Susah, senang, ups and downs. Gw berusaha untuk menghadirkan semua perasaan di cerita ini. Kalau spoiler kayaknya udah pernah gw tulis.
Joe kehabisan kemujuran. Rumah orang tuanya harus dilelang. Pasalnya, Om Burhan, orang kepercayaan almarhum Papah Joe, memalsukan dokumen dan perjanjian kerjasama usaha. Ia mengancam akan menuntut Joe jika tidak dibayar. Inilah Part 10: Roda Kehidupan. Selamat membaca.
Hai semua. Suhu semproters yang senior maupun yang baru naik kapal.
Terima kasih banyak ya atas saran dan komentar-komentarnya. Gw baca satu per satu. Kalau ada pertanyaan, silakan kirim komentar aja insya Allah gw jawab.
Terkait update cerita di Part 8, mohon maaf gw harus pending dulu karena satu dan lain hal. Jangan kecewa yah, dan mohon bersabar.
Di post kali ini gw ingin share sedikit tentang cara gw nulis. Btw, buat yang belum tahu, semua cerita ini adalah hasil copas gw dari burung biru gw. Jadi emang dasarnya gw nulis pasti dicicil. Ada ide, masukin draft. Bahkan untuk hal kecil seperti kata atau sepenggal kalimat. Walau kerangka besar cerita udah ada, tapi hal pengisi lainnya harus gw pikirkan juga. Ini seperti mengisi ember dengan batu-batu besar, dan pasir. Batu-batu besarnya sudah masuk duluan, pasirnya belakangan.
Contoh:
"Besar sekali. Ingin rasanya kupotong, kuawetkan, dan kujadikan dildo."
Atau
"Tiap orang memiliki lautan masa lalu yg sedalam palung. Tinggal kita mau menyelaminya atau tidak."
Atau paragraf ini, saat gw ingin menggambarkan kerinduan Joe pada Larissa. Lu bayangin aja naik motor CBR sambil mikirin tuh cewek :
Atau saat gw mikir berhari-hari untuk menggambarkan kesedihan Rohim, saat Larissa istri yang dicintainya bermain cinta bersama Joe.
"Hatiku hancur berderai, tanpa sisa. Mataku bahkan tak mampu untuk mengeluarkan tangis, saking pedihnya perasaan yg kutanggung. Biarlah gerimis hujan ini menjadi wakil air mataku."
Seiring waktu, pasir-pasir yang mau gw masukin juga ke dalam ember emang kadang dipengaruhi pembaca gw juga. Contoh, di Part "Namaku Larissa", itu aslinya kagak ada. Gw nggak pernah bikin cerita yang PoV nya cewek. Kayak belum dapet feelnya gitu lah.. Sampai suatu saat gw dapet DM, dari cewek. Dia bilang, yuk kita kolab, gw yang bikin PoV Larissa. Terus gw kan mikir yak...
1. Gw pernah vote, followers gw 38% cewek. Kalau aja gw "berani" buat nulis PoV cewek, mungkin gw bisa mengakomodir yg 38% ini.
2. Daripada gw kolaborasi sama orang, yang belum tentu juga gw sreg, kenapa nggak sekalian aja gw belajar bikin PoV yang nggak biasa? Akhirnya PoV Larissa guwa garap sendiri. Yah intinya gw latihan nulis. Di titik ini gw bayangin gw punya tetek gede, tytyt gw jadi lobang. Ya udah gw jabanin. Akhirnya lahirlah Part tersebut.
Gw berharap dengan gw masuk forum ini, gw dapat insight yang berbeda (setidaknya berbeda dari followers di burung biru). Kritik dan saran sekecil apapun, terkait dengan alur, penulisan, bahkan koreksi typo sekalipun, akan sangat bermanfaat buat pengembangan diri gw ke depan.