Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Masukan suhu untuk cerita ini dengan akhir yang seperti apa?


  • Total voters
    46
Status
Please reply by conversation.

BRUNO234

Guru Semprot
Daftar
6 Sep 2016
Post
582
Like diterima
97
Lokasi
Venus
Bimabet
Haii suhu semua, saya coba membuat cerita baru lagi.
Jika ada yang bertanya tentang cerita sebelah. Jangan tanyakan kapan diup.
Karena ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan secara rinci disini. Mohon di maafken, ane masih nuwbie...
Saya akan mencoba menuangkan ide cerita baru dan fresh yang dimana belum banyak ada di forum tercinta ini. Sedikit bumbu drama Korea. Semoga menyukainya, minim seks scene-nya, mudah-mudahan bisa sampai tamat.

Terimakasih

Selamat membaca


By BRUNO234


" Akhir dari sebuah perjalanan hati "

2531545025227ed1896ae6ebea8416bf7e291036.jpg
___________________________________________

Indek cerita:
Part One ................................... Part two
Part Three .............................. Part Four
Part five
....................…............ Part six
Part Seven ................................ Part Eight
Part Nine ................................. Part Ten
Part Eleven .............................. Part Twelve
Part Thirteen ......................... Part Fourteen
Part Fiveteen ......................... Part Sixteen
Part Seventeen
---------------------------------------------------------------

So_Ye_Jin_Umur_30_an.jpg

Hyun in


images_1.jpg

Shin Eun

Part One


Cuaca yg cerah , hari yg indah untuk memulai aktivitas. Sinar matahari terpancar penuh pesona, sementara barisan awan dengan malu- malu bergeser seakan tersipu memandang gagahnya sang Surya, berpadu dengan desir angin yang menari indah di antara gedung- gedung pencakar langit, menjadikan kota ini sedemikian mempesona. Penuh gairah, hasrat dan cinta.


Inilah Seoul, dimana setiap tetes embun paginya bernafaskan cinta. Inilah Seoul, dimana setiap langkah adalah puisi dan setiap detiknya adalah melodi yg melantunkan syair penuh gairah dan hasrat untuk saling mengasihi serta berbagi dalam sebuah kebersamaan, untuk saling mengisi dan memahami dalam sebuah perbedaan.

Seoul tempat terindah bagi setiap insan untuk memulai perjalanan hati dan menembus dinding pembatas dalam sebuah persahabatan.

Hyun in , gadis cantik yang berasal dari Daejeon itu terus melangkah menyusururi jalan di sebuah kompleks perkantoran yang berada di pusat kota Seoul. Dengan senyum menghiasi wajahnya, gadis cantik bertubuh ramping itu terus berjalan menuju sebuah gedung besar berlantai tiga belas yang terbentang gagah di hadapannya. Dua petugas security di depan pintu utama memasang sikap sempurna memandang ke datangan Hyun in. Blazer dan rok pendek yang ia kenakan menyajikan pesona keanggunan seorang profesional.

"Selamat pagi, nona Hyun...!" Sapa ramah salah satu diantara mereka sembari mempersilakan nya masuk dan di jawab dengan senyum ramah khas Hyun in.

Udara segar di dalam gedung juga tak kalah dengan di luar sana. Kolam besar berbentuk prisma kaca transparan dengan air mancur di setiap sisinya menjadi pemandangan pertama yang menyambut siapa pun yang memasuki gedung tersebut. Dua kalimat penuh makna terukir melingkar di sebuah bola dunia yang terbuat dari marmer pilihan dan menjadi pusat sirkulasi air di kolam itu.


HUNG-GYEKO GROUP. The art of fashion.

HUNG-GYEKO GROUP adalah salah satu perusahaan besar asal Korea Selatan yang bergerak di bidang fashion. Di tempat itu lah Hyun in mencurahkan segenap kemampuan dan pikirannya sebagai salah satu profesional muda yang usianya menginjak 24 tahun di divisi pemasaran.

Lantai tiga divisi pemasaran.

Ruang divisi pemasaran tampak sedemikian tertata dengan di lengkapi berbagai peralatan komputer terbaru yang terhubung langsung dengan jaringan internet. Masing masing karyawan memiliki meja dan sarana prasarana sendiri yang di desain secara modern untuk menunjang kenyamanan saat bekerja. Tidak ada ketegangan terasa di ruangan itu. Beratnya beban pekerjaan di sambut dengan senyum penuh semangat dan kebersamaan. Inilah hari- hari yang biasa mereka jalani di perusahaan.


"Sebelum akhir tahun ini , beberapa produk baru harus sudah di luncurkan , tetapi sepertinya masih ada sedikit kendala di Divisi produksi" ucap seorang gadis dengan bluse putih yang mendadak datang dan duduk di hadapan Hyun in.

"Iya kau benar, selain itu beberapa kompetitor kita juga akan melakukan hal yang sama . Beberapa bulan ke depan , pekerjaan kita lebih berat" jawab Hyun in dengan senyum di bibir , sambil meraih beberapa lembar file di mejanya.

"Kalau lebih berat kenapa kau tersenyum?"

"Entahlah , semakin tertantang mungkin. Rasanya semakin menarik?" Goda Hyun in pada kawannya.

"Dasar kau ini!" Sahut Shin Eun sembari mencubit lengan Hyun in.

Kedua gadis cantik itu sudah bersahabat sejak mereka pertama kali bekerja di HUNG-GYEKO GROUP. Keduanya sama-sama memiliki mata yang indah dengan kulit putih bersih dan sama-sama menjadi pusat perhatian pemuda di kantor itu. Yang membedakan mereka adalah rambut Shin Eun yang sedikit bergelombang . Sedangkan Hyun in lurus dan lebih panjang sedikit melewati bahu. Dibanding kan dengan karyawan lain , mereka berdua memang tergolong cerdas dan terampil. Itulah sebabnya manajer Choi menjadikan mereka sebagai asisten kepercayaan.

"Hei lihat ! Itu manajer Kim Lee dari divisi HRD! Waah , keren banget pagi ini?"

Kalimat Shin Eun tidak serta merta membuat perhatian Hyun in teralihkan. Tanpa memperdulikan Shin Eun yang mendadak beranjak dari kursinya , Hyun in tetap mencurahkan perhatiannya pada lembaran berkas yang sedang ia baca.

Memang manajer Kim Lee berbeda dengan manajer lainnya di perusahaan itu. Selain usia nya yang masih muda dan tampan, ia merupakan putra bungsu direktur keuangan, tuan Park young woo atau biasa di panggil tuan Woo. Melihat prestasinya itu, tidak tertutup kemungkinan bahwa di masa mendatang, ia akan menduduki jabatan direktur keuangan untuk menggantikan sang ayah.

Shin Eun dan gadis gadis lain di perusahaan itu mungkin mengagumi sosok Manajer Kim Lee. Lain halnya dengan Hyun in, ia kurang menaruh simpati pada manajer muda itu. Gadis lulusan Cheonan University itu telah bersusah payah melalui berbagai seleksi untuk dapat di terima bekerja di HUNG-GYEKO Group. Ketika melihat sosok Manajer Kim Lee yang terlintas dalam benak nya adalah sosok pemuda kaya yang hanya memanfaatkan pengaruh orang tuanya untuk mendapatkan kedudukan, sosok sepertinya sosok yang mendapat kan harta dan kekuasaan tanpa harus bersusah payah. Terlepas dari benar tidaknya, itulah gambaran sosok Manajer Kim Lee yang selama ini tertanam di dalam benak Hyun in.


"Heiii... Hyun in lihat!" Bisik Shin Eun.

"Apa? " Jawabnya singkat tanpa mengalihkan pandangan.

"Hyun in!"

"Sudahlah aku sedang bekerja"

"Ta- tapii... Diaa...! " Suara Shin Eun semakin merendah dan sedikit gugup. Namun tangan kirinya menarik kertas yang sedang di baca Hyun in, seni membuat gadis itu cukup merasa terganggu.

"Kau ini!! Sudah kubilang aku sedang bekerja. Daripada mengurusi manajer yang hanya mementingkan penampilan dan terlalu banyak senyum itu, lebih baik kau siapkan bahan untuk rapat siang nanti" suara Hyun in memang pelan , tapi dengan nada penekanan kurang senang dan cukup terdengar jelas di telinga Shin Eun yang berdiri di hadapannya.

Shin Eun memandangi wajah Hyun in dengan tatapan aneh , perpaduan antara terkejut dengan cemas. Mimik wajahnya seakan berusaha menyisaratkan sesuatu pada Hyun in yang masih tetap duduk di tempatnya.

"Apa lagi!" Tanya Hyun in yang masih belum paham dengan perubahan sikap sahabatnya itu.

"Maaf...." Tiba-tiba, Shin Eun membungkuk memberikan hormat , kemudian berlalu dengan gugup, kembali ke meja nya.

Hyun in terkesiap melihat sikap Shin Eun. Aliran darahnya serasa terhenti dan jantungnya berdegup kencang. Hyun in menyadari bahwa penghormatan Shin Eun bukan di tujukan pada dirinya. Dengan wajah pias, perlahan ia menoleh kebelakang.

"Manajer yang hanya mementingkan penampilan dan terlalu banyak senyum, ya? Pemikiran yang menarik sekali, nona Hyun in" suara manajer Kim Lee terdengar lembut.

Bumi seakan berguncang hebat dan nyaris meruntuhkan lantai tempatnya berpijak. Hyun in seketika berdiri dengan lutut gemetar , sementara seluruh tubuhnya menjadi lemas. Dadanya berdebar kencang manakala seisi ruangan mendadak menjadi sunyi dan seluruh perhatian mata tertuju pada dirinya.


*******
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Divisi produksi HUNG-GYEKO Group


Belasan truk kontainer tampak berjajar di samping sebuah pabrik besar yang terdapat di pinggir kota Seoul. Ini adalah salah satu dari tujuh pabrik utama yang di miliki HUNG-GYEKO Group. Di tempat ini pula divisi produksi menjalankan tugas nya.

Andra duduk di lantai dan menyandarkan punggungnya di dinding . Pemuda kelahiran Bekasi ini telah hampir tiga tahun bekerja untuk HUNG-GYEKO Group. Bersama dengan puluhan tenaga kerja lainnya yang berasal dari tanah air, ia mencoba mengubah masa depan dengan merantau ke negeri ginseng itu. Pemuda berambut pendek yang selalu mengenakan jaket berwarna kelabu itu nampak cukup kelelahan. Ia memandang truk di hadapannya dengan tatapan kosong. Pikirannya melayang seakan menembus dimensi ruang dan waktu.


"Hei, apa yang kau lakukan?" Sebuah suara berat mengusik lamunan Andra.

"Ah... Paman, hanya beristirahat sebentar"

Mendengar jawaban Andra lelaki separuh baya yang berasal dari tanah air itu nampak sedikit gusar. Namanya Sudirman. Di antara tenaga kerja Indonesia yang lainnya, ia adalah sosok yang di tuakan.

"Jika sikapmu seperti ini terus, kau bisa di pecat!" Ucap Sudirman

"Iya Paman, aku hanya beristirahat sebentar saja!"

Tidak seperti biasanya, beberapa hari ini Andra nampak kurang bersemangat, seakan ada sesuatu yang mengganggu di pikirannya.

Sudirman menyadari hal tersebut. Ia hanya menghela nafas sembari menggeleng- gelengkan kepala dan berharap Andra tidak mendapat masalah dengan sikap nya jika seperti itu.

"Gdubbraagghh...!!!

Mendadak , terdengar suara gaduh dari sisi lain bangunan dan tentu saja hal ini mengalihkan perhatian Sudirman. Bergegas lelaki paruh baya itu berlari menuju asal suara. Andra awalnya enggan untuk beranjak, namun karena ketenangan nya telah terlanjur terusik , akhirnya ia juga berdiri dan melangkah menyusul Sudirman.

"Lihat! Apa yang telah kau lakukan?!" Suara hardikan dari Han dong , seorang supervisor senior yang bertanggung jawab di tempat itu.

Di hadapannya , tampak seorang lelaki tua seumuran dengan Sudirman menunduk lemas. Baru saja ia melakukan kesalahan saat mengoperasikan alat pengangkut peti kemas dan mengakibatkan dua buah peti siap kirim terjatuh dan rusak.

"Kau tau berapa kerugian kita, atas kebodohan mu ini!" Kembali Han dong memaki penuh emosi.

"Mohon di maafkan, Tuan. Kurasa, paman Hwa tidak sengaja melakukan nya." Sudirman berusaha menenangkan kan sang supervisor, sementara Paman Hwa hanya menunduk pasrah.

"Diam kau! Ini bukan urusan mu?" Sudirman terdiam seketika, sementara Andra yang berada di belakangnya meradang, tak terima dengan perlakuan sang supervisor itu dengan rekan rekannya sesama pekerja.

Dengan angkuh dan wajah bengis, Tuan Han dong mendekati Paman Hwa . Supervisor itu memang di kenal keras dan selalu bersikap kasar terhadap bawahan nya. Banyak sudah yg mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari tuan Han dong. Namun kebanyakan dari mereka hanya mampu pasrah dan menerima perlakuan tersebut karena khawatir akan di keluar kan dari perusahaan.


"Kau harus mengganti rugi semua kerusakan ini!" Hardik Tuan Han dong sembari menuding kening Paman Hwa dengan telunjuknya.


"Ta..tapi... Tuan, sa..saya..."

"Apa? Kau mau membantah?"

"Tidak , tuan! Hanya saja ini bukan salah saya sepenuhnya, tuan!" Paman Hwa mencoba memberikan penjelasan.

"Kurang ajar ! Kau ingin di pecat, hahh?!" Bukannya memberikan kesempatan untuk berbicara, tuan Han dong justru semakin marah, bahkan ia mendorong tubuh Paman Hwa.

"Maafkan saya Tuan"

"Kau harus memperbaiki semuanya"

"Iyaa... Iya tuan!"

"Kau harus mengganti kerugian perusahaan!"

"Iyaa...., Tuan. Maafkan saya!"

"Kau harus..." Suara tuan Han dong terputus.

Kalimatnya terhenti karena seseorang menahan pundakdari arah belakang.

Dengan gusar, ia membalikkan badan. Betapa terkejutnya ia ketika mengenali sosok pemuda yang berdiri di belakangnya dan memandang dengan wajah dingin.

Satria, rekan satu angkatan Andra, berdiri dengan tegap, berhadapan langsung dengan tuan Han dong. Pemuda berambut pendek dan berkaca mata hitam itu memang cukup di segani di antara pekerja lainnya. Postur tubuhnya biasa saja dan tidak jauh berbeda dengan Andra, namun dia sering kali bertindak semaunya dan paling tidak suka diatur. Tentu saja hal ini menyebabkan banyak supervisor tidak menyukainya.

"Kurasa sudah cukup, tuan" ucap Satria dengan tenang sembarangan melepas kacamata hitam nya.

Rahang tuan Han dong mengembung menandakan ia sedang menahan rasa gerammnya. Namun, ia juga sudah paham dengan karakter pemuda si hadapannya. Dia juga sempat menerima laporan dari supervisor yang lainna tentang pembangkangan yang sudah beberapa kali dilakukan pemuda itu.


"Apa kau ingin mencari masalah dengan ku? " Tuan Han dong kembali mengangkat telunjuknya dan diarahkan ke kening Satria.

Belum sempat telunjuk itu menyentuh keningnya, dengan cekatan pemuda itu menangkap pergelangan tangan tuan Han dong.

"K-kau...!" Tuan Han dong semakin berang diperlakukan demikian oleh si Satria.

Melihat situasi yang terjadi di hadapannya dan beberapa pekerja lain yang semula berkerumun mulai menggeser langkah dan sedikit menjauh. Mereka merasa sikap Satria terlalu berani dan khawatir hal ini akan memicu permasalahan yang lebih besar lagi.

Dua petugas keamanan yg baru saja datang ke lokasi melihat perbuatan Satria terhadap sang supervisor. Tanpa menunggu perintah, mereka langsung bergerak mendekat untuk melakukan tindakan. Namun tanpa di duga siapa pun, Andra yang sejak tadi diam langsung menghadang kedua petugas tersebut. Situasi menjadi semakin memanas. Tuan Han dong menyadari bahwa konflik ini dapat semakin meluas terhadap para pekerja lainnya.


"Kau sudah keterlaluan!" Bentak tuan Han dong sembari menarik lengannya kembali.

Walaupun dilanda perasaan gusar, supervisor itu tak ingin permasalahan tersebut semakin meluas, apalagi sampai menimbulkan keributan besar. Dengan rasa kesal , dia memandang Satria dan Andra secara bergantian yang dianggap telah melecehkan harga dirinya.

"Sebaiknya kalian mulai mencari pekerjaan yang baru karena akan kupastikan kalian tidak akan bertahan lama di tempat ini.." ancaman tuan Han dong tidak main main. Dia menatap tajam kedua pemuda di hadapannya sebelum membalikkan tubuhnya meninggalkan mereka.

"Sudah... Sudah. Ayo bekerja kembali!" Seru Sudirman mengarahkan rekan rekannya yang lain setelah yakin supervisor itu benar-benar pergi.

Lelaki paruh baya itu menghela nafas dan memandang tubuh Satria dan Andra yang melangkah meninggalkan tempat itu dengan tenang seakan tanpa beban. Apa yang dilakukan keduanya sudah tidak mungkin di maafkan lagi. Tidaklah mudah bekerja di negeri asing. Hanya dengan ketabahan dan kesabaran segala sesuatunya dapat di lalui.

Sudirman menyayangkan sikap keduanya, namun tak ada yang dapat ia lakukan. Ia hanya terdiam dan hanya memandang bayang bayang keduanya menghilang . Sedikitpun, ia dapat memahami apa yang sebenarnya ada di dalam benak kedua pemuda itu sehingga mereka sampai sedemikian nekat berbuat demikian, padahal Paman Hwa dapat di katakan tidak memiliki hubungan apa pun dengan keduanya.
 
Terakhir diubah:
Ijin bangun tenda di tepi sungai Han, suhu 234. Tamatin lho ya ini ntar...
Btw, dari segimanapun, banyak kemajuan nih penulisannya.
Nubie pantau terus nih, Semangat lanjutinya ya. . . ! ! !
:semangat:
:pandaketawa:
 
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd