Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Bosenin nggak sih?

  • Nggak sih, ceritain sampai ke akarnya dan seluruh kejadiannya walau nggak banyak adegan panasnya

    Votes: 74 85,1%
  • Bosenin, kelamaan, langsung ke intinya aja.

    Votes: 13 14,9%

  • Total voters
    87
  • Poll closed .
Bab 4
HARGA DIRI YANG TAK BERARTI

Sepanjang perjalanan pulang ke Surabaya dari kost Putra, aku terngiang-ngiang akan perkataan Alda. Entah apa yang ada dipikiranku saat itu, sehingga aku bisa melakukan perbuatan sekeji itu pada kekasih sahabatku sendiri yang sedang tertimpa musibah Tapi jujur dalam hatiku sudah bukan Elvina lagi... Hanya Alda..., Alda yang sekarang ada menggantikan posisi Elvina sebagai orang yang kucintai. Padahal sedikit lagi aku akan bertunangan dengan Elvina.

Terjebak dalam dilema berat membuatku terpuruk dalam pikiranku yang berjalan entah kemana tujuannya, disisi lain aku mencintai Alda, tapi di sisi lain ada Elvina sebagai calon Tunanganku. Pikiran itu terus menghujam habis otakku sampai pada akhirnya aku pun memutuskan untuk kembali ke tempat Alda, bertujuan untuk meluruskan dan berusaha jujur tentang semua perasaanku padanya.

Sesampainya di tempat kost Putra, langsung kuparkir motor dan sedikit berlari kecil menuju Alda. "Me, bukain pintu, mas mau ngomong" panggilku dari luar kamar kost.
Tak ada suara sahutan, hanya ada suara isak tangis dan suara batuk Alda dari dalam. Tanpa pikir panjang kupaksa saja membuka pintu itu. Kaget bukan kepalang melihat Alda tergolek tanpa busana, bajunya berserakan, rambutnya berantakan, dan wajahnya dipenuhi luka luka bekas pukulan benda tumpul.
"Me kamu kenapaa, memeee, siapa yang berani beginiin kamu??" Tanyaku dengan panik
"Kamu mas" jawab Alda sambil menatapku dengan mata kosong.
"Kamu yang buat aku Jadi kayak gini" sambil membenturkan kepalanya ke tembok.
"Udah me, udahh, mas minta maaf, mas khilaf me" tanpa sadar air mataku meleleh keluar dan ketika itu aku menangis sejadi-jadinya menyesali perbuatan hinaku pada Alda.
Alda memelukku dan menjilati bagian telingaku sambil berbisik "aku udah kotor, sekarang aku lonte". Kata-kata Alda menjadi pukulan telak bagiku. Kuhentikan permainan Alda dan aku pun mendorongnya untuk menjauh, dia menamparku sambil berteriak "kenapa? Kenapa aku didorong? Bukannya kamu seneng kan mas? Ayok, ini pake lagi nih lo badanku biar puas kan kamu mas?, Aku sudah hina lho sekarang, aku udah kotor, sekotor-kotornya seorang pelacur, lebih najis orang yang udah diperawani sama sahabat baik pacarnya sendiri, orang tuaku juga sudah gak mau anggap aku anak mereka, hidupku udah hancur mas...., Sekarang aku harus gimana?" Isak tangis Alda terdengar sangat menyayat hatiku. Aku melihat wanita yang kucintai ini berderai air mata, dan terpuruk didepanku. Sunguh kejam perbuatanku.

"Meme...... Mas minta maaf..., Mas bener-bener khilaf" jawabku.
"Maafmu gak merubah apapun mas..." Jawab Alda sambil memukul pundakku.
Memang pukulannya tak terasa sakit pada fisik. Tapi pukulannya barusan benar benar pukulan telak untuk hatiku, karena aku tau pukulan itu mewakili semua kekecewaan Alda terhadapku.
Aku sudah kehabisan kata - kata. Tanpa sadar kuraih tangannya dan kupeluk Alda. dipelukanku dia hanya diam tak bergerak dan terus menangis.
"Meme mas sayang sama meme,
Sekarang, di hati mas, cuma ada meme seorang" bisikku di telinga Alda.
"Kita cocok kok mas, aku seorang pelacur, dan kamu gak lebih dari seekor bajingan" jawab Alda sambil mendorongku menjauh. Lalu Diterkamnya aku, dilumatnya bibirku, aku berusaha memberontak, tapi nafsu sudah terlanjur muncul. Aku hanya bisa diam menikmati permainan Alda. Dia mencekik leherku sambil menciumi wajahku, sambil sesekali dia menjejalkan payudaranya pada mulutku, kalung bertuliskan "Alda" yang kuberikan menempel pada wajahku ketika dia berusaha menjejalkan payudaranya ke mulutku, "plak!!" Kembali Alda menampar wajahku," buka mulutmu, gausah sok suci" kata Alda sambil terus menjejalkan payudaranya, "ayo emut, kayak kamu emut susuku kemarin." Kata Alda sambil terus menjejalkan payudaranya ke mulutku. "Udah me, emmph" payudaranya dimasukkannya ke mulutku ketika aku belum selesai menyelesaikan kata-kataku. "Enak kan mas? Ini lho kotoran buatanmu enak kan?" Teriak Alda sambil menjambak-jambak rambutku dan menggeser-geserkan payudaranya ke wajahku. Dilumatnya kembali bibirku, sambil dilepaskannya kancing celana dan resletingku, aku berusaha menutupi dan menjauhkan tangan Alda. "Plak!!" Tamparan keras kembali mendarat di wajahku. "Bisa diem gak tangannya" bentak Alda dengan suara keras. Aku tidak menyangka, wanita yang pada awalnya kukenal sangat lembut ternyata bisa se liar ini. Dibukanya resleting celanaku dimasukkannya tangannya kedalam celana dalamku, dia menggosok-gosokkan tangannya ke kontiku yang Yang sudah sangat tegang. Dilepaskannya celanaku, diraihnya batang kontiku, dan dimasukkannya kedalam mulutnya yang sempit, "agghhh" kontiku terasa sangat sakit terkena giginya. Aku berusaha menjauhkan wajahnya dari kontiku, "DIEM AKU BILANG "kembali dia melayangkan tamparan ke wajahku, kali ini tidak terlalu keras. Aku hanya bisa pasrah kontiku menjadi bahan permainannya, mulutnya yang kecil membuat kontiku merasa mengenai giginya. "Sakit" dikeluarkannya kontiku dari mulutnya, diberikannya jilatan-jilatan bertubi tubi, dari atas kebawah, dan lubang kencingku pun tak luput diberikannya jilatan dan kecupan serta hisapan yang benar benar sangat nikmat. Dia memberikan gigitan kecil halus pada ujung kontiku yang memberikan sensasi geli tak tertahankan, dan dilakukannya terus menerus karena melihatku menggelinjang keenakan. "Craatt" spermaku menyumbul keluar mengenai wajah Alda sampai ke rambutnya. Aku pun sudah mulai loyo, dijilatinya spermaku, lalu diludahkannya ke wajaku. Karena jilatannya, kontiku kembali tegang dia menghadapkan Vaginannya yang sudah basah kewajahku sambil menggeser-geserkannya ke mukaku. Sambil dia terus memberikan gigitan sensasional pada kontiku yang membuatku menggelinjang keenakan. "Ayo jilat" bentak Alda. Aku tak habis pikir, bagaimana seorang gadis perawan sekalem dia dapat memberikan permainan sedhasyat ini. Padahal bila dilihat sebelumnya, dia begitu polos seakan-akan tak mengetahui apapun soal beginian. "Mee, stop mee ahh, Empph" ditempelkannya kembali Vaginannya yang basah dan kali ini ditekannya kedalam mulutku supaya aku tak bisa banyak bicara. sambil dia terus bermain dengan kontiku. "Emmphh" mulutku yang tersumpal vagina Alda tak bisa melenguh kenikmatan karena spermaku keluar kedua kalinya, kali ini di dalam mulut Alda. Alda pun berbalik dan meludahkan spermaku tepat mengenai wajahku. Dia kembali menjilati sperma yang ada diwajahku sambil sesekali melumat bibirku dan disitu dia berkata "kamu lemah, bajingan!!" Aku hanya bisa pasrah mendengar perkataan Alda, aku tak bisa melawan ketika Alda menduduki kontiku yang sudah loyo karena diperas spermanya oleh Alda. Dia berusaha memasukkan kontiku yang sudah loyo ke vaginanya, menyentuh vagina Alda yang merah merekah dan basah membuat kontiku kembali mengacungkan kejantanannya. Dia berusaha memasukkan kontiku ke vaginannya yang sempit. Aku hanya diam tak bisa melawan, "Bless" kontiku masuk sepenuhnya ke vagina Alda diikuti suara lengkingan dan lenguhan di mulut Alda. Dia mulai menggenjot kontiku, terlihat air mata alda meleleh sambil mukanya menahan entah rasa sakit atau keenakan. Aku pun tak tau arti raut wajah Alda. "Sudah me, mas nyerah, mas minta ma..." Plak!! Belum selesai aku berkata-kata tamparan keras Alda tepat mengenai pipiku. Dia terus mengeksekusi kontiku yang sudah sangat ngilu sambil terus berkata "bajingan" dan berderai air mata. Genjotan Alda semakin keras membuatku tak bisa menahan kenikmatannya. "Aku mau keluar, me, minggir" pekik ku sambil berusaha mencabut
Kontiku. Tapi terlambat spermaku sudah terlanjur keluar kedalam vagina Alda sebelum aku mendorongnya. Alda pun terjatuh karena doronganku. Disitu dia menangis sejadi-jadinya. Kulihat spermaku mrembes keluar bercampur darah dari vagina Alda. Dia menatapku, tersirat dari mata yang penuh amarah dan kekecewaan tertuju padaku. Ditariknya kalung yang kuberikan dari lehernya, dilemparkannya padaku sambil berteriak "Kamu gak lebih dari bajingan mas, aku benci sama kamu, aku benci kamu udah ngancurin hidupku mas, ini sperma mu udah ada dalem rahimku kan? Jadi aku punya alasan buat bunuh diri sekarang" kata Alda sambil menangis tersedu-sedu. "Setelah aku mati,waktunya kamu tanggung jawab atas semua perbuatanmu". Tambah Alda. Aku terkejut mendengar perkataan Alda. Dia mengambil cutter yang biasa dipakai Putra untuk memotong senar pancing,dan memotong nadi tangan kirinya saat itu juga Darah mengucur deras dari luka sayatan di tangan kirinya....


Bersambung..
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd