Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

AKU KATRIN SI ISTRI HAUS SEKS (Lanjutan Namaku Katrin Dan Ini Kisahku) Update 25 Februari 2024 Page 75

Bimabet
Hell yeah Katrin milk factory is now open for public! :genit::genit::genit::genit::genit:
Nungguin gimana Katrin netekin aki".
Nuhun suhu @thanosduh

Yes bro, Katrin's milk factory is open for public ;)
Stay tune ya hu untuk aksi Katrin dengan air susunya.
Sama" hu. Danke for support :cendol:
 
Cerita Katrin di thread sini malam ini update ya. :cendol:

Just info
:donat: New update in Multiverse. :donat:
:cif: Photomodel BU Part 6 :cim:
Untuk pertanyaan bisa DM aja ya :beer:

Hu
Minta link yang multivers juga dong

Ok hu cek inbox ya :)
 
Part 8

“Eh neng, ada bagian kaki yang mau dipijit lagi? Siapa tau aja kan ada bagian yang tadi kebentur juga tapi neng ga tau.”, ujar si kakek Warjo yang aku tahu sebenarnya hanya mencari alasan untuk mau menjamah bagian tubuhku yang lain.

Yes, akhirnya pancinganku pun sudah mengenai sasaran. Tentu saja pertanyaannya ini aku jawab dengan nakalnya. “Eh iya boleh pak. Di bawah ketiak kiri aku kayanya tadi kebentur juga deh.”.

Tentu saja itu hanya kubuat-buat supaya ia menyentuh area dekat payudaraku. Aku segera duduk agak menyamping dan kuangkat tangan kiriku hingga ketiakku yang mulus terlihat jelas olehnya. Kakek Warjo segera saja mulai menyentuh area di bawah ketiakku yang tepat di samping payudara kiriku. Dipijit-pijitnya area dekat payudaraku itu sambil tentu saja matanya menikmati pemandangan gundukan samping buah dadaku.

“Kek, tali BH saya ngeganggu pijitan kakek kayanya ya? Aku lepas aja deh.”, ucapku dan dengan cepat melepas kaitan braku tanpa menunggu jawabannya lagi.

Jadilah kini aku sudah topless. Tubuh atasku sudah telanjang di pantai ini dan di sampingku ada si kakek berumur 68 tahun yang dapat melihat payudaraku dengan jelas. Tentu saja aku menutupi dengan tanganku supaya memang seolah aku hanya ingin dipijit di area yang sakit dekat payudaraku saja.

Kulihat kakek Warjo yang melongo karena ia sudah tahu buah dadaku kini telanjang. Aku pun memanggilnya yang hanya diam tidak memijit lagi. “Kek? Halo kek?”, ucapku.

“Eh ehh iya neng..”, jawab si kakek yang tersadar dari lamunannya.

Ia pun kembali memijit bagian bawah ketiakku. Tapi jelas ia sudah tidak konsen lagi. Pasti karena kontolnya yang sudah ereksi maksimal. Hihihi. Kulihat ia tampak membenarkan posisi duduknya dan celananya juga. Aku salut kenapa si kakek belum juga mau memulai “percobaan pemerkosaan” kepadaku. Aku memang lebih senang jika targetku yang langsung agresif daripada aku yang terang-terangan meminta disetubuhi.

Tangan si kakek terus memijit dan sesekali ia tampak menyenggol ke pinggir payudara kiriku. Memang aku hanya dapat menutupi hingga bagian depan dadaku saja. Untuk bagian samping payudaraku tidak tertutup sama sekali. Jujur saja, tiap sentuhan tangan keriput si kakek ini memberikan setruman rangsangan yang mengusik birahiku. Ya, stimulasi ini sudah membuatku horny. Terasa memekku yang sudah berdenyut-denyut seiring libidoku yang terus bangkit.

Aku sudah BT alias birahi tinggi tapi si kakek Warjo belum juga mau memperkosaku. Apa ia memang takut karena disini tempat terbuka ya? Duh sepertinya aku yang mesti meningkatkan level godaanku nih. Maka aku pun bilang pada si kakek Warjo untuk memijit area dadaku. “Umm kek, di dadaku juga tadi ada kebentur ni..”, ucapku yang berharap ini dapat meruntuhkan pertahanan si kakek.

“Eh, dimana neng?”, tanya si kakek Warjo.

“Disini kek.”, jawabku sambil kutunjuk area dada tepat diatas gunung kembarku.

“Eh neng bolehin kakek mijit di dada neng?”, tanya si kakek seolah tidak yakin aku mau dipijit di dekat payudara begitu.

“Iya kek, sakit soalnya. Ayo dipijit ya.”, ujarku cepat karena sudah sangat horny.

“Ba baik neng.”, jawab si kakek lalu ia pun segera berdiri karena memang lebih mudah memijit dadaku dengan berdiri.

Kulihat celananya yang ada tonjolan besar. Uhh aku makin tidak kuat menahan gairah seksualku yang menggebu-gebu ini. Semoga si kakek benar-benar bertindak nih kali ini. Atau aku yang akan memulai langsung dengan agresif. Hehe.

Kakek Warjo mendekatkan tangannya ke titik di dadaku yang kutunjuk tadi. Aku masih menutupi buah dadaku tentunya. Pijitan si kakek Warjo agak gemetar sepertinya ia benar-benar menahan nafsu birahinya. Aku pun mendesah-desah saat jari-jarinya memijit area dadaku. “Ngghh iyahhh kekhh ahhh disituhh sshhhh iyahhh ahhhh terusshh nghhhh..”, begitu suara desahan erotis yang keluar dari mulutku.

Tidak lama tangan si kakek yang tadinya di atas payudaraku pun berpindah lebih turun. Ditariknya tangan yang menutupi buah dadaku. Yes, akhirnya si kakek bertindak, pikirku dalam hati. Tangan keriput si kakek yang coklat kehitaman ini pun meremasi buah dadaku yang putih. Aku tentu saja pura-pura kaget dengan remasan tangannya ini.

“Eh apa-apaan ini kek!??”, ujarku dengan nada yang tinggi seolah merasa marah.

“Sudah neng. Dari tadi neng mancing-mancing kakek. Kakek udah gak tahan lagi. Neng layanin kakek ya! Kakek gak akan kasarin neng asalkan neng gak melawan!”, ujar si kakek dengan suara parau.

“Ja jangan kek..”, ujarku lagi seolah menolak.

“Heh neng! Udah diam aja. Kalo neng ngelawan saya gak segan-segan kasarin neng! Disini sedang sepi gini ga ada siapa-siapa yang bisa nolong neng. Lagian neng juga dari tadi pake buka-buka baju sama BH neng bikin kakek jadi konak!”, ancam si kakek Warjo.

Aku pun berakting seolah ketakutan dengan ancaman dan aku bilang, “I iya kek. Aku gak akan ngelawan. Jangan kasarin saya ya..”. Kugunakan suara memelas seolah memang sudah tunduk padanya.

“Nah gitu dong. Sekarang kakek mau isep tetek neng yang montok ini. Hak hak hak.”, ujar si kakek Warjo sambil tertawa norak. “Wah puting neng warnanya merah jambu gini. Aduhai indahnya. Emang punya amoy beda yak sama punya pribumi. Hak hak hak.”, komentar si kakek seraya mendekatkan bibir tebalnya ke pentil susuku.

Sungguh kini tidak ada lagi aura kakek yang lembut seperti tadi saat pertama aku bertemu dia. Kakek Warjo kini benar-benar bagaikan penjahat kelamin. Ia lalu segera mencaplok pentil susuku dan mengenyotinya dengan kuat. Aku yang memang sudah mengharapkan aksi kakek ini pun merasakan sensasi geli nikmat dari mulutnya yang sudah lumayan ompong itu. “Ssshhhh..”, desisku saat si kakek dengan ganasnya terus mengisap-ngisap puting susuku seolah mau menyusu.

“Fuahhh puas kenyot pentil amoy kaya neng. Sekarang neng sepong kontol kakek yak. Hak hak hak.”, ujar si kakek sambil tertawa norak.

Ia pun berdiri di hadapanku yang duduk di batu. Dilepaskannya celana pendek berikut celana dalamnya yang lusuh itu. Kini penis si kakek yang ukurannya sangat panjang dan tebal itu mengacung gagah seolah menantangku. Aku jadi terbelalak melihat kontol hitam kakek Warjo yang ukurannya jumbo ini. Aku tidak menyangka seorang yang sudah tua renta dan kurus bisa punya penis sebesar ini.

“Napa neng? Kaget yak liat kontol kakek yang besar gini? Sekarang isepin. Kakek mau rasain sepongan mulut amoy.”, ujar si kakek memerintahku.

Aku pun menurutinya karena jujur aku sudah tidak sabar merasakan sodokan dari kontol perkasa kakek Warjo. Dengan semangat aku pun memberikan servis oral sex pada batang penisnya. Rambut kemaluannya yang sudah beruban ini sangat lebat. Dan ada bau pesing pada penis si kakek. Tapi bau tidak sedap ini tidak membuatku mual karena aku sudah terbiasa dengan bau ini dari para pria-pria pekerja kasar yang pernah bercinta denganku. Aku malah makin bergairah mencium aroma tubuh mereka yang keringat dan jarang mandi begini.

“Ohhh enaknya sepongan kamu neng amoy.. ahh iya isep terus.. uhhh pinterr moy..”, ceracau kakek Warjo yang sedang keenakan kublowjob.

Aku yang dipuji si kakek makin liar memberi oral sex ke kontol si kakek yang berkulit coklat kehitaman ini. Kusapukan juga lidahku ke leher kontol itu dalam mulutku. Tanganku juga memainkan testisnya yang sudah sangat keriput itu. Sesekali juga aku menjilati dari kepala kontolnya turun hingga ke testisnya yang ditumbuhi jembut lebat yang sudah memutih.

“Arghhh gila neng.. enak bener sepongan kamu. Apa amoy emang pada jago nyepong ya? Hak hak hak.”, celoteh si kakek Warjo sambil meremasi rambut panjangku.

Aku tidak menggubrisnya dan terus saja memblowjob penis jumbo milik kakek pengemudi speedboat ini. “Eh moy, coba pake tetek gede kamu kocokin kontol kakek.”, tiba-tiba si kakek memintaku untuk menjepit kontolnya dengan payudaraku.

Aku langsung menurutinya. Kuposisikan buah dadaku ke depan batang kontol kakek Warjo dan lalu kuhimpit penis hitamnya itu diantara bongkahan susuku. Kemudian kudorongkan kedua tanganku menekan buah dadaku hingga jadi menghimpit kontol kakek Warjo. Maka batang kejantanannya kini sudah terjepit di antara gunung kembarku. Tampak begitu kontras kulit putih payudaraku dengan kulit hitam penis kakek Warjo.

Lalu aku pun bergerak naik turun sehingga kulit buah dadaku yang putih dan halus ini bergesekan dengan kontol beruban si kakek. Terdengar erangan nikmat dari mulut kakek Warjo yang tentunya sedang keenakan oleh servis boobjob yang kuberikan. Si kakek berumur 68 tahun ini pun terus menceracau melampiaskan kenikmatannya, "Ughh.. enaknya dikocokin pake toket amoy gini.. ahh mantap moy..". Aku yang sudah horny berat bahkan memberikan ciuman serta kuluman pada kepala kontolnya saat mendekati mulutku.

Dengan tempo cepat aku pun terus menaik turunkan tubuhku sehingga membuat seolah batang penis kakek Warjo ini sedang menyetubuhi bukit payudaraku. Aku kini juga mendekatkan wajahku ke buah dadaku dan lalu menghisap kontol si kakek ini. Sedangkan aku tetap menaik turunkan tubuhku memberikan boobjob seperti tadi hanya saja kuposisikan jarak kontolnya tetap terjangkau mulutku.

“Ohhh edan kamu jago bener neng.. jangan-jangan udah biasa ya nyepong kontol? Ahhh enakhh tetek dan mulut kamu amoy binal..”, ceracua si kakek Warjo yang sedang menikmati servis dariku.

Saat aku masih asyik memberikan titfuck sambil mengulum kontol kakek Warjo, tiba-tiba terdengar gemuruh petir. Kulihat ternyata langit sudah agak mendung dan awan gelap di atas pulau ini. Waduh, uda mau hujan sepertinya nih. Memang terasa angin yang juga makin kencang bertiup menandakan mau hujan.

“Wah sial, mau ujan deras ni neng. Kita pindah ke sana aja deh.”, ujar si kakek Warjo sambil menunjuk ke sebuah saung di ujung pantai yang dekat hutan.

Aku tentu saja mengiyakan ucapannya dan segera memakai celana dalam dan braku. Tetapi tanktop dan hotpantsku hanya kubawa saja berikut tasku. Kakek Warjo yang mengenakan lagi celananya pun segera mengajakku berjalan ke arah saung itu.

Kami berdua pun kini melangkah menyusuri pantai menuju saung yang akan jadi tempat kami memacu birahi. Untungnya tidak ada orang yang berada di dekat sini sehingga tidak ada yang melihat kami. Tentu sangat mencolok jika ada yang melihat, aku yang wanita keturunan chinese dengan hanya memakai pakaian dalam ini berjalan di samping seorang pria tua.

Sekitar 5 menit kemudian kami sudah tiba di saung dekat hutan ini. Tampak saung yang terbuat dari kayu ini agak kotor dan tidak terawat karena mungkin jarang ada yang datang dan menempati tempat ini. Ya setidaknya kami bisa bebas bercinta tanpa takut ketahuan orang, begitu pikirku dalam hati.

Kakek Warjo pun membuka pintu saung yang terbuat dari kayu berwarna coklat tua ini. Setibanya di dalam saung, kulihat hanya ada satu matras dan satu meja serta kursi saja. Ukuran bilik saung ini juga tidak besar mungkin luasnya hanya 2 x 3 meter saja. Matrasnya tampak kusam dan kotor.

Aku pun berinisiatif menepuk matras ini dengan tasku supaya debunya berkurang. Saat aku masih sedang menepuk matras ini tiba-tiba kurasakan kedua tangan kakek Warjo yang meremasi buah dadaku dari belakang. Begitu bernafsunya terasa kuat remasan tangan si sopir speedboat ini di payudaraku yang masih terbalut bra.

“Aahhh kekhh.. uda ga tahan ya pengen ngentot sama akuhh?”, tanyaku dengan mendesah erotis menggodanya.

“Mmmhh iya neng.. kakek udah gak tahan.. badan neng harum banget. Tetek neng juga halus kenyal gini.”, ujarnya sambil menciumi punggungku dari belakang. Aku tidak mau kalah dan aku balas dengan menggenggam penis si kakek. Segera kuberikan handjob dengan posisi membelakangi tubuh si kakek yang sedang meremas payudaraku.

“Ya uda kek, yuk mulai.”, ujarku yang memang sudah horny ini sambil terus mengocok-ngocok kontol hitam kakek Warjo.

Aku yang sudah birahi tinggi ini lalu segera berbaring telentang di matras ini. Kakek Warjo pun langsung memposisikan dirinya di selangkanganku. Kontol berubannya itu tampak mengacung gagah bagaikan tongkat hitam. Aku yang memang libidonya memuncak ini segera merentangkan bibir vaginaku sambil menatap sayu ke kakek Warjo. “Ayo kek.. sodok memekku.. bikin aku jerit-jerit keenakan.. ngghh…”, ujarku dengan nada sensual sambil kuremas payudaraku.

Kakek Warjo yang melihat kebinalanku ini pun segera menghunjamkan batang penisnya ke vaginaku. Ohh, terasa memekku jadi begitu penuh setelah dipenetrasi kontol kakek Warjo. Apalagi batang kejantanan si kakek ini begitu berurat makin menambah sensasi gesekan di dinding vaginaku.

“Gilaa ohh… memeknya peret banget neng.. seret dan basah lagi.. uedan enaknya..”, komentar kakek Warjo yang tampak keenakan dengan sempitnya memekku.

Setelah beradaptasi beberapa detik kemudian, kakek Warjo pun memulai genjotan kontolnya keluar masuk memekku. Oh lumayan juga gerakan menyodoknya kakek Warjo untuk pria seumuran dia ini. Tempo pompaan penisnya semakin lama semakin cepat. Aku pun jadi mendesah-desah keenakan.



“Ohhh ohhh ohhh iyahh terusshh kek ohh ngghh iyahh ohhh!”, ceracauku dengan suara keras ini.

“Uhhh gila memeknya sempit bener moy..”, timpal si kakek Warjo yang tampak merem melek menikmati sambil meningkatkan frekuensi genjotannya.

“Ngghh kontol kakekhh ahh jugahh enakhhh.. ahh panjanghhh.. kerassshh.. aku suka.. ahh ahhh ahhh!”, balasku dengan begitu binalnya.

“Misi ya moy. kakek mau nyusu ah.. aus.. hak hak..”, ujar si kakek Warjo yang mendekatkan bibirnya yang tebal ke pentilku. Mulutnya pun menyosor ke puting pinkku yang dari tadi sudah sangat tegang dan mengemutnya.

‘Sluurrpp… sluurrrppp..’, demikian suara bibir tebal si kakek yang sedang mengenyot kedua pentil susuku secara bergantian.

“Ssshhh.. iya kekhh.. silakan nyusu di toket akuhh.. nghhh enakhh.. isep terus kekhh.. ahhhh..”, ceracauku yang menikmati rangsangan dari bibir tebal kakek Warjo di puting susuku.

Sambil mengemut pentil susuku, kakek Warjo terus memompa memekku dengan kontolnya yang keras itu. Tempo sodokan si supir speedboat ini sangat cepat menimbulkan suara pertemuan kulit kami, ‘plak plok plak plok’. Suara yang tercipta dari persetubuhanku dengan kake Warjo memang keras tetapi aku tidak takut akan ada yang mendengar karena area sini yang terpencil.

Puas menyusu, kini kakek Warjo mengarahkan bibirnya ke leherku yang putih. Dicium dan dijilatinya area leherku dan lalu lidahnya bergerak ke telingaku. Oh, nikmatnya rangsangan dari si kakek ini. Tidak lama gelombang orgasme mulai muncul bersiap menerpa diriku.

“Ngghh ahh dikit lagihh aku nyampe kekkhh.. ahhh teruss kekhh sodokhh yang kencengghh aah ahh ahhh!”, rintihku keras menyemangati kakek Warjo menjelang orgasmeku.

Tidak sampai semenit kemudian tanpa bisa kutahan lagi, aku pun mencapai orgasmeku yang pertama di saung ini. Otot-otot di dinding memekku berkontraksi dengan kuat ketika aku meraih puncak kenikmatan ini. Aku pun mendongak sambil menjerit dengan keras, “Ooohhh yeahhh.. kekhh.. aaahhh.. aaakuhhh keluarrhhh… Aaaaahhhhhhh!!”.

Memekku pun berkontraksi dan menyemburkan cairan orgasme membasahi matras yang berada di bawah tubuhku. Buah dadaku terasa mengencang saat sedang dilanda badai orgasme ini. Badanku lalu tersentak-sentak beberapa kali sampai melengkung ke belakang dan menyebabkan kedua payudaraku membusung ke depan. Klimaks ini membuat seolah-olah tulang-tulangku terasa dilolosi semua.

Kakek Warjo pun kemudian mengubah posisi bercinta kami menjadi doggy style. Aku yang masih agak lemas setelah orgasme pun menurut saja saat tubuhku diangkat dan diatur menjadi menungging di matras ini. Diremas-remasnya bongkahan pantatku yang putih mulus ini sebelum kemudian ia mendorongkan kontolnya memasuki memekku yang sudah begitu becek dari orgasmeku barusan. Setelah penisnya bersarang di lubang kemaluanku, lalu disodokkannya batang kejantanannya itu dengan tempo cepat. Genjotan kontolnya ini membuatku kembali bergairah.

Begitu cepatnya tempo sodokan penis si kakek yang rambutnya sudah ubanan ini hingga suara peraduan kulit kami membahana di bilik saung ini. Aku melenguh-lenguh merasakan begitu dalamnya penis kakek Warjo yang menyodok memekku hingga menyentuh ujung rahimku. “Ahhh yeahhh ahhh enakhh kekhh ahhh teruss sodok memekku ahh ahhh ahhh!”, aku yang sudah horny lagi menjerit-jerit kesetanan meminta seorang pria yang baru kukenal beberapa jam saja ini untuk menggenjot lebih kencang.

Kakek Warjo menepuk keras pantatku yang bulat putih ini menimbulkan sedikit sensasi yang nikmat perih. Aku yang sudah dikuasai birahi pun ikut menggoyang pinggulku membuat kontol kakek Warjo seperti diremas-remas memekku. Aku meremas-remas kedua buah dadaku dengan tanganku seperti seorang bintang film porno yang pernah kutonton. Hanya kenikmatan yang membuatku bertingkah sebinal ini.

Kupilin-pilin puting susuku yang sudah keras ini sambil sesekali kutarik-tarik. Sensasi ini sungguh nikmat membuatku begitu keenakan. Apalagi kakek Warjo terus menepuk-nepuk pantatku seolah ia sedang menunggangi kuda dan aku dipecut untuk terus berlari. Apalagi posisi anjing kawin begini membuatku bagaikan betina yang sedang dikawini pejantannya.

“Ahhh ahhhh terus kek.. sodok memekku yang kencang.. nghhh aahh aahh!”, desahku dengan mata terpejam menikmati seks interracial dengan pria yang usianya terpaut jauh denganku.

“Uhhhh siap moy.. enak memek lu.. ohh ohhh..”, ceracau si kakek yang berprofesi sebagai sopir speedboat ini.

Sekitar 5 menit disodok di posisi doggy style ini kurasakan ledakan orgasme yang mengumpul. “Ohh pak.. dikit lagi.. ahh.. terussss…”, lenguhku saat sudah dekat dengan orgasmeku. Akhirnya beberapa menit kemudian badanku mengejang dengan kuat di ambang klimaksku. “Aaahhhhhh aku keluarrrhhh!!”, jeritku saat mencapai orgasme ini. Bersamaan dengan jeritanku, otot dalam rongga memekku pun berkontraksi saat menyemburkan cairan hasil klimaks seksualku.

‘Crrttttt… crrttt.. crrrtttt’, lubang vaginaku memuncratkan cairan orgasmeku dalam jumlah banyak sampai tumpah ke matras. Vaginaku masih berdenyut-denyut saat mengeluarkan cairan klimaksku. Aku pun ambruk ke matras dengan terengah-engah.

Kakek Warjo yang melihatku sedang kelelahan ini pun tidak mencabut kontolnya. Ia ikut berbaring dengan posisi miring dan lalu direntangkannya pahaku melebar ke atas. Segera ia menghunjamkan kontolnya dan kembali menyodok-nyodok vaginaku. Jadilah kini aku disetubuhi kakek Warjo di posisi berbaring menyamping. Aku pasrah saja digenjot oleh si kakek selepas orgasmeku.

Sambil terus menyodok, tangan kiri kakek Warjo yang sebelumnya memegangi pinggulku kini diarahkan ke depan tubuhku untuk menggenggam payudaraku yang sedang menggantung. Diremas-remasnya buah dadaku yang bulat putih ini dengan gemas. Lalu jari telunjuk dan jari jempol kakek Warjo mencubit pentil susuku yang sudah keras itu dan ditarik-tarik memberikan rangsangan tambahan untukku.

“Uhhh enak memek neng.. kakek ketagihan.. ohhh..”, kakek Warjo yang menikmati jepitan memekku mengerang.

“Ahhh ahhh kontol kakekhh juga enakkh ahh ahhh ahh..”, ceracauku yang sudah mulai dikuasai oleh nafsu birahi.

Begitu nikmatnya persetubuhan ini membuatku makin dimabuk birahi. Terasa juga memekku yang sudah begitu banjir ini. Tanpa kenal lelah kakek Warjo terus menghentakkan batang kejantanannya keluar masuk liang senggamaku. Tangan-tangan keriputnya juga tetap bercokol di payudaraku dan memainkannya dengan nafsu.

Saat kami sedang larut dalam birahi ini, tiba-tiba pintu saung ini dibuka. Dan masuklah dua pria yang berkulit coklat kehitaman dan dari perawakannya sepertinya di kisaran usia 40-50an tahun. Aku dan Kakek Warjo kontan saja kaget tapi kami tidak berusaha menutupi diri kami.

“Wah wah lagi ena ena ni ya di saung.”, ujar si pria yang berkepala plontos.

“Body si cewe putih banget. Amoy ya ini?”, tanya pria satunya yang rambutnya cepak.

“Iya dek. Amoy ini. Kalian mau ikutan?”, ujar kakek Warjo yang lalu menanyakan apakah mereka mau ikut seks dengan kami.

Hmm, aku yang memang hypersex ini tentu saja tidak menolak jika digangbang begini. Main dengan tiga pria tentu saja lebih mengasyikkan dan memuaskan ketimbang 1. Karena seks dikeroyok begini membuat titik-titik sensitif tubuhku akan dirangsang bersamaan.

“Iya, ikut ah. Kapan lagi ngentot sama amoy.”, ujar si plontos sambil mulai menanggalkan pakaiannya.

“Iya, mimpi apa semalem bisa main sama amoy sebening ini. Hahaha.”, timpal si cepak yang juga sudah melepaskan baju dan celananya.

Mereka pun tidak sabar lagi dan segera mendekatiku. Maka kakek Warjo pun mengangkat tubuhku lalu mengubah posisi seks kami menjadi posisi reverse cowgirl. Si plontos dan cepak pun segera menempelkan kontol mereka ke pipiku dari kiri dan kananku. Aku yang tahu keinginan mereka segera menggenggam dua batang kejantanan yang berwarna hitam serta berbau keringat menyengat ini. Kukocok-kocok sesaat dan lalu aku mulai mengulum kontol si plontos yang di kiriku ini. Tidak lama aku gantian memblowjob penis si cepak. Terus bergantian aku memberikan servis oral sex pada penis mereka. Jadilah mereka pun menceracau keenakan dengan seponganku.

“Uhhh anjing enaknya mulut kau moy..”, komentar si plontos.

“Ahh.. sepongannya jago nih. Uda biasa nyepong kontol pasti ya moy..”, ceracau si cepak mengomentari teknik blowjobku.

“Mmmhhh…mmmmhhh…mmmm..”, dari mulutku hanya terdengar suara desahan teredam oleh kontol si cepak selagi memekku disodok oleh kontol kakek Warjo.

Kedua tangan pria yang namanya belum aku tahu ini tidak diam saja dan mereka meremas-remas bongkahan susuku yang ikut bergoyang seirama gerakan naik turun tubuhku ini. Mereka sepertinya begitu gemas dengan buah dadaku yang bulat putih dengan pentil pink yang mancung. Terasa bagaimana jari-jari tangan mereka yang memilin dan mencubit puting susuku ini.



“Teteknya alus banget moy.. jadi ga sabar pengen nyusu. Hak hak hak.”, celoteh si cepak sambil tertawa norak.

“Iya nih, alus. Pentilnya aja merah muda gini. Punya amoy emang beda yak sama punya bini kita yang itam pentilnya. Hehe.”, timpal si plontos berkomentar dengan kurang ajarnya.

Akhirnya 5 menit kemudian aku mulai merasakan kedutan-kedutan pada dinding memekku menandakan orgasmeku yang hampir tiba. Aku pun mendesah makin kencang, “Ahh ahh.. bentar lagi aku nyampe.. ahh ahhh!”. Kakek Warjo ternyata juga sudah mau ejakulasi dan ia pun berujar, “Ahh bentar neng.. kita keluar barengan aja.. uhh.. tahan ya neng..”.

“Aahh iya kekhh.. ahh ahh.. dikit lagi.. ngghhh.. iyahhh aahh ahhh..”, rintihku yang sudah kewalahan menahan ledakan orgasme ini.

“Ahh.. saya keluar neng.. ahh..ughh!”, ceracau kakek Warjo yang lalu menyodokkan penis perkasanya dalam-dalam di rongga vaginaku. Disemburnya liang senggamaku dengan spermanya yang putih kental dan hangat dari batang kejantanannya.

Kulepaskan kuluman mulutku di penis si plontos di ambang klimaks seksualku. “Nggh… aku juga keluarrhhhh… Aaaahhhhhhhhh!!”, pekikku dengan badan berkelojotan beberapa kali hingga jadi melengkung ke belakang. Buah dadaku yang ikut membusung pun jadi serbuan remasan tangan dari dua pria yang tadi sedang kublowjob.

“Uhhh.. puas bisa pejuin memek rapet ni amoy. Nah dek lu cobain memeknya.”, ucap kakek Warjo yang kemudian menarik penisnya dari vaginaku.

“Siap pak. Giliran kami sekarang. Huehehe.”, jawab si plontos sambil menyeringai mesum.

“Mulut atasnya aja enak gitu apalagi mulut bawahnya ya. Hak hak hak.”, timpal si cepak yang diikuti gelak tawa si plontos dan kakek Warjo.

“Yang jelas mulut bawahnya becek terus dan empot empot ayam dek. Hahaha.”, kini kakek Warjo yang sedang duduk di kursi ikut bicara mengomentari liang kewanitaanku. Sungguh beda dengan sikapnya yang awal-awal mengantarku ke pulau ini yang seperti sosok seorang ayah. Ya mungkin memang sifat buasnya muncul setelah mendapat “daging lezat”. Haha.

Si Plontos dan si Cepak yang belum kebagian jatah seks ini pun tidak sabar lagi. Kontol mereka yang memang sudah ereksi maksimal karena dari tadi kumanjakan dengan servis mulutku pun tampak mengacung gagah. Kulihat batang kejantanan si Plontos yang panjang tapi diameternya tidak terlalu wah. Dan milik si Cepak yang tampak berurat serta diameternya amat lebar tapi dari segi panjang standar saja.

Segera mereka pun mengerubutiku bagaikan hewan buas yang sedang menyergap mangsanya. Aku yang masih terengah-engah hanya pasrah membiarkan mereka berbuat sesukanya dengan tubuhku. Dimulai dari si Cepak yang mengenyot pentil susuku dengan bibir tebalnya. Dan si Plontos yang menggesek-gesekkan kontolnya ke bibir vaginaku.

Tidak sampai semenit kemudian si Plontos pun sudah mulai mendorongkan pinggulnya ke vaginaku. Aku yang di posisi berbaring telentang ini pun mengangkangkan kakiku untuk menerima hunjaman kontol panjang milik Plontos. Tidak susah masuknya kontol si Plontos karena memang miliknya tidak terlalu besar dibanding punya kakek Warjo.

“Uhh enak memek kau moy. Siap ya bapak entot sekarang.”, ujar si Plontos yang segera memulai sodokan penisnya di vaginaku.

‘Slrrupppp.. slrrrppppp’, suara hisapan bibir tebal si Cepak yang masih terus menikmati gunung kembarku yang bulat padat ini.

“Tetek lu bagus banget moy.. sllrrppp.. Padat dan kencang.. slrrpp… Demen bapak.”, komentar si Cepak di sela kenyotannya di pentil susuku. Tangan si pria ini juga meremas-remas payudaraku dengan kuat sambil mengisap putingku. “Ni pentil slrrrppp mancung banget.. slrrppp.. merah muda gini.. slrrrpppp.. gemesinn..”, celoteh si Cepak lagi.

“Lubang meki ni amoy juga asoy. Berasa empot empot ayamnya. Haha.”, komentar si Plontos.

Lalu si Cepak yang puas menikmati buah dadaku pun kini memposisikan dirinya di atas dadaku. Ia lalu duduk dan mengatur penisnya di antara buah dadaku. Oh, dia ingin titfuck rupanya. Lalu ia pun mendorongkan payudara kiri dan kananku menjepit kontolnya di tengah. Tampak buah dadaku bagai roti putih yang menjepit sosis hangus berwarna hitam. Tanpa menunggu lagi, ia pun segera menggoyang pinggulnya maju mundur seolah menyetubuhi buah dadaku.

“Uhh toket gede gini emang enak buat jepit kontol. Hak hak hak.”, ceracau si Cepak sambil ketawa-tawa.

Sekitar 5 menit aku digenjot Plontos di posisi misionaris sambil memberikan servis boobjob pada kontol si Cepak. Tiba-tiba si Cepak pun menyudahi menyodok belahan payudaraku ini. “Duh uda ga tahan gua pengen ngentotin ni amoy. Bareng aja ya Gus.”, ujar si Cepak.

“Ya udah. Gua mau ganti lubang kalo gitu. Pengen cobain boolnya. Hehe.”, timpal si Plontos yang lalu mencabut penisnya dari vaginaku.

Kemudian mereka berdua yang sudah sangat nafsu ini segera memposisikan tubuhnya masing-masing untuk seks double penetration. Dimulai dari si Cepak yang membaringkan dirinya dan kemudian ia mengangkat tubuhku supaya menaiki kontol temannya itu. Aku pun membantu dengan mengatur posisi selangkanganku supaya tepat mengarah turun ke batang kejantanan si Cepak yang sudah ereksi maksimal itu.

‘Bles’, suara kontol si Cepak yang sudah tertanam di vaginaku. “ahhh.. gila.. sempitnya punya lu moy..”, ceracau si pria berambut cepak ini. Kini si Plontos membasahi tangannya dengan ludahnya lalu mulai diusap-usapkannya tangannya ke lubang pantatku sebagai cairan pelumas. Si Cepak lalu memudahkannya dengan menarik tubuhku di pelukannya sehingga kini aku sudah di posisi menelungkup. Aku yang sudah pasrah hanya bisa bersiap menerima masuknya penis si pria yang bahkan belum aku kenal namanya ini ke liang anusku.

Setelah dirasa boolku cukup pelumas si Plontos pun mulai mendorong kontolnya memasuki liang analku. Berkali-kali ia mencoba tapi tidak berhasil karena licin. Baru akhirnya beberapa saat kemudian batang hitamnya itu bisa menembus duburku. Jadilah kini dua kontol pria berkulit coklat kehitaman ini sudah bersarang di memek dan boolku.



Hanya beberapa detik mereka beradaptasi dengan sempitnya dua lubang tubuhku, si Cepak dan Plontos pun mulai memompa memek dan anusku. Awalnya mereka menyodok dengan tempo pelan dan terus meningkat kecepatannya. Dua batang kejantanan dari pria paruh baya ini kini sedang keluar masuk menggenjot vagina dan anusku dengan begitu cepat. Sungguh kasar permainan mereka yang menyodok terus dengan sangat kuat dan cepat.

“Oohhh ohhh ohhhh ohhh..”, aku melenguh-lenguh merespon rasa enak yang kudapat dari kontol dua pria paruh baya ini.

“Ada susu gantung nih depan mata. Bapak nyusu dulu. Hak hak hak.”, celoteh si pria berambut cepak dan lalu kurasakan bibir tebal dan hitamnya segera mencaplok puting susuku yang sudah keras ini. ‘sllrrppp.. slrrprpp.. slrrrppp..’, suara kuluman bibir dan jilatan lidah pria ini yang sedang bercokol di pucuk payudaraku.

“Ssshhhh ohh pakkhh ngghhh..”, rintihku keenakan saat putingku yang sensitif ini dikenyot dengan nafsu si Cepak.

“Keenakan noh si amoy. Demen dia nenennya diisep. Haha. Isep terus dek. Haha.”, komentar kakek Warjo saat mendengar eranganku barusan.

“Siap pak. Haha.”, timpal si Cepak yang terus menyodok dan menyusu di putingku. Ohh, terasa sensasi geli nikmat saat si Cepak menggigit pelan pentil susuku. Ahh ternyata si Cepak giginya ompong. Jadi saat ia menggigit putingku yang kena itu gusinya. Harus kuakui sensasi digigit dengan gusi itu sangat berbeda. Rasa nikmatnya sangat dahsyat seperti mengalirkan aliran listrik geli bercampur enak ke tubuhku. Aku pun spontan jadi melenguh dengan begitu sensual, “Ngghhh.. terus pakhh.. isep pentilku.. aahhh.. enakhh.. ahhhh…”.

Genjotan dua kontol dari dua pria yang sedang mensandwich tubuhku ini memberikan kenikmatan luar biasa. Aku melenguh keras melampiaskan gairah seksualku yang membara. Apalagi rangsangan di titik sensitifku seperti putingku yang sedang dihisap-hisap si Cepak. Dan si Plontos yang memainkan bibir memekku dengan jari-jarinya.

Tanpa disadari, pintu saung ini dibuka dan masuklah seseorang yang diikuti orang yang satunya. Aku, si Plontos dan Cepak yang sedang asyik bercinta ini tidak menyadari kehadiran mereka. Kakek Warjo pun baru menyadari ketika pintu sudah dibuka dan mereka sudah berjalan masuk.

Betapa kagetnya kami yang melihat sepasang pria dan wanita itu yang mana mereka juga sudah setengah telanjang dan saling berpelukan. Dan yang agak mencengangkan pasangan ini sangat jelas berbeda ras. Dimana yang pria adalah pribumi dengan kulit yang hitam terbakar matahari dan yang wanita bermata agak sipit dan kulit putih yang kemungkinan keturunan chinese sepertiku juga. Dari perawakannya wanita ini mungkin baru berumur 20an tahun. Sedangkan si pria terlihat sudah agak tua, mungkin di atas 50 tahun. Sungguh sangat kontras penampilan mereka.

Si wanita yang hanya sisa mengenakan bra dan celana pendek itu tampak tersenyum nakal melihat aku dan dua pria yang sedang di posisi seks double penetration ini. Sepertinya wanita muda ini juga sepertiku, seorang hyper seks yang senang bersetubuh dengan pria-pria kalangan bawah dan non chinese tapi perkasa. Hmm, dari keadaan ini dapat ditebak bakal pesta seks nih. Baru kali ini aku akan terlibat di orgy begini dan jumlah pria yang total 5 orang. Bakal asyik nih. Hihi.

Yang pria lalu berkata, “Wah lagi ena ena nih. Gabung ya kami. Kirain saung ini kosong tadi padahal dah siap ekse ni amoy seksi. Taunya ada yang duluan ngewe disini. Pesta dah.”.

Kakek Warjo lalu menimpalinya. “Gapapa dek. Makin rame makin asoy. Hak hak hak.”, ujarnya dan lalu tertawa norak.

Si wanita muda yang belum kukenal namanya ini pun mulai melepaskan celana pendeknya sekaligus celana dalamnya seraya berkata, “Nah asyik orgy seks nih.. bakal puas dah gua.”. Dan lalu ia menanggalkan branya juga hingga ia pun sudah bugil polos. Tubuhnya yang langsing dan putih mulus pun terpampang jelas. Buah dadanya bulat padat dan selangkangannya ditumbuhi rambut kemaluan yang lebat.

“Wihh mimpi apa dah ya bisa ngewein dua amoy. Hahaha.”, ujar si Cepak sambil diikuti tawa riuh pria lain.

Saung ini pun bakal menjadi saksi pesta seks yang liar..


~ BERSAMBUNG ~

NB : Dilarang Mengcopy Cerita Ini Ke Blog / Website Manapun.
 
Damn....
So fricking hot!
Awesome as always, bro

Enjoy bro
Thank you bro untuk apresiasinya :beer:

Halo katrinn

Halo jg suhu :cendol:

Waaa..tokoh baru ni..mantap

Gangbang fest hehe

Iya hu, tokoh baru. Yup, gangbang fest ;)

Makasih apdetnya @thanosduh

Berawal dari pijat, berakhir dengan nikmat

Sama" hu :beer:
Haha iya hu, pijat jadi nikmat. ;)

Makasih apdetannya bro @thanosduh

Sama" suhu :cendol:

Suwun @thanosduh , lanjut orgy nya wkwkwk

Sama" hu :beer:
Iya hu orgy. hehe

Mantappppp .... makasih updatenya ....

Thanks hu untuk apresiasinya :beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd