Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Masukan suhu untuk cerita ini dengan akhir yang seperti apa?


  • Total voters
    46
Status
Please reply by conversation.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Cerita baru dari subrun nih
Agak mirip ya dengan yang sebelah
Cuma disini no incest kayaknya
Trus yang sebelah kapan update ya?
Ehh..upss.. Lanjut
 
Cerita baru dari subrun nih
Agak mirip ya dengan yang sebelah
Cuma disini no incest kayaknya
Trus yang sebelah kapan update ya?
Ehh..upss.. Lanjut
Ia ni om....
Sebelah mana yaa...
:bingung:

Udah tutup kali Om....
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
Son_Ye_Jin_ Umur_30_an.jpg

Hyun in

images_1.jpg

Shin Eun


Part Four



Ketika dua mata saling berpandangan dan irama detak jantung serasa mengalun lebih kencang,itu adalah sebuah pertanda. Ketika mata telah terpejam, namun bayang tiada kunjung menghilang dalam pikiran, itu menunjukkan adanya rasa. Jika hari telah berlalu, namun jiwa terasa hampa, itu adalah isyarat kerinduan.

Shin Eun duduk dan memandang kosong ke depan. Kedua tangannya bertumpu di atas meja sembari menompang dagunya yang indah. Tiada sedikitpun ia menyadari saat Hyun in datang dan berdiri di samping nya.

"Hei, apa yang sedang kau pikirkan, Eun?" Hyun in bicara sambil mengibaskan telapak tangannya di depan wajah Shin Eun untuk mendapat perhatian.

"Ah, Hyun in, sejak kapan kau berdiri disitu?" Shin Eun nampak sedikit terkejut dengan kedatangan sahabatnya yang tiba-tiba itu.


"Belum lama, tapi cukup untuk mengetahui kalau kau sedang melamun" Hyun in menggoda sahabatnya itu.

"Kau sedang memikirkan apa?" Kembali bertanya Hyun in saat menyadari ada rona kemerahan di pipi Shin Eun.

"Kau ini..., Sudahlah. Ada apa?" Shin Eun berusaha mengalihkan pembicaraan.

Hyun in merasa aneh melihat sikap Shin Eun pagi ini yang sedikit tersipu. Namun tak sempat berpikir panjang karena ada hal lain yang harus ia bicarakan dengan Shin Eun.

"Aku sudah mendapatkan jadwal kegiatan David Hurtman untuk beberapa minggu ke depan. Apakah kau sudah mendapat informasi mengenai proyek terbaru Donghae Group?"

"Belum, sepintas seperti nya tidak ada proyek istimewa yang sedang mereka kerjakan. Namun aku mendapatkan informasi, ada beberapa pengusaha yang menguasai jalur distribusi produk di wilayah Asia, bahkan berita nya mereka akan datang juga ke Grand Paradise Hotel, tepat di saat bersamaan dengan launching buku David Hurtman. Sepertinya hal ini bukanlah sebuah kebetulan." Jelas Shin Eun.

Penjelasan Shin Eun membuat Hyun in mengerutkan keningnya. Ada sesuatu yang sedang di kerja kan oleh Donghae Group dan mereka harus mengetahuinya segera agar dapat menentukan langkah yang tepat untuk mengantisipasi.


Disaat kedua gadis cantik itu tengah bergelut dengan pikiran mereka masing-masing, Manajer Choi datang menghampiri. Melihat kedatangan sang pemimpin, kedua gadis itu membungkuk kan badan sebagai tanda penghormatan.

"Nona Hyun..., Tolong berikan berkas ini pada manajer Kim Lee. Saat ini, dia ada diruang direktur Woo." Dengan senyum ramah manajer Choi memberikan perintah.

"Saya,... Oh, iya baiklah" Hyun in menerima berkas tersebut dengan setengah hati.

Seperginya manajer , Hyun in membolak-balik berkas yang ia pegang . Ada rasa sungkan dalam hatinya untuk menemui manajer Kim Lee , terlebih lagi setelah kejadian memalukan beberapa hari yang lalu. Namun tentu saja, ia juga tidak mungkin menolak permintaan atasannya. Shin Eun yang memahami arti tatapan sahabatnya itu hanya tersenyum dan merasa mendapat kesempatan untuk membalas menggoda Hyun in.

"Manajer Kim Lee itu orangnya baik dan ramah. Dia juga bukan tipe orang yang pendendam. Sudahlah, pergi sana cepat, jangan biarkan ia menunggu lama"

"Kau ini..., Bukannya kau yang selalu memuja manajer itu? Lebih baik kau saja yang menyerahkan berkas ini."

Mendengar ucapan Hyun in , justru Shin Eun bangkit berdiri.

"Maaf ya, aku harus mencari data tentang proyek Donghae Group. Semoga sukses dengan manajer Kim Lee." Bisik Shin Eun penuh canda sembari melangkah pergi dan meninggalkan Hyun in yg bermuka masam , menggerutu seorang diri.

Dengan langkah terpaksa Hyun in pergi melangkah kan kakinya menuju tempat lift berada.

Hyun in menaiki lift dan menuju lantai lima untuk menyerahkan berkas dari manajer Choi kepada manajer Kim Lee. Di dalam lift ia teringat kembali peristiwa memalukan yg terjadi beberapa hari yang lalu dengan manajer muda berwajah tampan itu. Rasa tidak tenang menggelayuti hati dan pikiran nya. Bagaimana jika manajer Kim Lee masih mengingat peristiwa tersebut? Apakah ia mempermasalahkan hal itu kembali? Berbagai prasangka dan kekhawatiran muncul dari dalam benak serta alam pikir Hyun in.

"Tingg!!!!!"

Suara pintu lift yang terbuka menyadarkannya dari lamunan. Dengan bergegas , gadis cantik yang selalu mengenakan blazer berwarna gelap itu melangkah kan kaki, bahkan setengah berlari karena khawatir berkas tersebut sudah sejak tadi di tunggu. Kebetulan lorong disepanjang lantai itu sepi. Para staf nampak sedang sibuk bekerja di ruangan mereka masing-masing sehingga dengan leluasa Hyun in bergerak lebih cepat.

"Dugghh!!!"

Sesosok tubuh mendadak muncul di sebuah persimpangan dan Hyun in menabraknya secara tidak sengaja.

"Aduhh... keterlaluan sekali!" Hyun in yg nyaris terjerembab mengeluh kesal karena menyadari blazer kesukaannya telah basah ketumpahan kopi yang di bawa orang tersebut. Dengan masih menggerutu, ia mengambil berkas yang terjatuh di lantai dan menyelamatkan nya dari tumpahan kopi.

"Seharusnya, kau tidak minum sambil berja... lann..." Nada kekesalan Hyun in menjadi lirih di bagian akhir karena saat menengadah , barulah menyadari bahwa sosok yang ia tabrak ternyata adalah Manajer Kim Lee.

"Ya, kurasa kau ada benarnya, tapi bukan berarti kau dibenarkan berlari sepanjang lorong ini, kan?" Jawab manajer Kim Lee tenang.

"Emmmm... Maafkan saya . Ini salah saya, lain waktu saya lebih berhati-hati." Dengan gugup Hyun in meminta maaf. Dalam hati ia menyesali kebodohannya.

"Mmmm... Ini berkas yang anda minta, tuan. Manajer Choi meminta saya menyerahkan nya pada anda." Tidak ingin berlama-lama , hyun in segera menyerahkan berkas di tangannya dan membalikkan tubuh untuk berlalu.

"Tunggu....! Suara manajer Kim Lee mbuat gadis itu menghentikan langkahnya.

"Ikut keruangan ku"

Perintah manajer muda itu tak mungkin di abaikan oleh Hyun in. Dengan sedikit perasaan canggung, ia berjalan mengikuti sang manajer dari belakang. Blazer yang basah membuatnya sedikit risih, namun tidak ada yang dapat dilakukan nya saat ini.

Ruangan seorang manajer tidak sebesar ruang kerja para direktur perusahaan, tetapi manajer Kim Lee telah mendekorasinya dengan cukup menakjubkan. Pemuda itu rupanya cukup menyukai seni dan keindahan. Ia memasang beberapa lukisan dan melengkapi ruangannya dengan beberapa jenis tanaman hias yang berasal dari Asia. Hyun in yg baru pertama kali masuk ke dalam ruangan manajer Kim Lee tidak menyangka akan mendapatkan pemandangan semacam itu. Perhatian gadis itu juga tertuju pada buku buku yang tertata rapi di atas rak. Berbagai macam buku ada di sana. Bukan hanya yang berhubungan dengan bisnis dan fashion, tetapi juga yg berkaitan dengan psikologi serta filosofi dalam kehidupan.

Manajer kim Lee yg sedari tadi memperhatikan Hyun in , berjalan mendekatinya yang masih terpaku di depan rak buku.

"Nona Hyun in...." Suara manajer muda itu terdengar sedemikian lembut di telinga.

"Iya , tuan. Sahut Hyun in yang segera berbalik dan mengalihkan perhatian nya pada sang manajer.

Manajer Kim Lee tidak langsung melanjutkan kalimatnya. Untuk sesaat , dia memperhatikan tubuh ramping Hyun in yang berdiri di hadapannya. Merasa di perhatikan sedemikian rupa, gadis itu merasa jengah dan semakin merasa kikuk saat manajer muda itu memandang wajah nya.

" Buka blazermuu?" Mendadak , manajer Kim Lee memberi perintah yang seketika membuat Hyun in terperangah .

Gadis itu terkejut dan memandang sang manajer muda yang berdiri di hadapannya dengan jantung berdegup kencang. Dalam ruangan itu, hanya ada mereka berdua dan tentu saja Hyun in mulai merasa cemas. Apapun dapat terjadi saat ini. Kekhawatiran itu seketika menghantui pikiran nya.

"Cepatlah buka blazermu" manajer Kim Lee kembali memberi perintah dan membuat Hyun in tersurut mundur.

"Jj... Jangan" suara gadis itu sedikit tersendat. Dalam kepanikan yang mulai melanda , ia tak tahu apa yang harus di perbuat.

"Hyun in...!" Manajer Kim Lee melangkah semakin mendekat.

"I... Iya...!" Hyun in terus berusaha menjaga jarak, namun tubuhnya tertahan oleh rak buku yang ada di belakangnya.

"Sa...saya mohon jang.... jangan, tuan...!" Kata Hyun in memohon. Dalam jarak sedemikian dekat itu, manajer Kim Lee terus memandang wajah pias Hyun in. Sedikit ada bulir air mata menetes di sudut mata indah gadis itu.

"Jj... Jangan!"


____________________________________________


Kim_Tae_Hee.jpg

Kyo sun
Di tempat yang berbeda...

CHEONAN, sekitar 83 kilometer dari Seoul.

Kota yang memiliki kepadatan penduduk lebih rendah dari Seoul ini memiliki banyak potensi dan keindahan alam yang memikat. Tidak hanya itu , perguruan tinggi di kota ini juga telah mencetak banyak lulusan dan para profesional muda. Hari ini tim sepak bola kebanggaan CHEONAN tengah bertanding demi membawa nama baik kota yang mereka cintai. Ratusan pengunjung memenuhi stadion untuk memberikan dukungan . Sorak Sorai berkumandang di angkasa, bahkan sang surya tampak tersenyum seakan ikut merasakan keceriaan di hari ini.

Disalah satu sudut kota, seorang gadis berlari kencang di pinggir jalan raya. Tetes keringat nya telah membasahi kaus yang ia kenakan , namun belum ada tanda bahwa ia akan berhenti barang sejenak. Dengan nafas terengah-engah , ia terus berlari. Walaupun hari ini ada sebuah pertandingan besar , melihat dari tatapan matanya dapat dipastikan bahwa ia bukanlah seorang penggemar berat sepak bola. Ia hanya seorang gadis biasa dan ini adalah hari hari yang biasa ia jalani.

"Chiiitth!?!"

Suara rem yang di injak secara mendadak mengejutkan banyak orang. Gadis tersebut nekat menyebrang sebelum waktunya dan sebuah mobil yang melintas hampir saja menabrak. Untunglah sang pengemudi dapat menginjak rem dengan cekatan dan cepat.

"Maaf!" Seru gadis itu singkat sembari terus berlari ke sebrang jalan tanpa memperdulikan siapa pun.

Pemilik kendaraan itu merasa kesal hanya dapat menggerutu seorang diri karena gadis itu terus berlalu meninggalkannya.

*********

Galleria Center City yang terletak di pusat kota tampak telah ramai pengunjung. Tempat itu adalah salah satu dari beberapa pusat perbelanjaan yang terkenal di kota CHEONAN. Berbagai macam produk tersedia di sana mulai dari busana, peralatan rumah tangga, komputer, makanan, semua kebutuhan sehari-hari tersedia di tempat tersebut.

"Kau terlambat lagi!!" Ucap seorang penjaga stand busana wanita di lantai dua saat melihat rekannya yang baru saja datang.

"Maaf ya!" Jawab seorang gadis manis berkulit putih bersih yang baru saja memasuki ruang an stand tersebut. Rambutnya yang panjang di ikat dengan sebuah pita biru. Matanya nampak indah mempesona dengan bibir tipis yang menawan. Aura yang terpancar dari dalam dirinya terasa hangat dan penuh persahabatan. Gadis yang baru saja datang itu melangkah mendekati rekannya yang sudah menunggu sejak tadi. Walaupun sudah berganti pakaian, sisa sisa keringat di tubuhnya akibat berlari di sepanjang jalan menuju tempat itu masih dapat terlihat dengan cukup jelas.

"Kyo sun, aku tidak bisa melindungi mu terus." Suara rekannya terdengar lirih. Tampak jelas kekhawatiran terlukis jelas di wajahnya.

Kyo sun yg dapat memahami maksud perkataan temannya itu hanya tersenyum kecil dengan raut wajah yang diselimuti rasa tidak enak hati. Sudah berkali-kali ia terlambat dan temannya itu lah yang selalu melindungi dengan mencari-cari alasan apabila supervisor mereka berkunjung di saat Kyo sun belum datang.

"Aku mengerti maafkan, aku ya!" Hanya itu jawaban sederhana penuh kepolosan yang dapat di berikan oleh Kyo sun.

Senyum manisnya membuat sang rekan tak lagi kuasa mengungkapkan kegalauan. Semua akhirnya tertelan kembali dalam kesunyian dan kepasrahan.


********


To be continue


 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd