Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Masukan suhu untuk cerita ini dengan akhir yang seperti apa?


  • Total voters
    46
Status
Please reply by conversation.
Part eight

Son_Ye_Jin_Umur_30_an.jpg

Hyun in

"Ja... Jangan tuan!"
Dok... Ddokk... Grekkkk...
Dok... Ddokk...

"Ada orang di dalam"

"Mmmpph...."

"Haassh... Mm- maaf... Nona Hyun...!"

Hiks... Hiks... Hiks...

"Dok... Dookk... Adakah orang di dalam..." Ujar seseorang dari luar lift.

"Ada, kami berdua. Bantu kami keluar dari sini. Aku manajer Kim Lee."

"Manajer Kim Lee."

"Ya..., Cepatlah... Udaranya sangat pengap kami sudah tidak tahan lagi."

"I..iya, tuan!"

Suasana kembali hening, manajer Kim Lee. Menatap ke arah Hyun in yang masih terduduk di tempat tadi. Dengan kepala menunduk menatap lantai ruang lift itu.

"Nona Hyun, maafkan saya bukan maks... !" Kata manajer Kim terputus oleh ucapan Hyun in yg langsung menanggapi perkataan Manajer Kim.

"Saya, mengerti. Anda tidak mungkin melakukan semua itu tanpa ada sebabnya."

"Ehh... Nona Hyun in." Jawab polos Manajer Kim Lee.

"Sudah tidak usah di permasalahkan lagi tuan, anggap saja semuanya tidak pernah terjadi." Kata Hyun in.

"Heemmp... Baik. Terimakasih nona Hyun in atas kemurahan hati nya. Tapi saya sungguh tidak bermaksud melecehkan Anda."

Dok.. ddokk... Grekkkk ... Kreaakkss...
Bruukk.....

"Lupakan saja tuan, sekarang kita fokus gimana cara keluar dari lift ini."

"Manajer Kim Lee, kini pintu nya sudah terbuka. Hayo segera keluar" teriak salah seorang enginering teknisi.

"Anda dahulu nona Hyun."

"Ehh..." Kaget Hyun in. Dengan wajah yang sudah bersemu merah.

"Sudah cepat, tidak ada lagi waktu nona Hyun!" Sahut manajer Kim Lee yang menyadari jika Hyun in, diam termenung.

"I... iya!"

Manajer Kim hanya mengikuti nya dari belakang. Tiba setengah badan nya sudah keluar melewati pintu, pintu bergeser untuk menutup.

"Hyaaa...!" Teriak Hyun in saat menyadari pintu nya bergerak menyatu. Tapi sebelum itu terjadi manajer Kim Lee sudah berhasil menghentikan laju pintu lift itu.

"Eh...!"

"Sudah tidak apa, sekarang keluarlah."

"Ii...iya..!"

"Anda tidak apa-apa manajer Kim Lee!" Ujar salah seorang teknisi. Saat sudah berhasil mengeluarkan Hyun in.

"Tidak apa. Lain kali pintunya ini di tahan, memastikan tidak berjalan bergeser untuk menutup. Kalau tidak saya membantu menahan nya, nona Hyun in sudah terjepit pintu lift ini." Jelas manajer Kim Lee.

"Ii... iya...! Maafkan ke teledoran kami tuan." Ujarnya meminta maaf.

"Ya, sudah. Tolong di perbaiki kelistrikan di gedung ini. Pastikan semuanya kembali seperti semula. Karena banyak karyawan yang masih sibuk mengerjakan tugas nya, kalau bisa dipercepat agar kami bekerja tidak membuang-buang waktu" perintah manajer Kim Lee pada enginering teknisi itu.

"Iya, mengerti tuan. Saya bersama yang lain nya akan mengerjakan secepatnya, seperti perintah Anda."

"Baiklah saya tinggal dulu" beberapa teknisi itu hanya mengangguk.

"Baik nona Hyun saya tinggal dulu!"

"Ii... Iya... Tuan..."

Hyun hanya diam menatap kepergian Manajer Kim Lee yang berjalan meniti lorong kantor di lantai tiga divisi pemasaran. Ia tak bergeming saat sahabat nya Shin Eun menyapa dan mengkhawatirkannya.

"Helo, Hyun in...."
"Hyun in..."

"HYUN IN..." Teriak Shin Eun.

"Haduh... Shin Eun aku mendengarnya. Tidak harus berteriak juga kali."

"Asik habis berduaan di dalam lift bersama si manajer tampan tuan Kim Lee. Sampai ngeliatin dia segitunya Hyun in!"

"Ahh... Nggak-nggak... Aku hanya...!"

"Mengaguminya... Hihihi, " gurau Shin Eun pada Hyun in sahabat nya itu. Dan ia pun berjalan setengah berlari meninggalkan tempat dimana Hyun in berdiri.

"Shin Eun... awas kau jangan pergi, urusan kita belum selesai."

"Ihh... Atuutt...! Hihihi. Ada yang lagi 'secret admirer' romannya sahabat ku ini. Hihihi."

"Awas kau Shin Eun...!"

"Atutt...!" kata Shin Eun yang sudah berada di ruangan nya.

"Aww... Hyun in, geli. Baiklah aku menyerah."

"Habis kau ini usil padaku."

"Hehehe, iya. Maaf.!" Balas Shin Eun.

"Hyun in, bukan kah kita ada rapat hari ini dengan para rekan staf di pemasaran." Sambungan Shin Eun.

"Kau benar, Eun!"

"Ayo, cepat, yang lain mungkin sudah menunggu kita."ujar Shin Eun.

Mereka keluar dari ruangan dan berjalan menuju ruang rapat yang berada tidak jauh dari ruangan divisi pemasaran itu. HUNG-GYEKO sudah menyusun rencana untuk melobi seorang desainer Asia terkemuka, Anggelina Khan, agar dapat bekerja sama meluncurkan tren busana terbaru.


••••000••••


1jam berlalu....

Hyun in dan Shin Eun, dua sahabat itu berjalan bersama keluar dari ruang rapat di lantai tiga, tidak jauh dari ruangan pemasaran tempatnya bekerja. Beberapa saat lalu, tim divisi pemasaran memang baru saja selesai mengadakan rapat terkait rencana peluncuran produk yang akan dilaksanakan pertengahan tahun nanti.

"Manajer dari Donghae Group akan mengadakan pertemuan dengan beberapa perusahaan Asia Minggu ini di CHEONAN." Ucap Shin Eun yang berjalan di sebelah kiri Hyun in.

"Kau yakin dengan informasi itu?" Tanya Hyun in berusaha memastikan.

"Iya, semua ini pastu berkaitan. Kita tidak bisa bisa menunggu hingga acara David Hurtman bulan depan. Aku akan pergi ke CHEONAN malam ini untuk menyelidiki lebih lanjut kebenaran berita ini." Tutur Shin Eun.

"Kabari kami perkembangan di sana. Aku masih mencoba melakukan pendekatan dengan Angelina Khan untuk memutus pengaruh David Hurtman dan Donghae Group pada para desainer itu." Balas Hyun in.

"Aku harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk berangkat ke CHEONAN, tapi masih ada dokumen yang ku butuhkan dari pusat data di lantai atas ."

"Ya sudah, aku tunggu kabar baiknya darimu Eun!"

"Is oke, girl."

"Aku juga mau ke pantri sebentar ada sesuatu yang ingin ku buat."

"Baiklah, bye!"

Hyun in melangkah dengan mantap ke arah yang berbeda. Dia menuju sebuah lift. Lift dimana ia beberapa jam sebelumnya terjebak di dalam lift itu. Tapi kali ini pikirannya bukan tentang kejadiannya dengan Manajer Kim Lee. Tetapi pikirannya terfokus dengan rencana para kompetitornya. Memang saat ini gerak gerik Donghae Group dan David Hurtman menjadi fokus perhatiannya. Sebagai ujung tombak pemasaran, keduanya ( Hyun in dan Shin Eun) berusaha agar peluncuran produk HUNG-GYEKO tidak terhambat atau terganggu oleh kompetitor lainnya, terutama Donghae Group yang sudah sejak lama menjadi pesaing terberat HUNG-GYEKO.

Hyun in memandang pintu lift yang ada di hadapannya. Gadis itu berdiri dengan anggun sembari melihati deretan angka yang terus berubah di atas pintu lift. Tanpa seorang pun disekitarnya, Hyun in berdiri menanti, perlahan rasa tidak sabar mulai menghinggapi benak gadis itu.

Tingghh..

Pintu lift terbuka , tanpa membuang waktu Hyun in langsung melangkahkan kaki untuk memasuki ruang lift itu.

"M...Manajer... Kim..." Suara Hyun in sedikit tercekat manakala menyadari bahwa di dalam lift itu ada seorang pemuda tampan yang tengah berdiri seorang diri dan juga sedikit terkejut melihat kedatangan Hyun in.

Mendadak, Hyun in merasakan kebimbangan. Separuh kakinya telah masuk ke dalam lift, namun ada sesuatu yang membuat gerakan tubuh nya tertahan.

"Maaf ada yang tertinggal...!" Suara Hyun in terdengar lirih. Dengan menundukkan wajah, gadis itu membalikkan badan dan bermaksud membatalkan niatnya pergi ke lantai dasar ruang pantri.

"Ahh...!" Mendadak Hyun in menjerit . Tubuhnya tertarik masuk ke dalam lift.

Wajah Hyun in mendadak pias. Keringat dingin membasahi keningnya. Manajer Kim Lee menggenggam lengan Hyun in di bawah bahu. Dia lah yang telah menarik tubuh Hyun in hingga masuk ke dalam lift.

"Tinnngh...!
Pintu lift kembali tertutup dan menyisakan keheningan di dalam nya. Tubuh Hyun in yang hampir merapat dengan Manajer Kim Lee membuat gadis itu merasa jantungnya kian berdebar. Mereka saling m memandang tanpa suara, Hyun in merasa seluruh tubuhnya gemetar, lidahnya kelu tak mampu bergerak sedikit pun.

"Kenapa kau sering, menghindari ku...?"

Sebuah pertanyaan singkat yang diutarakan manajer Kim Lee seketika membuat Hyun in terhenyak.

Gadis berparas cantik itu merasa bagai di terbangkan tinggi mencapai puncak nirwana dan kemudian terancam jatuh dengan deras ke dalam jurang tanpa dasar. Bibirnya bergerak namun tiada suara terdengar. Wjah Hyun in semakin pias, ia bahkan tak sanggup mengedipkan mata. Ia tak tahu harus berkata apa, seakan roh telah terlepas dari raganya. Hyun in hanya mampu memandang wajah tampan Manajer Kim Lee dengan segala kepasrahan. Tetapi perlahan mulut nya mampu berucap walau sedikit gugup.

"A...ap...a... Maksud anda , tuan?" Terbata-bata Hyun berusaha menghindari pertanyaan manajer Kim Lee yang terus memandangi wajahnya itu.

Tiada seorangpun di dalam lift selain mereka berdua. Situasi ini membuat Hyun in semakin terpojok. Ruangan di dalam lift terasa semakin sempit serta membuatnya merasa sulit bernafas , apalagi manajer Kim tetap merapatkan tubuh dan tidak melepaskan lengannya.

"Kenapa kau menghindari ku?" Kembali manajer Kim Lee mengajukan pertanyaan yang sama. Nada suaranya terdengar cukup lembut, namun penuh ketegasan. Tatapannya semakin tajam seakan berusaha menembus relung hati Hyun in yang paling dalam.

"S..sa..yaa ti...dak... mm.. mungkin melakukan itu. Anda pasti salah paham, tuan!" Hyun in semakin panik, keringat dingin mengucur deras. Padahal ruang lift itu ber-AC.

Hyun in menyadari manajer Kim Lee bukanlah tipe orang yang mudah mempercayai ucapan seseorang begitu saja. Tetapi Hyun in juga tidak tahu harus bagaimana menjelaskan nya. Sesungguhnya ia sendiri tidak yakin dengan apa yang tengah di rasakan. Hyun in tak mampu memahami arti perasaannya.


Ia tak mengerti kenapa selalu menghindari pemuda itu. Apakah semata karena kejadian beberapa waktu lalu? Apakah semata menghindari rumaor di ruang kerja pribadi milik manajer Kim Lee saat itu? Apakah karena sesuatu yang saat ini tengah ia rasakan ? Sesuatu yang membuatnya resah dan gelisah setiap kali bayang bayang wajah manajer Kim Lee muncul di benaknya.

"Tingghh...!

Belum sempat Hyun in berfikir panjang, mendadak pintu lift kembali terbuka dan seseorang wanita berparas cantik berdiri di depan lift memandang keduanya dengan aura penuh karisma dan wibawa.

Manager Kim Lee yang mengenali sosok wanita di depan lift segera memberi hormat sembari melepaskan lengan Hyun in. Hal serupa juga dilakukan oleh Hyun in. Wanita yang kemudian melangkah masuk ke dalam lift, bukanlah orang sembarangan di perusahaan itu. Sayang nya Hyun in kurang pandai menyembunyikan keterkejutannya. Berbeda dengan Manajer Kim Lee yang tetap mempertahankan sikap tenang meskipun menyadari bahwa wanita berparas cantik itu sempat melihat kejadian di dalam lift walau hanya sepintas.

"Tingghh...!

Pintu lift kembali tertutup menuju lantai paling bawah. Sementara wanita berparas cantik itu telah berdiri di samping manajer Kim Lee.

"Ku harap kehadiran ku tidak mengganggu kalian." Suaranya terdengar lembut dan penuh wibawa, namun langsung menusuk ke dalam hati manajer Kim Lee dan Hyun in.

"Tentu saja tidak, Nyonya Shun" jawab manajer Kim Lee dengan penuh hati-hati dan hormat.

Hal yang wajar jika manajer Kim Lee menaruh hormat pada wanita berparas cantik itu. Karena ia tidak lain adalah direktur riset dan pengembangan SDM, sekaligus atasan langsung manajer Kim Lee. Nyonya Jeong Shun Hye, adik dari pemilik tunggal Hung-Gyeko, Nyonya Jeong Gyeko.

Disisi lain Hyun in merasa serba salah berada di dalam lift itu, ia hanya mampu menundukkan wajahnya sembari berharap agar lift tersebut cepat membawanya sampai ke lantai tujuan.

"Sepertinya kalian cukup akrab juga!" Kembali suara nyonya Shun terdengar, membuat Manajer Kim Lee tersenyum getir menyadari adanya prasangka dalam benak atasannya.

"Ah, tidak juga. Tadi kami sedang membicarakan tentang kondisi pekerja pabrik utama kita. Menurut pengamatan saya, kinerja para pekerja mulai menurun akhir-akhir ini. Masalah ini tidak dapat di biarkan berlarut-larut, bahkan saya mendapat informasi mereka merencanakan semacam unjuk rasa untuk lusa nanti." Dengan cerdas ia mengalihkan topik pembicaraan pada permasalahan lain yang tentunya langsung menyita perhatian Nyonya Shun.

Wanita berparas cantik yang sebenarnya telah berusia empat puluh lima itu nampak terkejut mendengar penuturan manajer Kim Lee. Keningnya seketika berkerut dan raut wajahnya yang semula tenang sedikit berubah.

"Lalu apa hubungannya dengan divisi pemasaran dengan masalah ini? Jelaskan kenapa kau membicarakannya dengan asisten pekerja manajer Choi dan bukannya lapor kepadaku?"

Reaksi Nyonya Shun tidak meleset dari perkiraannya. Namun pertanyaan yang kemudian di ajukan cukup membuat Manajer Kim Lee itu terhenyak dan tak mampu langsung di jawab.

Hyun in yang semula hanya diam mendengarkan, menyadari posisi manajer Kim Lee mulai tersudut. Ia menyadari pembicaraan tersebut akan berimbas pada dirinya cepat atau lambat.

"Maafkan kami yang telah lancang mendahului " ucap Hyun in dengan sedikit lirih dan ragu, namun cukup membuat perhatian Nyonya Shun tertuju pada dirinya.

"Kendala yang terjadi di pabrik utama cukup memberikan kesulitan pada divisi pemasaran dalam melaksanakan program kegiatan kami yang telah di rencanakan sejak berbulan-bulan lalu. Saya dan manajer Kim Lee hanya mencoba bertukar pikiran terkait permasalahan tersebut tanpa mengabaikan para pimpinan." Hyun in kembali membuka suara. Sebisa mungkin, ia berusaha untuk memberikan penjelasan yang dapat di terima oleh nyonya Shun.

"Benar, Nyonya Shun . Kami hanya berusaha untuk memikirkan langkah terbaik untuk menunjang kegiatan masing-masing divisi. Saya baru hendak melaporkan nya pada anda siang ini setelah segala sesuatu nya jelas. " Manajer Kim Lee mencoba mendukung ucapan Hyun in.

"Baiklah, kalau begitu kalian berdua aku tugaskan untuk pergi ke pabrik utama. Lakukan segala yang di perlukan untuk mengendalikan keadaan laporkan segala sesuatunya padaku." Dengan nada tegas Nyonya Shun memberikan perintah pada keduanya.

Manajer Kim Lee yang mendengar instruksi itu hanya mengangguk kepala sebagai tanda mengiyakan. Berbeda dengan Hyun in yang sempat terkejut dan pias. Dengan segera , gadis itu menunjukkan reaksi penolakan.

"Maafkan , saya Nyonya. Tapi saat ini saya mencoba menangani masalah yang berkaitan dengan Angelina Khan, David Hurtman, serta kompetitor kita Donghae Group . Saya tidak dapat meninggalkan semua itu. Lagi pula, mungkin manajer Choi....!"

"Saya yang akan bicara dengan Manajer Choi. Dia tidak akan mungkin keberatan" suara nyonya Shun langsung memotong pembicaraan Hyun in.

"Dan, karena kau akan membantu manajer Kim Lee menangani masalah pabrik, kurasa tak ada salahnya manajer Kim Lee membantu mu juga terkait dengan masalah dengan Donghae Group. Bagaimana menurutmu , manajer Kim Lee!"

"Saya tidak keberatan , Nyonya Shun." Jawab manajer Kim Lee dengan senyum mengembang penuh arti.

Sementara Hyun in hanya mampu terdiam dengan segala kegalauan yang ia rasakan.

"Tingghh...!

Lift kembali terbuka.

Nyonya Shun melangkah kan kakinya keluar meninggalkan keduanya.

"Kurasa kalian dapat bekerja sama dengan baik ." Ucapan Nyonya Shun hanya di jawab dengan anggukkan kepala baik oleh Hyun in dan manajer Kim Lee . Keduanya tenggelam dalam pemikiran masing-masing.

_________________________________________

Maaf tidak lupa meninggalkan kripiknya suhu....
 
Terakhir diubah:
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd