Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Masukan suhu untuk cerita ini dengan akhir yang seperti apa?


  • Total voters
    46
Status
Please reply by conversation.
Maafkan Nubi yang bru bisa update lagi...
Karena kesibukan di RL...

Maafken pulak jika SSnya tidak bagus...
Harap maklum Nubi masih amatiran
 

9250f1584266603.jpg

Test untuk mulustrasi tokoh tambahan...​
 
Part Sixteen


20170610_230433.jpg

Kyo In


25242388ffca216e629ab384dc860c7aa7f52471.jpg

Aisha

2524237911f14bebec3e2a0e8599c588c6edccd0.jpg

Andra



S ang surya kembali tersenyum memandangi bumi penuh arti. Dengan gagah, ia pancarkan cahayanya ke seluruh penjuru semesta ini dan sepenuh hati pula ia naungi hati setiap insan dengan kehangatannya.

Kyo In duduk di puncak sebuah bukit yang terletak di belakang asrama dan memandang hamparan kota CHEONAN nan indah. Gadis manis berparas ayu itu menekuk kedua kaki dan memeluknya erat sembari memandang jauh ke depan sana, tanpa suara dan tanpa gerakan , seakan jiwanya tengah menyatu dengan alam. Menyatu dalam keheningan, menyatu dalam kedamaian, dan menjadi bagian dari keindahannya.

Entah apa yang dipikirkan, namun raut wajahnya tiada menunjukkan kegundahan. Hanya ketenangan yang tersirat dari kesederhanaan dirinya dan alam pula yang mampu memahami serta membaca isi hatinya. Barisan awan putih diatas sana seakan ikut terbawa oleh ketenangan yang terpancar dari raga Kyo In. Mereka bersenandung ria sembari merapatkan diri sehingga tubuh gadis itu terlindung dari panasnya cahaya mentari.

Tak jauh dari tempat Kyo In berada, seorang pemuda berdiri sembari menyandarkan tubuh pada sebuah pohon rindang . Penuh perhatian, ia memandang Kyo In seakan jiwanya berusaha menyatu dengan alam pikiran gadis itu. Namun , betapa pun ia mencoba, sungguh tak kuasa menembus dinding penghalang yang menjadi pembatas di antara hati mereka.

Andra menarik nafas panjang, sudah beberapa menit lamanya ia berdiri di sana. Namun tak sedikit pun ia mampu membaca apa yang tengah dipikirkan oleh Kyo In. Tak sedikit pun ia mampu merasakan apa yang tengah di rasakan gadis itu. Tetapi ketenangan gadis itu seakan telah ikut memengaruhi Andra, memberikan kedamaian ke dalam jiwanya, mengira beban dan ganjalan dalam hati Andra. Semakin lama berada di dekatnya , semakin dalam Andra merasakan ketenangan itu. Perasaan yang tiada ia pahami, namun seakan telah menjadi dalam bagian dirinya. Saat ini Andra tidak mampu memahami siapa Kyo In sesungguhnya? Namun ketenangan dan kenyamanan gadis itu telah merasuk jauh ke dalam batinnya.

"Kyo In..., Siapakah dirimu sebenarnya?" Suara Andra terdengar lirih. Sebuah pertanyaan yang di ajukan pada dirinya sendiri.

Angin pagi ini cukup kencang menghembuskan tiupannya, menerpa tubuh Andra yang masih bersandar di sebuah pohon. Andra terus memandang Kyo In penuh arti. Ia hanya terus bergumam seorang diri. Mempertanyakan siapa Kyo In sesungguhnya..? Tanpa ia sadari sebuah tangan melingkar manis di pinggang pemuda itu.


"Ehm....! Saatnya nanti kamu akan tahu siapa gadis itu sesungguhnya. Cupps."


Sebuah jawaban yang nyaris membuatnya tersentak. Tidak percaya, namun jawaban nya mampu membuat Andra bingung dan apa maksudnya. Seorang gadis berjilbab muncul tepat di belakangnya. Seketika ia langsung berpaling ke arah sumber suara. Rasa terkejut, Andra semakin jadi saat menyadari siapa sosok wanita berjilbab itu. Gadis ramping, bermata indah itu memandangi dirinya, tidak lain adalah sosok Aisha gadis yang beberapa waktu lalu telah menolongnya. Sekilas ia menoleh ke arah Kyo In sebelum mengembalikan pandangan pada pemuda yang tengah ia peluk erat itu.

Andra mengerti apa arti tatapan nya itu, ia dapat membaca jalan pikiran sang gadis sehingga dengan segera ia menghindari kesalahpahaman.

"Emm... Mmm... Maaaf jangan salah paham, dulu. Bukan seperti yang kau pikirkan, Sha!. Aa... Aku cuma mengawasinya, nggak-nggak ada maksud apa-apa? Sungguh...!" Ucap Andra dengan sedikit gugup.

Puncak bukit di belakang asrama adalah tempat paling sepi dan jarang di lalui orang yang berada di situ. Gadis itu mendapati Andra berada di bawah pohon sambil diam-diam mengamati Kyo In. Adalah suatu yang wajar jika saat ini ia mencurigai pemuda di pelukannya. Aisha terus memandangi wajah Andra dengan sedikit raut yang ia buat-buat ekspresi seseorang yang sedang marah, namun dalam hati Aisha merasa tergelitik melihat wajah pemuda itu sedikit pucat pasi.

"Kamu, pasti bohong kan! Pasti ada maksud apa-apa, sama gadis itu, bukan?" Aisha berusaha berpura-pura menyudutkan dirinya.

"Ehh.... Nggak Sha? Serius..." Aisha makin mengeratkan pelukannya pada tubuh Andra.

"Awas kalau kamu, bohong . Aku gelitiki sampai terkencing- kencing!" Tapi sebelum benar-benar Aisha melakukannya, mendadak suara Kyo In terdengar dari kejauhan dan membuat perhatian keduanya teralihkan.

"Aisha.... Kau sudah disini." Buru-buru Aisha melepaskan pelukannya pada tubuh Andra dan menjauhkan dirinya.

"Eh... Ii... Iya. " Kyo In dengan senyum manis melangkah menuju tempat di mana Aisha dan Andra berdiri. Tampak jelas bahwa Aisha dan Kyo In telah cukup akrab dan tentu saja hal ini sedikit mengejutkan Andra. Apalagi selama ini Andra berfikir kalau Kyo In tidak memiliki sahabat.

"Kak Andra...?" Kyo In yang telah berdiri di samping Aisha merasa sedikit heran melihat keberadaan Andra di tempat itu. Apalagi ia tengah bersama Aisha sahabatnya. Kyo In merasa ada sesuatu yang mereka lakukan, tapi ia acuh tak acuh, tak mau mempermasalahkan. Kyo In cukup senang melihat keberadaan Andra di tempat itu. Sama sekali ia tak menduga akan bertemu dengan pemuda itu yang beberapa hari ini telah mengusik kesendiriannya.

Andra sendiri sebenarnya tidak siap menghadapi situasi ini. Ia merasa cukup d lema, untuk memberikan penjelasan. Namun sebelum sempat ia bicara, mendadak Aisha kembali berucap.

"Kita harus berangkat sekarang" ucap Aisha secara tak langsung telah menyelamatkan Andra. Akan tetapi tatapan Kyo In pada Andra tidak serta merta teralihkan begitu saja.
Kyo In memandang Andra dalam-dalam, membuat jantung pemuda itu seakan berhenti berdetak. Anehnya sinar mata Kyo In begitu lembut, tidak menunjukkan prasangka apa pun, bahkan sebaliknya penuh kehangatan. Aisha yang menyadari tatapan Kyo In pada Andra itu tatapan yang memiliki arti berbeda. Tapi Aisha justru merasa senang, jika ia akan memiliki saingan, merebut hati pemuda itu.

"Iya, Sha! Kita berangkat sekarang!" Jawab Kyo In dengan hangat pada Aisha.

Dengan sedikit mengangguk kepala, Kyo In berpamitan pada Andra tanpa memberi kesempatan padanya untuk berkata apa pun lagi. Kedua gadis itu melangkah pergi , tapi sebelum pergi. Aisha sempat berbisik.

"Pilih aku, atau dia." Yang kemudian meninggalkannya seorang diri.

Andra pun bagai tersihir dan hanya diam memandangi keduanya dari kejauhan. Sepintas, Kyo In menoleh ke arahnya dan entah kenapa cara gadis itu memandangnya seakan masih menyisakan sebuah pertanyaan.

Kyo In dan Aisha, bayang- bayang kedua gadis itu kini telah menghilang dari pandangan . Andra bagaikan merasa terbawa dalam kesyahduan yang di tinggalkan oleh Kyo In sehingga tidak menyadari akan tugas utamanya, yaitu menjaga dan mengawasi Kyo In kemana pun pergi. Tapi saat Andra menyadari semua sudah terlambat. Gadis itu sudah pergi jauh, entah kemana ia pergi bersama Aisha si gadis berjilbab.


~••o 234 o••~

Sementara di tempat yang berbeda....

Sebuah Apartemen di pusat kota CHEONAN...


Pemuda itu mulai menggeliat, dan baru menyadari jika tubuhnya tertindih oleh tubuh seorang gadis itu. Opp. Di ralat seorang wanita. Karena kegadisannya baru saja di renggut beberapa jam sebelumnya oleh pemuda itu.

Satria memeluknya erat dan menciumi puncak kepalanya." Eun bangun yuk, nampaknya hari sudah semakin siang.!"

Saat Satria menengadah pandangannya ke arah nakas dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi. Dua jam sebelumnya ia dan Shin Eun baru saja menyelesaikan persetubuhan yang begitu luar biasa panas dan menggairahkan. Beberapa kali ia berhasil memuaskan Shin Eun pada titik klimaks nya. Bahkan kini tubuhnya masih menyatu, penisnya masih mendiami inti kewanitaan Shin Eun.

Rasa pegal dan sedikit lapar menyeruak dalam tubuhnya. Satria baru menyadari jika ia telah lama meninggalkan sajiannya yang telah ia buat dua jam yang lalu terhidang di meja makan.

Kruyukkkk... Kruyukkkk... Kriukkk...

Suara perut Satria baik Shin Eun telah diperdengarkan. Keduanya nampak sama-sama kelaparan, setelah nafsu syahwatnya menguasai seluruh tubuhnya. Tanpa memperdulikan keadaan dirinya masing-masing. Hanya ingin menuntaskan hasratnya semata.

Perlahan Shin Eun pun mulai terbangun. Dan masih memeluk tubuh pemuda itu sangat erat.

" Nanti, sebentar lagi Tria?"

"Tapi aku sangat lapar, Eun. Bukan kah kamu juga. " Hardik Satria.

"Mmmm... Nggak...." Tetapi sebelum Shin Eun menyelesaikan omongannya.

Kruyukkkk... Kriiyuuuutkk....

Spontan Satria pun tergelak, mendengarnya. Sungguh sangat malu sekali Shin Eun dibuatnya. Bahkan Shin Eun membenamkan wajahnya pada dada bidang Satria. Enggan untuk menatap wajah lelakinya itu.

"Sayang, bangun yuk, kita sarapan pagi dulu. Nampaknya kamu juga kelaparan." Ucap lembut Satria berbisik di telinganya.

Shin Eun hanya mengangguk pelan kepalanya. Tanpa memandang lelakinya itu.

"Ya, udah. Aku lepas ya, Eun!" Ujar Satria mengangkat tubuh Shin Eun untuk mengeluarkan penisnya dari inti vaginanya.

Ploopp...

"Awww.... Pelan-pelan Tria, masih sedikit perih.!" Desisnya saat penis besar lelakinya itu baru saja keluar dari dalam inti vaginanya. Nampak leleran sperma bercampur noda merah keluar dari liang vaginanya yang sedikit dower.

Dan Satria pun segera bergegas menuju ke arah toilet yang berada di dalam kamar Shin Eun. Ia membasuh wajahnya, seakan ia tidak percaya dengan apa yang terjadi dan ia lakukan pada diri Shin Eun. Bahkan Satria masih mengingat jelas kejadian panas dirinya dan Shin Eun. Begitu menggairahkan dan sangat agresif.

"Sudah buruan gantian, Tria . Aku juga ingin memakai kamar mandi nya." Suara Shin Eun membuyarkan konsentrasinya.

"Eh... Iya, Eun...! Ini sebentar lagi." Sahutnya sambil terus membasuh seluruh wajahnya.

"Su... Suu... daah.." Ucapan Satria mendadak tergagap. Melihat pemandangan tubuh Shin Eun yang tak terbalut sehelai benang pun menutupinya, saat Satria baru membuka pintu kamar mandi.

"Ih... Tria. Buruan aku mau pakai kamar mandinya. Bengong aja, kayak belum pernah liat aja. Padahal barusan udah nyicipin." Sahut Shin Eun menyadari kegugupan Satria pada dirinya. Dengan bisikkan di akhir ucapannya itu.

"Dah, ah Tria. Jadi mesum, hihihi...!"

Satria hanya menepuk dahinya. Dan segera mengenakan kembali seluruh pakaian dan celana panjangnya itu. Untuk kembali menghangatkan makanan yang sudah terlanjur dingin itu.


~••o 234 o••~

Shin Eun begitu menikmati sekali sarapan paginya itu. Satria dengan penuh kesabaran dan telaten menyuapi Shin Eun yang begitu manja dan kekanak-kanakan. Ia hanya akan makan jika di suapi dan duduk manis di pangkuan lelakinya itu. Suapan demi suapan habis di lahap oleh Shin Eun hanya menyisakan remahnya saja. Satria baru menyadari jika wanitanya itu sangat manja dan beberapa kali membuatnya merasa jengkel. Biarpun begitu Satria tidak sedikitpun merasa benar-benar jengkel, hanya candaan kekesalan semata yang ia tunjukkan pada wanitanya itu. Bagi Satria semua wanita itu sama, manja ,ingin di perhatikan dan di sayangi oleh pasangannya.

"Eun... Habis sarapan aku mesti pergi, ada kerjaan yang harus aku lakukan pagi ini." Ucap Satria yang terus mengelusi puncak kepala Shin Eun. Wanitanya hanya diam, menampakkan wajah ketidaksukaan. Satria langsung menanggapi perubahan wajah Shin Eun itu.

"Kamu, nggak perlu risau. Eun. Aku pergi hanya sebatas urusan pekerjaan, bukan maksud yang lain." Satria kemudian mencium keningnya.

"Aku janji, setelah urusanku selesai, aku bakal menemui kamu lagi, Eun sayang." Dengan sigap Satria melebarkan tangannya. Menangkap tubuh Shin yang memeluk benar-benar sangat erat. Seperti tidak ingin terpisahkan.

"Janji." Balas Shin Eun singkat.

"Janji...!"

Satria pun melepaskan pelukannya dan menatap tajam gadis itu dengan senyum khasnya. Meninggalkan apartemen Shin Eun.

"Huh.... Pagi yang indah, seperti hatiku yang sedang bahagia ini. Huh..." Gumam Satria saat sudah berada di dalam mobilnya. Yang kemudian mulai menyalakan mesin mobilnya.
Tujuannya kali ini adalah kembali pulang ke apartemen miliknya. Mobilnya pun melaju dengan kecepatan tinggi.

"Shin Eun dan Kyo Sun, dua gadis yang aneh...!" Gumam Satria pelan. Sementara kedua tangannya dengan cekatan bergerak ke kanan dan ke kiri mengendalikan roda kemudinya. Meskipun pandangan pemuda itu fokus ke arah depan , melihat dari raut wajahnya, dapat di katakan saat ini pikirannya sedang melayang ke tempat lain.

"Mengurusi Kyo Sun saja sudah membuatku lelah dan kurang tidur, di tambah lagi aku meniduri gadis manja itu. Tapi nikmat. Ah... Kenapa aku jadi mikirin kedua gadis itu. " Pertanyaan dan bayangan keduanya gadis itu membuat pikirannya semakin jauh melayang tanpa batas.

Menjaga Kyo Sun semalaman tlah mengakibatkan Satria merasakan lelah dan kantuk yang luar biasa. Di tambah lagi lelahnya dua kali lipat dan terkuras habis tenaganya, setelah bersetubuh dengan Shin Eun si perempuan manja, walau terisi dengan sarapan dan tidur beberapa saat. Tetap saja badannya masih merasakan lelah dan kantuk. Namun ,bukannya mengurangi kecepatan, justru menambahnya dengan maksud agar cepat sampai di tujuan.

"Ah... Masa bodoh lah. Mumpung sepi. Kenapa juga aku mengurusi kedua gadis itu. Sekarang aku ingin cepat pulang, tidur nyenyak." Ucap Satria sembari menyalip salah satu mobil di depannya.

Satria memang cukup lihai mengendarai sedannya. Selihai-lihainya tupai, pasti akan jatuh juga. Di tambah lagi dengan kondisi tubuhnya saat ini, tetap saja kemampuannya tidak bekerja secara maksimal sehingga keseimbangannya sedikit terganggu saat menyalip mobil terakhir tadi dengan kecepatan yang cukup tinggi.

"CHIIIIIITTTTTT....!!!!"

Mendadak, Satria menginjak pedal rem dengan kekuatan penuh bersama dengan datangnya kendaraan dari arah lain yang tepat memotong jalannya.

"BRAAKKHh...!!!"

Benturan keras tidak terelakkan meskipun Satria sudah memutar kemudinya sekuat tenaga. Beberapa mobil di belakang Satria juga tidak mampu mengelak dan akhirnya ikut menghantam sedan yang di kendarai Satria secara beruntun.

"BRAAKKHH... DHUARGH.... BRAAKKHH...

Malang dan naas bagi pemuda itu, semuanya terjadi sedemikian cepat. Semua orang yang menyaksikan hanya terpana untuk beberapa saat sebelum tersadar apa yang telah terjadi. Sedannya ringsek depan belakang.

Dalam hitungan detik, pertigaan jalan itu dipenuhi kerumunan orang. Satria yang seketika tidak sadarkan diri, terjebak dalam reruntuhan tabrakan beruntun. Hanya pasrah akan takdir hidup dan mati. Ia hanya bisa mendengar suara-suara riuh di sekelilingnya. Bahkan Satria merasa tubuhnya sedemikian ringan, melayang jauh ke angkasa.



~••o 234 o••~​
 
Terakhir diubah:
Bimabet
:baca:numpang baca dl ya suhu....
mbok ya satria istirahat dl.....
habis olahraga sama shin eun malah diforsir tenaganya....
jd kurang konsentrasi....
update kali ini bikin kepikiran.....
gmn shin eun ntarnya
:aduh:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd