Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Akibat Tugas Akhir

Status
Please reply by conversation.
Wah sudah pada antri yah minta update.. hehe maaf2 Lagi di Real life dulu nggak ngecek pemberitahuan...

Bonus ane kasih penampakan si Indi
Yang tanya ini real picture, sekali lagi bukan.. ini hanya mulustrasi aja dari cerita ane.

[HIDE]Harus like dulu baru bisa lihat ini[/HIDE]
[/spoiler]

Gue dan Indi kemudian membereskan sisa permainan kami sebelum akhirnya berjalan pulang , ditengah perjalanan gue nggak bisa menahan rasa penasaran gue mengorek informasi tentang Indi yang selama ini hanya informasi umumnya saja.
(Mode teriak2 udah off)

'ndi.. pacar loe sekarang siapa ?' tanya gue.
'napa loe tiba2 tanya pacar gw segala' balas Indi yang bingung.
'nggak, cuman nanya doang, habisnya selama ini anak2 pada tau kalau loe jomblo..'
'kirain loe mau nembak gue ? Kasian kan si Wulan (pacar gue), yah gue emang jomblo'
'nggak lah, lagian gue masih sayang sama wulan'
'sayang, tapi main api , dasar cowok'
'kan beda ndi, kalau sama Wulan kan main perasaan kalau sama loe dan Tante Sinta itu kan nafsu, btw beneran loe naksir gue ?'
'yah terserah loe aja, ' katanya tak menjawab pertanyaan gue.
'loh kok nggak dijawab'
'kan tadi udah gue bilang' ucap indi terlihat tersipu atas pertanyaan gue.
'hehe, oh yah ndi jangan lupa yah diminum obatnya, loe hamil kan bisa bahaya'
'ia.. cerewet deh' ucapnya sembari tersenyum.
'btw loe sama mama Sinta udah berapa kali gituan ?' tanya Indi.
'2 kali ndi.......' jawab gue sambil bercerita secara gamblang dari awal sampai akhir ketahuan dia, tapi gue skip bagian dimana Tante Sinta meminta benih gue sebagai bonus untuknya.
'ya ampun, tapi emang kasian juga mama sinta masih muda masih on2nya , liat loe gitu apa nggak naik birahinya' ucap indi yang tampak mengerti perasaan ibu tirinya.
'emang loe nggak marah ndi, tau mama loe selingkuh'
'marah ? Ngapain juga, gue emang nggak terlalu akrab sama dia tapi dia baik, lagian bukan mama kandung gue jadi terserah aja, masing2 kan punya privasi nya, cuman..' ucap Indi yang punya idealis privasi.
'Cuman apa' tanya gue penasaran.
'yah cuman gue keduluan aja' kata Indi sembari tertawa.
'haha.. lagian loe sih imagenya alim, kalau gue tahu loe doyan ML udah gue jabanin loe duluan, btw habis ini loe masih kan mau ML sama gue ?'
'menurut loe ? Asal gue nggak jadi pelarian Loe aja dari wulan'
'hahaha' ucap gue tertawa sembari terus berjalan.

Tak terasa kami sudah tiba di rumah om Rizal yang masih sepi karena om Rizal belum pulang, sama seperti kedua anak om Rizal yang juga belum sampai.

'ehh udah gimna, gw dah cari tapi nggak ada dimana2'
'tenang re, yang ilang gue yang panik loe, udah ketemu kok tadi dekat air terjun nemunya lumayan susah juga karena mutar2 makanya pulangnya kelamaan' ucap indi yang berbohong tentang durasi waktu yang sebenarnya dipakai bukan untuk mencari kalungnya melainkan memenuhi nafsu birahi kami berdua.
'ow gitu, yaudah loe sih makanya lain kali itu jangan pelupa, teledor amat' ucap Rere yang mulai cerewet.

Akhirnya hari itu kami lewati dengan damai dimana setelah berkenalan dengan anak2 om Rizal, kami makan bersama setelah itu kami beristirahat dari penatnya laporan yang masih maraton dikerjakan kami bertiga, gue sedikit membantu membuat laporan Indi dan Rere setelah mengadakan 'perjanjian' dengan Indi.

Keesokan harinya setelah sarapan pagi dan si kembar anak2 om Rizal pergi ke sekolah, om Rizal mengajak gue, Indi dan Rere untuk sekedar melihat keseharian dia sekalian rehat sejenak dari pekerjaan kami. Ternyata kami diajaknya kesebuah perkebunan yang adalah miliknya Disana kebetulan juga sedang panen buah jeruk, sehingga kami bisa mengetahui bagaimana proses panen, pendistribusian hingga tiba dan layak konsumsi, namun om Rizal tak mendetail menjelaskan pada kami yang ia tahu sedang berlibur dari penatnya tugas. Kami diajaknya memanen sambil menikmati buah jeruk yang manis itu, sembari om Rizal bercerita tentang kehidupannya dari jatuh bangun sampai bisa sukses, disela2 ceritanya ia sering bercanda sehingga suasana ngobrol kami lebih seperti nongkrong dengan teman2.

'emang om nggak kesepian gitu sendiri aja, nggak ada niatan cari istri lagi' tanya Rere yang memang ceplas-ceplos itu.
'haha.. nggak lagi, sekarang om lebih menikmati hidup ini, kalau dulu berusaha buat cari uang demi anak2 om bisa makan sekarang om sudah santai aja hasil sawah dan kebun sudah sangat cukup membiayai kami bahkan pekerja2 kami. Kalau ditambah dengan istri baru nanti repot minta ini dan itu apalagi nggak berjuang sejak awal, bisa2 uang aja yang diincar' kata om Rizal begitu bijak akan prinsipnya.
'ia juga sih om' kata Rere menimpali.

Gue dalam hati hanya berdecak kagum walau sedikit memprotes prinsip om Rizal
'kuat juga om Rizal, wah kalau gue diposisinya nggak kuat ahh.. punya uang, punya segalanya tapi si Joni nggak di Service, bisa karatan, mungkin dia lupa enaknya himpitan 'sarang' joni' kata gue berbisik pada Indi saat kami sedang berjalan turun dari tempat kami beristirahat dan mengobrol dimana om Rizal dan Rere sedang didepan kami lumayan jauh untuk mendengar percakapan kami.
'hush kamu yah' ucap Indi mendengar ucapan gue, sembari mencubit, lengan gue. Emang nih anak sukanya nyubit2.
'loh emang benar kan, liat nih si Joni belum sukses aja udah dapat ibu dan anaknya' ucap gue membuat Indi tersipu.
'ahh ndi nakal kamu yah' erang gue sesaat setelah ucapan gue pada Indi membuat Indi bukan saja mencubit gue tapi tangannya meremas si Joni kuat. Gue membalas remasan Indi dengan meremas bokongnya sehingga Indi kembali mencubit gue.
'hush udah ahh nangi diliatin' katanya namun tak menepis remasan tangan gue,
'habisnya loe duluan sih, nah tuh Joni bangunkan tanggung jawab loe, lemesinnya kan susah' kata gue yang dibalas Indi kembali meremas Joni gue tapi kali ini tak dengan kuat namun seperti sedang merangsangnya.
'sukurin, bye'
'sialan' ucap gue. Setelah Indi membangunkan si Joni kemudian berlari menuju Rere didepannya.

Wanita itu berhasil membuat gue mupeng ditengah jalan setapak menuruni perbukitan perkebunan, untungnya si Joni bisa di kondisikan dengan cara gue mulai berkonsentrasi melihat sisi kiri dan kanan kebun om Rizal, dan mulai menganalisa perkebunannya dengan ilmu yang gue pelajar di kampusi. Dan ini sedikit menurunkan birahi gue.

Kami berjalan menuju kesebuah rumah sederhana namun lengkap dengan kamar tidur dapur dan juga perabotan didalamnya, terlihat juga rumah itu terawat dengan baik. Rumah itu memang sengaja dibuat om Rizal saat ia berada di kebun buahnya ini mengingat perjalanan dari Rumah om Rizal yang dibawah ke kebun ini lumayan jauh dengan Medan yang kurang bagus apalagi menurut om Rizal kalau saat panen sulit meninggalkan kebun karena pasti ada aja masalah yang dihadapi dan akan capek kalau ia pulang pergi menuju tempat ini, sehingga ia membangun sebuah rumah kecil dekat perkebunan.

'kalian istrahat aja disini, Sorean baru kita balik ke rumah aja, om masih ada yang mau di kerjakan'
'wah nggak seru om, kita kan pengen liburan si Fery aja tuh yang ngeluh capek emang bukan anak kampung dia nggak kuat jalan2 di sini om, aku sama Rere ikut om aja biar si Fery disini' kata Indi yang membuat gue kali ini kesal sama dia, biasanya yang buat kesal si Rere malah ini si Indi.
'benar om, emang si Fery nggak cocok dia' timpal Rere membuat gue semakin kesal.
'halah..emang loe berdua aja yang pengen liburan terus' kata gue melepas kekesalan gue.
'emang ngak apa2 fer kamu disini sendirian ? ' tanya om Rizal.
'ngakk apa2 om lagian semalam begadang ngerjain tugas nih 2 orang udah dibantu malah ngejek' kata gue melepas kepergian mereka bertiga yang terlihat pergi menjauh dari rumah kecil ini.

Akhirnya gue bisa istrahat juga setelah semalaman ngerjain laporan Indi dan Rere, kebetulan Disana ada 2 kamar tidur jadi gue pilih kamar yang kecil untuk melepas penatnya gue. Waktu itu jam menunjukan pukul 11 hingga gue terlelap hampir 2,5 jam. Hingga akhirnya gue dibangunkan oleh Suara ribut di ruang depan dimana ternyata indi dan rerelah yang membuat keributan.

"Ehh udah bangun fer, ini makanan loe' kata indie menyerahkan sebungkus nasi kearah guem
'om Rizal mana ? ' tanya gue.

Lalu mereka menjelaskan kalau om Rizal harus mengurus beberapa masalah sehingga mereka berdua di drop dulu disini karena nggak memungkinkan mereka untuk ikut.

'yaudah kami istrahat dulu loe kan udah, nah sekarang jagain yah' kata Rere sembari ia dan Indi menuju kamar besar yang tadi Disana emang tersedia kasur king size.
'sialan gue ditinggal lagi' kata gue dalam hati tapi terlihat senang ada makan siang didepan gue. Lalu gue menyantap makan siang yang sudah di berikan, setelah itu gue membuka tv menonton acara tv, tapi karena kurang seru gue akhirnya memutuskan untuk mendinginkan diri saja dengan mandi. Diakamr mandi yang biasanya gue beronani, kali ini gue nggak melakukannya.

'biar aja Peju gue nggak mau gue buang sia2,' ucap dalam hati.'

Lama gue mandi sembari bernyanyi dan berdengung Disana. Setelah mandi gue menuju kamar, ingin melanjutkan tidur gue. Tapi baru beberapa menit gue berbaring ponsel gue berbunyi dan tertera nomor baru Disana, karena merasa nggak kenal akhirnya gue reject, tapi kembali telpon itu berdering, hingga 3 kali gue reject dan akhirnya muncul SMS dari nomor yang sama.

'Fery ini Tante Sinta diangkat telponnya dong' bunyi SMS tersebut yang tak berapa lama muncul telpon darinya.

'maaf Tante Fery nggak tahu nomor siapa baru soalnya makanya di reject'
'ia, kamu simpan yah nomor Tante, eh btw kapan baliknya kalian'
'paling besok sore tan' ucap gue karena tadi sempat dibicarakan dengan Indi, karena terakhir om Rizal ingin mengajak kami jalan2 lagi.
'wah lama juga yah bukannya 2 hari lagi kalian sudah pulang ke kota x' tanya Tante Sinta.
'ia Tante, sekalian puas2in disini, emang kenapa ? Tante udah kangen yah ?' tanya gue menggodanya.
'itu tahu, cepat2lah balik sini Tante kesepian nih rindu genjotan kamu'
'ahh Tante bisa aja, Tante lagi dimana sekarang'
'dirumah aja fer'
'sendiri ?'
'nggak ada Rudi tapi udah tidur emang kenapa fer ?'
'tante tahu phone sex nggak ?' tanya gue.
'ha ? Apa itu ?'

Gue lalu menjelaskan pada Tante Sinta dan meminta dia menjauh mencari tempat aman setelah ia setuju melakukan phone sex. Setelah itu gue melakukan phone sex dengan Tante Sinta.
'ohh Tante.. mhhh aku remas toketnya yah.. mhhh ssttt'
'isap fer, ahhh' desah Tante Sinta.
'mhhh nikmat banget toket Tante Fery senang Tan, mhhh'
'ohh Fer, kontol kamu besar banget Tante lagi kocok nih mhhh'
'ohh Tan enak Tan terus Tan.. mhh nikmat, mhh memek Tante juga nikmat, Fery mainin dengan jari yah' ucap gue dan Tante Sinta sambungan telepon sembari merangsang diri kami.
'ohhh fer....mhhh ssttt'... Eh kamu kenapa fer' desah Tante Sinta yang tiba-tiba berhenti setelah mendengar gue terkejut di balik hpnya.
'ehh nggak kok Tante tadi ke asikan sampai jatuh' ngeles gue, padahal yang sebenarnya terjadi adalah pintu kamar gue terbuka dan didepan berdiri sosok Indi yang memberikan kode dengan telunjuknya berdiri vertikal di depan bibirnya menandakan untuk gue nggak berisik.
'ahh kamu bisa aja, mhh lanjut yah sini giliran Tante sepong kontol kamu' kata Tante Sinta yang terdengar desahannya, dari suaranya terdengar ia seperti sedang mengulum sesuatu, entah jadi atau apalah itu yang tahu hanya Tante Sinta aja.
'mama Sinta yah, wah kalian lagi telponan, mhh sampai bugil gini 'ucap Indi yang kemudian masuk setelah mengunci pintu kamar.

Kemudian Indi dengan sigap menghampiri gue dan langsung menggenggam si joni.
'di loudspeaker dong fer, pengen dengar' kata Indi berbisik pada gue yang sedang tiduran.
'mhh sttt ahh Fer,, nikmat banget kontolmu mhh slurpp slurpp slurpp' terdengar fantasi Tante Sinta lewat hp gue.
'owhh Tan enak banget hisapannya, mhhh sstt mhh' kata gue sembari mengelus halus rambut Indi yang sudah melahap si Joni seperti fantasi Tante Sinta.
'owhh sayang pelirnha dihisap juga' kata gue yang bermaksud mengarahkan Indi.
'ia sayang ini Tante isap zakarmu' jawab Tante Sinta.
'mhhh say enak Tan.. ohh buka bajunya yah' kata gue.
'mhh sayang ini Tante udah buka baju kok, malah udah bugil' kata Tante Sinta bingung dengan permintaan gue yang sebenarnya di tujukan untuk indi'
'hehe ia Tante maaf salah,' kata gue yang diikuti tawa Indi yang untungnya tak didengar Tante Sinta.
'yaudah Tan lanjutinya seponganya dong' ucap gue yang diikuti Tante Sinta merintih, sembari Indi yang sudah membuka bajunya dan bra-nya hingga toples didepan gue
'mhh fer, Tante apit yah kontol kamu dengan nenen tante, mau' ngak'
'ihh Tan.. mau Tan buat enak yah' kata gue sembari berbisik ke telinga Indi.
'ayo ndi ikutin fantasi mama Sinta, ' kata gue ,

Kemudian merubah posisi dari yang tadinya berbaring kini gue duduk dipinggir tempat tidur dengan kaki menjulang ke lantai sembari membuka selangkangan gue lebar-lebar sehingga tubuh Indi bisa masu, dada Indi mulai merapat dan berusaha memainkan mengapit kontol gue ditangannya lumayan sulit bagi Indi yang tak memiliki toket besar ia harus menekan kedua sisi toketnya untuk mengapit kontol gue.

'haha.. susah yah beda onderdil sih, ' ucap gue mengejek Indi yang terlihat kesulitan mengapit kontol gue.
'awww' pekik gue.
'kenapa fer' tanya Tante Sinta.
'nggak kok tan ini kegesek tangan tadi, terlalu semangat diapit toket besar Tante' ucap gue berbohong padahal zakar gue si sentil Indi yang gue ejek tadi.sembari memberi kode minta maaf pada Indi.
'wah fer dikasi pelumas dong, handbody gitu, nanti lecet loh, masih perih ?'
'Ia tan, udah mendingan kok tan, Tante desah aja terus lama2 juga ilang perihnya' kata gue pada Tante Sinta
'mhhss sttt ahh fer... Nikmat... Mhhh sssttt ahhh' desah Tante Sinta setelah permintaan gue. Sementara Indi berdiri membuka celana jeans panjangnya berserta celana dalamnya hingga ia bugil didepan gue.
'fer giliran loe jilmek gue' kata Indi berbisik. Kemudian ia berganti posisi dengan gue dimana ia duduk mengangkang dan gue berlutut didepannya.
'tapi loe jangan berisik yah nanti ketahuan lagi'
'ia fer' ucap indi.
'tan, feri pengen jilati memek Tante ' ucap gue di handphone
'mhhh ia sayang, mhh tapi benar juga kamu nggak pernah jilati memek Tante loh fer ?' ungkap Tante Sinta ke gue.
'owh yah, mhh mungkin Fery kurang tertarik tan....' ungkap gue yang belum habis bicara namun dipotongnya.
'kurang tertarik apanya fer, sama tante'
'bukan gitu tan kalau sama Tante tiap hari feri jabanin, tapi Fery pernah trauma jilmek cewek bulunya lebat Tante, soalnya hampir habis napas fery' kata gue jujur dengan trauma gue.

Didepan gue Indi sepertinya sudah tak sabar karena gue belum menyentuhnya asik ngobrol dengan Tante Sinta, dari gerakan mulutnya yang tak bersuara ia seperti berkata.
'fer. Cepetan' gue akhirnya tersadar juga didepan gue ada wanita yang menunggu memeknya gue nikmati, namun gue nggak biasa mengabaikan wanita dibalik hp ini, sehingga gue mulai mengelus memek Indi dengan jemari gue menanggapi permintaan Indi.
'ow gitu, yaudah nanti Tante cukur deh bulu Tante, tapi janji yah benar2 Tante di jilmek habis kamu pulang..' pintanya.
'ia Tante sayang Fery janji, sekarang Fery jilati jarak jauh aja yah' kata gue kemudian mulai mengarahkan wajah gue ke memek Indi dan mulai menyapu memeknya dengan lidah gue sementara hp tetap gue letakan di kasur sebelah Indi.

'ohh Tan Fery jilattin memek Tante, mhhh ssttt Fery masukin jarinya yah.. mhh sshh Fery hisap yah , Fery mainin clitoris Tante mhh sshh enak' ucap gue memberi Tante Sinta rangsangan dari kejauhan dengan jaga2 gue sementara Indi mendapatkan realnya bukan saja kata-katanya.
'ahhh mhh sssttt nikmat.. mhhh sshh' desah kedua wanita ini yang gue buat keenakan.
'fer... Kamu lagi sama siapa. Kok ada suara cewek' Tante sinta mulai bertanya dan curiga setelah mendengar suara desahan cewek selain dirinya. Gue memberi tanda pada Indi untuk diam sejenak.
'haa.. nggak kok tan ini laptop Tan, Fery nggak tahan makanya Fery buka film blue tan, lagian Fery lagi sendiri si Indi dan Rere lagi pergi sama om rizal' kata gue mengeles dengan cepatnya, mungkin ini adalah keahlian gue yang terpendam.
'ow gitu, yaudah terus fer Tante udah horny banget nih' ucapnya meminta gue melanjutkan rangsangan gue, kemudian gue melanjutkan menjilati memek Indi sembari memberi rangsangan pada Tante Sinta, sementaea Indi sudah mengatup mulutnya agar tak lagi bersuara.
'mhhsss ssshh aahhh' desah Tante Sinta..
'mhh slurpp.. clekkk.. clekkk.. clekkk. ' pintu peraduan memek Indi dan lidah gue.
'ohh Fer, sauramu kayak benar2 lagi jilati memek Tante, mmhh terus sayang..' ungkap Tante Sinta yang tak menyadari kalau gue memang lagi menikmati memek, yah memek Indi.

Gue melanjutkan permainan ini hingga akhirnya Tante Sinta tak kuat lagi menahan kenikmatan yang ia rangsang sendiri dibantu fantasi gue padanya,

'fer.. tante. Mau keluar.... Mhhhhhhhh sssttt ahhhhh' erangnya panjang mendapati orgasmenya, sementara itu sama seperti ibunya, Indi terlihat sedang bergairah bahkan desah yang sudah ditahannya lepas saat ibunya mengerang hebat dari loudspeaker yang menggelegar,
'tante kenapa' kata gue menanggapi Tante Sinta yang sehabis orgasmenya terlihat panik dengan suara tak jelas.
'wadu sayang, Rudi bangun nih, mungkin kaget dengar suara Tante tadi, ini dia lagi ngetuk kamar kamu'
'serius Tan, wah Tante kan belum aku entotin, Fery juga belum keluar nih' ucap gue yang kecewa padahal ingin merasakan nikmatnya mengentot Indi dengan suara latar Tante Sinta. Sembari gue mengantikan pekerjaan mudah gue dengan jemari di memek Indi.

'sory sayang maafin Tante, nanti aja kalau kamu pulang yah, Tante janji bakalan buat lemas kontol kamu berapa rondepun kamu minta, sekarang kamu simpan aja Peju kamu buat Tante nanti jangan dikeluarin yah'
'yaudah benar yah...?' kata gue memastikan.
'benar sayang, owh yah tadi Tante pinjam kolor kamu Tante pakai masturbasi ini basah Tante pakai nampung cairan Tante' ucapnya yang menggunakan dalaman gue sebagai fantasinya
'nggak apa2 kok tan, kalau mau pakai aja sepuas Tante.'
'makasih yah fer, rasa kangen Tante terobati, dah...'
'tutt.. Tut..'

Akhirnya terputus juga sambungan telpon gue yang didengar semuanya oleh Indi.
'fer, gue lagi dong nih udah dikit lagi' ucap Indi meminta gue menyelesaikan permainan gue.

Dan akhirnya gue melanjutkan menjilati memeknha...hingga Indi mencapai puncaknya..ia mengerang namun tertahan kedua tangannya, kepala gue diapit ya sementara cairannya membasahi bibir gue yang dengan lahap gue nikmati.
'mmmppppphhhttt' erang Indi tertahan bantal yang ia pakai menahan suaranya. Indi menikmati sisa orgasmenya dengan wajah puas.

'gimana fer, mau entotin Tante indi nggak terserah kamu deh, yang penting Peju kamu buat Tante sekarang' kata Indi mengejek gue dengan leluconnya.
'ahh becanda aja loe ndi, mhh loe sepongin gue aja, kayaknya nikmat juga sepongan loe, kemarin udah janji juga kan lagian gue udah ngentotin loe kemarin'
'yaudah deh, loe baring tapi low jilmek gue lagi yah, enak banget soalnya gue ketagihan nih'
'yaudah tapi nanti gue keluar dimulut loe yah , ingat kata tante sinta jangan buang-buang peju' mengoda indi yang disetujuinya.

Indi dengan semangatnya beraksi diatas tubuh gue dimana gay 69 yang kami pakai sembari indi melahap kontol gue, gue kembali melahap memeknya yang gue buat basah lagi denan aksi lidah gue. kalau boleh jujur sepongan indi ini terbaik, ia sangat menikmati kontol gue dimana seluruh permukaan kontol gue dijilatinya, bahkan gue nggak merasakan terkena gigi si indi ini dikombnasikan dengan permainan tangannya yang menggenggam dan mengocok si joni, pelir gue bahkan tak luput dari kulumannya.

'mhh ndi, enak banget ndi terus sedott..' kata gue saat pipi indi kembang kempis menghisap kontol gue.
'mhh ayo ndii dikit lagi gue keluar' ucap gue saat puncak sudah terlihat didepan mata.
'slurpp.. slurrpp.. slurpp' bunyi di kontol gue.
'mhhh ndii.. gue keluar nih... mmhhh ssshhh aaahhhhhh' erang gue saat mendapatkan ejakulasi yang tertumpuk di mulut indi.
'hhmmmppttttt' gue sedikit bisa mengontrol erangan gue mengingat dikamar sebelah ada rere yang bisa bahaya kalau sampai terbangun. bibir gue berpangutan dengan memek indi untuk meredam erangan gue sembari lidah gue tetap menjulur kedalam lubang kenikmatannya.
'crottt...crottt..crottt' peju gue menembak dalam mulut indi yang sesuai kesepakantan kami, indi dengan lahapnya menelan peju gue disana bahkan sampai akhirnya sijoni lemas indi masih menjiati sisa peju yang tadinya keluar dari bibir indi akibat tak sanggup menampungnya.

indi sendiri mulai mengoyangkan pinggulnya seperti menggesek wajah gue saat gue sudah pasif akibat menikmati sisa orgasme gue. sadar akan permintaan indi gue lalu kembali menjiati memeknya kali ini gue bantu dengan jemari gue yang memainkan klitorisnya sembari lidah gue menjilati sekitar bibir memeknya dan jemari tangan satunya menusuk masuk keluar. indi sepertinya juga sudah sangat birahi denganpermainan gue ini.

'ohh fer loe apain memek gue fer enak banget mhhh sshshh mmhpp' katanya merasakan permainan gue
'ohh ferr.. gue mau keluar nihh..' kata indi yang tak berapa lama kemudian tubuhnya menegang kali ini ia menekan habis bokongnya kewajah gue sementara tubuhnya melengkung dengan kedua tangannya menoang pada kasur.

'ahhhhhhhhh' desahnya. bergetar dengan liarnya diatas wajah gue.
'crott..crottt..crott' air cinta indi yang hangat itu berlomba keluar membasahi memknya yang sudha bercampur liur gue dan itu membut wajah gue basah olehnya. untungnya gue masih bisa bernapas disini kalau nggak.. ah sudahlah..

indi gue biarkan menikmati sisa orgasmenya sebelum akhirnya ia bangun terlihat lemas tidur disamping gue sambil memeluk gue.

'fer, loe apain sih memek gue tadi bisa enak gitu, emang bibir loe jago banget' katanya kemudian mencium gue.

Ada sekitar 20 menitan gue disana bersama indi masih tidur berpelukan di kasur, untung saja gue masih bisa menahan pikiran gue karena si joni ternyata sudah kalah ia kembali menegang melihat wanita bugil disampingna, karena situasi dan keadaan indi yang katanya capek kami nggak jadi masuk ronde berikutnya, hanya berbaring sambil membahas 'sesuatu' yang......
BERSAMBUNG.
 
Membahas sesuatu ..... ? Apa yaa .. bikin penasaran Aja nih Bray
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd