BAB IV : MULAI SEKARANG PANGGIL KAMI MAMA DAN PAPA
Pov Suyatmi
Jam 04.30 wib, 6 Nopember 1989....
"Pagi dik", sapa suami ku berbisik di telinga.
"Pagi mas", sapa ku balik membuka mata melihat nya tersenyum pada ku.
"Yuk dik kita mandi besar, sekalian sholat subuh berjamaah". Ucap mas tono dengan lembut.
"Yuk mas!", sahut ku dengan semangat kemudian bangkit.
"Aaawww....". Teriak ku saat turun dari ranjang dan kembali duduk di ranjang.
"Kenapa dik, masih sakit punya kamu?", tanya suami ku khawatir dan segera ia memeluk ku dan ikut duduk di ranjang.
"Iya mas, pas turun tadi terasa nyeri di kemaluan adik", jawab ku mengiyakan pertanyaan suami ku.
"Boleh mas lihat dik punya mu", ucap suami ku khawatir.
"Ih mas, malu", jawab ku manja.
"Buat apa malu dik yatmi sayang, kita sudah suami istri, mas khawatir sama kamu dik".
Aku mengangguk kepala dan membiarkan tangan suami ku melihat vagina ku yang terasa nyeri pagi ini. Setelah ia melihat sendiri apa yang ada disana ia terkejut saat itu.
"Dik, kok berdarah, padahal semalam sudah berdarah", ucap mas tono kaget.
Aku juga kaget mendengar omongan mas tono, tetapi aku ingat periode menstruasi ku, aku jadi tersenyum dan mulai menggoda nya.
"Kok malah senyum-senyum dik, kita ke dokter aja ya takut nya kamu kenapa-kenapa?". Ucap suami ku panik.
"Nggak usah mas ke dokter, ini sudah biasa kok, cuma kasihan buat mas, bakalan libur 1 minggu,heheheh".
"Hahahaha....", tawa suami ku meledak.
"Libur seminggu mas ya, dik ndak dapet jatah". Ucap nya kemudian.
"Tapi....Tenang saja mas, adik bakal bantuin mas selama adik dapet tamu bulanan". Ucap ku sambil tersenyum supaya ia tidak kecewa karena aku sedang haid.
"Yaudah kamu istirahat saja dulu, mas mau mandi besar dan sholat subuh".
"Siap 86 ndan", ucap ku memperagakan gerakan tangan seperti menghormat.
"Bikin gemes kamu dik". Ucap nya sambil memencet hidung ku.
.
.
.
"Sayang, bangun gih", bisik suami ku.
Aku menoleh ke samping dan melihat semangkuk bubur ayam ia taruh terlebih dulu di meja rias.
"Mas suapin ya". Ucap nya setelah ia membawa semangkuk bubur ayam di hadapan ku.
Aku mengangguk dan mengelanjut manja di bahu nya.
"Aa..akh... Buka mulut nya sayang", ucap nya singkat sambil ia menyuapi bubur ayam pada ku.
Nyam..nyam..nyam.. Aku mengunyah bubur ayam yang di suapin nya.
"Gimana enak ngga bubur buatan mas", ucap mas tono menanyakan pada ku.
"Enak banget mas, pasti mas masak nya pake cinta ya", ucap ku menjawab omongan nya biar ia ikut senang.
"Kalo gitu mesti dihabisin bubur nya". Ucap mas tono tersenyum.
"Pasti habis mas, apalagi di suapin suami ku yang ganteng", jawab ku manja dan memuji mas tono untuk menumbuhkan rasa cinta kami berdua.
Akhir nya habis juga bubur ayam yang disuapin oleh mas tono suami ku, aku tersenyum bahagia mendapatkan suami gagah dan tampan menurut ukuran ku, perhatian dan sayang pada ku.
"Dik mas beresin dulu semua, setelah itu mas mau ngomong sama kamu dik". Ucap mas tono dengan wajah yang serius.
"Iya mas, maaf jadi mas yang repot urusin semua ini". Ucap ku mengiyakan omongan nya.
.
.
.
"Dik, boleh mas mau jujur sama kamu". Ucap mas tono memulai obrolan nya dengan serius dan tegas setelah tadi sebelum nya ia membereskan semua sarapan buat ku tadi.
"Memang apa mas yang mau mas omongin ? Kok serius bener kayak nya!", ucap ku santai biar suasana kami berdua nyaman.
"Pertama kali mas sangat bersyukur bisa menjadi suami kamu dik".
"Kedua mas mesti jujur sama kamu dik, dulu mas cowok nakal dan terkenal playboy serta perusak wanita, sejak kelas 1 SMA sudah banyak cewek yang telah mas pacari sampai 2 tahun kemaren mas sudah lebih dari 10 cewek yang kecewa dan sakit hati karena mas, dan 7 cewek diantara cewek tersebut telah mas gauli layak nya sebagai istri mas", ucap mas tono berhenti sejenak sambil menghela nafas nya.
"Dan sejak mas kenal sama kamu dik, mas seketika sadar akan semua kelakuan mas selama ini yang sudah banyak menyakiti dan bahkan ada yang trauma sampai masuk rumah sakit jiwa karena mas tinggalkan setelah mas renggut keperawanan nya". Ucap mas tono dengan wajah penuh penyesalan kemudian ia melanjutkan lagi omongan nya.
"Mas bertobat setelah mendapatkan mimpi, dalam mimpi itu mas berada di sebuah kampung yang penghuni nya ada 11 orang wanita, ke-10 wanita itu cantik-cantik semua dan hanya 1 wanita yang menurut mas paling cantik di sana yang memakai jilbab. Setiap malam mas selalu di gilir oleh ke -10 wanita itu, tiap detik, menit, jam bahkan hari mas selalu dipaksa untuk menggauli mereka, hingga tubuh mas makin lama makin kurus, dan hingga mas tidak bisa lagi memenuhi hasrat ke-10 wanita tersebut mas di ikat di sebuah pohon dalam keadaan telanjang dan tubuh kurus hingga tulang-tulang mas kelihatan, mas putus asa, ingin rasa nya mengakhiri hidup saat itu.
Hingga ada 1 orang wanita sangat cantik yang menggunakan jilbab yang menolong mas, melepaskan ikatan tubuh ku di pohon kemudian memakaikan pakaian pada ku. Wanita itu mengurus mas dari memandikan mas, memberi makan mas hingga mas kembali segar, tubuh mas mulai berisi kembali, tulang-tulang mulai sudah tidak kelihatan lagi. Mas ingin membalas budi pada nya dengan mengabdikan diri pada nya, cuma ia meminta syarat kalo ingin ia membalas budi, mas mesti menikahi nya karena ia satu-satu nya wanita di kampung itu yang masih suci dan mas wajib menjadi imam buat nya". Ucap mas tono, omongan nya sempat berhenti beberapa jenak, untuk menghela nafas nya kembali.
"Setelah mas terbangun dari mimpi itu, esok nya mas diajak teman mas sesama asrama saat mendapat liburan beberapa hari waktu mengikuti pendidikan secaba, ke tempat kiayi di pesantren di daerah demak karena memang setiap bulan ia selalu mengunjungi sang kiyai yang merupakan guru nya".
"Setelah memperkenalkan mas pada guru nya dan beberapa nasehat buat teman mas, kini sang kiyai melihat mas dan beliau berkata,"nak tono, kamu memimpikan 10 wanita dan 1 wanita berhijab semalam, kamu mau tau arti mimpi itu...?".
"Mas terbengong dan kaget, sang kiayi tau apa yang mas mimpi kan semalam, apa mesti mas ceritakan lagi mimpi itu?", gumam mas dalam hati".
"Sang kiayi hanya menggelengkan kepala, lalu ia berkata,"tidak usah kamu ceritakan, saya udah tau, cuma kamu bingung kan apa makna mimpi kamu itu?".
"Iya kiyai, mohon bimbingan nya", jawab mas mengiyakan omongan sang kiayi.
"Kiayi kemudian memberitahukan selama ini kamu telah mendzolimi 10 wanita dalam kehidupan nyata hingga ada yang sampai masuk rumah sakit jiwa gara-gara kelakuan kamu, dan mengenai 1 orang wanita hijab itu juga adalah orang yang baru kamu kenal baru-baru ini yang akan menolong kamu nanti nya, nah untuk mendapatkan nya kamu mesti benar-benar menjadi imam buat nya supaya kamu benar-benar layak buat nya, pertama kamu mesti bertobat, kedua kamu mesti meminta maaf pada ke-10 wanita yang kamu sakiti, dan jangan berani melamar nya jika belum kamu tunaikan kedua hal itu terlebih dahulu, karena bakalan aib mu terbongkar kalo tidak mendengar nasehat ini, tobat berarti tidak akan mengulangi perbuatan yang salah menurut ajaran islam yang kamu anut, kerjakan ibadah yang di wajibkan pada mu, tinggalkan semua larangan-Nya".
"Semua nasehat kiayi itu mas lakukan sampai mas diminta kembali lagi menghadap nya sendiri melalui pesan murid nya yang juga teman mas satu asrama, mas akhirnya menemui beliau, setelah ketemu beliau tersenyum lalu ia mulai bicara dan memberi nasehat pada mas,"segeralah kamu melamar gadis berjilbab itu, karena kamu telah menyelesaikan 2 hal tersebut dengan baik, cuma pesan saya jadilah imam yang baik buat istri mu, bimbing lah ia di jalan-Nya, dan ada satu yang tak bisa kukatakan karena itu rahasia-Nya, semoga kamu dan istri mu kelak jadi keluarga samawa".
"Itulah dik, jadi kamu itu ada dalam mimpi mas, dan mas harap kita berdua memulai kehidupan ini dengan lembaran baru yang bersih dan saling mendukung".
"Iya mas, adik bahagia sekali jadi istri mas, semoga mas selalu istoqomah dan bisa jadi imam terbaik buat adik, dan calon anak-anak kita kelak". Ucap ku lalu merebahkan tubuh ku pada suami ku dengan manja.
.
.
.
Mas tono dan aku malam ini sedang ngobrol santai, ia mau mengangkat anak keponakan nya yang bernama Rustam Anwar (nama samaran) yang sekarang berusia 8 tahun 11 bulan soalnya ia kasihan sama kakak perempuan nya yang kesulitan biaya karena mempunyai 8 orang anak termasuk Rustam Anwar (nama samaran) dan aku pun menyetujui nya tetapi aku juga berkeinginan yang sama dengan mas tono ingin mengangkat anak kakak sulung ku, hartini usia nya 6 tahun 10 bulan karena sejak kakak sulung ku menjadi janda ia kesulitan untuk membiayai sekolah anak-anak nya dan hartini tahun depan mau masuk sekolah.
Akhir nya mereka berdua mau diangkat anak oleh kami berdua, hartini dan rustam anwar akan menjadi bagian keluarga kecil kami mulai hari ini dan selama penugasan mas tono di pendopo Sumsel kami akan ikut serta bersama nya.
"Nak Rus, Tini, kalian berdua sudah kami minta ke orang tua kalian untuk kami asuh sebagai anak kami, mulai sekarang kalian panggil kami mama dan papa", ucap mas tono menjelaskan pada tini dan rustam di depan ku.
"Iya pa, ucap rustam menjawab omongan mas tono.
"Iya pa", jawab tini kemudian.
"Nah mulai besok kita akan pindah ke pendopo sebuah kecamatan di kabupaten muara enim provinsi sumatera selatan, papa di tugaskan disana di polsek pendopo dan kita akan menempati rumah dinas di komplek polsekta pendopo, kalian bertiga keberatan?", Ucapa suami ku menanyakan kepindahan kami sekeluarga ke pendopo sumsel.
"Kalo mama pasti ikut papa sama anak-anak, ya kan rus, tin".
Iya ma", jawab mereka berdua kompak.
" Nah kalian berdua istirahat nanti besok kita berangkat soalnya cuti papa sudah habis besok dan besok lusa nya papa mesti bertugas kembali di polsek pendopo".
"Iya pa, mama kami tidur duluan ya", ucap rustam pada ku sambil mencium tangan ku dan tangan suami ku yang sekarang jadi papa nya.
"Ma, tini juga mau pamit tidur". Ucap tini sambil mengikuti cara rustam mencium tangan ku dan suami ku.
.
.
.
Lanjutan nya di bawah.......