. Ya, mimpiku barusan tentang persetubuhanku dengan Aldi yang terkahir kali. Tak lama setelah itu, aku mengenal mas Reza dan menjalin kedekatan dengannya hingga berpacaran sehingga ketika Aldi kembali lagi ke kota kami, aku tak pernah mau menemuinya sama sekali.

“Mungkin aku terlalu serius dan banyak memikirkan dirinya beberapa hari ini”, batinku. Bagaimana tidak, aku dibuat kaget dengan foto mas Reza bersama Aldi, atau Rio seperti yang dikenal mas Reza. Nama lengkap Aldi memang Rio Hiraldi. Perusahaan tempat Aldi bekerja yang bergerak di bidang property sedang bekerjsama dengan perusahaan tempat mas Reza bekerja yang bergerak di bidang penyediaan bahan bangunan, rangka baja terutama. Tadi malam, setelah mas Reza sampai di rumah, aku sempat sedikit menyelidiki hal itu.

“Yang, doain ya, besok mas dan Brama mau melobi untuk mendapatkan sebagian jatah pembangunan perumahan di Sumatra”, kata mas Reza ketika baru pulang.
“Hmm… ada proyek di sana?”, tanyaku.
“Iya. Jadi, tadi perusahaan mas udah deal sama developernya untuk nyediain material untuk perumahan itu. Nah, siapa tahu kalau dilobi lagi, mas dan Brama bisa ikutan bangun berapa puluh unit di sana”, jelasnya lagi. Oh ya, ma Reza juga memiliki perusahaan konstruksi sendiri yang lebih banyak dijalankan oleh temannya, Brama. Terkadang, lewat lobiku, perusahaan mereka juga dapat proyek dari kantorku.
“Oh, yang tadi mas upload foto-fotonya di IG itu?”, selidikku.
“Iya, itu tadi sama orang-orang developernya. Nah, yang ini bosnya. Kalau yang ini mungkin orang kepercayaannya, Rio namanya”, jelasnya.

Aku tak terlalu berani menggali lebih dalam sosok Rio yang dikenal mas Reza. Aku takut mas Reza jadi curiga. Tapi, mas Reza sempat mengatakan kalau Rio orangnya baik dan enak diajak ngobrol. Hal itu membuatku menjadi lebih banyak memikirkan Aldi. Bisnisnya dengan mas Reza, belum lagi kalau lobi mas Reza disetujui, mas Reza dan Aldi tentu akan semakin banyak bertemu. Ahh, atau bisa-bisa lobi mas Reza dimanfaatkan Aldi untuk tujuan pribadinya, Aku.

Memikirkan hal-hal itu membuatku jadi sulit tidur. Beberapa kali tidur mas Reza terganggu karena aku yang kegelisahan. Aku lalu memutuskan untuk tidur di kamar anakku hingga mimpi persetubuhanku dengan Aldi itu datang di tidurku. Untungnya, aku tak lagi bersama mas Reza ketika mengigau. Hmmm…. Aldi, apa ini semua kebetulan, atau memang kau rencanakan?, batinku.


Ditunggu komentar, kritik dan sarannya, Suhuuuu .
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Baru kelar baca part 2-3. Bagus nih tulisannya, lumayan dapet sudut pandang ceweknya, apalagi mainin fantasi/imajinasi gini :beer:

Semoga gak macet ya hu. Entah mau dibikin jadi cuckold story atau gak, yang penting keep the story realistic and believable kayak gini udah bagus :beer:
 
Bakalan habis dah di pake aldi, aldi ngambil hati suaminya biar bisa masuk lebih mudah ke rumah tangga winda, dan winda dak pernah puas sama laki ny. Di tunggu next ny gan..
 
jiah.... mantap punya neh..

kira2 3s aldi, reza & winda g ya ???
nubi tunggu deh... siapa tau... wkwkwkw
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd